PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 25 Februari 2019

Sinopsis Romance is a Bonus Book Episode 10 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

 
“Perasaanku sudah berubah.” Gumam Dan Yi mengingat kembali yang dikatakan  Seo Joon di restoran.
Flash Back
“Apakah mungkin karena si pembaca berubah perasaannya? Buku milikmu tak berubah. Aku yakin kaulah yang berubah. Hati pembacanya sudah berubah.”
Seo Joon melihat Dan Yi dari belakang hanya bisa tersenyum. Dan Yi memikirkan Bagaimana bisa berubah, lalu didepan rumah bertanya-tanya apa Hae Rin sudah pulang. Seo Joon menjawab kalau  Sepertinya Hae Rin sudah pergi.
“Astaga, maafkan aku... Tadi aku memikirkan hal lain. Kurasa aku tak terlihat malam ini, dari restoran sampai sini.” Ucap Dan Yi kaget melihat Seo Joon berjalan dibelakangnya.
“Mobilnya tak ada, mungkin mereka tak di dalam. Tapi aku tak tahu apa mereka pergi berdua.” Kata Seo Joon dengan senyuman bahagia.
“Terima kasih telah mengantarku pulang.” Ucap Dan Yi. Seo Joon pikir mereka tak jalan bersama.
“Senang juga berjalan di belakangmu dan aku suka cerita soal buku lamamu. Aku sudah tanda tangan kontrak dengan Gyeoroo, kita akan sering bertemu, 'kan? Kalau begitu, mari tos sebelum kita berpisah.” Kata Seo Joon mengangkat tanganya.
Dan Yi ragu akhirnya mengangkat tangan ingin memberikan high five, tapi Seo Joon malah mengenggam tangan Dan Yi dengan memasuk ke sela-sela jarinya dengan bahagia karena Akhirnya menggenggam tangan Dan Yi. Dan Yi hanya terdiam melihatnya. Seo Joon pun akan bertemu besok pagi di halte bus.



Dan Yi masuk kamar Eun Ho perlahan, tak melihat ada dikamar lalu menaruh baju diatas kursi. Ia lalu teringat saat berjalan dengan Eun Ho.
“Apa Kau ingat pernah membelikanku jaket empuk dengan gaji pertamamu?” ucap Eun Ho. Dan Yi menganguk mengingatnya.
“Kenapa kau membelikan itu?” tanya Eun Ho. Dan Yi pikir sudah jelas kalau  Saat itu musim dingin dan udaranya dingin.
“Aku yakin orang lain pun merasa begitu karena musim dingin.” Jelas Dan Yi. Eun Ho ingin tahu alasan kenapa dirinya.
“Ini bukan ide bagus. Jika kuberikan ini, dia akan bertanya lagi. "Kenapa membelikanku kaus?" ucap Dan Yi akhirnya mengurungkan niatnya. 


Hae Rin duduk di meja dengan wajah sedih, orang tuanya memuji kerja Hae Rin dan mengajak untuk makan Pangsit lembek. Hae Rin hanya diam saja. Tuan Song heran melihat Hae Rin yang tak makan.  Nyonya Song mengataan He Rin tak makan karena pangsitnya lembek.
“Kenapa harus makan pangsit lembek? Kenapa kalian hanya berikan pangsit lembek? Kalian sering melakukan ini. Aku putri tunggal kalian. Kenapa selalu memberiku pangsit lembek sisa?” ucap Hae Rin menangis dengan nada kesal.  Kedua orang tuanya terlihat melonggo binggung.
“Ini sebabnya aku selalu ditolak oleh para pria. Itu karena kalian hanya memberiku pangsit lembek.” Kata Hae Rin sambil menangis.
“Apa Si kepala editor menolakmu? Apa Dia tak menyukaimu? Apa masalahnya? Kenapa tak menyukaimu?” tanya Tuan Song kaget.
“Aku... Aku sangat benci pangsit lembek.” Kata Hae Rin kesal
“Apa Dia merasa dirinya lebih baik? Dia hanya tinggi.” Ucap Tuan Song. Nyonya Song membela kalau anaknya juga tinggi.
“Menjadi tampan tak berguna.” Komentar Tuan Song. Nyonya Song pikir anaknya juga cantik
“Aku harus memberi dia pelajaran! Kita memberi dia banyak kimchi.”ucap Nyonya Song siap memberikan pelajaran. Suaminya menahan agar tak pergi.
“Beraninya dia menolak putriku? Beraninya menolak putriku yang berharga? Hae-rin, berhenti menangis. Ibu janji akan membalas perbuatannya. Sayang, kau harus bantu.... Akan Tamat riwayatnya. Dan jangan berikanpangsit lembek lagi pada Hae Rin, tapi Hanya berikan yang matang sempurna!” tegas Nyonya Song marah
“Tidak apa-apa. Rasanya masih enak.” Ucap Hae Rin terlihat tak enak hati pada ibunya langsun makan pangsit dengan bahagia. 



Dan Yi menaruh hadiah Eun Ho dalam lemari lalu melihat buket bunga dan juga kalung. Ia melihat itu kalung yang sebelumnya di pilih olehnya dan juga dipasangkan pada lehernya.
“Eun-ho... Apa yang merasukimu? Apa yang kau pikirkan?” ucap Dan Yi binggug. 

Eun Ho mencuci kaki pria tua didepanya lalu memberikan selap pada kakinya, seperti sangat telaten untuk mengurusnya.  Pesan Dan Yi terus masuk, Eun Ho seperti dengan sengaja tak menyalakan ponselnya.
“Hei, ada apa? Kenapa ponselmu mati? Ini pukul 02.00 lewat. Kenapa belum pulang? Apa maksud kalung dan bunga ini? Apa Kau akan terus membuatku bingung? Pulang sekarang dan jelaskan Aku belum menyentuhnya. Masih di kamarku, di tempat yang kau tinggalkan.”



Esok pagi
Ji Yool duduk bersama dengan Park Hoon terlihat kedinginan mengeluh karena seharusnya naik taksi. Park Hoon tahu kalau Ji Yool yang  tak punya uang. Ji Yool tahu tapi menurutnya Park Hoon pasti punya uang tunai. Park Hoon menegaskan memang punya uang tunai.
“Tapi tak berarti bisa kugunakan. Bahkan Gajian berikutnya masih lama. Bus pertama akan tiba sebentar lagi. Kau harus rasakan betapa hebatnya naik bus pertama.” Ucap Park Hoon
“Haruskah kutelepon ibuku dan bilang aku akan kencan buta?” kata Ji Yool sudah siap menelp ibunya.
“Tidak! Kau tak boleh menyerah! Apa moto perusahaan kita?” kata Park Hoon. Ji Yool menjawab Gyeoroo Cepat dan terus maju lalu kembali merasakan udara yang sangat dingin.
“Aku lihat busnya! Busnya datang... Itu busnya! Sudah datang!”jerit Ji Yool bahagia sambil memukul Park Hoon. Park Hoon pun hanya bisa mengusap lengannya yang kesakitan. 

Ji Yool naik ke bus lebih dulu dan mencari tempat duduk yang kosong. Park Hoon pun membayarkan ongkos taksi untuk dua orang lalu duduk disamping rekan kerjanya.  Ji Yool senang karena dalam bus terasa hangat lalu melihat banyak orang dalam bus.
“Apa bus selalu penuh pukul segini?” tanya Ji Yool heran melihat para orang tua naik bus sambil tertidur.
“Menghasilkan uang itu sulit.” Kata Park Hoon. Ji Yool hanya bisa terdiam karena terbiasa hidup enak. 

Dan Yi datang lebih dulu ke kantor menaruh beberapa surat lalu menatap bangku Eun Ho yang kosong, dengan wajah binggung bergumam dalam hati karena Semalam, Eun-ho tak pulang dan tak terlihat di kantor juga. Eun Ho masih ada di Gapyong dan seorang dokter datang.
“Memarnya tak serius dan Syukurlah tak ada tulang patah.” Ucap Dokter. Eun Ho pun bisa bernafas lega.
“Ini bukan kali pertama terjadi. Temanku ini akan bangga pada fakta bahwa dia mengajarimu dengan baik. Kau lebih baik daripada anaknya.” Ungkap Dokter. Eun Ho hanya bisa diam saja dengan tatapan sedih.
Dan Yi kembali mengirimkan pesan “Apa Kau tak masuk kerja?” tapi Eun Ho tak membalasnya. 

Dan Yi menaruh surat di meja, menyapa Tuan Bong yang baru datang, lalu bertanya surat penggemar Pak Kang disimpan di mana karena disimpan padanya jadi terus menumpuk. Tuan Bong pikir Dan Yi belum tahu kalau Di ruang rapat kedua, ada kotak untuk itu. Dan Yi menganguk mengerti.
Dan Yi pergi ke ruang rapat, mengambil sebuah kotak untuk menaruh surat pengemar lalu kaget karena ada banyak surat dan Banyak pembaca yang menunggu buku Pak Kang selanjutnya.

Dan Yi pergi ke pantry kaget dengan status keberadaan [KEPALA EDITOR CHA] dipapan.  Tuan Bong pun kaget karena Eun Ho yang tak masuk padaal butuh dia, karena akan ke konferensi bersama sore nanti. Dan Yi bertanya apakah Eun Ho tak menelepon. Tuan Bong mengelengkan kepala.
“Kalau begitu, siapa yang menulis ini?”tanya Tuan Bong. Tim pemasaran memberitahu kalau Tuan Kim yang tadi pagi menuliskanya.
“Dia datang dan menulis ini, lalu pergi.”kata Tim pemasaran. Tuan Bong heran dengan keduanya
Dan Yi melihat papan [KEPALA EDITOR CHA - ADA URUSAN PRIBADI] seperti sangat penasaran. 

Tuan Kim sudah bersama dengan pria yang tertidur dengan luka diwajahnya, Eun Ho menatap pria dan memegang tanganya. Tuan Kim ingat  Saat sedang mengurus istrinya yang sakit, tiba-tiba Pria itu mengatakan saat bangun pada suatu hari.
"Aku bisa istirahat dan tidur dengan damai karena tahu kau di sampingku." Mungkin dia juga merasa begitu. Karena kau di sampingnya, dia tak merasa cemas dan tidur dengan tenang.” Ungkap Tuan Kim menepuk pundak Eun Ho dengan wajah sedih
Dan Yi kembali mengirimkan pesan “Kenapa tak kerja hari ini? Ada apa? "Urusan pribadi" apa yang tak aku tahu?” Eun Ho tetap tak membalasnya. 

Di ruangan tim pemasaran
Pegawai mengeluh Tuan Kim sangat menoleransi Eun Ho, temanya lain menegaskan  Sebagian besar persentase penjualan berasal dari buku Eun Ho jadi Itu sebabnya Tuan Kim tak bisa berkomentar apa pun. Nyonya Seo berteriak memberitahu kalau Rapat akan mulai lima menit lagi.
“Bu Seo, Park Hoon belum datang.”ucap Tim  pemasaran. Song Il juga memberitahu kalau Pegawai baru juga belum tiba.
“Dia memang harus berhenti.” Komentar Hae Rin menahan amarah
“Aku tahu Hoon membantunya menempel stiker semalam” kata pegawai lain
“ Maka sudah jelas. Ini berdasarkan pengalamanku. Setelah menempelkan stiker, mereka pasti naik bus pertama. Mereka pasti ke sauna dekat sini untuk tidur sebelum kemari.” Kata Tuan Bong
“Pasti mereka tak bisa datang tepat waktu... Dulu, kita juga... Kalian pasti punya pengalaman yang sama.” Ucap Nyonya Seo seperti tak ingin mengingatnya. Song Il bertanya apakah harus menelp. Hae Rin meminta agar membiarkan keduanya tidur.
“Kita bisa terlambat rapat... Aku akan panggil Bu Go.” Ucap Hae Rin. 


Nyonya Seo dan Tuan Bong sampai lebih dulu di ruang rapat, seperti tak percaya  meliha yang ada didepan mereka. Tuan Bong pikir  Ini lebih cerdas daripada tidur di sauna. Nyonya Bong pikir setidaknya mereka tahu keduanya sudah di kantor.
“Mereka tak dianggap terlambat, 'kan?” ucap Song Il yang sudah berdiri dibelakang.
“Bagaimana ini? Haruskah kita gunakan ruang rapat di bawah?” kata Dan Yi melihat Park Hoon dan Ji Yool tertidur diatas meja. Nyonya Go pikir tak perlu lalu akhirnya masuk ruang rapat. 

Nyonya Goo memulai rapat bertanya pada Hae Rin apakah  Sudah dapat naskah dari Pak Cha, Yang kalian cek bersama. Hae Rin pun menyerahkan berkasnya, Hae Rin memuji Eun Ho karena setelah dibawa dua kali, lalu bergadang semalam untuk membacanya sekali lagi.
“Tidak ada typo satu pun.” Kata Hae Rin bangga.Tuan Bong pikir  ahli menyunting untuk melihatnya.
“Tidak usah. Mereka cek bersama, pasti sudah bagus.” Kata Nyonya Goo. Tuan Bong pikir lebih berpengalaman.
“Matamu akan sakit, dan bisa menunda perilisan.” Komentar Nyonya Seo. Tuan Bong pun tak bisa berkata-kata.
“Hae-rin... Bagaimana Ji Seo Joon?” tanya Nyonya Goo. Dan Yi terlihat gugup mendengar nama Seo Joon.
“Aku dapat kontraknya kemarin untuk lima buku. Ji Seo Joon akan mendesain buku Bu Yoo” ucap Hae Rin bangga. Semua pun terlihat senang.
“Baiklah. Kalau begitu, haruskah kita siapkan pembacaan umum sekarang?” Tuan Bong sengaja membanting keras.
“Apa Kita hanya harus lakukan itu?” kata Nyonya Seo ikut membanting bekas.
Tapi Park Hoon dan Ji Yool tetap saja tertidur nyenyak, mereka tak percaya kalau keduanya  tak bangun. Nyonya Goo bertanya apakah mereka mengadakan pembacaan umum pada peluncuran buku Nyonya Yoo. Nyonya Seo membenarkan.
“Tim Pemasaran berencana mengundang 50 tamu.” Ucap Nyonya Seo
“Kedengarannya bagus... Kita lakukan rencana itu.” Kata Nyonya Goo lalu menyudahi rapat. 



Akhirny rapat selesai, semua melihat Park Hoon dan Ji Yool masih tertidru berpikir pasti sangat lelah. Tuan Bong akhirnya memberitahu agar keduanya bangun karena Nyonya Goo sudah keluar ruangan. Keduanya langsung bangun dan meminta maaf.
“Maaf, Semuanya. Aku hampir pingsan karena jantungku berdebar keras.” Ungkap Park Hoon. Tuan Bong dan Nyonya Seo akhirnya keluar.
“Kau tampak sangat jelek.”komentar Ji Yool melihat wajah Park Hoon yang baru bangun. Park Hoon ikut tertawa melihat Rambut Ji Yool yang berantakan sekali.

Dan Yi mengejar Nyonya Seo, membahas tentang pembacaan umum lalu menyarankan untuk mengundang gitaris akustik. Nyonya Seo pikir itu ide bagus karena itu Seperti konser buku intim jadi meminta Dan Yi mencari gitarisnya juga. Dan Yi pun akan mencarinya dengan senang hati.
“Kawan...Bisa bantu aku membuat acaranya?” ucap Nyonya Seo mengoda sambil memberikan hormat. Dan Yi dengan senyuman ikut membalas dengan hormat layaknya seorang teman. Nyonya Goo melihat dari kejuahan masuk ke dalam ruanganya. 

“Dia bilang "Kawan"? Apa Setelah nongkrong sekali? Mudah sekali.”keluh Nyonya Goo sinis duduk di ruanganya. 
Suri yang mendengarnya bertanya “Apa kau tak punya teman?” Nyonya Goo membenarkan dengan wajah kesal mengaku tak punya siapapun yaitu Tidak ada teman, pacar, dan keluarga.
“Apa Perlu kontak informasi untuk Pusat Keluarga yang Terpisah?” kata Suri
“Tidak, aku tak butuh itu.... Jadi Aku harus makan siang apa?”tanya Nyonya Goo
“Apa Mencari restoran tempat kau bisa makan sendirian?” tanya Suri. Nyonya Goo mengaku akan makan sendirian dengan wajah kesal. 


Eun Ho membacakan buku yang berjudul “HATIKU TERPIKAT KEPADAMU”
"Tapi tiba-tiba, angin berembus entah dari mana. Deru badai pasir mencapai dahan yang tinggi. Dengan itu, hatiku berdebar. Itu berarti aku merindukan orang yang kutinggalkan. Keinginan untuk mencintai seseorang lagi membuat hatiku berdebar.” Ucap Eun Ho
“Mimpi Dan rindu. Mencintai secara mendalam dan selamanya. Kita tidur, istirahat, dan merasakan nikmat sementara untuk mengisi kembali diri kita agar bisa kembali ke dunia penuh penderitaan, agar kita punya mimpi baru, menginginkan hal-hal baru, dan mencintai lagi secara mendalam dan selamanya."
Eun Ho seperti terhayut dengan buku “HATIKU TERPIKAT KEPADAMU” pesan dari Dan Yi kembali masuk “Apa Kau tak kerja lagi? Kenapa tak menjawab? Aku cemas.” Eun Ho tetap tak membalas kembali memmbaca buku  "Namun aku masih mencintaimu.Kunikmati setiap momen... Kita putus... Aku bersyukur. Karena kau meninggalkanku aku bisa belajar mencintai diriku lagi
“Apa Ada masalah?” tanya Dan Yi dalam pesannya. Eun Ho tetap tak membalasnya. 


“Sudah tiga hari Eun-ho tak pulang. Apa kau punya teman polisi? Aku harus laporkan orang hilang dan menemukannya lebih dulu.” Ucap Dan Yi melamun lalu tersadar melihat Seo Joon membaca buku sambil menangis.
“Apa Kau barusan menangis?” tanya Dan Yi. Seo Joon mengelak sambil menghapus air matanya.
“Bagian Mana yang buatmu menangis?”ucap Dan Yi mengambil buku. Seo Joo tetap mengelak. Dan Yi pun akhirnya melihat kertas yang basah.
“Benar... Bagian ini juga membuatku sedih. Meski begitu, aku tak percaya pria sepertimu menangis.”ejek Dan Yi
“Apa pria tak boleh menangis?” keluh Seo Joon. Dan Yi pikir Seo Joon  sebentar lagi akan menangis tersedu-sedu karena ceritanya makin sedih.
“Aku tak akan menangis lagi.” Tegas Seo Joon. Dan Yi terlihat masih memikirkan Eun Ho. 

Dan Yi mengirimkan banyak pesan saat ada didalam bus  “Apa Kau akan begini padaku? Kenapa kau abaikan semua pesanku? Sulitkah membalas pesanku? Begitu kau pulang, aku akan menghajarmu.” Tapi Eun Ho tetap tak menjawab.
“Hei, Cha Eun Ho.... Eun-ho... Eun-ho Kirimkan tanda seru jika kau masih hidup. Aku mohon.” Tulis Dan Yi. Saat itu Eun Ho membalas dengan tanda seru, wajah Dan Yi langsung sumringah.
“Aku masih hidup... Kurasa kau sangat merindukanku. Aku akan pulan jika kau bilang merindukanku.” Balas Eun Ho. Dan Yi mengeluh melihat balasan pesan Eun Ho. Akhirnya Dan Yi pun terun bus dan langsung berlari dengan kencang. 

“Aku sudah pulang sejam lalu. Jangan berlari pulang meskipun kau rindu. Pelan-pelan saja.” Tulis Eun Ho
Dan Yi tak mengubris terus berlari dan sampai dirumah wajahnya bahagia karena melihat mobil Eun Ho sudah ada didepan rumah. Ia menendang ban mobil dengan penuh amarah akan memberikan  pelajaran. Ia masuk rumah membuka jaket dan menjatuhkan tasnya berteriak memanggil Eun Ho.
“Kurasa kau lupa pukulanku sangat kuat. Apa Kau tahu betapa cemasnya aku?” teriak Dan Yi masuk kamar lalu terdiam karena Eun Ho yang tidur.
“Bagaimana bisa dia tidur? Setelah membuatku sangat cemas. Wah... ternyata Dia biasa saja. Apa dia sudah makan malam?” ucap Dan Yi lalu melihat Eun Ho mengeluarkan banyak keringat. 


“Hei, ada apa? Kau kenapa?” kata Dan Yi panik memegang wajah Eun Ho yang panas. Eun Ho terbangun mengaku baik-baik saja memegang tangan Dan Yi
“Tidak, kau sakit. Badanmu panas... Astaga, bagaimana ini? Di mana obatnya? Rasanya aku melihatnya di sini.” Kata Dan Yi mencari obat dengan panik dan kembali masuk kamar.

Dan Yi menaruh termometer di mulut Eun Ho dengan wajah. Eun Ho terlihat sangat lesu tapi seperti senang melihat Dan Yi yang memberikan perhatian. Dan Yi panik melihat suhunya 39 derajat Celcius jadi harus ke RS.
“Sejak kapan kau sakit? Kau di mana saat sakit begini? Sulit kupercaya kau menyetir selagi demam. Kau dari mana? Lalu kau Tidur di mana? Kenapa tak pulang?” ucap Dan Yi panik
“Apa Kau merindukanku?”goda Eun Ho. Dan Yi mengeluh karena  Setidaknya Eun Ho bisa kirim pesan.
“Aku cemas. Kau bahkan mematikan ponselmu.” Kata Dan Yi. Eun Ho makin mengejek Dan Yi yang menunggunya pulang. Dan Yi mengeluh karen Eun Ho tak pulang.
“Ada yang ingin kau katakan?” tanya Eun Ho, Dan Yi mengaku  Banyak Tapi menurutnya tak sekarang untuk dikatakan karena Eun Ho sedang sakit.

“Syukurlah aku sakit. Aku takut kau akan heboh saat melihat kalungnya.” Ucap Eun Ho
“Aku akan buatkan sup.” Kata Dan Yi seperti tak ingin berlama-lama. Eun Ho menarik tangan Dan Yi.
Dan Yi ingin menariknya tapi Eun Ho memegang erat tangan Dan Yi meminta agar tetep didekatnya sebentar saja sampai tertidur lagi. Dan Yi akhirnya membiarkan tanganya digenggam oleh Eun Ho yang sudah mulai terbaring kembali. 


Eun Ho terbangun melihat ada kompres di kepalanya lalu keluar dari kamar. Dan Yi sedang membuat sup melihat Eun Ho meminta agar mencuci tangan sebelum makan karena harus minum pereda panas lagi. Keduanya akhirnya duduk dimeja makan.
“Apa Sudah kau coba kalungnya?” tanya Eun Ho sambil mengaduk-ngaduk supnya. Dan Yi terdiam mengingat yang terjadi sebelumnya.

Flash Back
Saat turun salju, Dan Yi bertanya apakah Eun Ho yang menyukainya. Setelah itu Eun Ho menegaskan Jawabannya tidak dan masalahnya sekarang sudah beres.
“Kau bilang tak menyukaiku.” Komentar Dan Yi. Eun Ho pikir sudah menduga lebih baik Dan Yi tak tahu.
“Kapan kau mulai menyukaiku?” tanya Dan Yi. Eun Ho mengaku tak tahu dan ingin Dan Yi agar menebaknya.
“Aku tak tahu sejak kapan menyukaimu. Musim semi sampai panas. Musim panas sampai gugur. Musim gugur sampai dingin. Apa Kau tahu kapan musim berganti? Apa kau Tahu tepatnya kapan musim dingin berakhir dan musim semi dimulai?”ucap Eun Ho dengan tatapan serius
“Aku tak tahu kapan tepatnya perasaanku padamu mulai tumbuh.” Akui Eun Ho. Dan Yi ingin bicara. Tapi Eun Ho menyela.
“Coba Lihat... Karena ini aku tak mau bilang.” Kata Eun Ho melihat sikap Dan Yi.
“Kalau begitu, seharusnya kau tetap merahasiakannya.” Ucap Dan Yi. Eun Ho pikir tak mungkin  bisa merahasiakannya selagi Dan Yi terus bertanya.
“Kau Pikir aku orang macam apa? Aku terdesak, tak bisa terus berbohong. Namun, aku tak akan lakukan apa pun. Aku hanya akan memberikan kalung itu. Itu hal yang selalu kulakukan. Saat melihat hal bagus, aku ingin berikan kepadamu Dan selalu kulakukan.” Kata Eun Ho
“Aku selalu memberimu hadiah, dan kau selalu menerimanya. Jadi, terimalah kalung itu.” Tegas Eun Ho. Dan Yi pikir itu dulu karena  tak tahu perasaan Eun Ho padanya.
“Dan Yi, tunggu... Aku sakit..  Kau sendiri yang periksa demamnya. Jadi, dengarkan aku hari ini... Memang benar... Aku menyukaimu. Tapi aku tak berniat memaksakan perasaanku padamu. Jadi, lakukan apa pun maumu seperti biasanya.” Kata Eun Ho. 



Dan Yi hanya diam saja. Eun Ho pun mempersilahkan Dan Yi  Kencani Seo Joon kalau memang mau dan tak perlu berubah. Dan Yi ingin tahu apa yang akan dilakukan Eun Ho dengan wajah sedih.
“Apa Kau cemas aku akan menderita dan kesepian? Aku tak pernah menderita karenamu. Aku bekerja, mengajar, dan menulis buku. Aku selalu sibuk. Dan aku juga mengencani beberapa wanita. Perasaanku padamu tak sedih dan memilukan. Kenapa korbankan hidupku demi cinta?” ucap Eun Ho. Dan Yi etetap diam.
“Aku tak bersikeras. Jadi, jangan terlalu dianggap serius. Sekarang Aku lelah. Aku butuh tidur... Tolong bereskan ini.” Kata Eun Ho lalu masuk kamar. Dan Yi mengangkat kepalanya mencoba menahan tangisnya.
“Dari semua wanita yang bisa dia suka, kenapa aku?” keluh Dan Yi sedih.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar: