PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Chan Sung
melonggo melihat tubuh tuan Park menjadi serpihan tanah. Ma Wol menegaskan
kalau sudah memberi kesempatan kabur dan sudah menyetujuinya, tapi kembali
lagi. Tapi kalau Chan Sun akan kabur sekarang maka akan membunuhnya. Ma Wol pun
terlihat ketakutan.
“Apa Kau
membunuh orang tua yang menyerangmu tadi?” ucap Chan Sung lalu mendekat.
Tiba-tiba
tangan Tuan Park keluar memegang sepatu Chan Sung. Chan Sung panik langsung
menarik kakinya dan bertanya apa itu yang berserakan dijalan.
“Sisa abu
arwah itu baru saja terbakar.” Ucap Ma Wol. Chan Sung tak percaya kalau tadi
adalah hantu.
“Sudah
kubilang sebagian dari mereka cenderung mirip manusia.” ucap Ma Wol. Chan Sung
ingat kalau Ma Wol mengatakan tak
berbahaya.
“Jika kau
diserang oleh mereka yang menyimpan dendam mendalam,maka kau bisa berakhir
terbunuh. Kau harus belajar membedakan.” Kata Ma Wol
“Tapi,
kau bilang sulit untuk bedakan mereka.” Keluh Chan Sung. Ma Wol menyuruh Chan
Sung perlu cermati.
“Aku
takut jika melihat terlalu dekat.” Akui Chan Sung malu. Man Wol heran Chan Sung
yang ditakutkan.
“Aku ada
di sampingmu.” Ucap Ma Wol lalu berjalan pergi. Chan Sung memanggilnya.
“Bantu...
Bantu ambilkan... Jika aku mendekat akan bahaya... Cepat.” Pinta Chan Sung
“Lalu, mulailah panggil aku dengan benar,
"Ketua".” Kata Man Wol. Chan Sung enggan karena Ma Wol itu bukan
Bosnya.
“Aku tak
ingin bekerja di hotelmu.” Tegas Chan Sung. Ma Wol mengejek Chan Sung memang
belum takut padanya.
“Hei,
jika kita tinggalkan begitu saja, bukankah bahaya bagi orang yang lewat?” kata
Chan Sung bergegas mengambil sepatunya.
“Sampah
itu akan segera diambil.” Ucap Ma Wol. Chan Sung ingin tahu oleh siapa. Ma Wol menjawab Malaikat maut.
Keduanya
berjalan pergi dan saat itu malaikat maut datang menyedot abu dari sisa pembakaran
Tuan Park. Chan Sung memakai sepatunya lagi, Ma Wol heran Chan Sung akan
memakainya lagi. Chan Sung panik ingin tahu apakah ini berbahaya.
“Aku
belum lama membelinya. Tak bisakah kubersihkan dan pakai lagi?” kata Chan Sung
“Buang.
Mari beli sepatu lagi.” Ucap Ma Wol. Chan Sun panik menanyakan dengan tas
bawaannya.
Mereka
pergi ke toko sepatu, Ma Wol menunjuk salah satu sepatu menyuruh aga Chan Sung
mencobanya karena bagus. Chan Sun menolak karena tak menyukainya dan bukan
seleranya.
“Itu jauh
lebih bagus daripada sepatu cokelat norak yang kau pakaia sebelumnya. Jangan
pernah pakai barang seperti itu. Aku benci warna coklat.” Ucap Ma Wol
“Lalu,
kau buang sepatu itu karena... Norak dan berwarna cokelat. Bukan karena bahaya?”
kata Chan Sung tak percaya mendengar alasanya.
“Aku tak
pernah bilang bahaya... Kalau kau Jika tak suka, pakailah ini.” Ucap Ma Wol
memilih sepatu dengan campuran putih dan hitam.
“Aku tak
suka... Aku akan pilih yang persis sama seperti sebelumnya.” Kata Chan Sung
menolak.
“Kau Pakai
saja. Toko akan segera tutup.” Ucap Ma Wol. Chan Sung tetap menolaknya.
Saat itu
dari pengeras suara terdengar “Terima kasih sudah datang ke toko kami.” Tanda
kalau akan ditutup
Keduanya
keluar toko, Ma Wol mengeluh tak sempat beli sepatunya karena Chan Sung sangat cerewet. Chan Sung
pikir Jika ada lebih banyak waktu, maka tak
akan pernah beli sepatu seperti ini. Ma Wol pikir tak ada yang dapat mereka lakukan.
“Setiap
tempat ada waktu tutupnya. Aku belikan kau sepatu baru, mulai bekerjalah besok.”
Ucap Man Wol
“Mari
kita luruskan. Pilih apapun yang kau inginkan,
aku yang bayar. Dan aku tak akan bekerja di hotelmu. Jika aku bekerja di
sana, pekerjaan apa yang akan kukerjakan?” ucap Chan Sung
“Kau akan
menghibur mereka yang menutup pintu dengan rasa sesal.” Ucap Man Wol
“Menutup
pintu apa?” tanya Chan Sung binggung. Man Wol menjawab Menutup pintu kehidupan,
yaitu Kematian bersamaan dengan pintu toko ditutup.
Disisi
jalan terlihat kecelakan dengan mobil terguling, seorang pria melihat dirinya
yang berada didalam mobil dan sudah tak bernyawa. Malaikat kematian datang memanggil Kim Byung
Kyu kalau sengaja datang untuk mengawalnya. Tuan Kim pun dibawa mobil ke surga.
“Kau
sudah berangkat dalam perjalanan panjang. Aku harap kau dengan aman sebrangi
Sungai Sanzu.” Ucap God Mago datang lalu memberikan setangkai bunga.
“Jika
kehidupan mereka sudah usai, kebanyakannya menyeberangi jembatan di atas Sungai
Sanzu dan pergi ke alam baka. Tapi sebagian arwah gagal menemukan jalan mereka.”
Jelas Man Wol
Terlihat
sebuah jembatan yang menyeberangi Sungai Sanzu seperti menuju ke alam baka,
Tuan Kim berjalan dengan wajah binggung. Beberapa orang didepanya membawa
jumlah bunga yang berbeda, Ia lalu melihat ke langit terlihat bintang yang
bagus.
“Kau juga
lihat. Mereka yang bodoh tinggal di dunia ini padahal kehidupan mereka di sini
sudah usai.” Jelas Man Wol yang memperlihatkan hantu yang makan mandu bahkan
mata yang bolong
“Sama
miripnya dengan kau berdiri di sini padahal toserba sudah tutup?” ejek Chan
Sung
“Metafora
yang bagus. Kau memahaminya dengan sangat baik. Tamu-tamu yang datang ke
hotelku adalah arwah-arwah yang tersesat dalam perjalanan menuju alam baka.”
Jelas Man Wol
“Jadi, maksudmu
tamu hotelmu semuanya hantu. Dan itulah alasan kau membuatku bisa melihatnya.”
Kata Chan Sung.
“Datanglah
ke Hotel Del Luna. Kau akan aman jika tinggal di sampingku. Hal paling
berbahaya yang dapat kau lakukan adalah mencoba dan kabur tanpa izinku. Jangan
lakukan.” Ucap Man Wol. Chan Sung terdiamn
“Koo Chan
Sung, pakai sepatu barumu besok dan naik kereta bawah tanah jalur empat.” Ucap
Man Wol dan akan masuk mobil.
“Jang Man
Wool.” Ucap Chan Sung, Man Wool mengeluh kalau sudah memintanya memanggil
“Ketua”
“Hei...
Kau? Di posisi mana kau? Apa pintumu belum ditutup Atau apa kau salah satu yang
berkeliaran sesudah pintu ditutup?” tanya Chan Sung. Tuan No sudah membuka
pintu mobil.
“Kau
bukan manusia normal sepertiku. Aku bisa berkata begitu karena apa yang kualami
hari ini. Kau bilang mereka dengan dendam yang kuat dapat membunuh manusia. Kau
bilang kau akan membunuhku. Apa kau hantu pendendam juga?” tanya Chan Sung
penasaran.
“Yang... berdiri
tepat di sampingmu sekarang mungkin adalah hantu pendendam.” Ucap Man Wol. Chan
Sung kaget melihat hantu kacamata ada disampingnya dan langsung menutup
mulutnya.
“Sekarang
kau menutup mulutmu. Memang hatimu benar-benar lemah.” Kata Man Wol menyindir.
Chan Sung panik tak bisa bicara karena ada hantu kacamata.
Tuan No
sempat memberikan senyuman pada Chan Sung sebelum pergi. Chan Sung binggung
karena tak bisa berkata-kata lagi. Di dalam mobil Man Wol pun bertanya-tanya
apakah ia hantu pendendam.
Seorang
anak dan ibu memberikan makanan untuk kucing-kucing jalan, terlihat banyak yang
makan dengan lahap. Sampai akhirnya si anak melihat sesuatu yang menarik lalu
berjalan ke dalam taman bermain, wajahnya tersenyum melihat sesuatu didepanya.
Terlihat
hantu harimau didepan si anak, ibunya tersadar anaknya sudah tak ada
disampingnya dan langsung mencarinya. Yun Seo pikir melihat ada kucing besar
dan kucing raksasa dengan memanggilnya “Meong” Sang ibu menemukan anaknya dan
langsung memeluknya.
“Kau Sedang
lihat apa?” tanya sang ibu. Si anak mengaku me lihat kucing raksasa. Ibunya
langsung memeluk sang anak karena sangat
khawatir.
Man Wol
berdiri didepan pohon bertanya-tanya, apakah pohon ini Hidup atau mati, karena
pohon iytu Belum tumbuh daun atau bunga selama lebih dari satu milenium dan
berpikir Apa artinya sudah mati. Ia teringat yang dikatakan Chan Sung
sebelumnya.
“Di
posisi mana kau? Apa pintumu belum ditutup? Atau apa kau salah satu yang berkeliaran
sesudah pintu ditutup?
“Ini
Masih hidup. Kau bilang... bahwa pohon ini seperti diri keduamu.” Ucap Tuan No
“Benar,
bisakah kita menanggapnya aku masih hidup?” kata Man Wol
“Aku menyiapkan
sebotol besar sampanye untukmu. Apa Kau mau?” tanya Tuan No
“Setuju,
tak hanya sebotol... Aku ingin seluruh krat... Tapi Ada yang datang... Tamu
yang sangat istimewa datang jadi Aku harus menyambut.” Ucap Man Wol dengan
senyuman bahagia.
Man Wol
berdiri didepan hotel, lalu melihat hantu harimau yang lewat dan berjalan
begitu saja. Man Wool seperti senang melihatnya, Hyun Joong keluar dari hotel
bertanya pada Man Wool kalau tadi yang lewat itu itu harimau.
“Berbahaya...
bagi arwah makhluk suci berkeliaran seperti itu.” Kata Man Wol
“Apa kau
tak menerima harimau?” tanya Hyun Joong. Man Wol mengeluh Hyun Joong untuk bekerja
dengan benar.
“Kau
harus baik dan menyambut tamu.” Tegas Man Wol. Hyun Joong pikir sudah bekerja
di sini selama hampir 60 tahun, tapi ini kali pertama melihat harimau.
“Bekerjalah
dengan benar. Banyak hantu ingin bekerja di sini untuk tinggal di dunia
manusia. Jika kau punya keluhan, segera naik bus ke alam baka. Aku tak akan
hentikan.” Ucap Man Wol
“Aku melibatkan
Koo Chan Sung karena pekerjaanku buruk, kau tahu. Aku tak andal, tapi aku cukup
beruntung.” Kata Hyun Joong
“Apa kau
mati muda karena sangat beruntung? Tak bisa.” Ejek Man Wol. Hyun Joong
mengikuti Man Wol masuk hotl berjanji akan bekerja keras.
Chan Sung
duduk diam di dalam rumah melihat pot bunga dari Man Wol tertulis [Kepada Koo
Chan Sing, Selamat Ulang Tahun]. Sanchez teman Chan Sung bertanya kapan tiba,
karena sebelumnya bilang akan ke pergi. Chan Sung hanya diam saja.
“Aku
sangat suka saat kau bilang akan tinggal di tempatku, aku kecewa memikirkan kau
akan pergi lagi. Hei, ayo kita adakan pesta untuk merayakannya. Kau Mau minum
apa? Bir, miras, atau soju. Pilihlah.” Ucap Sanchez penuh semangat. Chan Sung
hanya diam saja.
“Kenapa
tak berbicara?.. Chan Sung...” ucap Sanchez, Chan Sung tak bisa karena tak jauh
darinya ada hantu kacamata.
“Kau tak
menjawab... Ayo minum bir.” Ucap Sanchez lalu berjalan pergi. Chan Sung masih
saja terdiam terlihat gelisah
“Apa itu
membuatmu jadi hantu pendendam juga? Apa itu terlalu jahat?”ucap Chan Sung dan
tiba-tiba si hantu kacamata sudah duduk disampingnya. Ia langsung mencoba
menutup wajahnya yang ketakutan.
Pagi
hari, Chan Sung pergi ke sebuah rumah, teringat dengan ucapan ayahnya “Ayah melihat
tanda glamor berkedip, dan ditutupi ivy hotel yang tampak luar biasa.” Ia
melihat nama terlihat dibagian depan. "Hotel Del Luna".
“Tampak
luar biasa dari yang kuduga.” Kata Chan Sung lalu masuk ke dalam.
Didepan
meja receptionist, Chan Sung tak melihat siapapun dan berpikir kalau siang hari
tutup. Hyun Joong tiba-tiba muncul menyapanya. Chan Sung terlonjak kaget. Hyun
Joo pikir sudah membuatnya takut dengan senyuman manisnya.
“Kau
orang yang masih hidup... Lihatlah tarif kami dan putuskan.” Ucap Hyun Joon. Chan
Sung membenarkan lalu melihat daftar Tarif Kamar.
“Kamar
kalian mahalnya tak masuk akal.” Ungkap Chan Sung kesal. Hyun Joong sudah tau
kalau Sangat mahal
“Tapi
kami harus patuhi aturan, jadi tak ada diskon.” Ucap Hyun Joong
“Apa Maksudmu
kau tak menginginkanku sebagai tamu?” kata Chan Sung heran
“Untuk
jumlah uang sebesar itu kau dapat menginap di hotel bintang 5 terdekat”kata
Hyun Joong
“ Aku
akan melakukannya jika aku datang ke sini sebagai tamu, tapi aku bukan tamu.”
Kata Chan Sung memperlihatkan suratnya.
Hyun
Joong membacanya lalu terlihat kaget dan tahu kalau Chan Sung adalah manajer
baru, Chan Sung menegaskan belum menerima posisi itu tapi hanya berkunjung.
Hyun Joong memberitau kalau Ketua sedang menunggu.
“Naiklah
lewat sini, Manager” kata Hyun Joong ramah. Chan Sung mengeluh kalau dirinya
itu bukan manajer.
Hyun
Joong akhirnya mengajak naik lift denga terus menatap Chan Sung, Chan Sung pun
seperti tak sadar kalau hotel mereka naik cukup tinggi menaiki dinding dan
sampai di lantai L.
Hyun
Joong pun membawa ke sebuah ruanga yang terlihat gelap, Lobby yang sebelumnya
terlihat mewah oleh ayah Chan Sung. Chan Sung bertanya Apa tak ada tamu saat ini
karena terlihat kosong dan tak berpenghuni. Hyun Joong memberitahu Semua kamar
ditempati.
“Sunyi
karena kebanyakan dari mereka tidur.” Ucap Hyun Joong. Chan Sung merasa
ini Tak seperti apa yang didengar,
karena melihat tempat itu sebenarnya biasa saja.
“Aku
dengar ada kolam renang mewah serta sky lounge di lantai atas.” Ucap Chan Sung.
Hyun Jong mengaku mereka bangga dengan
dua fasilitas itu.
“Jadi, apa
memang sungguh ada?” tanya Chan Sung tak percaya. Hyun Joong pun menawarkan
Chan Sung untuk melihatnya.
“Tidak. Aku tak perlu lihat. Dan sudah kubilang, aku
bukan manajer hotel ini.” Keluh Chan Sung karena Hyun Joong selalu memanggilnya
Manager. Hyun Joong pikir bisa memanggilnya Hyung.
Saat itu
juga Tuan No datang memanggil Koo Chan Sung memberitahu tahu kalau Ketua sedang
menunggunya. Chan Sung pun mengikuti Tuan No berjalan dilorong yang gelap. Tuan
No memberitahu Chan Sung dapat
menganggap sekarang sekitar jam 3 pagi dihotel hantu untuk hotel reguler.
“Dia
bilang semua kamar ditempati. Apa artinya mereka semua ditempati oleh hantu?”
tanya Chan Sung penasaran.
“Aku
manusia dan sama sepertimu.” Akui Tuan No, Chan Sung seperti kaget lalu
menganguk mengerti.
Chan Sung
melihat foto Man Wol dari tahu ke tahun dan bisa tahu kalau Man Wol hidup sejak
saat itu sampai sekarang. Tuan No tak membahasnya hanya memberitahu kalau Man
Wol akan segera datang lalu pamit pergi. Chan Sung bertanya apakah Tuan No sudah
lama bekerja di sini.
“Aku
mulai bekerja di sini sejak berusia 40 tahun. Jadi, sudah lebih dari 30 tahun.”
Kata Tuan No. Chan Sung kaget mendengarnya.
“Aku
satu-satunya orang yang menua di hotel ini. Dan sekarang, kau akan mengambil
alih pekerjaanku.” Kata Tuan No
“30
tahun? Apa artinya aku harus berada di sini sampai aku setua itu?” ucap Chan
Sung panik setelah melihat Tuan No pergi.
Man Wol
masuk ruangan mengeluh Chan Sung yang
sangat terlambat, bahkan tak pakai sepatu yang dipilih kemarin. Chan
Sung mengaku Sepatu itu terlalu mencolok untuk dipakai di hotel tempatnya bekerja
saat ini. Ia menegaskan kalau hanya
mampir dan harus berangkat bekerja.
“Gadis
yang pakai kacamata hitam pasti sudah membuatmu repot.” Ejek Man Wol
“Apa Kau
membuatnya tetap di sebelahku? Apa Kau membuatnya didekatku padahal aku tak
berbuat salah padanya?”keluh Chan Sung.
“Oh.... Dia
berkeliaran di sekitar orang yang punya koneksi dengannya. Begitu mereka
membentuk koneksi, maka koneksi secara otomatis berlangsung selamanya.” Jelas
Man Wol
“Apa Kau
pikir aku adalah router nirkabel?” keluh Chan Sung kesal. Man Wol malah memuji
itu kalimat Metafora yang bagus.
“Kau
memahami banyak hal dengan baik. Aku mulai sangat menyukaimu.” Ungkap Man Wol
“Aku tak
ingin kau menyukaiku Dan aku benci melihat hantu-hantu itu.” Tegas Chan Sung
“Kau
harus melihatnya Dan lebih bagusnya kau terbiasa. Hantu-hantu itu akan jadi tamu
kau mulai sekarang.” Tegas Man Wol
Chan Sung
mengeluh kalau ini jenis agama baru atau semacamnya atau ini rumah dukun yang
merawat hantu. Man Wol menegaskan kalau ini hote Bahkan terdaftar di kantor
wilayah Jung-gu. Chan Sung melihat surat dinding [Kantor Borough Jung-gu, Kota
Seoul- Pendaftaran Bisnis, Hotel Del Luna]
“Aku
mencari di web sepanjang malam untuk menemukan situs web hotel. Tapi aku tak
dapat menemukan satu situs web atau pos mengenai Hotel Del Luna.” Ucap Chan
Sung
“Tentu
saja, kau tak dapat menemukan situs web hotel. Sudah kubilang hotel ini bukan
untuk manusia.” balas Man Wol
“Kau
bilang tempat ini untuk menghibur hantu, 'kan? Lalu, layanan apa yang kau
sediakan untuk tamumu? Apa Pengusiran setan?” ejek Chan Sung
“Kami tak
melakukan pengusiran setan. Tapi Pengobatan.” Tegas Man Wol
Nyonya
Choi berjalan di trolly membawa banyak makanan lalu mengetuk pintu sebagai layanan
kamar. Hantu yang terlihat kepalaran mulai makan dengan sangat rakus. Nyonya
Choi menyuruh agar Makan semua yang tak
bisa dimakan saat masih hidup.
“Kami punya
semua jenis makanan yang kau inginkan.” Kata Nyonya Choi dan si wanita
benar-benar makan semua makan dan memasukan daging lobster sampai mulutnya
penuh.
Nyonya
Choi pergi ke ruangan lain memasangkan kayu bakar, lalu memastikan kalu
Sekarang sudah merasa hangat. Si pria terlihat kedingingan dengan tubuh yang di
penuhi oleh salju. Nyonya Choi
memberitahu kalau akan bakar kayu sampai
pria itu menjadi hangat.
Si pria
menganguk sambil minum dengan tangan yang gemetar. Ditempat lain seperti jasad
dari si pria masih terjebak dalam gunung yang turun salju.
Nyonya
Choi datang ke ruangan lain membawakan banyak buku, seorang wanita duduk di
tumpukan buku. Nyonya Choi memberitahu
kalau nenek itu bahkan membaca salinan aslinya sekarang dan akan segera selesai
membaca setiap buku di ruangan ini.
“Kau bisa
Belajar sebanyak yang kau inginkan. Aku akan dapatkan buku apa pun yang ingin
kau baca.” Ucap Nyonya Choi. Si nenek pun mengucapkan terimakasih dan terlihat
bahagia.
“Hotel
Del Luna adalah tempat di mana arwah-arwah yang dulunya manusia datang untuk
beristirahat dan melakukan sesuatu yang gagal mereka penuhi saat mereka masih
hidup” jelas Man Wol
“Dengan
kata lain, ini adalah kesempatan untuk mengisi ulang energi. Hal itu bukan
hanya untuk manusia. Hantu perlu melakukannya juga agar pergi tanpa penyesalan.
Para tamu adalah hantu, jadi manajer juga harusnya hantu.” Ungkap Man Wol
“Lalu Kenapa
kau butuh seorang manusia?” tanya Chan Sung. Man Wol menjawab Karena ada
sesuatu yang hanya bisa dilakukan manusia.
“Seperti
Mendaftarkan bisnis di kantor wilayah, bayar pajak, menerima pemeriksaan
kebersihan, dan sebagainya. Ada begitu banyak hal yang harus kau lakukan. Aku
ingin menyelesaikan ini layaknya manusia.” jelas Man Wol
“Ini
adalah uang yang kutabung sehingga untuk membayar kembali. Uang yang kau
pinjamkan pada ayahku termasuk bunga. Jadi Ambil ini dan biarkan aku pergi.”
ucap Chan Sung memberikan buku tabunganya.
Man Wol
melihat kalau Chan Sung itu menabung cukup banyak dan menurutnya itu sangat
rajin dan pintar. Chan Sung pikir Sepertinya tak perlu khawatir kehilangan
uang. Man Wol pun dengan senang hati akan mengambilnya karena Chan Sung yang menawarkannya.
“Maka
artinya kita impas. Jadi Aku akan pergi.” kata Chan Sung. Man Wol setuju
“Sebenarnya
aku menunggumu sehingga kita bisa pergi bersama. Ayo pergi.” kata Man Wol
“Aku tak
berencana pergi bersamamu.” Tegas Chan Sung. Man Wol bertanya apaah Chan Sung
akan pergi sendiri. Chan Sung menganguk dan Man Wol pun mempersilahkan pergi.
Chan Sung
keluar ruangan dan terlihat gugup karena sangat sunyi dan sedikit gelap lalu
masuk lift menekan tombol lantai. Seseorang meminta agar menekan Lantai tiga,
Chan Sung mengerti lalu tersadar kalau ia hanya sendirian dalam lift.
Hantu
tangan panjang tiba-tiba menyentuh lantai tiga, Chan Sung panik melihat hantu
yang bergelantung diatas lift bahkan tanganya bisa menjadi panjang, tanganya
langsung menekan tombol agar bisa membuka pintu.
Chan Sung
masuk ruangan melihat Man Wol sedang santai meminum teh, lalu mengomel karena
masih melihat hantu padahal sudah membayarnya jadi seharusnya tak melihat
mereka lagi. Man Wol mengatakan Chan Sung hanya membayar hutangnya.
“Dan apa
yang kuberikan adalah hadiah ulang tahun. Jadi Kau harus hargai itu.” Ucap Man
Wol
“Apa kau
bercanda? Bagaimana... Bagaimana kau mengharapkanku
untuk hidup normal saat aku bisa melihat hantu?” keluh Chan Sung
“Maka sepertinya
kau tak punya pilihan selain bekerja di sini.” Komentar Man Wol
Chan Sun
meminta agar mengembalikan mata normalnya. Man Wol mengaku akan pergi dan
bertanya apakah Chan Sung akan ikut, kalau tidak bisa tetap dihotel kalau tak
mau ikut.
“Ayo kita
lanjutkan pembicaraan kita sesudah keluar dari sini.” Ucap Chan Sung dan
bersembunyi dibalik tubuh Man Wol saat keluar dari lift.
Tuan Kim
melihat Chan Sung keluar dari lift terlihat ketakutan bersama dengan Man Wol,
lalu berpikir Pria baru terlihat sangat
lemah jadi mulai khawatir. Tapi Tuan No merasa
Chan Sung terlihat sangat berani baginya. Chan Sung memegang lengan Man
Wol karena takut kalau ada yang ikut dibelakangnya.
“Aku lebih
takut pada Ketua daripada hantu. Tapi... dia sepertinya tak kesulitan berbicara
dengan ketua” ucap Tuan No
“Itu
karena dia tak tahu kenapa ketua menjadi pemilik tempat ini. Dari semua hantu
di sini, dia yang paling menakutkan dan mengerikan. Komentar Tuan Kim akhirnya
melihat keduanya pergi.
Man Wol
pergi ke parkiran dan berjejer mobil bagus, Chan Sung pikir ini semua mobil Man
Wol. Setelah berjalan cukup jauh, Man
Wol memilih salah satu mobl yang cocok untuknya pada Hari ini. Chan Sung
bertany apakah Man Wol itu pemilik semua mobil ini.
“Sudah
kubilang semua tamu kami adalah hantu.Apa Kau pikir mereka menyetir ke sini?”
ucap Man Wol lalu melempar kunci. Akhirnya mau tak mau Chan Sung yang menyetir
mobilnya.
Chan Sung
mengemudikan mobil tanpa menutup bagian atasnya, lalu berkomentar Man Wol punya
banyak mobil mewah. Man Wol mengejk Chan Sung yang menganggapnya seperti hantu
pendendam lalu tampak seperti manusia sesudah melihat semua mobilnya.
“Sepertinya
kau mendapat banyak uang sambil menghibur arwah.” Komentar Chan Sung
“Kau
benci melihat hantu, tapi kau suka hal mewah seperti mobil ini, kan? Apa kau
tak ingin bekerja untukku?” ucap Man Wol
“Aku tak
mungkin mengerti bagaimana bisa kau kumpulkan kekayaan dengan menghibur mereka
dalam arti supranatural.” Komentar Chan Sung
“Kau
mulai tertarik dengan struktur laba hotel. Seharusnya aku tunjukkan mobilku
terlebih dahulu, bukan hantu.” Ejek Man Wol
Chan Sung
mengaku tak tertarik lalu tertawa, Man Wol
heran melihat Chan Sung yang tertawa. Chan Sung mengaku Lucunya hantu
mengenakan sabuk pengaman. Man Wol tak bisa membalas ejekan Chan Sung. Chan
Sung memberikan penawaran akan mengantar ke tempat tujuan.
“Tapi kau
harus perbaiki mataku.” Ucap Chan Sung. Man Wol kali ini yang tertawa. Chan Sung heran karena Man Wol tertawa.
“Aku
hanya merasa lucu kau percaya, kalau aku akan perbaiki matamu.” Ejek Man Wol
“Kita
sudah sepakat. Jika kau tak perbaiki mataku, maka aku tak bisa pergi bekerja.” Ucap
Chan Sung
“Benar,
kau tak bisa pergi bekerja di hotel lain karena kau perlu mengurus sesuatu yang
lain sekarang.” Tegas Man Wol
Chan Sung
bertanya mau kemana mereka, Man Wol
menjawab Menangkap harimau. Chan Sung pikir Man Wol sedang bercanda. Man Wol
menatap dingin, Chan Sung terlihat panik karena dugaanya memang benar.
Mereka
pergi ke sebuah museum dengan tubuh harimau yang dipajang disana. Man Wol
memberitahu kalau ini kehidupan harimau. Chan Sung bertanya apakah harimau
tinggal di hotelnya. Man Wol pikir harimau itu adalah makhluk mistis, jadi pasti
bisa.
“Ini
adalah harimau Baekdu terakhir yang ditangkap di Semenanjung Korea...”ucap Man
Wol
“Aku
ingat menonton berita soal menerima harimau dari Korea Utara sebagai hadiah. Harimau
itu tak cocok dengan harimau lain atau dikawinkan dengan jenis lain. Harimau
itu tinggal sendirian sampai saat terakhir.” Jelas Chan Sung
“Harimau
sudah mati, tapi mereka membuatnya tampak seperti hidup dan dipajang di sini.”
Ungkap Man Wol menatap sedih.
Chan Sung
menatap Man Wol teringat yang dikatakan saat restoran “Aku tak mati. Aku masih
belum mati. Aku hidup.”
Saat itu
di sebuah rumah, Seorang pria tertidur seperti melihat harimau yang datang
kekamarnya. Ia menjerit ketakutan, saat itu juga pegawainya datang bertanya
apakah tuanya itubermimpi buruk lagi. Si pria ketakutan dan tak melihat kalau
arwah harimau memang datang ke rumahnya.
Chan Sung
dan Man Wol pergi ke restoran dengan makana tersaji diatas meja. Chan Sung
menceritakan Presdir hotelnya menerima
harimau dari Korea Utara. Saat dia mengunjungi Korea Utara waktu itu, dia
menerima harimau sebagai tanda persahabatan. Man Wol mengerti dengan tatapan
kosongnya.
“Tapi kau
bilang kau mencari harimau. Tapi Kenapa kau datang ke restoran bubur kacang
merah? Apa restoran ini ada kaitan dengan harimau?” ucap Chan Sung heran
“Bubur
kacang merah adalah makanan favorit harimau. Bukankah wajar bagiku teringat
bubur kacang merah saat aku berpikir tentang harimau?” kata Man Wol
“Aku tak
mengerti apa hubungannya. Kau hanya ingin makan bubur kacang merah, kan?” keluh
Chan Sung
“Restoran
ini tayang di "The Guys Who Died After Eating". Kim Joon Hyun...”
kata Man Wol menunjuk poster. Chan Sung mengeluh karena Man Wol membahas orang
itu lagi.
“Dia
makan 5 bola kue beras ketan dalam 1 gigitan... Orang itu. Dia bukan manusia
biasa. Llu Berapa banyak yang bisa kau makan dalam satu gigitan?” tanya Man Wol
“Sudah
kubilang aku harus berangkat kerja. Aku tak punya waktu bersantai dan makan ini
sekarang.” Keluh Chan Sung
“Kau
harus bersantai sambil makan ini. Jika kau makan ini dengan tergesa, kue beras
ketan panas akan membakar mulutmu.” Kata Man Wol
“Aku
memberimu uang. Jadi Karena kau menerima uang itu, tolong perbaiki mataku.”
Pinta Chan Sung
“Dahulu
kala, tahukah kau kenapa penjual kue beras dimakan oleh harimau? Penjual
memberikan kue beras saat harimau bilang bahwa kue beras bisa selamatkan nyawa
penjual. Itu sebabnya penjual dimakan hidup-hidup. Jadi Penjual harus
bernegosiasi terlebih dahulu.” Cerita Man Wol
“Apa artinya
aku harus tinggal bersama wanita berkacamata hitam?” tanya Chan Sung
“Tidak,
bawa dia ke hotelku. Dia bisa tinggal selama beberapa hari. Lalu, aku bisa
naikan dia ke bus. Tapi, jika dia menjalani kehidupan yang baik, dia bisa naik
limusin.” Cerita Man Wol
Di sebuah
tempat, menuju Sungai Sanzu yaitu
perbatasan [Dunia Manusia, Alam Baka] sampai akhirnya pria yang yang terjebak
di badai salju sudah kembali normal lalu naik mobil menuju surga. Malaikat
kematian bersama dengan Nyonya Choi dan Tuan No mengantarnya.
“Aku
dengar, akan ada manajer baru di hotel.” Kata Malaikat kematian. Tuan No
membenarkan.
“Aku akan
segera pensiun. Aku hendak melakukan banyak perjalanan memancing.” Kata Tuan No
“Kau
tidak punya banyak waktu.” Ucap Malaikat kematian. Tuan No mengartikan kendaraan akan dikirim untuk digunakan?
“Aku
harus selesaikan semuanya.” Ucap Tuan No mengerti untuk menyelesaikan semua
tugasnya didunia.
**
Bersambung
ke Part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar