PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 15 Februari 2019

Sinopsis Touch Your Heart Episode 4 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

“Tolong katakan sekali lagi... Bisakah kudengar pujian sekali lagi? Kata-kata yang barusan, aku sangat suka kata itu. Ayo katakan sekali lagi! Kumohon...” ucap Yoon Seo menahan tangan Jung Rok. 
Jung Rok melihat syal Yoon Seo yang terbang lalu memuji kalau kerjanya bagus.
“Kerja bagus, Oh Jin Sim... Kalau begitu, kita harus lekas kembali.” ucap Jung Rok lalu bergegas pergi. Yoon Seo tersenyum lalu mengikuti Jung Rok. 

Yoon Seo dan Jung Rok akhirnya kembali ke kantor. Eun Ji memanggil Yoon Seo ingin tahu Hari ini bagaimana sidangnya, karena mendengar Jung Rok  membantah kliennya tak bersalah, dan ingin memastikan apakah itu benar. Yoon Seo membenarkan.
“Daebak! Ketika pengacara membalikan keadaan pada saat terakhir, kurasa itu seksi. Kalau dipikir-pikir, Pengacara Kwon benar-benar kompeten, dan dia wajahnya juga tampan. Bukankah dia sedikit menarik?”komentar Hae Young.
“Entah, aku tak tahu itu.” Ucap Yoon Seo malu-malu lalu bergegas pergi masuk ruangan. 

Yoon Seo duduk  di meja kerjanya, mengeluh dengan orang yang berkomentar Jung Rok Menarik lalu menatapnya, tapi wajahnya malah tersenyum, Saat itu Jung Rok tersadar Yoon Seo sedang menatapnya. Yoon Seo pun akhirnya mencoba terlihat sibuk membaca buku.
“Apa yang kau baca?” tanya Jung Rok keluar ruangan. Yoon Seo mengaku sudah membeli waktu hukum sehingga bisa mempelajari hukum lagi.
“Sudah waktunya pulang.” Kata Jung Rok. Yoon Seo baru sadar kalau  Sudah waktunya pulang,
“Selamat menikmati akhir pekanmu. Sampai jumpa hari senin.” Kata Jung Rok dan pamit pergi. Jung Rok memanggilnya.
“Tadi kau memberiku pujian "Kerja bagus", kan? Apa Hanya itu? Apa Hanya itu yang kudapat?” ucap Yoon Seo, Jung Rok bingung
“Beri aku imbalan... Aku ingin kau mengajariku. Aku jadi sangat ingin belajar, jadi kubeli semua buku ini. Tapi tak mudah. Juga sulit dimengerti karena belajar sendiri. Jadi bisakah kau mengajariku besok? Sebagai imbalan.” Ucap Yoon Seo. Jung Rok langsung setuju.
“Kau memang pantas mendapatkan imbalan atas apa yang sudah kau raih. Kalau begitu, sampai ketemu besok.” Kata Jung Rok lalu keluar dari ruangan. Yoon Seo senang bisa bertemu lagi besok. 


Yoon Seo duduk di dalam rumah seperti tak percaya kalau meminta Jung Rok menjarinya. Manager Gong melihat lampu di ruang gantinya terus berkedip. Jadi akan membantu mengantikanya. Yoon Seo bingung kenapa harus melakukan itu.
“Melakukan apa?” tanya Manager Gong yang mendengar artisnya berguumama.  Yoon Seo menutupi mengaku bukan apa-apa.
Pesan dari Jung Rok masuk “Besok pagi aku berencana akan mengunjungi profesorku. Bagaimana kalau kita belajar di ruang kelas yang kosong? Daripada perpus yang banyak orang, sepertinya itu lebih baik.”
“Kenapa tiba-tiba perhatian? Aish, sudahlah!” ucap Yoon Seo malu-malu
“Ini Hanya ganti lampu. Tak usah sampai segitunya... Aigoo, Yoon Seoku, Karena Oppa berinisiatif mengganti lampumu Apa hatimu tersentuh?” goda Manager Gong. Yoon Seo bingug
“Ya, benar... Sangat menyentuh”upca Yoon Seo menutupi kalau sedang bahagia karena sikap Jung Rok.
“Nah, bagaimana ini... Hari ini kau dalam masalah besar. Ada satu hal lagi yang kulakukan untukmu. Aku sudah buat reservasi dengan Dokter Kwon besok.” Kata Manager Gong bangga. Yoon Seo kaget.
“Akhir-akhir ini kesulitan tidur, kan? Mari berkonsultasi dan mendapatkan resep obat.” Ucap Manager Gong sangat perhatian.
“Oh, bagaimana ini... Besok tak bisa... Aku harus belajar.” Ucap Yoon Seo senang. Manager Gong seperti tak percaya Yoon Seo akan belajar.
“Anu itu, aku kerja di firma hukum, jadi kupikir, setidaknya harus belajar dasar-dasar istilah hukum. Jadi aku janji bertemu Pengacara Kwon dan belajar dengannya besok.” Jelas Yoon Seo. Manager Gong melonggo Yoon Seo akan pergi dengan Jung Rok.
“Apa Kau akan bertemu dengannya di akhir pekan? Yun Seo, apa kau mungkin...” ucap Manager Gong menduga-duga. Yoon Seo panik.
“Kau... Kau.. sungguh keluar dengan pengacara itu! Itu sebabnya kau memanggilnya pada akhir pekan untuk menyiksanya... wahh... Balas dendammu sungguh bagus! Kerja bagus, Yoon Seo.” Ucap Manager Gong bahagia. Yoon Seo pun bisa tersenyum.
“Asal tahu, berada didekatmu itu sungguh melelahkan... Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan sekarang akhir pekan juga... Astaga, pengacara itu, bagaimana ini...” ucap Manager Gong tersadar dengan ucapanya. Yoon Seo menatap sinis.
Akhirnya Manager Gong pun bergegas akan bergegas mengganti lampu. Yoon Seo akhirnya membalas pesan Jung Rok pun menyetuju saran Jung Rok. 



Besok paginya, Yoon Seo memoles wajahnya di depan meja rias. Ia memakai baju biasa, lalu menatap cermin kalau dirinya yang  terlalu cantik menurutnya mungkin Jung Rok salah paham karena berusaha cantik untuknya.
Yoon Seo menganti pakaian lain, merasa kalau terlalu elegan dengan kemeja. Akhirnya Ia menganti dengan style jins, Menurutnya sangat cantik dengan cara merakyat, lalu menganti dengan gaun putih. Yoon Seo memuji dirinya  seperti malaikat polos mengenakanya.
“Astaga, semuanya terlihat cantik... Wahh... Aku sudah Terlambat! Sepetinya aku harus mengenakan yang pertama.”ucap Yoon Seo bergegas menganti bajunya. 

Yoon Seo sudah menunggu didepan kampus, wajahnya terlihat terpesona saat Jung Rok datang dan berjalan ke arahnya. Jung Rok menyapanya melihat Yoon Seo datang lebih awal. Yoon Seo beralasan  Lalu lintas tak seburuk yang dipikir jadi tak macet.
“Terima kasih sudah meluangkan sebagian waktumu hari ini.” Ucap Yoon Seo tersipu malu
“Bukan apa-apa. Kelasnya ke arah sana... Ayo pergi...” kata Jung Rok santai lalu berjalan lebih dulu.
“Apa in? Dia terlihat berbeda saat tak mengenakan jas. Tapi ini, terasa seperti kencan di kampus. Mungkinkah ini yang dia pikirkan saat ini?” ucap Yoon Seo memikirkan kencan di kampus. 

Yoon Seo dan Jung Rok berada dalam ruangan kosong, membahas tentang  hukum khusu menjadi preseden dalam kasus ini. Saat itu Jung Rok romantis merapihkan rambut Yoon Seo di belakang telinganya, Yoon Seo pun tersipu malu.Tapi pada kenyataanya...
“Uang yang dijanjikan untuk mendanai perjudian seseorang sebenarnya tak seharusnya dipinjamkan. Menurut Pasal 103 KUHP, tindakan yang melanggar aturan masyarakat dan merusak adat istiadat yang baik dianggap tidak sah.” Ucap Jung Rok. Yoon Seo kesal karena ini seperti layaknya belajar di kampus.
“Bagaimana jika kau meminjamkan uang kepada seseorang? Bisakah kau mendapatkannya kembali?” tanya Yoon Seo menahan kesal
“Kau mungkin penasaran tentang itu. Menurut Pasal 746 KUHP, kinerja untuk tujuan ilegal... Ada di buku itu.”ucap Jung Rok menjelaskan secara detail.
Yoon Seo yang terlihat kehilangan semangat hanya menganguk mengerti saja. Ia lalu menyarankan bisa mengajarinya sambil duduk. Jung Rok menolak karenalebih baik dengan papan tulis dan akan beralih ke bab selanjutnya.
“Tunggu Sebentar... Bisakah kita belajar di tempat lain?” ucap Yoon Seo. Jung Rok pikir akan akan papan tulis. 


Mereka mengantri karcis didepan bioskop mobil. Jung Rok pikir Yoon Seo ingin belajar tapi malah pergi menonton film. Yoon Seo beralasan kalau  belajar tak harus dilakukan dengan papan dan buku sementara siswa menghafal setiap barisnya.
“Film hukum baru saja dirilis, sebagai gantinya kita bisa belajar sambil nonton film. Apa Kau pernah ke Theater Drive-in sebelumnya?  Bioskop biasa, tak nyaman bagiku, jadi aku biasanya ke sini.” Ucap Yoon Seo
“Ini pertama kalinya ke Theater Drive-in bagiku. Aku sudah lama tak menonton film juga.”kata Jung Rok
“Sudah berapa lama?” tanya Yoon Seo, Jung Rok pikir  Film terakhir yang ditonton adalah "Avatar" pada tahun 2009. Yoon Seo tak percaya mendengarnya.
“Ya, film dengan pribumi berkulit biru yang menghuni Pandora.” Ucap JunG Rok. Yoon Seo mengartikan  ini film pertama Jung Rok dalam 10 tahun.
“Aku sibuk belajar dan tak tertarik dengan film. Aku hanya menonton "Avatar" karena Yeo Reum memohon padaku.” Ucap Jung Rok.
“Yeo Reum?” tanya Yoon Seo penasaran. Jung Rok menjawab kalau itu adalah Teman kuliah.


Mereka akhirnya masuk lahan parkir membayar 22.000 won. Diputar video antar pengacara dan juga sekretarisnya.  Yoon Seo memuji filmnya sangat keren. Jung Rok pikir sepertinya tak akan sah sebagai bukti dan menurutnya begitu karena pengacara berusaha untuk melayani keadilan.
“Bukan itu maksudku... Tapi Pakaiannya... Coba Lihatlah betapa mencolok pakaian sekretarisnya... Aku pun punya banyak yang seperti itu... Tak bolehkah kau membiarkanku memakai pakaian berwarna-warni juga?” ucap Yoon Seo
“Aku tak pernah bilang tak boleh” komentar Jung Rok. Yoon Seo mengingatkan Jung Rok yang menyuruh untuk menggantinya.
“Kau bilang, aku tak mengenakan pakaian yang pantas.” Kata Yoon Seo kesal
“Itu karena kau terlihat tak nyaman memakainya. Warna bukan masalahnya.” Jelas Jung Rok
“Sungguh? Lalu, bolehkah kupakai yang warna pink?” kata Yoon Seo memastikan. Jung Rok memperbolehkan. Yoon Seo berteriak bahagia.
“Tapi Kupikir kau ke sini untuk belajar film. Bukankah kau bisa menontonnya sendiri? Kenapa harus bersamaku?” kata Jung Rok heran
“Oh itu... Yah, aku ingin bertanya padamu jika ada sesuatu yang tak kutahu. Seperti ini, misalnya. Bagaimana dengan yang barusan? Apa melanggar hukum bagi atasan kantor untuk memberi tahu karyawan secara berlebihan mengenai apa yang tak boleh dipakai?” ucap Yoon Seo mencari alasan.
“Menurut UU Standar Perburuhan, diizinkan jika mempengaruhi kinerja. Tapi harus masuk akal. Jika tidak, akan menjadi pelanggaran hak kebahagiaan dan kebebasan.” Kata Jung Rok.
“Ahh.. Begitu rupanya. Coba Lihat.. Aku tak bisa bertanya jika kau tak ada di sini.” Kata Yoon Seo terlihat lega. 



“Yah.. Benar juga.. Tanyakan lagi padaku apa pun yang ingin kau ketahui.” Kata Jung Rok bersemangat. Yoon Seo kaget karena harus bertanya lagi lalu tiba-tiba tangan Yoon Seo tak sengaja menyentuh tangan Jung Rok.
“Aku tak bermaksud memegang tanganmu. Jangan salah paham. Aku bukan tipe wanita yang mengambil keuntungan dari kegelapan.” Kata Yoon Seo mengangkat dua tanganya dengan wajah panik.
“Ya, aku tak salah paham... Jangan khawatir.” Kata Jung Rok yang terlihat panik.
“Oh, ada hal lain yang ingin kuketahui... Sama seperti sekarang, aku ingin menyenderkan tangan ke armset kau juga ingin, itu sebabnya kau bersandar duluan. Bagaimana jika ini terjadi di teater? Siapa yang berhak atas sandaran tangan ini?”tanya Yoon Seo
“Hukum tak bisa mendefinisikan semua aturan masyarakat. Itu sebabnya kita memiliki itikad baik dan aturan sosial yang normal. Itu memberitahu kita untuk bertindak sesuai dengan akal sehat.” Jelas Jung Rok
“Begitu rupanya. Kelihatannya tak ada yang tidak kau ketahui tentang hukum.” Puji Yoon Seo. Jung Rok pikir karena dirinya adalah pengacara.
Yoon Seo menganguk mengerti lalu menatap tanganya, Jung Rok ingin menaruh tanganya tapi akhirnya memilih untuk melipat tanganya sambil menonton film. 


Yoon Seo tersenyum bahagia saat Jung Rok sedang membeli makanan di truk makan, wajahnya langsung cemberut karena Jung Rok tiba-tiba berbicara dengan seorang wanita.  Di dalam mobil, Yoon Seo membahas tadi  Jung Rok  berbicara dengan seorang wanita ingin tahu apa yang dibicarakan dan berpikir hanya menanyakan arah.
“Bukan itu, dia meminta nomorku.” Ucap Jung Rok. Yoon Seo panik bertanya apakah memberikannya
“Tidak kuberi.” Kata Jung Rok. Yoon Seo pikir itu sesuatu yang seharusnya singkat tapi mereka yang berbicara cukup lama.
“Aku tolak, jadi dia bertanya apa aku punya pacar... Kubilang tak punya pacar, jadi dia bertanya kenapa aku tak bisa memberikan nomorku padanya. Kujelaskan padanya, aku tak punya pacar dan tak memberinya nomorku, tidak memiliki korelasi sama sekali. Itu sebabnya butuh waktu lama.” Jelas Joon Rok.
Yoon Seo tersenyum bahagia, Jung Rok binggung melihat Yoon Seo tertawa. Yoon Seo pikir Jung Rok sepertinya punya dinding tebal terhadap wanita lalu tak sengaja minum tanpa membuka tutupnya. Jung Rok tersenyum melihat tingkah Yoon So.
“Kenapa menatapku seperti itu? Aku belum pernah melihatmu tersenyum secerah itu.” Komentar Yoon Seo senang. Jung Rok langsung memperlihatkan wajah kakunya.
“Kenapa terlihat sangat serius lagi? Tersenyumlah seperti tadi.. Sangat bagus senyummu barusan.” Goda Yoon Seo. Jung Rok pikir akan tersenyum ketika menginginkanya.
Yoon Seo turun dari mobil mengucapkan  Terima kasih tumpangannya. Yoon Seo pikir tak masalah lalu pamit pergi akan bertemu hari senin.



Jung Rok melihat “Tiket Teater Drive-in” wajahnya tersenyum. Saat itu Se Won melihatnya, ingin tahu Jung Rok  habis nonton film dengan siapa. Jung Rok dengan sinis menjawab bukan urusan Se Won. Se Wo merengek karena sangat penasaran dengan siapa.
“Aku berharap melihatmu bersama pacar.” Ucap Se Won. Jung Rok menegaskan Bukan pacarnya. Se Won tak percaya.
“Sudah jelas jika orang sepertimu yang tak pernah menonton film melakukan ini.” Kata Se Won
“Sudah kubilang bukan! Ini Untuk belajar.” Tegas Jung Rok. Se Wo kaget untuk Belajar
“Sekretarisku ingin belajar hukum. Kami menonton film tentang hukum, untuk belajar.” Jelas Jung Rok. Se Won bertanya apakah Jun Rok ber pikir itu masuk akal dengan nada mengejek.
“Apa Kau pikir masuk akal tetap tinggal di rumahku? Bukankah sudah saatnya kau pergi?” balas Jung Rok menyindir
“Aku mengerti... Hari ini kita sudahi sampai di sini... Beristirahatlah. Pria yang menonton film untuk belajar hukum, Kwon Jung Rok” goda Se Won akhirnya keluar kamar. Jung Rok hanya bisa terdiam. 


Yoon Seo sudah siap untuk tidur lalu mengirimkan pesan untuk Jung Rok “Pengacara Kwon terima kasih banyak sudah meluangkan waktu untuk mengajariku hari ini... Selamat tidur.”
Jung Rok membaca pesan Yoon Seo  lalu membahasnya “Oh Jin Sim.. juga semoga mimpi indah.” Wajah Yoon Seo tersenyum bahagia mengingat saat Jung Rok datang menyelamatkan dari pria yang menyuruhnya turun dari mobil.
“Kau dapat berbicara denganku mulai sekarang. Aku pengacaranya.” Ucap Jung Rok.
“Astaga. Kenapa dia membantuku saat itu? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Apa karena dia mengkhawatirkanku?” kata Yoon Seo percaya diri.
Ia mengingat lagi saat Jung Rok mengambil syal yang jatuh lalu memasangkan di lehernya sambil memujinya kalau Kerjanya bagus. Yoon Seo pikir Jung Rok Padahal bisa memberikan saja tapi memasangkan di lehernya, wajahnya tersipu malu.
 Yoon Seo pun teringat saat Jung Rok bisa tersenyum lebar didalam mobil.
“Kenapa dia tersenyum secerah itu? Mungkin dia tak bisa menahan senyum ketika menatapku...Ahh.. Tak bisa kupercaya! Kenapa dia tersenyum seperti itu?” ucap Yoon Seo seperti sudah mulai mengagumi Jung Rok. 

Yoon Seo baru saja akan masuk lift tak sengaja bertemu dengan Jung Rok lalu menyapanya. Jung Rok pun membalas dengan anggukan lalu masuk ke dalam lift. Yoon Seo terlihat gugup akhirnya membahas Jas Jun Rok yan  terlihat sangat... tapi saat itu Tuan Yeon masuk ke dalam lift dan berdiri ditengah.
“Yoon Seo, liftnya cenderung ramai kalau pagi. Apa baik-baik saja?” ucap Tuan Yeon. Yoon Seo binggung.
“Aku khawatir orang lain mungkin mengenalimu.” Kata Tuan Yeon. Yoon Seo panik karena Tuan Yeon yang bisa mengenalinya padahal sudah mengunakan kacamata hitam.
“Tentu saja.... Apa aku satu-satunya? Aku bahkan bisa mengenalimu ketika mengenakan niqab. Kenapa? Karena aku penggemar... maksudku.. CEO perusahaanmu.” Ucap Tuan Yeon yang melihat tatapan sinis Jung Rok.
“Apa Kau menungguku setiap hari di depan lift? Sepertinya kita bertemu di sini setiap waktu.” Kata Jung Rok curiga.
Tuan Yeon pikir benar juga karena selalu bertemu di lift dan mengaku berpikir aneh, tapi menurutnya ini yang di sebut takdir, yaitu dirinya Jung Rok dan Yoon Seo. Jung Rok hanya bisa menghela nafas.
Saat itu Tuan Yeon menerima telp dari PD Lee, memberitahu Yoon Seo kalau ditelp oleh  PD stasiun penyiaran lalu membahas tentang  Satu orang lagi. Jung Rok pun tak bisa berkata-kata dengan sikap CEOnya. 


Di ruangan Tuan Yeon
Hae Young bingung karena mereka mengadakan rapat tiba-tiba,  Tuan Yeon mengaku ini bukan apa-apa lalu memberitahu kalau merkea menerima permintaan untuk siaran di program TV Dan permintaan itu datang kepadaku secara pribadi. Hae Young ingin tahu Program apa itu.
“Diskusi mengenai revolusi industri keempat. Mereka ingin mendengar apa yang kita pikirkan dari perspektif pengacara. Aku berpikir untuk melakukannya sendiri, tapi membuatku tak nyaman. Kalian semua tahu, aku tak tertarik sama sekali dalam menerima perhatian atau menjadi selebritas terkenal.” Ucap Tuan Yeon
“Aku hanya pria yang mengabdikan yang terbaik untuk pekerjaan yang diberikan kepadaku. Kalian tahu kan? Tapi PD itu benar-benar memohon padaku. Dan ini adalah kesempatan bagus untuk mempromosikan firma hukum kita. Aku memutuskan untuk mengorbankan diri dan akhirnya setuju untuk tampil di program ini.” Komentar Tuan Yeon rendah hati
“Kau sudah mempostingnya di akun media sosialmu.” Komentan r Hae Young
Tuan Yeon membuat video mengatakan “Aku CEO Yeon Joon Gyu dari Firma Hukum "ALWAYS". Aku sudah memutuskan untuk keluar pada program debat, Ini akan mengudara pada jam 9 pagi pada tanggal 15 Februari. Kuharap kalian mendengarnya.”
“Bagaimanapun, siaran langsung akan tayang pada jam 9 pagi besok. Aku baru saja menerima telepon dari PD. Dia ingin satu pengacara lagi ikut di acara itu. Satu orang lagi. Siapa yang harus melakukannya?” ucap Tuan Yeon. Moon Hee dan Yoon Hyuk sangat bersemangat.
“Menurutku, dia tak boleh gugup ketika berbicara di TV. Dia harus memiliki kemampuan berbicara dan wajah tampan yang sesuai untuk TV.” Kata Eun Ji, Yoon Hyuk dengan senyuman yakin kalau pasti dirinya.
“Bagaimana jika Pengacaa Kwon?” ucap Eun Ji, Yoon Hyuk langsung cemberut.
“Benar, kan? Pengacara Kwon  adalah pilihan terbaik, kan? Jadi Pengacara Kwon  dan aku akan mengikuti program besok pagi.” Kata Tuan Yeon
“Tidak, aku menolak Ada banyak pekerjaan besok. Jika rapatnya hanya ini, aku izin pamit... Kau Bersiaplah, kita harus ke pengadilan.”ucap Jung Rok pada Yoon Seo lalu keluar dari ruangan.
“Bagaimana mungkin pria sangat berhati dingin? Bahkan jika dia menolak, tak bisakah dia setidaknya melakukannya sambil tersenyum?” keluh Hae Young
“Kau Tahu sendiri Pengacara Kwon mudah tersenyum... Entah... Bukankah dia akan tersenyum di depan seseorang yang membuatnya tersenyum? Dia mungkin akan tersenyum jika dia bahagia. Sebagai contoh...” ucap Yoon Seo malu-malu lalu tersadar sudah berlebihan bicara akhirnya memilih pamit pergi.
“Omong-omong, jika Pengacara Kwon tak akan melakukannya, siapa pilihan kita selanjutnya?” ucap Tuan Yeon. Moon Hee dan Yoon Hyuk berdiri sambil mengangkat tangan.
“Apa kalian ingin jadi sukarelawan?” tanya Tuan Yeon, Keduanya menganguk. Tuan Yeon seperti memikirkanya. 



Yoon Seo memperlihatkan jadwal kasus Parkir Ilegal. Jung Rok memastikan kalau persidangan selanjutnya akan terbuka dalam dua minggu, Yoon Seo membenarkan.  Jung Rok meminta Yoon So agar oeriksa tanggal dan lokasi. Yeo Reum datang memanggil Jung Rok.
“Yeo Reum.” Kata Jung Rok. Yoon Seo seperti cemburu melihat seorang wanita lalu teringat kalau Yeo Reum teman kuliah Jung Rok.
“Aapa Ada sidang? ucap Yeo Reum. Jung Rok menganguk lalu betanya apakah Yeo Rum sudah selesai kerja. Yeo Reum menganguk.
“Yah.... Kebetulan... Apa Kau ingin minum kopi terlebih dahulu?” ucap Yeon Reom. Yoon Seo berharap Jung Rok menolanya.
“Yahh.. Aku punya sekitar 30 menit.” Kata Jung Rok melihat jam tanganya. Yoon Seo pun tak bisa berkata-kata
“Halo. Kau Sekertaris Oh ‘kan?” ucap Yeo Reum. Yoon Seo kaget Yeo Reum bisa mengetahuinya.
“Kudengar secara kebetulan. Tak apa ikut bersantai bersama kami, kan?” kata Yeo Reum
“Sek Oh tak suka tempat ramai.” Kata Jung Rok. Yoon Seo mengaku tak masalah karena akan ikut bersama Jung Rok. 


Yeo Reum membawakan gelas kopi untuk dua tamunya, kalau dirinya dan Yoo Seo americano, tapi Jung Rok adalah kopi mix. Yoon Seo kaget karena sebelumnya memberikan americano. Yeo Reum mengejek  Selera Jung Rok masih seperti anak kecil karena hanya minum kopi manis.
“Aku tak paham kenapa orang-orang suka kopi pahit” ucap Jung Rok. Yoon Seo binggung Jung Rok yang dianggap memiliki selera anak kecil?
“Apa Kau tak tahu? Dia tak bisa minum selain kopi instan manis. Tidak hanya itu, selera makanannya juga...” ucap Yeo Reum. Jung Rok meminta agar menghentikan dan tak membahasnya. Yeo Reum pun setuju.
“Maaf karena membawamu ke tempat seperti ini. Ini satu-satunya tempat yang tak banyak orang dan bisa berbicara dengan tenang yang kutahu.” Ucap Yeo Reum. Yoo Seo mengaku tak masalah.
“Tempat mana pun tak masalah bagiku.” Kata Yoon Seo rendah hati.
“Sebenarnya, aku tahu siapa kau... Kau Oh Yun Seo, kan?” kata Yeo Reum. Yoon Seo kaget lalu melirik pada Jung Rok kalau yang memberitahu. JunG Rok mengelengkan kepala kalau tak memberitahunya.
“Pengcara Choi Yoon Hyuk yanh memberi tahuku. Kami bertemu baru-baru ini.” Kata Yeo Reum. Yoon Seo pun salah menduga.
“Bagaimana pekerjaanmu sebagai sekretaris? Jung Rok itu menjengkelkan, pasti kau kesulitan.” Kata Yeo Reum mengejek. Yoon Seo membenarkan.
“Di mananya aku menengkelkan?” kata Jung Rok mengelak. Yeo Reum pikir Jun Rok tak tahu seberapa kasarnya dirinya Terkadang, benar-benar menyulitkan orang.
“Aku?” kata Jung Rok tak yakin. Yeo Reum menegaskan Jung Rok memegang seperti itu.
“Kalian berdua pasti benar-benar dekat.” Komentar Yoon Seo. Yeo Reum mengaku mereka berteman sejak kuliah.
“Apa Hanya kalian berdua?” tanya Yoon Seo, Jung Rok mengaku Ada satu lagi yaitu Pria bernama Kim Se Won. Yeo Reum terlihat gugup.
“Kita semua harus bertemu nanti. Kau tak boleh menghindarinya selamanya. Kami berdua sangat sibuk.” Kata Ucap Jung Rok
“Kau dan aku harus bertemu untuk makan nanti. Sudah lama tak makan bersama.” Kata Yeo Reum. Jung Rok setuju kaalu  kapan pun siap.
“Apa Aku akan tersentuh olehmu lagi? Kita terus mengabaikannya. Kau harus bergabung dengan kami lain waktu.” Ucap Yeo Reum.
Yoon Seo melonggo binggung melihat Jung Rok yang bisa tersenyum saat bicara dengan Yeo Reum. Lalu menjawab akan melihat nanti untuk makan malam bersama. 



Yoon Seo dengan wajah cemberut bertanya kenapa Jung Rok tak memakai syal hari ini, apakah tak dingin. Jung Rok pikir tak masalah menurutnya  cuaca hari ini baik-baik saja. Yoon Seo pikir Jung Rok sepertinya tak terlalu sensitif terhadap suhu dingin.
“Ya. Itu sebabnya aku suka musim dingin.” Ucap Jung Rok santai
“Kau tak suka "Yeoreum"(Musim Panas)? Kata Yoon Seo sengaja menyindir. Jung Rok binggung.
“Tidak, Oh ya, mohon periksa dokumen yang kuminta jam 5:00.” Kata Jung Rok
“Tak mau, akan kukerjakan jam 5:10... Aku lelah... Omong-omong, Pengacara Kwon Kenapa kau tersenyum berlebihan?” keluh Yoon Seo kesal
“Tak ada yang pernah berkata seperti itu sebelumnya. Ditambah lagi, beberapa hari yang lalu. Kau bilang, aku terlihat bagus ketika tersenyum, kan?” ucap Jung Rok
“Semuanya harus ada takarannya. Sekarang kulihat-lihat, kau tak terlihat bagus ketika tersenyum. Yang kumaksud, berhentilah tersenyum!”kata Yoon Seo marah. Jung Rok heran dengan sikap Yoon Seo. 


Joo Yeong dan Sek Yeo Reum ada di toilet. Sek Yeo Reum menceritkan Restoran pasta yang direkomendasikan Joo Yeon sangat bagus menurutnya harus pergi ke sana lagi dengan rekan-rekan lain. Joo Yeon pikir  Jika memberi tahu semua orang, itu tak lagi istimewa.
“Oh ya, bagaimana dengan Jaksa Kim Se Won? Dia seperti bintang idola di sini. Begitu banyak karyawan wanita yang menangis ketika dia diangkat ke kantor Chuncheon dua tahun lalu.” Ucap Sek Yeo Reum
“Omong-omong, apa menurutmu Jaksa Kim punya pacar?” tanya Joo Yeong
“Tak punya, dia putus dua tahun lalu.” Kata Sek Yeo Reum. Joo Yeong bingung karena Sek Yeo Reum bisa mengetahuinya.
“Dia berkencan dengan Jaksa Yeo Reum. Semua orang tahu tentang mereka.” Kata Sek Yeo Reum. Joo Yeong kaget mendengarnya.
“Ya, mereka berkencan sekitar tujuh tahun. Tapi mereka putus dua tahun lalu dan itu Benar-benar putus.” Tegas Sek Yeo Reum. 


Joo Yeong bersemangat ingin tahu alasanya, Sek Yeo Reum mengaku tak tahu. Joo Yeon mendengar kalau Yeo Reum punya kepribadian buruk Jadi mungkin itu sebabnya. Saat itu Yeo Reum keluar dari toilet, keduanya langsung tertunduk dan menyingkir. Yeo Reum dengan santai mencuci tanganya.
“Kenapa kau sangat tegang? Apa Kau takut aku melakukan sesuatu karena kepribadian burukku?” sindir Yeo Reum. Joo Yeon meminta maaf.
“Tapi itu memang benar... Jeong Mi... Kau harus membawaku ke restoran pasta itu. Jika ada sesuatu yang baik, kau harus membagikannya.” Ucap Yeo Reum pada Sekertarisnya lalu keluar dari toilet.
“Wah... Dia sangat mengejutkanku.” Ungkap Joo Yeong, Jeong Min pun terlihat bisa bernafas lega setelah Yeo Reum pergi. 

Joo Yeong masuk ruangan melihat Se Won duduk dengan wajah  wajah sedih lalu berkomenta sepertinya mood rekan kerjanya tak baik. Se Won menyangkalnya. Joo Yeon mengaku sudah mendengar kalau Se Won dan Yeo Reum lulus dari perguruan tinggi yang sama. Se Won membenarkan.
“Kudengar Waktu dulu kalian berteman.” Kata Joo Yeong.
“Benar. Tapi aku berencana untuk berteman lagi dengannya pada saat ini.” Kata Se Won
“Kenapa? Kau tahu piring yang pecah tak berguna bahkan jika mencoba untuk menyatukannya kembali.” komentar Joo Yeong sinis
“Itu terserah padaku. Tapi Aku tak tahan melihat hal-hal yang rusak.” Kata Se Won
“Maka kukira aku harus rusak juga.” Kata Joo Yeong berbisik. Se Won bertanya apa yang dikatakan. Joo Yeong mengaku bukan apa-apa.


Semua berkumpul untuk makan-makan, Tuan Yeon bingung siapa yang akan diajak untuk siaran karena binggung tak tahu siapa yang harus dipilih lalu meminta pendapat pegawai lainya.
“Pengacara Dan sepertinya lebih bagus. Karena kau seorang pria, jadi alangkah baiknya memiliki pasangan wanita.” Komentar Hae Young.
“Hei... Ini bukan variety show keluarga. Kenapa kita harus memilih 1 pria dan 1 wanita?” keluh Yoon Hyuk
“Kupikir Pengacara Choi sepertinya pilihan yang bagus. Cara bicaranya fasih, dan kupikir dia takkan terlalu gugup daripada Pengacara Dan” komenta Eun Ji. Moon He langsung cemberut.
“Aku... sepenuh hati setuju dengan Pengacara Yang” kata Tuan Lee. Wajah Yoon Hyuk pun tersenyum lebar.
“Aku menghormati kalian berdua karena memiliki selera yang luar biasa..” kata Yoon Hyuk senang di pilih keduanya.
“Tapi Tunggu sebentar... Jadi kalian berdua berpikir Pengacara Choi akan menjadi pilihan yang lebih bagus, kan? Tapi kupikir Pengacara Dan  akan lebih bagus karena dia benar-benar tenang. Jadi itu berarti kau dan aku berpikir Pengacara Dan akan lebih bagus.” Kata Tuan Yeon. 

Hae Young mengartikan maka 2 melawan 2. Ini seri. Moon Hee tak percaya dengan keadaan sekarang. Tuan Yeon pikir kalau Moon Hee itu, lalu terputus ucapanya karena menerima telp dari Jaksa Park lalu bergegas pergi.
“Kenapa tak bisa membiarkanku melakukannya saja?” keluh Yoon Hyuk.
“Maaf, tapi aku juga benar-benar ingin melakukan ini.” Ucap Moon Hee
“Kau pasti benar-benar ingin siaran di TV. Kau sangat tertutup, jadi kupikir kau tak akan menyukai hal-hal seperti itu.” Kata Eun Ji
“Aku belum punya banyak klien akhir-akhir ini, jadi kuharap siaran TV akan membantuku membuat terobosan.” Ucap Moon Hee. Hae Young bingung apa itu terobosan.
“Semuanya berjalan dengan baik begitu siaran di TV termasuk restoran dan tempat wisata. Aku juga ingin menjadi pengacara populer dan kartu as perusahaan ini. CEO Yeon selalu mengomeli kinerjaku, dan itu benar-benar mencekik.” Komentar Moon Hee.


Hae Young panik memberitahu kalau Tuan Yeon sudah ada dibelakang,  Tuan Yeon langusng memutuskan kalau  memberikan kesempatan untuk Joo Yeon karena  tak ingin mencekik Moon Hee selama pertunjukan.
“Pengacara Dan aku kecewa.. Tak kusangka kau tipe orang yang suka membicarakan orang dari belakang.” Keluh CEO Yeon terlihat kesal, Moon Hee ingin menjelaskan.
“Apa kau ingat bagaimana aku memilihmu sebelumnya? Akan akutarik kembali... Aku bisa melakukan itu, kan? Maka itu berarti PengacaraChoi  mendapat tiga suara dan Pengacara Dan mendapat 1 suara.” Ucap CEO Yeon
“Mari bersenang-senang di siaran besok.” Ucap Tuan Yeon berjabat tangan. Yoon Hyuk dengan senang hati mengaku sangat menghormati Tuan Yeon karena membuat keputusan yang rasional. Moon Hee terlihat kesal.
**
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar