PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 11 Februari 2019

Sinopsis Romance is a Bonus Book Episode 6 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Di ruangan perpustakaan.
Tuan Bong duduk dengan wajah sedih, Dua pegawai pikir menyuruh Tuan Bong yang seharusnya minta maaf dan bilang tak akan mengulanginya lagi. Tapi salah satu temanya meraasa Tuan Bong tak harus berkata begitu.
“Bukan salahnya dia harus merawat keluarga kakaknya karena dia dipenjara. Memangnya keluarga untuk apa?” ucap teman yang mendukung Tuan Bong tak salah.
“Masalahnya hal itu akan berlangsung lama... Dia harus mengurus banyak orang.” Kata Teman lainnya. Tuan Bong kesal merobek surat cerainya.
“Jangan merobeknya.. Istrinya juga punya dokumen, itu tak akan membantu. Seseorang harus melayangkan gugatan cerai.” Ucap Temanya. 

Park Hoon datang dengan wajah penuh semangat memberitahu kalau ada kabar besar, yaitu Nyonya Seo manajer Tim Pemasaran, bercerai hari ini. Dua pria terlihat panik, Tua Bong memalingkan wajahnya. Park Hoon memberitahu kalau Nyonya Seo yang terlihat baik-baik saja.
“Tampaknya dia merasa lega. Dia sungguh bersemangat, berkata dia akhirnya bebas.... Maksudku, seaneh apa menurutmu suaminya? Saat orang bercerai, mereka biasanya merasa hampa dan stres.” Kata Park Hoon. Dua pria terlihat makin panik.
“Apa Ada yang salah? Kenapa kau terus.. Pak Bong, sejak kapan kau di sini? Apa ada masalah? Apa kau sakit?” ucap Park Hoon melihat Tuan Bong duduk tertunduk sedih
“Aku juga baru bercerai.” Akui Tuan Bong. Park Hoon berpiki ada  Dua orang dalam satu perusahaan
“Aku ikut prihatin.” Kata Park Hoon memeluk seniornya. Tuan Bong kesal ingin memukulnya. Saat itu Ji Yool memanggil agar mereka segera keluar untuk foto bersama.

Semua berdiri didepan panti asuhan dengan memegang spanduk. Park Hoon memastikan semuanya dengan masuk kamera lalu memberitahu kalau waktunya  Sepuluh detik dan berjongkok disamping Ji Yool.  Ia lalu memberitahu kalau Tuan Bong juga bercerai. Ji Yool melonggo kaget.
“Perusahaan ini aneh. Semua orang aneh.” Ucap Park Hoon,  Tuan Kim lalu meminta mereka Bilang, "Ayo, Gyeoroo!" dan akhirnya kamera mengambil gambar.
“Kerja bagus, Semuanya... Pasti canggung dan tak mudah bagi anggota baru karena ini kali pertama kalian. Terima kasih sudah berusaha. Kerja sukarela bisa terasa agak canggung mulanya. Tapi setelah terbiasa, kalian akan belajar banyak. Jadi Lanjutkan kerja bagusnya. Gyeoroo, selalu bersemangat Dan terus maju.” Ucap Tuan Kim memberikan sambutnya.
Semua pun terlihat penuh semangat, Dan Yi akan pamit pulang, Eun Ho hanya dengan matanya menyuruh Dan Yi pulang lebih dulu. Nyonya Go bertanya apakah Tuan Kim tak langsung pulang. Tuan Kim mengatakan  harus pergi ke suatu tempat. Nyonya Goo pun pamit lebih dulu.
“Kenapa kau belum pulang?” kata Tuan Kim melihat Eun Ho malah berdiri disampingnya.
“Aku juga mau menyapa.” Ucap Eun Ho, Tuan Kim pun tersenyum membiarkanya. 


Di dalam bus
Semua memilih duduk sendirian, Nyonya Seo masih duduk dengan kacamata hitamnya.  Tuan Bong datang duduk disamping Nyonya Seo, Nyonya Seo menyuruh untuk duduk di tempat lain. Tuan Bong tetap ingin  duduk bersama. Nyonya Seo akan berdiri karena akan pindah.
“Baiklah.... Baik...” ucap Tuan Bong yang memegang tangan Nyonya Seo agar tak pergi. Park Hoon dan Ji Yool melihat keduanya dan Tuan Bong akhirnya pindah.
“Aku baru menyadari sesuatu.... Mereka.. selingkuh.” Ucap Park Hoon melihat keduanya. Ji Yool berteriak kaget.
“Pak Bong dan Bu Seo saling mencintai. Mereka berdua cerai karena begitu mencintai satu sama lain... Aku paham sekarang... Kau harus Berlagak tak tahu. Tidak baik bagi orang baru tahu hal seperti ini.” Ucap Park Hoon. Ji Yool menganguk setuju.
Nyonya Seo tiba-tiba menangis histeris melepaskan rambut palsu dan kacamatanya, semua terdiam dan binggung. Akhirnya Dan Yi yang duduk didepanya memberikan tissue. Tuan Bong pun ikut menangis, perjalanan pulang ke Seoul pun ditemani oleh tangisan Nyonya Seo. 

Tuan Kim berjalan di sekitar tanah lapang yang penuh ilalang, melihat Eun Ho disampingnya langsung mengenggam tanganya. Eun Ho mengeluh dan langsung melepaskanya, tapi Tuan Kim memegang tangan untuk berjalan bersama.  Eun Ho melepaskanya dengan wajah kesal.
“Aku pegang tanganmu karena teringat masa lalu.” Ucap Tuan Kim sambil memegang tangan Eun Ho kembali.
**
Flash Back
[10 TAHUN LALU]
Keduanya berjalan ke sebuah pohon besar, papan nama bertuliskan  [MENDIANG YU SU-JIN] Tuan Kim berdiri dengan Eun Ho menyapa istrinya, agar bisa memberikan salam juga. Eun Ho membungkuk memberikan salam.
“Dia penulis pertama yang akan teken dengan Gyeoroo. Dia adalah Cha Eun-ho, penulis seri favoritmu.” Ucap Tuan Kim memperlihatkan berkas “Kontrak Berdarah”
“Kami di sini untuk bersumpah. Aku di sini untuk teken kontrak sembari kau saksikan... Ini tempat paling penting bagiku. Maka saat kau berjanji di sini, kau akan menjaganya apa pun terjadi.” Kata Tuan Kim 


Eun Ho tiba-tiba memberikan berkas [DEKLARASI AKHIR KARIER MENULIS KANG BYEONG-JUN] Tuan Kim terlihat binggung. Eun Ho memberitahu itu surat deklarasi akhir karier menulis Kang Byeong-jun. Tuan Kim mencoba untuk berpikir jernih.
“Dia suka terbitkan esai pada majalah triwulan, kenapa dia mau berhenti menulis?” tanya Tuan Kim
“Dia juga akan menyerahkan hak cipta ke Gyeoroo.” Kata Eun Ho, Tuan Kim melihat tanggal 19 JUNI, 2009
“Kau dan Kang Byeong Joon, Apa hubungan kalian?” tanya Tuan Kim. Eun Ho mengaku Tuan Kang adalah Ayahnya. Tuan Kim melonggo kaget. 

Akhirnya Tuan Kim menyapa istrinya yang sudah lama tak datang.  Eun Ho pun membiarkan Tuan Kim bicara. Tuan Kim menceritakan kalau sering memikirkan istrinya tapi terlalu sibuk untuk kemari lalu bertanya kabarnya dengan memberitahu kalau anak mereka kabarnya baik.
“Seo-yun punya pacar dan Seo-hyeon adalah balerina hebat sepertimu. Biar kuntunjukkan foto mereka.” Ucap Tuan Kim menaruh foto anaknya.
“Soo Jin... Kau tak perlu mendatangiku dalam mimpi.. Tapi Datangilah mimpi anak-anak. Mereka... sangat merindukanmu. Hari ini, Bong Ji-hong dan Seo Yeong-a bercerai... Ini Sulit dipercaya, kan? Mungkin mereka tak masalah dengan itu, tapi bagaimana dengan perusahaan kita? Aku sangat khawatir.” Cerita Tuan Kim mengeluh pada istrinya.
 “Ayo kita pergi!” teriak Eun Ho seperti mengeluh dengan Tuan Kim yang selalu seperti itu
“Aku tahu dari awal... Apa Aku sudah ceritakan soal pegawai baru? Kami merekrut enam orang.” Kata Tuan Kim
“Perjalanan kita masih jauh.” Ucap Eun Ho mengajak Tuan Kim segera pulang.
“Ada satu orang... Kau tak akan percaya... Anak muda zaman sekarang hanya peduli diri sendiri. Tapi Kita tak begitu, 'kan? Orang dewasa biasa bilang kita kurang cinta, tapi...” ucap Tuan Kim masih terus mengobrol. Eun Ho terus berteriak mengajak Tuan Kim segera pergi. 


Geum Bi duduk di sofa lalu berlari ke depan pintu kamar yang dikunci, Seo Joon keluar menyapa anjingnya lalu duduk dikursi setelah itu mengingat kembali yang dikatakan Dan Yi sebelumnya.
“Bagaimana dengan ini? Rahasia di balik judul novel, 23 April. Namun, kisahnya sendiri tak berkaitan dengan 23 April, tanggal pun tak ada.< Ini Aneh, 'kan?”
“Bagi Kang Byeong-jun, novel 23 April bagai kuburan, pemakamannya. Akhir karier menulisnya. Karena itu dia mengumumkan itu novel terakhirnya.”
Seo Joon memegang buku terakhir Tuan Kang Byung Joon. 

Tuan Kim dkk duduk diruang rapat, bertanya apakah sudah ada sampelnya. Hae Rin membagikan buku pada semuanya. Nyonya Seo memuji  Konsep pemasaran yang bagus seperti sebuah hadiah. Dan Yi tersenyum bahagia.  Tuan Bong sedang tak mood akan keluar ruangan, Nyonya Seo memberitahu kalau rapatnya belum selesai. Tuan Bong akhirnya kembali duduk.
“Ini akan menarik perhatian orang di toko buku. Apa Mulai dicetak hari ini?” tanya Tuan Kim. Hae Rin menganguk. Tuan Kim pun memujinya.
“Tapi Tetap saja, orang beli buku setelah baca konteksnya... Eun-ho, Hae-rin, kita bicara di ruanganku sebelum pencetakan.” Ucap Nyonya Go sinis. Eun Ho dan Hae Rin menatap binggung. 

Keduanya akhirnya masuk ke ruangan Nyonya Go dengan wajah tegang. Nyonya Goo bertanya apakah ini yang dilihatnya memang benar. Keduanya binggung apa yang dimaksud. Nyonya Goo berkata tentang  Halaman hak cipta.
“Haruskah nama Dan Yi dicantumkan?” ucap Nyonya Goo sinis, Hae Rin dan Eun Ho saling berpandanganya.
Sementara Dan Yi melihat buku Park Jeong Sik, teringat saat mengangkat tangan mengaku punya ide dengan mengusulkkan jika tak usah disampul tapi diberi bungkus seperti hadiah.
Dan Yi melihat buku Dunia Abu-abu cetakan pertama  “10 FEBRUARI 2019”  [PENULIS, PARK JEONG SIK, PENERBIT, KIM JAE-MIN KEPALA EDITOR, CHA EUN-HO, EDITOR, SONG HAE-RIN, PEMASARAN, KANG DAN-YI] Dan Yi seperti tak percaya melihat namanya dalam sebuah buku. 

Di ruangan Nyonya Go
Nyonya Go menyuruh agar menggapus nama Dan Yi, Hae Rin kaget lalu bertanya siapa nama pemasarnya. Nyonya Go menyuruh agar memasukan nama Nyonya Seo. Hae Rin pun tak bisa menolak walaupun hatinya tak bisa terima.
“Dan Yi ada di Tim Pembantu... Dia hanya mendukung. Apa Kau tak paham?” ucap Nyonya Go. Hae Rin mengaku paham lalu keluar ruangan.
“Pak Cha, mau katakan sesuatu?” tanya Nyonya Goo melihat Eun Ho hanya diam saja.
“Dan Yi bertanggung jawab atas pemasaran Dunia Abu-Abu. Dia bahkan ikut membujuk si penulis dengan kami. Dia diberi tugas dan melakukannya dengan baik.” Ucap Eun Ho membela Dan Yi
“Dia bukan bagian Tim Pemasaran, mana bisa dibilang tanggung jawab pada pemasaran?” ucap Nyonya Go sinis.
“Tak penting dia anggota tim mana... Dia melakukan tugas seorang pemasa dan akan adil mencantumkan namanya di daftar itu.” Ucap Eun Ho
“Fakta bahwa dia memiliki ide tak membuat dia bertanggung jawab untuk itu. Itu untuk orang yang bisa mengemban tanggung jawab itu. Apa Dan-i sanggup mengatasi semua masalah pemasaran soal novel itu, padahal dia punya tugas lain?” ucap Nyonya Goo sinis
“Aku tahu niatmu baik dan yang kau usulkan itu adil. Namun, ini organisasi. Prinsip itu hal penting... Kau mungkin mau melakukan tugas lain juga. Tapi jika semuanya melakukan hal yang kita mau, apa yang akan terjadi pada perusahaan?” kata Nyonya Goo. Eun Ho mengaku mengerti dan berhenti melangkah keluar ruangan.  
“Kurasa aku salah... Bu Go... Kau benar soal segalanya. Namun, orang-oranglah yang membentuk organisasi. Penting untuk kerjakan tugas yang diberikan, tapi jika semua orang terpaku pada itu, tak akan ada yang mau melakukan lebih. “ tegas Eun Ho yang membuat Nyonya Go hanya diam saja. 



Ji Yool dan Park Hoon bahagia melihat buku cetakan pertama, tak percaya Dan Yi adalah  rekrutan pertama yang namanya tercantum. Park Hoon dengan bangga kalau itu semua karena memberi kacang di tanganya yang  membantu kerja otak.
“Hei... Kau dapat itu dari dapur kantor.” Keluh Ji Yool mengambil snack kacang yang dibawa Park Hoon.
“Bagaimana rasanya namamu tercantum?” tanya Ji Yool penasaran.
“Tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Nanti kau akan rasakan sendiri dan sulit dijelaskan.” Ucap Dan Yi bahagia.
Park Hoon pun yakin nanti namanya akan tercantum dibuku. Dan Yi juga yakin Park Hoon pasti bisa. Hae Rin dan Eun Ho melihat kebahagian Dan Yi dkk terlihat sedih. Eun Ho menepuk pundak Hae Rin agar bisa tabah menjalani keadaan sekarang. 

Hae Rin menelp bagian percetakan akan membahas  buku yang akan dicetak hari ini kalau ada perubahan untuk Dunia Abu-Abu, Bukan novelnya. Tapi Ada perubahan di bagian hak cipta. Ia meminta pecetakan menunggu karena akan mengirimkan versi terbarunya. Dan Yi mendengarnya terlihat sedikit gugup.
“Dan Yi.... Ada kesalahan di pekerjaan kita. Nama Bu Seo akan dicantumkan pada halaman hak cipta sebagai pemasaran” kata Hae Rin. Dan Yi kaget ingin tahu alasanya.
“Kau di Tim Pembantu. Siapa pun bisa bergabung di rapat kita. Kita tak pernah cantumkan nama orang hanya karena dia punya ide... Aku minta maaf. Itu kesalahanku.” Jelas Hae Rin merasa bersalah. Dan Yi pun hanya bisa diam.
“Ini para pelamar untuk mengulas bukunya. Kau bisa Cek blog mereka dan pilih 20 orang akhir pekan ini.” Pinta Hae Rin. Dan Yi mengerti akan mengerjakan.  Saat itu Nyonya Go menelp, Dan Yi pun bergegas pergi. Eun Ho melihatnya seperti ikut sedih. 

Dan Yi mengambil kantung belanja di ruangan Nyonya Go, Nyonya Go memberikan note agar mengantar ke alamat itu sebagai  hadiah ulang tahun istri penulis Kim Soo Yeong dan ada ada nomor teleponnya,  jadi bisa menelpnya. Dan Yi menganguk mengerti.
“Apa Kau dari toko buku?” tanya Dan Yi menyapa Nyonya Seo dan rekannya Keduanya menganguk.
“Lalu kau mau ke mana?” tanya Nyonya Seo. Dan Yi memberitahu kalau Nyonya Go sedang menyuruhnya.
“Aku mau ke rumah Penulis Kim Soo Yeong.” Kata Dan Yi. Rekan kerjanya pikir tak perlu repot pergi karena bisa pakai jasa kurir.
“Tidak perlu, Bu Go menyuruhku antarkan langsung.” Kata Dan Yi bergegas pergi masuk ke dalam lift. Nyonya Seo heran dengan Nyonya Go yang terus menyuruh Dan Yi. 

Eun Ho gelisah akan mengirimkan pesan pada Dan Yi, tapi pesan Hae Rin yang lebih dulu masuk. “Aku benci perusahaan ini.” Eun Ho mengejek “Kau benci apa? Kerja adalah kerja.” Seolah tak peduli.
“Kau sungguh berdarah dingin. Kau tahu itu, 'kan?”balas Hae Rin, Eun Ho mengakunya. 

Istri Tuan Kim mengucapkan terima kasih untuk hadiahnya bahkan datang langsung. Dan Yi dengan senyuman mengucapkan selamat ulang tahun pada Nyonya Kim,  lalu memberikan buket bunga sebagai hadiah pribadinya. Nyonya Kim makin terlihat bahagia
“Siapa namamu?” tanya Nyonya Kim. Dan Yi menyebutkan namanya  dari Tim Pembantu.
“Kau akan melalui perjalanan jauh sekali saat kembalinya.” Ucap Nyonya Kim, Dan Yi mengaku tak masalah karena menikmati udara segar.
“Tunggu Sebentar. Kuberi uang untuk taksi.” Kata Nyonya Kim, Dan Yi menolak lalu bergegas pergi.
Akhirnya Dan Yi pulang berjalan kaki, lalu mencoba mendongakan kepala agar saat air matanya akan mengalir, seperti tak bisa menahan rasa kecewanya. 

Saat itu Jae Hui melakukan video call, meminta temanya agar memegang ponselnya. Dan Yi duduk ditaman tersenyum bahagia, Jae Hui memperlihatkan gaun yang dibelikan ingin tahu pendapat ibunya. Dan Yi melihat anaknya yang sudah besar.
“Guruku bilang kita mirip.” Ucap Jae Hui. Dan Yi tersenyum bertanya apakah Jae Hui senang mendengarnya. Jae Hui menganguk.
“Bagaimana pekerjaan baru Ibu? Perusahaan penerbit, 'kan?” tanya Jae Hui
“Ya. Ibu senang di sini, Terkadang memang berat, Keadaannya sulit.. Yahh... Memang benar begitu, tapi aku ibumu... Ibu tak mau dengar kau tak mau menjadi seperti aku. Ibu bilang begitu pada Nenek.”akui Dan Yi
“Tak peduli seberapa keras ibu bekerja, kau bisa saja bilang begitu, tapi ibu akan berusaha keras agar tak mendengar itu darimu... Jae-hui... Sebenarnya ibu mau.. kau bilang bahwa ibu adalah panutanmu. Aku ingin jadi ibu seperti itu untukmu.” Ucap Dan Yi dengan air mata mengalir. Jae Hui seperti sedih melihat ibunya menangis.
“Tidak, ibu tak menangis... Kenapa aku harus menangis? Ibu bisa bekerja lebih keras... Kau cantik...” kata Dan Yi segera menghapus air matanya. 


Akhirnya buku pun diterbitkan, dengan standing banner [PROYEK BUKU TAK TERGANTIKAN, SISI MENAKUTKAN HIDUP, KEJAHATAN DALAM NALURI MANUSIA, KESENANGAN YANG ANEH, TAWA DAN MISTERI, SATIRE PIKIRAN DANGKAL]
Pengunjung melihat buku yang dibungkus, penasaran buku seperti apa. Tuan Kim pun menyamar sebagai pembeli. Nyonya Goo pun membaca komentar dari buku yang dibuat oleh Dan Yi, Eun Ho menelp telp terlihat sangat bahagia setelah menutup telp.
“Semuanya... Kita akan mulai pencetakan kedua Dunia Abu-Abu.” Ucap Eun Ho. Hae Rin tak percaya mendengarnya.
“Baru sepuluh hari bukunya dirilis... Kali ini kita cetak 10.000 kopi.” Kata bagian pemasaran
Semua tak percaya mendengarnya dan akan berusaha keras menjualnya. Hae Rin menatap Dan Yi tersenyum bahagia. Dan Yi tersenyum dan tetap kembali mengerjakan tugasnya membawakan tumpukan kertas. Semua memuji Hae Rin yang berhasil penjualan dengan konsepnya. 


Dan Yi membawakan surat dan masuk ke ruangan Nyonya Go, lalu melihat tulisan dibuku [PERTARUNGAN AKAL SENGIT YANG AKAN MEMBUATMU TAKJUB] lalu terdiam teringat kembali yang dikatakan Nyonya Go sebelumnya.
“Apa Pikirmu aku mencurinya darimu? Dan dari awal sudah kuputuskan untuk memakainya. Apa kau berasumsi aku tak bisa memikirkan ide yang sama? Kuharap tak begitu.”ucap Nyonya Go sinis
“Hal yang dikatakan Bu Go padaku ternyata benar.” Gumam Dan Yi penuh rasa bersalah. 

Nyonya Go masuk ke ruangan melihat Dan Yi diruanganya, bertanya ad apa datang ke ruanganya. Dan Yi memberitahu kalau ada surat baru, lalu mengaku saat  merapikan meja, melihat buku catatan Nyonya Go. Ia merasa sudah salah sangka tentang uraian Pucat, Suatu Kekejaman.
“Setidaknya kau tahu kebenarannya... Itu akan membantu mengetahui posisimu.” Ucap Nyonya Go sinis
“Namun. aku ingin terus mencoba. Jika hanya melakukan tugasku, maka aku tak akan tumbuh di perusahaan ini. Aku ingin tantang diriku untuk lakukan pekerjaan yang bisa kulakukan. Saat aku mulai di sini, aku ingin dapatkan pengalaman dan pindah ke perusahaan lain.” Akui Dan Yi
“Tapi, sekarang aku hanya menyukai buku. Aku baru menyadarinya. Kini aku paham alasan orang kemari Karena buku itu bagus, aku ingin menjual banyak. Aku ingin ideku membantu menjual ebih banyak buku. Itulah yang kusadari. Jadi akan kumulai dari awal. Aku akan kerjakan tugasku dengan baik.” Kata Dan Yi.
Nyonya Go seperti tak peduli menyuruh Dan Yi keluar ruangan kalau sudah selesai bicara. 

Park Hoon masuk ruangan berteriak sudah membeli banyak sandwichkarena sedang tugas di luar dan melihat kedai sandwich. Ia pun membagikan sandwich termasuk pada Dan Yi.  Nyonya Seo melihat Park Hoon   perhatian sekali karena Seharian kelaparan.
“Aku harus makan untuk malam juga.” Ucap Tuan Bong mengambil dua sandwich lalu berjalan pergi.
“Park Hoon... Bagaimana rilis persnya?” tanya Nyonya Seo. Park Hoon memberikan berkasnya.
“Bukan ini, tapi untuk penulis Yoo Hong Joo” ucap Nyonya Seo. Park Hoon mengaku Belum ditulis.
“Aku harus selesaikan yang lain dahulu.” Ucap Park Hoon. Dan Yi menawarkan diri untuk membantu menulis rilis pers untuk Yoo Hong Joo.
“Apa Kau tak sibuk?” tanya Park Hoon. Dan Yi mengaku akan mencoba menyelesaikan malam ini. Park Hoon pun mengucapkan Terima kasih. 

Hae Rin bertanya pada Dan Yi apakah sudah menyelesaikan  acara pengulasan buku, Dan Yi mengangguk, kalau sudah cek semua blog jadi Kebanyakan narablog melamar ke penerbit lain juga, tapi ulasannya tak begitu bagus.
“Aku sudah seleksi daftarnya lagi jadi Tolong dilihat.” Ucap Dan Yi memperlihatkan listnya.
“Aku yakin pekerjaanmu bagus. Aku setuju saja.” Kata Hae Rin. Salah satu pegawai memberitahu Dan Yi kalau  harus pesan kopi lagi.
“Kopi masih ada banyak. Akan kurapikan.” Ucap Dan Yi, Hae Rin terlihat sedih karena Dan Yi yang terlihat tak kecewa namanya dihapus.

“Aku memulai lagi dengan pekerjaan sepele dan pekerjaan yang memang tugasku. Aku belajar... bekerja lagi... Walau aku pikir sudah tahu, aku ulang lagi... karena aku pegawai baru.” Gumam Dan Yi membersihkan pantry.
Eun Ho datang ke pantry, Dan Yi menawarkan teh untuk Eun Ho.  Eun Ho mengeleng memberikaan sebuah buku sebagai Hadiah untuknya karena menurutnya  Konsep buku Penulis Park adalah hadiah untuk Dan Yi. Dan Yi melihat buku yang masih tertulis namanya.
“Walau dunia tak tahu, tapi aku tahu kau yang bertanggung jawab soal pemasaran. Strategi pemasarannya sempurna, Kepala Editor yang bilang.” Ucap Eun Ho
“Terima kasih, Pak Cha.” Kata Dan Yi tersenyum bahagia. Saat itu Hae Rin melihat keduanya akrab seperti merasa cemburu. 
Dan Yi melihat Seo Joon menelpnya, lalu mengangkatnya dengan panggilan Tuan Payung. Seo Joon bertanya apakah Dan Yi sudah selesai berkerja karena adandi depan kantornya mengajak untuk makan malam bersama.
“Kita selalu bertemu tak sengaja, tapi kali ini bukan kebetulan. Aku mengajakmu berkencan.” Ucap Seo Joon. Dan Yi binggung menatap Eun Ho yang ada didepanya.
Eun Ho menatap heran pada Dan Yi, dan didepan pantry ada Hae Rin yang menatap cemburu pada keduanya.
Bersambung ke episode 7
Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar