PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ga Kyung
menegaskan akan ceraikan Jin Woo. Ibunya kaget mendengar keputusan
anaknya. Ga Kyung berbicara dengan
ayahnya kalau sudah menjual dirinya untuk bisnis dan sekarang sudah untung.
Tuan Song tak percaya kalau Ga Kyung
beriani berkata begitu pada orang tuanya.
“Aku tak
pernah memintamu untuk melahirkanku. Hidupku tak pernah jadi pilihanku, sedari
awal. Apa kalian Gembira memilikiku? Tapi aku Tak pernah sekalipun gembira atau hidup bahagia.” Ucap Ga Kyung
yang membuat keduanya terdiam.
“Ketua.
Aku tak akan pergi dengan tangan kosong. Aku akan ambil tunjangan yang layak
atas makian psikologis. Aku akan membalasmu karena membuat orang tuaku
berlutut.”tegas Ga Kyung pada Nyonya Jang.
“Hei. Ga
Gyeong, apa kau...” ucap Nyonya Jang dan Ga Kyung menegaskan agar ibu mertuanya
jangan memaksa untuk membawa ke pengadilan.
“Kecuali,
kau ingin kasus perceraian berakhir di pengadilan pidana. Buktiku sangat
banyak. Aku siap lakukan apa saja. Jadi, bersiaplah. Untuk membiarkan putra
bungsumu bercerai dengan sukarela. Hubungi aku saat kau siap.” Kata Ga Kyung.
Semua
hanya bisa terdiam, Tuan Oh pun tak bisa berkata-kata melihat Ga Kyung pergi
dan memutuskan untuk menceraikanya.
Tuan Oh
mengantar ibu mertuanya pulang meminta agar masuk saja dan akan meneleponnya
nanti. Nyonya Song meminta agar Tuan Oh
berbicara dengan ibunya mewakili mereka, lalu akan menelepon Ga Kyung dan.... Tuan Oh
langsung menyela agar Jangan menelepon Ga Kyung.
“Tinggalkan
dia sendiri. Kumohon.” Ucap Tuan Oh. Tuan Song memastikan kalau Tuan Oh akan
bercerai dan memikirkan nasib mereka berdua.
“Bagaimana
dengan putrimu? Bagaimana dengan dia yang orang tuanya bahkan takkan membela
dia? Ga Gyeong dan aku punya ikatan yang lebih kuat dari yang kalian kira. Kami
punya kesamaan. Kami punya orang tua, tapi kami ditelantarkan.” Ucap Tuan Oh
dan mengucpkan Selamat malam.
Ga Kyung
duduk sendirian di halte bus. Tuan Oh dengan dengan nada kesal karena sudah
bilang tak ada bus pada jam segini. Ga Kyung menangis mengaku tak punya tempat
tujuan dan Tak ada satupun tempat.
“Apa... hidup
sekeras ini?” ucap Ga Kyung terus menangis. Tuan Oh tak banyak berkata-kata
hanya memberikan sapu tanganya dan juga duduk menemaninya.
Tuan Oh
membawa Ga Kyung dalam sebuah rumah dan menyuruh agar tinggal disini sampai
semuanya mereda. Ga Kyung binggung karena seperti rumah yang sering ditempati
lalu bertanya Tempat apa ini, Apa ini untuk bisnis.
“Hanya
tempat kosong. Selain aku dan pembersih, kau adalah pengunjung pertama.” Ungkap
Tuan Oh. Ga Kyung menatap tak percaya.
“Sayang
sekali jika kau tak percaya padaku.” Komentar Tuan Oh bisa membawa dari wajah
Ga Kyung.
“Jika aku
tak percaya kau, artinya aku ragu karena cemburu. Tapi itu terlalu romantis...
Lalu Kuperhatikan tadi, kau punya mobil baru. Kenapa kau kendarai mobil sport?”
ucap Ga Kyung.
“Karena
aku senang lihat kau menyukainya. Dan Semua kebutuhan pokok ada di sini. Di
sini akan nyaman. Kau lebih suka menyendiri, kan? Hubungi aku jika kau hendak
bertanya.” Kata Tuan Oh yang perhatian walaupun terkesan dingin.
“Maaf
membawa perceraian tanpa bicarakan.” Ucap Ga Kyung merasa bersalah.
“Kau
tulus ingin bercerai, kan?”tanya Tuan Oh. Ga Kyung menganguk. Tuan Oh ingin
meminta izin agar bisa tanyakan satu hal.
“Apa aku
bagian dari alasan kenapa kau ingin bercerai?” tanya Tuan Oh. Ga Kyung menjawab
bukan.
“Maka,
sudahlah.. Dan satu lagi Kode aksesnya
hari ulang tahunmu... Kau Istirahat.” Ucap Tuan Oh lalu pergi meninggalkan
rumah.
Alex
bergegas keluar dari gedung berbicara dengan seseroang dan akan bertemu di
luar. Ta Mi terdiam melihat layar
telihat kunci pencarian nomor 2.
Manipulasi Barro, 3. Min Hong Ju mengundurkan diri. Sementara Tuan Min bertemu dengan temanya di
lokasi pemancingan.
“Kau
benar-benar harus perbaiki temperamenmu. Kau bisa saja bilang tak tahu soal
manipulasi dan selesaikan dengan permintaan maaf. Masyarakat memegang citra
Barro yang positif. Aku yakin mereka akan mempercayaimu.” Komentar Teman Tuan
Min
“Ya, aku
tahu. Aku bekerja sangat keras sepanjang hidup, jadi aku bisa membuat orang
percaya bahwa Barro perusahaan terpercaya. Jadi, mereka akan percaya. Tapi aku
tak membangun citra itu hingga aku bisa berbohong pada mereka.” Komentar Tuan
Min.
“Jika kau
bekerja keras untuk membangun citra itu,kau bisa manfaatkan untuk keuntunganmu
saat ini. Kau bukan imam agama. Tapi Kau seorang pengusaha.” Keluh temanya.
“Bersembunyi
terkadang bisa jadi strategi bisnis yang baik. Aku coba lakukan itu dan lihat
apa yang terjadi.” Kata Tuan Oh
“Namun
meski begitu, kau harusnya tak undurkan diri. Kau bisa meminta maaf saja.” Kata
temanya.
“Itu
hanya cara akumemohon kepada masyarakat bahwa mereka masih bisa mempercayai
Barro meskipun mereka tak bisa percaya aku.” Ucap Tuan Min menyakinin pilihanya
paling bagus.
“Kau
bahkan tak perlu hukum untuk membuat kau sadar.” Ejek Temanya. Tuan Min pikir itu
tak masuk akal.
“Jika
melanggar hukum untuk memanipulasi kata kunci real-time, maka aku takkan
membiarkannya. Aku menggunakan fakta bahwa tak ada hukuman khusus untuk itu.
Aku adalah orang seperti itu.”kata Tuan Min
“Kau
pikir aku tak butuh hukum? Omong kosong. Hukum adalah hal yang membuatku tak
bisa dihukum.”tegas Tuan Min. Temanya tak bisa berkata-kata.
Ga Kyung
sedang ada diruangan, Jin Kyung masuk ruangan dengan nada penuh amarah kalau
unuk datang ke kantornya saat Ga Kyung
berangkat kerja. Ga Kyung mengaku harus hadiri rapat penting jadi akan pergi
saja. Jin Kyung tak terima dengan sikap Ga Kyung yang sombong.
“Apa kau
sudah gila? Siapa kau mewakili Unicon? Kau pikir siapa yang akan adakan konferensi
pers?” ucap In Kyung marah
“Maka kau
harus lakukan sesuatu untuk meningkatkan pangsa pasar sebelum aku ambil
tindakan.” Balas Ga Kyung
“Maksudmu
kau melakukan hal yang benar?!!” teriak In Kyung. Ga Kyung menyuruh In Kyung
untuk memelankan suaranya.
“Jangan
perintah aku! Aku bukan orang yang bisa kau beri perintah. Aku harusnya menjadi
orang yang kau datangi sebelum kau adakan konferensi pers. Apa Kau pikir punya hak atas berbuat semaumu untuk Unicon? Ini
adalah perusahaan dan organisasi yang dijalankan oleh sistem yang terorganisir.”tegas
Jin Kyung.
“Dan apa
organisasi itu berhasil pertahankan pangsa pasarnya? Kau tak lihat bagaimana
Barro mulai mengambil pengguna kami? Jika kita tak lakukan apa-apa, mereka akan
jadi nomor satu hanya dalam sebulan. Apa kau bersiap untuk kalah?” keluh Ga
Kyung.
“Apa organisasi yang menyedihkan itu punya
setidaknya satu gagasan untuk meningkatkan pangsa pasar kita? Organisasi ini
tak melakukan apa-apa selain mengalihkan tanggung jawab dan berdoa semoga
semuanya baik-baik saja. Dan kau adalah perwakilan dari organisasi itu.” Sindir
Ga Kyung
Jin Kyung
berteriak marah seperti tak bisa menahan emosinya lagi, Ga Kyung berjalan
mendekati In Kyung dengan tatapan mata seperti membunuh. In Kyung ketakutan
berjalan mundur dan terdesak di dinding ruangan. Ga Kyung segera menutup pintu
ruanganya.
“Berhentilah
berdoa dan mulai bekerja. Berhentilah memberi persetujuan dan mulailah
berpikir. Pikirkan soal bagaimana kau dapat melindungi Unicon karena Aku mulai
inginkan posisimu. Jangan membuatku bertekad.” Bisik Ga Kyung yang membuat Jin
Kyung terdiam.
Rapat
Baroo, Seorang pria memberitahu Sentimen publik sepertinya mulai tenang dan
menurutnya keputusan cepat Brian akhirnya membantu perusahaan. Hyun bertanya
Apa dewan akan menerima surat pengunduran diri Brian
“Para karyawan
punya banyak kepercayaan pada Brian. Masyarakat mungkin mulai percaya kita
lagi, tapi aku merasa itu takkan terjadi pada karyawan.”kata Joon Soo
“Aku
setuju. Karyawan muda dari tim kita tampaknya merasa sangat gelisah soal
pengunduran dirinya.” Ungkap ketua Tim wanita.
“Hal yang
sama berlaku untuk tim kita. Karyawan muda tim kita sangat menentang
pengunduran dirinya.” Komentar Ketua Tim pria.
“Bukankah
kita semua merasakan hal yang sama saat kali pertama mulai bekerja di sini? Kita
semua bersemangat untuk bekerja dengan Brian sebagai CEOnya. Artinya kita semua
merasa bangga.” Kata Hyun
“Kita
akan jaga agar posisi CEO tetap kosong untuk saat ini. Dan selama itu, wakil
presdir akan jadi CEO sementara. Tapi Posisi tak boleh kosong terlalu lama.
Kita harus ambil keputusan cepat atau lambat.” Jelas Ketua.
Ta Mi
memberitahu proyek Tim Shopping yang sebutkan selama rapat terakhir dan sedang
kumpulkan berbagai gagasan pemasaran. Alex tiba-tiba datang dengan wajah penuh
keringat meminta maaf karena datang terlambat. Ta Mi seperti memakluminya.
“Tammy,
apa dewan akan menerima surat pengunduran diri Brian? Apa mereka bilang sesuatu
yang khusus?” tanya Jenny khawatir.
“Pengunduran
dirinya akan ditunda. Ayo kita lanjutkan dengan rapat proyek terlebih dahulu.”
Ucap Hyun. Semua mengangu mengerti.
“Aku
pikir kita harus gunakan dua karakteristik ini untuk merencanakan pemasaran kita.
Alex, ini keahlianmu, jadi aku akan serahkan padamu.” Ucap Ta Mi.
Alex
hanya diam dengan tatapan kosong, Semua menatap dengan binggung, sampai
akhirnya Alex tersadar dan menanyakan apa yang dikatakan Ta Mi sambil meminta maaf.
“Sepertinya
semua orang sulit fokus bekerja. Jadi, mulai dari besok, aku ingin bicara
denganmu secara pribadi.” Ucap Ta Mi. Hyun kaget kalau Ta Mi akan bicara secara
pribadi.
“Jika ada
sesuatu yang ingin kau tanyakan, katakan, atau dengar, kau bisa merasa bebas
untuk beri tahu aku. Semuanya baik-baik saja.” Jelas Ta Mi
“Bukankah
pembicaraan pribadiprogram yang dulu kau lakukan di Unicon?” komentar Hyun
“Ya
benar. Brian merekrutku sehingga aku bisa membawa keuntungan Unicon.” Kata Ta
Mi
“Apa kita
diizinkan untuk menolak pembicaraan pribadi?” tanya Hyun. Ta Mi melarang dengan
tegas. Ah Ra dan Bong Gi tersenyum sepert sangat penuh semangat.
“Pembicaraan
pribadi diadakan untuk orang-orang yang punya sesuatu untuk dikatakan tapi tak
punya kesempatan untuk mengatakannya. Jadi, terlepas dari apa kau punya sesuatu
untuk dikatakan atau tidak, semua orang di tim dapat berpartisipasi.”tegas Ta
Mi. Hyun pun tak bisa berkata-kata.
Ta Mi
membuka laptopnya dan kaget melihat dilayar foto wajah Mo Gun dan juga short
cut yang berjejer. Mo Gun menuliskan note (Jika kau ingin melihat wajahku, bersihkan
iconmu.) Ta Mi hanya bisa tersenyum melihat tingkah Mo Gun yang masih seperti
anak kecil.
“Beginilah
dia akan membuatku mengatur desktopku?” kata Ta Mi lalu melihat di ponselnya
memberitahu kalau hari ini adalah ulang tahun Mo Gun. Ta Mi kaget kalau Mo Gun
ternyata Hari ini ulang tahun.
Sementara
di ruangan rapat, semua sedang menikmati lagu yang dibuat Mo Gun untuk games,
sementara Mo Gun hanya duduk melamun. Setelah melihatnya, Ga Kyung memuji
lagunya sudah bagus dan bertanya Apa akan diluncurkan bulan depan seperti yang
direncanakan semula.
“Ya, kami
akan selesaikan dan melakukan tes beta minggu depan. Musik sudah selesai. Kau
pasti senang, Direktur Park.” Ucap Si pria. Mo Gun sedang melamun akhirnya
tersadar.
“Ya aku
senang.” Ucap Mo Gun, Si pria melihat Mo Gun pucat dan berpikir sedang sakit.
“Apa kami
membuatmu bekerja terlalu keras?” tanya Si pria khawatir. Mo Gun mengau hanya
kelelahan saja tapiakan baik-baik saja. Ga Kyung menatap Mo Gun seperti
merasakan sesuatu.
Ga Kyung
berjalan ke pakiran, pengawal datang menghadangnya mengatakan Ketua ingin
bertemu dengan Ga Kyung jadi akan mengantar
ke rumah. Ga Kyung menolak dan akan pergi, tapi pengawal menahan
tangannya agar bisa ikut.
“Jangan
menyentuhku... Kekuasaan tak ada harapan. Aku sebutkan perceraian, dan kau mulai
memegang tangan padaku.” Sindir Ga Kyung sinis. Si pegawal meminta maaf tapi
tetap menariknya.
“Dia
sudah menolak... Haruskah aku panggil polisi?” kata Mo Gun datang menyelamatkan
Ga Kyung. Akhirnya dua pengawal pun pergi.
Mo Gun
memastikan keadaan Ga Kyung sekarang. Ga Kyung mengaku pasti tidak baik-baik
saja dan malu. Mo Gun bisa mengerti dan akhirnya pamit pergi. Ga Kyung langsung
mengucapkan terimakasih atas bantuan Mo Gun dan membahas tentang Tanaman itu.
“Mereka
Sungguh hidup kembali di ambang jendela. Lalu Seberapa sering aku harus
menyiraminya?” tanya Ga Kyung.
“Air
menguap berbeda tergantungpada lingkungan. Cukup siram saat tanah terlihat
kering.” Kata Mo Gun
“Terima
kasih atas semuanya juga. Pastikan untuk siram airmu juga. Aku sudah bermain-main
dengan Ta Mi akhir-akhir ini. Dan Jaga dirimu juga.” Ucap Ga Kyung.
Tuan Oh
bertemu ibunya yang sedang melukis melampaiska amarahnya. Nyonya Jang seperti
sedang berbicara sendiri untuk mengali suaminya dari kuburan dan minta agar
duduk di sampingnya. Tuan Oh hanya diam saja melihat tingkah ibunya.
“Kita berdua
akan nikmati cerita kecilyang menyenangkan ini... Sayang, panjang umur, dan
lihatlah hal menarik. Dengarkan saja apa yang dikatakan putramu.” Ucap Nyonya
Jang seperti sedang berhalusinasi.
“Direktur
Song bukan orang yang bicara secara emosional. Dia berpegang dalam berucap. Aku
setuju dengannya dalam hal ini juga. Kami akan bercerai.”ucap Tuan Oh
“Apa
Kalian akan bercerai? Apa kau lupa siapa yang menggerakkan pernikahan ini? Apa
kau membawanya? Tidak, itu diputuskan olehku dan orang tuanya. Siapa kau berani
memutuskan apa kau akan bercerai? Apa kau benar-benar berpikir dia milikmu? Aku
biarkan di keluarga ini karena aku butuh dia. Dia milikku” ucap Nyonya Jang
“Aku tak
peduli jika kau bercerai dan meninggalkan rumah ini. Kenapa aku harus padahal
kau tak berguna bagiku Tapi Song Ga Kyung, tidak. Dia tak bisa tinggalkan rumah
ini. Itu alasan kau tak bisa cerai.” Tegas Nyonya Jung
“Mendengar
itu membuatku sangat ingin menceraikannya. Aku harus lindungi dia dari ibu
mertua penguntitnya. Lagipula aku adalah suaminya.” Balas Tuan Oh
“Jin Woo.
Apa kau menyukai Ga Kyung?” tanya Nyonya Jang dengan nada mengejek.
“Selama
10 tahun, aku merasa sedih karena dia harus mengatasimu. Kau bilang itu "Suka"?.”
Ucap Tuan Oh menahan emosi.
Ta Mi
sudah menyiapkan kue ulang tahun dan menyalakan lilin, lalu dikaget dengan Sun
Woo yang sudah ada dibelakangnya. Sun Woo bertanya apakah Ta Mi menyiapkan kue
itu untuk ulang tahun Mo Gun. Ta Mi menganguk dengan wajah bahagia.
“Aku baru
tahu hari ini, jadi aku segera beli.” Ucap Ta Mi. Sun Woo memberitahu
kalau Hari ini hari yang buruk dan bukan
hari baik untuk perayaan.
“Tapi ini
hari ulang tahunnya.” Kata Ta Mi binggung. Sun Woo pun merasa tak tahu bagaimana jelaskan ini.
“Mo Gun punya
dua hari ulang tahun.” Ucap Sun Woo, Ta Mi kaget mendengarnya.
Mo Gun
sedang memasak di dapur, Seorang pria asing menyuruh Mo Gun untuk memasukan Air
beras. Tapi Mo Gun malah memasukan air biasa. Si pria pun mengeluh dari layar
tab kalau Dojang jjigae buatan Mo Gun itu payah.
“Bukankah
sudah kubilang, jika kau ingin buat doenjang jjigae yang lezat, kau harus
tambahkan air beras.” Keluh si pria yang melakukan video call.
“Bahasa
Korea-mu jadi semakin buruk selama bertahun-tahun.” Ejek Mo Gun membalas bicara
dengan bahasa korea.
“Hei, aku
sudah keluar dari Korea selama sekitar 10 tahun. Wajar bahasa Korea-ku sudah
tak sempurna lagi. Tapi kau harus tetap berbicara bahasa Inggris maka kita bisa
lakukan percakapan dari hati ke hati, 'kan?” ucap si pria.
“Aku
mengerti, Ayah. Lalu Apa yang Ibu lakukan?” kata Mo Gun dengan bahasa inggris
yang fasih.
“Nah,
seperti biasa... Dia di atas, kau tahu itu , menonton drama Korea favoritnya...
Hei, tolong jangan katakan dia lupa bilang "Selamat ulang tahun"
padamu.” Kata Ayah Mo Gun
“Dia
meneleponku sesudah aku bangun tidak seperti Ayah yang menelepon larut malam.”
Goda Mo Gun. Sang ayah mengeluh Mo Gun memang mengerikan.
“Aku tak
punya air beras, tapi aku akan tetap menikmati resepmu... Dojang jjigae.” Ucap
Mo Gun
“Omong-omong,
bagaimana keadaan saat ini?” tanya Ayah Mo Gun. Mo Gun mengaku Sangat normal
dan merasa baik-baik saja.Ayah Mo Gun
memastikan.
“Aku
merasa tak enak menghabiskan waktu bersamamu di hari ulang tahunmu. Kau tahu betapa
ibumu dan aku merindukan ada kau di sini.” Kata Ayah Mo Gun. Mo Gun juga merasa
seperti itu. Ayah Mo Gun pun menyuruh anaknya mulai makan dan menutup telpnya.
Mo Gun pun mengucapkan kalau mencintai orang tuanya.
Kue ulang
tahun akhirnya teronggak begitu saja dengan lilin yang sudah mati. Sun Woo
pikir kalau Mo Gun pasti ingat dan mungkin berbaring sakit di tempat tidurnya.
Ta Mi tak mengerti apa maksudnya ingat. Sun Woo kebingungan karena merasa tak
bisa mengatakan.
“Tetap
saja, aku merasa dia akan lebih menyukainya jika kau bersamanya hari ini... Jadi,
astaga, bagaimana aku mengatakannya?” kata Sun Woo kebingungan.
“Kau
bilang, Dia punya dua hari ulang tahun? Apa maksudmu dia punya hari ulang tahun
yang bukan hari ini?” tanya Ta Mi. Sun Woo membenarkan dan tak bisa
menjelaskan.
“Apa
Morgan dibesarkan oleh orang tua angkatnya?” tanya Ta Mi menduga sendiri. Sun
Woo pun tak bisa berkata-kata.
Ta Mi
terdiam setelah bertemu dengan Sun Woo, teringat saat Mo Gun bercerita “Aku tinggal
di Australia sewaktu SMA... Tapi aku kembali, karena Aku suka Korea.” Lalu saat
menanyakan namanya, Mo Gun menjawab “Ibuku sengaja beri aku nama Inggris. Karena
suatu hari nanti aku bisa saja tinggal di luar negeri.”
Mo Gun
keluar dari kamar kaget melihat Ta Mi yang datang. Ta Mi mencoba tersenyu
memperlihatkan makanan yang dibawanya jadi bisa makan bersama. Mo Gun tersenyum
melihat Ta Mi yang datang walaupun wajahnay terlihat pucat.
“Kenapa
kau berhenti masak doenjang jjigae?” tanya Ta Mi menaruh sup diatas meja.
“Itu
hanya untuk pertunjukan dan Bukan apa-apa.” Kata Mo Gun. Ta Mi memeriksa kening
Mo Gun dan ternyata demam.
“Minumlah
obat sesudah makan. Aku sudah membelinya” ucap Ta Mi. Mo Gun heran karena Ta Mi
tahu dirinya sedang sakit.
“Kau
terdengar sakit di telepon. Apa kau pikir aku takkan tahu?” ucap Ta Mi
berbohong.
“Sakit
membuatku semakin rindukan kau.” Akui Mo Gun. Ta Mi mengeluh kalau Mo Go untuk tak
bilang sedang rindukanya.
“Kau juga
tak pernah ceritakan kesulitanmu.” Komenta Mo Gun. Ta Mi mengaku kalau ia yang
harus disalahkan dan mengeluh Mo Gun itu sungguh pendendam. Mo Gun pun mulai
makan walaupun terlihat sangat lemah.
Ta Mi
menatap Mo Gun sambil memegang wajahnya karena tahu tubuhnya itu pasti sakit
sekali dan mengaku tak tahu... Mo Gun mengaku jatuh sakit sekitar tahun ini dan
menurutnya Mungkin karena perubahan musim. Ta Mi terdiam mendengar ucapan Mo
Gun. Dan Mo Gun mengakuselalu suka musim
yang singkat.
Ta Mi
mencuci piring sementara Mo Gun tertidur lelap di kamarnya. Ta Mi menatap Mo
Gun teringat dengan yang dikatakan Sun Woo “ Tapi jangan anggap terlalu serius.
Mo Gun sangat dicintai, dan dia punya mental yang kuat dan sehat. Dia pria yang
sangat hebat. Kau tahu itu 'kan?”
Akhirnya
Ta Mi berbaring disamping Mo Gun lalu memegang wajahnya, teringat saat Tuan Min
menanyakan alasan Mo Gun yang ingin menikah. Mo Gun menjawab Sedari
dulu,impianku adalah menikah dengan yang tercinta dan hidup bahagia.”
“Kenapa
kau bangun?” ucap Ta Mi melihat Mo Gun sedikit membuka matanya. Mo Gun mengaku
Tangan Ta Mi yang terasa hangat.
“Aku cuci
piring dengan air hangat. Kau punya pemanas air yang bagus.” Komentar Ta Mi
“Kenapa
kau masih disini?” tanya Mo Gun, Ta Mi pikir sudah mengatakan akan tunggu sampai Mo Gun tertidur.
Mo Gun
pikir tadi sudah tertidur, Ta Mi melihat itu
Tak cukup lama lalu memuji wajah Mo Gun yang tampan dan menyuruhnya
kembali tidur. Mo Gun pun memperbolehkan Ta Mi melihat wajahnya sepuanya dan
gratis sebelum pergi.
“Konten
tersebut layak dibayar per-tayang.” Kata Mo Gun. Ta Mi mengaku akan ambil
langganan bulanan.
“Aku akan
menagihmu sangat mahal.” Kata Mo Gun. Ta Mi pikir Itu sebabnya mencari uang yang banyak.
Keduanya tersenyum lalu Ta Mi menarik Mo Gun agar ada dipelukanya.
“Alangkah
baiknya jika tinggiku 2 meter.” Kata Ta Mi. Mo Gun ingin tahu alasanya. Ta Mi
menjawab itu untuk memeluk Mo Gun.
“Kau
terlalu tinggi” ucap Ta Mi. Mo Gun merasa kalau ini sangat bagus karena dirinya
sakit lalu tertawa.
Ta Mi
heran kenapa Mo Gun tertawa. Mo Gun mengaku bayangkan Ta Mi setinggi 2 meter...
Ta Mi ingin tahu pendapatnya. Mo Gun memuji kalau Ta Mi cantik. Ta Mi tersenyum
memeluk erat Mo Gun menepuk bahunya agar cepat sembuh.
Hyun
sibuk memilih tas dan menatap dicermin, saat itu Ji Hwan menelp bertanya apakah sudah siap dan meminta agar
menunggu saja karean akan menjemput sebagai manajernya. Keduanya pun datang ke
lokasi syuting. Hyun berteriak “Seol Ji
Hwan datang!”
“Kau datang
ke sini secara langsung, Direktur.” Ucap Sutradara. Hyun pikir harus mendukung
aktornya.
“Perlakukan
dia dengan lebih baik daripada betapa kasarnya kau dulu.” Kata Hyun. Sutradara
menganguk mengerti.
“Aku
bahkan melihat profilnya di portal web Barro. Aku tak tahu kau bersekolah di
SMA sains. Kau adalah aktor yang baik karena kau pintar.” Kata Sutradara memuji
“Tidak.
Terima kasih sudah membawaku kembali, Sutradara.” Ucap Ji Hwan merendah. Ta Mi
berpesan agar menjaga aktornya dengan baik.
Akhirnya
mereka akan mulai syuting. Ji Hwan memberitahu kalau akan segera take dan
meminta Hyun agar menonton drama comebacknya., Hyun pun tak lupa memberikan
semangat pada Ji Hwan.
Setting
drama ad disebuah pemakaman, Ayah, ibu dan Istri sedang menangis karena Chu Min
Hyuk meninggal. Tapi Jin Hwan datang dan mereka pikir Min Hyuk yang datang dan
masih hidup, mereka tak percaya kalau Min Hyuk kembali bahkan sang ibu sampai
jatuh lemas. Min Hyuk pun menahanya.
“Aku
saudara kembar Min Hyuk, Chu Min Jae... Min Hyuk meninggalkanku wasiat. Aku
akan tunggu di perusahaan.” Ucap Ji Hwan lalu berjalan pergi.
Hyun melihat
dari kejauhan Jin Hwan berjalan ke arahnya, sementara yang lainya masih tak
percaya kalau Min Hyuk punya saudara kembar. Hyun gugup saat Ji Hwan berdiri
sangat dekat didepanya. Ji Hwan memberi kode agar Hyun tak bersuara.
Akhinya
Sutradara berteriak “Cut” dan meminta merea bersiap untuk adegan lain. Hyun
yang gugup bertanya apa yang dilakukan Ji Hwan tadi. Ji Hwan mengaku harus
menghindari kamera dan Hyun memang berdiri didekat kamera.
Mo Gun
berjalan keluar kamar sambil menelp Ta Mi memberitahu baru saja bangun tidur. Ta Mi menayakan
keadaan Mo Gun sekarang. Mo Gun mengaku sangat baik dan berpikir itu karena Ta Mi dan menurutnya
aneh biasanya berlangsung beberapa hari.
“Syukurlah.
Kau selesaikan proyek, sehingga kau bisa beristirahat dengan baik. Dan kau
lebih baik Tidur.” Ucap Ta mi
“Aku akan
melakukannya. Aku bilang kepada Seon Woo dan yang lainnya untuk istirahat.”
Kata Mo Gun yang melihat gelas yang Ta Mi cuci kurang bersih.
“Tunggu
sebentar. Kau Sedang apa? Apa kau cuci piring? Untuk apa? Apa karena kau tak
puas dengan pekerjaan yang kulakukan tadi malam? Apa aku terlihat sangat kotor?”
ucap Ta Mi kesal. Mo Gun merasa bersalah.
“Tidak, Rutinitasku adalah cuci piring di pagi hari.
Jika tidak, rasanya aku tak memulai hari.” Kata Mo Gun berbohong
“Benar-benar
lelucon. Aku takkan cuci piring untukmu lagi.” Ucap Ta Mi kesal.
“Berjanjilah
kau takkan melakukannya... Kau tak pandai itu. Lakukan yang terbaik dalam
pekerjaanmu... Itu bakatmu.” Ejek Mo Gun
“Astaga.
Baik. Aku akan hasilkan banyak uang untuk bayar langganan bulananmu. Kau Tunggu
saja.” Kata Ta Mi
“Baik.
Bekerja keraslah hari ini Dan coba pikirkan aku sesekali.” Goda Mo Gun
“Aku
melakukannya tanpa berusaha. Aku pasti dilahirkan untuk menyukaimu. Jadi,
jangan membuatku kesal karena sakit dan minum obatmu hari ini juga, oke?” balas
Ta Mi.
Mo Gun
mengerti dan menutup telpnya, lalu panik karena Jantungnya tiba-tiba berdegup
kencang setelah mendengar ucapan Ta Mi dan mengeluh pacarnya itu memang wanita
aneh. Sementara Ta Mi masih gugup mengetahui Mo Gun punya dua hari ulang tahun.
Hyun
masuk ruangan menyaap semua tim, Ah Ra melihat paakain Hyun bertanya Apa ini
hari istimewa karena terlihat sangat megah. Hyun pikir Konsep hari ini adalah wanita kaya yang jago
bertarung. Mereka binggung konsep apa itu.
“Bukan
untukku... Tapi Untuk pekerjaan sampinganku.” Kata Hyun lalu asat itu TaMi
masuk ruangan.
“Kita
memulai wawancara pribadi hari ini. Siapa yang pertama?” kata Ta Mi. Ah Ra dan
Bong Gi penuh semangat mengangkat tangan.
Akhirnya
Ta Mi memilih Ah Ra lebih dulu. Ah Ra menganti tempat ponsel Ta Mi dengan
gambar yang berbeda dan memberitahu kalau Ta Mi Bosan dapat mengubahnya lalu
memperlihatkan ada banyak kertas lagi. Ta Mi heran Ah Ra yang beli banyak
sekali.
“Bisakah
aku benar-benar terima ini?” ucap Ta Mi. Ah Ra ingat Ta Mi yang memberikan tas
desainer juga.
“Bahkan
tak bernilai 10 persen dari tas, tapi itu dari hatiku.” Ucap Ah Ra Ta Mi ingin tahu apakah Ah Ra senang berkerja
di Barro
“Ya.
Menyenangkan. Aku ingin kerja lebih luas dalam pemasaran.” Ucap Ah Ra. Ta Mi
pikir Alex dapat membantunya.
“Aku akan
lihat apa yang dapat kulakukan. Siapa yang akan aku temui besok?” ucap Ta Mi.
Bong Gi
mulai berbicara dengan Ta Mi memberitahu
biasanya dengarkan pembicaraan pacarknyda dan tak meminta bantuan
selangit. Tapi sekarang tak bisa menerima dan mengeluh harus dapat orang
Brasil padahal ia orang Korea yang
tinggal di Seoul.
“Kau
bilang akan bahas masalah pribadi juga. Mereka bilang setiap bagian tubuh yang
kita dapatkan dari orang tua kita. Aku tak punya keluhan soal bekerja di sini. Semuanya
baik.” Ucap Bong Gi. Ta Mi hanya mendengarkan saja.
Jenny
duduk didepan Ta Mi seperti tak peduli, Ta Mi akhirnya bertanya apa hobi dan
apa yang disukainya dan berpikir itu adalah Komputer. Jenny mengaku bukan
karena hanya ahli menggunakan komputer lalu menjawab kalau menyukai pria.
“Aku
sangat suka pria. Aku tergila-gila pada mereka.Aku sangat suka mereka.” Kata
Jenny mulai mengebu-gebu dan hilang akal.
“Kalau
dipikir-pikir, insiden peretasan juga karena seorang pria.”ucp Ta Mi. Jenny
mendekati Ta Mi menagku sangat suka pria.
***
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar