PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Alex
duduk dengan wajah gugup, Ta Mi berkomentar Alex terlihat seperti siswa yang akan dimarahi dan
bertanya Apa tak ada sesuatu untuk dikatakan, Alex mengaku sebenarnya ada
sesuatu untuk dikatakan. Ta Mi pun mempersilahkan karena itu sebabnya mengatur
ini.
“Unicon
menawariku posisi beberapa hari yang lalu. Mereka bilang, akan pekerjakan aku
sebagai direktur. Mereka bahkan menawari gaji besar.” Akui Alex
“Pertama-tama,
aku harus memberi selamat. Sepertinya Unicon juga mendengar soal kompetennya
kau berkerja. Lalu Bagaimana? Apa kau ingin bekerja di sana? Maksudku, aku
merasa begitu karena mereka bahkan menawarkan kenaikan besar. “ucap Ta Mi
mencoba tenang. Alex juga mengaku tak tahu.
“Aku
sadar akan sulit untuk bilang padaku dalam
situasi seperti ini. Terima kasih sudah berbagi denganku. Kau harus pikirkan
dan putuskan dengan hati-hati. Banyak orang beralih perusahaan di industri ini.
Dan sangat wajar pergi jika mereka menawarkan kondisi yang lebih baik. Aku akan
hormati keputusanmu.” Kata Ta Mi. Alex menganguk mengerti.
“Tolong
jangan beri tahu yang lain untuk saat ini.” Pinta Alex. Ta Mi berjanji tak akan
memberitahu.
Ta Mi
minum sendirian, Hyun datang berkomentar Ta Mi tak terlihat bisa minum. Ta Mi
mengaku berbeda dari penampilannya dan Ta Mi akan segera sadar. Hyun hanya bisa
mengalah, Ta Mi mengaku tak menduga kalau Hyun yang akan memintanya untuk
minum.
“Aku bahkan
tak banyak bicara, jadi akan membuang-buang waktu untuk makan bersama. Jadi,
sepertinya kita harus minum dan habiskan waktu selama satu jam.” Ucap Hyun.
“Scarlett,
apa kau pernah dapat tawaran dari perusahaan lain?” tanya Ta Mi. Hyun pernah
mengaku pernah.
“Aku
bahkan dapat tawaran baru-baru ini dari Unicon.” Kata Hyun bangga. Ta Mi ingin
tahu alasan Hyun tak pergi?.
“Karena
aku suka Barro... Sederhana saja. Aku akan bekerja di Barro sampai hari aku
mati. Aku akan menjadi CEO dalam 10 tahun. Cha Hyun, CEO Barro.” Kata Hyun
bangga
“Apa Itu
rencanamu?” ucap Ta Mi tak percaya, Hyun yakin akan bisa mendapatkan dan
meminta Ta Mi bisa melihatnya.
“Aku akan
mengambil alih Barro.” Ucap Hyun. Ta Mi mengaku
cukup terkesan dan terus minum.
“Kau akan
percuma jika mencoba mengikutiku. Berhentilah coba bersaing denganku seperti
anak kecil. Minumlah sesuai kecepatanmu.” Kata Hyun melihat Ta Mi tak mau
kalah.
Ta Mi
mengaku memang seperti itu cara minumnya, tapi Hyun yang mencoba mengikutinya.
Akhirnya beberapa saat kemudian Ta Mi sudah mabuk tapi Hyun masih tetap sadar.
Hyun menyuruh Ta Mi harus berhenti minum karena sudah benar-benar mabuk
sekarang.
“Aku tak
mabuk. Aku cukup minum untuk merasa bahagia. Dan Aku hanya sedikit mabuk.” kata
Ta Mi
“Aku tak ingin membopongmu pulang, jadi
berhentilah minum.” Kata Hyun langsung mengambil gelas dari tangan Ta Mi lalu
meminumnya.
“Ada
orang yang akan menjemputku. Aku punya pacar. Bagaimana denganmu? Kau tak
punya, 'kan?” ejek Ta Mi
“Apa yang
kau bicarakan? Aku punya pacar juga.” Kata Hyun tak mau kalah. Ta Mi mengejek
kalau itu Pyo Joon Soo.
Hyun
berteriak marah, Ta Mi memintaa agar berhenti membentaknya karena jauh lebih
tua darinya. Hyun pun meminta agar Ta Mi harus bersikap sesuai umurnya dengan
menyebutkan Pyo Joon Soo lalu mengeluh karena Ta Mi pikir Joon Soo satu-satunya
pria dalam hidupnya.
“Aku
punya banyak pria.” Tegas Hyun. Ta Mi pun mengartikan Hyun punya pacar.
“Apa kau
memukuli pacarmu?”ejek Ta Mi. Hyun terlihat kesal selalu diejek. Ta Mi pun
menyuruh Ta Mi agar pacarnya datang kalaupun memang punya.
“Baik.
Aku akan meneleponnya. Aku akan beri tahu dia untuk datang.” Ucap Hyun lalu
mengirimkan pesan “ Ji Hwan, kau dimana? Kau berutang sedikit kepadaku, bukan? Aku tahu cara
kau dapat membalasku. Apa kau tertarik?”
Mo Gun
akhirnya datang melihat dari kejauhan Ta Mi sudah mabuk dan bertanya-tanya
berapa banyak yang sudah diminumanya. Ta
Mi akhirnya melihat Mo Gun yang datang. Mo Gun mengeluh Ta Mi yang sangat
mabuk. Ta Mi mengaku tak mabuk dan sangat gembira.
“Aku baik-baik
saja... Dia Cha Hyun. Dia adalah rekan kerjaku.” Ucap Ta Mi. Mo Gun pun menyapa
Hyun
“Senang
bertemu denganmu. Apa kau pacarnya?” tanya Hyun. Mo Gun mengaku bukan tapi lebih
seperti pemilik anjing. Hyun pun hanya bisa tertawa.
“Hei.... Sadarlah.”
Pinta Mo Gun. Ta Mi teringat dengan Hyun
ingin tahu kapan pacarnya akan datang.
Hyun
sempat gugup, sampai akhirnya Ji Hwan menelpnya dengan penuh semangat
memberitahu Ta Mi pacarnya itu sudah datang. Ia langsung mengangkat telp dan
memanggilnya “Sayang.” Dan akan keluar menjemputnya. Ta Mi masih tak percaya
kalau Hyun memang benar-benar punya pacar karena Kedengarannya sudah berbohong.
Hyun
terlihat gugup bertemu dengan Ji Hwan di luar restoran, lalu meminta maaf
karena sudah membuatnya bingung dan berusaha menjelaskan alasan
memanggilnya "sayang". Ji Hwan
menatap dengan senyuman.
“Itulah
situasi yang sedang kuhadapi sekarang. Aku ingin kau menjadi pacarku.... Ya
ampun, ini sangat memalukan. Bagaimana ini?” keluh Hyun kesal pada dirinya.
“Jadi,
kau ingin aku berpura seperti aku pacarmu di depan temanmu?” kata Ji Hwan. Ta
Mi membenarkan.
“Maaf
karena memintamu untuk melakukan sesuatu seperti ini.” Kata Hyun. Ji Hwan pikir
masalah karena Ta Mi sudah membantunya banyak hal.
“Aku rasa
aku membayar padamu terlalu mudah. Jangan khawatir. Aku seorang aktor. Ayo kita
bahas hal dasar sebelum kita masuk. Seperti bagaimana kita bertemu dan
semacamnya.” Kata Ji Hwan.
“Kita
bertemu satu sama lain melalui seorang kenalan di sebuah bar. Lalu Kita sudah
saling kenal selama satu tahun. Dan katakanlah kita baru saja mulai berkencan sekitar
sebulan yang lalu.” Ucap Hyun.
“Karena
kita sudah saling kenal selama satu tahun penuh, jadi kita seharusnya tak
menggunakan honorifik saat kita bicara ,Apa kita harus Panggil dengan
nama?”ucap Ji Hwan. Hyun pikir seperti itu.
“Tapi kau
benar-benar jatuh cinta padaku saat bertemu satu tahun lalu. Dan kau jatuh
cinta padaku karena aku cantik.... Hanya cantik.” Kata Hyun. Ji Hwan tersenyum
menatap Hyun yang terlihat malu-malu.
“Lalu
Kapan ciuman pertama kita? Haruskah kita bilang kita belum ciuman?” tanya Ji
Hwan seperti mengoda.
Hyun
terlihat binggung dan gugup seperti dadanya berdebar kencang, akhirnya
memutuskan tak jawab pertanyaan itu. Ji Hwan setuju lalu mengandeng tangan Hyun
dan mengajak pergi. Hyun pun terlihat gugup tiba-tiba Ji Hwan memegang
tanganya.
Keduanya
duduk dengan saling berpegangan erat. Ta Mi melihat masih tak percaya kalau Ji
Hwan itu pacar Hyun. Ji Hwan memastikan
apakah pernah lihat Hyun dengan pria
lain dan kalau memang pernah untuk memberitahu karena bisa bersiap untuk
mengikatnya. Hyun tersipu malu mendengarnya.
“Kapan
kali pertama kalian bertemu?” tanya Ta Mi. Hyun ingin menjawab tapi Ji Hwan
lebih dulu bicara.
“Ini
sudah sekitar sebulan. Kami bertemu di jalan secara kebetulan.” Ucap Ji Hwan
berkata jujur. Hyn panik, Ta Mi pun tak percaya bertemu dii jalan.
“Dia
pikir... aku adalah seorang penjahat dan membuatku tersandung. Aku jatuh sangat
keras ke aspal.” Cerita Ji Hwan.
“Coba Lihat?
Dia bahkan memukuli pacarnya.” Ejek Ta Mi. Ji Hwan menceritakan akhirnya
dirawat di rumah sakit.
“Tapi dia
terus muncul dalam mimpiku. Kupikir itu karena aku jatuh cinta padanya pada
pandangan pertama. Sesudah aku dirawat di rumah sakit, dia datang setiap pagi sebelum
dia pergi bekerja dan merawatku.” Cerita Ji Hwan
“Dia
mengunjungiku di rumah sakit saat tak ada orang lain yang melakukannya. Dan dia
marah atas ketidakadilan yang kuterima seolah-olah itu terjadi padanya. Ketika
aku terluka, dia juga merasakan sakitnya lebih keras. Bagaimana mungkin aku tak
tertarik dengan orang seperti dia?” ungkap Ji Hwan.
Hyun
terdiam seperti tak percaya mendengarnya, Mo Gun berkomentar itu cerita yang
keren.
“Lalu,
kapan kau mulai menyukainya?” tanya Ta Mi. Hyun
mengaku tak tahu persis saat itu
tiba.
“Aku
hanya berpikir dia baik dari awal.” Kata Hyun. Ta Mi akhirnya bisa menerima Ji
Hwan sebagai pacarnya.
Mo Gun
mengendong Ta Mi dan membaringkan diatas tempat tidurnya, Ta Mi membuka matanya
bertanya apakah Mo Gun akan pergi. Mo Gun mengangguk dan bertanya kenapa Ta Mi
bangun karena harus tidur akibat terlalu mabuk.
“Apa kau
benar-benar akan pergi? Hidup sangat sulit akhir-akhir ini.” Ucap Ta Mi mulai
membuka kancing bajunya.
“Bagaimana
melakukan tidak saat kau mabuk?” ucap Mo Gun melepaskan tangan Ta Mi yang
membuka kancingnya.
“Kenapa
memegangku padahal kau akan pingsan 30 detik kemudian?” keluh Mo Gun. Ta Mi pun
langsung membalikan badanya.
“Mo Gun, aku
akan melindungimu.” Ucap Ta Mi. Mo Gun mengejek kalau bukan tubuhnya.
“Aku
benar-benar serius. Siapa pun yang menyakitimu takkan hidup untuk menceritakan
kisah itu.”kata Ta Mi. Mo Gun mengucapkan
Terima kasih dan menyuruhnya agar segera tidur.
“Kenapa? Apa
kau menangis?” ucap Mo Gun melihat pundak Ta Mi sedang menangis.
“Kenapa
kau tak katakan?” ucap Ta Mi kesal. Mo Gun bertanya balik mengenai apa.
“Kapan
ulang tahunmu yang sebenarnya? Ulang tahunmu harus jadi hari perayaan, jadi
kenapa kau harus dihibur? Kenapa kau tak katakan?” keluh Ta Mi sambil menangis.
“Karena...itu
bisa jadi alasan kau menolakku.”ucap Mo Gun. Ta Mi mengeluh kalau itu tak masuk
akal.
“Kenapa
aku menolakmu karena hal seperti itu? Kau hanya katakan perkataan menyenangkan.
Kau sembunyikan sisanya dan hanya membuatku tertawa. Seperti orang bodoh, aku
hampir saja datang membawa kue dengan lilin menyala diatasnya. Pada hari kau
butuh kenyamanan.” Kata Ta Mi menangis.
“Aku akan
menyukai semuanya” ucap Mo Gun. Ta mi mengaku sangat menbencinya.
“Aku Tak
tahu itu hari tak membahagiakan bagimu, aku membencinya.” Kata Ta Mi
“Hari
itu... sebenarnya saat aku ditelantarkan. Itu saat aku ditemukan di luar panti
asuhan.” Akui Mo Gun
“Aku
merasa sangat tak enak padamu bahwa anggota tubuhku dapat merobek dalam kesedihan.
Ini Sangat menyakitkan. Tapi, meskipun kau mungkin benci orang tua kandungmu, aku
bersyukur.” Ucap Ta Mi
“Mereka
melahirkanmu. Mereka membawamu padaku. Kau mungkin membenci mereka, tapi aku
bersyukur. Tapi Aku menyesal bersyukur, Mo Gun.. Jadi, tolong jangan merasa
sakit lagi.” Kata Ta Mi memegang tangan Mo Gun
“Aku akan
menanggungnya sebagai gantinya. Aku akan melindungimu mulai sekarang... Aku
akan melindungimu.” Kata Ta Mi dan Mo Gun memega erat tangan Ta Mi.
“Sebaiknya
kau tepati janji itu. Jangan telantarkan aku.” Kata Mo Gun dan Ta Mi akhirnya
tertidur lelap.
Alex
bertemu dengan pegawai Unicon memberikan surat kontrak. Pegawai Unicorn memberitahu kalau Semua ketentuan
ditulis secara rinci juga jadi pasti akan puas. Alex mengatakan akan melihatnya
dengan membawa amplop ditanganya.
“Dengan
CEO Min pergi, suasana di Barro akan turun. Sudah waktunya gelembung akhirnya
muncul. Jangan buang waktumu di kapal yang terbakar. Kami membutuhkanmu.” Kata Pegawai
Unicon
“Apa kau
pikir Barro butuh aku juga?” tanya Alex terlihat ragu.
Ta Mi
memberitahu anak buahnya kalau Tampilan teratas baru dijadwalkan untuk bulan
depan sudah diputuskan untuk ditarik dua minggu. Hyun tak percaya kalau akan
secepat itu. Ta Mi menjelaskan mereka perlu mengembalikan citra baik Barro.
“dan kita
punya intel bahwa Unicon juga meluncurkan tampilan baru bulan depan. Kita harus
selangkah lebih maju untuk menghindari rumor bahwa kita menyalinnya.” Ucap Ta
Mi. Hyun menyetujuinya.
“Kita
akan menangani proyek yang berarti kita butuh rencana. Pikirkan baik-baik. Kita
akan kumpulkan gagasan pada hari Senin.” Kata Ta Mi. Semua menganguk mengerti.
“Siapa
yang punya gagasan pemasaran untuk proyek Tim Shoping?” tanya Ta Mi. Alex dan
Ah Ra mengangkat tangan.
“Aku
memikirkannya. "Produk organik membuka harimu" atau "Organik
saat fajar". Bagaimana?” kata Ah Ra
“Yang
terakhir pendek dan sederhana. Ini bisa jadi slogan juga. Apa kau ingin
menjalankannya?” ucap Ta Mi.
“Ya, aku
ingin sekali!” ucap Ah Ra penuh semangat. Ta Mi pun menyuruh Alex untuk
membantu Ah Ra. Alex terlihat sedih karena seperti tak dianggap.
Ta Mi
duduk direstoran sendirian, menelp Mo Gun memberitahu ada rapat tim pagi ini,
dan sekarang akan makan lalu mengaku hanya bingung untuk beberapa alasan hari
ini jadi segalanya terasa tak enak. Mo Gun pikir kalau Ta Mi sedang mabuk
sekarang.
“Tidak,
aku benar-benar sadar sekarang... Kaulah yang setengah tertidur.” Ejek Ta Mi
“Seseorang
membuatku terjaga di malam hari, jadi aku tertidur di pagi hari.” Kata Mo Gun
berbaring disofa.
“Kau
bilang kepada aku untuk pergi saja saat aku memintamu tinggal bersamaku.” Kata Ta
Mi. Mo Gun mengaku sangat menyesalinya.
“Aku
seharusnya mendengarkanmu... Lain kali, akan melakukanya” ucap Mo Gun.
“Aku akan
melakukan apa yang kau minta dan lebih banyak berbicara soal diriku. Aku akan
ceritakan semuanya.” Ungkap Ta Mi
“19
November, Itu ulang tahunku yang sebenarnya. Aku ingin lilin di kue ulang
tahun. Kau harus Rayakan hari itu untukku seperti yang kau rencanakan. Aku
menginginkannya.” Kata Mo Gun seperti anak kecil.
“Baiklah.
Aku akan membawa kue yang lebih besar. Lalu Apa yang kau lakukan minggu ini?
Apa kau Ingin cari udara segar?” tanya Ta Mi
“Aku
punya rencana pada hari Sabtu.” Ucap Mo Gun. Ta Mi ingin tahu rencana apa.
“Reuni
SMP... Boleh aku menghadirinya?” kata Mo Gun. Ta Mi pikir kenapa harus bertanya
padanya.
“Apa aku
tak perlu bertanya?” goda Mo Gun, Ta Mi pikir itu urusan Mo Gun jadi menyuruh agar bersenang-senanglah. Mo
Gun mengerti.
Ta Mi
menutup telp dan melihat Hyun yang datang untuk makan siang. Akhirnya Hyun
duduk bersama dengan Ta Mi sambil makan. Ta Mi mengoceh mengeluh Mo Gun yang
malah bertanya tentang Reuni apakah bisa menghadirinya.
“Dia harus
tahu lebih baik untuk tak pergi. Dia pergi ke sekolah SMP dan pasti kan ada
gadis di sana. Kenapa dia harus hadir saat dia punya pacar? Itu salah, kan?”
keluh Ta Mi kesal
“Lalu, katakan
padanya untuk tak pergi.” kata Hyun santai dan terus makan.
“Bagaimana
bisa aku... padahal seharusnya aku yang lebih dewasa dan lebih bijaksana?”
keluh Ta Mi dengan nada tinggi.
“Kenapa
kau berteriak padaku?” balas Hyun. Ta Mi mengaku hanya berbicara sendiri dan Hyun yang banyak menjawab.
“Pesan
lebih banyak nasi. Apa dua mangkuk sudah cukup? Orang Mabuk membutuhkan
makanan.” ejek Hyun.
“Aku tak
minum banyak tadi malam.” Ucap Ta Mi meminum air dari botol. Hyun mengeluh
kalau Ta Mi minum lebih banyak.
“Apa kau minum
tak terlalu banyak?” kata Hyun. Ta Mi mengaku banyak minum karena terlalu
banyak makan saat itu Alex menelp.
Alex
bertemu dengan Ta Mi dengan wajah gugup. Ta Mi mengaku Tidak masalah. Keputusan apa pun yang dibuat
Alex jadi bisa menghargainya. Alex ingin tahu pendapat Ta Mi jika ia bekerja di
Unicon. Ta Mi bertanya balik apakah Alex akan pergi.
“Sepertinya
aku harus melakukanya.. Kau putuskan
kapan. Aku akan mentransfer tugasku. Jadi Aku akan kembali bekerja.”ucap Alex
seperti pasrah karena Ta Mi ternyata merelakanya.
Ga Kyung
pulang ke rumah membawa barang belanjaan sambil menelp bertanya tentang orang
Barro dihubungi, karena mereka hanya bermain-main. Ia menegaskan kalau tak
ingin menghirenya tapi tujuanya untuk Mengguncang tim Ta Mi.
Setelah
menutup telp, Ga Kyung langsung mencari
keyword “Sup rumput laut” lalu mulai meredam satu bungkus. Memasak nasi tanpa
takaran, mencuci ikan karena masih bau amis, mencucinya dengan sabun. Setelah
itu memanggang daging dengan panci.
Ga Kyung
kaget melihat rumput laut ternyata sangat banyak setelah direndam. Ia lalu
mengoreng ayam dan membuat sup dengan Kecap hitam. Wajah Ga Kyung bahagia
melihat hasil makananya, saat mulai mencobanya rasanya tak sama dengan
penampilanya.
Saat itu
Tuan Oh datang memberitahu sudah membawa beberapa pakaian dan barang-barang
pribadi Ga Kyung jadi mungkin bisa menghiburnya. Ga Kyung mengucapkan Terima
kasih. Tuan Oh melihat Ga Kyung yang masak dan memperlihatkan kalau membawa
makanan juga.
“Aku baru
saja akan bersih-bersih.” Kata Ga Kyung berbohong. Tuan Oh pikir kalau Ga Kyung baru saja mulai makan.
“Jangan
duduk... Jangan makan...” teriak Ga Kyung. Tuan Oh tetap saja duduk dan mencoba
makanan istrinya.
“Kenapa
kau gunakan kecap hitam untuk sup?”ejek Tuan Oh dengan senyuman.
“Kecap
hitam sedang populer.” Kata Ga Kyung. Tuan Oh pikir yang dimaksud "kecap
asin untuk sup" Ga Kyung mengaku hanya diskon.
“Lalu,
apa kecap untuk sup palsu? Tapi Nasinya enak. Lumayan” kata Tuan Oh lalu
mengajak makan bersama. Ga Kyung mengajak mereka makan yang dibawa Tuan Oh
saja.
Ta Mi
bertemu dengan Tuan Min menceritakan Alex mendapat tawaran dari Unicon dan itu
pasti suruhan Ga Kyung. Tuan Min pikir Ga Kyung mendapatkan apa yang
diinginkannya dan Ta Mi pasti khawatir, lalu bertanya Apa Alex akan pergi
“Sepertinya
begitu.” Kata Ta Mi. Tuan Min tak mengerti dan berpikir Ta Mi mencoba
menghentikannya.
“Apa hakku
untuk melakukan itu? Dia akan punya jabatan dan gaji yang lebih baik daripada
saat ini.” Ucap Ta Mi
“Apa kau
butuh dia di timmu?” tanya Tuan Min. Ta Mi menganguk menurutnya Alex punya mata
yang objektif.
“Dia
membaca publik dengan baik Dan dia tak pernah ragu-ragu untuk menyuarakan
pendapatnya. Jika dia kehilangan diskusi, maka dia menerimanya. Dia tak
menyimpan dendam. Dia tak pernah membuat kesalahan. Dan saat dia punya tugas,
maka dia tetap mengerjakannya sampai akhir.” Ucap Ta Mi. Tuan Min membenarkan
“Tapi
bagaimana Alex tahu itu yang kau rasakan? Jika kau tak menghentikannya, dia
akan berpikir dia tak dibutuhkan di tim. Pada hari aku bilang akan mengundurkan
diri, kau membujukku untuk tetap tinggal.” Kata Tuan Min
“Aku
akhirnya pergi juga, tapi kau mendapatkan bagaimana perasaanmu. Aku tak
berpikir kau melakukan hal yang sama pada Alex. Bagaimana seseorang bisa tahu kecuali
kau beri tahu mereka?” jelas Tuan Min. Ta Mi seperti ragu mendengarnya.
Alex
keluar rumah kaget melihat Ta Mi yang datang dan bisa mencium kalau baru saja
minum. Ta Mi membenarkan dan itu karena Alex. Alex bingung kenapa harus
dirinya. Ta Mi meminta agar Alex tak pergi ke Unicon.
“Kau... anggota
tim yang penting dan sangat dibutuhkan. Kau punya mata yang bagus, bahkan kau
membaca publik dengan baik,kau dapat menyuarakan pendapat dan keberatanmu juga.
Kau tak pernah membuat kesalahan dan sangat bertanggung jawab di tempat kerja.”
Ucap Ta Mi.
“Kau
juga... Kau pandai bergosip... Aku sangat suka. Ketika kali pertama bergabung
dengan Barro, kau bilang kepada aku bahwa Scarlett punya catatan, lalu Jenny
juga. Aku tak tahu apa yang dipikirkan orang lain, tapi aku menyukainya.” Ucap Ta
Mi
“Namun, jika
kau masih ingin pergi, tak ada yang bisa kulakukan. Tapi aku ingin kau tahu bahwa
aku ingin kau tetap di sini. Aku ingin menyuarakan hatiku. Aku tak bilang ini
karena aku mabuk. Tapi Aku butuh keberanian.” Kata Ta Mi
“Maaf karena
aku seorang pemimpin tim yang membutuhkan alkohol untuk mengumpulkan keberanian
untuk mengatkan ini. Maaf mengganggu
malammu... Sampai jumpa.” Kata Ta Mi akan pergi. Alex terdiam dengan mata
berkaca-kaca.
“Aku akan
tetap tinggal... Aku akan tinggal di Barro. Aku Pikir, aku adalah anggota tim
yang tak diperlukan.” Kata Alex
“Tak mungkin.. Itu Tak benar.”ucap
Ta Mi dengan senyuman sumringah
Keduanya akhirnya
minum bersama, Alex pun ingin tahu alasan Ta Mi
menempatkanEllie bertanggung jawab atas pemasaran dan itu artinya harus
mentransfer tugasnya.Ta Mi menegaskan itu Tidak benar.
“Dia
bilang ingin belajar soal pemasaran, dan karena kau pandai, aku menyuruhnya
belajar darimu.” Jelas Ta Mi.
Alex
mengumpat kesal pada dirinya yang tak sadar dengan hal itu, padahal menangis di
toilet pria hari itu dan mengaku sangat kesal dengan Ta Mi akan hal itu bahkan
belum memberitahu soal tawaran pekerjaan itu, dan rasanya Ta Mi memaksa untuk pergi.
“Itu
salah aku. Ini kesalahanku.... Aku memang buruk... Aku pemimpin yang buruk.” Ucap
Ta Mi
“Tidak...
Kau harus memukulku.” Kata Alex menarik tangan Ta Mi dan memukul kepalanya
sendiri. Ta Mi mengeluh kalau tanganya juga sakit.
“Apa yang
kalian berdua lakukan?.. Itu tim kami.” Ucap Hyun datang dengan anggota tim
lainya. Alex menyapa semua bertanya darimana mereka.
“Aku
mengirim pesan kepada semua orang dan meminta mereka untuk datang.” Ucap Ta Mi.
Bong Gi binggung untuk apa memanggil semuanya.
“Alex bilang
dia akan meninggalkan tim. Dia bilang dia akan berhenti dan akan meninggalkan
kita untuk Unicon.” Kata Ta Mi
Hyun tak
percaya kalau Alex akan meninggalkan Barro, semua marah mengejek Alex ituPengkhianat. Alex menegaskan itu salah karena akan tak
pergi lalu menceritakan Orang dari Unicon bilang sekarang sesudah Brian pergi,
Barro akan menurun, dan gelembung akan pecah. Dan membuatnya merasa sangat
kesal lalu akan menghancurkan semua berandal Unicon.
Ta Mi
mengajak mereka untuk datang dan bergabung saja, Hyun ingin tahu tawaran yang
diberikan unicorn. Alex memberitahu
kalau Unicon menawarkan untuk menjadikan aku seorang direktur dan memberikanya gaji
yang lebih tinggi.
“Sayang
sekali, Direktur Al... Kenapa kau tak menerima tawaran itu?” ejek Bong Gi.
“Itu dia.
Kau harus menerimanya.” Kata Ah Ra. Jenny mengejek kalau ini pesta perpisahanmnya.
“Aku
takkan pergi... Aku akan tinggal di Barro. Apa yang salah dengan kalian semua?”
ucap Alex dan mereka bersulang sambil mengejek Alex dengan memanggilnya
Direktur.
Hyun
menemani Ta Mi yang muntah di kamar mandi sambil mengeluh kalau ia sampai minum
dua malam berturut-turut. Ta Mi mengaku tak peduli karena Alex takkan pergi
bakan sangat senang dan juga lega karena anak buahnya itu tak pergi.
“Akan
sangat mudah jika minum adalah cara menyelesaikan masalah. Jika minum akan
membuat Brian kembali, maka aku dengan senang hati akan jadi pecandu alkohol.” Ucap
Ta Mi. Hyun hanya bisa mengelengkan kepala.
Ta Mi dan
Ah Ra pulang bersama, Ah Ra menatap ke arah jendela taki mengaku ada yang diinginkanya.
Ta Mi bertanya apa itu. Ah Ra meminta agar memanggil dengan nama aslinya saat
mereka di luar kantor, Persis seperti
bagaimana memperlakukan Joseph.
“Haruskah
aku melakukan itu, Ah Ra?” kata Ta Mi. Ah Ra senang mendengarnya.
‘Apa yang
kau lihat?” tanya Ah Ra. Ta Mi menjawab Cahaya dan Ini jam 1 pagi Tapi ada
begitu banyak mobil pada jam segini. Ah Ra piki benar juga.
“Menurutmu
kemana tujuan mereka?” tanya Ah Ra. Ta Mi pikir Itu kadang menghiburnya.
“Itu
membuatku berpikir bahwa aku bukan satu-satunya yang bangun pada jam segini. Aku
bukan satu-satunya yang hidup begitu intens. Dan aku bukan satu-satunya yang
mengalami kesulitan. Aku yakin aku juga membuat mereka merasakan hal yang sama,
Orang-orang di kota ini terhibur oleh kemalangan orang lain..” Ucap Ta Mi
“Hal pasti
sangat sulit bagimu hari ini.” Kata Ah Ra. Ta Mi mengaku Setiap kali mengalami
kesulitan,
“Terkadang
aku ingin pergi menemuimu. Ada saatnya aku ingin bersandar padamu anggota
termuda dari tim kami. Tapi aku tak bisa melakukan itu. Karena impianmu adalah
menjadi seperti aku. Jadi Itu sebabnya aku tak bisa pergi menemuimu. Aku tak
ingin merusak impianmu.” Akui Ta Mi.
“Kau
harus datang menemuiku... Aku akan menunggu.” Kata Ah Ra. Ta Mi menganguk
setuju.
Bong Gi
pulang dengan bus mengirimkan pesan untuk pacarnya (Aku selalu sangat menyesal
dan berterima kasih! Mimpi indah.) lalu membuka jendela bus dan wajahnya
terlihat sedih. Jenny pulang dengan kereta api, sambil mendengarkan musik.
Sementara
Alex berjalan kaki terlihat berjalan merangkak karena mabuk, lalu tersenyum
bahagia karena masih dibutuhkan oleh Barro. Tuan Min berjalan pulang ke rumah
dan masuk dengan suasana yang sepi, dan melihat grup chat Barro.
Ia
melihat foto yang dikirimkan Alex bersama dengan Timnya, wajahnya mereka yang
mabuk tapi bahagia. Sebelumnya sebelum pulang, seseorang mengambil gambar untuk
mereka. Setelah itu Alex mengajak untuk selfie dan akhirnya mengirimkan gambar
untuk Tuan Min.
Bersambung
ke episode 11
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Baca sinopsis ini smbil dngerin ostnya yg part 3...sukkakkkk. Mksh kak udh Recapital sinopsisnya
BalasHapus