PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 20 Februari 2019

Sinopsis The Light In Your Eyes Episode 4 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

 Young Soo kembali melaukan TV Pangeran Young Soo, Misi Menerima Bintang! yaitu  [The ASMR of Death! Acara Makan Rahasia dan ada 8 penonton] Ia masuk ke dalam kamar adiknya diam-diam, memberitahu “Food Don't Know” memberi misi untuk 10 bintang yaitu The ASMR of Death.
“Apa Kalian melihat wanita tua di sana? Dia wanita yang sangat menakutkan. Dia mungkin membunuhku jika dia bangun. Kupertaruhkan hidupku di sini untuk kalian semua!” bisik Young Soo. Penonton menyuruh  Berhenti mengulur-ulur waktu dan mulai makan.
“Ngomong-ngomong, 10 bintang terlalu sedikit. Jadi Beri 5 bintang lagi. Akan kupertaruhkan nyawaku dan berhasil. Mari mulai misi pertama!” ucap Young Soo mulai memakan lobak kuning.
Hye Ja tak bergerak, akhirnya bintang pun diberikan pada Young Soo karena berhasil. Young Soo pun makan kubis, Hye Ja mulai bergerak-gerak tapi tak bangun, penonton Young Soo merasa yang dilakukanya itu lucu. Bintang pun terus diberikan pada Young Soo.
“Sudah waktunya untuk tahap terakhir. Aku akan mencoba makan cabe hijau Cheongyang.” Kata Young Soo akan mulai makan cabe.
Saat itu Young Soo tak bisa menahan suara rintihanya karena pedas.  Akhirnya Hye Ja bangun dari tempat tidurnya, Young Soo merasa sudah menahannya cukup lama jadi meminta agar penontonya jangan keluar. Hye Ja benar-benar bangun mendekatinya layar, penonton Young Soo berkomentar Hye Ja itu zombie dan berpikir mereka ada dalam film horor. Akhirnya Hye Ja mematikan laptop dan siaran live pun berhenti. 


Young Soo merasakan mulutnya terbakar karena terlalu pedas dan merengek pada adiknya agar membawakan  air karena merasa akan mati. Hye Ja tak peduli menyuruh kakaknya mati saja dan kembali tidur. Young Soo terus merengek meminta membawakan air.
“Aku akan tidur.” Ucap Hye Ja tak peduli. Young Soo tetap meminta adiknya membawakan air.
“Aku tidak mau.” Kata Hye Ja dan meminta agar Berhenti mengganggunya. Tapi Young Soo tiba-tiba sudah berbaring disampingnya. Hye Ja akhirnya turun dari tempat tidur. 

Hye Ja akan membawa minum, lalu terdengar suara ayahnya bertanya pada ibunya Apa yang dokter katakan. Nyonya Lee mengaku  Tidak banyak danTidak ada yang serius, tapi dokter ingin memeriksa beberapa hal untuk memastikan. Tuan Kim melihat surat Tanda Terima Pasien.
“Itu kunjungan umum rumah sakit, jadi Tidak ada yang serius.” Kata Nyonya Lee menenangkan.
“Aku sering pergi ke rumah sakit juga. Aku tidak memberitahumu karena kau tidak pernah bertanya.” Ucap Nyonya Lee
“Tagihan rumah sakitnya akan menjadi cukup mahal.” Kata Tuan Kim. Nyonya Lee yakin  itu tidak akan seburuk itu.
“Obatnya adalah masalahnya. Setelah dia mulai mengambil obatnya, akan sulit untuk mendapatkannya. Dia seharusnya tidak mulai atau terus mengkonsumsinya.” Kata Nyonya Lee
“Aku akan membawa makan siang  untuk bekerja mulai besok.” Kata Tuan Kim
“Mengurangi biaya makanan kita tidak akan membantu, jadi kau bisa pesan makanan saja.” Ucap Nyonya Lee
“Cari kotak makan. Aku akan  membawa makan siang sendiri.” Ucap Tuan Kim
“Aku sudah punya lebih cucian piringku. Bisakah kau tidak menambahkan untuk itu?” keluh Nyonya Lee. Hye Ja yang mendengarnya terdiam dengan wajah sedih. 

Joon Ha pulang ke rumah mengambil air minum lalu melihat kotak minuman herbal, teringat kembali yang bisa diberikan pada neneknya agar minum herbal sebelum pergi kerja. Joon Ha pun pamit pergi dengan senyuman.
Akhirnya Joon Ha membuang minuman herbal ke luar rumah, saat itu anjing putih masuk dari depan pintu dan langsung meminumnya. Joon Ha keluar rumah kaget melihat anjing yang terlihat sangat energik melompat-lompat. Ia melihat ramuan yang sudah habis diminum oleh anjing putih dan hanya bisa menutup wajahnya. 

 [Happy Beauty Salon]
Hye Ja sudah sibuk masak di pagi hari, melihat ayahnya akan pergi kerja memberikan kotak makanan, tahu kalau pasti bosan memesan makanan yang sama untuk makan siang setiap hari dan berpikir jika itu 5 dolar, harus  berapa banyak yang dihabiskan dalam sebulan.
“Ayah, ini nasi. Dan aku mengemas beberapa lauk di sini. Kau punya putri pengangguran... Biarkan aku melakukan hal-hal seperti ini. Kau tersentuh lagi, kan? Tapi apa kau tahu? Kau akan lebih tersentuh ketika kau memakannya.” Kata Hye Ja dengan senyuman manis.
Tuan Kim tak banyak berkata-kata mengambil kotak makan buatan anaknya.  Hye Ja mengantar ayahnya sampai depan rumah. Tuan Kim menyuruh masuk ke dalam rumah karena udara dingin. Hye Ja dengan senyuman mengaku  ingin melihat ayahnya pergi.
“Makan ikan terinya. Itu meningkatkan kesehatan tulang.” Pesan Hye Ja akhirnya masuk rumah. 

Nyonya Lee akhirnya keluar dari kamarn, Hye Ja menyuruh Nyonya Lee agar kembali tidur karena harus banyak istirahat. Nyonya Lee bertanya keberadaan ayah Hye Ja. Hye Ja mengaku mengemas makan siang un dan melihanya  pergi, jadi meminta ibunya jangan khawatir.
“Aku akan menyiapkan sarapan jadi Kau harus makan.” Ucap Nyonya Lee
“Aku akan makan nanti. Aku tidak  punya nafsu makan sekarang.” Kata Hye Ja.
“Kau harus memakan obatmu jadi Kau harus makan sesuatu. Makan ini setelah kau makan.” Ucap Nyonya Lee. Hye Ja tak bisa menolak.
“Nanti aku bakalan sibuk di salon, jadi jangan lupa memakannya.” Tegas Nyonya Lee. Hye Ja menatap sedih obat yang banyak diatas meja. 

“Menua berarti jumlah pil yang harus kau  ambil meningkat setiap tahun. Sekarang, aku mengerti kenapa  orang tua sering mengatakan mereka tidak memiliki nafsu  makan saat duduk di meja.” Ucap Hye Ja menatap pil besar didepanya.
“Memikirkan semua pil ini, kau harus memakannya setelah makanan mengisi perutmu. Apa aku melihat ini di TV? Salmon di peternakan hidup di tanki kecil, dan mereka diberi antibiotik yang sama sebagai  makanan mereka setiap hari.” Gumam Hye Ja
“Ini bukan melebih-lebihkan  kalau mereka tidak hidup. Mereka benar-benar bergantung  pada obat-obatan untuk tetap hidup. Mereka tidak pernah merasakan arus kuat dalam perjalanan mereka atau cakar beruang yang tajam. Aku tiba-tiba menginginkan salmon sushi.” Gumam Hye Ja lalu memanggil ibunya agar bisa membeli salmon sushi untuk makan malam. 

Hyun Joo terlihat kelelahan masuk ke dalam restoran, ayahnya memanggil kalau Ada permintaan pengiriman. 10 mangkuk jajangmyeon. Hyun Joo bertanya Di mana alamatnya. Ayahya mengatakan kalau meminta di antarkan ke tempat Hye Ja.
“Tempat Hye Ja? Apa Pelanggan di salon membeli  makan siang untuk semua orang? Tunggu. Apakah Yeong Soo...” kata Hyun Joo akhirnya meminta pada ayahnya akan mengantarnya.
Hyun Joo datang dan Young Soo menyambut didepan pintu memastikan  membawa 10 mangkuk, lalu mengajak masuk. Hyun Joo menatap dingin, Young Soo meminta Hyun Joo agar segera masuk. 

“Apa Kau melakukan siaranmu lagi?” tanya Hyun Joo mengeluarkan mangkuk jajangmyun diatas meja.
“Hari ini, untuk saluran lain. Apa Kau tahu berapa banyak penghasilan PewDiePie per tahun melalui siaran?” kata Young Soo. Hyun Joo mengaku  tidak tahu seperti tak peduli
“Tapi kau berutang 60 dolar untuk 10 mangkuk jajangmyeon.” Kata Hyun Joo meminta bayaran
“Acara makan sangat populer di kalangan  pemirsa di Cina dan Asia Tenggara...  Kau lihat, jika ini berjalan dengan baik,  aku bisa kaya raya dalam waktu singkat. Rekor resmi memakan 10 mangkuk  tercepat adalah 15 menit. Tapi, itu akan berubah olehku hari ini.” Kata Young Soo penuh semangat.
“Aku tidak pernah bertanya, dan aku bahkan tidak ingin tahu. Mana uangnya, Aku harus pergi.” ucap Hyun Joo
“Aku butuh saksi agar ini resmi... Tetap di sini dan jadi saksiku. Jangan salah paham. Kudengar wanita sering salah paham. Kau pasti akan berpikir,  "Kenapa dia memintaku datang?Apa aku istimewa untuknya?" Apa dia memiliki perasaan padaku?" No. No. No. Kau hanya saksiku.” Tegas Young Soo. Hyun Joo hanya bisa menghela nafas. 


Hyun Joo menyapa para penontonya, memberitahu misi hari ini adalah makan 10 mangkuk jajangmyeon dengan cepat. Ia pun meminta agar mereka  subscribe dan like salurannya. Jadi akan mencoba memakan 10 mangkuk jajangmyeon secepat yang bisa, untuk menciptakan rekor dunia baru.
Akhirnya Young Soo mulai makan jajangmyung, dengan cepat. Hyun Joo hanya bisa menatapnya. Tapi hanya beberapa kali Young Soo makan merasa sudah kenyang dan berpikir memesan porsi ganda. Ia memutuskan  akan mencoba lagi lain kali lalu mematikan siarannya.
“Aku belum membuka bungkus 9 mangkuk lainnya... Bisa kau ambil lagi?” ucap Young Soo
“Apa kau bercanda? Mana uangnya. Kau berhutang 60 dolar.” Kata Hyun Joo tak percaya
“Apa Kau ingat? Apa Itu salju pertama tahun itu? Kau bilang cmenyukaiku  di bawah jembatan. Dan setelah itu, kita mulai berpacaran. Hyun Joo. Apa Mau kita mulai dari awal?” kata Young Soo. Hyun Joo menahan amarah dengan kepalan tanganya.
“Ayahku bekerja sangat keras untuk membuat jajangmyeon ini. Kau sebaiknya memberiku 60 dolar. Sekarang!” kata Hyun Joo marah langsung memberikan tonjokan. 



Hye Ja melihat ayahnya yang baru pulang lalu bertanya bagaimana. Tuan Kim binggung bertanya apa maksudnya. Hye Ja ingin tahu apakah rasanya enak Kotak makan siang yang dibuatnya. Tuan Kim mengangguk.
“Apa yang rekan kerjamu katakan? Mereka pasti iri karena  kau memiliki putri yang manis.” Ucap Hye Ja membuka kotak lalu mengeluh melihat sisa makanan.
“Kenapa ikan terinya tidak di makan? Apa kau anak kecil? Kubilang unuk makan terinya... Itu bagus untuk tulang dan akan membantu menyembuhkan kakimu lebih cepat.” Kata Hye Ja marah. Tuan Kim memilih untuk mau mandi.
“Aku bekerja keras membuatnya, Padahal makan saja sebagian.” Keluh Hye Ja.
“Dia tidak suka teri, dia membencinya sejak kecil.” Komentar Nyonya Le masuk ke dalam dapur.
“Ini sangat enak. Apa aku harus menggunakan ikan teri yang lebih kecil?” pikir Hye Ja. 


Akhirnya pergi ke supermarket membeli sekantung ikan teri ukuran kecil, lalu saat pulang mencoba mampir ke  [Midnight Snack Bar] karena ingin tahu apakah Joon Ha datang kesana.  Saat itu si paman pemilik kedai menyapa Hye Ja.
“Apa kau mencari seseorang?” tanya Paman. Hye Ja mengelak kalau tak mencarinya.
“Aku tidak mencari siapa pun.” Ucap Hye Ja lalu keluar dari kedai snack. 
“Yah... Benar, aku tidak mencari siapa pun... Kenapa aku mencari dia saat tidak mencariku? Kau pasti kesepian sepanjang hari... Tunggu sebentar. Aku akan memberimu makan.” Ucap Hye Ja akhirnya pergi ke rumah Joon Ha mengintip dari depan pintu.
Ia tiba-tiba melihat ada anjing di rumah Joon Ha, lalu tak percaya kalau nenek dan Joon Ha memiliki anjing. Tapi berpikir kalau anjingnya terlihat seperti Rice, anjing kesayangannya. 


Hye Ja akhirnya pulang ke rumah, Nyonya Lee mengeluh bertanya kemana saja anaknya. Hye Ja meminta agar ibunya Jangan khawatir karena tidak  melakukan sesuatu yang aneh. Nyonya Lee mengaku tetap khawatir walaupun Hye Ja tak melakukan apa pun.
“Dia sudah pulang sekarang. Masuklah” kata Tuan Kim tak ingin istrinya memperpanjang lagi.
“Ayah, aku melihat anjing yang mirip seperti Rice. Aku melihat seekor anjing yang mirip seperti Rice.” Ucap Hye Ja. Tuan Kim terlihat binggung.
“Karena banyak hal yang terjadi, aku benar-benar lupa tentang Rice. Kami benar-benar tak  terpisahkan sebelumnya Dia pasti sangat marah padaku sekarang. Jadi Di mana Rice?” ucap Hye Ja.Tuan Kim terlihat binggung. 

Akhirnya mereka pergi ke depan rumah, Hye Ja sedih melihat kandang yang kosong. Tuan Kim mengaku melepaskannya sebentar  dan anjing Hye Ja  menghilang. Hye Ja bertanya kapan itu terjadi.  Tuan Kim mengatakan Beberapa minggu yang lalu.
“Dan kau bahkan tidak mencarinya? Astaga...” ucap Hye ja menahan tangis. 

“Itu semua salahku... Rice, maafkan aku... Karena semua ini terjadi padaku... maafkan aku.” Gumam Hye Ja sedih.
Saat itu Hye Ja teringat saat Joon Ha memberikan makan untuk anjingnya, tapi berpikir kalau Itu hanya  anjing yang mirip saja.
Tapi akhirnya Hye Ja pergi ke rumah Joon Ha memanggil “Rice, Happy, Toto”yakin kalau anjingnya. Rice mulai berlari mendekat, Hye Ja pun masuk ke dalam rumah untuk menangkapnya, tapi malah menerima gigitan. 

Nyonya Lee membalut luka di jari anaknya. Hye ja pikir  Rice pasti benar-benar marah padanya dan bisa mengerti kalau Rice punya alasan yang baik untuk marah. Sementar Young Soo terus memegang wajah Hye Ja seperti seorang dokter. Nyonya Lee bertanya apa yang dilakukan anaknya.
“Aku memeriksa dia. Aku harus memastikan  dia tidak terinfeksi rabies. Ayo Buka matamu... Matamu sedikit merah.”ucap Young Soo. Nyonya Kim langsung memukul punggung anaknya. 
“Kenapa Rice menggigitku?” kata Hye Ja sedih, Young Soo yakin itu Karena dia bukan Rice. Hye Ja yakin kalau anjingnya Rice
“Dia menghilang lebih dari sebulan yang lalu.” Ucap Nyonya Kim
“Kenapa dia berada di sana? Aku sangat yakin. Ketika aku memanggil namanya, dia mengibaskan ekornya. Setelah bertahun-tahun, apa kau  pikir aku tidak mengenalinya?” kata Hye Ja yakin
“Hei, bagaimana kau tahu itu anjingmu? Semua anjing dari jenis yang sama terlihat sama. Apa yang kau ketahui tentang anjing?”kata Young Soo
“Bagaimana jika kau salah dan dirinya benar?”ucap Hye Ja menantang.
 “Kupertaruhkan Ibu, kau salah” kata Young Soo lalu menatap ibunya yang menatap sinis, akhirnya pasrah memberikan punggungnya. Nyonya Lee pun langsung memberikan pukulan. 


“Bahkan orang-orang tidak mengenaliku  setelah aku menua semalam. Kenapa harus berbeda untuk anjing?... Tapi Tunggu...Tapi anjing mengenali  orang dengan bau mereka. Apa aku mencium bau yang  berbeda juga sekarang?” ucap Hye Ja mencium bau badanya berpikir untuk mandi saja.

Young Soo masuk kamar merasakan punggungnya sakit, saat itu seseorang mengetuk jendela kamarnya. Hyun Joo membuka jendela lalu menyuruh Young Soo keluar dari rumahnya. Young Soo menuruti teman adiknya. Hyun Joo memberikan helm agar Young Soo naik. Young Soo ingin tahu alasanya.
“Ada yang ingin kukatakan padamu.” Ucap Hyun Joo. Young Soo ingin tahu kemana akan pergi.  Hyun Joo tak banyak bicara langsung mengemudikan motornya dan sampai ke sebuah tempat. 

“Di mana kita? Apa kita di sini untuk berkencan? Aku ingin pergi ke tempat sepi.” Ucap Young Soo. Hyun Joo hanya menatap Young Soo yang sudah turun dari motornya.
“Aku ingin meminta Maaf. Aku sudah mengencani  begitu banyak wanita. Aku kadang-kadang berselingkuh.” Akui Young Soo dengan percaya diri
“Aku punya pertanyaan, jadi Jawablah dengan jujur.”kata Hyun Joo dengan wajah serius.
“Baiklah. Kecuali itu sesuatu  yang sulit untuk dijawab.” Ucap Young Soo
“Bisa beri aku 60 dolar  untuk jajangmyeon?” tanya Hyun Joo, Young Soo pikir  Itu pertanyaan yang sulit untuk dijawab.
“Tidak, aku tidak bisa.”kata Young Soo santai. Hyun Joo pikir sudah tahu jawabanya. Hyun Joo menyalakan motornya.
“Apa kita akan pergi? Hei... Tunggu! Bagaimana denganku?” teriak Young Joo melonggo binggung. Hyun Joo pun meninggalkan kakak temanya sendirian. 


Tuan Kim akan pergi ke kantor melihat note yang dituliskan anaknya diatas kotak makan.  “Putri manismu mengemas makan siangmu. Jadi habiskan semua terinya. Semoga harimu menyenangkan!”
Sementara Hye Ja pergi ke rumah Joon Ha menceritakan pada Rice kalau punya jam tangan  yang bisa memutar waktu, Itulah yang membuat dirinya terlihat seperti ini. Rice tetap dia, Hye Ja pikir mungkin terlihat  berbeda di luar sekarang, tapi jiwanya masih sama di dalam.
“Coba... Lihatlah aku dengan seksama Lalu, kau akan melihatnya... Lihat aku. Sekarang... Kau mengenaliku, kan?” ucap Hye Ja mencoba menyakinkan Hye Ja. 

“Siapa kau?” tanya Joon Ha melihat ada orang didepan rumahnya. Hye Ja gugup meihat Joon Ha yang datang.
“Apa kau tersesat lagi?” kata Joon Ha. Hye Ja mengaku tidak dan mengaku tidak tersesat terakhir kali.
“Aku kabur... Pokoknya, jangan salah paham. Aku tahu itu mungkin terlihat seperti itu,  tapi aku bukan orang semacam itu.” Kata Hye Ja menyakinkan.
“Orang macam apa?” tanya Joon Ha. Hye Ja pikir dirinya hanya Orang yang masuk ke rumah orang lain dan  bermain dengan anjing Joon Ha
“Kau hanya menerobos masuk dan bermain dengan anjingku. Kau berpikir begitu...” kata Joon Ha sinis.
“Apa Kau mencurigaiku?  Apa Kau pikir aku pencuri anjing?”keluh Hye Ja. Joon Ha pun bertanya apa yang dilakukan.
“Aku di sini untuk membawa anjingku kembali.” kata Hye Ja. Joon Ha heran ingin tahu alasan Hye Ja mencari anjingnya itu dirumahnya.
“Anjing itu milikku.” Kata Hye Ja. Joon Ha memastikan kalau yang dimaksud Antler.
“Namanya Rice... Dia jelas bukan anjingmu.  Kau tidak punya anjing apa pun.” Kata Hye Ja.
Joon Ha heran Hye Ja bisa mengetahuinya.  Hye Ja dengan gugup mengaku kalau itu yang orang katakan. Joon Ha memastikan kalau Orang-orang bilang ia tidak punya anjing. Hye Ja membenarkan.
“Ini daerah kecil. Orang-orang  mengatakan segala macam hal. Dia bukan anjingmu, kan?” ucap Hye Ja yakin
“Dia datang ke rumahku entah dari  mana beberapa hari yang lalu. Tanpa izinku, sama seperti seseorang.” Komentar Joon Ha
“Coba Lihat? Dia sepertiku. Anjing mirip dengan pemiliknya. Dia pasti anjingku, Rice.” Ucap Hye Ja yakin
“Apa Kau punya bukti dia milikmu?” kata Joon Ha. Hye Ja balik bertanya apakah Joon Ha juga memiliki bukti juga.
“Kurasa itu membuktikan dia bukan anjingmu.” Kata Joon Ha lalu melihat Rice yang mengigit rok Hye Ja.
“Dia marah karena aku menemukannya begitu lambat. Aku mengerti, jadi kumohon...” kata Hye Ja akan menarik rokonya.
“Antler, hentikan!” perintah Joon Ha, Si anjing pun berhenti lalu masuk ke dalam rumah.
“Bawa buktinya, dan aku akan memberikannya padamu. Kau harus memiliki fotomu dengannya.” Ucap Joon Ha
“Dia pemalu. Aku tidak punya foto-fotonya... Tapi aku tahu pasti dia Rice. Kau tahu apa artinya, kan? Pekerjaanmu dengan fakta-fakta. Dia mendengarkanku. Apa kau ingin menguji itu?” ucap Hye Ja. 



Hye Ja mencoba menyuruh Rice duduk, berdiri atau berjalan di sekitar. Tapi Rice tak mengikuti perintah Hye Ja malah mendekatinya. Hye Ja pikir Rice ingin datang padanya. Tapi Rice malah ingin menyerangnya. Hye Ja akhirnya panik berjalan mundur akan kembali dengan wajah ketakutan, kalau itu Rice, bukan Antler.

Hye Ja mengeluarkan bajunya merasa yakin Rice  akan menyesal. Bahkan jika mengenalinya lagi, kalau kau mengibaskan ekor dan  menjilatinya suatu hari nanti, maka akan mengabaikannya.
“Aku mengerti karena Rice  hanya anjing kecil bodoh. Tapi Joon Ha pintar dan cerdas. Kau tahu aku tidak memiliki apa yang diperlukan untuk menjadi pewarta. Tapi kenapa kau tidak bisa mengenaliku? Apa Kau tidak bisa mengenaliku  karena wajah tua ini?” ucap Hye Ja sedih
“Kita menghabiskan begitu banyak waktu bersama-sama. Kita makan udon dan minum. Kau bahkan menggendongku. Jika ini masa tua, kita sudah menikah sekarang.” Keluh Hye Ja lalu teringat baju yang dipakai dengan Joon Ha.
“Ini...aroma ketika aku masih 25! Ini pakaian yang kukenakan saat itu.”kata Hye Ja penuh semangat berpikir Joon Ha akan ingat. 

Hye Ja akhirnya masuk rumah ingin tahu apa yang dipikirkan Joon Ha dan dengan pakaian itu bisa memicu ingatannya. Joon Ha terus menatapp Hye Ja tapi akhirnya memberitahu kalau Hye Ja menginjak kotoran. Hye Ja berteriak panik lalu keluar rumah untuk membersihkan dan masuk lagi.
“Aku akan membawanya.” Ucap Hye Ja. Joon Ha tak peduli. Hye Ja memanggil anjingnya.
“Apa Kau ingat pakaian ini? Ini pakaian favoritku yang sering kupakai. Jika kau melihatnya sedikit lebih dekat, kau akan mampu mengingatnya. Perhatikan dengan seksama, dan cium baunya.” Ucap Hye Ja tapi Rice malah mengigit rompinya.
“Dia menyukainya karena ada  begitu banyak kenangan... Ayo Sudah cukup. Kau harus melepasnya.” Ucap Hye Ja tapi Rice lebih keras menariknya akhirnya malah membuat rompinya terlepas.
“Aku harus pergi bekerja. Apa Kau akan tinggal di sini?”sindir Joon Ha. Hye Ja pun pamit pergi melihat Joon Ha pergi bekerja sangat terlambat. Joon Ha hanya bisa menghela nafas melihat Hye Ja yang akhirnya pergi. 


Tuan Kim kembali ke ruangan kerja melihat kotak makan dengan tulisan note anaknya “Ayah, apa kau melihat teri dan mendesah lagi? Kau selalu meninggalkannya di kotak makan, jadi aku mengemasnya dengan ukuran khusus. Aku tidak akan membuat apa-apa lagi sampai kau menghabiskan semua teri itu. Ini baik untuk tulangmu,  jadi tolong makan. Dari putrimu kesayanganmu.” Tuan Kim hanya diam saja. 

Young Soo berjalan pulang dengan mangkuk ramyun ditanganya merasa  sangat lelah. Hyun Joo datang dengan motornya mengejek Young Soo kalau pasti datang  dari tempat yang jauh. Young Soo membenarkan. Hyun Joo menawarkan tumpangan.
“Tidak. Aku berolahraga....Satu, dua, Go! “ kata Young Soo sambl berpura-pura sedang bertinju.
“Ini memalukan....  Kenapa kau merasa gelisah? Dan Kenapa memesan 10 mangkuk jajangmyeon tanpa uang?” keluh Hyun Joo
“Aku akan membayarmu setelah menjadi terkenal.” Kata Young Soo yakin. Hyun Joo bertanya kapan lalu mengambil ramyung ditangan Young Soo.
“Karena kau membayar 80 sen, kau memiliki 59,2 dolar tersisa.” Ucap Hyun Joo lalu pergi meninggalkan Young Soo sendirian. Young Soo berteriak marah. 



Di kamar Hye Ja
Hyun Joo makan ramyun miliki Young Soo, Hye Ja mengeluh karena di memperlakukannya seperti ini dan tidak mengenalinya. Hyun Joo bertanya yang dibicarakan Hye Ja itu Rice atau Joon Ha.  Tiba-tiba Sang Eun merasa itu sangat romantis.
“Apanya yang romantis digigit  anjing seperti wanita gila?” keluh Hyun Joo. Sang Eun merasa itu romantis.
“Seorang pria dan wanita berebut anjing... Maksudku, seorang pria  dan seorang wanita tua.” Kata Sang Eun. Young Soo meminta agar melupakan saja.
“Lupakan apa? Rice atau dia?” kata Hye Ja sedih. Hyun Joo menegaskan  akan membawa anak  anjing kecil yang lucu.
“Dan Kau Lupakan saja. Dia sudah melupakanmu.” Ucap Hyun Joo. Hye Ja menegaskan kalau itu tak mudah.
“Kami berbagi begitu banyak kenangan bersama-sama.” Ucap Hye Ja. 
“Tidak peduli berapa banyak  kau mencintai seseorang, saat pikiranmu berubah,  kau bahkan melupakan namanya.” Ucap Hyun Joo. Hye Ja kaget kalau bisa melupakan namanya.
“Ya, semuanya menjadi kosong.” Kata Hyun Joo lalu merasakan ada yang datang lalu bergegas pamit pergi. 

Saat itu Young Soo membuka pintu kamar adiknya melihat  Ada banyak  makanan di atas meja dan memintanya.  Hye Ja memberitahu kalau itu milik Rice, lalu mengeluh karena kakaknya bahkan makan makanan anjing.
“Kau harus menghentikan Hyun Joo keluar dari jendela. Itu berbahaya. Hei! Kau harus menutup jendela saat kau pergi.Apa Kau tahu berapa banyak kami membayar untuk penghangat?” teriak Young Soo marah lalu menutup pintu.
“Hyun Joo lebih baik dari Rice.” Keluh Hye Ja kesal
“Tapi aku merasa seperti kita melewatkan sesuatu yang penting. Kenapa Rice tidak bisa mengenalimu?” kata Sang Eun
“Ketika aku pulang larut malam, aku selalu memberi pelukan untuknya. Dan bahkan aku tidur di luar dengan Rice dari waktu ke waktu.” Kata Hye Ja lalu Sang Eun teringat sesuatu. Hye Ja binggung.
“Menurutku, kau selalu manja di hadapan Rice.” Kata Sang Eun. Hye Ja mengingat saat mabuk memanggil “Rice” yang merindukannya.
“Kau benar!.. Rice ingat bagaimana aku mabuk.” ucap Hye Ja mulai minum agar mabuk. 



Hye Ja bergegas keluar rumah karena yakin Rice pasti akan mengenalinya sekarang. Young Soo melihat Hye Ja bergegas pergi bertanya kemana akan pergi karena nanti Ibu dan Ayah akan khawatir. Hye Ja mengatakan akan segera kembali.
Young Soo melihat kaleng makan anjing dari Daging sapi, lalu mencoba membuka kaleng dan menciumnya kalau baunya kelihatan enak. Akhirnya karena tak bisa menahan diri mencoba makan anjing, ibunya keluar kamar berpikir kalau anaknya sekarang makan makanan anjing. Young Soo langsung memalikan wajah dan langsung menangis.
“Kali ini kenapa kau nangis? Apa Karena sakit?”ucap Nyonya Kim. Young Soo mengelengkan kepala.
“Jika bukan, kenapa nangis?”ucap Nyonya Kim.  Young Soo mengaku Harga dirinya terluka. Nyonya Kim tak mengerti maksudnya.
“Makanan anjing sungguh lezat.” Kata Young Soo sambil menangis. Nyonya Kim hanya bisa mengelengkan kepala. 


Hye Ja berdiri didepan pintu memanggil Rice berpikir pasti ingat dengan bau badan dan bajunya.  Tapi saat itu Young Soo yang baru pulang mengeluh sampai kapan Hye Ja akan terus datang ke rumahnya. Hye Ja mengaku sampai bisa mengambil Rice kembali.
“Kalau begitu, Mari lepas lalu panggil namanya, dan lihat kepada siapa dia akan datang.. Jika dia mendatangi Nenek, silakan bawa...Lalu Sebaliknya. Jika kepadaku, jangan pernah kembali kemari lagi.” Ucap Young Soo. Hye Ja setuju. Young Soo akan memulai.
“Tunggu Sebentar... Aku ingin membuat statement terakhir.”ucap Hye Ja meminta waktu. Joon Ha mempersilahkan.
“Rice, ini Kakak... Dahulu kala, Kakak menerima uang karena berhasil masuk perguruan tinggi. ketika di jalan untuk beli pakaian dengan uang itu, lalu bertemu kau. Pemilik toko hewan peliharaan bilang katanya kau anjing Malta, tapi ternyata bukan ketika dewasa.” Ucap Hye Ja.
“Kupikir aku tertipu, tapi tak apa. Karena kau yang paling kucintai di dunia ini.. Yang takkan pernah berubah, adalah itu... Mau kau anjing Malta atau Kampung, aku akan selalu mencintaimu.” Kata Hye Ja menyakinkan.
“Rice, lihat Kakak dengan baik. Aku mungkin terlihat berbedadari orang yang kau ingat... Tak apa jika kau tak datang kepadaku. Tapi pastikan kau harus ingat, aku wanita yang kau kenal sebelumnya. Aku rindu hari-hari ketika kau mengingatku saat itu. Mari berjanji, kita akan bertemu lagi segera.” Ucap Hye Ja sambil menangis. 

Joon Ha yang melihat hanya diam saja berpikir Hye Ja sudah selesai bicara, Hye Ja pun sudah siap berdiri bersama. Joon Ha ingin menghitung dan akan memanggilnya bersama-sama. Tapi Hye Ja baru hitungan satu sudah memanggil Rice, tapi anjingnya malah melompat ke peluakan Joon Ha.
“Tak bisa kupercaya... Bagaimana bisa kau lakukan ini padaku? Dari semua makhluk, kaulah yang harusnya mengenaliku. Aku sadar, aku sudah menua dan berubah, tapi kau sungguh harus mengenaliku. Jika aku tak bisa mencarimu, maka kau harusnya mencariku terlebih dahulu.” Ucap Hye Ja sambil menangis.
**

Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar