PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hyun
ingin menuliskan artikel "Penghapusan layanan Rumah Mayaku" lalu
terdiam seperti mengingat kenangan buruknya.
Flash Back
Hyun yang
masih muda mengetahui mereka sibuk
mengahadapi keluhan tapi mmeminta izin untuk pulang hari ini. Michelle tahu
kalau Hyun sudah dikantor selama tiga hari. Saat itu seorang pria masuk
memberitahu BGM tidak bisa dimainkan dan ada masalah koneksi juga.
Michelle
pun bergegas pergi dan Hyun tak bisa pulang akhirnya kembali duduk di meja
kerjanya, tapi saat itu hidungnya berdarah.
Akhirnya Hyun berada rumah sakit dengan tangan diinfus tapi tetap
berusaha mengetik dengan laptopnya.
“Aku
sudah berkali-kali memberitahumu kita tidak bisa memecahkan isu itu. Aku
diinfus setelah bergadang selama tiga hari Dan aku masih bekerja di laptopku.”
Ucap Hyun kesal saat Michelle menelpnya.
Hyun pun
tak bisa menolak tugasnya akan membereskanya dengan menahan rasa sakitnya, tapi
yang terjadi hanya bisa menangis karena amarah yang dipendam akibat tertekan.
Beberapa
hari kemudian Michelle masuk ruangan memberitahu Jumlah pelanggan Rumah Mayaku
akhirnya melebihi 15 juta dan mengajak untuk bertahan lebih lama. Semua bahagai
kecuali Hyun, terlihat Hyun yang lusuh dengan rambut berantakan karena tak
sempat pulang.
Akhirnya
Hyun menuliskan di laptopnya "Per September 2019, Kami tidak akan
menyediakan layanan ini lagi" lalu menelp seseorang kalau baru saja
mengirim posel pemberitahuan Rumah Mayaku. Saat itu Ta Mi sudah berdiri di
depan gedung.
“Apa kau
menunggu seseorang?” tanya Hyun binggung. Ta Mi menjawab kalau itu Hyun.
“Kau
menyelamatkanku sebelumnya. Hari ini, aku akan menyelamatkanmu. Mari kita
minum.” Ucap Ta Mi
“Aku akan
mabuk hari ini. Bisakah kau menghadapi itu? Aku harus mabuk saat
menginginkannya.” Kata Hyun
“Kita
tidak bisa memiliki banyak hari-hari seperti itu.” Kata Ta Mi yakin.
Hyun
menuangkan soju ke dalam gelas besar dan mulai mabuk, Ta Mi melihat banyak
botol soju sambil mengeluh Terlalu mahal
untuk membuat Hyun mabuk. Hyun pikir Pada hari-hari seperti hari ini, ketika
dirinya sedih, maka soju mengalir melewati pembuluh darahnya alih-alih darahnya.
“Soju
harus mengalir turun pembuluh darahku seperti perosotan air.” Ucap Hyun
“Lalu
kenapa kau sangat kejam terhadap Michelle jika kau sangat sedih?” komentar Ta
Mi
“Aku tahu
ini sangat menyedihkan, tapi kita tetap harus menerima kenyataan. Saat aku
mendengar Rumah Mayaku tidak akan ada lagi, rasanya seakan-akan masa mudaku
akan menghilang bersamanya. Aku merasa eraku sudah berakhir.” Ungkap Hyun dan
langsung jatuh diatas meja.
“Apa? Apa
dia tertidur?” ucap Ta Mi panik melihat Hyun yang tak mengangkat kepalanya.
Ta Mi
akhirnya membawa Hyun dipunggungnya sambil mengeluh karena tinggi sekali dan sangat
berat. Ia mencoba membangunkan Hyun tapi Hyun masih tetap tak sadarkan diri
lalu menarik ke dalam kamarnya, terus mengeluh berada di kelas berat yang
berbeda.
“Aku
benar-benar akan membunuhmu saat kau bangun besok.Wah... Aku sangat lelah... Ini
membunuhku.” Ucap Ta Mi dan Hyun malah memeluknya.
“Hei,
menyingkirlah dariku.”kata Ta Mi kesal mendorong Hyun lalu duduk di atas tempat
tidurnya.
“Hei, Ta
Mi... Kita di mana?” tanya Hyun mulai membuka mata. Ta Mi menjawab kalau itu
ada dirumahnya.
“Rumahmu?
Ini sulit kupercaya aku ada di rumah Ta Mi. Kita pasti sangat akrab. Kau tidak
bisa memprediksi apa yang akan terjadi dalam hidup.” Ucap Hyun tersenyum
bahagia.
“Apa kau
senang? Tahukah kau betapa sulitnya membawamu ke sini? Kau pasti berpikir kau
ringan hanya karena kau langsing. Tapi kau sangat berat. Jadi Jangan pernah
mabuk lagi. Aku hampir mati.” Ucap Ta Mi kesal
“Apa Kau
tahu sesuatu? Setiap kali kau mulai berbicara dengan cepat, kau menjadi sangat
manis. Aku serius.” Goda Hyun.
Ta Mi tak
ingin membahasnya menyuruh Hyun tidur saja. Hyun menarik tanganTa Mi agar
jangan pergi dan mengajak untuk tidur bersama, Ta Mi mengeluh Untuk apa tidur
seranjang karena akan tidur di sofa. Hyun tiba-tiba memanggil Ta Mi “kacang”
dan mengajak untuk tidur bersama saja.
“Kau
panggil aku "Kacang"? Hei, aku tidak mungil. Kamulah yang tinggi.
Jadi Diam dan tidurlah. Aku pasti akan membunuhmu besok... Paham?” kata Ta Mi
marah
“Hei, Ta
Mi... Mari tidur di sini bersama. Aku tidak akan melakukan apa-apa selain
menggandeng tanganmu... Kumohon, Ta Mi?” rengek Hyun dengan wajah imutnya.
Akhirnya
mereka berdua tidur bersama, Hyun masih mengoceh dengan mata terbuka
menceritakan Suatu hari, mereka mengalami kesulitan. Dan hari berikutnya,
merasakan pencapaian yang luar biasa. Lalu suatu hari, akan jatuh lagi dan merasa
tertekan.
“Lalu kamu
menghela napas, berpikir kau tidak bisa menanganinya lagi. Tapi kemudian, kau
melihat sesuatu yang lucu dan tertawa. Kamu makan sesuatu yang enak, dan
rasanya lezat. Dan kau merasa senang saat melihat seseorang yang kau sukai. Kurasa
semua ini adalah bagian dari hidup, bukan?” ucap Hyun. Ta Mi hanya terdiam
mendengarnya.
“Tapi
begini, semua suka dan duka ini terkadang sangat melelahkan. Semua ini menjadi
sangat melelahkan.” Ucap Hyun
“Tapi
meskipun demikian, hidup tetap berlanjut.” Ucap Ta Mi. Hyun membenarkan kalauHidup
itu rajin.
“Tapi aku
sangat malas, jadi, tidak ada apa pun yang bisa kulakukan tentang itu. Kau
harus menandatangani formulir persetujuan yang Ga Gyeong minta untuk kau tanda
tangani. Pikirkan satu hal saja.”
“Jika kau
hendak mengkhawatirkan semua orang, setidaknya belajarlah mengendalikan sifat
pemarahmu. Bagaimana kau bisa membicarakan wanita lain selagi tidur di sisiku?
Kau sangat tidak sopan.” Keluh Ta Mi
Hyun
tiba-tiba memberitahu Ta Mi akan muntah.
Ta Mi panik agar jangan muntah diatas kasurnya. Hyun berlari ke kamar mandi dan
tak sengaja menjatuhkan alat pencukur jenggot. Ta Mi menepuk punggung Hyun agar
muntah saja dan berbincang setelah itu.
“Aku
berusaha muntah, tapi tidak ada yang keluar... Bahkan Tidak ada yang keluar.”
Keluh Hyun duduk lemas di didepan wastafel.
“Cepat
muntah, berandal... Kau bahkan merusak milikku, jadi, setidaknya kau harus
muntah.” Balas Ta Mi kesal.
“Apa aku
merusak sesuatu? Aku akan membayar semuanya Aku akan membayar dua kali lipat
harganya... Aku punya banyak uang!” ucap Hyun terlihat masih mabuk.
Ta Mi
masuk ruangan bertanya Apakah pengumuman terkait Rumah Mayaku sudah diunggah.
Alex memberitahu sudah diunggah pukul 9 pagi dan Situs mereka dibanjiri orang
setelah pengumuman itu bahkan masuk dalam daftar kata kunci waktu nyata.Ta Mi
melihat di layar "1. Rumah Mayaku,2. Rumah Mayaku dihapus"
“Rumah Mayaku akan menghapus
layanannya per 1 September 2019. Itu akan menjadi bagian dari sejarah bersamaan
dengan semua kenangan indah kalian.” Tulis Ta
Mi menuliskan pemberitahuan pada semua penguna.
Da In
melihat foto kenangan dirinya saat bersama dengan Mo Gun ketika SMA, halaman
“Rumah Mayaku” Joon Soo juga melihat foto yang ada situs tersenyum berkomentar
kalau terlihta tampan di masa lalu.
“Selama waktu yang tersisa, simpan
semua data berharga kalian dalam ruang penympanan pribadi kalian. Jangan
melupakan semua momen menakjubkan dalam hidup dan syukuri itu dengan segenap
hati kalian.”
Semua
melihat foto-foto yang ada di “Rumah Mayaku” termasuk Michelle yang menangis
melihatnya. Mo Gun ikut mengetik pada sebuah profile. Ah Ra melihat foto dengan
sekolahnya lalu tersadar dan Brian didekat pintu.
“Kami menyesal layanan ini tidak
bisa terus menjadi teman seumur hidup kalian. Namun... Kami berharap Rumah
Mayaku akan menjadi bagian dari kenangan kalian saat kalian mengingat dan
mengenang kembali masa lalu.”
Hyun juga
melihat account miliknya ada foto dirinya dengan Ga Kyung yang tersimpan.
“Kami sangat senang dan merasa terhormat Rumah Mayaku bisa menjadi
bagian dari hidup kalian. Kami berterima kasih kepada kalian atas semua cinta
yang telah kalian curahkan.”
Hyun tak
sengaja bertemu dengan Ga Kyung dengan wajah gugup, Ga Kyung dengan santai
meminta izin untuk bisa menyapa dan tidak tahu apakah Hyun ingin
mengabaikannya. Hyun mengaku Tidak
seperti itu dengan wajah tertunduk binggung.
“Aku
melihat pengumuman Rumah Mayaku. Apa kau baik-baik saja? Itu memiliki tempat
yang spesial di hatimu.” Ucap Ga Kyung. Hyun mengaku tak mengerti.
“Itu
layanan yang membuatku iri sebagai pesaing. Aku iri pada Barro.” Ucap Ga Kyung
“Ga
Kyung, kau tahu betapa aku bekerja keras dahulu. Aku menyukai layanan itu, tapi
aku juga membencinya.” Ucap Ta Mi
“Itu
berarti kau mencintainya dengan segenap hatimu. Karena itulah kau juga bisa
membencinya dengan berhasrat. Jadi, aku ingin bertanya sebesar apa rasa sukamu
padaku dahulu. Lalu Aku ingin tahu sebesar apa rasa bencimu padaku sekarang. Beri
tahu aku begitu kamu menemukan jawabannya.” Ucap Ga Kyung lalu melangkah pergi
“Aku
tidak membencimu... Aku tidak pernah sekali pun membencimu.” Ucap Hyun lalu
bergegas pergi karena malu. Ga Kyung tersenyum mendengarnya.
Ta Mi
akhirnya memberikan tanda tangan surat "Persetujuan Akses Posel
Intranet" Ga Kyung langsung berdiri dengan wajah dingin merasa sudah
melampaui fase terima kasih, jadi Ta Mi cukup tahu bahwa Ia berutang satu
padanya.
“Kalau
begitu, aku akan langsung meminta balasannya. Aku tidak yakin apakah aku harus
menanyakan hal ini padamu, tapi tidak ada orang lain. Dirut Na dari Unicon dan
wakil presdir Barro akan bertemu untuk makan dengan Pimpinan Jang, ibu
mertuamu. Apa kamu mengetahui hal ini?” ucap Ta Mi.
“Aku sama
sekali tidak tahu”kata Ga Kyung dengan wajah terlihat kaget.
“Bisakah
kau mencari tahu kenapa mereka bertemu? Tampaknya itu bukan sekadar makan siang
antarteman.” Kata Ta Mi. Ga Kyung menegaskan Setelah ini mereka seri.
Sec
memberitahu Tuan Oh kalau ada tamu yang mencarinya. Ayah dan ibu Ga Kyung
langsung menyelonong masuk. Tuan Sung tak bisa mengerti karena Seseorang datang
dan meminta merka menandatangi berkas dan ingin tahu Apa yang terjadi.
“Ini
seperti yang kalian lihat. 50.000 saham KU Group, apartemen di Hannam-dong, dan
dua gedung komersial. Lalu Sisanya uang tunai. Itu separuh dari milikku dan apa
yang akan Ga Kyung terima dalam perceraian” jelas Tuan Oh
“Itu
lebih dari cukup untuk kalian menjalani hidup kalian tanpa harus mengandalkan
orang lain.” Kata Tuan Oh
“Benarkah
perceraian ini akan terjadi?” kata Tuan Sung masih tak percaya.
“Aku sudah
bilang setuju dengan Ga Kyung dalam masalah ini.” Ucap Tuan Oh
“Kenapa
kau tega melakukan ini padanya? Kau mengabaikan dia selama pernikahan kalian, tapi
mendengarkan dia ketika dia minta bercerai.” Kata Tuan Sung
“Kalian
juga mengabaikan dia seumur hidupnya, jadi, kenapa kalian tidak bisa
mengabaikan perceraian ini? Berhentilah memanfaatkan kelemahannya untuk menekannya.
Jangan bangga karena tidak peduli dengan kebahagiaannya.” Ucap Tuan Oh. Kedua orang
tua Ga Kyung hanya bisa terdiam.
“Silakan
tanda tangan dokumen itu. Aku akan minta seseorang untuk mengambilnya. Serta,
aku berterima kasih jika kalian tidak memberi tahu Ga Kyung mengenai pembagian
aset itu.” Ucap Tuan Oh. Kedua tak bisa berkata apa-apa.
Ta Mi dan
Mo Gun pergi ke mall untuk membeli alat cukur baru. Kasir bertanya ingin
membayar dengan apa. Ta Mi memberikan kartunya, tapi Mo Gun langsung
mengambilnya dan menyerahkan kartu miliknya. Ta Mi mencoba mengambil kartunya
karena Mo Gun mengangkat tanganya keatas.
“Kenapa
kau yang membelinya padahal aku yang merusaknya? Aku menerima uangnya dari Hyun.”
Keluh Ta Mi
“Kalau
begitu, traktir timmu makan malam, Anggaplah sebagai traktiranku.” Kata Mo Gun
Ta Mi terus berusaha mengambil kartunya tapi
Mo Gun yang sangat tinggi tak bisa meraihnya. Kasir datang memberitahu
pembayaranya sudah beres, Mo Gun akhirnya mengembalikan kartu milik Ta Mi
dengan senyuman.
“Kau
tidak boleh menghabiskan uang seperti ini saat mengelola bisnis. Siapa yang
tahu kapan itu akan merugi?” ucap Ta Mi
“Kau
terdengar seperti ibuku. Kenapa tidak bisa berterima kasih saja?” keluh Mo Gun.
Ta Mi pun akhirnya mengucapkan Terima kasih. Mo Gun pun memberikan balasan
dengan mengelus kepala Ta Mi.
Keduanya akhirnya
berjalan bersama dengan Ta Mi merangkul lengan Mo Gun, Mo Gun Apa sesuatu
terjadi di kantor hari ini, karena Ta Mi terlihat terusik tadi. Ta Mi mengaku mengkhawatirkan
hal-hal yang tidak bisa dipecahkan.
“Aku
bahkan tidak tahu kenapa aku terusik olehnya. Tetap saja, kau menghiburku,
jadi, kini aku baik-baik saja.” Ucap Ta Mi
“Karena
kau merasa lebih baik, beri aku sesuatu sebagai ganti pencukur elektrikku.” Ucap
Mo Gun melirik toko alat musik. Ta Mi
bingung apakah harus melakukanya sekarang.
“Aku
ingin melihat sebanyak apa yang telah kau pelajari.” Ucap Mo Gun. Ta Mi mengaku
itu terlalu memalukan.
“Ada apa?
Apa permainanmu buruk?” ejek Mo Gun. Ta Mi menyangkalnya dengan wajah kesal
karena merasa diremehkan.
“Siapa
yang mengatakan itu? Aku cukup baik. Bersiaplah untuk bertepuk tangan.” Tegas
Ta Mi. Mo Gun merasa Ta Mi itu selalu sama saja tapi tetap menyukainya.
Akhirnya
Ta Mi mencoba memainkan lagu yang sudah dilatihnya, beberapa orang mulai
melihat sampai akhirnya lagu berakhir Mo Gun dengan sangat keras memberikan
tepuk tangan dengan wajah bahagia dan bangga. Ta Mi yang malu langsung
menariknya pergi.
Saat itu
Mo Gun melihat ibunya baru saja naik eskalator. Ibu Mo Gun tak percaya bisa
bertemu dengan anaknya. Mo Gun dengan ramah bertanya pada ibunya apakah akan
berbelanja. Ibu Mo Gun mengaku bertemu seseorang untuk makan malam. Ta Mi
menatap binggung melihat keduanya.
“Ini
ibuku.” Ucap Mo Gun. Ta Mi pun menyapa dengan ramah. Ibu Mo Gun pun mengaku
Senang bertemu dengan Ta Mi.
“Jadi, siapa
dia?” tanya Ibu Mo Gun. Ta Mi menatap Mo Gun lalu mengaku sebagai rekan
kerjanya. Mo Gun terdiam karena Ta Mi tak mau mengaku sebagai pacarnya.
“Ahh...
Begitu rupanya... Kuharap kau memperhatikannya.” Ucap Ibu Mo Gun lalu pamit
lebih dulu.
Didalam
mobil, dalam perjalanan pulang Mo Gun hanya diam saja. Ta Mi pun hanya menatap
Mo Gan. Akhirnya Mobil pun sampai didepan rumah Ta Mi. Mo Gun menyuruhnya masuk
lebih dulu dan mengaku akan pergi ke
kantor sebentar. Ta Mi mengerti akan
lalu turun dari mobil.
“Benarkah
kita akan mengakhiri hari ini seperti ini? Kita berdua tahu kau kesal dengan apa yang
terjadi tadi.” Ucap Ta Mi
“Aku
hanya butuh waktu untuk memahaminya.” Kata Mo Gun dan akhirnya Ta Mi turun dari
mobil sambil menghela nafas.
“Selamat
malam... Semoga tidurmu nyenyak.” Ucap Mo Gun ikut turun dari mobil. Ta Mi akan
masuk tapi tak bisa menahan rasa gundahnya.
“Apa yang
seharusnya kulakukan? Haruskah aku mengatakan, "aku pacarnya"?” ucap
Ta Mi tahu kalau Mo Gun marah
“Aku
tidak ingin berdebat. Karena itu aku bilang kita butuh waktu untuk memahaminya.”ucap
Mo Gun
“Apa ini
sesuatu yang membutuhkan waktu untuk kau pahami? Bukankah kau perlu waktu untuk
memahamiku?” kata Ta Mi dengan nada kesal.
“Bagi
ibuku, aku seorang siswa. Lalu Bagimu, aku hanya rekan kerja.” Kata Mo Gun
dengan wajah kecewa. Ta Mi ingin menjelaskan tapi Mo Gun lebih dulu bicara.
“Aku tahu
kenapa kau mengatakan itu. Tapi itu tidak berarti aku tidak terluka.” Ungkap Mo
Gun
“Maaf aku
tidak berpikir sejauh itu. Ibumu? Dia adalah rintangan untukku. Tidak bisa
kubayangkan reaksinya pada pacar yang 10 tahun lebih tua.” Kata Ta Mi
“Apa kau
yakin itu alasannya?” ucap Mo Gun. Ta Mi bertanya Apa ada lagi alasannya.
“Bukankah
kamu ingin menghindari merumitkan keadaan karena kau tidak ingin menikah?”
ucap Mo Gun
“Pernikahan
tidak ada dalam masa depanku. Untuk apa aku mempertimbangkan itu dalam hubungan
apa pun?” jelas Ta Mi
“Hidup
bersama tidak masalah, tapi berbeda dengan pernikahan. Aku Sulit untuk memahami
itu.” Jelas Mo Gun
“Tapi Apa
kau paham pernikahan adalah syarat untuk hidup bersama? Lalu Kenapa begitu? Jika
kita hidup bersama, itu karena cinta. Aku tidak ingin mendefinisikan itu dengan
hukum atau kebijakan. Aku tidak suka jika pemerintah terlibat dalam kehidupan
pribadiku, dan itulah penilaiku.” Jelas Ta Mi
“Hukum
dan kebijakan juga menyediakan keamanan dan perlindungan. Kenapa itu buruk?”
komentar Mo Gun
“Aku
tidak mengatakan itu buruk. Cara berpikirku berbeda. Karena itu aku tidak
memilih itu” ucap Ta Mi. Mo Gun bisa mengerti.
“Tidak.
Kau tidak mengerti... Kau pikir kau orang biasa dan pilihanmu yang lebih bagus.”ucap
Ta Mi
Mo Gun
merasatidak pernah berpikir begitu. Tapi Ta Mi yakin Mo Gun berpikir begitu dia
sendiri yang menjelaskan posisinya. Ia menegaskan Mo Gun tidak menjelaskan alasan ingin menikah tapi
karena ia tidak ingin menikah, maka menjelaskan berbagai hal kepada Mo Gun.
“Ya. Kita
tahu suatu hari nanti kita akan bertengkar seperti ini, dan kita tetap milih
untuk menempuh jalan ini. Karena itu kita bertengkar.” Ucap Ta Mi
“Kau
benar... Mengetahui hal itu tidak berarti kau tidak akan terluka.” Ucap Ta Mi
“Aku
tidak bermaksud melukaimu... Maafkan aku.”ucap Mo Gun. Ta Mi pun meminta maaf
juga
“Kita
akan selalu merasa bersalah terhadap satu sama lain. Sampai jumpa.” Kata Ta Mi
lalu masuk ke dalam rumah. Mo Gun pun hanya bisa terdiam.
Ga Kyung
keluar kamar kaget melihat suaminya datang. Tuan Oh meminta izin agar bisa
menginap malam ini karena Matahari terbenam hari ini indah dan takut kalau Ga
Kyung nanti meninggal. Ga Kyung hanya bisa terdiam. Tuan Oh mengatakan akan tidur
di sofa melepaskan jasnya.
Beberapa saat
kemudian, Tuan Oh gelisah tidur disofa seperti merasa tak nyaman karena bantal
dan sempit. Ga Kyung keluar kamar melihat suaminya dan Tuan Oh tersadar kalau
Ga Kyung melihatnya. Akhirnya Ga Kyung dan Tuan Oh berbaring di satu ranjang
yang sama.
“Saat
kita masih pengantin baru, kenapa kita tidur seranjang?” tanya Ga Kyung
“Untuk
mencoba mempertahankannya.” Ucap Tuan Oh. Ga Kyung pikir mereka tidak berhasil
mempertahankannya.
“Kali
ini, kita harus bisa melakukannya. Mari kita bereskan dokumennya bulan ini.” Kata
Tuan Oh
“Saat ini
Belum waktunya. Ada sesuatu yang harus kulakukan.” Kata Ga Kyung
“Beri
tahu aku saat itu sudah beres.” Ucap Tuan Oh. Ga Kyung pikir kalau Tuan Oh pasti
akan tahu tanpa memberitahunya sambil memiringkan badanya mengucapkan selamat
tidur.
Ga Kyung
baru saja turun dari mobil, Nyonya Jang sedang makan dengan Kevin bertanya apakah
tetap menerima kabar baik dan Apakah Barro juga merencanakan bisnis masa depan.
Jin Kyung kaget melihat Ga Kyung yang datang bertanya apakah Nyonya Jang yang
memanggil Ga Kyung.
“Aku
tidak perlu ditelepon untuk datang ke sini. Karena Aku tinggal di sini.” Ucap Ga
Kyung pada Jin Kyung
“Sudah
lama aku tidak bertemu dengan Anda. Karena Anda belum menjadi dirut, jadi, aku
akan memanggil Anda Wakil Presdir.” Ucap Ga Kyung pada Kevin. Kevin pun menyapa
Ga Kyung yang sudah lama tidak bertemu.
“Lanjutkanlah
perbincangan kalian. Apakah itu sesuatu yang tidak boleh kudengar?” ucap Ga Kyung
“Apa yang
tidak boleh kamu dengar? Kau menantuku. Jadi Dengar. Kau mungkin akan
mempelajari sesuatu.” Ucap Nyonya Jang membiarkan Ga Kyung bisa mendengar
pembiacaran mereka.
“Jadi,
presiden sangat mengkhawatirkan tentang portal web Apa Anda memiliki kesulitan..”
Ucap Nyonya Jang, Kevin mengaku Banyak.
“Kami
juga perusahaan, jadi, masalahnya selalu seputar uang.” Ucap Kevin
Kalau
begitu, mungkin ini merupakan tawaran yang sangat bagus. Portal web seperti
kalian... Kalian menghabiskan banyak uang untuk listrik karena pusat data. Jika
kalian bisa menggunakannya dengan harga industri, kalian bisa menghemat tujuh
juta dolar setahun. Benarkah itu?” ucap Nyonya Jang. Ga Kyung terlihat kaget
dan Kevin hanya bisa diam.
“Kita
membayar harga listrik biasa, tapi harga industri akan menghemat sebanyak itu.”
Ucap Jin Kyung
“Aku tahu
apa daya pikatnya? Lalu apa masalahnya?” tanya Kevin. Nyonya memberitahu kalau
Presiden memiliki banya kekhawatiran tentang kata kunci waktu nyata.
Ga Kyung
keluar dari kamar setelah membawa barang-barangnya. Nyonya Jang menyindir Ga
Kyung yang bisa langsung masuk saja pada rumah yang sudah ditinggalkannya dan
yakin pasti bertanya-tanya apa yang mereka bicarakan.
“Lalu?
Apa yang akan kau lakukan sekarang? Apa yang bisa kau lakukan?” ucap Nyonya
Jang mengejek.
“Apa Ibu
takut dengan apa yang akan kulakukan?” ucap Ga Kyung. Nyonya Jang pikir Ga
Kyung itu takut padanya.
“Bukankah
Ibu kesepian? Semua orang adalah musuh dan mereka yang kau percayai
meninggalkanmu. Apa yang Ibu anggap
berharga menghilang. Bagaimana Ibu bertahan terhadap perubahan waktu?” ucap Ga
Kyung
“Aku
tidak bertahan. Tapi Aku mengamati orang-orang yang melakukan itu. Apa kau
tidak menyadarinya? Aku sudah 10 tahun mengamatimu. Satu kata dariku membuatmu
diskors dan disingkirkan.” Ucap Nyonya Jang merasa punya kuasa.
“ Lihat
apa yang bisa kau lakukan. Aku berharap kau melihat, merasakan, dan belajar...
Semoga beruntung, Ga Kyung” tegas Nyonya Jang.
Ta Mi
duduk sendirian di sofa mengingat saat bersama dengan Mo Gun, tapi saat itu
pria itu tak ada disisinya. Ia menatap ponsel seperti berharap Mo Gun menelpnya
tapi tak ada juga deringan telp untuknya. Ia pergi ketempat tidur mengingat
kembali saat tidur bersama dengan Mo Gun.
“Aku akan
pergi, pekerja lepas sialan.” Ejek Ta Mi mengelus kepala Mo Gun yang masih
tertidur.
“Sampai
jumpa, karyawan kantor yang malang.”balas Mo Gun dengan mata masih setengah
terbuka.
Ta Mi
akhirnya melihat account "Rumah Mayaku" miliknya lalu melihat Mo Gun
yang menuliskan komentar “Bae Ta Mi, saat kau besar nanti, maka kau akan
memacari Park Morgan.”
Mo Gun
pergi ke sebuah gedung membawa buket bunga dan terlihat spanduk acara Da In
yang melakukan pertunjukan piano. Mo Gun menonton Da In mengingat kenangan
dengan Ta Mi terlihat sangat bahagia dengan saling mengenggam tangan.
Ta Mi
duduk dideretan kursi belakang, lalu melihat bagian belakang Mo Gun Ia teringat
dengan ucapan Mo Gun “Hidup bersama tidak masalah, tapi berbeda dengan
pernikahan. Sulit untuk memahami itu.”
Lalu ia mengingat juga saat Da In mengaku
sosok pria yang menjadi cinta pertamanya. Ta Mi seperti baru menyadari kalau Mo
Gun cinta pertama untuk Da In.
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar