PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 14 Februari 2019

Sinopsis Touch Your Heart Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Yoon Seo yang tersandung akhirnya hampir terjatuh. Jung Rok langsung menangkapnya tak menghindar dengan wajah kaget. Yoon Seo dengan gugup menatap Jung Rok. Akhirnya Jung Ron mengatakan kali ini tak menghindar. Yoon Seo langsung berdiri menjauh.
“Bagaimanapun, kedepannya, mohon kerja samanya.” Ucap Yoon Seo gugup.
“Ya aku juga, mohon kerja samanya.”balas Jung Rok. Yoon Seo pun pamit pergi dengan wajah malu.
“Oh Jin Sim” Panggil Jung Rok. Yoon Seo binggung. Jung Rok menunjuk kalau mereka harus jalan ke sebelah kiri, Yoon Seo pun akhirnya berbalik arah. 

Yoon Seo sampai rumah memikirkan saat Jung Rok mencegahnya terjatuh, pasti merasakan ikatan persahabatan. Ia merasa kalau Jung Rok tak sekasar yang diduga, wajahnya tersenyum bahagia. 

Berita di TV “Im seorang wanita 35 tahun yang dicurigai membunuh suaminya, ditangkap oleh jaksa malam ini. Mayat suaminya rusak parah< bersama dengan dua luka tusuk. Dan akhirnya Im dirawat di rumah sakit selama sembilan minggu.”
Jung Rok memilih untuk mematikan TV lalu kembali berkerja dan melihat Seo Won baru saja pulang lalu menyapa kalau temanya itu pulang  terlambat. Seo Won mengejek kalau Jung Rok merindukannya karena pulang telah. Jung Rok mengeluh kalau itu tak mungkin.
“Aku harus cepat lihat file kasus... Omong-omong, Apa kau habis minum?” kata Seo Won mencium bau temanya. Jung Rok membenarkan.
“Makan malam perusahaanmu banyak.” Ejek Seo Won. Jung Rok mengaku  Bukan makan malam perusahaan.
“Apa itu Kencan?” kata Seo Won. Jung Rok mengaku  Bukan juga kencan. Seo Won merasa ada yang mencurigakan. Jung Rok menyakinkan  Tak ada yang mencurigakan.
“Aku habis minum dengan sekretaris baru.” Akui Jung Rok. Seo Won memastikan apaka hanya mereka berdua saja.
“Bukankah kau tak menyukainya?” ucap Seo Won tak percaya. Jung Rok mengaku awalnya memang seperti itu. Seo Won makin mengoda mendengarkan ucapan Jung Rok
“Dia pasti baik-baik saja sekarang.” Kata Jung Rok. Seo Won mengerti lalu berpikir pasti cantik. Jung Rok mengeluh dengan sikap temanya.
“Katamu dia baik-baik saja.” Ucap Seo Won binggung. Jung Rok menegaskan kalau wanita it baik-baik saja sebagai sekretarisnya,
Seo Won tak yakin Jung Rok hanya menganggap seperti  sekretarisnya. Jung Rok kesal mendengar komentar Seo Won menyuruh mandi saja karena tubuhnya bau. Seo Won hanya bisa tersenyum lalu pergi ke kamar manid. 



“Saat ini dia menerimaku sebagai sekretarisnya, jadi aku harus benar-benar melakukan yang terbaik. Maka aku harus berpakaian seperti sekretaris sungguhan.” Ucap Yoon Seo melihat bajunya di cermin seperti sangat bersemangat.
“Haruskah belanja pada akhir pekan?” kata Yoon Seo lalu mengangkat telp dari Manager Gong bertanya apakah sudah siap. 

Manager Gong mengaku cedera. Yoon Seo panik dimana cederanya. Manager Gong panik padahal sedang berdiri tegang sambil menelp mengaku Kakinya terkilir selama pelatihan kemarin, lalu kebingungan karena harus Yoon Seo pergi sendiri.
“Sepertinya aku takkan bisa menjemputmu beberapa hari.”ucap Manager Gong khawatir.
“Sekarang bukan itu masalahnya. Cederamu Tak serius, kan?” kata Yoon Seo
“Tidak. Aku minta manajer lain untuk antar-jemput, jangan khawatir. Dan hubungi aku jika terjadi sesuatu... Omong-omong, beri tahu langsung jika pengacara kasar itu jahat padamu lagi. Mengerti?”pesan Manager Gong
“Dia tak akan jahat padaku lagi. Saat ini dia akhirnya menyadari nilaku yang sebenarnya. Dia secara resmi memintaku bekerja sebagai sekretarisnya. Dia bahkan mentraktirku babat sapi. Maka dari itu, jangan khawatirkan aku, dan pastikan kau sehat kembali. Mengerti?” ucap Yoon Seo penuh semangat. 


Tuan Lee menuliskan [Hidup] pada cermin yang beruap. Yoon Seo masuk kantor menyapa semua rekan kerjanya. Yoon Hyuk melihat Suasana hati Yoon tampaknya sedang baik dengan yakin kalau itu  karena pagi-pagi sudah melihatnya. Yoon Seo binggung lalu berjalan masuk rungan. 

Yoon Seo menyapa Jung Rok diruanganya, merasa pasti kelelahan karena hari yang panjang kemarin, tapi sudah tiba pagi sekali. Jung Rok sibuk dengan pekerjaan membenarkan. Yoon Seo mencoba mengambil hati Jung Rok memberikan komentar
“Dasi yang kau pakai sangat cocok. Kau tampaknya punya selera mode yang bagus. Apa kau mungkin berbelanja sendiri?” ucap Yoon Seo. Jung Rok hanya diam saja.
“Oh Jin Sim..Kau bisa Ambil ini. Aku menyusun daftar pekerjaan yang harus kau lakukan kedepannya.” Ucap Jung Rok memberikan berkas.
“Apa Pekerjaan yang harus kulakukan?”tanya Yoon Seo binggung.
“Kau bisa menghubungkan panggilan dan membuat salinan, ini bukan satu-satunya hal yang dilakukan sekretaris firma hukum. Lalu Buku harian ini milik sekretaris sebelumnya. Kau bisa Cara dan metodenya ada di dalam. Silakan bekerja keras.” Ucap Jung Rok. Yoon Seo menganguk mengerti.


Yoon Seo kembali ke meja kerjanya mengeluh dengan yang disuruh oleh Jung Rok padahal berpikir mereka sudah berteman. Ia lalu melihat berkas  "Periksa jadwal pengadilan dan beri tahu klien.  Periksa kesalahan ketik" dan serahkan file dalam format PDF."
“Apa Listnya sepanjang ini?” keluh Yoon Seo yang harus dikerjakan dan juga buku catatan milik seketaris sebelunya.
Yoon Seo mulai berkerja dengan dua jari untuk mengetik berkas.  Ia memulai dengan yang diperintahkan Jung Rok yaitu semua kasus harus diurutkan ke dalam kode dan kemudian dikategorikan tergantung pada yang diterima atau dikirim.
Ia sedikit kebingungan memilah Nama kasus, nomor kasus, lalu Jung Rok menyuruh Yoon Seo kalau semua file yang terkait dengan kasus harus dicap seperti "Untuk pihak lawan, Untuk penggunaan pengadilan", atau "Arsip". Yoon Seo melakukan semuanya.
“Dan Juga, bawakan sertifikasi konten.” Perintah Jung Rok. Yoon Seo pergi ke divisi lain.
Pegawa bertanya apakah ingin cepat atau lambat. Yoon Seo sambil menutup wajahnya mengatakan Semakin cepat semakin baik. Setelah itu Yoon Seo menyelesaikan semua tugas dan bisa duduk kembali di ruanganya. Tapi saat itu Jung Rok keluar ruangan.
Jung Rok membawa tumpukan berkas, meminta Yoon Seo  membuat 10, 10, dan 15 salinan untuk semua berkas yang diberikanya. Yoon Seo melonggo melihat berkas yang tebal diminta untuk membuat salinan dan Jung Rok memberitahu kalau  akan bertemu klien dan akan menghubungi nanti.
“Dia bilang akan memperkerjakanku dengan baik, tapi ini lebih mirip perbudakan. Seharusnya aku tak makan malam dengannya kemarin.” Ucap Yoon Seo mengeluh kesal. 



Akhirnya Yoon Seo pulang ke rumah, melihat berkas merasa sungguh ingin drama ini dan menurutnya Adegan ini khususnya, memikirkan saat Lead-Female dengan karisma membaranya di pengadilan menurutnya akan benar-benar sangat keren.

Dalam set syuting, Yoon Seo menjadi pengacara menmbahas tentang Kontruksi Bujin, tempat kerja saksi  menandatangani kontrak pembongkaran dengan terdakwa yang diimplementasikan. Saksi membenarkan.
“Terdakwa meminta Konstruksi Bujin menyelesaikan pembongkaran, tapi gagal membayar biaya karena kekurangan dana! Yang Mulia, saksi sekarang berbohong." Kata Yoon Seo sangat berperan sebagai pengacara. 


Yoon Seo tak sengaja menyentuh bonekanya, Si boneka menjawab “I love you!” akhirnya menyadarkan Yoon Seo. Yoon Seo merasa yakin bedebah itu akan memberinya pekerjaan lain besok menurutnya melihat aksi pengacara yang akan membantunya. 

Esok pagi 
Yoon Seo tak percaya kalau Jung Rok bisa pergi bersamanya untuk bertemu senior. Jung Rok mengaku bukan sekedar senior tapi pengacara yang menentang kasus kompensasi korban Perusahaan JN.  Yoon Seo pikir  Jung Rok biasanya bertemu dengan pengacara lawan,
“Kau bertemu untuk memprediksinya, melihat apa yang dia punya, dan mendapatkan kegelisahannya? Aku tak yakin itu bagianku.”ucap Yoon Seo
“Kita hanya bertemu untuk makan malam bersam, Kau Tak usah ikut jika tak mau. Aku hanya berpikir itu akan membantu pekerjaanmu sebagai sekretaris.” Kata Jung Rok 
“Tentu saja. Benar-benar akan. Aku pasti akan ikut. Tapi, kurahasiakan bekerja disini, jadi sepertinya aku harus menyamar. Bagaimana jika kutambahkan tahi lalat di sini? Tahi lalat di sini sudah cukup?” ucap Yoon Seo menunjuk tahi lalat di pipi
“Aku persiapkan untuk itu, jangan khawatir.” Kata Jung Rok. Yoon Seo tak percaya kalau Jung Rok sudah benar-benar teliti.


Yoon Seo duduk di dalam mobil dengan pakaian warna pink, kacamata hitam dan juga masker. Jung Rok pikir Yoon Seo pasti tak bisa dikenali, Yoon Seo pikir itu pasti dengan nada kesal.
“Jika seperti ini, bagaimana akan dikenali? Astaga... Apa harus benar-benar seperti ini? Tak masuk akal sekretaris firma hukummemakai ini untuk bekerja. Orang jarang mengenaliku ketika kupakai kacamata hitam.” Keluh Yoon Seo membuka kacamatanya.
“Dia bukan sembarang orang, Seniorku itu penggemar beratmu.” Akui Jung Rok. Yoon Seo tersenyum mendengarnya seperti tak percaya.
“Ya, dia menonton setiap dramamu.” Kata Jung Rok. Yoon Seo makin semangat mendengarnya.
“Kulihat seniormu ini punya selera tinggi. Kasus ini mengalah saja. Kenapa mencoba menang melawan orang yang sangat manis?” kata Yoon Seo. Jung Rok binggung. Yoon Seo mengaku kalau ucapanya hanya bercanda.
“Pokoknya, begitu dia tahu kau menemaniku, maka  dia hanya akan fokus padamu. Itu akan membuatmu tak nyaman, dan aku tak suka situasi itu.” Jelas Yoon Seo
“Jika begitu, akan kupakai ini. Akann akupakai sekarang juga.” Ucap Yoon Seo pada kacamata hitam dan juga masker.
“Aku punya satu permintaan lagi. Kau tak boleh mengucapkan sepatah kata pun.” Pesan Jung Rok. Yoon Seo ingin tahu alasanya.
“Apa Karena dia mungkin kenal suaraku? Aku mengerti. Jangan khawatir.” Kata Yoon Seo penuh semangat.



Seorang pria sudah menunggu didalam restoran. Jung Rok masuk lebih dulu menyapanya. Si Pria merasa udah lama tak bertemu dengan Jung Rok sambil memuji  terlihat luar biasa. Yoon Seo masuk dengan kacamata dan masker. Jung Rok memberitahu kalau itu sekertarisnya.
“Dia menemaniku di sebagian besar rapatk untuk membiasakan diri dengan pekerjaannya.”jelas Jung Rok
“Kenapa pakaiannya...” tanya Pengacara. Jung Rok mengaku  Pakaian Yoon Seo rusak dalam perjalanan ke tempat kerja
“jadi dia memakai baju olahraga perusahaan.” Kata Jung Rok. Yoon Seo menatap sinis. Pengacara melihat wajah yang ditutupi
“Wajahnya... penuh jerawat karena masalah kulit.”akui Jung Rok. Yoon Seo melotot tajam
Yoon Seo dan Pengacara akhirnya makan, sementara Yoon Seo hanya duduk diam. Si pengacara pikir Yoon Seo bisa melepas maskernya sebentar karena harus makan bersama. Yoon Seo menolak. Jung Rok mencoba mengalihkan dengan bertanya apakah masih bermain golf.
“Aku mana punya waktu, Pekerjaanku penuh. Dan gugatan yang kukerjakan belakangan ini cukup merepotkan.” Kata Pengacara.
“Lain kali, harukah kita bermain golf?” ucap Jung Rok. Seniornya setuju mengajak mereka bisa  bermain, lalu makan makanan sehat.
“Aku tahu tempat belut bakar yang lezat.” Kata Senior. Jung Rok pikir itu  Kedengarannya bagus.
“Omong-omong, maaf karena hanya kami yang makan.” Kata senior melihat Yoon Seo hanya diam saja.
“Dia sedang diet, jadi tak perlu memikirkannya.< Dia naik 3kg akhir-akhir ini, dan tak ada satu pun pakaian yang pas untuknya.” Kata Jung Rok. Yoon Seo kesal menusuk paha Jung Rok dengan sumpit. Jung Rok menahan rasa sakitnya. 

Yoon Seo terlihat kesal dikamar mandi karena Jung Rok menganggap  Wajahnya berjerawat karena masalah kulit lalu beralsan Naik 3kg, dan pakaian tak pas.
“Katanya dia pengacara lawan, kupikir akan ada perang pikiran. Kenapa mereka membahas sesuatu yang tak perlu? Jika kutahu akan seperti ini, aku tak akan ikut... Wah... Aku terlihat sangat jelek.” Keluh Yoon Seo lalu keluar dari toilet. 

Senior melihat Yoon Seo akan masuk restoran,  berkomentar kalau tak makan satu gigit pun bertanya apakah tak measa lapar. Yoon Seo mengeleng. Senior Jung Rok mengaku  penasaran mengenai sesuatu.</font>
“Pengacara Kwon pandai dalam pekerjaannya, tapi kepribadiannya kacau. Bukankah sulit bekerja untuk bos seperti itu? Jika kau punya ide lain, kau dapat menghubungiku kapan saja. Salah satu sekretaris kami berhenti belakangan ini, jadi ada posisi kosong.” Ucap Senior Jung Rok memberikan kartu namanya.
Yoon Seo bingung dan hanya diam saja. Senior Jung Rok menyuruh Yoon Seo agar mengambil kartu namanya. Yoon Seo dengan gugup mengambil kartu namanya. Senior Jung Rok merasa Jari Yoon Seo  terlihat familier. Yoon Seo panik langsung menarik tanganya.
“Wajahmu juga tampak familier. Di mana aku melihatmu? Bisa lepaskan maskernya sebentar? Atau kacamata hitam itu. Aku tahu ini tak sopan, tapi bahkan garis lehermu anehnya tampak familiar.” Ucap Senior mulai mendekat. Yoon Seo panik mencoba memalikngkan wajahnya
“Ini bukan pelecehan seksual. Itu hanya karena kau tampak sangat familiar. Karena itu, bisakah lepas maskernya sebentar? Aku tak tahan ketika penasaran.” kata senior akan mendekati Yoon Seo.
“Sedang apa kau disini?” ucap Jung Rok keluar dari ruangan. Seniornya panik bertanya apakah mendengar pembicaraan mereka. Jung Rok  membenarkan sudah berdiri melindungi Yoon Seo.
“Jangan bertindak kasar lagi kepada sekretarisku.” Tegas Jung Rok lalu menarik tangan Yoon Seo. Seniornya terlihat binggung. 


Yoon Seo menatap tanganya seperti tak percaya kalau Jung Rok memegang tangan untuk menyelamatkanya, tapi wajahnya cemberut. Jung Rok memastikan keadaan sekertarisnya. Yoon Seo mengaku baik-baik saja  Meskipun senior Jung Rok sangat kasar.
“Kenapa menatapku seperti itu?” kata Jung Rok melhat tatapan Yoon Seo.
“Mendadak aku ingat orang kasar yang lain. Aku tak punya masalah kulit! Aku punya kulit yang luar biasa Dan berat badanku tak naik! Selalu kupertahankan berat badan di 48kg.” Ucap Yoon Seo meluapkan emosinya.
“Maaf. Itu alasan paling persuasif pada saat itu.” Kata Jung Rok terlihat menyesal
“Aku tahu. Meskipun begitu, bagaimana jika aku masih jengkel?” ucap Yoon Seo marah
“Mari makan. Kau pasti lapar karena tak makan tadi. Akan kubelikan sesuatu yang enak.” Kata Jung Rok
Yoon Seo yang kesal menolak mengaku tak lapar tapi terdengar suara perutnya. Jung Rok hanya tersenyum lalu mengatakan akan ke restoran terdekat sambil  tersenyum bahagia. 


Dua bersaudara Yeon bertemu di kantor Agency,  Joon Seok menanyakan tentan kabar Yoon Seo yang ada di kantor hukum.  Joon Kyu mengaku itu keadaan Yoon Seo baik-baik saja, karena beradaptasi sangat baik menurutnya Yoon Seo bahkan bisa bertahan 30 tahun, bukan hanya 3 bulan.
“Dia pandai bekerja, baik, dan cantik. Dia akrab dengan karyawan juga.” Kata Joon Kyu memuji
“Tapi kudengar dia tak dalam kondisi baik dengan rekan pengacarnya. Kudengar mereka tak akur. Siapa namanya? Kwon Jung Rok? Kudengar dia benar-benar menjengkelkan.” Kata Joon Seok menyindir. Joon Kyu tak terima dianggap menjengkelkan.
“Menjengkelkan... Nah, bisa dibilang begitu.” Komentar Joo Kyu tak bisa mengelak.
“Kenapa satu timkan Yoon Seo dengan pria seperti itu?” keluh Joon Seok kesal
“Dia yang terbaik dalam pekerjaannya. Dia nomor satu dalam kemenangan, dan dia adalah pengacara yang paling disukai di antara klien kami. Dia kartu as kita.” Kata Joo Kyu bangga
“Itu sebabnya kau tak bisa mengendalikannya” ejek Joon Seo
“Apa Kau tahu berapa banyak uang yang dia hasilkan untuk kita?” kata Joon Kyu membela
“Wah. Kau sangat mengecewakan, Hyeong. Seorang CEO harus memiliki karisma. Saat dia tampak akan menyerang martabat atau kelasmu, maka kau harus memecatnya, terlepas dari apa dia kartu as atau bukan. Begitulah cara agar mendapatkan rasa hormat sebagai CEO.” Komentar Joon Seok.
Joon Kyu hanya diam, Joon Seok bertanya apakah Joon Kyu tersinggung dengan ucapanya. Joon Kyu mengaku sedikit tersinggung tapi memang terdengar meyakinkan. Karena ia seorang CEO dari Firma Hukum "ALWAYS”
“Aku tak boleh kehilangan martabat dan kelasku karena berandal seperti dia. Akan kupanggil Pengacara Kwon  segera dan memberitahunya dengan tegas. Lalu akan kuberitahu dia untuk mempersiapkan restrukturisasi besar di staf kami.” Ucap Joon Kyu penuh semangat. Adiknya pun setuju.



Saat itu telp dari Min Ji, Yoon Seok mengangkatnya. Yoon Kyu tak percaya langsung bersemangat memastikan Min Ji- Cinta pertama pria Korea. Joon Seok menyuruh kakaknya menjauh. Yoon Seok bertanya ada masalah apa artisnya itu.
“Apa? Kau ingin berhenti syuting program itu? Apa Kau bermain-main denganku?” teriak Joon Seok marah. Min Ji seperti kesal Joon Seok marah.
“Hei. Kapan aku marah? Apa tak akan perpanjang kontrak? Min Ji, apa yang kau bicarakan?  Kalau dipikir-pikir, aku mengerti kenapa kau marah. Kau pasti sangat kesal. Aku akan menelepon sutradara dan berbicara baik-baik dengannya. Jadi mari kita perpanjang kontrak seperti yang direncanakan.” Kata Yoon Seok tunduk pada Min Ji bahkan mengajak makan Babat daging sapi. 

Yoon Kyu melirik kakaknya yang berkata harus melawan kartu As-nya tapi tunduk dengan Min Ji artisnya. Yoon Seo akhirnya menutup telpnya Yon Kyu mengejek kalau adiknya itu terlihat sangat bermartabat menurutnya jika sesuatu seperti ini terjadi lagi, mungkin memohon berlutut. Yoon Seok hanya diam saja.
“Kenapa? Apa Tersinggung?” ejek Yoon Kyu, Yoon Seok mengelengkan kepala dengan wajah malu.
“Pekerjaan ini tak mudah. Aku hanya mampir untuk memberitahumu bagaimana kinerja Yoon Seo, tapi jika tetap disini, aku akan melihat betapa menyedihkannya kau, jadi aku akan pergi.” komentar Yoon Kyu.
“Baik, Hyeong. Hati-hati di jalan.” Kata Yoon Seok. Yoon Kyu kembali duduk
“Kenapa aku tak pernah terbiasa kau memanggilku "Hyeong"? Tidak masalah ketika hanya ada kita. Kau boleh memanggil "Hyeong" ketika hanya ada kita. Tapi bagaimana menurutmu perasaanku jika kau memanggilku "Hyeong" di depan orang lain?” keluh Yoon Kyu
“Hyeong, belum lama ini aku pergi ke dokter kulit. Apa Kau tahu yang dia katakan? Dia menyuruhku mengenakan seragam sekolah. Coba Lihatlah kulit yang bersih dan halus ini. Seperti kulit bayi.” Kata Yoon Seok bangga.
“Kau mengenakan seragam sekolah, sangat menyeramkan hanya membayangkan saja. Kulitmu bukan masalahnya, tapi Cobalah otolaryngologist Sepertinya itu baik untukmu. Aku pergi sekarang.” Kata Yoon Kyu
“Baik, Hyeong... Tapi Sebentar... Ini bawa macarons. Ada yang bawa ini sebagai hadiah, jadi Kau dapat membaginya dengan karyawanmu.” Kata Yoon Seok. Yoon Kyu pun mengucapkan terimakasih. 


Beberapa menu makanan dengan porsi besar ada diatas meja, Jung Rok melonggo binggung menu yang dipesan oleh sekertarisnya. Yoon Seo akhirnya masuk ruangan. Jung Rok bertanya apakah Yoon Seo  benar-benar akan memakan semua ini.
“Bahkan jika tak bisa, aku akan coba karena kau yang beliin. Aku akan membalas dendam karena bersikap kasar padaku... Action!” ucap Yoon Seo langsung mulai makan.
“Omong-omong, kau sengaja melakukannya, kan?” tanya Yoon Seo. Jung Rok bertanya apa yang dimaksud.
“Melakukan yang tadi.... Kau membuatku memakai pakaian itu dengan sengaja.” Kata Yoon Seo. Jung Rok mengaku  tak mengerti maksudnya.
“Seperti yang kukatakan, seniorku itu penggemarmu. Aku harus melindungi...” ucap Jung Rok
“Jika khawatir, kau seharusnya tak menawarkanku ikut denganmu. Setelah kupikir-pikir, sangat aneh. Dari awal seharusnya tak mengajakku. Aku penasaran kenapa kau mengajakku dengan mengambil resiko seperti ini, Kau sengaja melakukannya untuk menarik perhatian, kan? Jadi Apa yang kau rencanakan?” ucap Yoon Seo yakin
“Sejujurnya, dia terkenal di bidang ini. Dia pura-pura baik dan menggunakan kepribadiannya yang ramah< untuk mengambil informasi dari pengacara lawan. Ada banyak pengacara yang tertipu olehnya.” Cerita Jung Rok
“Sudah kuduga, dia orang jahat!” kata Yoon Seo marah. Jung Rok menceritakan kalau seniornya tadi mudah terganggu.
“Dia bagus dalam rapat satu lawan satu, tapi jika ada orang lain, dia mudah terganggu dan cenderung membuat kesalahan.” Jelas Jung Rok
“Apa Itu sebabnya kau mengajakku, Untuk mengalihkan perhatiannya?” kata Yoon Seo
“Aku juga ingin membuatmu terbiasa dengan pekerjaan, tapi ya. Alasan itu benar. Maaf tak memberitahumu dari awal. Aku berencana memberitahumu, tapi aku takut kau bertindak ceroboh.” Kata Jung Rok
Yoon Seo tak terima diangap Ceroboh,  Jung Rok pikir itu yang dikatakan semua orang kalau Yoon Seo ceroboh saat bertindak. Yoon Seo tak percaya mendengarnya karena Sebelumnya tak ada yang pernah bilang begitu padanya.
“Aku bisa menuntutmu karena pencemaran nama baik, kan?” ucap Yoon Seo. Jung Rok pikir bisa.
“Tapi apa itu berarti kau juga akan menuntut semua orang di negara ini?” kata Jung Rok. Yoon Seo terlihat kesal mendengar tak bisa membahasnya lagi. 





Moon Hee dengan wajah lesu memberikan berkas pada Hae Young kasus untuk minggu ini. Tuan Yeon datang  mengajak semua pegawainya berkumpul karena tahu kadar gula mereka rendah, jadi bisa macarons untuk cuci mulut. Semua pun bersemangat makanan penutup favoritnya.
“Aku tak mau.” Ucap Moon Hee sedih. Tuan Yeon bingung karena berpikir Moon Hee sangat suka.
“Tapi, kenapa terlihat murung?” tanya Tuan Yeon. Hae Young menceritakan Moon Hee ditolak pekerja paruh waktu di toko sandwich.
“Astaga, Apa itu sebabnya? Kau ditolak putra kedua pemilik restoran sup iga babi. Lalu Kau ditolak koki restoran Italia. Dan kau ditolak pemilik restoran barbekyu. Kau sudah ditolak berkali-kali Tapi kau selalu cepat melupakannya dan mulai menyukai orang lain.” Keluh Tuan Yeon mengejek.
“Tapi Kali ini berbeda. Kali ini, aku sangat mencintainya. Aku.. Aku tak akan pernah bisa jatuh cinta lagi.”tegas Moon He marah.

“Maafkan aku. Kukira aku membuat kesalahan.” Kata Tuan Yeon panik begitu juga yang lainya kaget melihat sikap Moon Hee. 

Saat itu kurir barang datang memanggil nama Moon Hee, Saat itu Moon Hee langsung terpana melihat Kurir yang tampa sambil mengucapkan terimkasih. Kurir pun meminta tandatangan sebagai tanda terima. Moon Hee tak bisa menutupi rasa bahagianya. Kurir pun pamit pergi.
“Hei...  Tunggu. Kuyakin kadar gulamu rendah karena pergi sana-sini. Jadi Bawa ini sebelum pergi.” ucap Moon Hee mengejar kurir memberikan sekotak macaroons.
“Dia jatuh cinta pada pria pengiriman secepat kilat. Bukankah dia terlalu cepat jatuh cinta?” komentar Tuan Yeon mengajak semua pegawainya kembali makan. 
Jung Rok baru saja datang. Tuan Yeon memanggilnya. Eun Ji pikir Jung Rok tadi pergi bersama Yoon Seo dan bertanya kemana sekertarisnya itu. Jung Rok memberitahu Yoon Seo pergi ke Kantor Kejaksaan Distrik. Tuan Yeon panik berpikir Yoon Seo ditangkap lagi.
“Tidak, dia pergi ke sana untuk menyalin catatan litigasi.” Ucap Jung Rok. Tuan Yeon pun bernafas lega.
“Seharusnya kau mengatakannya dari awal. Tapi.. Apa Maksudmu Yoon Seo sudah tahu cara menyalin catatan litigasi sendiri?” tanya Tuan Yeon ragu. Jung Rok mengaku Yoon Seo bisa
“Apa Hanya butuh waktu sebanyak ini untuk menjadi profesional? Ya ampun, dia menjadi anggota sungguhan firma kita. Aku sangat tersentuh. Tahun depan, dia bisa menjadi pengacara.” Ucap Tuan Yeon tak percaya. 

Kantor kejaksaan, ketua Jaksa berkomentar Seolleongtang yang mereka makan hari ini rasanya cukup enak. Jaksa lain berkomentar  itu makanan yang enak saat dingin. Ketua Jaksa pikir mereka   Lain kali mari makan kesana lagi. Jaksa pun setuju.
Yoo Reum dkk melihat ada demo didepan kanto kejaksaan “ Korban dirawat di rumah sakit selama sembilan bulan! Hukuman dia benar-benar tak masuk akal! Akui kenyataan dia hanya berusaha membela diri!” Jaksa mengaku sadar sudah meminta sebelumnya.
“Tapi bisakah kau memberiku tanggung jawab atas kasus itu?” kata Jaksa. Ketua bertanya alasanya.
“Berita selalu membicarakannya... Apa Kau menginginkan kasus karena pers memfokuskannya?” ucap Ketua
“Tidak, bukan itu sebabnya. Aku hanya merasa aneh, kedua mantan suaminya dan suami saat ini meninggal.” Kata Jaksa.
“Apanya yang aneh? Segera masuk kedalam.” Ucap Ketua, Yoo Reum terdiam melihat orang yang sedang berdemo. 


Yoon Seo berjalan keluar dari kantor kejaksaan menelp Jung Rok kalau sudah menemukan kasus yang diceritakan lalu mengirimi  daftar bukti melalui email. Ia dengan bangga kalau  sudah melakukan pekerjaan dengan sempurna. Jung Rok pun memujinya.
“Kau bekerja keras hari ini, kau bisa pulang lebih awal.” Ucap Jung Rok. Yoon Seo tak percaya mendengarnya.
“Tapi baru jam 3 sore. Apa aku benar-benar dibolehkan pulang? Akan lebih baik jika aku bisa melihat persidangan karena datang jauh-jauh ke sini.” Ucap Yoon Seo bicara sendiri 

“Lalu kenapa tidak?” komentar Yoon Hyuk tiba-tiba datang. Yoon Seo kaget melihatnya.
“Yoon Seo, siapa yang kau telepon saat ada kebakaran?” tanya Yoon Hyuk. Yoon Seo menjawab petugas pemadam kebakaran.
“Bagaimana jika kecurian?” tanya Yoon Hyuk. Yoon Seo menjawab  pasti Polisi.
“Lalu bagaimana ketika ada sesuatu yang benar-benar kau inginkan?” tanya Yoon Hyuk mengoda. Yoon Seo binggung.
“Aku! Kau dapat meneleponku ketika itu terjadi. Kebetulan aku ada sidang hari ini. Kasus pro bono. Dengan kata lain, ini adalah kasus yang diberikan kepadaku oleh pemerintah.” Ucap Yoon Hyuk bangga. Yoon Seo tak mengerti apa itu Bonobono
“Pro bono... Ini semacam pekerjaan sukarela di mana aku membela orang yang tak punya cukup uang untuk menyewa pengacara secara gratis. Kau bisa menyebutnya "Noblesse oblige".” Ucap Yoon Hyuk bangga. Yoon Seo pun terlihat bersemangat. 


Ruang sidang
Yoon Seo masuk dengan kacamata hitam, Seorang petugas memberitahu Yoon Seo kalau tak diperbolehkan memakai kacamata hitam di pengadilan. Yoon Seo mengerti dan langsung melepaskan kacamata hitamnya.
“Oh benar,  menyembunyikan wajah di pengadilan adalah ilegal. Aturannya ketat, kan? Mungkin itulah sebabnya orang jadi gugup ketika berada di pengadilan.” Kata Yoon Hyuk
“Aku lebih bersemangat daripada gugup.” Komentar Yoon Seo. Yoon Hyuk binggung karena juniornya itu malah Bersemangat.
“Kukira itu karena aku duduk di sebelahmu” ucap Yoon Hyuk  bangga. Yoon Seo mengaku bukan itu
“Bukan itu sebabnya. Masalahnya, aku nonton drama "Courtroom" kemarin Dan sangat keren. Jadi aku sangat senang bisa menontonya dalam kehidupan nyata.” Kata Yoon Seo penuh semangta. Yoon Hyuk pun tak bisa berkata-kata. 

Saat itu sidang dimulai, Hakim masuk ruangan diminta semua yang menonton untuk berdiri.  Kasus yang pertama adah Terdakwa bertengkar dengan korban selagi memarkir mobilnya. Lalu saat marah, dia terus menerus meninju wajah dan dada korban< yang akhirnya membuat korban dirawat di rumah sakit selama delapan minggu.
“Apa pendapatmu mengenai tuduhan yang diajukan terhadapmu?” tanya Hakim. Terdakwa pir mengaku sangat menyesal
“Tapi Orang itu memukulku lebih dulu.” Kata terdakwa membela diri.
“Meski begitu, kau membuatnya dirawat di rumah sakit selama delapan minggu. Kau tak dapat menghindari hukum.” Kata Hakim
Yoon Seo melihat sidang tak percaya kalau terdakwa yang dipukul duluan oleh korban.  Lalu Kasus yang berikunya, Terdakwa Kim Yoon Ha, memberi tahu para korban bahwa dia adalah teman dekat Ji Hong, bintang idola terkenal dan anggota X-Teen.
“Kemudian dia berbohong kepada mereka yang katanya akan memberikan mereka tanda tangan dan menerima 530.000 won sebagai imbalan atas janji untuk melakukannya. Terdakwa, Apa kau mengakui semua tuduhan?” tanya Hakim. Seorang anak remaja menjawab mengakui tuduhan itu.
“Jika kau tak menyelesaikan dengan para korban, maka kau tak akan dapat menerima hukuman ringan.” Ucap Hakim.
Si anak mengaku sudah menyeselesaikan. Hakim seperti tak percaya. Hakim melihat tapi dokumen untuk membuktikannya tak ada dan Dikatakan bahwa para korban tak ingin menyelesaikan bahkan ingin menerima hukuman karena tak membayarnya kembali.
“Aku sudah membayar mereka kembali. Tapi tak membayar sepenuhnya.” Ucap si anak
“Jadi itu berarti kau hanya membayar sebagian kecil dari jumlah total Kepada siapa dan berapa banyak uang yang kau berikan?” tanya Hakim.  Si anak mengaku tak tahu dan tak ingat. 


“Apa dia berbohong kepada hakim sekarang?” komentar Yoon Seo, Yoon Hyuk juga berpikir seperti itu.
“Kualitas sidang ini berantakan Kau harus memperhatikan yang berikutnya. Pengacara akan menginterogasi dengan wawasan yang sangat tajam.” Ucap Yoon Hyuk bangga karena ini gilirannya sidang. 


“Yang mulia... Terdakwa membesarkan dua anak sendirian...” ucap Yoon Hyuk membela
“Dikatakan di sini, dia tak punya anak.” Kata Hakim. Yoon Hyuk binggung dan kaget karena terdakwa bilang punya anak.
“Maksudnya kucingku. Kuanggap mereka seperti anak-anakku.” Ucap Terdakwa. Yoon Hyuk menahan malu
“Bagaimanapun, Yang Mulia... Terdakwa harus memelihara dua kucing sendirian dan juga harus mengurus ibunya pada saat yang bersamaan. Dan semua tetangganya mengagumi karena cinta kasihnya. Terdakwa yang baik hati ini hanya punya satu kesalahan...” ucap Yoon Hyuk mencoba membela.
“Tidak, aku tak melakukan kesalahan apa pun. Itu bukan salahku. Aku tak bisa mengakui tuduhan itu.” Kata Terdakwa.
Yoon Seo yang menontonya merasa tak tega karena sidang seniornya yang berantakan. Yoon Hyuk memohon agar diam saja. 


Yoon Seo dan Yoon Hyuk akhirnya keluar dari ruang sidang. Yoon Hyuk menjelaskan pada Yoon Seo Hari ini mungkin sidangku kalah tapi menurutnya tak kalah. Yoon Seo binggung, Yoon Hyuk menjelaskan  Kliennya melakukan kejahatan.
“Dan dia akhirnya dihukum yang berarti keadilan dimenangkan. Persidanganku mungkin kalah, tapi keadilan menang. Jadi berarti aku tak kalah.” Ucap Yoon Hyuk mencoba mengangkat harga dirinya.
“Apa sebenarnya maksudmu” kata Yoon Seo bingung. Yoon Hyuk tak ingin menjelaskan mengatakan kalau perlu berbicara dengan kliennya dan pamit pergi dan bertemu lagi besok di kantor.
“Sepertinya tak semua pengacara kompeten dan karismatik seperti Pengacara Kwon-ku.” ucap Yoon Seo memuji lalu tersadar dengan ucapanya.
“Apa yang baru saja kukatakan? Pengacara Kwon-ku? Aku pasti sudah gila.” Kata Yoon Seo menyadarkan dirinya.
Saat itu manager baru menelp Yoon Seo, Bernam Soo Cheol kalau baru saja sampai. Yoon Seo pun bergegas keluar dari kantor kejaksaan meminta agar menunggu. Soo Cheol bertanya apakah Yoon Seo membutuhkan kopi atau minuman karena akan membelinya...
“Tidak perlu.. Tapi Tunggu... Kau mungkin melihat toko buku di sekitar kejaksaan, Bisakah pergi ke sana dan belikan buku? Tidak masalah apa itu hukum perdata atau hukum pidana. Kau bisa Beli aku semua buku tentang hukum yang dapat kau temukan.” Ucap Yoon seo penuh semangat
Bersambung ke Part 2

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar