PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 10 Februari 2019

Sinopsis Romance is a Bonus Book Episode 5 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Dan Yi menempelkan pengumuman [PEMASARAN DALAM KESEHARIAN- KIRIMKAN TIGA KALI SEHARI!]
Ji Yool melihatnya dengan wajah sedih akhirnya menuliskan pesan “ Kurasa aku akan mulai awasi ini juga.Mustahil. Orang-orang kantor dan ibuku tak mungkin ada di sini.”
**
Dan Yi menuliskan dihalaman SNS-nya dengan buku yang diambil saat akan dimusnahkan
“Buku ini adalah buah dari semangat dan dedikasi. Selagi melihat buku dihancurkan, aku teringat ucapan pujangga Amy Lowell.< Katanya buku adalah intisari hidup kita. Aku ingin berbagi intisari berharga ini dengan semua orang agar aku tak malu menemui pepohonan. Aku pasti bisa.”

Eun Ho tersenyum melihat tulisan Dan Yi lalu teringat dengan kejdaian semalam. Ia melihat Bulannya terlalu indah dengan Dan Yi di taman rumahnya.
“Bulannya indah, 'kan? Alih-alih "Aku mencintaimu", Sōseki Natsume bilang, "Bulannya indah." Itu malam yang mengingatkanku padanya. Maka, buku hari ini adalah
“Ujaran yang tepat adalah "ada bos", bukan "bos ada". "Cuci piring", bukan "mencuci". Dan yang benar "menolak pesanan", bukan "pesanan tolak".” Tulis Hae Rin. 
Saat itu ada Notif masuk “LUCKYBOY MENGIKUTIMU” ketiganya mengerutkan dahi siapa pria itu. Tuan Kim Jae Min mengunakan nama ID tersebut dengan menuliskan keterangan sebagai Presdir Penerbit Gyeoroo. Ia pun mengambil foto selfie dalam berbagai gaya diruanganya.
“Teman lamaku mengeluh padaku. "Jae-min, bukuku tak laku. Perusahaanku akan bangkrut." Dia hanya punya firma penerbit kecil. Dia bersemangat dan kompeten. Apakah masyarakat sudah tak acuh pada buku fisik? Dibandingkan dia, aku diberkati. Aku anak yang beruntung. Buku-buku Gyeoroo masih disukai para pembaca. Ya, jangan pernah melambat dan maju terus.”
Eun Ho dkk berpikir apakah akan menerima pertemanan atau memblokirnya. 
Nyonya Goo juga membuat account dengan nama aslinya sebagai DIREKTUR PENERBIT GYEOROO yang status LAJANG ELEGAN. Foto yang diperlihatkan dengan gaun tidurnya sambil meminum wine, terlihat seperti wanita yang sangat elegan
“Kuterjemahkan esai profesor K University ke bahasa Inggris. Hanya untuk mengisi waktu dan hobi. Aku tak bilang bahwa aku kesepian. Waktu sendiriku yang berharga. Apa Tahu betapa menyenangkan rasanya saat mencapai sesuatu?”

Saat itu Nyonya Goo yang terlihat elegan di foto, tapi di seluruh ruang tengahnya berantakan dengan barang-barang yang terpakai.
“Bersulang... Pak Kim, kau pemimpin paling teladan di Gyeoroo. Aku mengagumimu.” Tulis Nyonya Goo pada Tuan Kim. 


Tuan Bong sedang minum bersama dengan temanya, memperlihatkan gambar mangkuk arak beras. Ia mengaku kalau puisi adalah inti setiap inspirasi artistik, seperti sebuah sumber jadi meminta mereka agar  membuat puisi dan itu sangat luar biasanya.
“Untuk apa menulis puisi bagus? Tidak ada yang membacanya. Puisiku gratis. Semuanya ada di internet. Ada bedebah yang mengunggah seluruh buku puisiku.  Aku akan kaya jika bisa dapat 100 won per puisi.” Ucap si pria
Tuan Bong melihat Tuan Kim yang meminta agar bisa berteman, lalu berkomenta "Luckyboy." Apa, "anak" dan bertanya-tanya Sampai usia berapa dianggap anak dan tak peduli kalau bosnya jadi memilih untuk memblokirnya. 


“Kenapa kalian jahat padaku? Kenapa kalian memblokirku?.. Luckyboy. Apa Kalian membenciku? Eun-ho, jawab. Kenapa kau memblokirku?” teriak Tuan Kim marah saat datang ke ruangan karyawanya.
“Aku tak tahu itu kau.” Ucap Eun Ho mencari alasan. Tuan Kim tak percaya karena  menulis, "Presdir Penerbit Gyeoroo."
“Ohh... Begitu... Kukira ada yang pura-pura jadi kau.” Komentar Eun Ho, Tuan Kim menatap Dan Yi, Dan Yi mengaku juga tak tahu.
“Ada apa? Apa aku buangan di media sosial? Benarkah, Nona Song?” ucap Tuan Kim. Hae Rin membenarkan tanpa peduli perasaan Tuan Kim.
“Tak punya hati nurani. Apa kita harus melihat wiraniaga narsistik ini di dunia maya?” tulis Song Yi
Tuan Kim akhirnya meminta agar Hae Ri tak memblokirnya, Hae Rin mengerti. Lalu Tuan Kim menyuruh Song I agar mengikutinya juga. Song I pun tak bisa menolak untuk bisa berteman. Eun Ho tersenyum melihat sikap Tuan Kim yang marah karena terlihat sangat manis.
Nyonya Go dalam ruangan menerima pesan dari Tuan Kim “Bu Go, kau adalah bank ide di Gyeoroo. Kau mentor yang dikagumi semua pegawai.” Wajah Nyonya Go tersenyum seperti sangat menyukai pujian. 


Dan Yi melihat jadwal mingguan, [RAPAT MINGGUAN, RAPAT EKSEKUTIF - RAPAT PEMASARAN BUKU BARU PARK JEONG-SIK] tatapanya seperti penuh harapan.
Di restoran sandwich, Eun Ho memberikan buku Tuan Park memastikan Dan Yi akan mencoba lagi  Setelah perbuatan Nyonya Go padanya. Dan Yi seperti melupakan mengaku tak masalah untuk dirinya, karena  Penyihir besar tak menakutinya. 

Di Sebuah bar, Nyonya Goo duduk dengan tiga temanya. Salah satu membahas tentang anaknayang masuk sekolah internasional. Ibu lain pun memuji kalau orang tuanya itu andal sebagai ibu. Temanya lain berbalas kalau suami temanya itu jadi direktur dan harus jadi CEO sebelum keluar.
“Hei, tak perlu iri... Ayah mertuamu memberimu sebagian asetnya.” Ucap temanya.  Tapi si ibu merasa hanya dapat sedikit.
“Rumah yang kami tinggali sekarang atas nama suamiku.” Kata temanya. Teman yang lain pikir kalau masa pensiunnya  sudah aman.
“Cukup... Maaf, Yoo seon... Dia lajang dan tak punya anak. Kita harus pengertian.” Ucap salah satu temanya tak enak hati
“Kenapa? Aku punya tiga rumah Dan aku direktur... Bahkan Belum lama, aku dapat gelar doktor... Aku tak iri pada kalian. Aku tak pernah tersinggung pada pertemuan macam ini. Jadi Hari ini aku yang traktir minum. Aku harus pulang dan membaca materi untuk kerja.” Ucap Nyonya Goo lalu berjalan pergi.
Ketiganya mengeluh dengan sikap Nyonya Goo yang sombong dan berpikir kalau tak perlu mengajak untuk bertemu lagi. 


Di restoran sandwich
Dan Yi sadar kalau  Nyonya Goo yang  pernah curi ideku, tapi tak akan lagi dan tidak akan kubiarkan terjadi dua kali. Ia merasa bahaagia bisa melakukan lagi jadi meminta Eun Ho agar memberikan petunjuk. Eun Ho tersenyum Dan Yi yang meminta Petunjuk
“Boleh kubilang, tips dalam hal pemasaran?” kata Dan Yi berharap. Eun Ho seperti memikirkan Tips pemasaran
“Ayoo Lah... Petunjuk. Satu saja... “ ucap Dan Yi memohon.  Eun Ho mendekat seperti ingin membisikan sesuatu.
“Jangan coba curang. Kau harus pikirkan sendiri.” Ucap Eun Ho, Dan Yi mengeluh Eun Ho jahat sekali.
“Lihat saja. Ini akan luar biasa.”kata Dan Yi yakin. Eun Ho menyuapi Dan Yi sandwich sambil memujinya sebagai Gadis baik. Dan Yi lalu tetap merengek agar Eun Ho memberikan petunjuk. Tapi Eun Ho tetap menolaknya. 


Dan Yi menyiapkan ruang rapat dan menempelkan kertas didepan ruangan [PENERBIT GYEOROO0 RAPAT STRATEGI PEMASARAN BUKU BARU PUKUL 11.00] Wajahnya seperti penuh harapan, Pesan dari Eun Ho masuk ponselnya.
“Rapat pemasaran ini biasanya dipimpin Bu Seo, kepala pemasaran. Namun...Karena Bu Go berawal dari pemasar, sering terjadi pertengkaran di antara mereka. Kali terakhir, uraian Bu Go yang terpilih. Jadi, Nona Seo tak akan mau kalah kali ini. Saat perang ide ini menjadi pertengkaran emosional yang membuat semuanya lelah, itu kesempatanmu.”
Nyonya Go sudah siap dengan bukunya dan Nyonya Seo pun siap tak mau kalah, keduanya berjalan dengan wajah seperti musuh bebuyutan. Tuan Bong siap untuk rapatnya bertanya pada Dan Yi didepan pintu apakah semua sudah siap. Dan Yi mengaku sudah siap semuanya.


“Apa Kau lakukan sendiri? Astaga, tak ada yang membantu.” Ucap Tuan Bong merasa kasihan.
Dan Yi menyapa semua pegawai dengan senyuman masuk ruang rapat,  lau melihat Nyonya Go akan masuk ruangan bertanya apakah boleh ikut rapat. Nyonya Go dengan sinis tak ada alasan Dan Yi mau ikut rapat strategi pemasaran
“Mengetahui detail kemajuan mungkin akan membantuku temukan lebih banyak hal untuk kukerjakan.” Ucap Dan Yi
“Terima kasih mau membantu, tapi kau Tim Pembantu, ini bukan...” ucap Nyonya Go
“Kau boleh ikut.. Kau juga membantu Departemen Pengembangan Konten.Jadi, tahu detail bisa membuatmu lebih banyak membantu...Kau Masuklah. Bagus jika kau bisa mengamati rapat.” Ucap Tuan Kim yang diam-diam mendengar keduanya bicara.
Dan Yi pun mengucapkan terimakasih tapi Nyonya Go menatap sinis seperti tak ingin ada saingan. Eun Ho melihat Dan Yi masuk ruangan bisa tersenyum puas. 

Tuan Kim akan memulai rapat, Tuan Bong pikir Sebelum putuskan jumlah eksemplar, ingin tahu dengan desainer Ji Seo Joon menurutnya pasti berjalan baik karena Kim juga ikut. Tuan Kim memalingkan wajahnya teringat yang dikatakan Seo Joon.
“Apakah rumor itu benar? Rumor Gyeoroo mengincar hak cipta dan mengunci Pak Kang karena itu.”
“Itu tak berjalan baik... Dia tak mau bekerja untuk kita.” Kata Eun Ho. Tuan Bong kesal karena menurutnya karena ulah Tuan Kim.
“Kenapa kau mengikutinya? Jadi Kini bagaimana?” tanya Tuan Bong. 

Sementara Seo Joon membeli beberapa buku yang berjudul  [AKU MEMIMPIKAN KEBEBASAN EKONOMI, SANG SINGA IKUT, AIR MATA] lalu pergi ke meja kasir. Pegawai melihat buku pilihan Seo Joon  sudah agak usang jadi akan mengambilkan yang baru.
“Tidak apa-apa. Jika tak kubeli, akan dikembalikan ke penerbit dan dihancurkan. Ini masih bisa dibaca. Kubeli yang ini.” Ucap Seo Joon.
Saat akan keluar dari toko buku, mendengar dua pria yang membahas  Penjualan buku-buku Gyeoroo selalu stabil. Menurutnya Dua dari lima penjualan stabil adalah Gyeoroo dan itu Karena karya Kang Byeong Joon,   menurutnya semuanya mahakarya.
“Ini Bagus bagi mereka.. Revolusi karya Kang Byeong-jun.” Ucap salah temanya.
“Itu hak terbit eksklusif firmamu, 'kan?” kata salah satu temanya. Seo Joon terdiam dan melihat buku-buku dalam rak.
“Bisikan langit, Tangisan Pulau dan buku itu juga, Ibu. Gyeoroo mengambil semuanya... Gyeoroo membuatku jengkel.”kata Si pria kesal lalu berjalan pergi. 

Nyonya Seo mengeluh Tuan Kim yang yakin  akan merekrut Ji Seo Joon jadi akan cetak 10.000 eksemplar edisi pertama, menurutnya  Jika punya desain bagus untuk buku ini, maka 10.000 akan mudah laku. Ia mengeluh dengan keduanya karena sebelumnya megatakan akan membujuk Ji Seo Joon bagaimanapun caranya.
“Kita bisa Cetak 7.000 eksemplar. Desainer andal tak menjamin penjualan besar.”ucapTuan Kim santai
“Pak Kim, kau yang bilang begitu. Siapa yang mau beli 7.000 buku karya penulis pemula?” ucap Nyonya Goo
“Kenapa membuat buku yang tak laku dijual?” Keluh Tuan Kim. Tuan Bong pikir mereka mengadakan rapat ini untuk mencari cara menjualnya.
“Industri juga sedang goyah,Apa 5.000 saja agar aman?”saran Eun Ho,

“Bahkan itu terbilang banyak. Untuk edisi pertama, ada yang mencetak 2.000 atau 3.000.” kata Hae Rin
“Kita teken kontrak dengan dia tiga tahun lalu. Banyak rencana yang gagal. Setelah setahun mengedit, 3.000 salinan... Keuntungannya bahkan tak sepadan dengan traktiranku padanya.” Kata Tuan Kim marah
“Pak Kim, bicara yang sopan saat rapat.”komentar Eun Ho, Tuan Kim pikir Hae Rin yang pertama bicara santai.
“Mari mulai dengan 5.000 eksemplar. Karena ini debutnya, kita pasarkan dengan baik dan sebar luaskan. Lalu bisa kita cetak lagi.” Ucap Tuan Kim
“Aku punya pertanyaan. Kau bilang "10.000 eksemplar" dan "5.000 eksemplar". Apa Maksudnya itu jumlah buku? Lalu Apa maksudmu kau hanya akan menjual 3.000 atau 5.000 buku saja?” tanya Ji Yool polos. Park Hoon panik melihat tingkah Ji Yool.
“Siapa yang terima dia?” gumam Tuan Kim menghela nafas. Eun Ho pun bisa menjawabnya.
“Itu Kau, karena latar belakang pendidikannya yang kuat.” Keluh Eun Ho sambil bergumam. Tuan Kim tak percaya kalau Eun Ho bisa mendengar suara hatinya.
“Apa Kau punya kekuatan super? Apa Kau bisa baca pikiran orang?” gumam Tuan Kim melotot tajam pada Eun Ho. 
“Untuk edisi pertama, agar aman, cetak 5.000 eksemplar. Apa Sudah punya tema pemasaran?” tanya Eun Ho
“Ya, timku sudah siapkan presentasi... Ini punyaku, silakan lihat.” Kata Park Hoon membagikan berkasnya. Dan Yi senang menerimanya.
“Penulisnya benar-benar pemula.” Komentar Nyonya Go sinis. Nyonya Seo memberitahu kalau Ceritanya bagus jadi itu fokus utama strategi pemasaran mereka.
“Ini ide bagus... Ringkasan plotnya dalam bentuk komik web, itu akan menarik pembaca.” Kata Tim pemasaran yakin
“Kenapa ide ini hebat?” kata Nyonya Go sinis. Si pria merasa  tak tahu banyak soal pemasaran.
“Kita harus cari seniman komik web dan ringkas plotnya. Kurasa akan terlalu lama.” Kata Nyonya Go
“Lalu apa idemu?” tanya Nyonya Seo sinis. Nyonya Goo menjawab  untuk menetapkan target pembeli. Nyonya Seo menjawab sudah, usia 20-an dan 30-an.
“Tidak banyak orang yang suka komik web.” Balas Nyonya Goo, Nyonya Seo mengatakan akan mencari seniman komik web paling populer...
“Itu lebih mahal daripada biaya penulis.” Ucap Nyonya Goo. Nyonya Seo pikir Anggaran pemasaran mereka mampu...
“Fokus pemasaran daring. Kita targetkan komunitas penggemar genre fiksi.”ucap Nyonya Goo
Eun Ho pikir itu ide yang bagus. Tuan Kim pun ingin tahu pendapat timnya. Nyonya Seo tak terima pemasaran secara online menurutany Selagi menunggu berita menyebar di online, kehilangan kesempatan toko offline.  Nyonya Goopikir tak ada bedanya ruang online dan offline saat ini. Nyonya Seo tahu harus lakukan pemasaran Online tapi menurutnya komik web...
“Itu... Aku juga punya ide.” Ucap Dan Yi mengangkat tanganya tapi dua senior tak menanggapinya.
“Hapus ide komik web, Mengungkap cerita tak akan berguna. Ceritanya akan bocor.” Ucap Nyonya Goo
“Tapi itu tetap akan menarik para pembaca. Kini, orang lebih tertarik visual daripada teks.” Kata Nyonya Seo
“Apa Ada lagi yang bisa disorot dalam pemasaran?” tanya  Tuan Kim ingin menyudahi dua wanita yang adu mulut.
“Bagaimana jika tak usah disampul?” ucap Dan Yi, Nyonya Goo mengeluh Dan Yi yang terus menyela.
“Kenapa tak dengarkan dia karena tak ada yang punya ide?Apa Kau tak penasaran idenya?” ucap Eun Ho menyembunyikan semangatnya. Tuan Kim pun meminta Dan Yi agar mengatakan. 
Dan Yi memasang USB dan sudah membuat power point, Nyonya Goo mengeluh menggunakan itu padahal caranya sangat kuno dan Kini semua cara digital. Dan Yi seperti tak peduli berdiri didepan power point yang bertuliskan [PROYEK BUKU TAK TERGANTIKAN] Mereka pun mulai memuji itu sangat keren.
“Kini, para pembaca pemilih... Makin cepat merilis buku, mereka makin cepat bosan. Tapi jika tak dipasarkan, mereka akan lupa. Namun, jika ada yang unik soal buku itu dan membuat buku itu menonjol, orang-orang akan tertarik.” Jelas Dan Yi. Eun Ho mendengarkan dengan wajah serius.
“Aku ingin tahu apa yang bisa membangkitkan rasa penasaran mereka dan kita harus fokus pada fakta bahwa penulis adalah pemula.” Kata Dan Yi. Nyonya Goo membenarkan dengan wajah sinis.
“Pemula tak punya prestasi untuk dibanggakan. Jika ragu pada apa yang bisa kita tunjukkan, bagaimana jika rahasiakan saja penulis atau bukunya? Jangan tunjukkan apa-apa... Begitulah aku terpikirkan ide Proyek Buku Tak Tergantikan ini.”jelas Dan Yi
Ia membuat power point bertuliskan [TANPA PENULIS, JUDUL, SINOPSIS] Ia membuat seperti sebuah hadiah, karena Tak ada yang akan melihat nama penulis, sinopsis, atau juduljadi dianggap Seperti sebuah hadiah.



“Entah apa yang akan kau dapatkan... Kegembiraan merobek kertas pembungkus. Meskipun kubeli dengan uang sendiri, aku tak tahu apa isinya. Hadiah untuk diriku sendiri.” Ucap Dan Yi
“Itu menarik. Lagi pula, penulisnya belum terkenal.” Ucap Nyonya Seo dan yang lainya.
“Jika dibaca di toko, semua yang rusak akan dikembalikan.” Ucap Park Hoon melihat tulisan dillayar
“Proyek ini adalah soal buku tak tergantikan dipilih olehmu, hanya dirimu sendiri. Hadiah spesial untuk dirimu. Itu ide utama proyek ini.” Jelas Dan Yi
“Tapi, jika tak diberi petunjuk, apa orang-orang akan beli buku yang sepenuhnya tertutup ini? Bahkan komik pun sampulnya tampak. Kenapa orang mau beli buku yang tak mereka tahu?” kata Nyonya Kim sinis
“Itu sebuah buku, Karena dijual di toko buku. Saat kita membuka hadiah, kita biasanya tak tahu apa isinya.” Ucap Eun Ho, Semua membenarkan.
Tuan Kim pikir  "Butuh kepercayaan diri untuk buka buku tanpa tahu isi bukunya." Dan Orang akan pikir begitu dan penasaran. Eun Ho pikir  Jika mereka  tulis kutipan kunci dari buku di pembungkusnya. Dan Yi merasa Eun Ho  sudah membaca pikirannya .
“Apa pun yang mau kita sorot bisa dicetak di pembungkus. Itu juga memberi tahu pembaca genre buku itu.” Kata Dan Yi memberikan contoh. Tuan Kim pikir bisa mencobanya.
“Ya, lagi pula kita sudah kehilangan Ji Seo-Joon, Anggap saja pembungkus sebagai sampul. Itu akan menarik perhatian orang.” Kata Tuan Bong
“Jika proyek ini sukses, bisa kita aplikasikan ke terbitan berikutnya.” Komentar Nyonya Song
“Baik. Nona Song, kau yang edit ini, kerjakan proyek ini dengan Dan Yi” kata Tuan Kim. Hae Rin menganguk mengerti.
“Baik. Jika tak laku, kita bisa lepas kertas pembungkusnya.jadi Kita tak akan rugi.. Itu ide baru.. ide yang brilian.” Puji Tuan Kim lalu keluar dari ruangan.
Park Hoon pun ikut bahagia, Eun Ho keluar dari ruangan dengan senyuman begitu juga Nyonya Seo yang memuji Dan Yi. Sementara Nyonya Goo terlihat makin sinis. Saat masuk ruangan Nyonya Goo membanting  bukunya lalu mencoba menenangkan diri. 



Dan Yi melihat papan pegumuman ["KISAH TENTANG KAU DAN AKU" DUNIA ABU-ABU - EDITOR: SONG HAE-RIN, PEMASARAN: KANG DAN YI] wajahnya terlihat senyum bahagia.
“Kau sudah dapat tugas pemasar untuk sebuah proyek... Aku bangga padamu, Dan Yi. Kau tahu kacang bagus untuk otak, 'kan? Makan ini, pertahankan kinerjamu.” Kata Park Hoon lalu memberikan makanan untuk Dan Yi.
Dan Yi bertemu dengan Eun Ho di lorong, tangan Eun Ho menepuk pundak Dan Yi seperti memberikan rasa bangga, saat keluar dari gedung kedua tanganya terangkat memberikan semangat pada Dan Yi. Dan Yi tersenyum bahagia. 

Hae Rin melihat Eun-ho masih ada di perpustakan. Eun Ho bertanya apakah Hae Rin sudah mau pulang. Hae Rin mengaku sudah menemukan banyak kasus soal pemasaran dengan pembungkus dan Itu pernah dilakukan di Inggris dan Jepang lalu tanggapannya lumayan.
“Aku akan memberi tahu Dan Yi” ucap Hae Rin. Eun Ho pikir Dan Yi sudah liat. Hae Rin pun berpikir seperti itu.
“Benar. Dari presentasi tadi, aku bisa tahu dia melakukan riset pasar keseluruhan.”ucap Hae Rin
Eun Ho melihat berkas yang dibawa Hae Rin lalu meminta agar mendekat. Hae Rin mengeluh karena pasti melakukan kesalahan jadi Eun Ho akan memberikan sentilan dikepalanya. Eun Ho sudah siap, tapi malah mengeluh kepala Hae Rin.
“Kau cukup hebat... Maksudku, soal Park Jeong-sik... Kau berusaha keras setelah membaca karyanya. Tidak kusangka itu berhasil karena dia tak punya dasar. “ucap Eun Ho bangga
“Penulis genre fiksi yang dulu menulis novel web kini berdiri di hadapanku. Aku tahu fondasi bisa dibangun seiring waktu.” Kata Hae Rin dengan senyuman.
“Aku baca bukunya saat menyiapkan rapat, Bukunya bagus... Tiga tahun terakhir, dia menyerah.. dua kali, tapi kau bawa dia sejauh ini... Aku terkesan.” Puji Eun Ho
“Jangan hanya bicara. Belikan makan malam.” Pinta Hae Rin, Eun Ho bertanya apa yang mau dimakan.
“Ayo ke sana. Restoran di Gunung Bukak... Kita ke sana musim gugur lalu.” Kata Hae Rin dengan penuh semangat.
“Apa Restoran tempat kau dicampakkan pacar ketigamu?” ejek Eun Ho. Hae Rin menegaskan kalau Ia yang mencampakkannya. Eun Ho mengelu kalau itu tak penting dan mengajak bertemu di tempat parkir 10 menit lagi. 



Hae Rin tersenyum bahagia bergegas pulang dan masuk lift memakai lipstik lebih dulu karena dianggap kencan dengan Eun Ho. Dan Yi baru turun dari bus bertanya apakah Eun Ho pulang telat. Eun Ho malah ingin tahu alasan Dan Yi menanyakan
“Aku akan makan udon jika kau pulang telat.” Ucap Dan Yi. Eun Ho ingin tahu Dan Yi akan makan di mana
“Ada restoran bagus... Jaraknya tujuh menit jalan kaki dari halte bus. Jadi Akan kubelikan satu danKurasa bisa dibawa pulang.” Ucap Dan Yi
“Tidak, tunggu. Aku ke sana sekarang.” Ucap Eun Ho penuh semangat.

Hae Rin dengan senyuman sumringah sudah siap membuka pintu ketika Eun Ho datang. Eun Ho datang meminta maaf karena ada urusan mendadak jadi harus pulang dan mengajak untuk makan lain kali.
“Kurasa aku akan kembali bekerja.” Ucap Hae Rin menutupi rasa kecewanya.
“Mari makan setelah bukunya terbit”ucap Eun Ho, Hae Ri pun menyuruh Eun Ho segera pergi saja karena akan kembali ke kantor. 

Di restoran CAMELLIA
Dan Yi makan udon dengan Eun Ho merasa  Menyenangkan makan di luar setelah kerja menurutnya seperti mimpi dengan wajah sumringah. Eun Ho bertanya ingin tahu hidup Dan Yi selama 11 tahun terakhir. Dan Yi menceritakan kalau  tak berangkat kerja karena tak punya pekerjaan.
“Menurutmu Nona Song bagaimana? Aku akan mengerjakan buku Park Jeong-sik dengannya. Dia seperti apa? Apa dia dingin?” tanya Dan Yi penasaran.
“Tidak sama sekali... Dia kompeten, cerdas, dan bisa pisahkan urusan pribadi. Kau tak tahu dia keras pada pegawai baru, 'kan? Terutama Ji Yool. Ji Yool harus bersyukur bertemu senior seperti Hae-rin.” Ucap Eun Ho penuh semangat.
Dan Yi menatapnya, Eun Ho heran melihat tatapan Dan Yi seperti curiga. Dan Yi yakin kalau Bra merah itu punya Nona Song, Eun Ho menegaskan kalau ada pakaian lain juga. Dan Yi tahu aklau Eun Ho berkencan dengan  Hae-rin, si Penyihir Kecil.
“Kenapa berpikir begitu?” keluh Eun Ho, Dan Yi pikir tak salah berpikir aklau Eun Ho ke rumahnya saat mabuk tempo hari.
“Lalu kau ke rumah siapa? Kukira kau berbaikan dengannya hari itu. Lalu kenapa pakaiannya ada di rumah kita?” ucap Dan Yi yakin
“Menurutmu kenapa? Apa itu mengganggumu?” tanya Eun Ho, Dan Yi terlihat binggung
“Dia ke rumahku saat mabuk untuk bicarakan pekerjaan dan pacarnya. Baginya, aku senior di tempat kerja yang dia hormati. Bagiku, dia junior yang manis. Orang tuanya menganggapku rekan kerja putrinya. Kurasa itu alasan mereka beri kimchi.” Jelas Eun Ho
“Kukira kau memacarinya.”komenta Dan Yi Yakin. Eun Homenyruh Dan Yi agar mengurus urusan Dan Yi  sendiri karena ini hidupnya.
“Kau bahkan tak peduli siapa yang kupacari.” Komentar Eun Ho bergegas pergi karena sudah selesai makan. Dan Yi mengeluh karena belum selesia makan. 




Eun Ho membayar makanan,  Si bibi menyebut Totalnya 23.000 won lalu berkomentar kalau keduanya pasti kakak-adik karena tampak sangat akrab, jadi berpikir kalau mereka pasangan. Eun Ho menatap Dan Yi lalu mengaku kalau bukan kakak-adik lalu mengajak Dan Yi pergi. Dan Yi yang masih makan pun terpaksa pergi. 

Hae Rin sedang ada di kantor, wajahnya terlihat sangat kecewa teringat kembali yang dikatakan Eun Ho saat mengembalikan bajunya.
“Jangan mampir saat mabuk, kau Tidak boleh lagi... Kini aku tinggal dengan wanita. Jadi, tak boleh datang... Maaf, aku ada urusan mendadak.”
Hae Rin pun makin penasaran siapa wanita yang ada dirumah Eun Ho. 

Dan Yi mengeluarkan buku tabunganya pergi ke ATM karena ingin mengecek apakah sudah gajian. Eun Ho yang melihatnya merasa kalau harus memberitahu Dan Yi  ada “mobile banking” Dan Yi dengan wajah bahagia kalau sudah Kerja bagus dan kerja keras bulan ini.
“Ini gaji pertamaku... Wah.. Dong Min pasti gila.” Ucap Dan Yi melonggo lalu memastikan pada Eun Ho kalau yang dilihatnya bukan sesuatu yang salah. Eun Ho hanya bisa menahan senyum. Dan Yi ingin tahu uang apa itu.
“Mungkin uang alimentasi.”kata Eun Ho pura-pura tak tahu.
“Dia bilang tak punya uang saat kami berpisah. Bahkan Katanya tak punya uang.” Ucap Dan Yi. Eun Ho bertanya apakah Dan Yi tak menghubunginya.
“Dia bahkan tak pernah menelepon Jae-hui.” Keluh Dan Yi. Eun Ho pikir bisa saja Dong Min mengabari lewat email. 

Dan Yi duduk di meja membaca email dari Dong Min “Hai, Dan Yi. Ini aku. Sudah satu tahun sejak kita berpisah. Aku sungguh repot saat itu.” Ia tak percaya Dong Min mengirimkan email bahkan memberikan uang padanya setelah bercerai.
“Astaga.... Kenapa dia? Dia keren! Dia luar biasa... Itu uang alimentasiku... Tunjangan Jae-hui.” Ucap Dan Yi tak percaya
“Kau bilang "Astaga. Keren. Luar biasa." Jangan katakan itu. Kau penerbit buku.” Keluh Eun Ho yang baru selesai mandi.
“Itu menyenangkan dan Membuatku merasa seperti pengacau lagi. Tapi ada apa dengan Dong-min? Mungkinkah dia tiba-tiba merasa kasihan pada Jae-hui?” kata Dan Yi heran.
“Kenapa kau menyukainya? Aku masih tak paham alasanmu jatuh cinta kepadanya.” Komentar Eun Ho
“Aku juga tak tahu. Kurasa aku tak pernah memikirkan cinta secara mendalam. Sejak aku bertemu dengannya, dia orang yang menyenangkan dan baik padaku. Saat itu aku cukup bodoh karena menganggap itu cinta.” Komentar Dan Yi
“Bagaimana sekarang? Menurutmu apa itu cinta?” tanya Eun Ho
“Aku tak yakin. Jika itu memang cinta, aku rasa itu agak membosankan. Tapi saat itu perasaanku untuknya memang tulus. Jadi, tampaknya itu cukup.” Kata Dan Yi
“Artinya kau tak pernah jatuh cinta.” Kata Eu Ho. Dan Yi juga berpikir seperti itu karena  tak bisa berbuat apa pun.
“Semuanya sudah selesai bagiku... Ayo pergi akhir pekan. Aku sudah gajian. Aku yang bayar dan sudah lama aku tak traktir.” Ucap Dan Yi penuh semangat.

Bersambung ke part 2

 Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar:

  1. Kak bisa sinopsis filmx kk romance is a bonus book sy pakai Untuk konten youtube ku
    youtube ku tentang sinopsis jd kak tolong di jawab bisa atau tdk... sy hanya mau minta izin sebelumnya.

    BalasHapus