PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 12 Juli 2019

Sinopsis Search WWW Episode 11 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Mo Gun menelp Ta Mi yang sedang mengemudi memberitahu kalau baru akan pergi. Ta Mi dengan menahan amarahnya menyuruh Mo Gun bersenang-senanglah dan akan pulang dan beristirahat lalu menutup telpnya.
“Apa Dia bersikeras menghadiri reuni itu?” keluh Ta Mi kesal lalu melihat Da In berjalan di trotoar lalu memanggilnya.
“Kau tampak sangat cantik hari ini. Hendak ke mana secantik itu?” tanya Ta Mi.
“Aku akan menemui cinta pertamaku.” Ucap Da In dengan wajah sumringah.
“Cinta pertamamu? Astaga. Jadi Kau menuju ke arah mana? Aku akan mengantarmu jika searah.” Ucap Ta Mi. 

Akhirnya Da In naik mobil Ta Mi menceritakan  tidak pernah bertemu dengannya setelah lulus dan mungkin sudah 10 tahun. Ta Mi merasa tak percaya kalau Da In akan menemui cinta pertamanya dan ingin tahu perasaanya.
“Ini Seperti mendapatkan parsel yang kunantikan selama 10 tahun. Kurasa jantungmu berdebar sangat kencang.” Ungkap Da In sumringah.
“Aku tidak tahu siapa dia, tapi dia pria yang beruntung memiliki wanita cantik sepertimu yang antusias terhadapnya. Sebaiknya kau pergi jika dia tidak setampan dahulu.” Komentar Ta Mi. Da In menganguk setuju. 

Ta Mi ikut turun dari mobil melihat merasa ada yang kurang dari wajah Da In, lalu melepaskan antingnya dan menawarkan apakah akan memakainya karena bisa membuatnya terlihat lebih cantik.  Da In menganguk ingin memakainya.
“Tapi kau harus mengembalikannya kepadaku. Anting itu bersejarah.” Kata Ta Mi. Da In menganguk setuju.
“Bagaimana penampilanku? Apa aku tampak cantik?” tanya Da In  setelah memakai anting.
“Kurasa aku akan mulai menyukai wanita sekarang. Aku sangat iri pada cinta pertamamu itu.” Ucap Ta Mi mengoda.
“Itu cinta pertamaku. Aku bisa langsung mengenalinya.” Ucap Da In melihat sosok pria yang masuk restoran.
Ta Mi menengok tak melihat sosok cinta pertama Da In. Da In pikir  sebaiknya masuk lebih dulu dan mengucapkan terimakasih.  Ta Mi pikir tak perlu Jangan berkata begitu. Dan In merasa hanya mengatakannya karena itu Ta Mi.

Da In masuk restoran dan melihat Mo Gun duduk bersama dengan teman-temanya, lalu menyapanya. Mo Gun seperti terkesima melihat Da In yang datang, semua tak percaya melihat Da In datang. Da In m-elirik ke arah Mo Gun lalu berkomentar kalau teman-temanya sama sekali tidak berubah.
“Hei, lama tidak bertemu... Benarkah itu kau, Da In? Aku pikir kau ada di Jerman. Kapan kamu kembali?” tanya teman yang duduk disamping Mo Gun.
“Sudah beberapa bulan... Senang bertemu dengan kalian semua... Hei Morgan, lama tidak bertemu.”sapa Da In. Mo Gun tersenyum membenarkan. 

Ta Mi pergi ke supermarket sambil mengeluh karena Mo Gun tidak menghubunginya sekali pun. Ia tanpa sadar berhenti dibagian ikan dan mengeluh tiba-tiba melihat akuarium. Saat itu terdengar suara wanita “Aku akan terus mencicipi sampelnya.”
“Aku baru mendatangi area daging perut, jadi, saatnya pencuci mulut. Aku berada di tempat yang tepat. Aku akan mencoba semangka lezat ini.” Ucap Dong Joo yang sedang melakukan siaran live.
Ta Mi melihat dari kejauhan memilih untuk buru-buru pergi, Dong Joo yang melihat Ta Mi mencoba untu akan mengakhiri acara hari ini dengan alasan Ada masalah mendesak. Ta Mi terus mendorong trollynya, Dong Joo mengejek kalau sudah tahu Ta Mi tadi melihatnya. 

“Kenapa kamu mengabaikanku seakan aku orang asing?” ucap Dong Joo.
“Aku melihatmu makan semangka. Apakah lezat?” tanya Ta Mi sambil memilih bahan makanan. Dong Joo menganguk.
“Apakah Morgan masih sangat tampan? Kapan kamu akan putus dengannya?” tanya Dong Joo.
“Mungkin hari ini.” Jawab Ta Mi. Dong Joo memuji itu bagus karena Sudah melewati masa-masa sulit.
“Ta Mi, tahukah kau bahwa kau memberi contoh yang baik dengan mengencani pria yang lebih muda untuk wanita muda sepertiku?” kata Dong Joo
“Apa Kau tahu istilah "memberi contoh"?” ejek Ta Mi. Dong Joo mengakuhanya berlagak bodoh dan orang-orang menyukai hal itu.
“Intinya, aku juga akan mengencani pria yang 20 tahun lebih muda dariku begitu aku sudah tua dan terkenal. Tapi kini belum bisa. Aku hanya bisa melakukannya jika sudah tua. Tapi kau bisa mengencani pria yang 20 tahun lebih muda darimu. Kau bisa mengencani pria yang lebih muda dari Morgan. Jadi, putuslah dengannya.” Kata Dong Joo 
“Logika macam apa itu? Aku akan mengencani pria di bawah umur jika 20 tahun lebih muda.”komentar Ta Mi lalu berjalan pergi.
“Aku tidak terlalu pandai menebak usia orang tua. Mereka semua terasa tua bagiku.” Ejek Dong Joo. Ta Mi meminta agar menghentikanya.
“Maaf, tapi aku tidak bisa putus dengannya hari ini.” Ucap Ta Mi memperlihatkan ponselnya.
Dong Joo melihat nama "Park Morgan" lalu mencoba melihat nomornya tapi Ta Mi sudah lebih dulu mengangkatnya. Ia kesal sendiri karean melewatkan dua digit terakhir. Mo Gun seperti ingin tahu keberadan Ta Mi sekarang, Ta Mi mengaku di luar.
“Kurasa kami semua akan pulang dalam satu jam. Ini akhir pekan, jadi, kita harus bertemu. Aku merindukanmu.” Kata Mo Gun
“Aku juga harus menemui seseorang hari ini. Jadi, kurasa kita tidak bisa bertemu. Aku agak sibuk.” Kata Ta Mi seperti masih sedikit kesal tapi tak ingin terlihat oleh Dong Joo. 



Mo Gun keluar dari toilet, Da In menunggu didepan pintu berpura-pura kalau berpapasan karena harus pergi ke kamar kecil. Mo Gun pun menunjuk toilet dibelakangnya lalu akan pergi. Da In akhirnya lebih dulu menanyakan kabar Mo Gun.
“Sudah 13 tahun sejak aku menanyaimu hal itu. Bagaimana di Australia?” ucap Da In.
“Setelah kuingat, itu menyenangkan. Bagaimana di Jerman?” tanya Mo Gun balik.

“Setelah kuingat, itu berat. Kau menjadi sangat tinggi.” Komentar Da In.
“Ya. Seseorang bahkan berharap tumbuh menjadi 2 m karena tinggiku.” Komentar Mo Gun dengan senyuman sumringah.
Da In meminta menunggu tapi Mo Gun pikir Da In lebih baik segera pergi. Da In mengeluarkan ponsel kalau akan memberimu nomornya jadi bisa saling berhubungan. Mo Gun teringat Ponselnya ada di meja lalu memberikan kartu nama dari dompetnya.
“Wahh... Kartu nama? Kau sudah dewasa sekarang. "Millim Sound"? Musik seperti apa yang kau buat?” ucap Da In penuh semangat. 

Ta Mi masuk ke dalam lobby melihat ada banyak orang meminta agar memberikan tandatangan  petisi untuk menentang pengunduran diri Brian. Ia melihat Bong Gi dkk ikut menganti memberikan dukungan untuk menentang pengunduran diri Brian.
Saat itu seseorang pria, Kevin melihat aksi pegawai yang mengumpulkan tanda tangan terlihat sinis. 

Ta Mi mengadakan rapat memberitahu mereka  akan membuatnya tampak lebih sederhana dan intuitif. Menurutnya Laman utama saat ini terlihat seakan-akan mereka menyiapkan semuanya karena tidak tahu apa yang diinginkan pengguna.
“Tapi kita akan mengubahnya agar tampak jelas, tahu apa yang mereka inginkan. Pertama, ada terlalu banyak kategori di tab utama. Kita akan menghapus dua kategori agar terlihat lebih sederhana.” Ucap Ta Mi
“Kau mulai dengan isu yang paling kontroversial. Apa Kau akan menghapus dua kategori? Meski tidak ada banyak pengguna, itu akan memengaruhi penjualan kita jika kategori terhapus dari laman utama.” Komentar Kevin sinis.
“Kami memilih tiga layanan teratas dengan pengguna dan keuntungan penjualan terendah. Dan ternyata itu adalah Game, Buku, dan Berandaku.” Jelas Ta Mi
“Kau bilang ingin menghapus dua di antaranya. Tapi bukankah orang-orang di tim itu akan mempermasalahkannya?” ucap Kevin
“Mereka harus menerimanya. Kita tidak bisa mempertaruhkan regresi di laman utama karena itu. Zaman berubah dengan cepat. Situr portal seharusnya tidak mengejar perubahan. Itu harus memimpin.” Balas Ta Mi
“Pangsa pasar sudah kembali seperti sebelumnya. Dan Apa kau ingin mengubah citra kita dengan memperbarui laman utama? Entahlah. Aku tidak tahu apakah membuat perubahan kecil akan menjadi solusi.”  sindir Kevin
“Kevin, adakah sesuatu yang ingin kamu sarankan?” kata Ta Mi.
“Menurutmu apa yang diinginkan perusahaan? Peningkatan penjualan. Apa kategori dengan penjualan terendah?” tanya Kevin. Ta Mi menjawab Berandaku.
“Kalau begitu, seharusnya itu yang pertama dihapus. Silakan lanjutkan dengan pemikiranmu. Mari kita akhiri rapat di sini.” Kata Kevin dan semua bubar. 


Ta Mi memanggil Kevin, memberitahu kalau harus menghadiri rapat Tim TF jadi bisa langsung membuat keputusan. Ia menegaskan kalau mereka harus memperbarui laman utama hanya dalam dua pekan jadi menurutnya Harus melapor kepada pada Kevin seperti ini tidak efisen dan membuang waktu.
“Aku bukan Brian. Aku punya metodeku sendiri. Aku menyukai keadaan sekarang.” Ucap Kevin sinis. Ta Mi pun tak bisa berkata-kata lagi. 

Ga Kyung masuk ke dalam ruangan melihat foto dirinya saat ada didalam rumah, lalu teringat saat masuk ruangan melihat pria yang datang dengan helm. Akhirnya Ia berlari masuk ke dalam lift dan bertemu dengan pria yang mengunakan helm.
“Siapa yang mengirimmu? Kau baru saja mengirim foto-foto itu.” Ucap Ga Kyung.
“Aku hanya kurir... Aku tidak tahu apa pun.” Kata si pria.
“Sebaiknya kau menjawabku jika ingin pergi dengan tenang.” Tegas Ga Kyung sedikit mengancam. 

Joon Soo masuk ruangan mendengarkan lagu yang diputar lalu berkomentar kalau menyukai musik ini dan bertanya Apakah perusahaan ini akan menangani lagu tema game mereka. Anak buahnya membenarkan dan akan menghubungi perusahaan tersebut.
“Ini Millim Sound, perusahaan yang baru bekerja dengan Unicon.” Ucap Si pria bahagia. Joon Soo kaget memastikan kalau Millim Sound, Park Morgan.
“Aku tidak suka lagu ini.” Ucap Joon Soo meralatnya. Dua pegawai wanitanya mengeluh padahal Joon Soo baru saja bilang  menyukainya.
“Maksudku aku tidak menyukai dia. Aku sungguh tidak menyukai pria itu.” Ucap Joon Soo. Dua wanita langsung mengaku kalau menyukai Mo Gun.
“Semua karyanya luar biasa dan kami ingin bekerja dengannya. Kita harus menandatangani kesepakatan sebelum dia terlalu terkenal.” Kata si pegawia penuh semangat
“Musik seharusnya memiliki kelas...” komentar Joon Soo dan saat itu salah satu pegawai panik karena mereka akan dihapus dari laman utama
“Mereka akan menghapus dua kategori dari Game, Buku, dan Berandaku.” Kata pegawai wanita. Joon Soo melonggo kaget mendengarnya. 

Ah Ra sedang sibuk menatap laptopnyanya, Alex mengirimkan pesan “Ini layanan pendidikan yang akan bekerja sama dengan kita. Mereka memiliki banyak instruktur populer. Dengarkan kuliah pemasarannya. Kau akan mempelajari banyak hal.”
Alex memberikan senyuman pada Ah Ra seperti senang bisa membantu, Ta Mi melihat keduanya pun ikut tersenyum. Ah Ra pun menonton video dari ponselnya "Kekuatan membuat yang mustahil menjadi memungkinkan Wella"

Sementara saat itu Joon Soo dengan sepasang pria dan wanita beserta angota timnya datang. Ta Mi mengeluh tidak tahu pria ini akan ada di sini juga. Mereka bertiga seperti akan melakukan demo. Charlie memperkenalkan diri sebagai, Manajer Senior Tim Layanan Buku.
“Aku Michelle, Manajer Senior Tim Berandaku.”kata Si wanita. Joon Soo ingin memperkenalkan diri tapi Ta Mi langsung menyela kalau  sudah tahu siapa itu Joon Soo.
“Aku tahu kenapa kalian datang ke sini. Keputusan harus dibuat untuk menyederhanakan laman utama. Itu untuk menguntungkan Barro, jadi, harap maklum.” Ucap Ta Mi
“Apa yang menentukan penghapusan itu? Penjualan atau jumlah pengguna?” Charlie. Ta Mi menjawab  Keduanya.

“Lalu kenapa kau menghapus Departemen Gim? Kau tahu jumlah yang kami berikan.” Kata Joon Soo
“Tidak ada yang mengeklik tab game untuk mengakses game, Pengguna mengetik namanya di kotak pencarian atau mengeklik ikon jalan pintas.” komentar Michelle
“Itu benar... Lagi pula, game mobil memimpin pasar. Seharusnya Departemen Game dihapus.” Kata Charlie
“Apa yang kamu bicarakan? Sejak kita kehilangan kontrak dengan layanan perpustakaan daring, Tim Layanan Buku mengalami penurunan pendapatan. Selain itu, siapa yang membaca buku pada zaman sekarang? Informasi hanya perlu diklik saja. Buku bukan media yang menguntungkan lagi.”komentar Joon Soo

“ Di era baru ini, kita malah mendengarkan buku. Kau bilang, Buku sudah ketinggalan zaman? ame pasti telah merusak otakmu.”balas Charlie. Joon Soo berteriak marah
“Portal web memiliki standar yang harus dipertahankan. Barro adalah portal web yang digunakan semua orang dan itu harus melayani kepentingan publik.” Ucap Charlie. Michelle menyetujuinya.
“Jika uang memang sangat penting, kita hanya perlu memasang iklan. Kenapa memedulikan layanan lainnya?” kata Michelle
“Tim Berandaku, kalian bahkan tidak memberikan layanan apa pun. Siapa yang menggunakan Berandaku di zaman sekarang? Itu hanya buku harian yang malang.”ejek Joon Soo
“Scarlett, kau dengar itu? Hasrat kami sebagai anak muda adalah yang mendorong Berandaku, dan dia baru saja mengejek kami. Siapa yang menjadikan Barro seperti sekarang?” kata Michelle. Hyun ingin bicara tapi Michelle kembali bicara.
“Ada masanya ketika Berandaku lebih terkenal daripada Barro. Itu merupakan layanan jaringan sosial pertama di Korea dan memiliki hingga 15 juta pengguna pada zamannya. Berandaku adalah kebanggaan dan sejarah Barro. Orang yang melupakan sejarahnya tidak akan pernah memiliki masa depan.”kata Michelle


Joon Soo ingin tahu lalu kenapa dan ingin tahu Berapa pengguna yang masih mereka miliki. Da In hanya diam saja. Joon Soo pikir lebih baik Michelle Berhenti berusaha membangkitkan kembali layanan yang sudah mati dan biarkan itu beristirahat dengan damai.
“Hei.. Bodoh! Apa yang kau katakan?” teriak Michelle. Joon Soo tak terima dianggap bodoh.
“Dasar kau Kasar sekali. Della, Bianca? Kalian berdua terlalu primitif untuk melakukan diskusi yang baik.” Ucap Joon Soo. Michelle pun menyuruh mereka enyahl saja.  Suasana terlihat kacau sementara Ta Mi dkk hanya bisa menonton ketiganya adu mulut. 

Ga Kyung pergi ke suatu tempat, seperti seorang detektif swasta yang dibayar untuk mengingat seseorang.  Ia langsung memperlihat foto dirinya dengan Tuan Oh. Si pria mengaku Ini apartemen yang kerap dikunjungi Pak Oh belakangan ini jadi berusaha sangat keras memotret wajah wanita itu, tapi tidak bisa.
“Silakan... Kau bisa Potret sekarang.” Ucap Ga Kyung. Si pria melonggo bingung.
“Jadi, itu Anda.” Ucap Si pria seperti kaget. Ga Kyung seperti tahu kalau pria itu hanya berpura-pura
“Siapa orangnya? Siapa yang memesan foto-foto ini?” tanya Ga Kyung.  Si pria mengeluh karena menurutnya  bisnis ini ada berdasarkan kepercayaan.

Flash Back
Tuan Oh bertemu dengan si pria yang mengirimkan foto saat sedang bersama wanita, lalu bertanya apapakh pria itu mempertimbangkan bahwa bisa mati. Si pria terdiam, Tuan Oh pikir pria itu pertimbangkan kalau bisa mati karena menguntitnya.
“Berapa yang kau inginkan?” tanya Tuan Oh. Si pria pikir dua yang besar sudah cukup.
“Aku akan memberimu empat, jadi, teruslah ikuti aku dan mengambil foto.” Kata Tuan Oh. Si pria melonggo bingung.
“Kirim foto-foto itu ke orang ini.” Kata Tuan Oh menulis sesuatu dalam notenya.
Si pria membaca note yang dituliskan Tuan Oh  "Direktur Pelaksana Song Ga Gyeong, 37-30 Sampyeong-dong, Bundang-gu" lalu tahu kalau ini adalah istrinya.
“Kenapa Anda mengirim ini kepadanya?” tanya si pria. Tuan Oh mengatakan  Karena ini menjadi bukti yang bagus dan menurutnya makin banyak makin bagus.



Ga Kyung masuk rumah teringat saat Tuan Oh membawanya, lalu mengaku Ini tempat yang sudah lama kosong. Tuan Oh mengatakan “Selain aku dan pesuruh, kau pengunjung pertama. Kodenya adalah ulang tahunmu.”
Ia mengingat yang dikatakan Tuan Oh dengan fotonya itu berkomentar kalau buktinya makin banyak makin bagus, lalu bertanya-tanya yang akan direncanakan suaminya. Ga Kyung lalu melihat pesan masuk ke dalam ponselnya.
“Besok tengah hari, 77 Eonju-ro. Datanglah ke restoran jika hendak bernegosiasi.” Tulis Nyonya Jang. Ga Kyung hanya bisa menghela nafas. 

Mo Gun mencicipi daging yang dipanggang Sun Woo, lalu dua temanya pun terlihat bahagia. Mo Gun mengambil foto dengan kameranya, salah satu temanya melihat ada foto seorang wanita dan ingin tahu siapa wanita itu dan berpikir kalau itu pacarnya.
“Kalian Makan sajalah, berandal... Dia berpacaran, jadi, sebaiknya makan saja.” Ucap Sun Woo
“Apa Dia punya pacar? Tapi kita semua sibuk. Kapan kejadiannya?” ucap Si pria tambun sambil mengeluh.
“Sibuk tidak boleh menjadi alasan. Kau harus bersikap brutal, kan?” komentar Mo Gun lalu mengajak mereka minum saja.
“Coba Lihat, kita bertamasya perusahaan. Kita sudah berhasil.” Kata Mo Gun. Sun Woo pun memuji Mo Gun juga sudah bekerja keras.
“Tapi lupakan tentang kerja keras. Aku senang kita memproduksi musik yang bagus.”kata pria berkaos hitam
“Benar. Begitu gim itu diluncurkan, kita akan mendapatkan banyak tawaran proyek.” Ucap si pria tambun.
“Kita sudah punya satu... Kita sudah punya pekerjaan baru. Jadi Kembalilah ke kantor pekan depan.” Kata Mo Gun. Sun Woo dkk melonggo kaget.
“Pekan depan? Apa Pekerjaan dari Barro kau terima?” tanya Sun Woo. Mo Gun membenarkan.
“Sun Woo, kamu akan memulai sketsanya besok.” Kata Mo Gun dengan senyuman sumringah. 


Ta Mi mulai berlatih piano lagi "Beyer No. 77" lalu berpikir kalau masih ada satu kali lagi. Da In tiba-tiba bertanya apa yang harus dilakukanya,haruskan  mengirim pesan atau tidak. Ta Mi mengerti dan bertanya apakah Da In belum mengirim pesan untuknya
“Kau Kirimlah. Tidak akan terjadi apa pun kecuali kau bertindak.” Ucap Ta Mi
“Apa yang harus aku katakan? Apa aku harus menuliskan "Halo" Itu payah, bukan?” ucap Da In bingung
"Apa kau pulang dengan selamat? Senang bertemu denganmu." Hal-hal seperti itu... Itu tidak sulit.”  Kata Ta Mi menyakinkan.
“Tahukah kau sejauh apa imajinasiku berputar setelah reuni kami? Aku membayangkan kami menikah dan bahkan memiliki seorang anak! Astaga, aku payah sekali.” ungkap Da In tersipu malu.
“Kau menggemaskan. Kau berubah dari mentor menjadi anak kecil dalam hitungan detik. Aku mendoakan yang terbaik untukmu. Jika semuanya berhasil, itu berarti kau akan bersama cinta pertamamu.” Ucap Ta Mi ikut senang.
“Aku harus meminta maaf kepadamu. Apa kau Ingat anting-anting yang kau pinjamkan kepadaku? Aku kehilangan salah satunya. Aku mencari-cari ke semua tempat tapi tidak bisa menemukannya.” Cerita Da In sedih.
“Ini buruk” komentar Ta Mi sedih, Da In meminta maaf padahal  sudah kembali ke pub itu, juga mencarinya di setiap sudut rumah tapi tidak bisa menemukannya.
“Tidak apa-apa. Aku pasti memasangnya terlalu longgar. Apa Kau tidak mengirim pesan itu?” ucap Ta Mi mencoba mengalihkan pembicaraan. 


Ji Hwan diberi pengarahan pada sutradara kalau  Ini adegan yang emosional dan mengajak berlatih lebih dahulu. Sutradara memberitahu kalau akan berlatih dengan Gi Tae dan Min Hyuk. Pemeran Gi Tae terlihat marah mendengarnya.
“Haruskah kita melakukan itu? Karierku sudah terlalu lama untuk berlatih dengan pria tidak terkenal.” Ucap Pemeran Gi Tae. Ji Hwan dengan rendah hati meminta bantuanya.
“Lupakan saja. Biarkan dia berlatih dengan orang lain. Dan juga, aku belum siap untuk merekam adegan ini. Mari kita rekam adegan-adegan setelahnya lebih dahulu. Jika ini kita lakukan lebih dahulu, emosiku akan berantakan. Bukankah kalian akan mempertimbangkan emosiku? Tidak bisakah kalian menyusun jadwal syuting yang bagus?” keluh Si pemeran Gi Tae
Sutradara mengeluh dengan tingkah pemainya, Ji Hwan mengaku tidak keberatan jadi meminta agar merekaml adegan lainnya lebih dahulu jadi akan menunggu. Sutradara mengeluh kalau ini Menjengkelkan sekali padahal adegan penting dan mungkin akan lama.
Ia meminta maaf pada Ji Hwan karena harus pindah adegan, Ji Hwan mengaku tak masalah. Sutradara pun meminta timnya agar Bersiaplah untuk adegan berikutnya.


Ji Hwan akan keluar set melihat Hyun sudah menunggu. Hyun ingin tahu Situasi apa itu tadi. Ji Hwan panik mengaku Itu bukan apa-apa. Jadi Hyun tidak perlu marah. Hyun tak bisa terima karena pemeran Gi Tae bisa bersikap buruk pada Ji Hwan.
“Bagaimana mungkin aku tidak marah setelah apa yang kulihat? Dia pikir dia siapa? Apa kalian berdua akrab? Apa dia psikopat?” ucap Hyun marah. Ji Hwan menarik Hyun untuk pergi. 

Ji Hwan mengajak Hyun duduk ditepi danau menceritakan tampil di lebih banyak adegan daripada sebelumnya dan mulai diperhatikan jadi Sebagai pemeran utama pria, pemeran Gi Tae tidak terlalu senang. Hyun bisa mengerti pria itu tidak senang tapi malah berulah.
“Berani-beraninya dia merengek dan cemberut selagi bekerja? Apa dia mengusikmu dengan cara lain? Seperti memukulmu...” ucap  Hyun penuh amarah. Ji Hwan mengaku tidak.
“Sayang sekali. Jika dia memukulmu, aku bisa membalasnya. Sekarang Aku akan membantumu berlatih. Berikan naskahmu kepadaku. Jadi Aku harus mulai dari mana?” ucap Hyun.
Ji Hwan menunjuk ke adegan kilas balik.Hyun membaca bagian "Kilas balik dari sebelum kematian Min Hyuk. Gi Tae." 

“Itu sebabnya kau Min Hyuk, bukan Min Jae... Ibu mertua yang kamu goda. Min Sook. Tidakkah dia terlihat familier?" ucap Hyun membaca naskah.
“"Sialan. Hei. Aku sudah melarangmu berbicara denganku. Enyahlah." Balas Ji Hwan dengan wajah penuh emosi
"Min Sook adalah ibu dari mendiang istrimu. Mantan ibu mertuamu."kata Hyun
"Hei. Jika Min Sook adalah ibu mertuaku, kau adalah ayahku, Berengsek." Ucap Ji Hwan.
"Kau tidak perlu percaya kepadaku. Jadi, menjauhlah dari Min Sook. Kau dan dia tidak berjodoh." Kata Hyun
"Dasar. Aku sudah menyuruhmu tutup mulut. Hentikan omong kosong itu atau aku akan membunuhmu." Kata Ji Hwan penuh emosi dimatanya.
Hyun hanya bisa melonggong melihatnya. Ji Hwan panik langsung memeluk Hyun meminta maaf karena berpikir ucapanya itu terlalu kejam jadi pasti sedih. Hyun kaget tiba-tiba Ji Hwan yang meminta maaf sambil memeluknya. Ji Hwan memastikan keadaan Hyun lebih dulu.
“Kau rekan latihan yang salah. Jadi Lupakan ini.” Ucap Ji Hwan mengambil naskahnya.
“Tidak, hanya saja kau sangat mahir.” Akui Hyun. Ji Hwan  sudah tahu itu, tapi tetap saja merasa tak enak hati.
“Seperti yang kau ketahui, kalimat Min Hyuk biasanya seperti itu. Sementara kalimat Min Jae manis.” Ucap Ji Hwan. Hyun ingin tahu Contohnya
"Hari ketika kita bergandengan tangan. Aku ragu sebanyak ratusan kali sebelum melakukannya. Pengakuan ini, aku ragu sebanyak ribuan kali. Kurasa aku menyukaimu." Ucap Ji Hwan penuh penghayatan.
“Aktorku sangat bagus.” Komentar Hyun terlihat malu seperti sedang dirayu lalu berpura-pura memuji tas milik Ji Hwan bagus dan ingin tau mereknya.
“Kenapa tiba-tiba kau menanyakan itu?” tanya Ji Hwan heran. Hyun mengaku pikir itu bagus dengan menutupi wajah malunya.
“Ji Hwan... Kau terus melupakan bahwa aku penggemarmu. Jangan melakukan ini pada penggemarmu. Penggemar bingung ketika selebritas melakukan itu.” Ucap Hyun tak ingin Ji Hwan berpikiran yang berbeda.
“Apakah kau penggemar? Aku tidak tahu siapa yang bingung.”kata Ji Hwan menatap Ta Mi lebih dalam. 

Ga Kyung masuk ruangan melonggo kaget melihat sudah ada banyak petinggi, seperti dijebak. Nyonya Jang menyapa Ga Kyung ramah walaupun terlambat jadi menyuruhnya masuk. Petinggi pun menyapa Ga Kyung sebagai anak menantu dan mengaku hampir muak dan bosan menunggu.
“Kau mengadakan konferensi pers seakan-akan kau mewakili Unicon. Pada dasarnya kau adalah wajah Unicon. Akhirnya aku bisa makan denganmu. Aku bisa  dan merasa tenang sekarang.” Ungkap Si petinggi. Ga Kyung hanya diam saja.
“Menantuku pandai dan mahir melakukan pekerjaannya. Aku tidak beruntung dengan suamiku, tapi diberkati dengan kehadirannya. Saat dia menjadi Dirut Unicon, kalian harus melayaninya dengan baik. Bersikap baiklah kepadanya.” Kata Nyonya Jang. Ga Kyung kaget mendengarnya.
“Apa Dia akan segera menjadi dirut?” tanya petinggi. Ga Kyung menatap ibu mertuanya seperti tak percaya.
“Dia Harus. Aku akan memastikannya... Menantuku mahir melakukan pekerjaannya.” Ucap Nyonya Jang. Ga Kyung tetap diam saja. 



Ga Kyung akhirnya keluar restoran, Nyonya Jang menyindir kalau Ga Kyung  sudah cukup memberonta untuk wanita berusia 40-an dan membuat seorang wanita tua mengikuti keinginan Ga Kyung jadi meminta agar  Berpura-puralah mengalah.
“Aku tidak mau mengalah... Aku sudah dengan jelas mengatakan akan bercerai.” Ucap Ga Kyung membalikan badan.
“Apa Kau tidak mau menjadi dirut? Sudah kubilang, aku akan menjadikanmu dirut.” Ucap Nyonya Jang
“Itu bukan keputusan Ibu. Kantor pusat AS dan dewan direksi yang memilih dirut.” Kata Ga yung
“Apa Kau pikir aku tidak bisa memanipulasi dewan direksi?”balas Nyonya Jang. Ga Kyung pikir kantor pusat membiarkan Ibunya melakukan sesuatu yang kotor.
“Ini bukan saatnya menunjukkan kekuasaan. Akulah yang memegang kuncinya. Bisa-bisanya Ibu memanggilku ke sini setelah semua perintah kotor Ibu?” keluh Ga Kyung marah
“Rencana negosiasi yang harus Ibu bawa harus menyatakan berapa yang akan Ibu berikan kepadaku dan berapa aset yang akan dibagi sebagai ganti untuk menghancurkan semua bukti yang kumiliki. Hanya itu. Itu negosiasi.” Tegas Ga Kyung.
“Apa Kau pikir aku akan bernegosiasi denganmu? Kita telah hidup sebagai keluarga selama 10 tahun. Aku sedih kau hanya sedikit mengenalku. Melihat seperti inilah sikapmu, aku ingin sekali melakukannya... Menunjukkan kekuasaanku..” Kata Nyonya Jang.
“Semua ini mengenai orang lain sampai sekarang. Kau Alami sendiri apa yang terjadi ketika kekuasaanku dibidik kepadamu.. Aku terluka, Ga Gyeong. Aku sangat menyukaimu.” Tegas Nyonya Jang lalu berjalan pergi. 

Ga Kyung akhirnya keluar restoran, Nyonya Jang menyindir kalau Ga Kyung  sudah cukup memberonta untuk wanita berusia 40-an dan membuat seorang wanita tua mengikuti keinginan Ga Kyung jadi meminta agar  Berpura-puralah mengalah.
“Aku tidak mau mengalah... Aku sudah dengan jelas mengatakan akan bercerai.” Ucap Ga Kyung membalikan badan.
“Apa Kau tidak mau menjadi dirut? Sudah kubilang, aku akan menjadikanmu dirut.” Ucap Nyonya Jang
“Itu bukan keputusan Ibu. Kantor pusat AS dan dewan direksi yang memilih dirut.” Kata Ga yung
“Apa Kau pikir aku tidak bisa memanipulasi dewan direksi?”balas Nyonya Jang. Ga Kyung pikir kantor pusat membiarkan Ibunya melakukan sesuatu yang kotor.
“Ini bukan saatnya menunjukkan kekuasaan. Akulah yang memegang kuncinya. Bisa-bisanya Ibu memanggilku ke sini setelah semua perintah kotor Ibu?” keluh Ga Kyung marah
“Rencana negosiasi yang harus Ibu bawa harus menyatakan berapa yang akan Ibu berikan kepadaku dan berapa aset yang akan dibagi sebagai ganti untuk menghancurkan semua bukti yang kumiliki. Hanya itu. Itu negosiasi.” Tegas Ga Kyung.
“Apa Kau pikir aku akan bernegosiasi denganmu? Kita telah hidup sebagai keluarga selama 10 tahun. Aku sedih kau hanya sedikit mengenalku. Melihat seperti inilah sikapmu, aku ingin sekali melakukannya... Menunjukkan kekuasaanku..” Kata Nyonya Jang.
“Semua ini mengenai orang lain sampai sekarang. Kau Alami sendiri apa yang terjadi ketika kekuasaanku dibidik kepadamu.. Aku terluka, Ga Gyeong. Aku sangat menyukaimu.” Tegas Nyonya Jang lalu berjalan pergi. 


Anak buah Joon Soo yang wanita memuji Mo Gun yang sangat tampan. Mo Gun seolah tak peduli mulai menandatangani berkas. Joon Soo mengeluh pada anak buahnya padahal biasanya tak seramai ini. Salah satunya menawarkan teh.
“Jika kamu suka yang manis, kami juga punya kue kering.” Ucap pegawai lain.  Mo Gun menolak dengan senyuman.
“Kau mungkin menjalani diet ketat... Selamat datang di Barro.” Sapa pegawai satunya.
“Hei, Hannah, Bella, Bianca. Kita di tempat kerja. Bisakah kita kembali ke kursi kalian?” kata Joon Soo. Ketiganya pun akhirnya bergegas pergi.

Joon Soo berkomentar agar Mo Gun itu memerhatikan peralatannya  alih-alih penampilannya menurutnya Kualitas suaranya buruk. Mo Gun beralasan Itu karena itu demo jadi meminta agar Joon Soo mendengarkan rilis aslinya.
“Tampaknya kau pikir hidup ini mudah karena kau memercayai penampilanmu. Itu hanya berlangsung sebentar.” Ucap Joon Soo sinis
“Apa kau tahu itu? Itu tidak berarti apa pun setelah kau tua.” Balas Mo Gun santai.
“Asal kau tahu, aku rupawan saat muda.” Kata Joon Soo. Mo Gun memuji kalau Joon Soo itu masih rupawan.
Joon Soo melonggo tak pecaya Mo Gun bisa memujinya, Mo Gun pikir itu terlalu informal. Joon Soo mengeluh kalau Mo Gun mengejeknya sekarang dan seperti ini caranya berkerja seperti pria mata duitan dan penasaran apakah Tammy tahu Mo Gun mata duitan.
“Saat kau muda, apa kau lebih baik?” ejek Mo Gun. Joon Soo tak mengert dengan ucapan Mo Gun.
“Kami sudah mulai mengerjakan proyeknya. Kau akan mendapatkan demomu dalam dua pekan. Jadi kau bisa Berikan umpan balikmu. Kuharap kita bisa akur di masa depan.” Ucap Mo Gun lalu melangkah pergi. Joon Soo tak habis pikir engan tingkah Mo Gun. 


Mo Gun mengirimkan pesan pada Ta Mi “Aku ada di dekat kantormu. Aku akan menunggu di kafe. Jadi Temui aku sebentar.” Lalu tak sengaja bertemu dengan Hyun di lorong gedung.  Hyun ingin tahu tujuan Mo Gun datang ke kantornya.
“Apakah Tammy memintamu mengunjungimu selagi dia bekerja?” pikir Hyun.
“Tidak, aku menandatangani kesepakatan dengan Barro.” Kata Mo Gun. Hyun tak percaya mendengarnya.
“Apakah Tammy tahu?” tanya Hyun. Mo Gun mejawab belum jadi meminta agar bisa merahasiakanya. Hyun menganguk mengerti lalu mereka akan berpisah.
“Oh Yah... Aku dengar kau menghadiri reuni.Selain iytu, kudengar kau belajar di sekolah campuran. Entah apakah kau tahu, tapi dia benci kau menghadirinya. Bahkan Dia benar-benar membencinya.” Ungkap Hyun. Mo Gun melonggo mendengarnya. 


Ta Mi berjalan keluar kantor sambil mengeluh karena Mo Gun yang memintanya bertemu padahal  sangat sibuk dan merasa Mo Gun pasti berpikir waktu luangnya banyak. Mo Gun duduk diluar cafe dengan kacamata hitamnya. Ta Mi pun duduk bersama.
“Kenapa kau datang ke sini? Apa ada rapat di dekat sini?” ucap Ta Mi. Mo Gun melepaskan kacamatanya berkomentar kalau ada yang ingin dikatakan Ta Mi padanya.
“Kaulah yang memanggilku keluar. Seharusnya kau yang bicara.” Keluh Ta Mi kesal
“Kudengar kau tidak suka aku menghadiri reuni itu.” Ucap Mo Gun. Ta Mi kaget dan ingin tahu Siapa yang memberitahu Mo Gun.
“Menurutmu siapa? Aku dengar dari orang yang melihatmu cemburu.” Keluh Mo Gun. Ta Mi menghela nafas dan bisa menduga kalau itu adalah Hyun.
“Untuk apa kau cemburu di depan orang lain dan tidak di depanku?” ucap Mo Gun. Ta Mi berpikir Mo Gun sedang mengkritiknya sekarang.
“Tidak, aku marah kepadamu.” Kata Mo Gun. Ta Mi heran ingin tahu alasanya. 


“Menurutmu kenapa? Kau berkencan denganku, tapi kau cemburu di depan orang lain. Kenapa aku tidak bisa melihatmu cemburu? Aku satu-satunya yang boleh melihat itu. Itu salah. Kau setuju, kan?” ucap Mo Gun melihat Ta Mi hanya diam saja.
Ta Mi terlihat binggung, Mo Gun pun meminta agar menunjukan padanya. Ta Mi bertanya menunjuka apa maksudnya. Mo Gun mengatakan ingin melihat Ta Mi cemburu di depannya, yaitu cemburu karena menghadiri reuni yang ada wanita.
“Hei, tahukah kau bahwa terkadang kau sangat aneh?” keluh Ta Mi. Mo Gun pikir Ta Mi lebih aneh.
“Bukankah aneh kau cemburu di depan rekanmu dan itu bukan aku? Jadi Apa kau akan melakukannya atau tidak?” kata Mo Gun
“Melakukan apa? Rasa cemburu? Di sini? Apa kau memintaku mengulangi momen itu?” keluh Ta Mi mengangkat dua tangan ta bisa
“Kenapa tidak bisa? Kau masih kesal karena aku menghadiri reuni itu. Jadi, perlihatkan bagaimana perasaanmu yang sebenarnya.” Kata Mo Gun
“Bisa hentikan omong kosongmu? Untuk apa kau memintaku cemburu?” kata Ta Mi
“Lupakan saja... Permintaanku bahkan tidak banyak. Tapi Kau membuatku sedih. Jadi Aku akan pergi sekarang.” Kata Mo Gun seperti kecewa. Ta Mi bingung melihat Mo Gun yang benar-benar pergi.
“Apa Dia akan pergi begitu saja?” ucap Ta Mi menatap Mo Gun pergi begitu saja karena marah. 


Ta Mi akhirnya bertemu Hyun di tangga terlihat marah karena memberitahu Mo Gun. Hyun berpura-pura tak mengerti. Ta Mi mengeluh karena Hyun memberi tahu Morgan, kalau ia kesal karena Mo Gun menghadiri reuni itu.
“Dia sulit dipercaya... Aku tidak percaya dia sudah memberitahumu itu.” Keluh Hyun.
“Di mana kau bertemu dengannya?” tanya Ta Mi. Hyun bingunng lalu mengaku bertemu dengannya di dekat gedung perusahaan.
“Untuk apa dia kesal tentang ini padahal dia yang melakukan kesalahan?” keluh Ta Mi kesal
“Benarkah kau harus membicarakan hal itu di tempat kerja?” ejek Hyun
“Apa hakmu mengatakan itu? Kau bahkan memacari rekan kerja.” Sindir Ta Mi.
“Untuk apa kamu menyebutkan Pyo Joon Soo sekarang? Bukan hanya aku yang berkencan dengannya.” Balas Hyun dengan nada tinggi.
“Untuk apa kau membicarakan itu? Kita harus menghapus kategori gim dari laman utama, bukan?” kata Ta Mi meredakan emosi. Hyun pikir memang harus.
“Aku punya pertanyaan. Apa yang aku katakan saat aku marah karena Morgan menghadiri reuni itu?” ucap Ta Mi bingung
“Kau bilang tidak paham kenapa dia bertanya apa dia boleh pergi dan seharusnya dia tidak pergi.” kata Hyun
"Untuk apa dia bertanya kepadaku apakah dia boleh menghadiri reuni? Seharusnya dia tahu tidak perlu pergi." Begitukah caraku mengatakannya?” kata Ta Mi
“Tidak... Kau tampak lebih manis daripada itu. Matamu sangat besar. Jadi harus dengan mata melotot marah.” Kata Hyun. Ta Mi mencoba melotot
“Kau manis dengan cara yang lain saat mabuk.” ejek Hyun. Ta Mi kesal Hyun terus mengatakan dirinya manis. Hyun pun menyuruh Ta Mi agar berhentilah bersikap manis.
**
Bersambung ke part 2


Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar