PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 26 Februari 2019

Sinopsis The Light In Your Eyes Episode 5 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Hye Ja pun bertemu dengan ibunya, Hyun Joo tak percaya Hye Ja yang  gagal meminta bantuan ibunya. Hye Ja mengaku Bukan hanya gagal, tapi juga merasa sangat tertekan. Hyun Joo pikir Hye Ja yang   tidak bisa mengembalikannya?
“Tidak hanya mustahil untuk dikembalikan, tapi Ibuku kasihan sekali. Dia merawatku selama sisa hidupnya, dan berharap aku menghasilkan uang, tapi akhirnya aku seperti ini. Jika dia merawat babi, setidaknya dia bisa menjualnya.” Kata Hye Ja sedih
“Jadi, Apa kau akan menghasilkan uang sendiri?” tanya Hyun Joo, Hye Ja membenarkan ingin memiliki Uang yang banyak.
“Hye Ja... Apa Kau tahu cara mengemudi truk sampah?” tanya Sang Eun. Hye Ja mengaku tidak.
“Lalu apa kau tahu cara menggunakan mesin jahit?” tanya Sang Eun. Hye Ja terlihat marah karena seperti mengejek. Hyun Joo menahanya meminta untuk sabar.
“Aku melihat Lee Joon Ha.” Akui Hye Ja. Hyun Joo pikir Joon ha pasti benar-benar sibuk dengan pekerjaan barunya.
“Dia sibuk menjual suplemen di pusat konvensi.”kata Hye Ja. Kedua temanya terlihat sangat kaget lalu tertawa tak percaya
“Dia benar-benar bodoh setelah berubah menjadi nenek tua.” Komentar Hyun Joo
“Kuharap itu tidak benar juga.” Ucap Hye Ja sedih, keduanya pun akhirnya mencoba percaya yang dikatakan Hye Ja kalau  Lee Joon Ha menjual suplemen di pusat konvensi.
“Dia memakai pakaian konyol dan bahkan menyanyikan lagu trot. Dia memperlakukan wanita tua dengan sangat sopan. Dia seperti orang yang sangat berbeda.” Kata Hye Ja sedi
“Astaga, benarkah? Apa Itu bukan orang yang mirip dengannya? Kau harus bertanya apa yang dia lakukan di sana.” Ucap Hyun Joo
“Aku sudah melakukannya... Tapi dia bilang dia hanya bermain dengan orang tua dan menghindariku, sangat Sulit bicara dengannya.” Cerita Hye Ja.
“Itu tidak mudah bertindak begitu berbeda. Dari seorang reporter menjadi penipu? Ini Tidak ada kesamaan. Apa terjadi sesuatu?” kata Hyun Joo curiga. Hye Ja bertanya seperti apa.
“Bukankah kau bilang neneknya meninggal? Mungkin dia shock dan berubah.” Kata Hyun Joo
“Hye Ja, Apa bukan karenamu? Dia sangat menyukaimu, tapi menderita gangguan mental setelah kau tiba-tiba menghilang. Kisah tragis seorang pria yang ditinggalkan dan terluka oleh cinta pertamanya.” Kata Sang Eun.
Hyun Joo mengeluh Sang Eun sedang syuting film karena menanggap  Cinta pertama, karena Hye Ja dan Joon Ha  a bahkan nyaris tidak main mata, dan berakhir sebelum terjadi sesuatu. Hye Ja mengaku bermain mata walaupun sedikit.

“Tidak peduli berapa banyak aku memikirkannya, itu bukan karena aku. Dan jika itu benar-benar karena aku, itu sangat mengkhawatirkan juga. Aku akan kembali hari Senin, jadi akan bertanya lagi. Demi neneknya juga.” Ucap Hye Ja.
“Bagaimana tempatnya? Apa itu menyenangkan?” tanya Hyun Joo
“Semua orang di tempat itu aneh. Orang tua jelek itu... bilang dia menyukaiku saat baru melihatku sekali. Dan wanita tua lain membual dan bertanya apakah aku tahu Chanel. Dia terus bicara padaku tanpa henti. Dan wanita lain memasukkan sesuatu ke dalam mulutku tanpa meminta.” Keluh Hye Ja.
“Benar. Orang tua selalu bertindak seperti itu. Nenek terbiasa duduk diam, dan tiba-tiba mulai berteriak dan marah.” Ucap Sang Eun
“Bukankah itu slow-motion saat kau melihat orang tua? Saat mereka menyeberang jalan, mereka seperti...” kata Young Joo
“Benar. Dan beberapa tindakan seperti dalam mode diam atau sesuatu. Wajah dan tangan mereka gemetar dan bergetar seperti ponsel.” Ucap Sang Eun.
Keduanya saling mengejek para orang tua, Hye Ja sangat marah kpada keduanya kalau ia seperti itu juga dan memberitahu kalau para nenek dan kakek  berjalan seperti itu karena lutut mereka lemah dan didalam pikiranya  mereka ingin berlari secepatnya.
“Meskipun kau mungkin menerima begitu saja, melihat dengan baik, berjalan dengan baik, dan bernapas dengan baik, bukan hal-hal yang bisa kami terima. Kami merasa sangat bersyukur. Tubuh kami terasa berbeda setiap hari. Apa kalian tahu itu?” ucap Hye Ja marah. Kedua temanya pun hanya bisa meminta maaf. Hye Ja pun memilih untuk pergi. 




“Aku bahkan tidak berjalan selama itu, karena Kakiku terluka.” Kata Hye Ja kelelahan akhirnya berhenti dulu.
“Dasar anak nakal... Mari kita lihat apakah mereka bisa mengatakan itu saat mereka tua. Jika aku masih hidup nanti.” ucap Hye Ja marah lalu melihat kertas bertuliskan  [Rekrutmen untuk Call Center "Seseorang dengan suara yang bagus. Menerima panggilan dari pelanggan."] 

Seorang pria penjual telur dalam truk, mengunakan mic agar para penghuni rumah bisa mendengar. Hye Ja berjalan dengan pakaian rapih meminta agar memberikan satu telur. Si pria mengatakan  tidak menjual satu telur tapi hanya menjual per-kotak.
“Aku hanya perlu satu, jadi Juallah satu telur.” Pinta Hye Ja.
“Jika aku menjual satu, akan ada satu yang hilang dari kotaknya.” Ucap Sipaman.
“Ini sangat penting, jadi Tolong jual satu.” Rengek Hye Ja.
Si paman akhirnya tak bisa menolak memberikan satu telur. Hye Ja bertanya berapa harganya.Si peman menolak dan memilih untuk pergi ke tempat lain saja. Hye Ja tak enak hati, tapi menurutnya hanya telur lalu memakanya mentah.
Si pria mendengar suara Hye Ja ingin memanggilnya, tapi Hye Ja sudah lebih dulu pergi. Si pria ingin keluar dari mobil tapi  sabuk pengamannya tak bisa terlepas. 

Hye Ja sudah duduk di sebuah ruangan dengan tatapan polosnya kalau mereka bilang usia tidak masalah. Si pria mengeluh karena memang seperti itu,  dan menjelaskan Perusahaan belum memiliki pesaing.
“Jika kau punya keterampilan, siapa pun bisa bekerja di sini tanpa memadang usia atau jenis kelamin. Tapi...” kata si pria lalu menelp pegawainya agar
“Hei, temukan orang yang memposting pemberitahuan perekrutan ini dan orang yang mengirim wanita ini di sini, dan pecat mereka.”ucap si pria marah
“Aku bisa melakukan apa saja.” Kata Hye Ja menyakinkan. Si pria meminta Hye Ja agar menutup matanya.
“Coba kau tebak, Sebelah mana suara itu?” kata sipria mencoba menepuk tangan dikanan dan kiri. Hye Ja pun bisa menjawabnya.
“Setidaknya kau bisa mendengar.” Komentar si pria. Hye Ja mengaku  bisa mendengar dengan baik. Si pria tak bisa menahan amarahnya lagi meminta seseorang agar membaa Hye Ja keluar dari kantornya.
“Aku tidak tahu apa kau akan percaya padaku, tapi aku berusia 25 tahun.” Ucap Hye Ja
“Jika cucumu 25 tahun, kau harus membawanya ke sini.”komenar si pria. Hye Ja mengaku dirinya yang berumur 25 tahun.
“Aku salah memutar jamku, dan berlari lagi dan lagi untuk menyelamatkan hidup Ayahku. Akhirnya, aku menyelamatkan Ayahku... tapi setelah itu aku semakin menua.” Cerita Hye Ja.
“Astaga..Ibu, kau diterima... Hei, bagaimana dia bisa mengatakan kebohongan yang konyol dengan mata yang tulus? Jika kau memiliki kemampuan, kau harus bilang dari tadi” kata si pria. 


Seorang wanita berbicara ditelp dengan temanya yang baru  keluar dari bank meinta agar mengambil 20.000 dolar dan pulang, lalu memastikan kalau menyimpan uangnya di dalam lemari es.
“Kau tidak memiliki keamanan, kan? Lalu masukan ke lemari es dan bertemu teman-temanmu, dan bertindak seperti tidak ada yang terjadi.” Perintah temanya.
Sementara Hye Ja sudah duduk dimeja kerja, Bos menyuruh Hye Ja untuk menekan nomor telp yanga ada dilist mereka. Hye Ja pun mengikutinya lalu mengaku sebagai nenek dari si penelp yang mengalami kecelakaan dan di rumah sakit. Si pria mengaku tidak punya nenek. Si bos memberikan kode untuk melakukan cara yang kedua.
“Halo... Ini yayasan kesejahteraan, "Look at the Green Pine Tree". Di yayasan kami, kami mengadakan penggalangan dana untuk membantu orang tua di sekitar kita yang membutuhkan.”kata Hye Ja.
“Ini penipuan suara, kan? Bagaimana kau mendapatkan nomorku? Katakan padaku bagaimana kau tahu nomorku? Baik, lakukan apa pun yang kau inginkan.” Ucap Si pria marah. Hye Ja kebingungan dan akhirnya menutupnya.
“Kau melakukannya dengan baik.. Ayo Berdiri... Semuanya, berkumpul.”kata si pria.
“Tunggu... Bukankah ini penipuan suara?” ucap Hye Ja polos, Si pria mengelak kalau Ini bukan penipuan suara
“Bagaimana bisa ini penipuan suara? Aku sudah menjalankan bisnis ini selama 25 tahun. Apa Kau pikir aku masih berada di sini jika ini ilegal? Aku tidak akan tertangkap. Bagaimana bisa kau mengatakan itu...” ucap Si prai marah
Dua pria polisi datang, Si pria mengeluh pada pegawainya yang  lupa memperbaiki kamera CCTV. Si pria bertanya di mana Letnan Kim, akhirnya polisi akan membawanya. Si pria menolak untuk diborgol dan memegang lenganya saja.
Hye Ja hanya terdiam, akhirnya Si bos pun dibawa pergi ke kantor polisi sambil memberitahu kalau 2 tahun lagi akan bebas meminta agar mereka mengelola semua laporan keuangan dengan hati-hati menurutnya Perusahaan harus maju. 



Hye Ja akhirnya kembali dengan tangan hampa dan melihat kakinya lecet. Paman penjual telur melihat Hye Ja langsung memanggilnya mengajak untuk bicara karena wanita yang barusan mengatakan sesuatu.
“Apa yang kau katakan setelah makan telur?” kata si pria. Hye Ja menyebut "Benar. Itu hanya telur."
“Astaga... Suaramu sempurna untuk telur. Apa ada suara seperti itu? Aku sudah menjual telur selama dua dekade. Aku sudah mencatat lebih dari 60 suara orang-orang, mengatakan "Telur untuk dijual." Suaramu sempurna untuk itu. Dengan suaramu, telurku akan terjual seperti kacang goreng.” Ucap si pria. 

“Jadi, apa kau memintaku untuk merekam itu? Berapa banyak kau akan membayarku?” tanya Hye Ja.
“Gaji pokok rendah, tapi komisi tinggi. Aku akan memberikan 10 persen... dari penjualan bersih dari masing-masing telur yang terjual.” Jelas Si pria
“Berapa banyak kau menjual telur?” tanya Hye Ja. Si paman mengatakan beberapa kotak.
“Kau bisa meningkatkan gaji pokokku atau memberiku 25 persen dari penjualan bersih.” Ucap Hye Ja. Si paman menawar 20 persen.

Si pria pun mengajak pergi ke toilet, Hye Ja heran kalau mereka akan merekam di sini. Si pria meminta agar Hye Ja bisa dengarkan dengan seksama karena untuk menggerakan hati orang-orang, suaranya harus memiliki gema. Hye Ja pun bisa mendengar suara yang mengema.
“Kita mulai. Kau siap, kan?” kata Si paman memberikan mic agar Hye Ja mulai bicara.
“Telur untuk dijual... Periksa ini, segar...” ucap Hye Ja ingin terlihat imut.
“Kenapa kau membuat suaramu terdengar begitu manis? Lakukan dengan alami. Pikirkan ayam liar yang bertelur dan Itu terdengar segar.” Kata Si pria akan memulainya.
Hye Ja pun mengulanginya dan Si pria pun senang dengan suara Hye Ja yang bagus. Di depan truk, si paman memberikan bayaran dan meminta Hye Ja agar memberikan nomor kontak dan rekening banknya untuk  mengirim semua komisinya. Hye Ja pun mengucapkan terimakasih menerima bayaranya. 

Hyun Joo keluar dari restoran menghela nafas melihat Young Soo menunggu didepan lalu bertanya alasanya datang. Young Soo mengaku  tersesat dan mengaku jadi orang bodoh karena Berpikir bahwa dirinya akan bisa berkencan lagi.
“Kau benar... Aku tidak tahu banyak tentang wanita. Tapi aku berjanji aku akan memukuli pria itu jika aku melihatnya lagi. Jadi... kau harus berdiri tegak, dan jangan marah, kau harus pergi ke pernikahannya, dengan menakjubkan.” Ucap Young Soo. Hyun Joo seperti mulai terkesima.
“Kau harus Terlihat seperti wanita tercantik di seluruh dunia agar dia menyesal karena meninggalkanmu dan menikahi wanita lain. Dan... saat kau berada di pesta pernikahan, minta dua tiket makan, termasuk aku.” Kata Young Soo
Hyun Joo mengeluh karena sudah tahu pasti akhirnya seperti ini dan akhirnya menendang kaki Young Soo. Young Soo langsung jatuh menjerit kesakitan. Hyun Joo pun akhirnya pergi dengan motornya, Young Soo tetap menyuruh agar Hyun Joo Berdiri dengan tegak dan Percaya diri.


Hyun Joo akhirnya pulang ke rumah setelah mandi menatap cermin lalu membuka laci ditanganya. Ia melihat sebuah kotak yang berisi cincin.
Flash Back.
Young Soo saat masih remaja memberikan sebuah cincin mengaku  menemukan ini di jalan. Hyun Joo seperti sangat bahagia menerima cincin dari Young Soo yang dimatanya sangat tampan lalu melihat cincinya  begitu cantik.
“Bukan cincin ini yang cantik.... Tapi tanganmu.” Ucap Young Soo memuji.
Hyun Joo merasa dirinya sudah gila karena memakai cincin kembali dan tak bisa melepaskan dari jarinya. 

Hye Ja mencoba membuka tutup cream tapi kesusahan merasa kalau  Tanganny akan keseleo kalau seperti ini. Ia pun memegang lehernya karena  harus melindungi suaranya, akhirnya berbaring ditempat tidur mengingat saat bertemu dengan Joon Ha.
“Di satu sisi, dia terlihat seperti sedang menikmati pekerjaan.” Ucap Hye Ja mengingat saat Joon Ha mencoba agar menyakinkan para orang tua untuk membeli suplemen.
“Jika Aku mendapatkan uang itu penting, tapi kenapa pria muda buang-buang waktu dengan pekerjaan seperti itu? Apa aku benar-benar salah tentang dirimu? Lee Joon Ha.” Ucap Hye Ja kebingungan. 

Hye Ja akhirnya  pergi lagi di Aula Pameran Hyoja, Joon Ha menyambut semua nenek dan melihat Hye Ja membawa suplement, berpikir kalau  mengembalikan jadi akan mengurusnya. Hye Ja pikir kalau itu tak penting tapi Ada yang ingin dibicarakan dengan Joon Ha.
“Apa Bisa luangkan waktumu sebentar?” ucap Hye Ja.
“Aku agak sibuk sekarang, jadi aku akan bicara denganmu nanti... Sampai nanti.”kata Joon Ha mencoba menghindar dan bergegas masuk.
Hye Ja akan masuk tapi si pria centil menyapanya, dengan wajahnya. Ia mengeluh kalau Pria itu seperti hantu yang tiba-tiba datang.  Si pria bertanya apakah Hye Ja  ingin menonton film denganya. Hye Ja menolak karena sibuk hari ini.

“Lalu, bagaimana besok?” tanya Si pria. Hye Ja mengaku  sibuk besok. Si pria mengajak akhir pekan
“Kurasa aku akan sakit.” Kata Hye Ja santai. Si pria mengajak untuk  makan di luar. Hye Ja mengaku sedang diet.
“Lalu bagaimana dengan salad?” kata S pria. Hye Ja mengaku  alergi daun hijau.
“Bagaimana daging sapi?” tanya kata si pria. Hye Ja mengaku Hindu. Si pria ingin tahu Sejak kapan. Hye Ja mengataka sejak Kemarin lalu berjalan pergi.
“Dia benar-benar tidak goyah... Kau lulus ujianku.” Ucap Si pria malah senang. 


Hye Ja membeli sekaleng minuman, melihat si nenek angkuh didekatnya memberikan minumanya. Si nenek menolaknya. Hye Ja dengan ramah meminta untuk mengambilnya saja karena akan mendapatkan yang lain. Tapi si Nenek angkuh langsung membuangnya karena  tidak menginginkannya.

“Setiap orang yang ingin pembayaran kembali menunggu di kantor sekarang.” Ucap Joon Ha melihat Hye Ja dan binggung karena ada minuman yang jatuh. Akhirnya Hye Ja pun berjalan pergi mengambil minumanya.
“Tolong kirim ini kepada anakku.” Kata si nenek angkuh pada Joon Ha.
“Maksudmu, anakmu yang di Los Angeles, kan? Apa Alamat yang sama seperti terakhir kali?”kata Joon Ha menuliskan alamat pada kotak.
“Tolong lakukan untukku. Aku ingin tahu apakah dia mendapat ginseng merah tanpa masalah.” Ucap Si nenek khawatir
“Dia menerimanya... Aku memeriksanya, jadi jangan khawatir. Akan kukirim besok.” Ucap Joon Ha ramah.
“Terima kasih atas bantuanmu. Ini pasti cukup untuk biaya mengirim paket ke luar negeri.” Ucap Nenek angkuh. Joon Ha mengaku pasti bisa mengurus biaya seperti ini. Hye Ja pun mendengarnya dari samping pintu. 


Hye Ja akhirnya masuk ruangan ada beberapa nenek dan kakek yang sudah berkumpul. Hee Won melihat Hye Ja pun menyuruh duduk  untuk pengembalian jadi totalnay ada tujuh orang dan Tuan Park yang akan mengurus.
Tuan Park masuk membawa kardus lain dan tak sengaja jatuh. Hee Won langsung memarahinya karena barang itu mahalnya dan logonya "NASA" Tuan Park terlihat bingung.
“Nasional Aeronautics and Space Administration mengembangkan suplemen ini. Apa Kau tahu bagaimana astronot melakukan perjalanan di ruang angkasa selama ratusan hari atau sampai beberapa tahun, sementara hidup dengan hal-hal yang bahkan tidak terlihat bisa dimakan?” ucap Hee Won mencoba menyakinkan.
“Saat astronot kembali ke bumi setelah bertahun-tahun, mereka tidak bisa berjalan dengan baik karena tulang mereka menjadi lemah... Kami menjual suplemen kalsium, benarkan? Mereka kombinasi yang sempurna.” Ucap Hee Won mencoba untuk menyakin menjual barang.
Hye Ja mengeluh kalau ini jelas palsu tapi akhirnya semua nenek dan kakek mengambil produk baru dan juga termasuk Hye Ja. 


Setelah semua keluar ruangan, Hee Won mengeluh Tuan Park yang  melakukan ini selama bertahun-tahun tapi tidak bertambah baik, karena mereka mungkin tertangkap karena rekan kerjanya. Tuan Park pikir kalau Akting terlalu sulit baginya.
“Aku terlalu bagus karena alami... Apa aku aktor yang baik karena alami? Jika kau memikirkan hal itu, Joon Ha luar biasa... Dia begitu baik. Sangat baik. Bagaimana bisa dia membodohi orang begitu sempurna?” kata Tuan Park heran.
“Hei. Pekerjaan ini tidak serius untuknya. Tapi kita menghasilkan uang darinya dan Perlakukan dia dengan baik.” Ucap Hee Won  
“Apa Aku harus baik padanya?” keluh Tuan Park. Hee Won heran dengan Tuan Park yang terus mengeluh. 


Hye Ja akan pergi lalu bergegas pergi dan sembunyi karena sipria tua mengejarnya dan terus memanggilnya kalau tadi melihatnya. Hye Ja tersadar kalau masuk gudang dan semua suplment yang dikirim ke LA, teringat kembali si nenek angkuh yang meminta agar mengirimkan pada anaknya. Joon Ha masuk ruangan menaruh suplement.
“Ini gila. Bukankah ini untuk anak wanita Chanel itu? Seluruh ruangan dipenuhi dengan kotak. Berapa banyak ini? Kau pasti melakukan ini berkali-kali. Apa Kau tidak pernah mengirim itu setelah dibayar?” ucap Hye Ja curiga.
“Ini berbeda dari menjual suplemen.” Kata Hye Ja tak percaya kalau Joon Ha bisa berbuat seperti itu.
“Berapa banyak yang kau dapatkan? Apa Sangat banyak? Apa ini pekerjaan yang kau suka?” kata Hye Ja.
“Aku akan mengirimnya dan Ini lebih murah dengan cara itu.” Kata Joon Ha 
“Kau menemukan tempatmu. Aku tahu kau pembicara yang baik, tapi aku tidak tahu kau pintar berbohong juga.” Kata Hye Ja akan mengirimnya. Joon Ha menahanya.
“Kalau Hentikan aku dan aku akan melaporkanmu.” Ancam Hye Ja. Joon ha menegaskan Hye Ja tidak bisa mengirimnya.
“Kau tidak menginginkannya.” Ucap Hye Ja marah. Joon Ha mengaku tidak punya alamat anaknya. Hye Ja melonggo kaget.
“Tidak ada anak... Anaknya mungkin tinggal di luar negeri atau mati, tapi Tidak ada yang tahu. Dia tidak pernah mendengar kabarnya setelah anaknya meninggalkan rumah. Jadi aku ingin melakukan sesuatu yang baik. Dia menjadi jauh lebih bahagia karena mendengar kabar dari anaknya lagi.” Akui Joon Ha
“Lalu, kenapa kau dibayar?” ucap Hye Ja marah. Joon Ha menegaskan ini hanya give-and-take.
“Tidak ada yang gratis. Wanita itu senang mendengar kabar dari anaknya, dan aku senang menghasilkan uang. Ini situasi yang menguntungkan.” Jelas Joon Ha. Hye Ja tak habis pikir dengan sikap Joon Ha.
“Aku akan menceritakan semuanya.” Kata Hye Ja. Joon Ha mempersilahkan. 


“Kau bisa Pergi ke wanita itu dan katakan padanya. "Anakmu tidak bisa dihubungi selama beberapa tahun. Tidak ada yang tahu apakah dia masih hidup. Mungkin dia melakukannya dengan sangat baik. Dia tidak berbicara denganmu." Kau bisa Katakan itu padanya” kata Joon Ha menanyang
“Berhenti... Kau harus Berhenti dari pekerjaan ini.” Ucap Hye Ja.
“Ini tempat kerjaku. Kenapa kau memberitahuku untuk berhenti dari pekerjaanku?” ucap Joon Ha.
“Ini bukan hanya tempat kerja biasa. Ini tempat yang buruk.” Kata Hye Ja
“Apa ini tempat kerja biasa? Apa maksudmu Perusahaan? Kantor pemerintah? Semuanya sama. Mereka mungkin terlihat berbeda, tapi mereka semua bekerja untuk kepentingan mereka sendiri, bukan untuk orang lain.” Ucap Joon Ha tak bisa menahan amarah.
“Aku akan menceritakan semuanya. Akan kupastikan kau berhenti bekerja di sini.” Kata Hye Ja. Joon Ha menyuruh Hye Ja pergi saja.
“Bahkan jika semua orang meminta pengembalian dana dan berhenti datang ke sini, apa yang bisa kulakukan? Jadi Jangan datang ke sini lagi. Ini tempat yang buruk... Sekarang kau tau itu,  Jadi jangan pernah datang ke sini.” Ucap Joon Ha.
Hye Ja setuju kalau tidak akan datang lagi dan tidak tahan dengan tempat ini. Saat keluar ruangan banyak para manula seperti mendengarnya, Hye Ja ingin menjelaskan tapi para manula merasa tak suka dan memilih untuk pergi. 


Tuan Kim masuk salon akan memperbaiki pemanas air, Nyonya Lee mengataakn akan menelepon tukang jadi meminta agar membiarkan saja. Tuan Kim pikir tak perlu membuang-buang uang dan kembali memperbaikinya.
“Itu tidak berhasil... Aku sudah mencobanya.” Kata Nyonya Lee. Tuan Kim terus mencoba.
“Sudah kubilang itu tidak berhasil. Apa kau dengar?” teriak Nyonya Lee marah, akhirnya Tuan Kim hanya terdiam. 

Hye Ja masuk bar terlihat kesal karena Joon Ha duduk sendirian sambil minum soju, lalu mencoba tak mengubrisnya dan memesan udon.  Akhirnya Hye Ja menemani Joon Ha minum lalu meminta agar memesan yang lain karena mendapat uang. Joon Ha hanya diam saja terus minum.
“Dengan begitu banyak cinta dari semua orang tua, Apa  hidupmu sudah membaik sekarang?” kata Hye Ja. Joon Ha tak ingin membahasnya akan pergi.
 Dia bilang merindukanmu... Hye Ja merindukanmu. Terima kasih, dia merasa sedikit senang.” Ucap Hye Ja. Joon Ha pun hanya menatapnya.
“Ketika dia denganmu, bahkan jika semua yang dia punya adalah... semangkuk udon dan sebotol soju denganmu, dia merasa senang. Ada sesuatu yang mendesak, dan dia bahkan tidak bisa menghubungimu. Tapi sebenarnya Dia tidak ingin pergi.” kata Hye Ja.
Joon Ha teringat saat Hye Ja mengatakan “Aku hanya mencoba memberitahumu untuk lebih mencintai dirimu sendiri. Itu akan membantumu lebih menghargai dirimu sendiri. Itu menyayat hati. Jangan biarkan dia menderita lagi. Aku merasa begitu bersalah padamu.”
“Aku tak ingin kau salah paham, aku tidak memarahinya karena mengatakan diriku penguntit atau sesuatu. Kami hanya mengobrol dan aku mengetahuinya... Kau kenal Hye Ja, kan?” ucap Hye Ja.
“Keponakanku yang ada di Jerman. Jika dia kembali dari Jerman, Hye Ja akan sangat marah.” Kata Hye Ja. Joon Ha tiba-tiba mengtakan nama Hye Ja. Hye Ja melonggo Joon Ha bisa mengingat namanya.
“Kim Hye Ja... Beritahu Hye Ja di Jerman... Aku hanya bertemu dengannya beberapa kali di sini dan Katakan padanya jangan membuat keributan besar setelah berbagi semangkuk udon. Walaupun dia kembali ke Korea atau dia marah atau tidak, katakan padanya itu bukan urusanku.” Tegas Joon Ha.
“Dan satu lagi... Jangan penasaran lagi tentang diriku mulai saat ini. Aku tidak ingin bertemu denganmu lagi.” Tegas Joon Ha lalu keluar dengan tatapan berbeda. 


Hye Ja terdiam seperti tak percaya kalau tadi Joon Ha yang dikenalnya, karena wajah yang begitu asing dan menakutkan. Ia masuk ke dalam rumah dan ada suara Hye Ja yang berkumandang merdu dari penjual telur.

Hye Ja masuk kamar kakaknya yang sedang melakukan live "48-jam Sleeping Room". Ia mengeluh Young Soo bahkan tidak membayar listrik satu sen pun jadi setidaknya harus mematikan komputer, akhirnya ia membaca komentar di layar komputer.
Ada komentar “Nenek yang duduk di sana lebih menarik.”  Hye Ja tak percaya kakaknya membuat tantangan "48-jam Sleeping Room" dan bertanya apa itu maksudnya. Penonton memberitahu  Sebuah acara di mana kau tidak melakukan apa pun kecuali tidur yaitu Berbaring dan mendapatkan bintang gratis.
“Sebuah acara di mana kau tidak melakukan apa pun kecuali tidur? Kenapa kau menonton itu?” keluh Hye Ja. Penonton berkomentar kalau ini lucu.
 “Nenek, berapa umurmu?” tanya Penonton. Hye Ja membaca kembali berkomentar [Dia tampak seperti dari zaman batu- Kau harus memperlakukan orang tua dengan lebih hormat. - Berhenti berpura-pura menjadi baik.]
“Aku berumur 25 tahun.”Akui Hye Ja. Semua penonton yang menonton merasa itu lucu dan ada itul live tantangan “Tidak ada makanan, tidak ada toilet, tidak ada editing, 48-jam "Sleeping Room"!
Bersambung ke episode 6

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar