PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Da In
selesai memberikan penampilanya, Ta Mi melihat Mo Gun duduk dibangku depan lalu
mengikutinya setelah acara selesai. Mo Gun sengaja datang ke ruangan make up
menemui Da In. Ta Mi hanya bisa terdiam. Mo Gun mengaku sudah lama tidak menikmati
sebuah resital.
“Ternyata
Kau datang. Aku tidak tahu. Bagaimana penampilanku? Apakah bagus?” tanya Da In
“Kau
hebat. Tidak ada satu kesalahan pun.” Ucap Mo Gun memuji. Mo Gun menawarkan
diri untuk bekerja sama jika memintanya. Ta Mi hanya bisa terdiam didepan pintu
ruangan make up.
Flash Back
Ta Mi
tersenyum bahagia melihat Undangan ke
resital Da In akhirnya sudah siap lalu
berpikir kalau merasa gugup. Da In mengaku tidak merasa gugup tentang resital
itu, tapi merasa cinta pertamanya akan datang jadi merasa gugup.
Ta Mi
terus melihat Da In dan Mo Gun saling menebar senyum. Da In memberitahu kalau
Orang tuanya datang, jadi harus pergi saat itu temanya datang bertanya siapa
pria itu dan berpikir pada Da In. Ta Mi seperti makin merasa sakit hati
mendengarnya.
“Dia
bukan pacarku... Tapi Dia cinta pertamaku.” Akui Da In. Mo Gun terlihat kaget
mendengarnya.
“Cinta
pertamamu terlalu tampan. Aku ragu itu akan berakhir seperti itu... Kau Kerjamu
bagus hari ini. Istirahatlah.” Ucap Teman Da In.
“Baik,
kerjamu juga bagus hari ini.” Ucap Da In. Lalu Teman Da In hanya pen pergi. Ta
Mi hanya bisa terdiam melihat kedekatakan keduanya.
Mo Gun
mengaku tidak tahu soal cinta pertama itu. Da In pun tak menyangkalnya lalu
bertanya Apa kegiatannya hari ini. Mo Gun kaget Da In langsung mengajak
bertemu. Da In pikir mengajak Mo Gun yang
bekerja dengannya jadi mereka harus rapat lebih dahulu.
“Tidakkah
kau lelah?” ucap Mo Gun, Da In mengaku tak sama sekali.
Mo Gun
dan Da In bertemu di restoran, Mo Gun membahas kalau Da IN pasti tahu, perasaan
sebuah lagu sangat berbeda tergantung siapa yang memainkannya. Tapi belum
menemukan musisi yang memenuhi ekspektasinya.
“Tapi
setelah aku melihat resitalmu, akhirnya aku menemukannya. Dari semua pujian
yang kudengar hari ini, itu yang paling mengharukan. Terima kasih sudah
menerima tawaranku.” Ucap Mo Gun
“Bagaimana
aku bisa menolak jika dirutnya sendiri yang datang untuk memilihku? Kirimkan
lagunya kepadaku.” kata Da In malu-malu
“Baik,
itu tidak terlalu sulit. Berapa lama yang kamu butuhkan untuk berlatih?” tanya
Mo Gun
“Aku
cepat belajar... Tidak hanya mahir, aku juga cepat.” Ucap Da In bangga terlihat
sedikit mengoda Mo Gun.
“Apa kau
selalu seperti ini?” ejek Mo Gun. Da In merasa hatinya masih di atas panggung
dan merasa tak percaya bisa makan dengan Mo Gunseperti ini.
Ta Mi
menelp seseorang bertanya apakah bisa bertemu, lalu dengan nada sinis berpikir
kalau waktunya tidak tepat. Akhirnya Ta Mi berjalan keluar gedung, menatap Mo
Gun yang duduk menunggu terlihat sangat tampan dan muda, sangat mengoda. Ia
teringat saat pertemuan mereka ditempat yang sama sebelumnya.
“Aku
lebih suka tidak ada kesempatan lain. Usiaku 38 tahun. Aku sudah bukan di usia
di mana aku memilih sesuatu yang akan berakhir. Aku tidak boleh gegabah, dan
aku tahu bagaimana hal tertentu akan berakhir.”
Akhirnya
Mo Gun melihat Ta Mi yang datang lalu berjalan mendekatinya, saat itu berbeda
saat sebelumnya Ta Mi yang mendekati Mo Gun. Ta Mi menatap Mo Gun langsung
berkata kalau berpikir aku tahu segalanya tapi
terlalu arogan.
“Menurutmu
bagaimana kita akan berakhir?” tanya Ta Mi. Mo Gun menjawab Menurutnya merekaakan
berakhir saling mencintai.
“Apa
Karena itukah kau tidak menghubungiku?” tanya Ta Mi. Mo Gun berpikir Ta Mi
mungkin akan melarikan diri jika aku terlalu menekannya kali ini.
“Apakah
kau sudah menenangkan pikiranmu?” tanya Mo Gun, Ta Mi meminta agar Mo Gun
membelikan sepasang anting-anting.
“Pada
hari pertama pertemuan kita, aku membeli sepasang anting-anting setelah
bermalam denganmu. Tapi aku kehilangan anting-anting itu. Aku meminjamkannya
kepada seseorang, tapi dia menghilangkannya. Itu sungguh menyebalkan dan Itu
sangat menggangguku.” Akui Ta Mi.
Mereka
pergi ke toko perhiasan, Ta Mi memilih anting yang sama lalu memberitahu
pegawai kalau akan membeli itu. Mo Gun meminta akan membeli kalungnya. Akhirnya
pegawai datang membawa sepasang anting dan kalung.
“Aku
ingin memakainya. Maukah kau memakaikannya untukku?” ucap Ta Mi. Mo Gun pun
memakaikan anting ditelinga Ta Mi.
Keduanya
berjalan pulang, Mo Gun bertanya Kepada
siapa Ta Mi meminjamkan anting-anting
itu. Ta Mi menjawab pada guru pianonya. Mo Gun mengeluh guru itu orang yang
jahat karena membuatnya kesal akibat menghilangkannya.
“Aku
menyetir ke sini. Aku akan pergi sekarang. Terima kasih untuk anting-anting
ini.” Ucap Ta Mi berhenti melangkah.
“Apa yang
kau pikirkan? Apa yang ada di benakmu? Kenapa kau membuatku gelisah?” kata Mo
Gun melihat tatapan Ta Mi
“Morgan...
Apakah kau ingin aku melepaskanmu? Akankah kau pergi jika aku melepaskanmu?”
ucap Ta Mi
“ Apakah
kau ingin melepaskanku? Apa kau ingin melepaskanku sekarang?” tanya Mo Gun
membalas
“Tidak,
aku ingin mempertahankanmu. Aku menggunakan anting-anting sebagai alasan untuk
mengajakmu pergi. Aku tahu kita bertengkar karena harga diri kita, tapi aku
malah melupakan harga diriku karena aku ingin mempertahankanmu.” Akui Ta Mi
“Berhenti
mengatakan sebaliknya dan katakan kamu mau mempertahankanku.” Kata Mo Gun
“Lantas
kenapa jika aku ingin mempertahankanmu? Menurutmu apa yang akan terjadi jika
aku memliih untuk mempertahankanmu? Aku tahu bahwa impianmu adalah membangun
sebuah keluarga, dan aku bahkan tahu kisah pribadimu.” Jelas Ta Mi
“Sulit
bagiku untuk mengabaikan itu. Rasanya tidak tahu malu memaksakanmu untuk
memahami nilai-nilaiku padahal aku tahu betapa berartinya membangun sebuah
keluarga bagimu. Impianmu adalah sesuatu yang harus kuhargai.” Ungkap Ta Mi
“Dan aku
tidak bisa berhenti memikirkan bahwa itulah yang pada akhirnya akan membuatmu
bahagia. Aku sangat yakin oleh itu. Aku sepuluh tahun lebih tua darimu. Jadi,
aku merasa menghalangimu mendapatkan apa yang kamu inginkan dengan
mempertahankanmu.” Kata Ta Mi
“Kau
salah... Bukan kau yang mempertahankanku. Tapi Aku yang mempertahankanmu,
memohonmu untuk tinggal. Apa Kau tahu kenapa? Karena jika tidak, aku tahu kau
akan melepaskanku. Aku tahu akulah yang berusaha keras dalam hubungan ini.”
Ucap Mo Gun
“Aku tahu
ini akan berakhir begitu aku melepaskannya. Dan itu selalu melukaiku. Fakta
bahwa kau tidak akan pernah sepenuhnya membuka diri kepadaku karena rasa
bersalahmu itu. Sama seperti hari ini. Sangat mudah bagimu untuk mengatakan
bahwa kau akan melepaskanku.” Ucap Mo Gun.
Ta Mi hanya
bisa diam saja, Mo Gun pikir jika mudah bagi Ta Mi mengatakan itu, lakukanlah dan lepaskan
jadi Berhentilah membuat alasan untuk
menunjukkan bahwa Ta Mi tidak mencintainya, lalu pamit pergi walaupun
menurutnya sulit untuk melihat Ta Mi sekarang. Ta Mi hanya diam saja melihat Mo
Gun pergi.
Nyonya
Jang memperlihatkan surat yang sebelumnya diberikan Tuan Oh pada ayah Ga Kyung.
Tuan Oh menyindir kalau tidak tahu Ibunya
punya cukup waktu untuk mencuri sesuatu seperti ini. Nyonya Jang heran anaknya berpikir
mengambil ini dari mereka.
“Jin Woo,
ayah mertuamu sendiri yang mengirimkan ini kepada ibu. Ini yang mereka
inginkan. Mereka menolak semua uang ini agar mereka bisa membela ibu. Menurutmu
kenapa mereka melakukan itu?”ucap Nyonya Jang
“ Apa
Karena mereka takut kepada ibu? Itu karena mereka masih ingin mempertahankan
kekuasaan mereka. Orang tua tidak akan memperdulikan anak demi memenuhi
keinginan mereka.” Ucap Nyonya Jang
“Ya, Ibu
benar. Begitu pula sebaliknya. Jadi, Ibu tunggu saja. Lihat apa yang bisa diubah
oleh keinginanku dan Ga Kyung tanpa dukungan orang tua kami.” Kata Tuan Oh tak
mau kalah.
Pegawai
pusat memberitahu Ga Kyung kalau mereka merasa positif tentang konferensi
persnya jadi menyingkirkan pimpinan pesaingnya dan memperbaiki citra Unicon. Ga
Kyung memberitahu kalau ia dihukum karena konferensi pers itu. Pegawai bingung
kenapa Ga Kyung dihukum.
“Kudengar
kamu akan datang ke Shanghai. Aku akan menemuimu di sana. Aku ingin
membicarakan tentang bagaimana pengelolaan Unicon Korea.” Ucap Ga Kyung dengan
wajah serius.
Ga Kyung
meberikan "Formulir persetujuan
untuk melihat isi surel intranet". In Kyung pikir Ga Kyung tahu berapa nilai proyek ini dan Jika kesepakatan
ini berantakan, maka Ga Kyung akan bertanggung jawab lalu ia akan menuntut atas
kerugiannya.
“Itu
tidak akan berhenti dengan tindakan disiplin. Kau harus menghadapi hukum.” Ucap
In Kyung mengancam.
“Hukum?
Apa kau yakin ingin melibatkan hukum?” kata Ga Kyung menyindir. In Kyung tak
mengerti maksudnya.
“Jangan membuang-buang energi dengan ancaman
yang tidak berguna.” Balas Ga Kyung lalu berjalan pergi.
“Ibu
Song... Benarkah kau akan bercerai?” tanya In Kyung dengan nada sinis.
“Bercerai
atau tidak, aku akan mengikuti apa pun keputusan yang kubuat.” Tegas Ga Kyung.
Ta Mi
masuk lift, saat itu Eric datang meminta agar menahan pintu sebentar lalu
keduanya dalam lift terlihat gugup karena sebelumnya bersitegang dalam lift.
“Kau
pasti senang soal disetujuinya UI baru untuk peringkat kata kunci.” Ucap Eric
“Aku
yakin itu akan menguntungkan Barro.” Komentar Ta Mi. Eric pikir akibat usulan
Ta Mi membuat Timnya sangat tertekan.
“Aku
tidak mendasarkan keputusanku atas keuntungan tim tertentu.”balas Ta Mi
“Saat kau
muncul di persidangan sebagai karyawan Unicon aku mencarimu karena penasaran
tentangmu. Aku pikir kau bersemangat dan gigih. Setelah kupikirkan, orang lain
pasti telah dikorbankan agar kau bisa terlihat seperti itu.” Sindir Eric lalu
keluar dari lift lebih dulu. Ta Mi hanya diam saja.
Ta Mi
melihat diagram 50,3 persen untuk Unicon, 46,7 persen untuk Barro. Saat ini
selisihnya 3,6 persen. Bong Gi bertanya Bisakah
laman utama baru mendorong mereka. Ta Mi pikir
Tata letak baru tidak akan cukup untuk mengubah keadaan.
“Bagaimana
jika kita mengadakan acara pada hari peluncurannya?” ucap Ta Mi
“Apa Maksudmu
sesuatu seperti hadiah promosi?” kata Hyun. Ta Mi membenarkan.
“Aku
ingin sesuatu yang bisa mengajak orang-orang untuk mendaftar masuk.” Ucap Ta
Mi. Jenny pikir mereka juga harus menciptakan sebuah isu.
“Benar.
Masing-masing dari kita akan memikirkan ide dan mendiskusikannya pada hari
Senin. Jadi, siapa yang akan menghadiri rapat akhir pekan?” ucap Ta Mi
“Aku dan
Joseph.” Kata Ah Ra. Ta Mi mengucapkan berterima kasih karena mereka mau
bekerja di akhir pekan.
“Tidak
masalah. Kami bisa menangani ini.” Kata Bong Gi dengan penuh semangat. Hyun
melihat wajah Ta Mi terlihat tak penuh semangat.
Ta Mi
mencoba mengambil buku yang rak paling atas, Hyun dengan mudah mengambilkan
buku sambil mengejeknya pendek. Ta Mi
pun mengucapkan Terima kasih lalu mulai membaca. Hyun langsung bertanya kenapa
wajah Ta Mi yang murung, Apa ada sesuatu.
“Berhentilah
bersikap seperti istriku.” Ucap Ta Mi. Hyun malah mengejek Andai saja bisa
menjadi itu untuk seseorang.
“Ada apa?
Apa kamu putus dengan pacarmu?Wahh... Akhirnya dia sadar!” ejek Hyun. Ta Mi
melotot kesal
“Cerialah,
Tammy. Tidak biasanya kau tertekan.” Goda Hyun lalu beranjak pergi. Ta Mi tak
habis pikir dengan tingkah Ta Mi.
Jin Hwan
berbicara didepan kamera “Aku menantikan cinta dan dukungan kalian untukku dan
karakterku Min Jae. Terima kasih.” Sutradara berteriak “Cut” lalu memuji Ji
Hwan yang terlihat sangat bagus didepan camera. Ji Hwan pun mengucapkan
terimakasih pada semua kru.
“Ganti
bajumu dan temui aku di depan. Aku akan menyiapkan mobil.” Kata Manager
“Aku
ingin naik kereta bawah tanah pulang hari ini.” Kata Ji Hwan. Manager mengejek
Ji Hwan akan melihat posternya lagi. Ji Hwan membenarkan.
“Ji Hwan,
kau masuk peringkat kata kunci waktu nyata.” Kata stylist melihat ponselnya. Ji
Hwan binggung bertanya tentang apa itu lalu melihat di Barro "9. Seol Ji
Hwan, 10. 'Ada Apa dengan Ibu Mertuaku?'"
Ji Hwan
menelp Hyun bertanya apakah ia yang memasukkan namaku ke peringkat kata kunci waktu
nyata, lalu mengeluh kalau tidak boleh memalsukan peringkat seperti ini. Hyun
binggung bertanya Peringkat kata kunci
waktu nyata?
“Apa
Namamu ada di daftar itu? Tidak, peringkat bukan sesuatu yang bisa kukendalikan.
Aku akan memeriksanya.” Ucap Hyun binggung lalu melihat ponselnya.
Ia
melihat berita “Seol
Ji Hwan adalah nama seorang aktor dan namanya mulai menjadi terkenal setelah
Yoon Dong Joo menyebutkannya di saluran daringnya.”
Sementara
Dong Joo sedang melakukan siaran di depan poster Ji Hwan di stasiun bawah
tanah.
“Akhirnya
aku tiba di salah satu perhentian trip ziarah Seol Ji Hwan. Ini dia! Wah...
Besar sekali... Tolong beri tahu aku kalian sudah mencari namanya di internet. Mari
kita jadikan namanya kata kunci paling populer. Omong-omong, sulit kupercaya
betapa tampannya dia. Kalian setuju, kan? Aku yakin Tidak mungkin tidak
tertarik kepadanya.” Ucap Dong Joo dalam siarannya.
Hyun yang
melihat siaran itu langsung bergegas pergi, Ah Ra yang melihatnya bingung
bertanya Siapa itu Seol Ji Hwan dan kenapa dia bersikap seperti ini.
Dong Joo
melihat Hyun yang datang mengucapkan salam perpisahan dan mengucapkan Terima
kasih sudah membantu namanya menempati posisi sembilan di daftar. Setelah Dong
Joo mematikan ponselnya, Hyun langsung berteriak marah.
“Hei,
kau. Kau pikir kamu siapa?” ucap Hyun marah. Dong Joo heran melihat Hyun yang
sudah lama tidak bertemu dan mengeluh dengan sikapnya sekarang.
“Kenapa
kau mendadak tergila-gila kepada Seol Ji Hwan? Aku yang pertama menyukai dia. Serta,
akulah yang memasang iklan ini, jadi, enyahlah.” Ucap Hyun marah
“Kau
bergurau, bukan? Jika kau ingin melihatnya sendiri, seharusnya kau memasangnya
di rumah dan bukan untuk dilihat semua orang seperti ini. Dasar pencari
perhatian pemalu.” Ejek Dong Joo. Hyun makin marah mendengarnya.
“Apa kau
bersikap sok berkuasa karena aku penggemar baru? Siapa kau sehingga memilikinya
untuk dirimu sendiri? Kita berdua hanya penggemarnya.” Ucap Dong Joo
“Maksudku
adalah...” ucap Hyun binggung, Dong Joo mengeluh Hyun terus menyukai pria yang
disukai lebih dahulu. Hyun tak mengerti maksud ucapanya.
“Aku yang
menyukai Pyo Joon Soo lebih dahulu. Kau wanita selingkuhannya.” Ucap Dong Joo.
Hyun berteriak marah
“Serta,
apa hakmu mengatakan aku tidak boleh menyukai Seol Ji Hwan? Apa hubungan kalian
istimewa Ada apa? Apa kalian berpacaran?” ucap Dong Joo
“Tentu
saja tidak... Aku hanya seorang penggemarnya.” Ucap Hyun. Dong Joo pun menyuruh
Hyun diam saja dan jadilah penggemarnya.
“Kau seharusnya
senang dia sudah diakui, alih-alih mengklaim kepemilikan atas dirinya. Aku
mempromosikan dia agar namanya masuk ke peringkat, jadi, kenapa kau bersikap
posesif?” kata Dong Joo lalu melihat seseorang dibelakang Hyun.
Dong Joo
tak percaya kalau Ji Hwan ada di sini sekarang dan menurutnya Ini pasti takdir.
Ji Hwan dan Hyun saling menatap dan wajah mereka terlihat gugup, lalu Ji Hwan
bertanya apa yang dilakukan Hyun di depan posternya.
“Tunggu...
Benarkah kalian saling kenal? Jadi, kau benar-benar berusaha mendekatinya. Ji
Hwan, jangan terlalu akrab dengan seorang penggemar. Itu hanya akan
menghantuimu setelah kau terkenal.” Ucap Dong Joo. Hyun hanya bisa terdiam.
“Apa kamu
melihat namamu di peringkat kata kunci waktu nyata? Itu karena tindakanku.”
Ucap Dong Joo.
“Itu. Ya,
aku melihat itu... Terima kasih, Nona Yoon.” Ucap Ji Hwan. Dong Joo tak percaya
kalau sudah tahu namanya. Hyun memilih untuk pergi.
Ji Hwan
berlari mengejar Hyun, Hyun mengeluh kalau mereka mengikutinya. Ji Hwan pikir
Hyun tampak marah. Hyun mengaku dirinya itu memang marah Tapi tidak tahu kenapa. Ia tidak tahu kenapa
bergegas stasiun atau kenapa melampiaskan kemarahannya kepada Dong Joo.
“Tapi
semua perkataannya benar... Aku seorang penggemar. Mengikuti aku karena aku
tampak marah, meneleponku saat kau punya kabar baik, membelikanku hadiah ucapan
terima kasih dan mengantarku pulang. Seharusnya kau tidak melakukan itu pada
seorang penggemar, Pak Seol. Ucap Hyun kesal
“Kau harus
bersikap dengan benar.” Aku tidak akan meneleponmu lagi. Sebaiknya kamu juga
tidak meneleponku. Aku harus pergi.” ucap Hyun lalu berjalan pergi. Ji Hwan
hanya saja tak bisa membalasnya.
Hyun membalikan
badan melihat Ji Hwan yang ikut pergi tanpa menghentikanya.
Pegawai
pusat mengatakan menerima laporan tentang pergantian personel di Divisi
Pengembangan dan Divisi Strategi Layanan dan Kedua kantor memilih orang-orang
yang paling memenuhi syarat, lalu bertanya Apa masalahnya dengan ini.
“Satu
orang membocorkan teknologi dan orang satunya terlibat dalam penggelapan.” Ucap
pegawai pusat
“Tentu
saja, itu terjadi dalam pekerjaan mereka sebelumnya” kata Ga Kyung. Pegawai
ingin tahu alasan mereka memilih orang-orang ini”
Satu
orang kuliah di universitas yang sama dengan Nona Na, dan orang satunya adalah
keponakan seorang anggota Majelis Nasional.” Cap Ga Kyung
“Apa Maksudmu
ada pengaruh nepotisme dalam hal ini?” kata si pegawai
“Apa
pendapat kantor pusat tentang kompetensi profesional Nona Na? Bukankah kau membutuhkan
seorang pemimpin baru untuk Unicon Korea?” ucap Ga Kyung
“Bukankah
kau bagian dari semua ini? Setahuku, kau orang yang paling terlibat dengan KU
lebih dari siapa pun.” Kata Pegawai pusat. Ga Kyung hanya bisa diam saja.
Sun Woo
dkk melihat gamesnya kalau mereka memasuki Hutan Api. Ia lalu berteriak kalau
Permainan mereka masuk daftar permainan paling populer. Keduanya tak percaya ingin melihatnya, lalu memberitahu Mo Gun kalau masuk dalam peringkat. Mo Gun seperti tak
peduli.
Ta Mi
menelp Tuan Min bertanya Apa kegiatan pengangguran pada akhir pekan dan ada
dimana. Tuan Min sedang ada disebuah
tempat. Ta Mi mengaku tidak ingin tinggal di rumah dan mmeinta izin agar
bergabung dengan Tuan Min.
“Di sini?
Aku bersama seorang pria yang kukenal. Aku tidak keberatan jadi Datanglah... Ya,
aku akan mengirim alamatnya. Sampai jumpa.” Ucap Tuan Min lalu menutup telpnya.
“Apa
Orang lain akan datang? Ada apa dengan semua orang?” tanya Tuan Jung pada
temanya. Tuan Min semakin mengeluh.
“Entahlah.
Semua orang ingin melarikan diri. Tidak ada tempat tujuan, jadi Menyenangkan
bisa melarikan diri. Mari kita segera nyalakan apinya.” Ucap Tuan Min.
Pegawa
pusat mengaku tahu kalau tahu Unicon Korea dekat dengan KU dan meminta Ga Kyung
itu bebas dari isu ini Ia tahu juga kalau Ga Kyung sangat kompeten Tapi kantor
pusat tidak lagi menginginkan KU dan Unicon Korea terkait dengan satu sama
lain.
“Kami
tidak bisa membiarkan orang KU menjadi dirut.” Jelas Pegawai pusat.
“Apa
Hanya itukah kekuranganku? Jika seperti itu keadaannya, jangan khawatir. Aku
tidak terlibat dengan KU lagi.” Kata Ga Kyung
“Kau
"Tidak terlibat lagi"?” ucap Pegawai pusat binggung. Ga Kyung
menegaskan akan membuktikannya dengan menceraikannya.
In Kyung
bertemu dengan Nyonya Jung dirumah, memberitahu
Kepala Departemen Pencarian sedang merevisi aturan pengecualian kata
kunci waktu nyata untuk itu. Nyonya Jang pikir Setelah itu selesai, kapan itu
akan berlaku
“Itu akan
berlaku satu hari setelah aku memberikan tanda tangan dokumennya.” Jelas In
Kyung.
“Pasti
menyenangkan menjadi dirimu. Apa Kau bisa menyetujui peraturan yang kau buat?
Ini Sulit kupercaya dan Ini sangat lucu.” Kata Nyonya Jung, In Kyung hanya bisa
diam saja.
Hyun
sedang memakai maskernya, lalu mendengar suara Ji Hwan dari Tv dan langsung
menontonya.
“Hai, aku
Seol Ji Hwan yang memerankan Min Hyuk dan Min Jae di "Ada Apa dengan Ibu
Mertuaku?". Apakah kalian semua terkejut dengan transformasi Min Jae?
Drama "Ada Apa dengan Ibu Mertuaku?" akan makin menarik. Kini kalian
juga bisa menontonnya di saluran tvN drama. Aku menantikan cinta dan dukungan
kalian untukku dan karakterku Min Jae. Terima kasih.” Sapa Ji Hwan.
Hyun yang
melihat Ji Hwan terlihat kesal karena selalu gagal dalam kencan.
Hyun
pergi ke peramal, baru saja masuk satu langkah si peramal berkata merasakan sisa-sisa seni bela diri dan
berhenti berolahraga. Hyun membuka kacamatanya kaget dan tak percaya kalau bisa
melihat itu. Si peramal pikir Hyun sudah memilih yang bagus.
“Lagi
pula kau tidak akan bisa bertahan lama. Kamu dilahirkan untuk duduk di belakang
meja selamanya. Kau sudah bertemu dengan penolong istimewamu.” Ucap Si peramal.
“Aku
terus bertanya-tanya apa aku menghalanginya. Aku juga bertana-tanya apakah aku
membuat keributan padahal dia tidak peduli tentangku. Aku tidak beruntung
dengan pria. Tiap pria yang kukencani adalah pria mata duitan atau tukang
selingkuh. Tidak seorang pun baik.” Ungkap Hyun mengebu-geub
“Tapi pria
ini sama sekali tidak seperti pria-pria yang kau kencani selama ini. Dia
memiliki jiwa yang polos dan murni. Dia pria yang sangat baik. Jangan
khawatir.” Kata Peramal.
“Benarkan?
Aku tahu itu tapi..” ucap Hyun senang tapi Peramal menahan sebentar.
“Dia pria
yang baik, tapi dia akan segera pergi. Kalian berdua saling menyukai tapi harus
berpisah. Sayang sekali.” ucap peramal. Hyun hanya bisa melonggo.
Tuan Min
menyuruh temanya agar Letakkan dagingnya
setelah apinya besar. Ta Mi pun datang, Tuan Min menyapa Ta Mi datang tepat
waktu. Tuan Jung kaget melihat Ta Mi dan ternyata tamu yang ditunggungnya, Ta
Mi hanya bisa tersenyum.
“Sulit
kupercaya aku bertemu dengan orang seterkenal ini. Senang bertemu denganmu.”
Ucap Tuan Jung. Tuan Min tak enak hati agar temanya tak menyinggung masalah
itu.
“Ini Jung
In Taek. Dahulu dia memiliki sebuah perusahaan gim. Katakan saja dia teman yang
cukup baik untuk menemani pengangguran.” Kata Tuan Min lalu menyuruh Ta Mi
duduk.
“Kami
baru saja akan mulai.” Ucap Tuan Jung, Ta Mi bertanya apakah Apa menunggu orang
lain
“Pria itu?
Seorang juniorku menelepon dan bertanya apakah dia boleh bergabung, jadi, aku
menyetujuinya. Mari sapa dia. Kau tahu Bae Ta Mi, bintang dari sidang itu, kan?”
kata Tuan Jung.
Ta Mi dan
Mo Gun kaget bertemu tanpa janjian, Tuan Min mengaku kalau keduanya saling
kenal. Tuan Jung tak percaya mendenngarnya, Mo Gun pun dengan santai mengau saling
kenal. Tuan Jung mengucapkan Terima kasih pada Mo Gun sudah membantunya, Ta Mi
terdiam melihat Mo Gun.
Tuan Min
dkk mulai duduk bersama, Tuan Min berandai-andai jika punya vila di sini untuk
dikunjungi setiap akhir pekan maka akan menanam selada. Tuan Jung pikir datang
ke sini karena ini milik orang lain menurutnya memotong rumput dan berkebun
tidak mudah.
“Kegiatan
itulah yang harus dilakukan pengangguran untuk mengisi waktnya. Bukankah asyik
memanggang daging dan menghibur teman yang datang? Kau bisa melakukan semua itu.” Ucap Tuan
Jung.
Ta Mi
mulai minum dan sudah habis, Mo Gun langsung memberikan dari gelas miliknya. Ta
Mi terlihat sedikit gugup dan mencoba tenang. Tuan Jung ingin tahu bagaimana
mereka bisa saling kenal. Ta Mi langsung mengaku kalau Mo Gun sebagai pacarnya.
Mo Gun langsunng tersedak.
“Aku
mencoba berlatih. Aku harus melatih hal-hal seperti ini.”ungkap Ta Mi. Mo Gun
masih sedikit tak percaya.
“Apa
Kalian berpacaran?!! Morgan, kau selalu menyebutkan seorang wanita setiap kali
kita bertemu. Apakah dia wanita itu? Lalu Kenapa kau tidak terkejut? Apa kau
tahu?” ucap Tuan Jung
“Ya... Mereka
terus bergandengan di bawah meja kali pertama kami bertemu.” Ucap Tuan Min.
“Apa Kau
melihat itu?” tanya Ta Mi kaget, Tuan Min mengaku melihat semuanya. Ta Mi dan
Mo Gun terlihat malu.
Tuan Min
duduk sendirian saat akan pergi kaget melihat Ta Mi sudah ada didepanya, lalu
bertanya Kapan datang. Ta Mi mengaku menunggu sampai Tua Min selesai merokok.
Tuan Min pikir Ta mI melakukan itu sebelumnya dan melihatnya dari belakang.
“Menyenangkan
melihatmu dari belakang. Itu membuatku merasa tenang.” Ucap Ta Mi. Tuan Min tak
percaya mendengarnya.
“Bagaimana
rupaku dari belakang? Haruskah aku mendaftar merek dagang?” goda Tuan Mi. Ta Mi
hanya bisa tersenyum
“Aku
masih menunggu untuk mendengar tentang apa yang didiskusikan Kevin dan Nona Na dengan
KU Group.” Ucap Ta Mi.
“Tapi
jika kau masih belum mendengar darinya, bukankah itu berarti dia gagal mencari
tahu atau tidak ingin memberitahumu?” kata Tuan Min
“Dia akan
meneleponku. Itu sebuah kesepakatan, bukan permintaan. Entah dia memihak siapa,
tapi dia tidak akan membatalkan kesepakatan.” Kata Ta Mi yakin
“Omong-omong,
aku merasa ada sesuatu yang lebih mendesak daripada itu. Apa kalian berdua
bertengkar?” kata Tuan Min penasaran.
“Kami
tidak bertengkar. Tapi Kami melukai satu sama lain.”akui Ta Mi, Tuan Min
menganguk mengerti.
“Aku
datang jauh-jauh ke sini agar bisa menghindari masalah itu. Tapi masalahnya
malah menungguku di sini.” Kata Ta Mi.
Tuan Min
merasa itu sesuatu yang tidak bisa dihindari. Ta Mi pun bertanya-tanya apa yang
harus dilakukan. Tuan Min mengaku tak tahu dan aka berpura-pur tidak tahu mereka
bergandengan tangan, jadi akan melakukan hal yang sama walaupun mereka
bertengkar lalu berjalan pergi.
Tuan Oh
menunggu didepan pintu kedatangan, Ga Kyung kaget melihat Tuan Oh menjemputnya.
Tuan Oh mengaku melihat Ga Kyung tidak membawa mobilmnya. Ga Kyun pikir bisa
naik taksi. Tuan Oh pikir Mobilnya tidak
butuh uang lalu menarik koper istrinya.
Ga Kyung
bertanya Bagaimana Tuan Oh tahu kalau ia melakukan perjalanan bisnis. Tuan Oh
mengaku memeriksa catatan imigrasi. Ga Kyung mengeluh kalau Tuan Oh yang
menyelidiki tanpa sepengetahuannya. Tuan Oh pikir Ga Kyung memaksa melakukannya.
“Mulai
sekarang, beri tahu aku sebelum kau pergi ke mana pun. Jangan membuatku
mencarimu ke semua tempat di tengah malam.” Ucap Tuan Oh
“Aku
pikir tidak perlu memberitahumu karena hanya sehari. Tapi kurasa aku tidak
perhatian.” Kata Ga Kyung
“Aku
pikir kamu menghilang.” Ucap Tuan Oh khawatir. Ga Kyung berjanji akan memberitahu sebelum menghilang.
Suasana
mereka seperti canggung, tapi seperti perasaan mereka sama karena merasa jadi
alat dan tak mendapatkan kasih sayang dari orang tua.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Suka drama ini terima kasih sudah membuat sinopsisnya😉
BalasHapusMakasi
BalasHapus