PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Man
Wool memberitahu kalau hanu itu tamu kamar ini akan jadi gila jika
menatapnya. Chan Sung panasaran, Man Wol menyuruh aga Chan Sung untuk jangan
berbalik lalu mencium Chan Sung. Chan Sung binggung akhirnya menutup matanya.
“Keluar
dari sini saat pintu terbuka.” Ucap Man Wol. Chan Sung hanya bisa terdiam dan
saat itu pintu terbuka. Man Wol menyuruh Chan Sun untuk pergi. Chan Sung pun
berlari dan menutup pintu.
Hantu
mencoba berlari dan ingin keluar dari ruangan. Chan Sung terlihat ketakutan.
Man Wool dengan santai memberitahu tak akan pernah bisa keluar dari pintu itu
dan meminta Maaf karena membangunkannya. Ia meminta agar hantu itu masuk
kembali lalu lanjutkan istirahatnya.
“Rupanya
aroma dupa membuatmu jadi gila. Kau sudah dikurung di lemari itu untuk waktu
yang lama. Dan Apa kau masih marah saat melihat manusia? Apa kau ingin keluar dan
melampiaskan kemarahanmu?” sindir Man Wol. Si hantu terliha marah dan Man Wool
memberikan pelajaran.
“Karena
kau adalah tamu... Jadi, aku tak akan
memaksamu untuk kembali ke dalam. Kau harus diam merangkak kembali ke dalam
sendiri.” Tegas Man Wool. Si hantu pun akhirnya berjalan masuk lemari.
Man Wool
akan pergi dan mendengar suara hantu memanggil “Koo Chan Sung.” Chan Sung pun
mendengar dari luar kalau namanya di panggil dan berpikir Jang Man Wool yang
memanggilnya. Si hantu kembali memanggil nama Koo Chan Sung.
“Berhenti
bersikap bodoh. Kau tak tahu betapa penakutnya dia. Tak peduli berapa kali kau
memanggilnya, dia tak akan kembali.” ucap Man Wool
Pintu terbuka,
Chan Sung datang. Man Wool kaget melihat Chan Sung datang. Saat itu si hantu
siap keluar dari persembunyianya. Chan Sung langsung berlari memeluk Man Wool.
Si hantu seperti lepas dalam sangkar bergegas pergi meninggalkan hotel.
“Barusan
yang berlari dengan gila,apa si Pilihan Ke-3?” kata Tuan Kim menutup mata tak
mau melihat.
“Sunbae-nim,
bahkan sambil menutup mata, itu bukan Koo Chan Sung.” Kata Nyonya Choi
“Aku juga
berpikir begitu. Rambutnya kusut dan berantakan’ ucap Tuan Kim
“ Dia
tamu Kamar 13. Dia sudah meninggalkan kamar.” Kata Nyonya Choi. Tuan Kim
mengeluh kalau Rencana sudah gagal dan Ini masalah serius.
Chan Sung
masih memeluk Man Wol dengan memejamkan matanya. Man Wool menyadarkan Chan Sung
kalau hantunya sudah tak ada. Jadi bisa lepaskannya. Chan Sung melepaskan
pelukanya. Man Wool panik berpiir Chan Sung sudah menatapnya.
“Hanya
sekilas.” Akui Chan Sung. Man Wool pikir Chan Sung sudah gila, Chan Sung
menegaskan dirinya tak gila.
“Aku
sangat ketakutan sampai tak bisa tenang.” Akui Chan Sung lalu bertanya pada Man
Wool apakah terluka
“Kau
baik-baik saja, Man Wool?”tanya Chan Sung lalu berpikir kalau Man Wool pasti
terkejut.
“Tak ada
yang salah denganku. Aku baik-baik saja.” Ucap Chan Sung. Man Wool pikir Chan
Sung sudah sedikit gila rupanya.
“Aku
hanya bercanda. Apa Kau sungguh tak menduga?” kata Chan Sung, Man Wool menatap
kearah pintu.
“Lalu,
benarkah jadi gila jika menatap hantu itu? Aku pikir kau bilang itu untuk
menakutiku.” Ucap Chan Sung
“Ya,
sungguh. Kau jadi sedikit gila karena kau menatapnya sekilas. Jika kau sungguh
menatapnya, kau akan benar-benar gila.” Kata Man Wool
“Benarkah?
Dia masih di sini, 'kan?” ucap Chan Sung panik berlindung dibalik tubuh Man
Wool. Man Wool melepaskan tangan Chan Sung memberitahu kalau hantu itu sudah
kabur.
“Aku pikir kau akan mengurusnya, tapi kau tak
bisa hentikan dia?” keluh Chan Sung
“Ya. Aku
tak mengira penakut akan mengumpulkan keberanian dan terbirit membuka pintu
lebar-lebar. Dasar bodoh.” Kata Man Wook kesal. Chan Sun kesal tapi berlari
mengejar Man Wool agar pergi bersama.
“Kau
bilang Penakut? Kau memanggilku penakut?” ucap Chan Sung tak terima.
“Apa ada
orang lain? Kau bodoh sekali.” ucap Man Wool. Chan Sung makin tak terima
dianggap bodoh.
“Ini kali
pertama kudengar itu seumur hidupku. Gelarku MBA lulusan Harvard, dan...” ucap
Chan Sung. Man Wool berteriak menyuruh Chan Sung diam.
“Itu
kekerasan verbal. Tarik kembali perkataanmu.” Ucap Chan Sung. Man Wool dengan
santai akan menariknya.
“Apa kau
bercanda?” keluh Chan Sung marah. Man Wool lalu berteriak kalau ada hantu. Chan
Sung panik bertanya dimana.
Man Wool
langsung mengejek Chan Sung memang Penakut. Chan Sung bernafas lega karena Man
Wool hanya mengodanya karena berpikir benar ada hantu.
Chan Sung
memberikan dupa pada Tuan Kim meminta maaf karean pasti sudah membuat kesalahan
saat membakar dupa. Tuan Kim menjabat tangan Chan Sung mengucap syukur karena
Tuan Kim sudah selamat. Chan Sung binggung.
“Nyonya
Choi, kau harus mengurus kamar dengan benar. Tamu berbahaya itu bisa membahayakan
Manager kita.” Kata Tuan Kim
“Tidak, maaf
telah membuat kekhawatiran.” Kata Chan Sung pun berjalan pergi.
“Lihatkah
kau aku barusan mengimprovisasinya? Si Pilihan Ke-3 sama sekali tak tahu bahwa
kita menempatkannya di kamar itu dengan sengaja.” Kata Tuan Kim khawatir.
“Entah.
Wajahmu tampak kelihatan bersalah. Sepertinya Koo Chan Seong adalah orang bodoh
karena tak sadar. “ ucap Nyonya Choi
“Bahkan
jika bodoh, dia akan tahu saat si Pilihan Ke-4 tiba. Aku harus memberitahu Hyun
Joong untuk menunda membawa si Pilihan Ke-4.” Kata Tuan Kim.
Yoo Na
akan keluar dari kelas lalu terdiam melihat Hyun Joong berdiri didepan kelas.
Hyun Joong melambaikan tangan dengan senyuman bhaagia. Temanya heran melihat
Yoo Na hanya diam saja akhirnya menyuruhnya minggir dan pergi melewati Hyun
Joong.
“Kau baru
saja melihat Yoo Na? Aku dengar, dia kerasukan arwah Su Jung. Sepertinya itu
benar. Jika kau memanggil Su Jung, dia menoleh ke belakang.” Cerita salah satu
temanya. Mereka semua tak percaya mendengarnya.
“Kau
memanggil namanya.” Kata teman Yoo Na karena tak percaya kalau Yoo Na benar-benar
menoleh ke belakang dan menurutnya sangat Aneh sekali.
Didepan
sekolah, salah satu anak memanggil Su Jung. Yoo Na menoleh, semua hanya bisa
melonggo dan tak percaya. Yoo Na terlihat kesal karena tersadar dengan sikapnya
yang salah dan akan kabur, tapi kakinya tak sengaja salah melangkah.
Tubuhnya
akan jatuh berguling, tapi Yoo Na malah berdiri dengan tangan seperti ditahan
oleh seseorang. Hyun Joong bisa menyelamatkan Yoo Na dan langsung menariknya,
Keduanya saling menatap. Teman Yoo Na ketakutan meliat Yoo Na memilih untuk
kabur.
“Apa yang
kau lakukan?” keluh Yoo Na kesal, Hyun Joong pikir menangkap Yoo Na karena takut terluka dan pasti terasa sakit
“Jika aku
kesakitan, mereka akan menganggapku manusia. Kini, mereka akan memanggilku
monster.” Keluh Yoo Na kesal
“Tunggu
aku... Dia marah karena membantunya.” Ucap Hyun Joong bingung.
“Kau... Bagaimana
jika kau menangkapku? Hantu tak bisa menangkap manusia.” ucap Yoo Na
“Aku
bukan hantu biasa.” Akui Hyun Joong, Yoo Na pikir mempunyai salib lalu mengeluarkan dari
tasnya.
“Enyahlah.
Hantu sialan.” Kata Yoo Na, Hyun Joong langsung memanggil Yoo Na sebagai teman.
“Aku
bukan arwah yang bisa diusir oleh kekuatan agama. Aku punya izin untuk tinggal di
dunia ini. Aku punya tempat tinggal, dan juga punya pekerjaan.” Jelas Hyun
Joong.
“Menggelikan.
Hantu macam apa yang punya pekerjaan?” ejek Yoo Na. Hyun Joong mengaku seorang karyawan hotel dari Hotel Del Luna.
Yoo Na seperti baru tahu Hotel Del Luna?
“Kau tahu
pemilik dan manajer hotel kami, kan? Mereka membantumu hidup dalam tubuh itu.”
Ucap Hyun Joong
“Lalu?
Apa Kau ingin aku keluar dari tubuh ini?” kata Yoo Na sinis. Hyun Joong
menegaksan Yoo Na adalah orang yang sangat berharga.
“Kau
adalah harapan kami yang berharga. Kau adalah Pilihan Ke-4.” Kata Hyun Joong,
Yoo Na bingung apa maksudnya Pilihan Ke-4.
“Kau
adalah calon Pilihan Ke-4 sebagai manajer hotel kami. Ada masalah terjadi pada
Pilihan Ke-3, jadi, aku datang untuk membawamu, karena kau adalah Pilihan
Ke-4.” Kata Hyun Joong
“Aku tak
mengerti apa yang kau bicarakan. Tapi kau di sini karena kau membutuhkanku.”
Ucap Yoo Na. Hyun Joong membenarkan lalu menerima telp.
“Apa Hantupun
punya ponsel?” ucap Yoo Na binggung. Hyun Joong itu pasti karena punya pekerjaan jadi juga punya ponsel.
“Aku
punya izin untuk tinggal di sini. Wifi sekolahmu bagus. Pilihan Ke-3 tak
terluka. Pilihan Ke-4 akan ditunda.” Ucap Hyun Joong
“Apa Maksudmu
kau tak membutuhkanku?” tanya Yoo Na. Hyun Joong pikir Untuk sekarang tidak.
“Tapi
mungkin akan kembali lagi untuk membawamu. Jadi,... teruslah belajar di
sekolah.” Kata Hyun Joong berjalan pergi.
“Hei!
Berikan aku nomormu. Aku ingin mengirim pesan kepada hantu.” Kata Yoo Na memberikan
ponselnya
“Aku tak
pernah membagikan nomorku dengan manusia.” kata Hyun Joong, Yoo Na kesal kalau
Hyun Joong tak mau dan tak boleh meminta minta ponselnya.
Yoo Na
berjalan pulang saat itu pesan masuk ke dalam ponselnya “Baik. Kita sekarang
berteman.” Wajah Yoo Na langsung bahagia karena menurutanya menjai Manajer
Hotel Del Luna, Terdengar menyenangkan.
Hyun
Joong langsung memeluk Chan Sung dan memegang tanganya mengucap syukurlah
karena Chan Sung masih waras, jadi membuatnya sangat gembira. Chan Sung merasa
canggung melepaskan tangan Hyun Joong mengucapkan Terima kasih karena sudah
gembira.
“Kedengarannya
seolah-olah kalian semua mengharapkan aku menjadi gila di kamar itu.” Komentar
Chan Sung
“Yang
terpenting kau tak jadi gila.” Ucap Hyun Joong mengalihkan pembicaran
Tuan Kim
memberitahu Pilihan Ke-4 dalam keadaan siap. Kami juga membahas beberapa cara
lain untuk menyingkirkan Pilihan Ke-3. Nyonya Choi memperlihatkan slide [Operasi
Menyingkirkan Pilihan Ke-3] dengan pilihan pertama dapat mengirimnya kepada
arwah di rumah angker Shincheon-gun.
Di sebuah
tempat yang terlihat sangat angker, ada [Arwah di Shincheon-gun] Nyonya Choi
yakin 30 tahun terjamin jika hantu tetap bebas dari Malaikat Maut lokal.
“Selanjutnya,
kita bisa memanfaatkan arwah dendam yang kuat untuk membuatnya mati mendadak.”
Ucap Nyonya Choi. Seorang pria seperti berjalan dalam gedung yang terlihat
menakutnya, yaitu Arwah Pendendam di
Uijeongbu
“Dia
adalah pembunuh berpengalaman yang beroperasi di Uijeongbu. Karena dekat, kita
dapat dengan mudah...” ucap Nyonya Choi yang langsung disela oleh Man Wool
“Tidak,
lupakan saja... Koo Chan Sung tak akan pergi. Akan kutempatkan di sisiku.”
Tegas Man Wool
“Bagaimana
jika pohon itu terus bertransformasi?” tanya Tuan Kim khawatir.
“Ma Go
sengaja mengirimnya ke sini.” Ucap Man Wool. Tuan Kim pikir Man Wool harus
mengusirnya.
“Jika dia
benar-benar dikirim oleh dewa, maka mengejarnya saja tak akan menyelesaikan apa
pun.” Tegas ManWool
“Bagaimana
jika bunga mekar?” kata Tuan Kim. Man Wool pikir Biarkan mereka mekar.
“Bunga
warna-warni akan bermekaran dan membuatku berjalan melintasi Sungai Sanzu?
Tunggu lihat saja.” Ucap Man Wol
“Apa
menurutmu dia berubah hati dan siap untuk pindah?” tanya Tuan Kim
“Tidak,
dia mungkin meragukan bunga benar-benar mekar.” Kata Nyonya Choi
“Jika itu
masalahnya, dia seharusnya tak setuju untuk membiarkannya di Kamar 13.” Kata
Tuan Kim
“Suasana
hatinya berubah. Syukurlah Ku Chan Seong bukan orang perseptif.Betapa
canggungnya jika dia tahu bahwa kita sengaja membawanya ke sana.” Kata Nyonya
Choi.
Chan Sung
marah karena mereka membuatnya pergi ke
sana dengan sengaja dan ingin dirnya mati atau menjadi gila. Man Wool
membenarkan lalu berkomentar kalau tak sebodoh yang dipikirkan, lalu
memberitahu Semua orang kecewa karena kau tak menjadi gila.
“Bisa-bisanya
kalian melakukan ini? Aku sungguh menganggap kaliansebagai rekan dan akan
menanggap kalian teman. Bukankah ini dianggapsebagai pelecehan?” ucap Chan Sung
marah
“Lalu? Apa
kau di sini untuk mengadu? Haruskah aku memberi mereka pelajaran?” keluh Man
Wool
“ Apa
gunanya saat kau terlibat?” tanya Chan Sung. Man Wool kesal Chan Sung selalu
bertanya meskipun tahu jawabannya.
“Aneh
sekali... Kemana perginya? Hei... Koo Chan Sung, antingku hilang sebagian. Kelihatannya
terjatuh di lantai.” Ucap Man Wool.
Chan Sung
kesal melihat anting yang jatuh langsung menendang jauh. Man Wool kesal tak
bisa menemukan antingnya, lalu menyuruh Chan Sung agar membiarkan saja
karean Mereka hanya cemburu, Chan Sung orang
hidup saat mereka tidak.
“Menurutmu
seberapa bodohnya aku? Kenapa sebenarnya kau lakukan ini?” tanya Chan Sung
penasaran.
“Pohon
sudah berubah sesudah kau tiba. Kami khawatir,waktu kami untuk peri sudah
dekat.” Ucap Man Wool. Chan Sung hanya bisa terdiam
“Kenapa
kau menyelamatkanku? Jika tidak, aku akan jadi gila.” Kata Chan Sung
“Aku tak
akan campur tangan, tapi sehelai daun merubah pikiran.” Kata Man Wool. Chan
Sung binggung lalu teringat daun yang disimpan dalam sakunya lalu memastikan
kalau daun itu.
“Ya... Hal
sekecil itu membuatku hatiku berubah.” Akui Man Wool. Chan Sung tak percaya,
memastikan kalau sudah membuat hati Man Wool berubah hanya dengan daun ini.
“Kau Lagi!
Mengajukan pertanyaan saat kau tahu jawabannya Apa mereka mengajarimu itu di
Harvard?” keluh Man Wool marah
“Mengajukan
pertanyaan untuk memberikan jawaban dapat mengarah pada penentuan kebenaran. Ini
adalah metode yang dikenaloleh Socrates. Itulah yang diajarkan para profesor di
Harvard.” Tegas Chan Sung
“Tapi ini
bukan Harvard, jadi kembalilah temukan anting-antingku.” Kata Man Wol
“Apa
menemukan itu sepadan dengan ini?” tanya Chan Sung. Man Wol pikir Jangan
repot-repot mencarinya.
“Temukan
dan aku akan membunuhmu.” Kata Man Wool mengancam. Chan Sung pikir Man Wool
sudah mengatakan akan membunuhnya tapi tak bersungguh-sungguh.
“Katamu
kau tak akan mencarinya tapi kau ingin melakukanya. Kau bukan orang dermawan tapi
kata-katamu lebih sinis. Begitukah semua hantu menua karena usia?”sindir Chan
Sung
“Tidak,
aku terlahir seperti ini. Aku selalu bersikap sinis. Apa Kau tak melihat itu
dalam mimpimu?” tanya Man Wool
“Kau baik
dan pandai.” Ucap Chan Sung. Man Wool tak percaya mendengarnya.
“Ya, kau
memperhatikan dia dengan kasih sayang. Namanya Yeon Woo.” Kata Chan Sung. Man
Wool mengeluh Chan Sung tahu juga rupanya.
Chan Sung
membenarkan teringat dengan senyuman Man Wool, lalu Memeluk Yeon Woo dengan
penuh kehangatan. Ia yakin Man Wool memanggil namanya dengan cinta dan itulah
sebabnya terjebak di kepalanya sekarang.
“Kenapa? Apa
kau pikir bisa menjadi dia?” ejek Man Wool. Chan Sung mengaku Pikiran itu
sejenak terlintas di benaknya, tapi sepertinya tak mungkin.
“Yeon Woo
adalah orang yang paling mencintaiku. Apa Kau juga mencintaiku?” tanya Man Wool
“Aku
yakin, tidak...” kata Chan Sung. Man Wool dengan wajah kesal menyuruh Chan Sung
pergi saja.
Man Wool
dalam kamarnya menatap dingin, mengingat kembali kenanganya dengan Yeon Woo.
Flash
Back
Man Wool
menatap pohon besar dengan senyuman, Yeon Woo datang lalu berkata Dengan pohon
yang disukai Man Wool, maka akan membangun rumah terbesar yang pernah ada Lalu,
akan memberikan padanya. Man Wool tak percaya mendengarnya.
“Kau akan
membangun rumah dengan pohon ini untukku? Lupakan. Aku tak bermaksud tinggal
bersamamu di rumah itu.” Kata Man Wool
“Kau akan
segera menua, yang artinya kau tak akan bisa kemanapun. Aku tak bisa membiarkan
seorang wanita tua hidup di bawah terpal.” Kata Yeon Woo
“Ini
adalah kehidupan di mana kau bisa ditangkap dan dibunuh pada hari berikutnya.
Aku bahkan tak berharap untuk hidup sampai menjadi wanita tua.” Kata Man Wool
“Tapi kau
bisa menjadi wanita tua. Peramal bilang bahwa aku akan berumur panjang seperti
pohon ini. Aku diperkirakan akan hidup 100 tahun akan kuberi kau sebagian
umurku.” Ucap Yeon Woo
“Jika kau
berikan padaku, kau akan mati.” Ucap Man Wool. Yeon Pikir Benar juga.
“Tapi Tak
apa. Selama aku mati karenamu, tak apa... Kau boleh memliki semua umurku.” Kata
Yeon Woo.
Man Wool
hanya bisa terdiam seperti penuh amarah dengan Yeon Woon karena tak pernah jadi
wanita tua. Chan Sung terdiam dalam ruangan Man Wool akhirnya berjalan pergi.
Seorang
pria memotong kuku lalu memotong rambut dan menaruh pada selembar kain putih
dan memasukan pada sebuah kantung. Ia memberikan pada sepasang pria dan wanita
sambil memberitahu Ini akan menemukan mempelai pria untuk putrinya yang sudah
mati.
“Siapa
pun yang menemukan kantong merah yang menampung keinginan mendiang akan menjadi
pasangan arwahnya.” Ucap si pria.
“Aku
harap orang baik menemukan kantong itu... Su Min Kami akan membuatmu menikah agar
kau tak kesepian.” Ucap Si ibu melepaskan lampion dengan kantung milik Su Min.
“Tidak!
Aku tak ingin menikah dengan orang asing.” Kata arwah Su Min melihat kedua
orang tuanya lalu berlari pergi.
Nyonya
Choi bertemu dengan Chan Sung memberitahu akan pulang lebih awal hari ini. Chan Sung
membenarkan karean sedikit lelah. Nyonya Choi pikir Chan Sung sendiri yang
membuat pekerjaan. Chan Sung pikir itu tugasnya
untuk menjaga para tamu sebagai pengusaha perhotelan.
“Sepertinya
kau sudah mengubah pola pikirmu. Kupikir kau membenci hotel kami.” Komentar
Nyonya Choi
“Aku
membuka hatiku untuk seseorang. Aku sebenarnya sedikit lembut, jadi aku
cenderung membalas budi sepuluh kali lipat.” Ucap Chan Sung. Nyonya Choi kaget
mendengarnya.
“Berarti
jika kau baik padaku, aku akan memperlakukanmu dengan sangat baik. Jadi, tolong
bersikap baik padaku.” Kata Chan Sung lalu berjalan pergi.
Tuan Kim
datang merasa heran dengan yang dikatakan Chan Sung. Nyonya Choi yakin Chan Sung itu menggunakan
sarkasme untuk mengancamnya, karena Chan Sung bilang dia membalas budi sepuluh
kali lipat dari jumlah yang dia terima. Tuan Kim tahu Ma Go tak akan
mengizinkan.
Chan Sung
akan pulang bertemu dengan Su Min dengan nafas terengah-engah lalu bertanya
apakah sedang mencari hotel. Su Min meminta agar Chan Sung membantunya, Chan
Sung melihat wajah Su Min yang pucat menanyakan keadaanya. Tapi Su Min langsung
jatuh pingsan.
“Apa Kau
pikir ini lobi hotel? Kenapa kau terus membawa para tamu ke kantorku bukannya
kamar mereka?” kata Man Wool kesal melihat Chan Sung membawa Su Min bahkan
bersandar dibahunya.
“Dia
punya masalah.” Ucap Chan Sung. Man Wool kesal setiap hantu punya masalah dan
ingin tahu apa masalahnya kali ini.
“Apa dia
mabuk?” ejek Man Wool. Chan Sung memberitahu Su Min kelelahan karena terlalu
banyak bergentayangan.
“Tamu?
Tolong jangan bersikap seperti ini kepada staf kami.” Kata Man Wool menarik
kepala Su Min.
“Aku
baik-baik saja.” Kata Chan Sung membiarkan Su Min bersandar dibahunya.
Man Wol
dengan nada cemburu membiarkan dan menyuruh agar Chan Sung memeluklah
erat-erat. Chan Sung memberitahu kalau Su Min D dipaksa menika dan tak ingin
menikah dengan orang asing, serta tak ingin menyebabkan gangguan pada manusia dengan
membuatnya kesurupan.
“Apa ini
pernikahan hantu? Di sini hanya diperuntukkan bagi mereka yang terlantar,
kenapa kau tak ikuti saja?” ucap Man Wool
“Naiklah
ke kamarmu, dan pikirkanlah lagi. Hotel kami memiliki aula pernikahan. Jika kau
membayar harganya, kami dapat mengadakan pesta untukmu. Silakan pikirkan.” Kata
Man Wool
“Mari
naik ke kamarmu.” Ucap Chan Sung. Su Min seperti sangat lemah untuk berjalan.
Chan Sung akhirnya mengendong Su Min untuk masuk ke dalam kamarnya.
“Aigoo...
Koo Chan Sung. Kau cukup kuat hingga bisa membawanya. Dan kau menggunakan
gerobak kubis untukku.” Ejek Man Wool kesal.
Man Wool
masuk ke dalam sebuah aula, Nyonya Choi sedikit kaget tentang Pernikahan
hantu... Man Wool pikir Tamu itu mengenakan kain katun halus jadi Artinya dia
berasal dari keluarga kaya. Dan meminta Nyonya Choi agar mempersiapkan untuk
pernikahan. Nyonya Choi menganguk mengerti.
“Maka,
aku butuh baju baru Dan aku akan membutuhkan perhiasan baru juga. Sepatu,
dompet, dan apa lagi yang akan kubutuhkan? Ada begitu banyak yang harus
dipersiapkan.” Ucap Man Wool dengan penuh semangat.
“Koo Chan Sing lebih baik cepat dan dapatkan
uang untuk lukisan Gunung Baekdu.” Kata Man Wool berjalan melengak lenggok
dialtar penikahan.
Chan Sung
terbangun sambil menutup kepalanya akhirnya pergi ke dapur meminum kopi.
Sanchez melakukan pemanasan lalu berteriak “Selamat pagi!” Chan Sung membalas
menyapa temanya, Sanchez ingin memberikan jus tapi Chan Sung sudah memegang
gelas kopi.
“Apa
Sudah bangun? Sepertinya kau tidur tadi malam.” Kata Sanchez, Chan Sung
membenarkan kalau tidur nyenyak bahkan tak bermimpi.
“Mungkin
karena aku lelah.” Kata Chan Sung senang. Sanchez pikir kalau temanya bermimpi
tiket lotere
“Tidak,
aku mengharapkan seseorang dalam mimpiku.” Kata Chan Sung. Sanchez pikir itu
Mantan pacarnya.
“Mantan
pacar seorang wanita yang kukenal Atau mantan pacarnya.” Kata Chan Sung
“Ini bukan
mimpi, tapi kau melewatkan panggilan dari teman.” Kata Sanchez. Chan Sung
bingung siapa yang dimaksud "Teman"
“Man Wool.”
Kata Sanchez santai. Chan Sung kaget sampai membuat kopinya muncrat dan
memastikan yang dikatakan Sanchez.
“Man
Wool, dari hotelmu Ponselmu terus berdering, jadi aku menjawabnya. Man Wool
bilang kapan kau akan mendapatkan uang lukisan itu.” Ucap Sanchez
“Sanchez,
apa kau benar-benar memanggil dia dengan namanya, Man Wool? Apa Dia tak marah
dan berteriak padamu?” kata Chan Sung kaget.
“Dia
memanggil namaku juga. Kami bahkan saling mengikuti di media sosial. Apa Kau
tahu? Dia sebenarnya lumayan ramah dan sopan. Benarkan? Mungkinkah karena
pekerjaannya? Sepertinya dia terbiasa bersikap ramah.” Kata Sanchez senang lalu
berjalan pergi.
“Dia
pasti tahu bahwa Sanchez sangat kaya. Itu sebabnya dia tak terluka.” Kata Chan
Sung melihat temanya pergi tak percaya memanggil Man Wool dengan bahasa banmal.
Man Wool
sudah membuat ruangan layaknya seperti akan mengandakan pesta pernikahan. Hyun
Joong sibuk memainkan piano, Man Wool membahas Hyun Joong yang tahu cara
memainkan piano jadi menyuruh agar mulai berlatih. Hyun Joong menganguk mengerti.
“Sudah sangat
lama tak mengadakan pesta yang membuatku bersemangat. Akan lebih baik jika
banyak tamu datang, haruskah aku mengundang beberapa tamu?” kata Hyun Joong
“Apa akan
tampak seperti pernikahan jika ada banyak hantu di sini? Itu akan tampak
seperti pemakaman. Jadi Buat sederhana.” Kata Man Wool
“Baik.
Apa mempelai prianya sudah diputuskan? Jika manusia yang sial menemukan kantung
merah itu, maka dia akan menjadi mempelai pria.”kata Man Wool
“Mempelai
wanita tampaknya tak menginginkan pernikahan.” Ucap Nyonya Choi
“Koo Chan
Sung pergi untuk menemukan kantong merah, dia bisa mengembalikan kepada orang
tuanya dan meyakinkan mereka untuk berubah pikiran. Tak akan ada pernikahan
jika dia menemukannya sebelum orang lain, 'kan?” ucap Hyun Joong
“Apa Chan
Seong pergi mencari kantong merah?” tanya Man Wool kaget.
“Ya, dia
sangat rajin, jadi dia mungkin sudah menemukannya.” Kata Hyun Joong
“Jika dia
menemukannya, itu akan timbul masalah.” Ucap Nyonya Choi. Hyun Joong bingung
ingin tahu alasanya.
“Apa dia
akan menjadi mempelai pria jika dia menemukannya lebih awal?” tanya Hyun Joong
pani
“Dia mulai
sangat peduli pada hantu,dan sekarang dia akan menikahinya. Mempelai wanita tak
ingin menikah dengan orang asing. Tapi aku yakin dia akan baik-baik saja dengan
menikahi Ku Chan Seong. Itu kabar baik, ketua” kata Nyonya Choi. Hyun Joong
menyuruh Nyonya Choi tak membahasnya.
“ketua,
Apa kau akan membiarkan dia menikah?” tanya Hyun Joong. Man Wool berteriak
marah pada keduanya.
Kantung
merah terlihat jatuh direrumputan, Chan Sung berjalan sendiri ditaman karena
mendengar kantong merah jatuh di suatu tempat dekat danau. Sanchez datang
dengan sepedanya menyapa Chan Sung bertanya apakah masih mencari
“Kau
Sedang cari apa? Aku akan membantumu menemukannya.” Ucap Sanchez. Chan Sung
pikir tak perlu.
“Jangan
pedulikan aku... Teruslah bersepeda... Kau harus berputar lagi.” Kata Chan Sung
“Hujan
akan segera turun. Lalu, aku akan pergi satu putaran lagi. Setelah itu Ayo
pulang saat aku selesai.” Kata Sanchez. Chan Sung menganguk setuju.
Chan Sung
berjalan ke sisi taman dan heran melihat Man Wool sedang duduk layakanya
sedang piknik, lalu bertanya Sedang apa
di sini. Man Wool pikir Chan Sung tak bisa melihatnya kalau sedang piknik. Chan
Sung heran Man Wool piknik padahal Di luar panas.
“Baik... Biarkan
aku menjawab pertanyaan yang sudah kau ketahui jawabannya. Aku di sini untuk
menjumpaimu. Aku tak ingin kau mencari kantong merah itu. Jadi Tinggalkan saja.”
Tegas Man Wool
“Apa kau
khawatir aku mungkin harus menikah jika aku menemukannya?” tanya Chan Sung. Man
Wol menegaskan pada Chan Sung kalau menentang pernikahan ini.
“Aku tak
bisa menerimanya... Biarkan saja pria lain mengambilnya.” Kata Man Wool
“Dia tak
ingin menikahi seseorang yang tak dikenalnya. Siapa pun yang mengambilnya akan
terkejut. Jika aku menemukannya, kau akan membantuku.” Kata Chan Sung yakin
“Apa kau
Pikir aku akan membantumu? Itukah sebabnya kau bersikeras?” keluh Man Wool lalu
mengambil teropong kecil
“Apa Kau
gunakan itu untuk mencarinya? Kau bisa tahu di mana?” tanya Chan Sung.
Man Wool
mengaku sudah melihatnya, terlihat Sanchez yang mengayuh sepeda lalu turun
hujan dan kehilangan keseimbanganya. Sanchez pun menemukan kantung merah milik
Su Min dan membawanya. Man Wool tersenyum karena sudah menemukannya.
“Chan
Sung, kau akan makan di pernikahan temanmu.” Kata Man Wool. Chan Sung melihat
dari teropong lalu berteriak panik karena Sanchez yang mengambil kantung merah.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar