PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Bong Gi
melihat layar di laptopnya, terlihat kaget lalu dengan terbata-bata memberitahu
Pangsa pasar mereka nomor satu dan mengalahkan Unicon. Ia berteriak “Kita berhasil! Barro mengalahkan Unicon!”
Semua tak percaya langsung melihat laptop mereka, Hyun pun bergegas
memastikanya.
“49,7
persen... Di mana Tammy sekarang?” Hyun, Ah Ra memberitahu alau Ta Mi pulang
lebih awal.
“Aku akan
menelepon dia.” Ucap Bong Gi merasa kalau Ini luar biasa. Ta Mi yang masih
menangis dalam mobil mengangkat telp Bong Gi.
“Kau di
mana, Tammy? Barro akhirnya memiliki pangsa pasar tertinggi. Kita mengalahkan
Unicon!” ucap Bong Gi, Ta Mi hanya bisa menangis karena suasananya sedang
terguncang.
“Apa kau
menangis? Kamu menangis karena kamu bahagia, kan?” ucap Bong Gi, Semua tak percaya
kalau Ta Mi ikut menangis. Hyun ingin bicara dengan Ta Mi.
“Tammy...
Halo? Apa kau mendengarkan? Kau harus datang ke kantor. Kau harus ada di sini
untuk merayakannya.” Ucap Hyun dan Ta Mi sengaja menaruh ponsel di atas pahanya
dan terus menangis.
Ta Mi
akhirnya datang ke kantor, Semua menatap Ta Mi dengan senyman bahagia. Ah Ra
menatap Ta Mi teringat saat pertama kali Ta Mi mengajaknya ikut dengannya ke
Barro. Ia pun tak percaya Ta Mi mempercayai untuk pergi bersama ke Barro.
Bong Gi
menatap Ta Mi teringat pertama kali di lift,
lalu mengaku bertemu denganmu tiga pekan lalu saat wawancara dengan
memperkenalakn diri sebagai Manajer Senior Choi Bong Gi dan mulai bekerja di
Unicon dua hari lalu.
Jenny
menatap Ta Mi teringat saat memberikan berkas pada Ta Mi, kalau itu tempat yang
meletakkan nama Ta Mi di daftar kata kunci waktu nyata dan informasi personal
pria yang melakukannya.
Alex
menatap Ta Mi, teringat saat memutuskan untuk tetap tinggal di Barro dan tak
tergiur dengan permintaan Barro. Hyun
pun ingat pertama kali saat Ta Mi salah masuk mobil dan menghindari wartawan.
Akhirnya
Semua berteriak pada Ta Mi kalau mereka berhasil. Ta MI mengaku sungguh merasa terhormat bisa bekerja
sama dengan mereka semua. Semua benar-benar terlihat bahagia dan Ta Mi terlihat
bisa tersenyum. Di layar terlihat pencarian pertama "Barro mengambil alih
pangsa pasar!"
Tiba-tiba
terdengar suara tepuk tangan dari lantai bawah, semua pegawai memberikan tepuk
tangan. Tuan Min pun juga ikut senang dan bangga karena bisa mengalahkan
Unicon.
Tuan Min
memberitahu kalau membeli sampanye terbaik, yang terakhir mengucapkan selamat
jadi sudah menepati janjinya. Hyun mengaku senang karena Ta Mi berhasil
menepati janjinya. Mereka pun minum bersama.
“Omong-omong,
bukankah kamu membeli sampanye ini 10 tahun yang lalu? Harganya pasti jauh
lebih tinggi sekarang.” ucap Hyun
“Aku
sudah membukanya. Tidak ada yang bisa kulakukan sekarang. Ini hari yang tepat
untuk membukanya.” Kata Tuan Kim.
Semua
minum dan menyanyi bersama, Ta Mi terus minum tanpa henti dan terus tersenyum.
Hyun melihat Ta Mi merasakan ada yang aneh. Setelah semua menyanyi, lagu
kesukaan Ta Mi di putar. Ta Mi sudah siap menyanyi lagu "X1-Ma".
“Ikut aku
ke luar.” Kata Hyun menarik pergi. Ta Mi mengeluh kalau harus menyanyi karena
posisinya sebagai center. Tapi Hyun tak peduli menariknya keluar dari ruangan.
“Apa yang
terjadi?” tanya Hyun, Ta Mi tak mengerti dan akan masuk ruangan karena ingin harus
menyanyi. Hyun langsung menghadang dengan tanganya.
“Kau
hanya berpura-pura senang dan antusias. Aku mengenalmu. Aku bisa melihat air
mata ada di belakang matamu. Apa kau menyalakan leding di belakang sana? Apa
yang terjadi?” ucap Hyun. Ta Mi hanya
bisa menangis.
“Siapa
orangnya? Siapa yang melakukan ini padamu? Beri tahu aku. Aku akan membunuh
orang itu.” Kata Hyun mengebu-gebu.
“Aku
sudah menantikan hari ini. Hanya ini yang kunantikan. Tapi aku tidak mengira
akan berakhir seperti ini.” Ucap Ta Mi terus menangis.
“Hei, aku
tidak tahu apa yang terjadi. Tapi aku juga ingin menangis. Pacarku akan
menjalani wamil.” Kata Hyun memalingkan wajah.
“Aku
putus.” Akui Ta Mi dan terus menangis. Hyun tak percaya kalau Ta Mi itu selalu lebih luar biasa.
“Ayo Kemari.”
Kata Hyun membuka lembar tanganya, Ta Mi pun menangis dipelukan Hyun.
Saat itu
Ta Mi tanpa sadar memegang micnya, dan didalam ruangan semua hanya bisa terdiam
karena mendengar cerita sedih Ta Mi dan Hyun. Diluar Ta Mi meminta agar Hyun
jangan menangis. Ta Mi pikir Hari ini seharusnya hari yang menyenangkan.
“Seharusnya
aku bahagia sekarang.” Kata Ta Mi. Hyun mengaku tahu bagaimana perasaannya jadi
meminta agar berhentilah menangis.
“Aku akan
mabuk malam ini.” Kata Ta Mi. Hyun memperbolehkan tapi meminta agar jangan
muntah hari ini. Bong Gi yang ada di dalam akhirnya menyanyi lagu PD 101,
mengubah liriknya "Jangan muntah"
Dilantai
sudah banyak barang-barang berserakan, Ta Mi dan Hyun sudah berbaring diatas
meja. Ta Mi menceritakan Kali pertama mulai bekerja di Barro, sejujurnya tidak merasa termotivasi. Ia juga takut
mungkin tidak mampu melakukannya.
“Aku
juga. Aku merasa takut kali pertama kau datang ke sini karena kau tidak bisa
diprediksi. Tapi kita tetap berhasil.” Kata Hyun. Ta Mi membenarkan.
“Jadi,
apakah kau bahagia, Ta Mi?” tanya Hyun, Ta Mi mengaku tak tahu.
“Kita
bekerja keras untuk waktu yang sangat lama. Tapi kepuasan atas pencapaian itu
hanya berlangsung selama ini. Momen-momen seperti ini berakhir dengan sangat
cepat.” Kata Ta Mi
“Aku
tahu. Kurasa inti dari kehidupan bukan melakukan pencapaian.”ucap Hyun
“Lalu
seharusnya kita hidup untuk apa?” tanya Ta Mi. Hyun juga tak tahu.
“Tapi
kapan kita pernah tahu apa arti kehidupan?” ucap Ta Mi. Hyun pikir mereka hanya
hidup tanpa tahu apa pun.
“Hidup
terus berlanjut, dan kita hanya perlu bertahan.” Kata Hyun. Ta Mi bertanya Jika
bisa memutar kembali waktu, ingin
kembali ke mana.
“Masa-masa
remajaku. Aku akan berlatih judo dengan sangat keras. Dan alih-alih menjalani
hidup dengan standar yang samar dan jawaban yang samar, aku akan menjalani hidup
yang benar-benar memperlihatkan apakah aku menang atau kalah dengan satu
lemparan bahu.” Cerita Hyun.
“Itu akan
menjadi hidup yang lebih sederhana Aku akan mengikuti Olimpiade dan memenangkan
medali. Dan ibuku akan menangis tersedu-sedu selagi dia menontonku di TV.
Itulah jenis kehidupan yang ingin kujalani.” Cerita Hyun
“Itu
terdengar menyenangkan.” Komentar Ta Mi. Hyun bertanya balik dengan Ta Mi.
“Aku
tidak mau kembali ke masa lalu. Aku malah ingin melihat masa depanku. Aku ingin
melihat apakah aku masih hidup dengan sangat intens. Aku ingin melihat sejauh
apa aku mendaki tangga” ucap Ta Mi
“Apa yang
kucapai Atau mungkin aku bosan dengan semuanya dan pergi. Jika aku pergi, aku
pergi ke mana, apa yang kulakukan, dan dengan siapa?” kata Ta Mi
“Jika
kita bekerja sama bahkan di dalam masa depanmu itu, itu pasti akan menyebalkan.
Aku muak dan bosan dengannya.” Kata Hyun.
“ Kenapa?
Aku senang bekerja denganmu.” Ucap Ta Mi.
Hyun pikir itu sebagai kutukan.
“Tidak,
itu pengakuan cintaku.” Kata Ta Mi. Hyun mengejek kalau akan menolaknya.
“Aku
dicampakkan dua kali hari ini.” Keluh Ta Mi. Hyun pikir tak masalah T Mi
mungkin dicampakkan dua kali, karena tetap berhasil dan menjadi pemenang.
“Kau
benar... Aku menang... Bersulang.” Ucap Ta Mi memegang botol wine dan Hyun
terlihat memegang botol arak.
Di layar
komputer berita online terlihat "'Barro
Memimpin dan Merebut Posisi Pertama dari Unicon'" "'Barro
Memutarbalikkan Keadaan, Akankah ini Menjadi Akhir Unicon?'" "'Barro
Menjadi Portal Web Nomor Satu'" Ga Kyung menatap laptop sambil meminum
kopi.
“Barro
menempati posisi pertama semalam, bukan?” kata Tuan Oh. Ga Kyung membenarkan dan memberitahu Artikel-artikel
membanjir pagi ini.
“Selisihnya
hanya sedikit.” kata Tuan Oh, Ga Kyung memberitahumereka berada di atas selama
10 tahun dengan selisih sedikit itu.
“Kemenangan
berturut-turut itu telah berakhir. Sudah kuduga mereka akan berhasil. Baik Ta
Mi maupun Hyun kejam jika berkaitan dengan tujuan mereka.” Kata Ga Kyung
“Tapi
mereka belajar apa yang mereka ketahui darimu.” Kata Tuan Oh, Ga Kyung pikir
sekarang gilirannya untuk belajar dari mereka.
Ga Kyung
memimpin rapat memberitahu Unicon akhirnya jatuh ke posisi kedua dan Sekarang
Unicon akan memasuki pertandingan ini dengan benar jadi mereka membutuhkan
sesuatu yang lebih inovatif daripada ide Barro, lalu bertanya Apakah Departemen
Perencanaan sudah mendiskusikan opsi tertentu?
“Bagaimana
dengan acara promosi seperti acara Barro yang mewadahi partisipasi publik? Citra
ramah yang orang-orang sukai belakangan ini.” Ucap petinggi Unicon
“Tidak,
jangan meniru ide mereka. Unicon memiliki citra uniknya sendiri. Jika Barro
adalah teman humoris yang membuat lelucon, Unicon harus menjadi teman anggun yang
terlihat tidak bisa digapai. Konservatif, berkelas, elegan, dan anggun.” Ucap
Ga Kyung
“Kita
harus membuat para pengguna kita bangga telah mempertahankan Unicon.” Tegas Ga
Kyung.
Tuan Min
baru saja akan masuk ruangan, hanya bisa melonggo melihat tingkah dua
pegawainya yang tertidur diatas meja. Sambil menghela nafas, Tuan Min
membangunkan keduanya. Hyun pun terbangun berteriak bahagia melihat Brian yang
datang.
“Brian...
Pemimpin situs portal web yang ada di posisi pertama di pangsa pasar!” teriak
Hyun bangga. Tuan Min pikir Hyun itu masih mabuk
“Brian.
Nama besar di industri TI. Kau dirut perusahaan top di industri ini.” Kata Ta
Mi seperti mengigau.
“Aku
sulit mempercayai hal ini. Aku mempercepat makan malam tim dan meliburkan
kalian. Kenapa kalian malah berakhir di sini? Apa kalian berdua tidak pernah
pulang?” keluh Tuan Min. Hyun akhirnya membangukan Ta Mi.
“Astaga,
punggungku sakit.” Keluh Ta Mi, Tuan Min pikir pasti sakit karena Ta Mi sudah
terlalu tua untuk tidur di permukaan keras.
“Sekarang
cepat pergi sebelum ada yang melihat kalian.” Kata Tuan Min. Hyun bertanya Ada
apa dengan bunga yang dibawanya.
“Ini
untukmu, Scarlett... Ini dari Seol Ji Hwan.” Kata Tuan Min lalu bergegas pergi.
Hyun melonggo tak percaya lalu melihat pita yang bertuliskan "Selamat
telah memenangkan peringkat pertama"
“Seol Ji
Hwan, kau pria yang perhatian!” jerit Hyun bahagia, lalu melirik pada Ta Mi
yang baru putus. Ta Mi pun hanya bisa tersenyum melihat t{ingkah rekan kerjanya
yang sedang kasmaran.
Mo Gun
kembali bekerja lalu melihat ponselnya tak ada deringan, Ta Mi pun menatap
ponselnya seperti berharap ada deringan. Mereka pergi ke supermarket, dan
telihat seperti berbeda jam. Mo Gun pergi naik mobil dan Ta Mi memilih untuk
jalan kaki.
Mereka
berjalan ke kantor tapi tak saling bertemu, keduanya seperti memang tak
berjodoh, bahkan tertawa bersama dengan teman-teman kantor ditempat yang sama
tapi di jam yang berbeda. Malam hari, mereka sama-sama minum seperti saling
menatap dikamar masing-masing.
Keduanya
sama-sama menyibukan diri berkerja, melihat ada dua buat titik dan sama-sama
mengambar setengah hati. Mereka duduk di rumah, menatap ponsel, Mo Gun melihat
foto kenangan dengan Ta Mi. Dan keduanya seperti tak bisa tidur.
Ta Mi dan
Mo Gun sama-sama bermain di tempat "Arkade Ggongi" keduanya menatap
ke arah luar seperti sama-sama berharap ada yang datang. Tapi Ta Mi datang di
pagi hari dan Mo Gun datang di malam hari. Keduanya terlihat benar-benar tak
berjodoh.
Ji Hwan
sedang menunggu dengan wajah gugup, Hyun datang dengan menutup wajahnya
mengunakan masker dan topi, lalu mengaku tak pecaya kalau Ji Hwan berpikir untuk mengiriminya bunga dan
sungguh terharu. Ji Hwan pun juga ikut senang mendengarnya.
“Tapi apa
semua ini? Bukankah agak menyesakkan?” kata Jin Hwan. Hyun mengaku tidak mau
orang-orang mengenali mereka.
“Bagaimana
jika ada rumor cinta?” kata Hyun menoleh kesana kemari agar tak ada yang
melihat.
“Siapa
yang akan mengenalimu? Aku akan menutupi wajahku.” Kata Ji Hwan.
“Apa?
Kenapa menutupi wajahmu padahal itu yang ingin kulihat?” keluh Hyun.
“Aku juga
ingin melihat wajahmu.” Kata Ji Hwan. Hyun tersenyum akhirnya membuka masker
dengan wajah bahagia.
“Jadi,
kapan kau akan berbicara secara informal denganku? Apa yang bisa kau lakukan
jika kamu bahkan tidak bisa lugas? Kita hanya punya dua pekan. Waktu kita
sedikit.” keluh Hyun
“Baik, akan
kulakukan dalam waktu itu. Ada banyak makanan lezat di dekat sini. Apa kau mau
makan sesuatu?” kata Ji Hwan. Hyun ingin makan toppoki.
Mereka
berjalan sambil bergandengan tangan pergi ke warung tenda, Hyun memesan Dua
porsi tteokbokki, gimbap, dan tempura. Hyun mengaku sangat bersemangat sekarang
dan terasa seperti kencan. Hyun pikir kalau sudah seharusnya karena ini memang
kencan.
“Mari
lakukan ini setiap hari sampai aku pergi. 15 kali lagi.” Kata Ji Hwan. Hyun pun
setuju.
“Jadi,
kapan kita bicara seperti teman?” tanya Hyun, Ji Hwan binggung lalu si bibi
memberikan pesanan toppoki.
“Siapa
ini? Bukankah kamu Min Jae? Wah... Sulit kupercaya... Min Jae di sini,
semuanya! Di drama "Ada Apa dengan
Iparku?" kata si bibi.
Ji Hwan
memberitahu yang dimaksud “ Ibu mertua.” Si bibi langsung berteriak memberitahu
kalau ada Min Jae ditempatnya. Semua langsung berlari mendekati Ji Hwan, Hyun
terdesak keluar dan banyak bibi yang memberikan makan pada Ji Hwan.
Ji Hwan
melihat Hyun yang tersingkir akhirnya keluar dari kerumunan, lalu mengandeng
tangan pacarnya dan pergi. Hyun bisa tersenyum karena Ji Hwan mengunakan bahasa
banmal.
Akhirnya
mereka pergi ke restoran yang tak terlihat ramai. Ji Hwan mengajak mereka mulai
makan, Hyun menatap sup rumput laut diatas meja. Ia teringat adegan di drama si
ibu mertua marah lalu melempar Ji Hwan dengan rumput laut.
“Nona
Cha.... Maksudku Hyun.” Ucap Ji Hwan binggung melihat Hyun malah berkaca-kaca.
“Saat kau
dilempar dengan rumput laut. Saat itulah aku tertarik padamu. Hari itu.” Akui
Hyun. Ji Hwan bertanya Ada apa?
“Jangan
pergi... Jangan pergi, Ji Hwan... Kenapa kau harus pergi? Aku benci Kementerian
Pertahanan Nasional. Aku akan menghajar kebijaksanaan wajib militer. Negara apa
ini?” jerit Hyun histeris.
“Jangan
menangis.” Kata Ji Hwan binggung sambil memberikan tissue. Hyun marah karena
karena Ji Hwan tak bicara secara informal.
“Ayo Jangan
menangis. Bukan, itu pidato drama sejarah... Bisakah kau tidak menangis?
Berhenti menangis?” kata Ji Hwan masih kesulitan bahasa banmal.
“Coba
Lihat ini? Kau bahkan tidak bisa berbicara secara informal. Bagaimana kamu bisa
berjuang untuk negara kita? Berjuanglah untuk melindungi dirimu sendiri.”
Ucap Hyun terus menunggu.
“Maaf.
Seharusnya aku menjalankan wamil lebih awal.” Kata Ji Hwan merasa bersalah.
“Aku
menangis seperti ini karena merasa tidak bisa menunggumu. Aku tidak bisa
menunggu.” Ungkap Hyun.
“Jika kau
bertemu seorang pria baik, berkencanlah dengannya tanpa ragu. Aku yang akan
menunggu.” Kata Ji Hwan tersenyum
“Berani-beraninya
kau menyuruhku mengencani orang lain? Kau pria baik yang kuinginkan.” Ungkap
Hyun terus menangis dan meminta Ji Hwan memberikan tissue padanya.
Ta Mi
masuk lift melihat Hyun yang mengusap air matanya dengan tissue. Hyun buru-buru
menyembunyikan tissue tak ingin terlihat seperti cewe yang lemah. Ta Mi menatap
wajah Hyun kalau Tidak ada yang bisa memukulnya, mengartikan kalau habis
menangis.
“Menjauhlah
dariku.” Ucap Hyun kesal. Ta Mi pikir tak mungkin menjauhi Hyun.
“Aku
ingin sekali menggodamu karena mengencani tentara di usiamu.” Ejek Ta Mi
“Tammy.
Kita di kantor. Jangan mendiskusikan kehidupan pribadi kita Atau aku akan
memukulmu.” Tegas Hyun. Ta Mi menganguk mengerti.
“Aku
punya pertanyaan. Apakah informasi pribadi pengguna Barro pernah bocor?” tanya
Ta Mi. Hyun mengaku Tidak.
“Mengenai
keamanan informasi, selain PIMS dan ISMS, apakah kita punya sertifikasi luar
negeri?” tanya Ta Mi.
Semua
berkumpul di ruangan, Hyun memberitahu Sistem
manajemen informasi pribadi Korea diakui di luar negeri. Ta Mi mengaku sudah tahu dan melihat ini dari
sudut pandang pemasaran Untuk memberi kesan penerimaan internasional, itu
membantu untuk bisa menyebutkan negara-negara lain.
“Ada
sebuah sistem manajemen yang diakui di AS dan Kanada.” Kata Jenny. Ta Mi
mengaku suka dengan hal itu. Hyun pikir
itu menjilat.
“Tapi itu
berhasil. Apa yang harus kita lakukan untuk diakreditasi oleh mereka?” kata Ta
Mi
“Kita
harus memperbarui sistem kita setiap tahun untuk memenuhi standar mereka.” Ucap
Jenny.
“Kita
harus melakukan itu. Mereka yang ingin mencuri info itu akan melakukan
pembaruan juga.” Kata Ta Mi. Alex pikir Biayanya akan banyak. Standarnya ketat.
“Kita
menghasilkan uang untuk digunakan untuk hal-hal ini. Terima kasih banyak. Aku
akan mendiskusikannya dengan Brian. Selagi kita di puncak, kita harus menambah
selisih dan tetap di sana.” Kata Ta Mi.
Ta Mi
menunggu lift sambil menelp Brian bertanya apakah ada diruanganya, karena ingin
mendiskusikan sesuatu lalu memberitahu akan ke atas sekarang.
Saat
pintu lift terbuka, sosok pria yan ada didepanya membuat Ta Mi terdiam.
Keduanya saling menatap cukup lama, sampai akhirnya Mo Gun keluar dari lift. Ta
Mi terlihat santai mencoba menyapa Mo Gun yang sudah lama tidak berjumpa.
“Aku
harus pergi. Aku harus menghadiri rapat.” Ucap Ta Mi bergegas pergi masuk lift.
Mo Gun hanya bisa terdiam. Ta Mi didalam lift terlihat lemas karena berpapasan
dengan Mo Gun.
Ta Mi
bertemu dengan Brian membahas Hal yang
sama berlaku untuk pengelabuan suara dan Itu sudah menjadi masalah sosial dan
mengenai informasi pribadi. Ia memberitahu Semua berkata mereka harus waspada, tapi
tidak ada yang menjelaskan kenapa seseorang menjadi target atau salah siapa.
“Tidak
ada yang bertanggung jawab. Siapa pun yang menggunakan internet khawatir
informasi pribadi mereka bocor. Kita harus berinvestasi untuk meningkatkan
keamanan, Brian.” Ucap Ta Mi mengebu-gebu.
“Tammy...
Aku belum mengatakan tidak sejauh ini.” Kata Brina. Ta Mi seperti baru sadar hanya
terus bicara.
“Apa kau
menggunakan pekerjaanmu untuk kabur kali ini?” komentar Brian. Ta Mi meminta
maaf.
“Untuk
apa? Jangan minta maaf... Kau bekerja keras. Sebagai dirut, aku harus berterima
kasih.” Kata Brian.
Saat itu
seorang pegawai masuk memberitahu Brian Acara pengusaha TI yang akan
diselenggarakan Rumah Biru jadi mereka menelepon untuk mengonfirmasi apakah Brian
akan hadir. Brian pikir sudah mengatakan
tidak bisa karena tripnya ke London.
“Benar,
tapi mereka menelepon lagi untuk meminta kehadiranmu.” Ucap si pegawai. Brian
mengerti
“Katakan
aku akan hadir dan jadwalkan ulang perjalanan bisnisku.” Kata Brian dan si
pegawai pun keluar ruangan.
“Mereka
ingin memaksamu menyetujui penghapusan kata kunci waktu nyata.” Ucap Ta Mi
yakin
“Kurasa
aku akan tahu saat aku di sana.” Ucap Brian. Ta Mi heran pihak Blue Hous
memaksa Brian untuk hadir
“Mereka
ingin menekanmu karena kamu menolaknya. Ini tampak seperti acara yang bagus
untukmu. Ini masalah penting.” Kata Ta Mi khawatir.
“Tammy.
Bagaimana jika kau mengunjungi Rumah Biru bersamaku?” kata Brian.
Di
ruangan, Tuan Seo memberikan pidato depan podium. Ta Mi datang dengan Tuan Min,
Ga Kyung pun juga datang atas permintaan Presdien. Tuan Seo memberitahu
Republik Korea bukan hanya sebuah kekuatan TI, tapi Sekarang mereka memimpin
pasar global sebagai pionir dalam industri TI dengan keahlian dan kemampuan
mereka.
“Terutama,
generasi pertama para pengusaha yang hadir di sini hari inimemainkan peran yang
penting. Untuk memastikan orang-orang hebat dapat terbang tinggi dan mencapai
potensi penuh mereka, pemerintah berjanji untuk menawarkan dukungan penuhnya.”
Ucap Tuan Seo.
Setelah
pidato, Ta Mi dan Tuan Min menikmati coffee break. Ga Kyung mendekat Tuan
Min mengucapkan Selamat telah menjadi nomor satu. Tuan Min
mengucapkan Terima kasih atas ucapanya. Lalu menagku tidak melakukan apa pun,
tapi Semua itu hasil kerja Ta Mi.
“Kaulah
yang mengakui talentanya.” Ucap Tuan Min. Ga Kyung akhirnya memberikan selamat
pada Ta Mi. Ta Mi pun menganguk menerimanya.
“Bu
Song... Apakah sekretaris Presiden memberitahumu bahwa kamu wajib menghadiri
acara ini?” tanya Tuan Min
“Ya,
tampaknya dia ingin berbicara secara pribadi denganku.” Kata Ga Kyung.
Saat itu
Tuan Seo datang menyapa tiga orang tamunya,
lalu menyindir kalau melihat seseorang yang familier. Ia menyindir
karena Ta Mi partai mereka melewati masa-masa sulit, Ta Mi hanya diam saja dan
akhirnya mereka untuk bersulang.
Akhirnya
mereka semua bertemu dalam ruangan presiden. Tuan Seo memberitahu Situs portal memiliki banyak pengaruh pada
para penggunanya. Dan ada banyak orang yang berharap memakainya untuk
keuntungan.
“Contohnya,
pikirkanlah tentang berita palsu. Itu sangat memusingkan belakangan ini.” Ucap
Tuan Seo
“Maaf
menyela, Pak. Tapi kedua perusahaan kami tidak menggunakan orang untuk
menyunting berita. Kami menggunakan kecerdasan buatan.” Kata Tuan Min
“Ya, aku
tahu. Aku berharap kalian akan mendiskusikan masalah ini. Aku harus menyapa
tamu-tamu lainnya. Sisanya bisa didiskusikan dengan Kepala Sekretaris Urusan
Politik.” Kata Tuan Seo lalu keluar ruangan.
Akhirnya
pria yang duduk bersama mereka sebelumnya duduk di tengah karena mereka akan
mulai diskusi. Tuan Min pikir tindakan mereka telah cukup menjadi jawaban mengenai
perubahan kebijaksanaan kata kunci waktu nyata.
“Ya, kami
sudah mendengarnya dengan jelas. Karena itu kedua perusahaan kalian menimbulkan
kegaduhan dengan mengganti dirut. Menurutku ada masalah fundamental melampaui
kata kunci waktu nyata.” Ucap Si pria
“Kata kunci
waktu nyata bukan masalahnya. Masalahnya adalah orang-orang di belakangnya. Orang
yang memakai komentar daring untuk menghasut sentimen publik. Mereka pelaku
utama yang memalsukan opini publik.” Sindir Pria.
“Tunggu...
Apakah menurut Anda opini publik dipalsukan? Begitukah pandangan Anda jika
opini publik tidak sesuai kebutuhan Anda?” kata Tuan Min
“Kami
mencoba membedakan apa yang asli dan apa yang palsu. Kami ingin kalian bekerja sama
dan mengizinkan pemerintah melihat informasi pribadi pengguna jika diminta.”
Kata si pria. Semua hanya bisa melonggo.
“Omong
kosong apa itu? Ada 45 juta pengguna situs portal. Pada dasarnya itu adalah
seluruh populasi. Apa Anda mengatakan Anda berniat melihat informasi mereka
saat ingin?” kata Ta Mi melawan
“Anda
mengizinkan agensi penyelidikan melakukan hal yang sama.” Kata Si pria
“Mereka
harus menyerahkan surat perintah penggeledahan untuk meminta informasi pribadi
seorang kriminal. Tapi bukan itu yang Anda minta. Anda mengatakan Anda ingin
melakukan pemeriksaan latar belakang pada mereka yang tidak kooperatif.” Ucap
Ta Mi
“Anda
mengatakan ingin tahu berapa usia, di mana tempat tinggal, posel seperti apa
yang mereka kirim, komentar yang mereka tulis, dan apa pilihan politik mereka. Motif
Anda adalah untuk memeriksa semuanya tanpa surat perintah.” Ucap Ta Mi marah
“Apa
syarat kesepakatan ini?” tanya Ga Kyung, Ta Mi dan Tuan Min kaget mendengar
pertanyaan Ga Kyung.
“Setahuku,
Anda sudah diberi tahu tentang syaratnya.” Kata Si pria. Ga Kyung menatap
serius si pria.
“ Bahwa
kalian akan membebaskan kami dari membayar biaya listrik dengan menjadikannya
di bawah pemakaian listrik industri?” kata Ga Kyung dingin. Si pria meminta
agar memikirkanlah untuk jangka panjang.
“Siapa
yang akan menerima tawaran gila ini hanya agar mereka bisa menghemat tujuh juta
dolar untuk listrik? Kalian harus menawarkan kesepakatan yang lebih baik.” Kata
Ga KYung
“Apa Anda
pikir ini kesepakatan?” ucap Si pria. Ga Kyung malah bertanya jika bukan
kesepakatan, apakah ini perintah?
“Walau
perintah, Anda harus membuat ini tampak seperti kesepakatan. Tapi Anda terlalu
lugas tentang ini. Memalukan melihat betapa ketinggalan zamannya pemerintahan
ini.” Sindir Ga Kyung. Si pria terlihat marah.
“Ini
tahun 2019. Jika Anda tidak ingin ini terlihat seperti perintah, Rumah Biru
harus belajar membuat kesepakatan bisnis yang lebih baik. Hubungi aku lagi jika
Anda tertarik menawarkan syarat yang lebih baik.” Kata Ga Kyung. Ta Mi dan Tuan
Min hanya diam saja.
Ta Mi
memanggil Ga Kyung sebelum masuk mobil, bertanya Apa akan menerima tawaran gila itu jika
mereka menawarkan syarat yang lebih baik. Ga Kyung pikir kenapa tidak, Ta Mi
tak percaya Ga Kyung terhasut dengan tawaran gila.
“Kurasa
kau masih punya sisa-sisa pengharapan atas diriku.” Ejek Ga Kyung. Ta Mi
menegaskan Itu pengawasan gelap terhadap warga sipil.
“Saat
pemerintah terlibat, hal-hal ilegal bisa menjadi legal. Mereka bisa menciptakan
lusinan alasan kenapa mereka harus mengawasi informasi pribadi. Ketika orang
terpandai di Korea berkumpul untuk melakukan kejahatan, itu bisa dengan mudah
dibenarkan. Itulah kekuasaan.” Tegas Ga Kyung
“Jadi, kau
akan membantu mereka melakukan ketidakadilan? Apa Kau akan mendukung itu?” tanya Ta Mi
“Ta Mi...
Aku pengusaha... Aku dirut Unicon. Terlepas betapa busuknya orang-orang
tersebut, maa aku akan dengan senang bekerja sama jika mereka bisa melindungi
Unicon.Keadilan tidak bisa melindungi sebuah bisnis.” Kata Ga Kyung
“Apakah
kau pikir dirutmu akan berbeda? Ingat kenapa dia mengundurkan diri sebelumnya. Jangan
lupakan itu.” Tegas Ga Kyung lalu masuk mobil. Ta Mi hanya diam saja.
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar