PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tuan Kim
dkk akhirnya datang ke ruangan Chan Sung, Tuan Kim mengaku kalau Man Wol
menyuruh untuk menyapa manajer baru. Chan Sung memastikan kalau mereka semua
bekerja di sini, jadi artinya semua hantu.
“Aku
meninggal sekitar 500 tahun yang lalu, Dia meninggal 200 tahun yang lalu. Dan
dia meninggal 70 tahun yang lalu,Si Bungsu.” Kata Tuan Kim. Chan Sung mengerti
karena semua lebih tua darinya lalu bersikap sopan.
“Aku
bangsawan yang belajar sangat keras. Sesudah lama belajar, aku lulus ujian PNS
dengan skor tertinggi. Tapi, mendadak aku mati tepat sebelum mencapai
imipianku.” Cerita Tuan Kim
Flash Back
Tuan Kim
dengan baju kebangganya berjalan disekitar rumahnya, lalu menceritakan saa
bergentayangan, menemukan Man Weol Inn dan ia yang terlama di hotel ini.
“Katamu
kau dulu belajar. Lalu, sedang apa di sini?” tanya Chan Sung binggung.
“Dulu aku
sangat cerdas saat menulis puisi. Dan kini, aku seorang bartender.” Jelas Tuan
Kim
“Jadi, kau
bartender yang mengurus makanan dan minuman.” Kata Chan Sung
“Aku adalah
menantu perempuan tertua dari keluarga yang bergengsi. Tapi akhirnya aku... dibunuh
oleh keluargaku sendiri.” Cerita Nyonya Choi.
Nyonya
Choi terbangun dari tidurnya, dengan pakaian putih seperti sangat pucat. Man
Wol melihat Nyonya Choi yang bergentayangan,Nyonya Choi hanya bisa menangis
diatas kuburanya.
“Selagi
tinggal di sini, aku akan menunggu anggota terakhir dari keluarga yang
menjijikan itu mati...” ucap Nyonya Choi marah
“Kau
pasti punya dendam yang mendalam.” Komentar Chan Sung. Nyonya Choi memberitahu
kalau bertanggung jawab atas kamar.
“Aku
meninggal selama Perang Korea. Dulu aku
dipanggil "Man Weol Inn". Saat itu sangatlah sulit.” Cerita Hyun
Joong.
Flash Back
Saat
perang terjadi, korea sedang dibom. Beberapa orang mulai berjatuhan. Man Wol
terlihat santai menyalakan lampu dengan korek, Hyun Joong datang menatap Man
Wol dan Man Wol melihat ada luka tembak yang menembus baju tentaranya,
“Aku
menunggu pergi dengan saudara perempuanku yang masih hidup...” akui Hyun Joong
“Kita
semua punya cerita panjang untuk diceritakan. Bagiku...” ucap Tuan Kim yang
langsung disela oleh Nyonya Choi.
“Karyawan
di sini kali pertama datang sebagai pelanggan, tapi sekarang bekerja sambil
memperpanjang masa tinggal mereka. Selain dari Ketua, kami bertiga sudah berada
di sini sangat lama.” Ucap Nyonya Choi
“Lalu,
apa Ketua Jang Man Wool juga, di sini untuk memperpanjang masa tinggal?” tanya
Chan Sung
“Tidak...
Dia adalah pemilik Hotel Del Luna.” Kata Hyun Joong bangga, Tuan Kim mengeluh
Man Wool dianggap sebagai pemilik.
“Dia
diikat di sini atas hukuman dari nenek tua itu.” Ucap Tuan Kim. Chan Sung
binggung Man Wool yang diikat.
“Ada
pohon besar di taman, tapi...” kata Tuan Kim, Chan Sung kaget kalau mereka punya
taman.
“Sepertinya
kami meninggalkan meja depan dan bar tanpa pengawasan terlalu lama. Lebih baik
kita pergi. Aku tak boleh bermalasan di tempat kerja atau aku akan dikirim ke
Alam Baka.” Ucap Nyonya Choi menyela Tuan Kim bicaa.
“Akan
kuceritakan kisah panjangku di bar sambil mentraktirmu segelas martini.” Kata
Tuan Kim
“Kupikir
kau sebaiknya pulang malam ini.” Ucap Nyonya Choi menyuruh keduanya segera
pergi.
Chan Sung
bertanya Di mana kebun dengan pohon besar, karena tak melihatnya hari ini.
Nyonya Choi pikir kalau Man Wol mungkin tak menunjukkannya pada Chan Sung karena
tak perlu. Chan Sung bertanya Apa ada
semacam ikatan antara Jang Man Wool dan pohon itu.
“Koo Chan
Sung... Berapa lama kau ingin bekerja di sini?” tanya Nyonya Choi
“Sesingkat
mungkin karena aku tak datang ke sini disebabkan tak ada pilihan.” Ucap Chan
Sung
“Maka,
yang terbaik adalah mengakhiri keingintahuanmu. Semakin lama aku di sini, semakin
aku tahu, begitu maksudmu kukira. Sekarang Aku akan mengurus tamu yang datang. Yang
harus kau lakukan adalah melakukan pekerjaan terkait dengan manusia.” kata
Nyonya Choi. Chan Sung menganguk mengerti.
Chan Sung
membuat teh lalu berdiri didepan rumahnya, Sanchez bertanya apakah Chan Sun
akan kerja. Chan Sung mengaku baru pulang kerja. Sanchez bertanya Apa Chan Sung
ada shift malam. Chan Sung menjawab Tidak.
“Aku
harus keluar dari hotel tempatku berada.” Ucap Chan Sung. Shancez ingin tahu
alasanya.
“Aku
sekarang bekerja di tempat yang berbeda.” Ucap Chan Sung, Sanchez ingin tahu
hotel apa.
“Kenapa
kau pergi ke tempat lain padahal berada di hotel terbaik Seoul?” ucap Sanchez
heran
“Hotel
yang memiliki pantai pribadi dan bar langit yang menjulang tinggi. Seperti itu.”kata
Chan Sung
“Apa ada
hotel seperti itu? Aku ingin pergi ke sana juga.” Kata Sanchez. Chan Sung langsung melarangnya.
“Jika kau
datang,maka kau akan berada di kamar 404.” Ucap Chan Sung. Sanchez ingin tahu
Apa yang ada di kamar 404.
“Apa
kamar suite?” tanya Sanchez, Chan Sung tak menjawab memilih untuk masuk kamar
karena lelah.
Chan Sung
masuk kamarnya lalu melihat sekeliling meyakinkan kalau Di sini dunia nyata, karena punya tempat
tinggal dan teman. Ia lalu mengeluh kalau
Ada banyak tempat lain yang
memintanya untuk bekerja dan ia mencoba minum teh kembali agar Jangan bingung
dan tetap tenang dengan pilihanya.
Ia lalu
binggung saat melihata ada kelopak bunga dalam jasnya, saat memegangnya kelopak
bunga menghilang. Ia pikir Hal aneh sudah mengikutinya ke dunia nyata
Man Wol
duduk bersama dengan Cheong Myung dan Yeon Wool yang memainkan musik. Man Wool
memberikan minumanya, terlhat gambar bulat dengan garis yang dicoret. Man Wool memberitahu kalau itu gambar Bulan
dan Artinya itu miliknya.
“Man...
Wool... Tulisannya begitu, 'kan?” ucap Cheong Myung sengaja mencelupkan tangan
ke air lalu menulis diatas batu dengan tangan Man Wool.
“Aku
membayarmu kembali atas anggur yang lezat.” Ucap Cheong Myung meminum arak, Man
Wool menatap Cheong Myung seperti terkesima.
Chan Sung
terbangun dari mimpinya lalu terbangun karena bunyi ponselnya dan melihat nama
[Del Luna]. Ia mengeluh karena Man Wol
dalam mimpinya dan sekarang menelponnya jadi membuat bingung. Akhirnya
Chan Sung mengangkat dengan mata tertutup.
“Tak
bisakah cepat kau angkat?” kata Man Wool mengomel. Chan Sun bertanya Ada apa.
“Ada
pekerjaan pertama untukmu. Aku ingin menjual lukisan Gunung Baekdu.” Kata Man
Wool. Chan Sung kaget dan matanya terbuka lebar.
Mereka
pergi melihat lukisan, Man Wol mencerita Arwah makhluk mitos menjadikan energi
lukisan ini lebih baik dan akan bisa dapatkan dua kali lipat harganya. Chan
Sung bertanya kalau menjual lukisan itu , bagaimana dengan harimau di dalamnya
“Harimau
sudah pergi barusan. Jadi Ini adalah lukisan kosong.” Kata Man Wool. Chan Sung
kaget mengetahui Harimau sudah pergi.
“Harimau
itu hidup di kebun binatang sepanjang hidupnya. Dia bosan tinggal di Gunung
Baekdu dalam beberapa hari. Sesudah bersenang-senang dia pergi ke Alam Baka. Aku
yakin dia akan terlahir kembali dalam berkat.” Kata Man Wool
“Alasan
kau memintaku mendapatkannya untuk dijual, 'kan? Bukan karena kau peduli dengan
harimau.” Ejek Chan Sung
“Tentu
saja aku peduli dengan harimau itu. Aku bahkan mengenakan ini untuknya.” Kata
Man Wool memperlihatkan celana keta dengan motif harimau. Chan Sung mengeluh
melihatnya.
“Pastikan
kau dapatkan harga yang bagus untuk ini. Kemudian sebagai hadiah, aku akan
membelikanmu jas dengan cetakan harimau yang serasi.” Kata Man Wool mengoda.
“Tidak,
terima kasih, siapa yang mau memakai pakaian seperti itu?” kata Chan Sung. Man
Wool ingin tahu alasannya.
“Kau suka
warna cokelat norak. Aku beli mobil baru dengan warna itu, hanya untukmu.” Kata
Man Wool. Chan Sung kaget kalau akan mendapatkan mobil baru.
“Pastikan
untuk menjual ini hari ini. Aku harus beli mobil baru.” Kata Man Wool. Chan
Sung heran Man Wol beli mobil.
“Mobilmu
terakhir kali juga baru.” Kata Chan Sung. Man Wool mengaku bangkrut sekarang karena beli mobil baru.
“Pastikan
kau dapatkan harga yang bagus untuk lukisan ini. Dua kali lipat... Ayo ambil
mobil baruku...” ucap Man Wool lalu berjalan pergi.
Chan Sung
berpikir kalu sudah mulai gila, lalu mengomel sendiri karena penasaran
menurutnya Man Wool hanyalah pemburu
uang. Ia tak percaya mencoba mengaum depan lukisan memastikan Harimau memang
sudah pergi.
Di atas
jembatan, tubuh Kim Yu Na akan melompat. Arwah Yu Na melihat tubuhnya tak
percaya kalau temanya masih ada dan menurutnya temanya sudah mati jadi meminta
agar memberikan tubuhnya kembali tapi hanya bisa tembus saja.
“Ya,
Ketua, Terima kasih sudah memperkenalkanku... Aku sedang menuju ke galeri
sekarang... Sampai jumpa lagi...” ucap Chan Sung berbicara di telp sambil
mengemudikan mobilnya.
Tiba-tiba
matanya melihat kearah atas jembatan, Arwah Yu Na meminta agar memberikan
tubuhnya kembali. Chan Sung kaget tiba-tiba melihat Arwah Yu Na sudah duduk
disampingnya, Yu Na diseberang jalan menatap
Chan Sung dengan sinis.
Arwah Yu
Na datang ke hotel Del Luna, Tuan Kim melihat Yu Na berkomentar Sepertinya Chan
Seong membawa pelanggan yang sangat menjengkelkan. Hyun Joong pikir Yun Na
sepertinya punya masalah karena terus bilang tak mati.
“Ini bukan
kali pertama melihat orang mati bilang masih hidup. Mereka selalu bilang mereka
hidup dan tak mati atau bertanya kenapa mereka mati. Kami mendengar itu
sepanjang waktu.” Kata Tuan Kim santai.
“Ketua akan
menanganinya, 'kan?” kata Hyun Joong merasa tak yakin.
Di
ruangan, Man Wool memarahi Chan Sung padahal menyuruhnya untuk pergi jual lukisan, tapi malah membawa pelanggan yang tak diinginkan. Ia
mengeluh kalau Chan Sung itu layaknya seorang sales. Chan Sun tak terima karena
Man Wool bilang menghibur arwah.
“Dia
sepertinya punya masalah, kenapa kau tak cari solusi untuknya?” ucap Chan Sung
“Kau
bilang melihat dirinya yang lain berkeliaran?” kata Man Wol. Chan Sung ingat Yu
Na bilang tubuhnya dicuri.
“Jika
benar, kita harus bantu menemukannya. Yang kau bawa adalah roh yang keluar dari
orang yang hidup.” Ucap Man Wol
“Jadi, maksudmu
dia sekarang berkeliaran tanpa roh?” tanya Chan Sung binggung.
“Kau
bilang tubuhnya dicuri. Jadi Tubuhnya diambil alih oleh roh lain.” Jelas Man
Wol
Tubuh Yu
Na pergi ke sekolah melihat tempat duduk dirinya setelah meninggal dengan
banyak bunga lalu memegang fotonya.
Temanya melihat sikap Yu Na merasa ada yang aneh padahal dia yang paling
sering membulinya.
“Mungkin
dia merasa bersalah atas semua yang dia lakukan. Dia berpura seolah-olah
benar-benar bersedih.” Kata temen-temanya melihat Yu Na.
Chan Sung
dan Man Wool pergi ke sebuah rumah yang cukup besar. Man Wool memastikan kalau
rumah gadis itu. Chan Sung membenarkan kalau
Yu Na adalah anak semata wayang dari rumah tangga ini. Man Wol pikir
Tubuh anak semata wayang mereka diambil alih oleh roh.
“Tentu
saja kita harus mendapatkannya kembali.” ucap Man Wol sudah siap masuk rumah.
“Aku
bertanya ini untuk memastikan, tapi apa kau akan membuat orang tuanya menerima
konsekuensinya?” kata Chan Sung
“Ini
bukan sekedar rumah kaya. Itu mobil cokelat yang kudambakan. Kenyataan mereka
sudah mengendarainya,padahal aku susah payah memesannya.Artinya mereka punya
banyak uang.” Ucap Man Wol.
“Kita
perlu mencari tahu kenapa ini terjadi,kan?” ucap Chan Sung, Man Wool tahu kalau
itu karena kalung.
“Itu
milik teman mati yang mengambil alih tubuh itu. Roh itu tinggal di kalung itu, lalu
mengambil alih tubuh.” Kata Man Wol menunjuk kalung yang dipakai oleh Teman Yu
Na.
“Sepertinya
mereka adalah teman. Kenapa dia melakukan hal seperti itu?” tanya Chan Sung
heran.
“Jangan penasaran.
Kau bilang kita perlu mendapatkan tubuhnya kembali. Maka hanya itu yang perlu
kita lakukan.” Kata Man Wol.
Saat itu
tubuh Yu Na datang melihat Man Wool langsung berusaha kabur, Man Wol menyuruh
Chan Sung agar mengejarnya. Chan Sung
pun bergegas mengejarnya.
Tubuh Yu
Na sudah ada diatas jembatan, meminta agar Chan Sung melepaskan tanganya karena
ingin membunuhnya. Chan Sung menahanya, mengingatkan kalau itu bukan tubuhnya
dan lakukan ini kepada teman, Teman Yu Na menegaskan kalau Yu Na bukan teman
dan membunuhnya.
Flash Back
Diatas
jembatan, Jung Su Jung memakai kalung, Yu Na langsung merampasnya. Su Jung
meminta agar mengembalikanya. Yu Na malah mengejek Su Jung yang hidup dengan bantuan sosial dan ingin
membuang-buang uang untuk sesuatu seperti ini.
“Apa kau
tak punya harga diri? Uang yang kau dapatkan untuk kau makan sendiri. Inilah
yang disebut, buang-buang pajak.” Kata Yu Na. Su Jung meminta agar
mengembalikan kalungnya.
“Ambillah
jika bisa.” Kata Yu Na sengaja menjauhkan sampai ke tepi jembatan, Su Jung meminta agar mengembalikan dengan
mendorongnya, Yu Na yang terjatuh tak terima langsung mendorong Su Jung dan Su
Jung pun terjatuh dari atas jembatan lalu meninggal.
“Aku tak
dapat mengingat apa pun sesudah jatuh dari jembatan. Saat aku sadar, aku
menyadari bahwa aku di dalam tubuhnya dengan kalungku di tangannya. Apa kau di
sini untuk kembalikan tubuh Yu Na? Dia membunuhku!” kata Su Jung tak terima.
Chan Sung hanya bisa diam saja.
Di rumah
Man Wool
menemukan kalung dalam kotak perhiasanya, Yu Na melihat memberitahu Gunakan itu
untuk kembalikan tubuhya sekarang. Man
Wol pikir Aura di sini tak hilang dengan mudah. Yu Na meminta agar Man Wol
mengatakan saja pada orang tuanya.
“Mereka akan
melakukan apa saja untukku” ucap Yu Na Yakin. Man Wool pikir sudah pati mereka
akan melakukan karena keduanya yang membuat Yu Na membuatnya.
“Apa yang
ingin kau bicarakan dengan kami tentang putri kami?” tanya Ayah Yu Na dingin
“Yu Na
membunuh seseorang. Tahukah kau... bahwa teman sekelas Yu Na bunuh diri di
jembatan itu? Itu tak sepenuhnya benar, karean Putrimu membunuhnya. Kalung ini
adalah buktinya.” Ucap Man Wool
“Apa yang
kau inginkan?” tanya Tuan Kim gugup, Man Wool mengaku ingin mendapatkan imbalan.
Yu Na yang duduk di dalam ruangan yakin kalau ayahnya akan membantunya.
Di atas
jembatan, Su Jung ingin tahu apa aku salah membunuh Yu Na. Chan Sung mengajak
Su Jung agar mencari cara. Su Jung mengeluh cara apa itu menurutnya Tak peduli
apa yang dlakukan karena tak bisa hidup kembali. Ia menegaskan dirinya yang
masih ingin hidup!
“Bahkan
walau mereka memanggilku parasit, aku masih ingin hidup. Jadi Lepaskan aku! Aku
tak bisa biarkan dia kembali ke tubuh ini dan hidup seperti tak ada yang terjadi.
Jadi Tolong lepaskan aku.ucap Su Jung tak ingin” Chan Sung menahanya.
“Tunggu
sebentar... Aku akan ambil kalung itu. Kau harus hidup di dalam tubuh ini,
mengerti?” kata Chan Sung menyakinkan.
Chan Sung
pergi menemui Man Wol yang sudah menunggu didepan rumah bertanya Di mana kalung itu, karena mereka belum bisa
biarkan Yu na kembali ke tubuhnya, dan menurutnya Tak adil untuk gadis itu. Man
Wool memberitahu kalau sudah kembalikan kalung itu.
“ Dan
Kalung itu Sudah ada di tangan orang tuanya.” Ucap Man Wool. Chan Sung kaget
mendengarnya.
Ayah Yu
Na sudah ada didepan kayu kabar memegang kalung, Ibu Yu Na memastikan
kalaukalung ini milik gadis yang sudah mati itu,Ayah Yu Na yakin kalau Kata
wanita itu, ini satu-satunya bukti.
Flash
Back
“Ada dua
cara untuk membayar apa yang dia lakukan. Satu, ambil kalung ini sebagai bukti atas
membuktikan kesalahan putrimu dan menghukumnya. Kau juga harus meminta maaf
kepada arwah temannya. Dua, kau dapat menyimpan rahasia ini dan menyingkirkan
kalung ini.” Ucap Man Wol
“Aku akan
membayar sebanyak yang kau inginkan... Kumohon... serahkan kepada kami dengan
diam.” ucap Ayah Yu Na.
“Jadi,
kau sudah buat keputusan. Kau akan membayar sangat mahal.” Kata Man Wol
Yu Na
pikir Semuanya akan kembali normal, Man Wool mengaku Tentu saja karena sesudah
kalung itu hilang, tak ada yang akan tahu bahwa Yu an membunuhnya. Yu Na
memastikankalau Tak ada yang akan tahu, Man Wool pikir sudah bilang dendam Su
Jung sangat kuat.
“Sesudah
kalung itu dibakar, kesempatanmu mendapatkan pengampunan darinya juga akan
hilang untuk selamanya.” Ucap Man Wol. Yu Na pikir Ini Tak masalah.
“Tidak...
Kau tak akan pernah bisa kembali ke tubuhmu.” Kata Man Wol. Yu Na kaget mendengarnya
“Arwahmu
akan benar-benar mati tanpa disadari siapa pun.” Kata Man Wol Yu Na mengumpat
kesal.
Di depan
kayu bakar, Ayah Yu Na pikir Yang mati
biarlah mati dan Yu Na harus terus memiliki kehidupan yang baik. Ibu Yu Na pun yakin kalau seharusnya semua ini tak terjadi, lalu
bertanya-tanya apa maksudnya perkataan terakhir wanita itu.
Flash Back
“Kau
harus tahu bahwa pilihan yang kau buat akan membunuh arwah putrimu.” Ucap Man
Wool.
Yu Na
panik melihat kalung mulai dibakar lalu menjerit agar ayah dan ibunya tak
melukanya, sampai akhirnya tubuhnya hilang terkabar. Su Jung yang ada di tubuh
Yu Na bisa melihat malaikat kematian datang lalu berdiri didepan rumah.
“Kau
harus hidup dalam tubuh itu sekarang. Meskipun kau parasit pada tubuh itu.
Cobalah yang terbaik untuk hidup lagi.” Pesan Man Wol pada Yu Na.
Man Wol
berkomentar kalau Su Jung itu sudah menjadi parasit sejati. Tapi beruntung
mendapati dirinya sebagai orang kaya dan yakin mereka akan manjakan dia tanpa
mengetahui putri mereka hanyalah kulitnya, sambil melihat emas batangan.
“Gadis
itu akan kesulitan sambil menonton rupanya sendiri, ini Tak boleh.” Kata Chan
Sung teringat yang dikatakan Tuan Kim
“Dia
hanya membayar atas apa yang dia perbuat. Dia diikat di sini atas hukuman dari
nenek tua itu.” Kata Tuan Kim dan Man Wol yang asik melihat emas batangnya.
“Apa Kau
juga membayar atas apa yang kau perbuat? Aku dengar kau dihukum.” Ucap Chan
Sung. Man Wol menatap sinis.
“Benar...
Seseorang bilang aku sombong dan bodoh. Meskipun aku tak setuju dengan itu.”
Kata Man Wool. Chan Sung berkomentar “Oh.”
“Apa itu?
Kau baru saja bilang, "Oh"? Apa kau meremehkanku?” kata Man Wol
marah. Chan Sung mengaku tidak.
“Terkadang.
Tidak, sangat jarang, aku merasa kasihan padamu.” Ucap Chan Sung
Saat itu
Man Wool melihat ada pesan yang masuk “Pre-order untuk edisi XJ50 sudah
dibatalkan” Man Wool mengumpat marah karena
Mobil yang dipesan dibatalkan, Chan Sung kaget melihat Man Wool yang
marah bahkan mengumpat kesal.
“Situasi
macam apa ini? Bagaimana ini mungkin? Apa mereka meremehkanku? Dasar daging
mati. Apa Kau anggap aku bodoh? Lupakan. Kirimkan mobilnya , aku yang bertanggung
jawab.” Ucap Man Wool marah Chan Sung ketakutan tak bisa melihatnya.
Hyun
Joong memberitahu Saat Man Wool marah,maka banyak meminum champaign dan Tuan Oh selalu
menyiapkannya untuknya. Chan Sung pikir tak tahu posisinya harus melayani
alkohol Man Wool. Hyun Joong pikir Chan Sung sangat sial.
“Kau
berada di urutan ketiga, tapi akhirnya kau jadi manajer kami. Kami tak tahu kau
akan datang juga.” Ucap Hyun Joong
“Apa
maksudmu aku di urutan ketiga?” kata Chan Sung marah, Hyun Joon panik karenaMereka
bilang untuk tak bicarakan tentang Chan
Sung ada di urutan ketiga.
“Maksudmu
aku berada di urutan ketiga untuk pekerjaan?” kata Chan Sung marah. Hyun Joong
panik mengaku bukan seperti itu.
“Artinya ada
dua lainnya dalam antrean di depanku.” Ucap Chan Sung. Hyun Joong berkomentar
kalau Chan Sung yang ada di hotel jadi seagai pemenangnya.
“Ini
adalah hal yang tak kusukai.” Keluh Hyun Joong lalu mencari sesuatu dan
menemukanya. Chan Sung meliha tanda yang sama yang ada dalam mimpinya lalu
bertanya apa itu.
“Tanda
ini menunjukkan, ini milik Ketua, Jika
ada tanda ini, berarti milik Ketua.” Jelas Hyun Joong.
Chan Sung
ingat di dalam mimpi Man Wool mengartikan tandanya itu “Bulan.. Ini untuk
menunjukkan milikku.”
Nyonya
Choi menyiapkan berkas diatas meja, Chan Sung membawakan kotak milik Man Wol
lalu bertanya pada Nyonya Choi seperti apa Man Wool saat masih hidup dan Apa
maksudnya dia diikat untuk hukuman. Nyonya Choi pikir Chan Sung ituhanya orang
yang lewat.
“Seperti
orang-orang yang singgah selama bertahun-tahun, pertimbangkan bahwa kau hanya berkunjung
sebentar, dan tinggalkan tempat ini secepat mungkin sesuai keinginan.” Ucap
Nyonya Choi lalu berjalan pergi.
Chan Sung
melihat foto-foto Man Wool dari masa kemasa tanpa ada perubahan sedikit pun lalu
bertanya-tanya “Kenapa kau habiskan waktu yang lama seperti ini, lalu melihat
gambar tanaman.
Chan Sung
pergi melewati taman lalu menemukan sebuah pohon dan melihat kalau pohon itu Tak
berdaun. Man Wool datang dengan wajah sinis bertanya apa yang dilakukan Chan
Sung di ruangan itu. Chan Sung pikir Man
Wool tak tunjukan kebun kepadanya jadi memutuskan untuk mampir.
“Para
tamu tak boleh datang ke sini, jadi Kau tak perlu lihat ini.” Ucap Man Wool
datang membawa wine.
“Apa ini
pohon itu? Pohon yang disentuh ayahku dan Alasan kenapa aku dijual ke sini.”
Kata Chan Sung. Man Wool membenarkan.
“Kau
menerima konsekuensinya juga.” Kata Man Wool. Chan Sung pikir kalau itu ta
harus dirinya.
“Kudengar
aku yang ketiga dalam daftar... Aku benar-benar berpikir harus diriku. Kau bilang,
kau menyukaiku, jadi kubuat keputusan besar untuk datang ke sini. Tapi aku di
sini diurutan ketiga.” Kata Chan Sung marah
“Ya, ada
1 dan 2 tempat yang ada di daftar sebelum kau.”akui Man Wool. Chan Sung tak
percaya mendengarnya.
“Apa
Benar aku diurutan ketiga? Bukan diurutan keempat atau kelima?” kata Chan Sung
“Siapa
bilang kau yang ketiga?” ucap Man Wool. Chan Sung tak percaya kalau Ada lebih
banyak sebelum dirinya.
“Kau
diposisi nol.... Yah memang benar tak harus kau. Karena kau benar-benar bisa
membuatku suka.” Ucap Man Wool lalu menawarkan anggur.
“Ini
hadiah untuk mengatakan bahwa kau akan mengambil harga yang mahal untuk lukisan
Gunung Baekdu.” Ucap Man Wool
“Apa kau
pikir harimau melihat apa yang ingin dilihatnya dalam lukisan itu?” tanya Chan
Sung
“Dia
mungkin pergi tanpa mengeluh karena dia melakukannya. Dia melihat masa lalu
seperti mimpi, masa di mana dia tak pernah bisa kembali. Dia pasti sangat
menyukainya.” Kata Man Wool
“Aku
yakin kau punya sesuatu yang kau lewatkan di masa lalu yang tak dapat kau putar
kembali. Sepertinya aku melihat itu. Sudah kubilang aku melihatmu dalam mimpi.”
Kata Chan Sung. Man Wool tak yakin ada
dalam mimpi, Chan Sung menceritakan Man
Wool tersenyum di bawah pohon besar.
“Saat
seseorang bilang mereka akan membangun rumah untukmu, Kau bilang sesuatu yang
jahat seperti yang kau lakukan sekarang, tapi kau bahagia... Bulan bersinar di
atas hutan belantara tempat kau minum, dan dipenuhi dengan suara instrumen, seiring
dengan tawamu.” Cerita Man Wool
“Kau
penuh dengan sukacita dan kebahagiaan. Kau tak sendirian seperti sekarang. Kau
punya seseorang di sisimu. Orang yang mengajari cara menulis namamu, Man Weol. Apa
itu orang yang paling kau lewatkan selama kau tinggal di sini?” ucap Chan Sung
“Kau...
Kau sungguh... melihat dia.” Kata Man Wool tak percaya kaena selama ini melihat
orang itu.
“Kau
sudah... menunggu orang itu selama periode waktu yang lama ini, 'kan?” kata
Chan Sung
“Kenapa
kau melihat sesuatu seperti itu?” kata Man Wool. Chan Sung juga tak tahu kenapa
bisa melihat Man Wool dalam mimpinya.
“Aku
takut, mungkin harus menerima konsekuensinya. Jang Man Wool. Sesudah mulai
melihatmu, aku memikirkanmu... bhakan sangat, sangat sering. Jang Man Wool, kau
melahap semua malam dan mimpiku.” Ungkap Chan Sung. Man Wool hanya diam saja.
Bersambung
ke episode 4
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar