PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 22 Juli 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 



Tuan Kim dkk akhirnya datang ke ruangan Chan Sung, Tuan Kim mengaku kalau Man Wol menyuruh untuk menyapa manajer baru. Chan Sung memastikan kalau mereka semua bekerja di sini, jadi artinya semua hantu.
“Aku meninggal sekitar 500 tahun yang lalu, Dia meninggal 200 tahun yang lalu. Dan dia meninggal 70 tahun yang lalu,Si Bungsu.” Kata Tuan Kim. Chan Sung mengerti karena semua lebih tua darinya lalu bersikap sopan.
“Aku bangsawan yang belajar sangat keras. Sesudah lama belajar, aku lulus ujian PNS dengan skor tertinggi. Tapi, mendadak aku mati tepat sebelum mencapai imipianku.” Cerita Tuan Kim
Flash Back
Tuan Kim dengan baju kebangganya berjalan disekitar rumahnya, lalu menceritakan saa bergentayangan, menemukan Man Weol Inn dan ia yang terlama di hotel ini.
“Katamu kau dulu belajar. Lalu, sedang apa di sini?” tanya Chan Sung binggung.
“Dulu aku sangat cerdas saat menulis puisi. Dan kini, aku seorang bartender.” Jelas Tuan Kim
“Jadi, kau bartender yang mengurus makanan dan minuman.” Kata Chan Sung
“Aku adalah menantu perempuan tertua dari keluarga yang bergengsi. Tapi akhirnya aku... dibunuh oleh keluargaku sendiri.” Cerita Nyonya Choi.
Nyonya Choi terbangun dari tidurnya, dengan pakaian putih seperti sangat pucat. Man Wol melihat Nyonya Choi yang bergentayangan,Nyonya Choi hanya bisa menangis diatas kuburanya.
“Selagi tinggal di sini, aku akan menunggu anggota terakhir dari keluarga yang menjijikan itu mati...” ucap Nyonya Choi marah
“Kau pasti punya dendam yang mendalam.” Komentar Chan Sung. Nyonya Choi memberitahu kalau bertanggung jawab atas kamar.
“Aku meninggal selama Perang Korea.  Dulu aku dipanggil "Man Weol Inn". Saat itu sangatlah sulit.” Cerita Hyun Joong. 
Flash Back
Saat perang terjadi, korea sedang dibom. Beberapa orang mulai berjatuhan. Man Wol terlihat santai menyalakan lampu dengan korek, Hyun Joong datang menatap Man Wol dan Man Wol melihat ada luka tembak yang menembus baju tentaranya,
“Aku menunggu pergi dengan saudara perempuanku yang masih hidup...” akui Hyun Joong
“Kita semua punya cerita panjang untuk diceritakan. Bagiku...” ucap Tuan Kim yang langsung disela oleh Nyonya Choi.
“Karyawan di sini kali pertama datang sebagai pelanggan, tapi sekarang bekerja sambil memperpanjang masa tinggal mereka. Selain dari Ketua, kami bertiga sudah berada di sini sangat lama.” Ucap Nyonya Choi
“Lalu, apa Ketua Jang Man Wool juga, di sini untuk memperpanjang masa tinggal?” tanya Chan Sung
“Tidak... Dia adalah pemilik Hotel Del Luna.” Kata Hyun Joong bangga, Tuan Kim mengeluh Man Wool dianggap sebagai pemilik. 
“Dia diikat di sini atas hukuman dari nenek tua itu.” Ucap Tuan Kim. Chan Sung binggung Man Wool yang diikat.
“Ada pohon besar di taman, tapi...” kata Tuan Kim, Chan Sung kaget kalau mereka punya taman.
“Sepertinya kami meninggalkan meja depan dan bar tanpa pengawasan terlalu lama. Lebih baik kita pergi. Aku tak boleh bermalasan di tempat kerja atau aku akan dikirim ke Alam Baka.” Ucap Nyonya Choi menyela Tuan Kim bicaa.
“Akan kuceritakan kisah panjangku di bar sambil mentraktirmu segelas martini.” Kata Tuan Kim
“Kupikir kau sebaiknya pulang malam ini.” Ucap Nyonya Choi menyuruh keduanya segera pergi.

Chan Sung bertanya Di mana kebun dengan pohon besar, karena tak melihatnya hari ini. Nyonya Choi pikir kalau Man Wol mungkin tak menunjukkannya pada Chan Sung karena tak perlu. Chan Sung bertanya  Apa ada semacam ikatan antara Jang Man Wool dan pohon itu.
“Koo Chan Sung... Berapa lama kau ingin bekerja di sini?” tanya Nyonya Choi
“Sesingkat mungkin karena aku tak datang ke sini disebabkan tak ada pilihan.” Ucap Chan Sung
“Maka, yang terbaik adalah mengakhiri keingintahuanmu. Semakin lama aku di sini, semakin aku tahu, begitu maksudmu kukira. Sekarang Aku akan mengurus tamu yang datang. Yang harus kau lakukan adalah melakukan pekerjaan terkait dengan manusia.” kata Nyonya Choi. Chan Sung menganguk mengerti. 

Chan Sung membuat teh lalu berdiri didepan rumahnya, Sanchez bertanya apakah Chan Sun akan kerja. Chan Sung mengaku baru pulang kerja. Sanchez bertanya Apa Chan Sung ada shift malam. Chan Sung menjawab Tidak.
“Aku harus keluar dari hotel tempatku berada.” Ucap Chan Sung. Shancez ingin tahu alasanya.
“Aku sekarang bekerja di tempat yang berbeda.” Ucap Chan Sung, Sanchez ingin tahu hotel apa.
“Kenapa kau pergi ke tempat lain padahal berada di hotel terbaik Seoul?” ucap Sanchez heran
“Hotel yang memiliki pantai pribadi dan bar langit yang menjulang tinggi. Seperti itu.”kata Chan Sung
“Apa ada hotel seperti itu? Aku ingin pergi ke sana juga.” Kata Sanchez.  Chan Sung langsung melarangnya.
“Jika kau datang,maka kau akan berada di kamar 404.” Ucap Chan Sung. Sanchez ingin tahu Apa yang ada di kamar 404.
“Apa kamar suite?” tanya Sanchez, Chan Sung tak menjawab memilih untuk masuk kamar karena lelah. 


Chan Sung masuk kamarnya lalu melihat sekeliling meyakinkan kalau  Di sini dunia nyata, karena punya tempat tinggal dan teman. Ia lalu mengeluh kalau  Ada banyak tempat lain  yang memintanya untuk bekerja dan ia mencoba minum teh kembali agar Jangan bingung dan tetap tenang dengan pilihanya.
Ia lalu binggung saat melihata ada kelopak bunga dalam jasnya, saat memegangnya kelopak bunga menghilang. Ia pikir Hal aneh sudah mengikutinya ke dunia nyata
Man Wol duduk bersama dengan Cheong Myung dan Yeon Wool yang memainkan musik. Man Wool memberikan minumanya, terlhat gambar bulat dengan garis yang dicoret.  Man Wool memberitahu kalau itu gambar Bulan dan Artinya itu miliknya.
“Man... Wool... Tulisannya begitu, 'kan?” ucap Cheong Myung sengaja mencelupkan tangan ke air lalu menulis diatas batu dengan tangan Man Wool.
“Aku membayarmu kembali atas anggur yang lezat.” Ucap Cheong Myung meminum arak, Man Wool menatap Cheong Myung seperti terkesima. 


Chan Sung terbangun dari mimpinya lalu terbangun karena bunyi ponselnya dan melihat nama [Del Luna]. Ia mengeluh karena Man Wol  dalam mimpinya dan sekarang menelponnya jadi membuat bingung. Akhirnya Chan Sung mengangkat dengan mata tertutup.
“Tak bisakah cepat kau angkat?” kata Man Wool mengomel. Chan Sun bertanya Ada apa.
“Ada pekerjaan pertama untukmu. Aku ingin menjual lukisan Gunung Baekdu.” Kata Man Wool. Chan Sung kaget dan matanya terbuka lebar. 

Mereka pergi melihat lukisan, Man Wol mencerita Arwah makhluk mitos menjadikan energi lukisan ini lebih baik dan akan bisa dapatkan dua kali lipat harganya. Chan Sung bertanya kalau menjual lukisan itu , bagaimana dengan harimau di dalamnya
“Harimau sudah pergi barusan. Jadi Ini adalah lukisan kosong.” Kata Man Wool. Chan Sung kaget mengetahui Harimau sudah pergi.
“Harimau itu hidup di kebun binatang sepanjang hidupnya. Dia bosan tinggal di Gunung Baekdu dalam beberapa hari. Sesudah bersenang-senang dia pergi ke Alam Baka. Aku yakin dia akan terlahir kembali dalam berkat.” Kata Man Wool
“Alasan kau memintaku mendapatkannya untuk dijual, 'kan? Bukan karena kau peduli dengan harimau.” Ejek Chan Sung
“Tentu saja aku peduli dengan harimau itu. Aku bahkan mengenakan ini untuknya.” Kata Man Wool memperlihatkan celana keta dengan motif harimau. Chan Sung mengeluh melihatnya.
“Pastikan kau dapatkan harga yang bagus untuk ini. Kemudian sebagai hadiah, aku akan membelikanmu jas dengan cetakan harimau yang serasi.” Kata Man Wool mengoda.
“Tidak, terima kasih, siapa yang mau memakai pakaian seperti itu?” kata Chan Sung. Man Wool ingin tahu alasannya.
“Kau suka warna cokelat norak. Aku beli mobil baru dengan warna itu, hanya untukmu.” Kata Man Wool. Chan Sung kaget kalau akan mendapatkan mobil baru.
“Pastikan untuk menjual ini hari ini. Aku harus beli mobil baru.” Kata Man Wool. Chan Sung heran Man Wol beli mobil.
“Mobilmu terakhir kali juga baru.” Kata Chan Sung. Man Wool mengaku  bangkrut sekarang karena beli mobil baru.
“Pastikan kau dapatkan harga yang bagus untuk lukisan ini. Dua kali lipat... Ayo ambil mobil baruku...” ucap Man Wool lalu berjalan pergi.
Chan Sung berpikir kalu sudah mulai gila, lalu mengomel sendiri karena penasaran menurutnya  Man Wool hanyalah pemburu uang. Ia tak percaya mencoba mengaum depan lukisan memastikan Harimau memang sudah pergi. 



Di atas jembatan, tubuh Kim Yu Na akan melompat. Arwah Yu Na melihat tubuhnya tak percaya kalau temanya masih ada dan menurutnya temanya sudah mati jadi meminta agar memberikan tubuhnya kembali tapi hanya bisa tembus saja.
“Ya, Ketua, Terima kasih sudah memperkenalkanku... Aku sedang menuju ke galeri sekarang... Sampai jumpa lagi...” ucap Chan Sung berbicara di telp sambil mengemudikan mobilnya.
Tiba-tiba matanya melihat kearah atas jembatan, Arwah Yu Na meminta agar memberikan tubuhnya kembali. Chan Sung kaget tiba-tiba melihat Arwah Yu Na sudah duduk disampingnya, Yu Na diseberang jalan menatap  Chan Sung dengan sinis. 


Arwah Yu Na datang ke hotel Del Luna, Tuan Kim melihat Yu Na berkomentar Sepertinya Chan Seong membawa pelanggan yang sangat menjengkelkan. Hyun Joong pikir Yun Na sepertinya punya masalah karena terus bilang tak mati.
“Ini bukan kali pertama melihat orang mati bilang masih hidup. Mereka selalu bilang mereka hidup dan tak mati atau bertanya kenapa mereka mati. Kami mendengar itu sepanjang waktu.” Kata Tuan Kim santai.
“Ketua akan menanganinya, 'kan?” kata Hyun Joong merasa tak yakin. 

Di ruangan, Man Wool memarahi Chan Sung padahal menyuruhnya  untuk pergi jual lukisan, tapi malah  membawa pelanggan yang tak diinginkan. Ia mengeluh kalau Chan Sung itu layaknya seorang sales. Chan Sun tak terima karena Man Wool bilang menghibur arwah.
“Dia sepertinya punya masalah, kenapa kau tak cari solusi untuknya?” ucap Chan Sung
“Kau bilang melihat dirinya yang lain berkeliaran?” kata Man Wol. Chan Sung ingat Yu Na bilang tubuhnya dicuri.
“Jika benar, kita harus bantu menemukannya. Yang kau bawa adalah roh yang keluar dari orang yang hidup.” Ucap Man Wol
“Jadi, maksudmu dia sekarang berkeliaran tanpa roh?” tanya Chan Sung binggung.
“Kau bilang tubuhnya dicuri. Jadi Tubuhnya diambil alih oleh roh lain.” Jelas Man Wol 

Tubuh Yu Na pergi ke sekolah melihat tempat duduk dirinya setelah meninggal dengan banyak bunga lalu memegang fotonya.  Temanya melihat sikap Yu Na merasa ada yang aneh padahal dia yang paling sering membulinya.
“Mungkin dia merasa bersalah atas semua yang dia lakukan. Dia berpura seolah-olah benar-benar bersedih.” Kata temen-temanya melihat Yu Na.

Chan Sung dan Man Wool pergi ke sebuah rumah yang cukup besar. Man Wool memastikan kalau rumah gadis itu. Chan Sung membenarkan kalau  Yu Na adalah anak semata wayang dari rumah tangga ini. Man Wol pikir Tubuh anak semata wayang mereka diambil alih oleh roh.
“Tentu saja kita harus mendapatkannya kembali.” ucap Man Wol sudah siap masuk rumah.
“Aku bertanya ini untuk memastikan, tapi apa kau akan membuat orang tuanya menerima konsekuensinya?” kata Chan Sung
“Ini bukan sekedar rumah kaya. Itu mobil cokelat yang kudambakan. Kenyataan mereka sudah mengendarainya,padahal aku susah payah memesannya.Artinya mereka punya banyak uang.” Ucap Man Wol.
“Kita perlu mencari tahu kenapa ini terjadi,kan?” ucap Chan Sung, Man Wool tahu kalau itu karena kalung.
“Itu milik teman mati yang mengambil alih tubuh itu. Roh itu tinggal di kalung itu, lalu mengambil alih tubuh.” Kata Man Wol menunjuk kalung yang dipakai oleh Teman Yu Na.
“Sepertinya mereka adalah teman. Kenapa dia melakukan hal seperti itu?” tanya Chan Sung heran.
“Jangan penasaran. Kau bilang kita perlu mendapatkan tubuhnya kembali. Maka hanya itu yang perlu kita lakukan.” Kata Man Wol.
Saat itu tubuh Yu Na datang melihat Man Wool langsung berusaha kabur, Man Wol menyuruh Chan Sung agar mengejarnya.  Chan Sung pun bergegas mengejarnya. 


Tubuh Yu Na sudah ada diatas jembatan, meminta agar Chan Sung melepaskan tanganya karena ingin membunuhnya. Chan Sung menahanya, mengingatkan kalau itu bukan tubuhnya dan lakukan ini kepada teman, Teman Yu Na menegaskan kalau Yu Na bukan teman dan membunuhnya.

Flash Back
Diatas jembatan, Jung Su Jung memakai kalung, Yu Na langsung merampasnya. Su Jung meminta agar mengembalikanya. Yu Na malah mengejek Su Jung yang  hidup dengan bantuan sosial dan ingin membuang-buang uang untuk sesuatu seperti ini.
“Apa kau tak punya harga diri? Uang yang kau dapatkan untuk kau makan sendiri. Inilah yang disebut, buang-buang pajak.” Kata Yu Na. Su Jung meminta agar mengembalikan kalungnya.
“Ambillah jika bisa.” Kata Yu Na sengaja menjauhkan sampai ke tepi jembatan,  Su Jung meminta agar mengembalikan dengan mendorongnya, Yu Na yang terjatuh tak terima langsung mendorong Su Jung dan Su Jung pun terjatuh dari atas jembatan lalu meninggal. 


“Aku tak dapat mengingat apa pun sesudah jatuh dari jembatan. Saat aku sadar, aku menyadari bahwa aku di dalam tubuhnya dengan kalungku di tangannya. Apa kau di sini untuk kembalikan tubuh Yu Na? Dia membunuhku!” kata Su Jung tak terima. Chan Sung hanya bisa diam saja. 

Di rumah
Man Wool menemukan kalung dalam kotak perhiasanya, Yu Na melihat memberitahu Gunakan itu untuk kembalikan tubuhya sekarang.  Man Wol pikir Aura di sini tak hilang dengan mudah. Yu Na meminta agar Man Wol mengatakan saja pada orang tuanya.
“Mereka akan melakukan apa saja untukku” ucap Yu Na Yakin. Man Wool pikir sudah pati mereka akan melakukan karena keduanya yang membuat Yu Na membuatnya.
“Apa yang ingin kau bicarakan dengan kami tentang putri kami?” tanya Ayah Yu Na dingin
“Yu Na membunuh seseorang. Tahukah kau... bahwa teman sekelas Yu Na bunuh diri di jembatan itu? Itu tak sepenuhnya benar, karean Putrimu membunuhnya. Kalung ini adalah buktinya.” Ucap Man Wool
“Apa yang kau inginkan?” tanya Tuan Kim gugup, Man Wool mengaku ingin mendapatkan imbalan. Yu Na yang duduk di dalam ruangan yakin kalau ayahnya akan membantunya. 


Di atas jembatan, Su Jung ingin tahu apa aku salah membunuh Yu Na. Chan Sung mengajak Su Jung agar mencari cara. Su Jung mengeluh cara apa itu menurutnya Tak peduli apa yang dlakukan karena tak bisa hidup kembali. Ia menegaskan dirinya yang masih ingin hidup!
“Bahkan walau mereka memanggilku parasit, aku masih ingin hidup. Jadi Lepaskan aku! Aku tak bisa biarkan dia kembali ke tubuh ini dan hidup seperti tak ada yang terjadi. Jadi Tolong lepaskan aku.ucap Su Jung tak ingin” Chan Sung menahanya. 
“Tunggu sebentar... Aku akan ambil kalung itu. Kau harus hidup di dalam tubuh ini, mengerti?” kata Chan Sung menyakinkan. 

Chan Sung pergi menemui Man Wol yang sudah menunggu didepan rumah bertanya  Di mana kalung itu, karena mereka belum bisa biarkan Yu na kembali ke tubuhnya, dan menurutnya Tak adil untuk gadis itu. Man Wool memberitahu kalau sudah kembalikan kalung itu.
“ Dan Kalung itu Sudah ada di tangan orang tuanya.” Ucap Man Wool. Chan Sung kaget mendengarnya. 

Ayah Yu Na sudah ada didepan kayu kabar memegang kalung, Ibu Yu Na memastikan kalaukalung ini milik gadis yang sudah mati itu,Ayah Yu Na yakin kalau Kata wanita itu, ini satu-satunya bukti.
Flash Back
“Ada dua cara untuk membayar apa yang dia lakukan. Satu, ambil kalung ini sebagai bukti atas membuktikan kesalahan putrimu dan menghukumnya. Kau juga harus meminta maaf kepada arwah temannya. Dua, kau dapat menyimpan rahasia ini dan menyingkirkan kalung ini.” Ucap Man Wol
“Aku akan membayar sebanyak yang kau inginkan... Kumohon... serahkan kepada kami dengan diam.” ucap Ayah Yu Na.
“Jadi, kau sudah buat keputusan. Kau akan membayar sangat mahal.” Kata Man Wol 

Yu Na pikir Semuanya akan kembali normal, Man Wool mengaku Tentu saja karena sesudah kalung itu hilang, tak ada yang akan tahu bahwa Yu an membunuhnya. Yu Na memastikankalau Tak ada yang akan tahu, Man Wool pikir sudah bilang dendam Su Jung sangat kuat.
“Sesudah kalung itu dibakar, kesempatanmu mendapatkan pengampunan darinya juga akan hilang untuk selamanya.” Ucap Man Wol. Yu Na pikir Ini Tak masalah.
“Tidak... Kau tak akan pernah bisa kembali ke tubuhmu.” Kata  Man Wol. Yu Na kaget mendengarnya
“Arwahmu akan benar-benar mati tanpa disadari siapa pun.” Kata Man Wol Yu Na mengumpat kesal.
Di depan kayu bakar, Ayah Yu Na pikir  Yang mati biarlah mati dan Yu Na harus terus memiliki kehidupan yang baik.  Ibu Yu Na pun yakin kalau  seharusnya semua ini tak terjadi, lalu bertanya-tanya apa maksudnya perkataan terakhir wanita itu.
Flash Back
“Kau harus tahu bahwa pilihan yang kau buat akan membunuh arwah putrimu.” Ucap Man Wool.
Yu Na panik melihat kalung mulai dibakar lalu menjerit agar ayah dan ibunya tak melukanya, sampai akhirnya tubuhnya hilang terkabar. Su Jung yang ada di tubuh Yu Na bisa melihat malaikat kematian datang lalu berdiri didepan rumah.
“Kau harus hidup dalam tubuh itu sekarang. Meskipun kau parasit pada tubuh itu. Cobalah yang terbaik untuk hidup lagi.” Pesan Man Wol pada Yu Na. 


Man Wol berkomentar kalau Su Jung itu sudah menjadi parasit sejati. Tapi beruntung mendapati dirinya sebagai orang kaya dan yakin mereka akan manjakan dia tanpa mengetahui putri mereka hanyalah kulitnya, sambil melihat emas batangan.
“Gadis itu akan kesulitan sambil menonton rupanya sendiri, ini Tak boleh.” Kata Chan Sung teringat yang dikatakan Tuan Kim 
“Dia hanya membayar atas apa yang dia perbuat. Dia diikat di sini atas hukuman dari nenek tua itu.” Kata Tuan Kim dan Man Wol yang asik melihat emas batangnya.
“Apa Kau juga membayar atas apa yang kau perbuat? Aku dengar kau dihukum.” Ucap Chan Sung. Man Wol menatap sinis.
“Benar... Seseorang bilang aku sombong dan bodoh. Meskipun aku tak setuju dengan itu.” Kata Man Wool. Chan Sung berkomentar “Oh.”
“Apa itu? Kau baru saja bilang, "Oh"? Apa kau meremehkanku?” kata Man Wol marah. Chan Sung mengaku tidak.
“Terkadang. Tidak, sangat jarang, aku merasa kasihan padamu.” Ucap Chan Sung
Saat itu Man Wool melihat ada pesan yang masuk “Pre-order untuk edisi XJ50 sudah dibatalkan” Man Wool mengumpat marah karena  Mobil yang dipesan dibatalkan, Chan Sung kaget melihat Man Wool yang marah bahkan  mengumpat kesal.
“Situasi macam apa ini? Bagaimana ini mungkin? Apa mereka meremehkanku? Dasar daging mati. Apa Kau anggap aku bodoh? Lupakan. Kirimkan mobilnya , aku yang bertanggung jawab.” Ucap Man Wool marah Chan Sung ketakutan tak bisa melihatnya. 



Hyun Joong memberitahu Saat Man Wool marah,maka  banyak meminum champaign dan Tuan Oh selalu menyiapkannya untuknya. Chan Sung pikir tak tahu posisinya harus melayani alkohol Man Wool. Hyun Joong pikir Chan Sung sangat sial.
“Kau berada di urutan ketiga, tapi akhirnya kau jadi manajer kami. Kami tak tahu kau akan datang juga.” Ucap Hyun Joong
“Apa maksudmu aku di urutan ketiga?” kata Chan Sung marah, Hyun Joon panik karenaMereka bilang untuk tak bicarakan tentang  Chan Sung ada di urutan ketiga.
“Maksudmu aku berada di urutan ketiga untuk pekerjaan?” kata Chan Sung marah. Hyun Joong panik mengaku bukan seperti itu.
“Artinya ada dua lainnya dalam antrean di depanku.” Ucap Chan Sung. Hyun Joong berkomentar kalau Chan Sung yang ada di hotel jadi seagai pemenangnya.
“Ini adalah hal yang tak kusukai.” Keluh Hyun Joong lalu mencari sesuatu dan menemukanya. Chan Sung meliha tanda yang sama yang ada dalam mimpinya lalu bertanya apa itu.
“Tanda ini menunjukkan, ini milik Ketua,  Jika ada tanda ini, berarti milik Ketua.” Jelas Hyun Joong.
Chan Sung ingat di dalam mimpi Man Wool mengartikan tandanya itu “Bulan.. Ini untuk menunjukkan milikku.” 


Nyonya Choi menyiapkan berkas diatas meja, Chan Sung membawakan kotak milik Man Wol lalu bertanya pada Nyonya Choi seperti apa Man Wool saat masih hidup dan Apa maksudnya dia diikat untuk hukuman. Nyonya Choi pikir Chan Sung ituhanya orang yang lewat.
“Seperti orang-orang yang singgah selama bertahun-tahun, pertimbangkan bahwa kau hanya berkunjung sebentar, dan tinggalkan tempat ini secepat mungkin sesuai keinginan.” Ucap Nyonya Choi lalu berjalan pergi.
Chan Sung melihat foto-foto Man Wool dari masa kemasa tanpa ada perubahan sedikit pun lalu bertanya-tanya “Kenapa kau habiskan waktu yang lama seperti ini, lalu melihat gambar tanaman. 

Chan Sung pergi melewati taman lalu menemukan sebuah pohon dan melihat kalau pohon itu Tak berdaun. Man Wool datang dengan wajah sinis bertanya apa yang dilakukan Chan Sung di ruangan itu.  Chan Sung pikir Man Wool tak tunjukan kebun kepadanya jadi memutuskan untuk mampir.
“Para tamu tak boleh datang ke sini, jadi Kau tak perlu lihat ini.” Ucap Man Wool datang membawa wine.
“Apa ini pohon itu? Pohon yang disentuh ayahku dan Alasan kenapa aku dijual ke sini.” Kata Chan Sung. Man Wool membenarkan.
“Kau menerima konsekuensinya juga.” Kata Man Wool. Chan Sung pikir kalau itu ta harus dirinya.
“Kudengar aku yang ketiga dalam daftar... Aku benar-benar berpikir harus diriku. Kau bilang, kau menyukaiku, jadi kubuat keputusan besar untuk datang ke sini. Tapi aku di sini diurutan ketiga.” Kata Chan Sung marah
“Ya, ada 1 dan 2 tempat yang ada di daftar sebelum kau.”akui Man Wool. Chan Sung tak percaya mendengarnya.
“Apa Benar aku diurutan ketiga? Bukan diurutan keempat atau kelima?” kata Chan Sung
“Siapa bilang kau yang ketiga?” ucap Man Wool. Chan Sung tak percaya kalau Ada lebih banyak sebelum dirinya.
“Kau diposisi nol.... Yah memang benar tak harus kau. Karena kau benar-benar bisa membuatku suka.” Ucap Man Wool lalu menawarkan anggur.
“Ini hadiah untuk mengatakan bahwa kau akan mengambil harga yang mahal untuk lukisan Gunung Baekdu.” Ucap Man Wool
“Apa kau pikir harimau melihat apa yang ingin dilihatnya dalam lukisan itu?” tanya Chan Sung
“Dia mungkin pergi tanpa mengeluh karena dia melakukannya. Dia melihat masa lalu seperti mimpi, masa di mana dia tak pernah bisa kembali. Dia pasti sangat menyukainya.” Kata Man Wool
“Aku yakin kau punya sesuatu yang kau lewatkan di masa lalu yang tak dapat kau putar kembali. Sepertinya aku melihat itu. Sudah kubilang aku melihatmu dalam mimpi.” Kata Chan Sung.  Man Wool tak yakin ada dalam mimpi,  Chan Sung menceritakan Man Wool  tersenyum di bawah pohon besar.



“Saat seseorang bilang mereka akan membangun rumah untukmu, Kau bilang sesuatu yang jahat seperti yang kau lakukan sekarang, tapi kau bahagia... Bulan bersinar di atas hutan belantara tempat kau minum, dan dipenuhi dengan suara instrumen, seiring dengan tawamu.” Cerita Man Wool
“Kau penuh dengan sukacita dan kebahagiaan. Kau tak sendirian seperti sekarang. Kau punya seseorang di sisimu. Orang yang mengajari cara menulis namamu, Man Weol. Apa itu orang yang paling kau lewatkan selama kau tinggal di sini?” ucap Chan Sung
“Kau... Kau sungguh... melihat dia.” Kata Man Wool tak percaya kaena selama ini melihat orang itu.
“Kau sudah... menunggu orang itu selama periode waktu yang lama ini, 'kan?” kata Chan Sung
“Kenapa kau melihat sesuatu seperti itu?” kata Man Wool. Chan Sung juga tak tahu kenapa bisa melihat Man Wool dalam mimpinya.
“Aku takut, mungkin harus menerima konsekuensinya. Jang Man Wool. Sesudah mulai melihatmu, aku memikirkanmu... bhakan sangat, sangat sering. Jang Man Wool, kau melahap semua malam dan mimpiku.” Ungkap Chan Sung. Man Wool hanya diam saja.
Bersambung ke episode 4

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar