PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Mo Gun
membeli minum di minimarket, saat itu di kasir remaja dengan nama "Kim Pil
Ho" membeli rokok dan Kasir menghitung membayar 22,5 dolar. Mo Gun memperingatkan Jika menjual rokok ke anak di bawah umur, maka
akan melaporkan penjualnya.
“Atau aku
harus melaporkan orang yang membelinya?” ucap Mo Gun dingin
“Aku
bukan anak di bawah umur.” Kata Ji Hwan yang sedang memakain kostum sekolah, Mo
Gun teringat dengan Ji Hwan saat melakukan double date.
Keduanya
duduk di depan minimarket, Ji Hwan memberitahu Sutradara yang dikenalnya
meminta melakukan penampilan spesial jadi ke minimkarte untuk membeli barang-barang
untuk rekan aktornya karena masih anak baru di lokasi syuting.
“Begitu
rupanya... Studio rekamanku ada di dekat sini. Ini Lucu bagaimana kita bertemu
seperti ini. Kau tampak keren memakai seragam sekolah.” Ucap Mo Gun. Ji Hwan
mengucapkan Terima kasih.
“Apakah
kabar Ta Mi baik?” tanya Ji Hwan. Mo Gun pikir seperti itu lalu mengaku kalau
mereka sudah putus.
“Apa kau
baik-baik saja?” tanya Ji Hwan panik, Mo Gun mengaku tidak. Ji Hwan pun mengaku kalau ia akan segera
putus.
“Aku akan
menjalankan wamil.” Ucap Ji Hwan. Mo Gun pikir
Entah kondisi siapa di antara mereka yang lebih baik.
“Kita
berdua kalah karena hal-hal yang tidak bisa dikendalikan. Berpacaran, putus,
dan pemanggilan wamil. Semuanya hal-hal yang tidak bisa dikendalikan. Tidak ada
yang bisa kulakukan. Perpisahan terkadang bisa dibatalkan. Tapi aku tidak bisa
melakukan itu jika terkait pemanggilan wamil.” Kata Ji Hwan sedih. Mo Gun hanya
diam saja
“Apa Kau
sudah membeli senjata? Kau tahu kau harus membeli senjata sebelum menjalankan
wamil,kan?” kata Mo Gun
“Jika kau
akan terus membuat lelucon buruk seperti itu, aku akan pergi.” keluh Ji Hwan.
Mo Gun menganguk mengerti dengan menahan tawa.
“Semoga
beruntung.” Kata Ji Hwan. Mo Gun pun membalas agar Ji Hwan beruntung menjalani
wamil
Bong Gi
dkk berkumpul bersama, Ah Ra membahas mereka memiliki pangsa pasar tertinggi
sekarang, lalu memastikan Tim TF akan
tetap ada dan Mereka tidak akan memisahkan semua anggota tim. Jenny pikir itu
tak mungkin karena Selisihnya hanya dua persen.
“Ya,
keadaan bisa dengan mudah diputarbalikkan.” Ucap Jenny. Alex pikir Keadaannya
akan makin sulit mulai sekarang.
“Bertahan
di posisi pertama lebih sulit daripada memutarbalikkannya.” Kata Alex
“Aku
sangat senang mendengar tim kita akan tetap berlanjut.” Ucap Ah Ra. Bong Gi
juga merasakan hal yang sama.
“Omong-omong,
apakah kalian menyadari bahwa kita mendapat bonus?” kata Ah Ra. Alex mengaku itu
sangat memotivasi.
“Kita
mendapat bonus? Aku belum memeriksa itu.” Kata Bong Gi bingung. Ah Ra ingin
tahu apa yang akan dilakukan Alex dengan bonusnya.
“Aku
membeli saham. Aku akan menambah sahamku dengan bekerja keras.” Kata Alex. Dua
wanita memuji Alex yang sangatmenakjubkan.
“Itu akan
sungguh memotivasimu.” Kata Alex. Bong Gi melihat Bonus dari ponselnya tak
percaya kalau mereka dibayar sangat tinggi.
“Perusahaan
kita yang terbaik... "Barro adalah instan." Teriak Bong Gi. Salah
satu pegawai di sebelah mereka mengingatkan tidak di sini sendirian jadi
meminta agar memelankan suaranya.
Bong Gi
langsung meminta maaf, Para pegawai
mengeluh mereka itu berisik. Bong Gi melihat ID Card yang dipakai pegawai
adalah Unicon lalu hanya bisa menahan senyuman. Jenny mengangkat telp dari Hyun
bertanya apakah sudah selesai.
“Ya,
rapat baru saja berakhir. Mereka akan segera mengirim fail PPT padamu. Jadi,
tolong periksa ponselmu.” Ucap Hyun lalu masuk mobil.
“Aku
sudah kembali. Apa kalian sudah makan siang? Bagaimana dengan Tammy?” tanya
Hyun. Jenny menjawab tidak. Hyun mengeluh Seharusnya mengajak Ta Mi untuk ikut
juga lalu menutup telpnya. Ia pun memesan bahan makana dari "Oasis"
dan penasaran apakah Ta Mi bisa masak.
Sementara
Tuan Park bertemu dengan pegawai lainya diruanganya. Si pegawai
memberitahu Penonton, serta kritikus,
merespons dengan baik, karean Kabar akan terus menyebar, jadi akan mencapai BEP
pekan depan. Tuan Oh meminta agar membuat rencana makan malam dengan Sutradara
Yu saat dia tiba di Korea.
“Serta,
setahuku, ulang tahun istrinya adalah pekan depan.” Kata si pegawai
“Kirim
hadiah yang pas ke kediaman mereka.” Kata Tuan Oh. Pegawai lain memberitahu sebuah
artikel telah dirilis.
Di ruang
rapat terlihat sedikit tegang, Ga Kyung bertanya Apa yang terjadi. Pegawai
wanita memastikan kalau Ga Kyung akan bercerai. Semua dalam ruangan rapat
terlihat gaduh, Ga Kyung hanya diam saja.
Hyun
menghentikan mobilnya dilampu merah menatap didepan gedung Unicon. Ia heran
karena banyak wartawan yang menunggu.
Ga Kyung
menerima telp dari Tuan Oh yang bertanya apakah ada wartawan digedungnya juga.
Ga Kyung pikir mereka pasti pasangan selebritas dan terlihat santai. Tuan Oh
pikir akan datang menjemput. Ga Kyung menolak karena akan menginap di hotel.
“Kau juga
harus tidur di tempat lain. Jangan memberi mereka apa pun untuk menulis
artikel... Ya, aku baik-baik saja.” Ucap Ga Kyng lalu menutu telp.
“Aku akan
menyiapkan mobil untukmu.” Kata Sek Ga Kyung masuk ruangan.
“Memakai
mobil perusahaan seperti memasang pelacak di punggungku. Aku akan memakai
mobilku saja.” Kata Ga Kyung
Ga Kyung
baru saja akan menuju parkiran, tapi saat itu wartawan sudah menunggu dan siap
mengejarnya. Hyun tiba-tiba datang langsung menarik tangan Ga Kyung dan
membawanya masuk ke dalam mobil. Ia menurunkan kursi sampai Ga Kyung terlihat
berbaring.
“Hyun,
apa yang kau lakukan?” tanya Ga Kyung binggung karena Hyun sampai menutup
wajahnya dengan kemeja.
“Tujuanku
hari ini adalah tidak membiarkan mereka memotretmu.” Ucap Hyun lalu mengancam
wartawan agar tak mendekat.
“Hei... Menjauh.
Minggir!.. Burung bangkai sialan itu... Semoga beruntung dengan foto-foto samar
kalian.” Ucap Hyun berusaha menerobos keluar dari kerumunan wartawan. Ga Kyung
melihat sikap Hyun hanya bisa tersenyum bahagia.
Hyun
mengajak Ga Kyung ke rumahnya, Ga Kyung memuji rumah Hyun yang bagus dan yakin
kalau pasti menghasilkan banyak uang. Hyun mengaku Bank memiliki semuanya kecuali
kamar mandi dan mengajak duduk.
“Kau
tidak akan bisa mengundurkan diri dalam waktu dekat... Ga Gyung, apa kau
baik-baik saja?” tanya Hyun khawatir.
“Mengenai
apa?” tanya Ga Kyung. Hyun menjawab masalah perceraian dan berpikir untuk menghiburnya
atau mengucapkan selamat.
“Apa pun
itu, kau sudah melakukannya.” Ucap Ga Kyung santai melihat sikap Hyun hanya
bisa tersenyum.
“Kau bisa
menginap di sini selama yang kau butuhkan. Satu atau dua bulan, atau bahkan
setahun... Ga Kyung, jangan berpikir kau sendirian melewati ini. Paham?” ucap
Hyun dengan wajah khawatir. Ga Kyung hanya bisa tertawa.
“Kenapa
kau tertawa?” tanya Hyun heran. Ga Kyung meminta maaf karena menurutnya Hyun menggemaskan.
Hyun mengeluh mendengarnya, Ga Kyung tak sengaja melihat tangan Hyun yang
terluka.
“Apa ini?
Kapan ini terjadi?” tanya Ga Kyung yang kali ini panik. Hyun juga tak tahu dan
berpikir pasti tergores di tempat parkir dan merasa baik-baik saja karena tidak sakit.
Ga Kyung
memberikan plester ditangan Hyun sambil mengejek kalau sebelumnya Hyun bilang
tidak akan terluka selagi melindunginya. Hyun pikir Ini tidak termasuk cedera
karean Ini hanya tergores dan Lebih tepatnya luka gores kecil.
“Aku
tidak punya tempat lain untuk meletakkannya.” Ucap Hyun melihat tatapan Ga
Kyung pada foto yang mengunakan baju judo.
“Terkadang
aku merasa terjebak saat aku berpikir bagaimana harus membalasmu.” Kata Ga
Kyung sedih
“Sekalipun
aku kembali ke hari itu, sekalipun aku tahu aku akan terluka dan harus
merelakan judo karenanya, aku akan tetap melakukan hal yang sama. Jangan pernah
menganggapnya sebagai utang. Kau memberiku jalan lain yang bisa kuambil, dan
aku menyukainya.” Kata Hyun
“Terima
kasih sudah mengatakan itu. Terima kasih juga karena sudah menyelamatkanku hari
ini.” Kata Ga Kyung
“Saat aku
membutukan bantuan suatu hari nanti, kau bisa hadir untuk melindungi dan
menyelamatkanku. Setidaknya sekali dalam hidupku, akan ada suatu saat untukmu
melakukan hal itu.” Ucap Hyun. Ga Kyung pun berjanji.
Sementara
Orang Tua Ga Kyung bertemu dengan Nyonya Jang. Ibu Ga Kyung pikir masih ada dua
pekan lagi sebelum perceraian ini diputuskan. Sebelum berkasnya diproses, jika Nyonya
Jang bisa menghentikan ini... Nyonya Jang menatap sinis bertanya apa yang akan
terjadi.
“Publik
sudah tahu. Haruskah kita membuat pernyataan mengatakan mereka berubah pikiran?
Haruskah keluarga ini menunduk serendah itu?” ucap Nyonya Jang sinis.
“Anda
benar, Bu. Berani-beraninya putriku menodai reputasi KU! Aku sungguh terkejut. Seorang
putri yang menimbulkan masalah dan menyusahkan orang tuanya bukan putri yang
kami butuhkan. Aku dan istriku tidak akan pernah melupakan kebaikan yang telah
Anda perlihatkan. Kami akan selalu membela Anda.” Kata Tuan Song memohon.
“Siapa
yang mengira ada orang tua yang lebih kejam daripada aku? Ga Kyung, aku merasa
kasihan padamu.” Ungkap Nyonya Jang
“Bu, jika
kita bisa melanjutkan hubungan kita...” kata Tuan Song, Nyonya Jang langsung
menyela.
“Pak Song,
yang kubutuhkan adalah Ga Kyung, bukan kau. Putri kalian hidup sebagai budak untuk
mertuanya agar kalian bisa membangun kembali bisnis kalian. Apa kalian tidak
punya malu? Kalian menyedihkan jika kalian menanyakan pendapatku. Tidak mengherankan
bisnis kalian bangkrut!” ucap Nyonya Jang sinis. Keduanya hanya bisa tertunduk
diam.
Ta Mi
terbangun dengan alarm yang berbunyi dan masih pukul 2 pagi, tapi tak bisa
kembali tidur. Ia akhirnya pergi ke kamar mandi dan melihat alat pencukur Mo
Gun yang tertinggal. Akhirnya ia memasukan semua barang Mo Gun dan ingin
membuangnya.
Tapi saat
membuka pintu ada sebuah kotak didepan pintu, Ta Mi pun bertanya-tanya siapa
yang mengirim dan melihat isinya adalah bahan makanan. Ia menerima pesan dari
Hyun.
“Kau akan
menemukan kiriman di luar pintumu. Aku mengirim makanan, jadi, jangan lupa
makan. Kau berterima kasih, bukan? Aku tahu, jadi, tidak perlu membalas. Makan
sarapan sebelum datang ke kantor. Aku akan memeriksanya.”
Ta Mi
terdiam melihat pakaian Mo Gun akhirnya hanya ada didepan pintu dan tak
dibuang.
Ta Mi
duduk di ayunan, Ah Ra bergegas datang bertanya Apakah ada masalah dengan wajah
panik. Ta Mi teringat dengan Ah Ra yang menyuruhnya berkunjung saat merasa
sedih dan akan menunggu. Ah Ran mengaku tidak mengira Ta Mi akan berkunjung
pukul 3 dini hari.
“Kau
masih membuat komentar tajam seperti biasanya. Kenapa kamu bergadang dan
menerimaku?” ucap Ta Mi
“Aku
tidak mau menyia-nyiakan malamku dengan tidur di usia 20-an. Aku senang
memiliki pekerjaan yang bisa kudatangi saat pagi, tapi aku tidak ingin bekerja.”
Ucap Ah Rah
“Itu akan
tetap sama bahkan di usia 30-an.” Kata Ta Mi. Ah Ra tak percaya dan bertanya
apa yang akan dilakukan.
“Lakukan
hal yang sama. Pikirkan tagihan kartu kreditmu.” Ucap Ta Mi. Ah Ra pikir benar juga.
“Kartu
kredit menakutkan.” Ucap Ah Ra. Ta Mi pikir Perpisahan sama sekali tidak
menakutkan tapi Tagihan kartu kredit, bunga pinjaman. Itu sungguh menakutkan.
“Kenapa
kalian berpisah?” tanya Ah Ra berani bertanya. Ta Mi mengaku A memilih jalan
dengan akhir yang sudah jelas dan melihat ujungnya itu.
“Aku tahu
akan berakhir seperti ini dan tidak bisa menghentikannya. Bersamanya membuatku
bahagia. Aku pikir akan bersikap tenang
bahkan setelah berpisah.” Akui Ta Mi
“Melihatmu
menangis di tempat karaoke, Aku cukup
terkejut.” Kata Ah Ra
“Perpisahan
terasa seperti kali pertama setua apa pun dirimu. Kau akan selalu kalah dan kau
tidak akan tahu apa yang harus dilakukan. Kau tidak akan pernah terbiasa
dengannya.” Ucap Ta Mi
“Sekalipun
demikian, waktu akan menyembuhkanmu, kan?” kata Ah Ra. Ta Mi pikir benar karean
Semuanya akan berlalu.
“Aku tahu
itu, jadi, kenapa rasanya seakan-akan ini akan bertahan selamanya?” ungkap Ta
Mi Sedih.
Tuan Oh
duduk di ruang TV sambil menonton Berita “Berikutnya. Pada pukul 2 dini hari
pada tanggal 1 Agustus, waktu Korea, Bu Yoon, seorang wanita berusia 40-an
tewas di dalam mobil Makin banyak turis menyewa mobil Makin banyak turis
menyewa mobil saat berwisata di luar negeri, dan kecelakaan terkait dengannya
terus...”
Ia
seperti bernafas lega karena bukan Ga Kyung lalu mengambil kopi di dapur, Ga
Kyung pulang kaget melihat Tuan Oh ada dirumah karena tak mengira. Tuan Oh
mengaku baru sampai untuk mengambil beberapa barang.
“Kau
menginap di mana semalam?” tanya Tuan Oh. Ga Kyung menjawa di rumah Hyun.
“Bagus. Apa
kau mau Kopi?” kata Tuan Oh, Ga Kyung menolak lalu memberitahu Sampai
amenemukan tempat baru, maka ingin tinggal di rumah ini sementara.
“Kenapa
kau membutuhkan tempat baru?” tanya Tuan Oh. Ga Kyung piir Media melaporkan
perceraian merkea jadi aneh jika tetap tinggal bersama.
“Jika
seseorang tahu, mereka tentu akan mengatakan perceraian kita bohong. Itu akan
menyulitkan aku.” Kata Ga Kyung
“Aku
membuat janji dengan kantor pusat di AS. Tinggallah di sini. Aku akan berhenti
singgah. Aku membeli rumah ini untukmu sejak awal.” Kata Tuan Oh
“Aku
tidak punya alasan untuk menerima alimentasi darimu.” Ucap Ga Kyung.
“Ini
bukan alimentasi. Ini hadiah... Hadiah perceraian. Izinkan aku melakukan itu Jika
semua yang kuberikan padamu adalah ketidakbahagiaan, maka aku akan merasa
terlalu sedih.” Kata Tuan Oh. Ga Kyung pun akan menerimanya.
“Terima
kasih... Apa yang harus kulakukan saat aku merindukanmu? Jika aku tidak bisa
datang ke sini, aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan.”kata Tuan Oh
“Buatlah
sebuah alasan. Kau memproduksi film. Jadi Kau bisa membuat sebuah alasan.” Kata
Ga Kyung. Tuan Oh berjanji akan melakukan itu.
Hyun tak
percaya kalau pemerintah ingin melihat informasi pribadi, padahal baru saja tak
percaya kalau mereka ingin menyensor
kata kunci waktu nyata, dan kini mereka ingin melihat informasi pribadi. Ta Mi
hanya bisa menganguk dan Tuan Min hanya bisa diam.
“Jika
pemerintah menginginkannya, Apa kita harus menyerahkan informasi pribadi tanpa
proses yang seharusnya? Apa mereka gila? Itu berarti mereka ingin memonitor
gerak-gerik semua orang. Lalu? Apa yang kamu katakan?” tanya Hyun
“Tentu
saja aku menolaknya. Tapi ini adalah orang-orang yang menuntut agar kita setuju
menyensor kata kunci waktu nyata dan memasukkannya dalam kontrak kita. Mereka
tidak akan menyerah dengan mudah.” Jelas Tuan Min
“Apa itu
berarti mereka akan terus menekan kita?” tanya Hyun
“Mereka
tidak akan perlu mencobanya jika mereka menyerah dengan mudah. Mereka mengambil
risiko besar. Fakta bahwa mereka melakukan langkah yang berisiko tinggi berarti
mereka membutuhkan ini. “kata Ta Mi
“Jika
mereka menekan kita sekali lagi dalam cara apa pun, aku akan membuat ini
diperhatikan organisasi pemerintahan sendiri. Mari bekerja sama dengan Unicon.”
Kata Hyun
“Bu Song
mungkin memiliki pendapat yang berbeda.” Kata Ta Mi, Hyun pun terpercaya
mendengarnya.
Ga Kyung
bertemu dengan ibu mertuanya. Nyonya Jang tak percaya kalau Ga Kyung pergi ke
Rumah Biru dan mengatakan tujuh juta dolar terlalu kecil, lalu berani bernegosiasi
dengan presiden. Ia mengeluh Ga Kyung itu
memang kurang ajar.
“Apa Anda
di sini sebagai Pimpinan KU Group Jang Hee Eunatau sebagai anjingnya presiden?”
ucap Ga Kyung
“Akan
kita lihat siapa yang merupakan anjingnya siapa. Bertindak terlalu cepat
membuatmu gegabah. Jika tujuh juta dolar untuk listrik itu terlalu kecil, bagaimana
jika KU Electronics memilih Unicon sebagai rekan bisnis AI mereka?” kata Nyonya
Jang
“Dengan
mengizinkan orang-orang melihat informasi pribadi, itu kesepakatan yang terlalu
bagus. AI dan robot adalah masa depan untuk portal web. Apa kau pikir ini
bahkan bisa dinilai dengan mata uang?” kata Nyonya Jang menyindir
“Anda
membawa tawaran yang layak dipertimbangkan.” Komentar Ga Kyung
“Butuh
makanan yang lezat untuk meningkatkan selera seseorang. Kita tinggal bersama
selama 10 tahun. Bukankah kita sudah cukup tahu selera satu sama lain? Kamu,
Dirut Song, dan aku, Pimpinan Jang.”ucap Nyonya Jang
“Pimpinan...
Di mana alimentasiku?” tanya Ga Kyung, wajah Nyonya Jang langsung terlihat
sinis.
“Ga Kyung
Kau takut kepadaku, bukan? Karena itu kamu ingin mengalahkanku.” Kata Nyonya
Jang
“Bukankah
Anda takut kepadaku? Aku punya banyak informasi tentang Anda. Mulai dari usaha
Anda memalsukan berita dan kata kunci waktu nyata.” Kata Ga Kyung
Nyonya
Jang mengeluh itu membosankan jadi meminta agar behenti mengancamnya dengan itu
menurutnya Jika Ga Kyung mengekspos itu, maka ia akan dianggap sebagai kaki tangan
jadi tak ada keuntunganya melakukan itu?
“Aku tahu
bentuk keinginanmu. Kau ingin Menyeret dirimu untuk menghancurkan aku? Jadi Lakukan
sesuai perintah Rumah Biru. Aku akan memberimu sayap untuk keinginanmu.” Ucap Nyonya
Jang lalu membaca pesan di ponselnya dan menyalakan TV karena baru saja
diterima.
Berita di
TV “Dalam
konferensi pers pagi ini, juru bicara Rumah Biru mengumumkan bahwa listrik
untuk pusat data internet akan diberikan dengan harga industri dan bukan dengan
biaya rumah tangga yang standar.”
“Juru Bicara Noh mengatakan jika
industri TI Korea ingin bersaing dalam level internasional, dukungan pemerintah
seperti itu dibutuhkan. Dia mengharapkan dukungan finansial seperti itu akan
membantu meningkatkan industri TI selangkah lebih maju.”
Ga Kyung
terdiam mendengar berita, Nyonya Jang terlihat bisa menang melawan mantan
menantunya.
Ta Mi
masuk ruangan dengan wajah panik bertanya pada Brian apakah menonton berita.
Brian hanya diam saja, Hyun tahu pasti Mereka memaksakannya dan akan memberi
kompensasi lebih dahulu agar tidak bisa kita tolak, Brian memberitahu kalau
pemerintah ingin mereka menyerah.
“Wah,
para bedebah ini... Di mana mereka belajar melakukan ini?” kata Hyun marah
“Unicon
juga akan didengar. Mari kita lihat apa pendapat mereka.” Ucap Ta Mi. Brian
menganguk setuju.
“Scarlett,
telepon organisasi pemerintahan sendiri dan adakan diskusi. Besok atau lusa,
makin cepat makin baik.” Ucap Brian.
Mo Gun
selesai mendengarkan musiknya, dua pegawai wanita langsun memuji kalau Mo Gun
memang luar biasa jadi tidak mengira akan mengubahnya menjadi genre baru. Joon
Soo berkomentar Mo Gun terlihat lebih kurus dan berpikir sedang diet.
“Atau kamu
hendak memberitahuku bahwa kau bekerja sangat keras?” ejek Joon Soo
“Apa kau
menyukai karyaku?” tanya Mo Gun bangga. Joon Soo pikir Hanya itu yang bisa dilakukan musik.
“Games nyalah
yang lebih penting. Begitu banyak orang menantikan gamesini.Anggap dirimu
beruntung bisa menjadi bagian dalam proyek ini.” Ejek Joon Soo
“Julie...
Bisa kita luncurkan lebih cepat? Unicon juga akan meluncurkan gim baru 10 hari
setelahnya. Aku khawatir mereka akan mencuri sorotan kita.” Kata Joon Soo
“Kami
juga memikirkan hal itu. Tapi kami bekerja keras menyelesaikan semua dengan
sempurna. Kita mungkin harus menunda peluncurannya, tapi kita tidak bisa
meluncurkannya lebih cepat dari rencana. Karena itu kami juga berpikir untuk
menundanya selama sebulan. Kami akan memberimu umpan balik mengenai musiknya setelah
mengumpulkan pendapat semua orang.” Kata Jullie.
Mo Gun
terdiam melihat berita di layar "Profesor Yoon Yeon Jeong dari Universitas
Myungsung meninggal" lalu mencoba melihat dari laptop disampingnya untuk
memastika, dan tak percaya kalau memang itu wajah ibunya lalu bergegas pergi.
Joon Soo
binggung lalu memastikan kalau Mo Gun baru saja mengatakan "Ibu".
Pegawainya membenarkan kalau Mo Gun mengatakan itu. Joon Soo heran Mo Gun mendengar
tentang kematian ibunya dari artikel berita "Profesor Yoon Yeon Jeong dari
Universitas Myungsung meninggal"
Ta Mi
berbicara pada Jennya agar mengirimkan analisis
yang memperlihatkan berapa pengguna yang
mereka miliki dari tiap generasi. Jenny menganguk mengerti. Ta Mi pun meminta Alex. Ellie agar mencari
referensi untuk menciptakan ide pemasaran untuk pengguna berusia 50 tahun ke
atas. Joon Soo tiba-tiba datang
“Apa yang
kamu lakukan di sini? Dan kau harus memanggilku...” kata Ta Mi yang langsung
disela Joon Soo menyebut nama Mo Gun.
“Kau
berkencan dengannya, kan? Direktur Park Morgan.” Kata Joon Soo. Ta Mi mengeluh
Joon Soo mengatakan itu di sini.
“Dia
pergi di tengah rapat... Ibunya meninggal. Berita kematiannya diunggah di
internet. Dan Ini tas Direktur Park.” Ucap Joon Soo memberikan tas Mo Gun.
Ta Mi
terdiam dan terlihat shock, memegang tas Mo Gun lalu melihat bajunya yang
terang lalu meminta Ah Ra meminjam jaketnya yang berwarna gelap. Ah Ra pun
memberikan jasnya.
Moo Gun
berlari ke rumah duka mencari tempatnya ibunya disemayamkan, lalu terdiam
melihat nama ibunya "Yoon Yeon Jeong, Suami Park Jae Min, Putra Park Sin
Woo" Ia kecewa karena namanya tak tertulis akhirnya memilih untuk berbalik
arah melihat anak ibunya yang menerima pelayat.
Mo Gun
duduk lemas mengingat saat terakhir kali bertemu dengan ibunya, sang ibu
memegang tangan anaknya karena akan pergi. Mo Gun pikir Dua pekan itu ideal dan
bertanya Apakah Ibu juga pergi ke tempat lain. Nyonya Yoon mengaku hanya Paris
kali ini.
“Ibu
selalu mengatakan ingin pindah ke Paris. Ini Pasti menyenangkan.” Ucap Mo Gun
terakhir kali pada ibunya.
Mo Gun
duduk diam dengan mata berkaca-kaca, Ta Mi datang melihat Mo Gun mencoba untuk
tetap tenang. Mo Gun terdiam melihat Ta Mi yang datang, Ta Mi bertanya apakah
Mo Gun sudah melihat ibunya. Mo Gun mengelengkan kepala. Ta Mi mengajak Mo Gun
masuk.
“Bagaimana
caraku memperkenalkan diri? Keluarga ibuku tidak tahu aku ada. Aku tidak bisa
masuk ke sana.” Ucap Mo Gun sedih
“Aku tahu
siapa kau Dan ibumu juga tahu siapa kau. Aku yakin dia menunggumu.” Ucap Ta Mi
menarik tangan Mo Gun untuk berdiri. Mo Gun pun berdiri dengan Ta Mi yang
mengandeng erat tanganya.
Mo Gun terdiam
menahan tangisnya saat melihat foto ibunya, Ta Mi memegang tangan Mo Gun dengan
erat agar bisa bertahan. Suami Nyonya Yoon mengucapkan Terima kasih sudah
datang dan bertanya Bagaimana mengenal istrinya.
“Kami
mahasiswanya dahulu.” Ucap Ta Mi. Mo Gun hanya bisa terdiam. Suami Nyonya Yoon
menganguk mengerti.
“Istriku
pasti profesor yang baik.” Kata Suami Nyonya Oh, Mo Gun menatap adik tirinya
yang mengantikan dirinya.
Akhirnya Mo
Gun duduk di luar ruangan menceritakan kalau ibunya meminta maaf padanya karena telah
menelantarkannya. Ia tak percaya kalau ibunya bisa melakukan ini padanya,
membuatnya sedih. Ia tak habis pikir ibunya bisa melakukan ini dari awal hingga
akhir.
“Dia
memberitahuku dia akan memberiku hadiah yang mahal dan berjanji akan pergi ke
Paris denganku lain kali. Aku hendak menyiapkan perjalanan kami.” Ungkap Mo Gun
sambil menangis, Ta Mi memeluknya.
“Aku tidak
pernah berwisata dengannya. Aku tidak pernah menonton film dengannya. Dan aku
bahkan tidak pernah bisa minum dengannya. Aku berusaha keras memahaminya. Tapi
kenapa dia selalu melukaiku seperti ini?” ucap Mo Gun terus menangis.
“Jika
keadaannya akan seperti ini, seharusnya dia tidak kembali ke kehidupanku sejak
awal. Keadaanku lebih baik tidak mengenalnya. Jika aku tetap menjadi anak yatim
piatu yang ditelantarkan, aku tidak akan pernah menderita sakit hati seperti
ini.” Kata Mo Gun. Ta Mi terus memeluk Mo Gun membiarkan terus menangis.
Ta Mi
melihat Mo Gun yang tertidur lelap didalam mobilnya, seperti Mo Gun sangat
lelah setelah menangis. Akhirnya Ia hanya bisa menangis lalu membalikan
badanya, Mo Gun terbangun dan tersadar kalau ada di mobil Ta Mi, lalu melihat
bahu Ta Mi seperti orang yang sedang menangis.
Mo Gun
ingin keluar tapi akhirnya menahan diri untuk tak keluar, lalu terdiam dengan
wajah sedih. Beberapa saat kemudian, Ta Mi dan Mo Gun seperti duduk di tempat
yang berbeda lalu mengetik keyword di komputer "Cara rujuk dengan
mantan"
Bersambung
ke episode 16
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Ayo tinggsl dikit,semangat
BalasHapus