PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Kenapa
kau melihat hal seperti itu?” ucap Man Wool marah. Chan Sung juga tak mengerti
Kenapa melihat Man Wool.
“Aku
takut kemungkinan harus menerima konsekuensi.” Kata Chan Sung. Man Wool
bertanya Hal apa sebenarnya yang ingin diketahuinya.
“Kau
pikir aku di sini untuk membantumu mengetahui, apa yang gagal kau pecahkan?”
kata Chan Sung.
Man Wool
hanya diam saja teringat yang dikatakan God Mago “Kau tak bisa mati. Kau terikat pada Pohon
Bulan, dan aliran hidup dan mati sudah berhenti bagimu. Daun bertunas, serta
bunga bermekaran dan berguguran. Waktumu akan mulai mengalir sekali lagi.”
Chan Sung
memegang salah satu dahan, tiba-tiba dahan pohon yang tadinya tandus
mengeluarkan daun. Ia melonggo kaget karena Pohonnya berubah. Man Wool
berkomentar kalau Chan Sung mungkin benar-benar berubah menjadi seseorang yang
jauh lebih istimewa daripada yang diduga. Chan Sung terlihat sangat binggung
melihat pohon mulai menghijau.
God MaGo
berjalan akan masuk mobil yang sudah menunggu, tapi melihat sosok pria berbicara
pada malaikat kematian kalau tak bisa pergi begitu saja dan memikirkan
anjingnya Soon Dol. Malaikat mengatakan kalau
Tak ada yang bisa dilakukan saat ia sudah mati.
“Aku tak mau
tahu!” ucap si kakek kembali masuk ke dalam rumahnya, terlihat tubuhnya sudah
kaku dan ada anjing disampingnya.
“Soon
Dol... Kau harus menggonggong untuk hidup. Jika tidak, kau akan mati... Ayo Menggonggong!”
ucap Si kakek pada anjingnya.
“Sudah
seminggu, dan dia masih tak mau mengalah.” Keluh Malaikat pada Ma Go.
“Itu
karena masih ada sesuatu yang dia jaga. Pada saat seperti ini, tak apa untuk
membantunya sedikit.” kata Ma Go.
Pintu
rumah terbuka, si kakek menyuruh Soon Dol, keluar dari rumah tapi anjingnya
tetap diam didekat tuanya. Malaikat hanya bis diam saja, Ma Go menyuruh agar
meninggalkan saja karena si kakek tak akan bergentayangan terlalu lama.
“Dia akan
temukan jalan menuju Sanggarlokanya Man Wool.” Kata Ma Go
“Sekarang
Hotel Del Luna, bukan Sanggarloka Man Wool.”ucap Malaikat
“Ya, aku
lupa... Sanggarloka Man Wool, Penginapan Man Wool, dan Hotel Del Luna. Nama
tempat itu sering berubah, tapi pemiliknya sama sekali tak berubah. Dia belum
berubah selama lebih dari 1.000 tahun.” Kata Ma Go
“Dia tak
ada harapan.” Ucap Malaikat, Ma Go yakin
Itu sebabnya mengirim orang ke sana.
“Apa kau
akan mengganti pemilik?” tanya Malaikat. Ma Go pikir Man Wool sangat keras kepala, jadi
mengiriminya bantuan.
Chan Sung
masih binggung bertanya Kenapa pohonnya berubah. Man Wool pikir tak ada alasan
lain itu semua gara-gara Chan Sung. Chan Sung tak percaya kalau gara-gara dirinya. Man Wool pikir Kenangan lama yang sudah mengering merayap
lagi gara-gara Chan Sung.
“Apa yang
kulakukan? Yang kulakukan adalah memberitahumu soal mimpiku tentangmu. Melihat
hantu adalah bagian dari pekerjaanku, tapi mimpi tak ada hubungannya dengan
pekerjaanku. Aku tak ingin diperlakukan tak adil atas sesuatu yang tak pernah
kuminta.” Ucap Chan Sung
“Kau akan
diperlakukan tak adil karena kau sudah memprovokasiku. Pohon itu menjadi buruk
gara-gara kau.” Kata Man Wool
“Aku
mengerti kau rumit, tapi jangan memutarbalikkan kebenaran. Pohon itu hidup dan
sehat.” Kata Chan Sung melihat pohon yang sudah berwarn hijau.
“Itu
adalah masalah. Kau baru saja melindungi sesuatu yang seharusnya tak
dilindungi.” Ucap Man Wool marah
“Melihat
kau sangat marah, sepertinya mimpiku benar-benar tentang masa lalumu. Apa kau
malu karena aku melihat masa lalumu?” ejek Chan Sung
“Benar...
Aku sangat malu sekarang. Jadi, aku harus memastikan apa yang terjadi.”kata Man
Wol mendekat dan mendorong Chan Sung sampai berbaring.
“Apa yang
kau lakukan? Ini salah.” Kata Chan Sung panik melihat posisi Man Wol sudah ada
diatasnya.
“Kau Diam
saja.” Ucap Man Wool. Chan Sung meminta agar
Jangan seperti ini.
“Chan
Sung, ayo tidur... Kau harus tidur agar memimpikan itu. Aku harus memastikan
sendiri apa kau benar-benar melihatku dalam mimpi atau apa kau menipuku
berdasarkan rumor yang kau dengar di hotel ini. Jadi Chan Sung, tidurlah.” Kata
Man Wool menatap sinis.
“Aku tak
bisa tidur seperti ini Dan aku tak dapat menjamin aku akan memimpikan itu lagi
bahkan jika aku tidur.” Kata Chan Sung
“Lalu,
tidur di sebelahku sampai kau memimpikan itu.” Kata Man Wool menatang.
“Aku tak
ingin tidur di sebelahmu.” Kata Chan Sung ingin bangun. Man Wool menyuruh Chan
Sung Diam dan tidurlah selagi masih bersikap baik.
Chan Sung
pun menurut akan tidur dan mengajak Man Wool
bisa tidur di sebelahnya atau melihatnya tidur. Ia tak peduli menyuruh
Man Wool agar menlakukan semaunya. Man Wool langsung mengancam Chan Sung akan membunuh jika yang diucapkan berbohong.
“Kau
mengharapkan kebohongan karena kau tak suka aku melihat masa lalumu. Aku tak
akan mengatakan lagi apa yang kulihat dalam mimpiku karena kau sangat
membencinya. Kau bisa membunuhku atau membiarkanku hidup. Lakukan semaumu.”ucap
Chan Sung
“Lupakan..
Aku tak akan tidur di sebelahmu.” Kata Man Wool langsung melepaskan tangannya.
“Apa
kenangan lama yang kuhidupkan kembali sangat menyakitkanmu? Apa Karena pria
itu, kau terus memikirkannya?” kata Chan Sung penasaran.
“Tutup
mulutmu kecuali kau ingin seperti pohon itu.” Kata Man Wool. Chan Sung makin
penasaran Siapa pria itu.
“Kenapa?
Apa Kau pikir itu mungkin dirimu?” keluh Man Wool kesal akhirnya keluar ruangan.
Chan Sung mengaku memang penasaran.
Chan Sung
akhirnya masuk ke ruangan Man Wool yang sibuk minum langung dari botol dan
langsung bertanya Apa yang dilihat bisa
jadi kenangan dari kehidupan masa lalunya yang tak diingat.
Man Wool
yakin Tak mungkin Chan Sung adalah dia. Chan Sung ingin tahu alasanya lalu
mengaku Man Wool berada di pikirannya
sejak memimpikan itu menurutnya mereka mungkin akan kembali jauh. Man Wool
memegang bagian dada Chan Sung.
“Kau
bukan dia... Aku tak merasakan apapun. Jika kau adalah dia, perasaanku mungkin
takkan seperti ini.” Ucap Man Wool
“Syukurlah.
Barangkali saja, pertanyaan "Bagaimana jika aku adalah pria yang dia sukai
di masa lalu?" Itu Sangat menggangguku. Lalu Apa Kau tak punya perasaan
padanya? Sepertinya kau sangat menyukainya.” Kata Chan Sung penasaran.
“Jika kau terus melontarkan omong kosong yang
tak berguna, kau harus menerima konsekuensinya.” Man Wool tak bisa menahan
amarah,
“Konsekuensi
untuk apa? Kenapa? Apa kau tak akan menggajiku? Aku sudah tanda tangani
kontrak!” kata Chan Sung berani melawan.
“Koo Chan
Sung! Mulai hari ini, terimalah hantu.” Kata Man Wol lalu berjalan pergi.
Chan Sung
gugup melihat hantu yang sangat mengerikan bahkan dengan tubuh penuh luka dan
lalat, lalu bertanya Kapan meninggal. Si hantu mendekat, Chan Sung panik. Akhirnya
Hyun Joong yang membantu Chan Sung melayani tamu.
“Sepertinya
kau lama tersesat... Aku akan membantumu. Aku akan pastika kau dapat
menggunakan layanan kecantikan dan rambut kami. Ayo Lewat sini... Silakan naik
lift.” Ucap Hyun Joong, Si hantu pun naik
lift. Chan Sung bisa bernafas lega.
“Apa yang
terjadi? Apa Ketua masih marah meski sesudah
minum segelas sampanye?” tanya Hyun Joong penasaran.
“Aku
pasti membuatnya marah. Sepertinya dia marah. Dosa macam apa yang dilakukan
Jang Man Wool di masa lalu? Apa ada hubungannya dengan hubungan asmara?” tanya
Chan Sung penasaran.
“Aku tak
tahu.” Kata Hyun Joong tak ingin menjawab. Chan Sung ingin tahu apakah Hyun
Joong mendengar sesuatu soal pria yang mungkin ditunggu Man Wool.
“Tidak,
aku tak tahu...” kata Hyun Joong. Chan Sung memikirkan kalau Man Wool yang tak
menunggunya.
“Manager..
Apa Kau mengkhawatirkan dia?” goda Hyun Joong,Chan Sung mengelak kalau Tidak
sama sekali.
“Dia tak
menunggu urutan pertama dan kedua. Siapa yang peduli jika kau berada di urutan
ketiga? Kau sudah di sini.” Ucap Hyun Joong.
“Aku tak
peduli sama sekali pada Jang Man Wool. Dan Juga, aku tak berada di urutan
ketiga. Aku adalah nol. Aku mengalahkan semua orang.” Kata Chan Sung bangga.
Hyun Joong mengangguk mengerti saja dengan senyuman.
“Tapi
semua tak berguna. Dia bilang tak merasakan apa-apa. Apa perasaan seram ini?”
kata Chan Sung binggung
“Sepertinya
banyak pelanggan akan datang. Apa Kau baik-baik saja?” tanya Hyun Joong. Chan
Sung juga tak tahu
“Saat
pelanggan kali pertama tiba, seringnya mereka hancur dan robek. Terkadang,
mereka memiliki suatu tanda. Tapi semua pelanggan yang akan kau lihat di sini
bersih, tak apa.” Ucap Tuan Kim
memperlihatkan para arwah yang tadinya meninggal tak layak diperbaiki lebih
dulu baru diantar ke surga dengan mobil.
“Kini aku
cukup berpengalaman untuk menangani ini.” Ucap Chan Sung yakin lalu dikagetkan
dengan hantu kacamata yang meminta kopi.
“Oh, kita
sudah kehabisan biji kopi... Tunggulah sebentar. Kami akan membawanya ke tempat
dudukmu.” Kata Tuan Kim.
“Bagaimana
kau mendapatkan bahan makanan dan minuman di sini? Kau tak dapat mengirimkan
barang dari toko.” Ucap Chan Sung bingung.
“Kami
mendapatkannya dari Alam Baka. Saat kami melayani pelanggan dengan baik di
hotel dan membantu mereka naik ke alam baka, maka kami mendapat imbalan atas
pekerjaan kami.” Jelas Tuan Kim
“Apa
Maksudmu, arwah membayarmu?” tanya Chan Sung. Tuan Kim menjelaskan Mereka meninggalkan energi yang
baik.
“Dan
energi itu membuat bunga-bunga di kebun mekar. Semakin sedikit penyesalan yang
mereka bawa, semakin indah bunganya. Saat kebun dipenuhi bunga, Ma Go
mengambilnya dan mengirimi persediaan yang kami butuhkan sebagai imbalan.”
Cerita Tuan Kim dengan terlihat taman yang penuh dengan bunga yang biasa dibawa
Ma Go.
“Lalu,
kenapa Jang Man Wool perlu mendapatkan uang melalui arwah?” tanya Chan Sung
heran.
“Semuanya
untuk gaya hidupnya yang mewah. Dia menghabiskan semua uang untuk sampanye
mahal, pakaian, perhiasan, dan mobil. Bagaimana mungkin seseorang yang dihukum
memiliki sikap seperti itu?” ucap Tuan Kim
“Kau
bilang dia dihukum.” Kata Chan Sung teringat yang dikatakan Man Wool sebelumnya
“Seseorang bilang, aku sombong dan bodoh. Meski aku tak setuju dengan itu.”
Lalu hanya bisa terdiam.
Man Wool berdiri
didepan pohon mengingat yang dikatakan Chan Sung “Aku melihatmu dalam mimpi.”
Lalu ucapan Ma Go “Daun bertunas, serta bunga bermekaran dan berguguran. Waktu
hidup dan mati akan mengalir sekali lagi.”
“Wanita
tua jahat itu menipuku.” Kata Man Wool sinis lalu teringat yang dikatakan Chan
Sung
“Pria
yang mengajari cara menulis namamu, Man Wool. Itukah orang yang paling kau
rindukan selama kau tinggal di sini?” ucap Chan Sung
Flash Back
Man Wol
bersembunyi dengan luka dibagian kakinya, prajurit berteriak kalau Seorang
budak kabur jadi menyuruh agar menemukanya. Saat itu Man Wool merasakan ada
orang yang masuk ke dalam gudang, tanganya sudah siap dengan belati.
Keduanya
pun mulai beradu keahilan, Man Wool terlihat sangat pandai berkelahi dengan pisaunya,
sampai akhirnya Cheong Myung dan Man Wool saling menatap dengan tangan Cheong
Myung menahan tangan Man Wool agar tak menusuknya.
Salah
satu pengawal lewat didepan gudang, Man Wool panik langsung bersembunyi.
Pegawal akan masuk tapi Cheong Myung lebih dulu keluar memberitahu kalau budak
itu tak ada didalam jadi menyuruh agar mencari lagi diluar.
Cheong
Myung akhirnya memberikan obat pada Man Wol sambi membahas pasar tempat perdagangan
budak dari Goguryeo diserang jadi menurutnya
itu Man Wol dan orang-orangnya jadi datang untuk memastikan. Man Wool
hanya diam saja.
“Syukurlah
aku lincah.. Aku hampir terbunuh oleh belatimu.” Ucap Cheong Myung
“Tidak,
aku menyelamatkanmu karena aku lincah.” Kata Man Wol tak mau mengakui.
“Aku
sangat berterima kasih, tapi mau dibagaimanakan ini? Wajahku sangat berharga. Bagaimana
kau akan menebus untuk ini?” kata Cheong Myung menunjuk ke arah luka bekas
wajahnya.
“Tak
boleh begini, Putri dari Kastil Yeongju menyukai wajahmu. Dengan apa kau akan
merayunya kini?” ejek Man Wool
“Kau pikir
dia hanya mengagumi wajahku?” kata Cheong Myung, saat itu terdengar suara dari
luar.
Yeon Woo
dibawah prajurit dengan wajah babak belur, Man Wool panik ingin
menyelamatkanya. Cheong Myung langsung menarik Man Wool agar diam dan Tutup
mulut. Man Wool tetap ingin menolong Yeon Woo.
“Jika kau
keluar,maka kau akan ketahuan juga. Aku berjanji. Aku pasti akan
menyelamatkannya dan membawanya padamu. Aku berjanji.” Kata Cheong Myung
menyakinkan.
Man Wool
gugup menunggi disamping kudanya, saat itu Cheong Myung datang dengan Yeon Woo
duduk dibelakang kudanya. Man Wool langsung berlari menyambutnya, Cheong Myung
membantu Yeon Woo turun dari kuda.
“Yeon
Woo... Apa Kau baik-baik saja?” tanya Man Wool memeluk Yeon Woo
“Aku
baik-baik saja.” Kata Yeon Woo, Man Wool menatap Cheong Myung seperti tak
percaya kalau benar membantunya.
Man Wool
mengingat yang dikatakan Chan Sung “Apa Kau sudah menunggu orang itu selama periode
waktu yang lama ini.” Lalu mengeluh
kalau ini sangat hijau dan mencolok dan Tampak menakutkan.
Chan Sung
tiba-tiba terbangun dari tidurnya, lalu teringat kalau salah satu nama pria
dalam mimpinya itu Yeon Woo, yaitu berada di Komplotan Jang Man Wool. God Ma Go
tiba-tiba berdiri didepan Chan Sung, Chan Sung pikir Ma Go menjual bunga itu?
“Berapa
harganya? Berikan satu.” Kata Chan Sung. Ma Go pikir tak perlu “Aku sudah
memberikan milikmu. Ayahmu hampir mati, mencoba memetik bunga untukmu. Berkat
itu, dia tak pernah mencuri dan menjalani kehidupan yang rajin. Dan dia juga
membesarkan seorang putra yang hebat sepertimu.” Kata God Mago.
Chan Sung
teringat dengan nenek yang akan memberikan Bunga untuk ulang tahun. Ma Go
bertanya Bagaimana kerjanya di hotel. Chan Sung pikir nenek itu yang mengatur
ini semua. Ma Go mengaku yang dilakukanya
adalah membuka jalan.
“Apa
Maksudmu itu bukan kebetulan dia pergi ke hotel?” kata Chan Sung
“Aku yang
menanam pohon. Astaga, pohon itu sudah menumbuhkan cabang runcing dan tak ramah
kepada yang lain. Aku ingin kau merawat pohon itu dengan baik. Oke? Jika kau kesulitan,maka kau bisa datang
menemukanku.” Ucap si nenek memberikan kartu namanya.
Chan Sung
kaget melihat si nenek tiba-tiba sudah pergi karena sampai di [Daehwa] dan Ia turun di “Stasiun Anguk” mencoba mencari
si nenek keluar dari stasiun.
Akhirnya
Chan Sung pergi ke trotoar melihat kakek yang menunggu di halte memegang sebuah
bunga, ia teringat itu bunga yang sama dengan yang dibawa Ma Go. Si kakek pun
akan masuk mobil dan pergi. Chan Sun menahannya dan menunjuk kalau anjingnya
mengonggong.
“Soon
Dol, nakal... Kau tak boleh di sini. Ini bukan tempat di mana kau dapat
bergabung denganku. Mengerti?” kata Si kakek. Si anjing tetap saja mengongong
seperti ingin ikut.
“Tempat
tujuanku bukan tempat yang bisa kau ikuti.” Kata si kakek memeluk anjing
kesayanganya.
Sementara
di rumah kakek, semua tetangga sudah berkumpul. Petugas memberitahu si kakek
yang meninggal sendirian, Sepertinya sudah beberapa hari lalu melihat anjingnya
yang tak keluar padahal Pintunya terbuka,menurutnya itu Aneh. Si anjing pun
akhirnya ikut mati bersama si kakek.
“Kau tak
harus ikut denganku... Malangnya kau... Tapi Baik. Ayo kita pergi bersama, ya? Kita
pergi bersama.”kata si kakek akhirnya mengajak anjingnya pergi naik mobil ke
surga.
Chan Sung
melihat kakek membawa bunga teringat yang dikatakan Tuan Kim “Ma Go memetik
bunga-bunga dan membagikannya kepada orang-orang yang menuju Alam Baka. Dan
arwah yang berpamit bersama Ma Go bertuju ke kedamaian.”
“Nenek
tadi... apakah Ma Go?” kata Chan Sung menatap kartu nama [Toko Obat: Pasar
Gyeongdong, Gang Kedokteran 11-28]
Di sebuah
toko roti, seorang pekerja sedang menguleni adonan lalu merasakan hantu yang
akan memegang tanganya. Akhirnya Ia pergi akan melihat roti, tapi tiba-tiba si
pria berteriak ketakutan karean adonan yang bergerak sendiri lalu menjerit
ketakutan keluar dari toko.
Sanchez
yang melihat pegawai hanya bisa melonggo lalu pulang ke rumah berteriak
memanggil Chan Sung agar keluar kamar.
Ia memberitahu Chan Sung kalau
membeli roti yang paling menakjubkan dan Ada hantu terlihat di toko roti
yang sering dikunjunginya.
“Hantu
meremas adonan roti ini, jadi aku menunggu untuk membelinya.” Ucap Sanchez
“Sanchez,
jangan berkata seperti itu. Aku tak ingin mendengarkan hantu bahkan di rumahku
sendiri.” Keluh Chan Sung
“Hei,
bagaimana jika hantu itu mengikutiku pulang karena hantu yang membuat ini?”
kata Sanchez. Chan Sung kaget melihat hantu kacamata kembali datang.
“Kenapa
kau datang? Kenapa kau datang lagi?” jerit Chan Sung kesal. Sanchez binggung
melihat sikap Chan Sung yang membuatnya takut.
“Tak ada
hantu di sini... Ini hanyalah roti.” Kata Shancez. Chan Sung bertanya hantu itu
mengikutinya ke sini dan mengikuti roti. Hantu menganguk mengerti.
“Chan Seong,
maaf atas kisah konyolku. Ayo makan roti saja. oke?”kata Shancez
Chan Sung
seperti sudah tak nafsu menyuruh Sanchez saja yang makan karean harus kembali
bekerja. Sanchez kesal karena ChanSung bertingkah seperti itu jadi tak mungkin
bisa makan roti ini lalu merasakan si hantu ada dibelakangnya. Si hantu terus
mengikuti Sanchez yang membawa roti.
Si hantu
akhirnya duduk kembali di lobby, Tuan Kim melihat Chan Sung membawa lagi tamu yang meninggalkan hotel.
Hyun Joon tahu kalau Tamu itu keluar hotel, pergi ke toko roti, dan membuat
roti. Tuan Kim pikir wanita itu seharusnya tak melakukan hal seperti itu.
“Dia yang
seharusnya pergi dengan limusin hari ini, 'kan?” kata Tuan Kim
“Ya, manager
menemui Ketua untuk mendapatkan tanda
tangannya untuk mengubah reservasi limusin. Apa dia ingin makan roti sebelum
meninggalkan dunia ini?” kata Hyun Joong.
“Bahkan
dia tak bisa makan roti dari dunia ini. Dia seharusnya memanggil layanan kamar.
Kenapa dia pergi ke toko roti?” keluh Tuan Kim
“Hyun
Joong, tak bisakah kau memberi perhatian yang lebih baik untuk para tamu yang
datang dan keluar? Apa Kau ingin naik bus ke Alam Baka?”kata Nyonya Choi
memarahi Hyun Joong.
“Aku
menerima banyak tamu kemarin, jadi aku kewalahan” kata Hyun Joong
“Lakukan
pekerjaanmu dengan benar.” Tegas Nyonya Choi. Hyun Joon sedih karena Nyonya
Choi memarahinya.
Tuan Kim
melihat Nyonya Choi berkomentar kalau sudah bersikap kejam. Hyun Joong sambil
memeluk Tuan Kim pikir seperti itu karena Nyonya Choi bisa mengatakan untuk
naik bus. Tuan Kim pikir itu hal yang sulit untuk dikatakan.
Hyun
Joong pun heran dengan Nyonya Choi yang sangat gelisah seperti itu. Tuan Kim
teringat kalau tanggal 25 akan segera tiba. Hyun Joong pun baru sadar kalau
Hari itu akan tiba dan menyakinkan kalau mereka bisa akan melewatinya dengan
aman.
“Benar ..
Jika yang terjadi 42 tahun lalu terjadi lagi, Seo Hee pasti akan diseret ke
Alam Baka.” Ucap Tuan Kim lalu tersadar dengan Hyun Joong yang memeluknya dan
langsung melepaskanya.
Chan Sung
pergi menemui Man Wol terlihat semalam seperti minum-minum, Man Wol masih
dengan baju tidurnya mengeluh kalau Hantu tak boleh membuat ulah dengan
bergentayangan karena hantu itu belum melakukan hal besar.
“Jadi
katakan padanya untuk menjaga reservasi dan pergi ke Alam Baka.” Kata Man Wool
“Aku
ingin mengubah reservasi itu. Silakan tanda tangani.” Kata Chan Sung
mempelihatkan surat [Konfirmasi Perubahan Reservasi]
“Ada
seseorang yang benar-benar ingin dilihatnya.” Ucap Chan Sung, Man Wool
berkomentar Tak ada hantu yang tak punya orang yang ingin mereka temui.
“Dia tak
pernah melihat orang itu saat masih hidup. Itu sebabnya dia ingin melihatnya. Dia
buta saat masih hidup.” Kata Chan Sung
“Bagaimana
bisa dia mengenal seseorang padahal belum pernah melihatnya? Dia bahkan tak
tahu namanya. Kenapa dia mencari seseorang yang bahkan tak dikenalnya? Sudah
... Lupakan, pergi. Berhenti menggangguku.” Kata Man Wool menutup kembali
matanya.
“Katanya
dia mengingat tangannya. Jika dia memegang tangan,maka dia bisa merasakannya.”
Kata Chan Sung
“Itu
omong kosong yang dilontarkan hantu.Jadi Pergi. Pergi!” ucap Man Wool kesal
“Apa kau
juga melontarkan omong kosong? Katamu kau bisa tahu dari perasaanmu. Bahwa aku
jelas bukan orang itu Maka kau juga tak tahu.” Kata Chan Sung memegang tangan
Man Wool
“Kau... jelas
bukan dia.” Kata Man Wol menahan rasa gugupnya. Chan Sung akhirnya memegang
tangan Man Wool menuntunya diatas kertas.
“Jadi,
kau harus tanda tangani ini.” Ucap Chan Sung dengan memegang tangan Man Wool
memberikan tanda tangan. Man Wool seperti merasakan hal yang sama ketika bersama
dengan Cheong Myung.
“Aku akan
menemukan orang yang ingin dia lihat dan mengirimnya pergi. Dia adalah tamu
pertama yang kubawa. Jadi, aku ingin mengirimnya dengan baik. Jangan mencoba untuk
mendapatkan uang darinya. Karena Dia tak punya.” Tegas Chan Sung
“Kenapa
kau melakukan sesuatu yang tak menghasilkan uang? Kau diperdaya oleh hantu itu,
Kau sangat lemah. Kau adalah sasaran empuk hantu.” Kata Man Wol membuka penutup
matanya.
“Kau
benar. Jika aku lebih keras dan bertahan, aku tak akan berakhir di sini. Aku
menyesal menjadi manusia lemah yang sangat kau sukai.” Goda Chan Sung
“Apa kau
bersikap sarkastik?” keluh Man Wool. Chan Sung pikir yang dimaksud adalah
nasibnya.
“Aku tak
menyesal membawamu dan menyulitkan hidupmu.” Ucap Man Wool
“Apa Kau
benar-benar berpikir melakukan itu? Kau tahu pepatah, "Manusia menyulitkan
hidupnya sendiri". Mungkin bukan karena kau menyeretku ke sini. Dan mungkin
akulah yang mendorong diriku ke tempat ini.” Kata Chan Sung menuangkan segelas
air.
“Minumlah.
Kau harus minum air sebanyak alkohol, sehingga kau tak akan merasa kering. Aku
akan membawa roti saat kembali. Tempat yang kita kunjungi adalah toko roti
terkenal. Ini adalah tempat yang dikunjungi komedian Kim Joon Hyun. Cobalah
permainan "Satu Gigitan".” Kata Chan Sung mengebu-gebu.
“Kenapa
kau bersikap baik? Kau membuatku gugup. Apa kau memberiku racun?” kata Man Wol
menatap gelas yang diberikan Chan Sung.
“Aku
ingin mencoba dan menjagamu. Jika aku memberimu air dan roti, siapa tahu? Daun sudah
tumbuh dari pohon kering, mungkin bunga bisa bermekaran.” Kata Chan Sung
“Jangan
lakukan, Apa Kau pikir aku benih yang bisa tumbuh saat kau beri air? Aku adalah
pohon tua yang sudah kering selama lebih dari seribu tahun.” Tegas Man Wool
“Pohon
itu kini berdaun, Sepertinya akan bermanfaat.” Kata Chan Sung yakin. Man Wol
kesal Chan Sung yang mengganggunya.
“Apa aku
mengganggumu? Katamu kau tak merasakan apa-apa. Sepertinya tak benar” goda Chan
Sung lalu keluar ruangan. Man Wool tak bisa menahan amarah mengejar Chan Sung.
“Kau
Jangan lakukan... Jangan datang ke sini lagi.” Ucap Man Wool. Chan Sung ingin
tahu alasanya karena harus bekerja.
“Kau tak
harus datang ke sini. Aku akan membiarkanmu pergi.” kata Man Wol
“Kini aku
tak punya tujuan. Aku meninggalkan hotel terakhir karena kau. Sekarang aku
punya reputasi buruk dan aku tak bisa kembali.”kata Chan Sung
“Ada
hotel lain yang disukai Forbes.” Ucap Man Wool. Chan Sung pikir Mereka menyukai saat tak tahu dirinya bisa
melihat hantu.
“Tapi
Kini tak lagi Dan kau tak punya manusia lain selain aku.” Kata Chan Sung
“Kau yang
ketiga di urutan. Ada 1 dan 2 di urutan, dan mereka lebih baik daripadamu...”
kata Man Wool
“Oh,
mereka! Mereka sangat tangguh dan kuat sehingga kau tak bisa memperdayainya. Kau
butuh target yang mudah sepertiku. Manusia yang bisa membereskan dendam mereka.
Di sini, aku nol.” Kata Chan Sung bisa melawan ucapan Man Wool.
“Chan
Sung... Jika kau terus begini, aku benar-benar tak akan menyukaimu.” Kata Man
Wool sudah tak bisa menahan emosi.
“Kau
menyukaiku karena aku tak mengganggumu. Lalu Kau tak menyukaiku karena aku mengganggumu.
Aku lebih suka yang terakhir. Aku akan menemani tamu ke luar.” Kata Chan Sung
berjalan keluar hotel.
“Apa Dia
akan terus membuatku kesal? Dia pikir aku bercanda karena kini pohon itu sudah
pergi.” kata Man Wool menatap kesal Chan Sung.
Chan Sung
dan hantu wanita pergi ke sebuah toko roti, wajah si wanita terlihat cukup
senang.
Flash Back
Seorang
wanita berjalan dengan tongkat masuk ke toko roti dan terlihat kebingungan
karena tak melhatnya. Seorang pria mendekat bertanay Roti jenis apa yang dicari
sambil memegang tangan si wanita agar bisa merasakan diatas roti.
“Roti
yang kau panggang sekarang baunya sangat enak.” Ucap si wanita.
“Ini roti
kastanye. Hangat, bukan? Dan lembut. Aku baru saja memanggangnya.” Kata si
pria. Wanita itu senang bisa merasakan pria yang baik hati membantunya.
“Setiap
kali pergi ke sana, dia memegang tanganku dengan hangat. Jantungku berdegup
kencang, aku takut dia tahu bagaimana perasaanku. Aku bahkan tak pernah bicara
dengannya dengan benar.” Cerita si hantu.
“Meski kau
tak tahu wajah atau namanya. Tapi kau akan tahu pasti saat kau pegang
tangannya, bukan? Jika kau memegangnya dengan tangan itu, maka kau hanya akan
membuatnya takut. Haruskah kuberi tahu mereka dan mencari tahu?” ucap Chan
Sung. Si hantu terlihat bingung.
“Baik,
aku akan pinjamkan tubuhku.” Kata Chan Sung mengulurkan tangan dan si wanita
pun masuk kedalama tubuh Chan Sung.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar