PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 15 Juli 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 2 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Chan Sung melonggo melihat tubuh tuan Park menjadi serpihan tanah. Ma Wol menegaskan kalau sudah memberi kesempatan kabur dan sudah menyetujuinya, tapi kembali lagi. Tapi kalau Chan Sun akan kabur sekarang maka akan membunuhnya. Ma Wol pun terlihat ketakutan.
“Apa Kau membunuh orang tua yang menyerangmu tadi?” ucap Chan Sung lalu mendekat. 

Tiba-tiba tangan Tuan Park keluar memegang sepatu Chan Sung. Chan Sung panik langsung menarik kakinya dan bertanya apa itu yang berserakan dijalan.
“Sisa abu arwah itu baru saja terbakar.” Ucap Ma Wol. Chan Sung tak percaya kalau tadi adalah hantu.
“Sudah kubilang sebagian dari mereka cenderung mirip manusia.” ucap Ma Wol. Chan Sung ingat kalau Ma Wol mengatakan  tak berbahaya.
“Jika kau diserang oleh mereka yang menyimpan dendam mendalam,maka kau bisa berakhir terbunuh. Kau harus belajar membedakan.” Kata Ma Wol
“Tapi, kau bilang sulit untuk bedakan mereka.” Keluh Chan Sung. Ma Wol menyuruh Chan Sung perlu cermati.
“Aku takut jika melihat terlalu dekat.” Akui Chan Sung malu. Man Wol heran Chan Sung yang ditakutkan.
“Aku ada di sampingmu.” Ucap Ma Wol lalu berjalan pergi. Chan Sung memanggilnya.
“Bantu... Bantu ambilkan... Jika aku mendekat akan bahaya... Cepat.” Pinta Chan Sung
 “Lalu, mulailah panggil aku dengan benar, "Ketua".” Kata Man Wol. Chan Sung enggan karena Ma Wol itu bukan Bosnya.
“Aku tak ingin bekerja di hotelmu.” Tegas Chan Sung. Ma Wol mengejek Chan Sung memang belum takut padanya.
“Hei, jika kita tinggalkan begitu saja, bukankah bahaya bagi orang yang lewat?” kata Chan Sung bergegas mengambil sepatunya.
“Sampah itu akan segera diambil.” Ucap Ma Wol. Chan Sung ingin tahu oleh siapa.  Ma Wol menjawab Malaikat maut.
Keduanya berjalan pergi dan saat itu malaikat maut datang menyedot abu dari sisa pembakaran Tuan Park. Chan Sung memakai sepatunya lagi, Ma Wol heran Chan Sung akan memakainya lagi. Chan Sung panik ingin tahu apakah ini berbahaya.
“Aku belum lama membelinya. Tak bisakah kubersihkan dan pakai lagi?” kata Chan Sung
“Buang. Mari beli sepatu lagi.” Ucap Ma Wol. Chan Sun panik menanyakan dengan tas bawaannya. 



Mereka pergi ke toko sepatu, Ma Wol menunjuk salah satu sepatu menyuruh aga Chan Sung mencobanya karena bagus. Chan Sun menolak karena tak menyukainya dan bukan seleranya.
“Itu jauh lebih bagus daripada sepatu cokelat norak yang kau pakaia sebelumnya. Jangan pernah pakai barang seperti itu. Aku benci warna coklat.” Ucap Ma Wol
“Lalu, kau buang sepatu itu karena... Norak dan berwarna cokelat. Bukan karena bahaya?” kata Chan Sung tak percaya mendengar alasanya.
“Aku tak pernah bilang bahaya... Kalau kau Jika tak suka, pakailah ini.” Ucap Ma Wol memilih sepatu dengan campuran putih dan hitam.
“Aku tak suka... Aku akan pilih yang persis sama seperti sebelumnya.” Kata Chan Sung menolak.
“Kau Pakai saja. Toko akan segera tutup.” Ucap Ma Wol. Chan Sung tetap menolaknya.
Saat itu dari pengeras suara terdengar “Terima kasih sudah datang ke toko kami.” Tanda kalau akan ditutup



Keduanya keluar toko, Ma Wol mengeluh tak sempat beli sepatunya  karena Chan Sung sangat cerewet. Chan Sung pikir  Jika ada lebih banyak waktu, maka tak akan pernah beli sepatu seperti ini. Ma Wol pikir tak ada yang dapat mereka lakukan.
“Setiap tempat ada waktu tutupnya. Aku belikan kau sepatu baru, mulai bekerjalah besok.” Ucap Man Wol
“Mari kita luruskan. Pilih apapun yang kau inginkan,  aku yang bayar. Dan aku tak akan bekerja di hotelmu. Jika aku bekerja di sana, pekerjaan apa yang akan kukerjakan?” ucap Chan Sung
“Kau akan menghibur mereka yang menutup pintu dengan rasa sesal.” Ucap Man Wol
“Menutup pintu apa?” tanya Chan Sung binggung. Man Wol menjawab Menutup pintu kehidupan, yaitu Kematian bersamaan dengan pintu toko ditutup. 

Disisi jalan terlihat kecelakan dengan mobil terguling, seorang pria melihat dirinya yang berada didalam mobil dan sudah tak bernyawa.  Malaikat kematian datang memanggil Kim Byung Kyu kalau sengaja datang untuk mengawalnya. Tuan Kim pun dibawa mobil ke surga.
“Kau sudah berangkat dalam perjalanan panjang. Aku harap kau dengan aman sebrangi Sungai Sanzu.” Ucap God Mago datang lalu memberikan setangkai bunga.
“Jika kehidupan mereka sudah usai, kebanyakannya menyeberangi jembatan di atas Sungai Sanzu dan pergi ke alam baka. Tapi sebagian arwah gagal menemukan jalan mereka.” Jelas Man Wol
Terlihat sebuah jembatan yang menyeberangi Sungai Sanzu seperti menuju ke alam baka, Tuan Kim berjalan dengan wajah binggung. Beberapa orang didepanya membawa jumlah bunga yang berbeda, Ia lalu melihat ke langit terlihat bintang yang bagus.


“Kau juga lihat. Mereka yang bodoh tinggal di dunia ini padahal kehidupan mereka di sini sudah usai.” Jelas Man Wol yang memperlihatkan hantu yang makan mandu bahkan mata yang bolong
“Sama miripnya dengan kau berdiri di sini padahal toserba sudah tutup?” ejek Chan Sung
“Metafora yang bagus. Kau memahaminya dengan sangat baik. Tamu-tamu yang datang ke hotelku adalah arwah-arwah yang tersesat dalam perjalanan menuju alam baka.” Jelas Man Wol
“Jadi, maksudmu tamu hotelmu semuanya hantu. Dan itulah alasan kau membuatku bisa melihatnya.” Kata Chan Sung.
“Datanglah ke Hotel Del Luna. Kau akan aman jika tinggal di sampingku. Hal paling berbahaya yang dapat kau lakukan adalah mencoba dan kabur tanpa izinku. Jangan lakukan.” Ucap Man Wol. Chan Sung terdiamn
“Koo Chan Sung, pakai sepatu barumu besok dan naik kereta bawah tanah jalur empat.” Ucap Man Wol dan akan masuk mobil.
“Jang Man Wool.” Ucap Chan Sung, Man Wool mengeluh kalau sudah memintanya memanggil “Ketua”
“Hei... Kau? Di posisi mana kau? Apa pintumu belum ditutup Atau apa kau salah satu yang berkeliaran sesudah pintu ditutup?” tanya Chan Sung. Tuan No sudah membuka pintu mobil.
“Kau bukan manusia normal sepertiku. Aku bisa berkata begitu karena apa yang kualami hari ini. Kau bilang mereka dengan dendam yang kuat dapat membunuh manusia. Kau bilang kau akan membunuhku. Apa kau hantu pendendam juga?” tanya Chan Sung penasaran.
“Yang... berdiri tepat di sampingmu sekarang mungkin adalah hantu pendendam.” Ucap Man Wol. Chan Sung kaget melihat hantu kacamata ada disampingnya dan langsung menutup mulutnya.
“Sekarang kau menutup mulutmu. Memang hatimu benar-benar lemah.” Kata Man Wol menyindir. Chan Sung panik tak bisa bicara karena ada hantu kacamata.

Tuan No sempat memberikan senyuman pada Chan Sung sebelum pergi. Chan Sung binggung karena tak bisa berkata-kata lagi. Di dalam mobil Man Wol pun bertanya-tanya apakah ia hantu pendendam. 
Seorang anak dan ibu memberikan makanan untuk kucing-kucing jalan, terlihat banyak yang makan dengan lahap. Sampai akhirnya si anak melihat sesuatu yang menarik lalu berjalan ke dalam taman bermain, wajahnya tersenyum melihat sesuatu didepanya.
Terlihat hantu harimau didepan si anak, ibunya tersadar anaknya sudah tak ada disampingnya dan langsung mencarinya. Yun Seo pikir melihat ada kucing besar dan kucing raksasa dengan memanggilnya “Meong” Sang ibu menemukan anaknya dan langsung memeluknya.
“Kau Sedang lihat apa?” tanya sang ibu. Si anak mengaku me lihat kucing raksasa. Ibunya langsung memeluk sang anak karena  sangat khawatir.




Man Wol berdiri didepan pohon bertanya-tanya, apakah pohon ini Hidup atau mati, karena pohon iytu Belum tumbuh daun atau bunga selama lebih dari satu milenium dan berpikir Apa artinya sudah mati. Ia teringat yang dikatakan Chan Sung sebelumnya.
“Di posisi mana kau? Apa pintumu belum ditutup? Atau apa kau salah satu yang berkeliaran sesudah pintu ditutup?
“Ini Masih hidup. Kau bilang... bahwa pohon ini seperti diri keduamu.” Ucap Tuan No
“Benar, bisakah kita menanggapnya aku masih hidup?” kata Man Wol
“Aku menyiapkan sebotol besar sampanye untukmu. Apa Kau mau?” tanya Tuan No
“Setuju, tak hanya sebotol... Aku ingin seluruh krat... Tapi Ada yang datang... Tamu yang sangat istimewa datang jadi Aku harus menyambut.” Ucap Man Wol dengan senyuman bahagia. 


Man Wol berdiri didepan hotel, lalu melihat hantu harimau yang lewat dan berjalan begitu saja. Man Wool seperti senang melihatnya, Hyun Joong keluar dari hotel bertanya pada Man Wool kalau tadi yang lewat itu  itu harimau.
“Berbahaya... bagi arwah makhluk suci berkeliaran seperti itu.” Kata Man Wol
“Apa kau tak menerima harimau?” tanya Hyun Joong. Man Wol mengeluh Hyun Joong untuk bekerja dengan benar.
“Kau harus baik dan menyambut tamu.” Tegas Man Wol. Hyun Joong pikir sudah bekerja di sini selama hampir 60 tahun, tapi ini kali pertama melihat harimau.
“Bekerjalah dengan benar. Banyak hantu ingin bekerja di sini untuk tinggal di dunia manusia. Jika kau punya keluhan, segera naik bus ke alam baka. Aku tak akan hentikan.” Ucap Man Wol
“Aku melibatkan Koo Chan Sung karena pekerjaanku buruk, kau tahu. Aku tak andal, tapi aku cukup beruntung.” Kata Hyun Joong
“Apa kau mati muda karena sangat beruntung? Tak bisa.” Ejek Man Wol. Hyun Joong mengikuti Man Wol masuk hotl berjanji akan bekerja keras. 


Chan Sung duduk diam di dalam rumah melihat pot bunga dari Man Wol tertulis [Kepada Koo Chan Sing, Selamat Ulang Tahun]. Sanchez teman Chan Sung bertanya kapan tiba, karena sebelumnya bilang akan ke pergi. Chan Sung hanya diam saja.
“Aku sangat suka saat kau bilang akan tinggal di tempatku, aku kecewa memikirkan kau akan pergi lagi. Hei, ayo kita adakan pesta untuk merayakannya. Kau Mau minum apa? Bir, miras, atau soju. Pilihlah.” Ucap Sanchez penuh semangat. Chan Sung hanya diam saja.
“Kenapa tak berbicara?.. Chan Sung...” ucap Sanchez, Chan Sung tak bisa karena tak jauh darinya ada hantu kacamata.
“Kau tak menjawab... Ayo minum bir.” Ucap Sanchez lalu berjalan pergi. Chan Sung masih saja terdiam terlihat gelisah
“Apa itu membuatmu jadi hantu pendendam juga? Apa itu terlalu jahat?”ucap Chan Sung dan tiba-tiba si hantu kacamata sudah duduk disampingnya. Ia langsung mencoba menutup wajahnya yang ketakutan. 


Pagi hari, Chan Sung pergi ke sebuah rumah, teringat dengan ucapan ayahnya “Ayah melihat tanda glamor berkedip, dan ditutupi ivy hotel yang tampak luar biasa.” Ia melihat nama terlihat dibagian depan. "Hotel Del Luna".
“Tampak luar biasa dari yang kuduga.” Kata Chan Sung lalu masuk ke dalam.
Didepan meja receptionist, Chan Sung tak melihat siapapun dan berpikir kalau siang hari tutup. Hyun Joong tiba-tiba muncul menyapanya. Chan Sung terlonjak kaget. Hyun Joo pikir sudah membuatnya takut dengan senyuman manisnya.
“Kau orang yang masih hidup... Lihatlah tarif kami dan putuskan.” Ucap Hyun Joon. Chan Sung membenarkan lalu melihat daftar Tarif Kamar.
“Kamar kalian mahalnya tak masuk akal.” Ungkap Chan Sung kesal. Hyun Joong sudah tau kalau Sangat mahal
“Tapi kami harus patuhi aturan, jadi tak ada diskon.” Ucap Hyun Joong
“Apa Maksudmu kau tak menginginkanku sebagai tamu?” kata Chan Sung heran
“Untuk jumlah uang sebesar itu kau dapat menginap di hotel bintang 5 terdekat”kata Hyun Joong
“ Aku akan melakukannya jika aku datang ke sini sebagai tamu, tapi aku bukan tamu.” Kata Chan Sung memperlihatkan suratnya.
Hyun Joong membacanya lalu terlihat kaget dan tahu kalau Chan Sung adalah manajer baru, Chan Sung menegaskan belum menerima posisi itu tapi hanya berkunjung. Hyun Joong memberitau kalau Ketua sedang menunggu.
“Naiklah lewat sini, Manager” kata Hyun Joong ramah. Chan Sung mengeluh kalau dirinya itu bukan manajer.
Hyun Joong akhirnya mengajak naik lift denga terus menatap Chan Sung, Chan Sung pun seperti tak sadar kalau hotel mereka naik cukup tinggi menaiki dinding dan sampai di lantai L. 


Hyun Joong pun membawa ke sebuah ruanga yang terlihat gelap, Lobby yang sebelumnya terlihat mewah oleh ayah Chan Sung. Chan Sung bertanya Apa tak ada tamu saat ini karena terlihat kosong dan tak berpenghuni. Hyun Joong memberitahu Semua kamar ditempati.
“Sunyi karena kebanyakan dari mereka tidur.” Ucap Hyun Joong. Chan Sung merasa ini  Tak seperti apa yang didengar, karena melihat tempat itu sebenarnya biasa saja.
“Aku dengar ada kolam renang mewah serta sky lounge di lantai atas.” Ucap Chan Sung. Hyun Jong mengaku mereka  bangga dengan dua fasilitas itu.
“Jadi, apa memang sungguh ada?” tanya Chan Sung tak percaya. Hyun Joong pun menawarkan Chan Sung untuk melihatnya.
“Tidak.  Aku tak perlu lihat. Dan sudah kubilang, aku bukan manajer hotel ini.” Keluh Chan Sung karena Hyun Joong selalu memanggilnya Manager. Hyun Joong pikir bisa memanggilnya Hyung. 

Saat itu juga Tuan No datang memanggil Koo Chan Sung memberitahu tahu kalau Ketua sedang menunggunya. Chan Sung pun mengikuti Tuan No berjalan dilorong yang gelap. Tuan No memberitahu Chan Sung  dapat menganggap sekarang sekitar jam 3 pagi dihotel hantu untuk hotel reguler.
“Dia bilang semua kamar ditempati. Apa artinya mereka semua ditempati oleh hantu?” tanya Chan Sung penasaran.
“Aku manusia dan sama sepertimu.” Akui Tuan No, Chan Sung seperti kaget lalu menganguk mengerti.

Chan Sung melihat foto Man Wol dari tahu ke tahun dan bisa tahu kalau Man Wol hidup sejak saat itu sampai sekarang. Tuan No tak membahasnya hanya memberitahu kalau Man Wol akan segera datang lalu pamit pergi. Chan Sung bertanya apakah Tuan No sudah lama bekerja di sini.
“Aku mulai bekerja di sini sejak berusia 40 tahun. Jadi, sudah lebih dari 30 tahun.” Kata Tuan No. Chan Sung kaget mendengarnya.
“Aku satu-satunya orang yang menua di hotel ini. Dan sekarang, kau akan mengambil alih pekerjaanku.” Kata Tuan No
“30 tahun? Apa artinya aku harus berada di sini sampai aku setua itu?” ucap Chan Sung panik setelah melihat Tuan No pergi. 

Man Wol masuk ruangan mengeluh Chan Sung yang  sangat terlambat, bahkan tak pakai sepatu yang dipilih kemarin. Chan Sung mengaku Sepatu itu terlalu mencolok untuk dipakai di hotel tempatnya bekerja saat ini. Ia menegaskan kalau  hanya mampir dan harus berangkat bekerja.
“Gadis yang pakai kacamata hitam pasti sudah membuatmu repot.” Ejek Man Wol
“Apa Kau membuatnya tetap di sebelahku? Apa Kau membuatnya didekatku padahal aku tak berbuat salah padanya?”keluh  Chan Sung.
“Oh.... Dia berkeliaran di sekitar orang yang punya koneksi dengannya. Begitu mereka membentuk koneksi, maka koneksi secara otomatis berlangsung selamanya.” Jelas Man Wol
“Apa Kau pikir aku adalah router nirkabel?” keluh Chan Sung kesal. Man Wol malah memuji itu kalimat  Metafora yang bagus.
“Kau memahami banyak hal dengan baik. Aku mulai sangat menyukaimu.” Ungkap Man Wol
“Aku tak ingin kau menyukaiku Dan aku benci melihat hantu-hantu itu.” Tegas Chan Sung
“Kau harus melihatnya Dan lebih bagusnya kau terbiasa. Hantu-hantu itu akan jadi tamu kau mulai sekarang.” Tegas Man Wol
Chan Sung mengeluh kalau ini jenis agama baru atau semacamnya atau ini rumah dukun yang merawat hantu. Man Wol menegaskan kalau ini hote Bahkan terdaftar di kantor wilayah Jung-gu. Chan Sung melihat surat dinding [Kantor Borough Jung-gu, Kota Seoul- Pendaftaran Bisnis, Hotel Del Luna]
“Aku mencari di web sepanjang malam untuk menemukan situs web hotel. Tapi aku tak dapat menemukan satu situs web atau pos mengenai Hotel Del Luna.” Ucap Chan Sung
“Tentu saja, kau tak dapat menemukan situs web hotel. Sudah kubilang hotel ini bukan untuk manusia.” balas Man Wol
“Kau bilang tempat ini untuk menghibur hantu, 'kan? Lalu, layanan apa yang kau sediakan untuk tamumu? Apa Pengusiran setan?” ejek Chan Sung
“Kami tak melakukan pengusiran setan. Tapi Pengobatan.” Tegas Man Wol 
Nyonya Choi berjalan di trolly membawa banyak makanan lalu mengetuk pintu sebagai layanan kamar. Hantu yang terlihat kepalaran mulai makan dengan sangat rakus. Nyonya Choi menyuruh agar  Makan semua yang tak bisa dimakan saat masih hidup.
“Kami punya semua jenis makanan yang kau inginkan.” Kata Nyonya Choi dan si wanita benar-benar makan semua makan dan memasukan daging lobster sampai mulutnya penuh.
Nyonya Choi pergi ke ruangan lain memasangkan kayu bakar, lalu memastikan kalu Sekarang sudah merasa hangat. Si pria terlihat kedingingan dengan tubuh yang di penuhi oleh salju.  Nyonya Choi memberitahu kalau akan bakar kayu  sampai pria itu menjadi hangat.
Si pria menganguk sambil minum dengan tangan yang gemetar. Ditempat lain seperti jasad dari si pria masih terjebak dalam gunung yang turun salju. 
Nyonya Choi datang ke ruangan lain membawakan banyak buku, seorang wanita duduk di tumpukan buku.  Nyonya Choi memberitahu kalau nenek itu bahkan membaca salinan aslinya sekarang dan akan segera selesai membaca setiap buku di ruangan ini.
“Kau bisa Belajar sebanyak yang kau inginkan. Aku akan dapatkan buku apa pun yang ingin kau baca.” Ucap Nyonya Choi. Si nenek pun mengucapkan terimakasih dan terlihat bahagia. 




“Hotel Del Luna adalah tempat di mana arwah-arwah yang dulunya manusia datang untuk beristirahat dan melakukan sesuatu yang gagal mereka penuhi saat mereka masih hidup” jelas Man Wol
“Dengan kata lain, ini adalah kesempatan untuk mengisi ulang energi. Hal itu bukan hanya untuk manusia. Hantu perlu melakukannya juga agar pergi tanpa penyesalan. Para tamu adalah hantu, jadi manajer juga harusnya hantu.” Ungkap Man Wol
“Lalu Kenapa kau butuh seorang manusia?” tanya Chan Sung. Man Wol menjawab Karena ada sesuatu yang hanya bisa dilakukan manusia.
“Seperti Mendaftarkan bisnis di kantor wilayah, bayar pajak, menerima pemeriksaan kebersihan, dan sebagainya. Ada begitu banyak hal yang harus kau lakukan. Aku ingin menyelesaikan ini layaknya manusia.” jelas Man Wol
“Ini adalah uang yang kutabung sehingga untuk membayar kembali. Uang yang kau pinjamkan pada ayahku termasuk bunga. Jadi Ambil ini dan biarkan aku pergi.” ucap Chan Sung memberikan buku tabunganya.
Man Wol melihat kalau Chan Sung itu menabung cukup banyak dan menurutnya itu sangat rajin dan pintar. Chan Sung pikir Sepertinya tak perlu khawatir kehilangan uang. Man Wol pun dengan senang hati akan mengambilnya karena Chan Sung yang menawarkannya.
“Maka artinya kita impas. Jadi Aku akan pergi.” kata Chan Sung. Man Wol setuju
“Sebenarnya aku menunggumu sehingga kita bisa pergi bersama. Ayo pergi.” kata Man Wol
“Aku tak berencana pergi bersamamu.” Tegas Chan Sung. Man Wol bertanya apaah Chan Sung akan pergi sendiri. Chan Sung menganguk dan Man Wol pun mempersilahkan pergi. 



Chan Sung keluar ruangan dan terlihat gugup karena sangat sunyi dan sedikit gelap lalu masuk lift menekan tombol lantai. Seseorang meminta agar menekan Lantai tiga, Chan Sung mengerti lalu tersadar kalau ia hanya sendirian dalam lift.
Hantu tangan panjang tiba-tiba menyentuh lantai tiga, Chan Sung panik melihat hantu yang bergelantung diatas lift bahkan tanganya bisa menjadi panjang, tanganya langsung menekan tombol agar bisa membuka pintu. 

Chan Sung masuk ruangan melihat Man Wol sedang santai meminum teh, lalu mengomel karena masih melihat hantu padahal sudah membayarnya jadi seharusnya tak melihat mereka lagi. Man Wol mengatakan Chan Sung hanya membayar hutangnya.
“Dan apa yang kuberikan adalah hadiah ulang tahun. Jadi Kau harus hargai itu.” Ucap Man Wol
“Apa kau bercanda?  Bagaimana... Bagaimana kau mengharapkanku untuk hidup normal saat aku bisa melihat hantu?” keluh Chan Sung
“Maka sepertinya kau tak punya pilihan selain bekerja di sini.” Komentar Man Wol
Chan Sun meminta agar mengembalikan mata normalnya. Man Wol mengaku akan pergi dan bertanya apakah Chan Sung akan ikut, kalau tidak bisa tetap dihotel kalau tak mau ikut.
“Ayo kita lanjutkan pembicaraan kita sesudah keluar dari sini.” Ucap Chan Sung dan bersembunyi dibalik tubuh Man Wol saat keluar dari lift. 


Tuan Kim melihat Chan Sung keluar dari lift terlihat ketakutan bersama dengan Man Wol, lalu berpikir  Pria baru terlihat sangat lemah jadi mulai khawatir. Tapi Tuan No merasa  Chan Sung terlihat sangat berani baginya. Chan Sung memegang lengan Man Wol karena takut kalau ada yang ikut dibelakangnya.
“Aku lebih takut pada Ketua daripada hantu. Tapi... dia sepertinya tak kesulitan berbicara dengan ketua” ucap Tuan No
“Itu karena dia tak tahu kenapa ketua menjadi pemilik tempat ini. Dari semua hantu di sini, dia yang paling menakutkan dan mengerikan. Komentar Tuan Kim akhirnya melihat keduanya pergi. 

Man Wol pergi ke parkiran dan berjejer mobil bagus, Chan Sung pikir ini semua mobil Man Wol.  Setelah berjalan cukup jauh, Man Wol memilih salah satu mobl yang cocok untuknya pada Hari ini. Chan Sung bertany apakah Man Wol itu pemilik semua mobil ini.
“Sudah kubilang semua tamu kami adalah hantu.Apa Kau pikir mereka menyetir ke sini?” ucap Man Wol lalu melempar kunci. Akhirnya mau tak mau Chan Sung yang menyetir mobilnya. 

Chan Sung mengemudikan mobil tanpa menutup bagian atasnya, lalu berkomentar Man Wol punya banyak mobil mewah. Man Wol mengejk Chan Sung yang menganggapnya seperti hantu pendendam lalu tampak seperti manusia sesudah melihat semua mobilnya.
“Sepertinya kau mendapat banyak uang sambil menghibur arwah.” Komentar Chan Sung
“Kau benci melihat hantu, tapi kau suka hal mewah seperti mobil ini, kan? Apa kau tak ingin bekerja untukku?” ucap Man Wol
“Aku tak mungkin mengerti bagaimana bisa kau kumpulkan kekayaan dengan menghibur mereka dalam arti supranatural.” Komentar Chan Sung
“Kau mulai tertarik dengan struktur laba hotel. Seharusnya aku tunjukkan mobilku terlebih dahulu, bukan hantu.” Ejek Man Wol
Chan Sung mengaku tak tertarik lalu tertawa, Man Wol  heran melihat Chan Sung yang tertawa. Chan Sung mengaku Lucunya hantu mengenakan sabuk pengaman. Man Wol tak bisa membalas ejekan Chan Sung. Chan Sung memberikan penawaran akan mengantar ke tempat tujuan.
“Tapi kau harus perbaiki mataku.” Ucap Chan Sung. Man Wol kali ini yang tertawa.  Chan Sung heran karena Man Wol tertawa.
“Aku hanya merasa lucu kau percaya, kalau aku akan perbaiki matamu.” Ejek Man Wol
“Kita sudah sepakat. Jika kau tak perbaiki mataku, maka aku tak bisa pergi bekerja.” Ucap Chan Sung
“Benar, kau tak bisa pergi bekerja di hotel lain karena kau perlu mengurus sesuatu yang lain sekarang.” Tegas Man Wol
Chan Sung bertanya mau kemana mereka,  Man Wol menjawab Menangkap harimau. Chan Sung pikir Man Wol sedang bercanda. Man Wol menatap dingin, Chan Sung terlihat panik karena dugaanya memang benar. 


Mereka pergi ke sebuah museum dengan tubuh harimau yang dipajang disana. Man Wol memberitahu kalau ini kehidupan harimau. Chan Sung bertanya apakah harimau tinggal di hotelnya. Man Wol pikir harimau itu adalah makhluk mistis, jadi pasti bisa.
“Ini adalah harimau Baekdu terakhir yang ditangkap di Semenanjung Korea...”ucap Man Wol
“Aku ingat menonton berita soal menerima harimau dari Korea Utara sebagai hadiah. Harimau itu tak cocok dengan harimau lain atau dikawinkan dengan jenis lain. Harimau itu tinggal sendirian sampai saat terakhir.” Jelas Chan Sung
“Harimau sudah mati, tapi mereka membuatnya tampak seperti hidup dan dipajang di sini.” Ungkap Man Wol menatap sedih.
Chan Sung menatap Man Wol teringat yang dikatakan saat restoran “Aku tak mati. Aku masih belum mati. Aku hidup.”
Saat itu di sebuah rumah, Seorang pria tertidur seperti melihat harimau yang datang kekamarnya. Ia menjerit ketakutan, saat itu juga pegawainya datang bertanya apakah tuanya itubermimpi buruk lagi. Si pria ketakutan dan tak melihat kalau arwah harimau memang datang ke rumahnya. 


Chan Sung dan Man Wol pergi ke restoran dengan makana tersaji diatas meja. Chan Sung menceritakan Presdir hotelnya  menerima harimau dari Korea Utara. Saat dia mengunjungi Korea Utara waktu itu, dia menerima harimau sebagai tanda persahabatan. Man Wol mengerti dengan tatapan kosongnya.
“Tapi kau bilang kau mencari harimau. Tapi Kenapa kau datang ke restoran bubur kacang merah? Apa restoran ini ada kaitan dengan harimau?” ucap Chan Sung heran
“Bubur kacang merah adalah makanan favorit harimau. Bukankah wajar bagiku teringat bubur kacang merah saat aku berpikir tentang harimau?” kata Man Wol
“Aku tak mengerti apa hubungannya. Kau hanya ingin makan bubur kacang merah, kan?” keluh Chan Sung
“Restoran ini tayang di "The Guys Who Died After Eating". Kim Joon Hyun...” kata Man Wol menunjuk poster. Chan Sung mengeluh karena Man Wol membahas orang itu lagi.
“Dia makan 5 bola kue beras ketan dalam 1 gigitan... Orang itu. Dia bukan manusia biasa. Llu Berapa banyak yang bisa kau makan dalam satu gigitan?” tanya Man Wol
“Sudah kubilang aku harus berangkat kerja. Aku tak punya waktu bersantai dan makan ini sekarang.” Keluh Chan Sung
“Kau harus bersantai sambil makan ini. Jika kau makan ini dengan tergesa, kue beras ketan panas akan membakar mulutmu.” Kata Man Wol
“Aku memberimu uang. Jadi Karena kau menerima uang itu, tolong perbaiki mataku.” Pinta Chan Sung
“Dahulu kala, tahukah kau kenapa penjual kue beras dimakan oleh harimau? Penjual memberikan kue beras saat harimau bilang bahwa kue beras bisa selamatkan nyawa penjual. Itu sebabnya penjual dimakan hidup-hidup. Jadi Penjual harus bernegosiasi terlebih dahulu.” Cerita Man Wol
“Apa artinya aku harus tinggal bersama wanita berkacamata hitam?” tanya Chan Sung
“Tidak, bawa dia ke hotelku. Dia bisa tinggal selama beberapa hari. Lalu, aku bisa naikan dia ke bus. Tapi, jika dia menjalani kehidupan yang baik, dia bisa naik limusin.” Cerita Man Wol 



Di sebuah tempat, menuju  Sungai Sanzu yaitu perbatasan [Dunia Manusia, Alam Baka] sampai akhirnya pria yang yang terjebak di badai salju sudah kembali normal lalu naik mobil menuju surga. Malaikat kematian bersama dengan Nyonya Choi dan Tuan No mengantarnya.
“Aku dengar, akan ada manajer baru di hotel.” Kata Malaikat kematian. Tuan No membenarkan.
“Aku akan segera pensiun. Aku hendak melakukan banyak perjalanan memancing.” Kata Tuan No
“Kau tidak punya banyak waktu.” Ucap Malaikat kematian. Tuan No mengartikan  kendaraan akan dikirim untuk digunakan?
“Aku harus selesaikan semuanya.” Ucap Tuan No mengerti untuk menyelesaikan semua tugasnya didunia.
**
Bersambung ke Part 2

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar