PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Mo Gun
menelp Ta Mi yang sedang mengemudi memberitahu kalau baru akan pergi. Ta Mi
dengan menahan amarahnya menyuruh Mo Gun bersenang-senanglah dan akan pulang
dan beristirahat lalu menutup telpnya.
“Apa Dia
bersikeras menghadiri reuni itu?” keluh Ta Mi kesal lalu melihat Da In berjalan
di trotoar lalu memanggilnya.
“Kau
tampak sangat cantik hari ini. Hendak ke mana secantik itu?” tanya Ta Mi.
“Aku akan
menemui cinta pertamaku.” Ucap Da In dengan wajah sumringah.
“Cinta
pertamamu? Astaga. Jadi Kau menuju ke arah mana? Aku akan mengantarmu jika
searah.” Ucap Ta Mi.
Akhirnya
Da In naik mobil Ta Mi menceritakan tidak
pernah bertemu dengannya setelah lulus dan mungkin sudah 10 tahun. Ta Mi merasa
tak percaya kalau Da In akan menemui cinta pertamanya dan ingin tahu
perasaanya.
“Ini Seperti
mendapatkan parsel yang kunantikan selama 10 tahun. Kurasa jantungmu berdebar
sangat kencang.” Ungkap Da In sumringah.
“Aku
tidak tahu siapa dia, tapi dia pria yang beruntung memiliki wanita cantik sepertimu
yang antusias terhadapnya. Sebaiknya kau pergi jika dia tidak setampan dahulu.”
Komentar Ta Mi. Da In menganguk setuju.
Ta Mi
ikut turun dari mobil melihat merasa ada yang kurang dari wajah Da In, lalu
melepaskan antingnya dan menawarkan apakah akan memakainya karena bisa
membuatnya terlihat lebih cantik. Da In
menganguk ingin memakainya.
“Tapi kau
harus mengembalikannya kepadaku. Anting itu bersejarah.” Kata Ta Mi. Da In
menganguk setuju.
“Bagaimana
penampilanku? Apa aku tampak cantik?” tanya Da In setelah memakai anting.
“Kurasa
aku akan mulai menyukai wanita sekarang. Aku sangat iri pada cinta pertamamu
itu.” Ucap Ta Mi mengoda.
“Itu
cinta pertamaku. Aku bisa langsung mengenalinya.” Ucap Da In melihat sosok pria
yang masuk restoran.
Ta Mi
menengok tak melihat sosok cinta pertama Da In. Da In pikir sebaiknya masuk lebih dulu dan mengucapkan
terimakasih. Ta Mi pikir tak perlu
Jangan berkata begitu. Dan In merasa hanya mengatakannya karena itu Ta Mi.
Da In
masuk restoran dan melihat Mo Gun duduk bersama dengan teman-temanya, lalu
menyapanya. Mo Gun seperti terkesima melihat Da In yang datang, semua tak
percaya melihat Da In datang. Da In m-elirik ke arah Mo Gun lalu berkomentar
kalau teman-temanya sama sekali tidak berubah.
“Hei,
lama tidak bertemu... Benarkah itu kau, Da In? Aku pikir kau ada di Jerman.
Kapan kamu kembali?” tanya teman yang duduk disamping Mo Gun.
“Sudah beberapa bulan... Senang
bertemu dengan kalian semua... Hei Morgan, lama tidak bertemu.”sapa Da In. Mo
Gun tersenyum membenarkan.
Ta Mi
pergi ke supermarket sambil mengeluh karena Mo Gun tidak menghubunginya sekali
pun. Ia tanpa sadar berhenti dibagian ikan dan mengeluh tiba-tiba melihat
akuarium. Saat itu terdengar suara wanita “Aku akan terus mencicipi sampelnya.”
“Aku baru
mendatangi area daging perut, jadi, saatnya pencuci mulut. Aku berada di tempat
yang tepat. Aku akan mencoba semangka lezat ini.” Ucap Dong Joo yang sedang
melakukan siaran live.
Ta Mi
melihat dari kejauhan memilih untuk buru-buru pergi, Dong Joo yang melihat Ta
Mi mencoba untu akan mengakhiri acara hari ini dengan alasan Ada masalah
mendesak. Ta Mi terus mendorong trollynya, Dong Joo mengejek kalau sudah tahu
Ta Mi tadi melihatnya.
“Kenapa
kamu mengabaikanku seakan aku orang asing?” ucap Dong Joo.
“Aku
melihatmu makan semangka. Apakah lezat?” tanya Ta Mi sambil memilih bahan
makanan. Dong Joo menganguk.
“Apakah
Morgan masih sangat tampan? Kapan kamu akan putus dengannya?” tanya Dong Joo.
“Mungkin
hari ini.” Jawab Ta Mi. Dong Joo memuji itu bagus karena Sudah melewati
masa-masa sulit.
“Ta Mi,
tahukah kau bahwa kau memberi contoh yang baik dengan mengencani pria yang
lebih muda untuk wanita muda sepertiku?” kata Dong Joo
“Apa Kau
tahu istilah "memberi contoh"?” ejek Ta Mi. Dong Joo mengakuhanya
berlagak bodoh dan orang-orang menyukai hal itu.
“Intinya,
aku juga akan mengencani pria yang 20 tahun lebih muda dariku begitu aku sudah
tua dan terkenal. Tapi kini belum bisa. Aku hanya bisa melakukannya jika sudah
tua. Tapi kau bisa mengencani pria yang 20 tahun lebih muda darimu. Kau bisa
mengencani pria yang lebih muda dari Morgan. Jadi, putuslah dengannya.” Kata
Dong Joo
“Logika
macam apa itu? Aku akan mengencani pria di bawah umur jika 20 tahun lebih muda.”komentar
Ta Mi lalu berjalan pergi.
“Aku
tidak terlalu pandai menebak usia orang tua. Mereka semua terasa tua bagiku.”
Ejek Dong Joo. Ta Mi meminta agar menghentikanya.
“Maaf,
tapi aku tidak bisa putus dengannya hari ini.” Ucap Ta Mi memperlihatkan
ponselnya.
Dong Joo
melihat nama "Park Morgan" lalu mencoba melihat nomornya tapi Ta Mi
sudah lebih dulu mengangkatnya. Ia kesal sendiri karean melewatkan dua digit
terakhir. Mo Gun seperti ingin tahu keberadan Ta Mi sekarang, Ta Mi mengaku di
luar.
“Kurasa
kami semua akan pulang dalam satu jam. Ini akhir pekan, jadi, kita harus
bertemu. Aku merindukanmu.” Kata Mo Gun
“Aku juga
harus menemui seseorang hari ini. Jadi, kurasa kita tidak bisa bertemu. Aku
agak sibuk.” Kata Ta Mi seperti masih sedikit kesal tapi tak ingin terlihat
oleh Dong Joo.
Mo Gun
keluar dari toilet, Da In menunggu didepan pintu berpura-pura kalau berpapasan
karena harus pergi ke kamar kecil. Mo Gun pun menunjuk toilet dibelakangnya
lalu akan pergi. Da In akhirnya lebih dulu menanyakan kabar Mo Gun.
“Sudah 13
tahun sejak aku menanyaimu hal itu. Bagaimana di Australia?” ucap Da In.
“Setelah
kuingat, itu menyenangkan. Bagaimana di Jerman?” tanya Mo Gun balik.
“Setelah
kuingat, itu berat. Kau menjadi sangat tinggi.” Komentar Da In.
“Ya.
Seseorang bahkan berharap tumbuh menjadi 2 m karena tinggiku.” Komentar Mo Gun
dengan senyuman sumringah.
Da In
meminta menunggu tapi Mo Gun pikir Da In lebih baik segera pergi. Da In
mengeluarkan ponsel kalau akan memberimu nomornya jadi bisa saling berhubungan.
Mo Gun teringat Ponselnya ada di meja lalu memberikan kartu nama dari
dompetnya.
“Wahh...
Kartu nama? Kau sudah dewasa sekarang. "Millim Sound"? Musik seperti
apa yang kau buat?” ucap Da In penuh semangat.
Ta Mi
masuk ke dalam lobby melihat ada banyak orang meminta agar memberikan
tandatangan petisi untuk menentang
pengunduran diri Brian. Ia melihat Bong Gi dkk ikut menganti memberikan
dukungan untuk menentang pengunduran diri Brian.
Saat itu
seseorang pria, Kevin melihat aksi pegawai yang mengumpulkan tanda tangan
terlihat sinis.
Ta Mi
mengadakan rapat memberitahu mereka akan
membuatnya tampak lebih sederhana dan intuitif. Menurutnya Laman utama saat ini
terlihat seakan-akan mereka menyiapkan semuanya karena tidak tahu apa yang
diinginkan pengguna.
“Tapi
kita akan mengubahnya agar tampak jelas, tahu apa yang mereka inginkan. Pertama,
ada terlalu banyak kategori di tab utama. Kita akan menghapus dua kategori agar
terlihat lebih sederhana.” Ucap Ta Mi
“Kau
mulai dengan isu yang paling kontroversial. Apa Kau akan menghapus dua
kategori? Meski tidak ada banyak pengguna, itu akan memengaruhi penjualan kita jika
kategori terhapus dari laman utama.” Komentar Kevin sinis.
“Kami
memilih tiga layanan teratas dengan pengguna dan keuntungan penjualan terendah.
Dan ternyata itu adalah Game, Buku, dan Berandaku.” Jelas Ta Mi
“Kau
bilang ingin menghapus dua di antaranya. Tapi bukankah orang-orang di tim itu
akan mempermasalahkannya?” ucap Kevin
“Mereka
harus menerimanya. Kita tidak bisa mempertaruhkan regresi di laman utama karena
itu. Zaman berubah dengan cepat. Situr portal seharusnya tidak mengejar perubahan.
Itu harus memimpin.” Balas Ta Mi
“Pangsa
pasar sudah kembali seperti sebelumnya. Dan Apa kau ingin mengubah citra kita
dengan memperbarui laman utama? Entahlah. Aku tidak tahu apakah membuat
perubahan kecil akan menjadi solusi.” sindir
Kevin
“Kevin,
adakah sesuatu yang ingin kamu sarankan?” kata Ta Mi.
“Menurutmu
apa yang diinginkan perusahaan? Peningkatan penjualan. Apa kategori dengan
penjualan terendah?” tanya Kevin. Ta Mi menjawab Berandaku.
“Kalau
begitu, seharusnya itu yang pertama dihapus. Silakan lanjutkan dengan
pemikiranmu. Mari kita akhiri rapat di sini.” Kata Kevin dan semua bubar.
Ta Mi
memanggil Kevin, memberitahu kalau harus menghadiri rapat Tim TF jadi bisa
langsung membuat keputusan. Ia menegaskan kalau mereka harus memperbarui laman
utama hanya dalam dua pekan jadi menurutnya Harus melapor kepada pada Kevin
seperti ini tidak efisen dan membuang waktu.
“Aku
bukan Brian. Aku punya metodeku sendiri. Aku menyukai keadaan sekarang.” Ucap
Kevin sinis. Ta Mi pun tak bisa berkata-kata lagi.
Ga Kyung
masuk ke dalam ruangan melihat foto dirinya saat ada didalam rumah, lalu
teringat saat masuk ruangan melihat pria yang datang dengan helm. Akhirnya Ia
berlari masuk ke dalam lift dan bertemu dengan pria yang mengunakan helm.
“Siapa
yang mengirimmu? Kau baru saja mengirim foto-foto itu.” Ucap Ga Kyung.
“Aku
hanya kurir... Aku tidak tahu apa pun.” Kata si pria.
“Sebaiknya
kau menjawabku jika ingin pergi dengan tenang.” Tegas Ga Kyung sedikit
mengancam.
Joon Soo
masuk ruangan mendengarkan lagu yang diputar lalu berkomentar kalau menyukai
musik ini dan bertanya Apakah perusahaan ini akan menangani lagu tema game
mereka. Anak buahnya membenarkan dan akan menghubungi perusahaan tersebut.
“Ini
Millim Sound, perusahaan yang baru bekerja dengan Unicon.” Ucap Si pria
bahagia. Joon Soo kaget memastikan kalau Millim Sound, Park Morgan.
“Aku tidak
suka lagu ini.” Ucap Joon Soo meralatnya. Dua pegawai wanitanya mengeluh
padahal Joon Soo baru saja bilang menyukainya.
“Maksudku
aku tidak menyukai dia. Aku sungguh tidak menyukai pria itu.” Ucap Joon Soo.
Dua wanita langsung mengaku kalau menyukai Mo Gun.
“Semua
karyanya luar biasa dan kami ingin bekerja dengannya. Kita harus menandatangani
kesepakatan sebelum dia terlalu terkenal.” Kata si pegawia penuh semangat
“Musik
seharusnya memiliki kelas...” komentar Joon Soo dan saat itu salah satu pegawai
panik karena mereka akan dihapus dari laman utama
“Mereka
akan menghapus dua kategori dari Game, Buku, dan Berandaku.” Kata pegawai
wanita. Joon Soo melonggo kaget mendengarnya.
Ah Ra
sedang sibuk menatap laptopnyanya, Alex mengirimkan pesan “Ini layanan
pendidikan yang akan bekerja sama dengan kita. Mereka memiliki banyak
instruktur populer. Dengarkan kuliah pemasarannya. Kau akan mempelajari banyak
hal.”
Alex
memberikan senyuman pada Ah Ra seperti senang bisa membantu, Ta Mi melihat
keduanya pun ikut tersenyum. Ah Ra pun menonton video dari ponselnya "Kekuatan
membuat yang mustahil menjadi memungkinkan Wella"
Sementara
saat itu Joon Soo dengan sepasang pria dan wanita beserta angota timnya datang.
Ta Mi mengeluh tidak tahu pria ini akan ada di sini juga. Mereka bertiga
seperti akan melakukan demo. Charlie memperkenalkan diri sebagai, Manajer
Senior Tim Layanan Buku.
“Aku
Michelle, Manajer Senior Tim Berandaku.”kata Si wanita. Joon Soo ingin
memperkenalkan diri tapi Ta Mi langsung menyela kalau sudah tahu siapa itu Joon Soo.
“Aku tahu
kenapa kalian datang ke sini. Keputusan harus dibuat untuk menyederhanakan
laman utama. Itu untuk menguntungkan Barro, jadi, harap maklum.” Ucap Ta Mi
“Apa yang
menentukan penghapusan itu? Penjualan atau jumlah pengguna?” Charlie. Ta Mi
menjawab Keduanya.
“Lalu
kenapa kau menghapus Departemen Gim? Kau tahu jumlah yang kami berikan.” Kata
Joon Soo
“Tidak
ada yang mengeklik tab game untuk mengakses game, Pengguna mengetik namanya di
kotak pencarian atau mengeklik ikon jalan pintas.” komentar Michelle
“Itu
benar... Lagi pula, game mobil memimpin pasar. Seharusnya Departemen Game dihapus.”
Kata Charlie
“Apa yang
kamu bicarakan? Sejak kita kehilangan kontrak dengan layanan perpustakaan
daring, Tim Layanan Buku mengalami penurunan pendapatan. Selain itu, siapa yang
membaca buku pada zaman sekarang? Informasi hanya perlu diklik saja. Buku bukan
media yang menguntungkan lagi.”komentar Joon Soo
“ Di era
baru ini, kita malah mendengarkan buku. Kau bilang, Buku sudah ketinggalan
zaman? ame pasti telah merusak otakmu.”balas Charlie. Joon Soo berteriak marah
“Portal
web memiliki standar yang harus dipertahankan. Barro adalah portal web yang
digunakan semua orang dan itu harus melayani kepentingan publik.” Ucap Charlie.
Michelle menyetujuinya.
“Jika
uang memang sangat penting, kita hanya perlu memasang iklan. Kenapa memedulikan
layanan lainnya?” kata Michelle
“Tim
Berandaku, kalian bahkan tidak memberikan layanan apa pun. Siapa yang menggunakan
Berandaku di zaman sekarang? Itu hanya buku harian yang malang.”ejek Joon Soo
“Scarlett,
kau dengar itu? Hasrat kami sebagai anak muda adalah yang mendorong Berandaku, dan
dia baru saja mengejek kami. Siapa yang menjadikan Barro seperti sekarang?”
kata Michelle. Hyun ingin bicara tapi Michelle kembali bicara.
“Ada
masanya ketika Berandaku lebih terkenal daripada Barro. Itu merupakan layanan jaringan
sosial pertama di Korea dan memiliki hingga 15 juta pengguna pada zamannya. Berandaku
adalah kebanggaan dan sejarah Barro. Orang yang melupakan sejarahnya tidak akan
pernah memiliki masa depan.”kata Michelle
Joon Soo
ingin tahu lalu kenapa dan ingin tahu Berapa pengguna yang masih mereka miliki.
Da In hanya diam saja. Joon Soo pikir lebih baik Michelle Berhenti berusaha
membangkitkan kembali layanan yang sudah mati dan biarkan itu beristirahat
dengan damai.
“Hei..
Bodoh! Apa yang kau katakan?” teriak Michelle. Joon Soo tak terima dianggap
bodoh.
“Dasar
kau Kasar sekali. Della, Bianca? Kalian berdua terlalu primitif untuk melakukan
diskusi yang baik.” Ucap Joon Soo. Michelle pun menyuruh mereka enyahl
saja. Suasana terlihat kacau sementara
Ta Mi dkk hanya bisa menonton ketiganya adu mulut.
Ga Kyung
pergi ke suatu tempat, seperti seorang detektif swasta yang dibayar untuk
mengingat seseorang. Ia langsung
memperlihat foto dirinya dengan Tuan Oh. Si pria mengaku Ini apartemen yang
kerap dikunjungi Pak Oh belakangan ini jadi berusaha sangat keras memotret
wajah wanita itu, tapi tidak bisa.
“Silakan...
Kau bisa Potret sekarang.” Ucap Ga Kyung. Si pria melonggo bingung.
“Jadi,
itu Anda.” Ucap Si pria seperti kaget. Ga Kyung seperti tahu kalau pria itu
hanya berpura-pura
“Siapa
orangnya? Siapa yang memesan foto-foto ini?” tanya Ga Kyung. Si pria mengeluh karena menurutnya bisnis ini ada berdasarkan kepercayaan.
Flash Back
Tuan Oh
bertemu dengan si pria yang mengirimkan foto saat sedang bersama wanita, lalu
bertanya apapakh pria itu mempertimbangkan bahwa bisa mati. Si pria terdiam,
Tuan Oh pikir pria itu pertimbangkan kalau bisa mati karena menguntitnya.
“Berapa
yang kau inginkan?” tanya Tuan Oh. Si pria pikir dua yang besar sudah cukup.
“Aku akan
memberimu empat, jadi, teruslah ikuti aku dan mengambil foto.” Kata Tuan Oh. Si
pria melonggo bingung.
“Kirim
foto-foto itu ke orang ini.” Kata Tuan Oh menulis sesuatu dalam notenya.
Si pria
membaca note yang dituliskan Tuan Oh "Direktur
Pelaksana Song Ga Gyeong, 37-30 Sampyeong-dong, Bundang-gu" lalu tahu
kalau ini adalah istrinya.
“Kenapa
Anda mengirim ini kepadanya?” tanya si pria. Tuan Oh mengatakan Karena ini menjadi bukti yang bagus dan
menurutnya makin banyak makin bagus.
Ga Kyung
masuk rumah teringat saat Tuan Oh membawanya, lalu mengaku Ini tempat yang sudah
lama kosong. Tuan Oh mengatakan “Selain aku dan pesuruh, kau pengunjung pertama. Kodenya
adalah ulang tahunmu.”
Ia
mengingat yang dikatakan Tuan Oh dengan fotonya itu berkomentar kalau buktinya
makin banyak makin bagus, lalu bertanya-tanya yang akan direncanakan suaminya.
Ga Kyung lalu melihat pesan masuk ke dalam ponselnya.
“Besok
tengah hari, 77 Eonju-ro. Datanglah ke restoran jika hendak bernegosiasi.”
Tulis Nyonya Jang. Ga Kyung hanya bisa menghela nafas.
Mo Gun
mencicipi daging yang dipanggang Sun Woo, lalu dua temanya pun terlihat
bahagia. Mo Gun mengambil foto dengan kameranya, salah satu temanya melihat ada
foto seorang wanita dan ingin tahu siapa wanita itu dan berpikir kalau itu
pacarnya.
“Kalian Makan
sajalah, berandal... Dia berpacaran, jadi, sebaiknya makan saja.” Ucap Sun Woo
“Apa Dia
punya pacar? Tapi kita semua sibuk. Kapan kejadiannya?” ucap Si pria tambun
sambil mengeluh.
“Sibuk
tidak boleh menjadi alasan. Kau harus bersikap brutal, kan?” komentar Mo Gun
lalu mengajak mereka minum saja.
“Coba Lihat,
kita bertamasya perusahaan. Kita sudah berhasil.” Kata Mo Gun. Sun Woo pun
memuji Mo Gun juga sudah bekerja keras.
“Tapi
lupakan tentang kerja keras. Aku senang kita memproduksi musik yang bagus.”kata
pria berkaos hitam
“Benar.
Begitu gim itu diluncurkan, kita akan mendapatkan banyak tawaran proyek.” Ucap
si pria tambun.
“Kita
sudah punya satu... Kita sudah punya pekerjaan baru. Jadi Kembalilah ke kantor
pekan depan.” Kata Mo Gun. Sun Woo dkk melonggo kaget.
“Pekan
depan? Apa Pekerjaan dari Barro kau terima?” tanya Sun Woo. Mo Gun membenarkan.
“Sun Woo,
kamu akan memulai sketsanya besok.” Kata Mo Gun dengan senyuman sumringah.
Ta Mi
mulai berlatih piano lagi "Beyer No. 77" lalu berpikir kalau masih
ada satu kali lagi. Da In tiba-tiba bertanya apa yang harus
dilakukanya,haruskan mengirim pesan atau
tidak. Ta Mi mengerti dan bertanya apakah Da In belum mengirim pesan untuknya
“Kau Kirimlah.
Tidak akan terjadi apa pun kecuali kau bertindak.” Ucap Ta Mi
“Apa yang
harus aku katakan? Apa aku harus menuliskan "Halo" Itu payah, bukan?”
ucap Da In bingung
"Apa
kau pulang dengan selamat? Senang bertemu denganmu." Hal-hal seperti
itu... Itu tidak sulit.” Kata Ta Mi
menyakinkan.
“Tahukah
kau sejauh apa imajinasiku berputar setelah reuni kami? Aku membayangkan kami
menikah dan bahkan memiliki seorang anak! Astaga, aku payah sekali.” ungkap Da
In tersipu malu.
“Kau
menggemaskan. Kau berubah dari mentor menjadi anak kecil dalam hitungan detik. Aku
mendoakan yang terbaik untukmu. Jika semuanya berhasil, itu berarti kau akan
bersama cinta pertamamu.” Ucap Ta Mi ikut senang.
“Aku
harus meminta maaf kepadamu. Apa kau Ingat anting-anting yang kau pinjamkan
kepadaku? Aku kehilangan salah satunya. Aku mencari-cari ke semua tempat tapi
tidak bisa menemukannya.” Cerita Da In sedih.
“Ini
buruk” komentar Ta Mi sedih, Da In meminta maaf padahal sudah kembali ke pub itu, juga mencarinya di
setiap sudut rumah tapi tidak bisa menemukannya.
“Tidak
apa-apa. Aku pasti memasangnya terlalu longgar. Apa Kau tidak mengirim pesan
itu?” ucap Ta Mi mencoba mengalihkan pembicaraan.
Ji Hwan
diberi pengarahan pada sutradara kalau
Ini adegan yang emosional dan mengajak berlatih lebih dahulu. Sutradara
memberitahu kalau akan berlatih dengan Gi Tae dan Min Hyuk. Pemeran Gi Tae
terlihat marah mendengarnya.
“Haruskah
kita melakukan itu? Karierku sudah terlalu lama untuk berlatih dengan pria
tidak terkenal.” Ucap Pemeran Gi Tae. Ji Hwan dengan rendah hati meminta
bantuanya.
“Lupakan
saja. Biarkan dia berlatih dengan orang lain. Dan juga, aku belum siap untuk
merekam adegan ini. Mari kita rekam adegan-adegan setelahnya lebih dahulu. Jika
ini kita lakukan lebih dahulu, emosiku akan berantakan. Bukankah kalian akan
mempertimbangkan emosiku? Tidak bisakah kalian menyusun jadwal syuting yang
bagus?” keluh Si pemeran Gi Tae
Sutradara
mengeluh dengan tingkah pemainya, Ji Hwan mengaku tidak keberatan jadi meminta
agar merekaml adegan lainnya lebih dahulu jadi akan menunggu. Sutradara
mengeluh kalau ini Menjengkelkan sekali padahal adegan penting dan mungkin akan
lama.
Ia
meminta maaf pada Ji Hwan karena harus pindah adegan, Ji Hwan mengaku tak
masalah. Sutradara pun meminta timnya agar Bersiaplah untuk adegan berikutnya.
Ji Hwan
akan keluar set melihat Hyun sudah menunggu. Hyun ingin tahu Situasi apa itu
tadi. Ji Hwan panik mengaku Itu bukan apa-apa. Jadi Hyun tidak perlu marah.
Hyun tak bisa terima karena pemeran Gi Tae bisa bersikap buruk pada Ji Hwan.
“Bagaimana
mungkin aku tidak marah setelah apa yang kulihat? Dia pikir dia siapa? Apa
kalian berdua akrab? Apa dia psikopat?” ucap Hyun marah. Ji Hwan menarik Hyun
untuk pergi.
Ji Hwan
mengajak Hyun duduk ditepi danau menceritakan tampil di lebih banyak adegan
daripada sebelumnya dan mulai diperhatikan jadi Sebagai pemeran utama pria,
pemeran Gi Tae tidak terlalu senang. Hyun bisa mengerti pria itu tidak senang
tapi malah berulah.
“Berani-beraninya
dia merengek dan cemberut selagi bekerja? Apa dia mengusikmu dengan cara lain?
Seperti memukulmu...” ucap Hyun penuh
amarah. Ji Hwan mengaku tidak.
“Sayang
sekali. Jika dia memukulmu, aku bisa membalasnya. Sekarang Aku akan membantumu
berlatih. Berikan naskahmu kepadaku. Jadi Aku harus mulai dari mana?” ucap
Hyun.
Ji Hwan
menunjuk ke adegan kilas balik.Hyun membaca bagian "Kilas balik dari
sebelum kematian Min Hyuk. Gi Tae."
“Itu
sebabnya kau Min Hyuk, bukan Min Jae... Ibu mertua yang kamu goda. Min Sook.
Tidakkah dia terlihat familier?" ucap Hyun membaca naskah.
“"Sialan.
Hei. Aku sudah melarangmu berbicara denganku. Enyahlah." Balas Ji Hwan
dengan wajah penuh emosi
"Min
Sook adalah ibu dari mendiang istrimu. Mantan ibu mertuamu."kata Hyun
"Hei.
Jika Min Sook adalah ibu mertuaku, kau adalah ayahku, Berengsek." Ucap Ji
Hwan.
"Kau
tidak perlu percaya kepadaku. Jadi, menjauhlah dari Min Sook. Kau dan dia tidak
berjodoh." Kata Hyun
"Dasar.
Aku sudah menyuruhmu tutup mulut. Hentikan omong kosong itu atau aku akan
membunuhmu." Kata Ji Hwan penuh emosi dimatanya.
Hyun
hanya bisa melonggong melihatnya. Ji Hwan panik langsung memeluk Hyun meminta
maaf karena berpikir ucapanya itu terlalu kejam jadi pasti sedih. Hyun kaget
tiba-tiba Ji Hwan yang meminta maaf sambil memeluknya. Ji Hwan memastikan
keadaan Hyun lebih dulu.
“Kau
rekan latihan yang salah. Jadi Lupakan ini.” Ucap Ji Hwan mengambil naskahnya.
“Tidak,
hanya saja kau sangat mahir.” Akui Hyun. Ji Hwan sudah tahu itu, tapi tetap saja merasa tak
enak hati.
“Seperti
yang kau ketahui, kalimat Min Hyuk biasanya seperti itu. Sementara kalimat Min
Jae manis.” Ucap Ji Hwan. Hyun ingin tahu Contohnya
"Hari
ketika kita bergandengan tangan. Aku ragu sebanyak ratusan kali sebelum melakukannya.
Pengakuan ini, aku ragu sebanyak ribuan kali. Kurasa aku menyukaimu." Ucap
Ji Hwan penuh penghayatan.
“Aktorku
sangat bagus.” Komentar Hyun terlihat malu seperti sedang dirayu lalu
berpura-pura memuji tas milik Ji Hwan bagus dan ingin tau mereknya.
“Kenapa
tiba-tiba kau menanyakan itu?” tanya Ji Hwan heran. Hyun mengaku pikir itu
bagus dengan menutupi wajah malunya.
“Ji
Hwan... Kau terus melupakan bahwa aku penggemarmu. Jangan melakukan ini pada
penggemarmu. Penggemar bingung ketika selebritas melakukan itu.” Ucap Hyun tak
ingin Ji Hwan berpikiran yang berbeda.
“Apakah
kau penggemar? Aku tidak tahu siapa yang bingung.”kata Ji Hwan menatap Ta Mi
lebih dalam.
Ga Kyung
masuk ruangan melonggo kaget melihat sudah ada banyak petinggi, seperti dijebak.
Nyonya Jang menyapa Ga Kyung ramah walaupun terlambat jadi menyuruhnya masuk.
Petinggi pun menyapa Ga Kyung sebagai anak menantu dan mengaku hampir muak dan
bosan menunggu.
“Kau
mengadakan konferensi pers seakan-akan kau mewakili Unicon. Pada dasarnya kau
adalah wajah Unicon. Akhirnya aku bisa makan denganmu. Aku bisa dan merasa tenang sekarang.” Ungkap Si
petinggi. Ga Kyung hanya diam saja.
“Menantuku
pandai dan mahir melakukan pekerjaannya. Aku tidak beruntung dengan suamiku,
tapi diberkati dengan kehadirannya. Saat dia menjadi Dirut Unicon, kalian harus
melayaninya dengan baik. Bersikap baiklah kepadanya.” Kata Nyonya Jang. Ga
Kyung kaget mendengarnya.
“Apa Dia
akan segera menjadi dirut?” tanya petinggi. Ga Kyung menatap ibu mertuanya
seperti tak percaya.
“Dia
Harus. Aku akan memastikannya... Menantuku mahir melakukan pekerjaannya.” Ucap
Nyonya Jang. Ga Kyung tetap diam saja.
Ga Kyung
akhirnya keluar restoran, Nyonya Jang menyindir kalau Ga Kyung sudah cukup memberonta untuk wanita berusia
40-an dan membuat seorang wanita tua mengikuti keinginan Ga Kyung jadi meminta
agar Berpura-puralah mengalah.
“Aku
tidak mau mengalah... Aku sudah dengan jelas mengatakan akan bercerai.” Ucap Ga
Kyung membalikan badan.
“Apa Kau
tidak mau menjadi dirut? Sudah kubilang, aku akan menjadikanmu dirut.” Ucap
Nyonya Jang
“Itu
bukan keputusan Ibu. Kantor pusat AS dan dewan direksi yang memilih dirut.”
Kata Ga yung
“Apa Kau
pikir aku tidak bisa memanipulasi dewan direksi?”balas Nyonya Jang. Ga Kyung
pikir kantor pusat membiarkan Ibunya melakukan sesuatu yang kotor.
“Ini
bukan saatnya menunjukkan kekuasaan. Akulah yang memegang kuncinya. Bisa-bisanya
Ibu memanggilku ke sini setelah semua perintah kotor Ibu?” keluh Ga Kyung marah
“Rencana negosiasi
yang harus Ibu bawa harus menyatakan berapa yang akan Ibu berikan kepadaku dan
berapa aset yang akan dibagi sebagai ganti untuk menghancurkan semua bukti yang
kumiliki. Hanya itu. Itu negosiasi.” Tegas Ga Kyung.
“Apa Kau
pikir aku akan bernegosiasi denganmu? Kita telah hidup sebagai keluarga selama
10 tahun. Aku sedih kau hanya sedikit mengenalku. Melihat seperti inilah
sikapmu, aku ingin sekali melakukannya... Menunjukkan kekuasaanku..” Kata
Nyonya Jang.
“Semua
ini mengenai orang lain sampai sekarang. Kau Alami sendiri apa yang terjadi ketika
kekuasaanku dibidik kepadamu.. Aku terluka, Ga Gyeong. Aku sangat menyukaimu.”
Tegas Nyonya Jang lalu berjalan pergi.
Ga Kyung
akhirnya keluar restoran, Nyonya Jang menyindir kalau Ga Kyung sudah cukup memberonta untuk wanita berusia
40-an dan membuat seorang wanita tua mengikuti keinginan Ga Kyung jadi meminta
agar Berpura-puralah mengalah.
“Aku
tidak mau mengalah... Aku sudah dengan jelas mengatakan akan bercerai.” Ucap Ga
Kyung membalikan badan.
“Apa Kau
tidak mau menjadi dirut? Sudah kubilang, aku akan menjadikanmu dirut.” Ucap
Nyonya Jang
“Itu
bukan keputusan Ibu. Kantor pusat AS dan dewan direksi yang memilih dirut.”
Kata Ga yung
“Apa Kau
pikir aku tidak bisa memanipulasi dewan direksi?”balas Nyonya Jang. Ga Kyung
pikir kantor pusat membiarkan Ibunya melakukan sesuatu yang kotor.
“Ini
bukan saatnya menunjukkan kekuasaan. Akulah yang memegang kuncinya. Bisa-bisanya
Ibu memanggilku ke sini setelah semua perintah kotor Ibu?” keluh Ga Kyung marah
“Rencana negosiasi
yang harus Ibu bawa harus menyatakan berapa yang akan Ibu berikan kepadaku dan
berapa aset yang akan dibagi sebagai ganti untuk menghancurkan semua bukti yang
kumiliki. Hanya itu. Itu negosiasi.” Tegas Ga Kyung.
“Apa Kau
pikir aku akan bernegosiasi denganmu? Kita telah hidup sebagai keluarga selama
10 tahun. Aku sedih kau hanya sedikit mengenalku. Melihat seperti inilah
sikapmu, aku ingin sekali melakukannya... Menunjukkan kekuasaanku..” Kata
Nyonya Jang.
“Semua
ini mengenai orang lain sampai sekarang. Kau Alami sendiri apa yang terjadi ketika
kekuasaanku dibidik kepadamu.. Aku terluka, Ga Gyeong. Aku sangat menyukaimu.”
Tegas Nyonya Jang lalu berjalan pergi.
Anak buah
Joon Soo yang wanita memuji Mo Gun yang sangat tampan. Mo Gun seolah tak peduli
mulai menandatangani berkas. Joon Soo mengeluh pada anak buahnya padahal biasanya
tak seramai ini. Salah satunya menawarkan teh.
“Jika
kamu suka yang manis, kami juga punya kue kering.” Ucap pegawai lain. Mo Gun menolak dengan senyuman.
“Kau
mungkin menjalani diet ketat... Selamat datang di Barro.” Sapa pegawai satunya.
“Hei,
Hannah, Bella, Bianca. Kita di tempat kerja. Bisakah kita kembali ke kursi
kalian?” kata Joon Soo. Ketiganya pun akhirnya bergegas pergi.
Joon Soo
berkomentar agar Mo Gun itu memerhatikan peralatannya alih-alih penampilannya menurutnya Kualitas
suaranya buruk. Mo Gun beralasan Itu karena itu demo jadi meminta agar Joon Soo
mendengarkan rilis aslinya.
“Tampaknya
kau pikir hidup ini mudah karena kau memercayai penampilanmu. Itu hanya
berlangsung sebentar.” Ucap Joon Soo sinis
“Apa kau
tahu itu? Itu tidak berarti apa pun setelah kau tua.” Balas Mo Gun santai.
“Asal kau
tahu, aku rupawan saat muda.” Kata Joon Soo. Mo Gun memuji kalau Joon Soo itu masih
rupawan.
Joon Soo
melonggo tak pecaya Mo Gun bisa memujinya, Mo Gun pikir itu terlalu informal.
Joon Soo mengeluh kalau Mo Gun mengejeknya sekarang dan seperti ini caranya
berkerja seperti pria mata duitan dan penasaran apakah Tammy tahu Mo Gun mata
duitan.
“Saat kau
muda, apa kau lebih baik?” ejek Mo Gun. Joon Soo tak mengert dengan ucapan Mo
Gun.
“Kami
sudah mulai mengerjakan proyeknya. Kau akan mendapatkan demomu dalam dua pekan.
Jadi kau bisa Berikan umpan balikmu. Kuharap kita bisa akur di masa depan.”
Ucap Mo Gun lalu melangkah pergi. Joon Soo tak habis pikir engan tingkah Mo
Gun.
Mo Gun
mengirimkan pesan pada Ta Mi “Aku ada di dekat kantormu. Aku akan menunggu di
kafe. Jadi Temui aku sebentar.” Lalu tak sengaja bertemu dengan Hyun di lorong
gedung. Hyun ingin tahu tujuan Mo Gun
datang ke kantornya.
“Apakah
Tammy memintamu mengunjungimu selagi dia bekerja?” pikir Hyun.
“Tidak,
aku menandatangani kesepakatan dengan Barro.” Kata Mo Gun. Hyun tak percaya
mendengarnya.
“Apakah
Tammy tahu?” tanya Hyun. Mo Gun mejawab belum jadi meminta agar bisa
merahasiakanya. Hyun menganguk mengerti lalu mereka akan berpisah.
“Oh
Yah... Aku dengar kau menghadiri reuni.Selain iytu, kudengar kau belajar di
sekolah campuran. Entah apakah kau tahu, tapi dia benci kau menghadirinya.
Bahkan Dia benar-benar membencinya.” Ungkap Hyun. Mo Gun melonggo mendengarnya.
Ta Mi
berjalan keluar kantor sambil mengeluh karena Mo Gun yang memintanya bertemu
padahal sangat sibuk dan merasa Mo Gun
pasti berpikir waktu luangnya banyak. Mo Gun duduk diluar cafe dengan kacamata
hitamnya. Ta Mi pun duduk bersama.
“Kenapa
kau datang ke sini? Apa ada rapat di dekat sini?” ucap Ta Mi. Mo Gun melepaskan
kacamatanya berkomentar kalau ada yang ingin dikatakan Ta Mi padanya.
“Kaulah
yang memanggilku keluar. Seharusnya kau yang bicara.” Keluh Ta Mi kesal
“Kudengar
kau tidak suka aku menghadiri reuni itu.” Ucap Mo Gun. Ta Mi kaget dan ingin
tahu Siapa yang memberitahu Mo Gun.
“Menurutmu
siapa? Aku dengar dari orang yang melihatmu cemburu.” Keluh Mo Gun. Ta Mi
menghela nafas dan bisa menduga kalau itu adalah Hyun.
“Untuk
apa kau cemburu di depan orang lain dan tidak di depanku?” ucap Mo Gun. Ta Mi
berpikir Mo Gun sedang mengkritiknya sekarang.
“Tidak,
aku marah kepadamu.” Kata Mo Gun. Ta Mi heran ingin tahu alasanya.
“Menurutmu
kenapa? Kau berkencan denganku, tapi kau cemburu di depan orang lain. Kenapa aku
tidak bisa melihatmu cemburu? Aku satu-satunya yang boleh melihat itu. Itu
salah. Kau setuju, kan?” ucap Mo Gun melihat Ta Mi hanya diam saja.
Ta Mi
terlihat binggung, Mo Gun pun meminta agar menunjukan padanya. Ta Mi bertanya
menunjuka apa maksudnya. Mo Gun mengatakan ingin melihat Ta Mi cemburu di
depannya, yaitu cemburu karena menghadiri reuni yang ada wanita.
“Hei,
tahukah kau bahwa terkadang kau sangat aneh?” keluh Ta Mi. Mo Gun pikir Ta Mi lebih
aneh.
“Bukankah
aneh kau cemburu di depan rekanmu dan itu bukan aku? Jadi Apa kau akan
melakukannya atau tidak?” kata Mo Gun
“Melakukan
apa? Rasa cemburu? Di sini? Apa kau memintaku mengulangi momen itu?” keluh Ta
Mi mengangkat dua tangan ta bisa
“Kenapa
tidak bisa? Kau masih kesal karena aku menghadiri reuni itu. Jadi, perlihatkan
bagaimana perasaanmu yang sebenarnya.” Kata Mo Gun
“Bisa
hentikan omong kosongmu? Untuk apa kau memintaku cemburu?” kata Ta Mi
“Lupakan
saja... Permintaanku bahkan tidak banyak. Tapi Kau membuatku sedih. Jadi Aku
akan pergi sekarang.” Kata Mo Gun seperti kecewa. Ta Mi bingung melihat Mo Gun
yang benar-benar pergi.
“Apa Dia
akan pergi begitu saja?” ucap Ta Mi menatap Mo Gun pergi begitu saja karena
marah.
Ta Mi
akhirnya bertemu Hyun di tangga terlihat marah karena memberitahu Mo Gun. Hyun
berpura-pura tak mengerti. Ta Mi mengeluh karena Hyun memberi tahu Morgan,
kalau ia kesal karena Mo Gun menghadiri reuni itu.
“Dia
sulit dipercaya... Aku tidak percaya dia sudah memberitahumu itu.” Keluh Hyun.
“Di mana
kau bertemu dengannya?” tanya Ta Mi. Hyun bingunng lalu mengaku bertemu
dengannya di dekat gedung perusahaan.
“Untuk
apa dia kesal tentang ini padahal dia yang melakukan kesalahan?” keluh Ta Mi
kesal
“Benarkah
kau harus membicarakan hal itu di tempat kerja?” ejek Hyun
“Apa hakmu
mengatakan itu? Kau bahkan memacari rekan kerja.” Sindir Ta Mi.
“Untuk
apa kamu menyebutkan Pyo Joon Soo sekarang? Bukan hanya aku yang berkencan
dengannya.” Balas Hyun dengan nada tinggi.
“Untuk
apa kau membicarakan itu? Kita harus menghapus kategori gim dari laman utama,
bukan?” kata Ta Mi meredakan emosi. Hyun pikir memang harus.
“Aku
punya pertanyaan. Apa yang aku katakan saat aku marah karena Morgan menghadiri
reuni itu?” ucap Ta Mi bingung
“Kau
bilang tidak paham kenapa dia bertanya apa dia boleh pergi dan seharusnya dia
tidak pergi.” kata Hyun
"Untuk
apa dia bertanya kepadaku apakah dia boleh menghadiri reuni? Seharusnya dia
tahu tidak perlu pergi." Begitukah caraku mengatakannya?” kata Ta Mi
“Tidak...
Kau tampak lebih manis daripada itu. Matamu sangat besar. Jadi harus dengan
mata melotot marah.” Kata Hyun. Ta Mi mencoba melotot
“Kau
manis dengan cara yang lain saat mabuk.” ejek Hyun. Ta Mi kesal Hyun terus
mengatakan dirinya manis. Hyun pun menyuruh Ta Mi agar berhentilah bersikap
manis.
**
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar