PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 11 Februari 2019

Sinopsis Romance is a Bonus Book Episode 6 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Hae Rin datang ke rumah Eun Ho seperti sengaja. Eun Ho keluar rumh berpikir sedang mabuk. Hae Rin langsung masuk dengan mata sedikit tertutup, Eun Ho seperti gelisah melihat jalan dirumahnya takut kalau Dan Yi datang saat Hae Rin ada dirumah. Sementara Dan Yi sengaja bersembunyi dibalik dinding.
“Kubilang jangan datang saat mabuk.” keluh Eun Ho saat Hae Rin masuk rumahnya.
“Kebiasaan ini tak bisa hilang. Saat sadar, aku sudah di sini.” Ucap Hae Rin
“Astaga, Inilah kenapa orang-orang menyebutmu Penyihir Kecil?” ucap Eun Ho lalu menawarkan mau minum kopi atau teh
Di dapur Eun Ho gelisah saat membuat teh lalu mengirimkan pesan untuk Dan Yi.. “Dan Yi, kau di mana? Hae-rin mabuk dan datang lagi.” Dan Yi berdiri didepan rumah Eun Ho menjawab pesanya kalau sudah  ada di depan rumah, lalu membalas pesan Eun Ho.
“Benarkah? Aku masih di kantor. Akan kuberi tahu saat pulang.” Ucap Dan Yi berbohong.
Sementara Hae Rin sedang ada di ruang kerja Eun Ho berdiri didepan rak buku milik seniornya.  Ia melihat Eun Ho yang sedang sibuk membuatkan teh lalu melihat surat yang ada ditanganya dan menganti surat yang diselipkan diantara buku-buku milik Eun Ho. 
Hae Rin mencoba melihat sekeliling seperti ingin tahu siapa wanita yang ada dirumah Eun Ho, lalu dengan cepat menjawab ingin minum teh saja dan akan menunggu di ruang kerja. Eun Ho pun menyetujui membiarkan Hae Rin masuk ruang kerjanya. 



“Eun-ho... Ini surat ke-13 dariku... Setiap aku mabuk dan ke rumahmu,maka aku tulis surat dan menyembunyikannya di rak bukumu. Kurasa kau belum baca satu pun. Katamu kau tinggal bersama wanita, tapi kuharap itu bohong.”
“Dan meskipun itu benar, aku tak akan menyerah dengan mudah karena aku sudah jatuh cinta padamu. Aku tak bisa kendalikan perasaanku lagi. Itulah cinta. Aku mencintaimu, Eun-ho.”
“Ini kali pertama aku mengatakan "cinta". Butuh 12 surat sebelum aku mengatakannya.” Gumam Hae Rin menatap Eun Ho yan sudah membuatkan teh untuknya. Eun Ho menyuruh Hae Rin duduk di ruang tengah, Hae Rin pun bergegas. 

Sementara Dan Yi duduk di halte bus kebingungan karena tak punya tempat lain. Seo Joon melihat Dan Yi memanggilnya Nona Daun Bawang bertanya sedang apa dihalte. Dan Yi senang melihat Seo Joon lalu mengaku kalau baru turun dari bus. Seo Joon binggung tapi akhirnya memilih untuk percaya.
“Prakiraan cuaca bilang besok hujan. Kita bicarakan panekuk daun bawang, Apa kau ingat? Aku teringat itu.” Ucap Seo Joon mengingat saat Dan Yi yang datang ke rumahnya.
“Seharusnya panekuk daun bawang.” Kata Dan Yi saat makan ramyun di rumah Seo Joon.
Dan Yi teringat dengan ucapanya, lalu hujan pun turun. Ia pun tak percaya kalau hujan sudah mulai.  Seo Joon tak percaya kalau  Kebetulan sekali karena mereka bisa berpapasan seperti ini dan ditambah hujan juga.

“Apa Kita ditakdirkan makan panekuk daun bawang?” ucap Seo Joon dengan wajah sumringah. Dan Yi pikir kalau itu mustahil.
“Omong-omong, Apa sudah makan malam? Ayo makan dulu.” Kata Seo Joon . Dan Yi pun dengan senang hati akan langsung pergi menutupi kepala dengan tasnya.
“Tunggu... Apa Kau suka basah kuyup?” keluh Seo Joon. Dan Yi mengaku tidak tapi mereka memang tak punya payung.
“Kau bicara apa? Coba kau Lihat pohon di sana.. Tatap pohon itu sebentar. Aku akan ambil payung.” Kata Seo Joon.
“Tidak ada toko dekat sini. Kau mau ambil payung di mana?” kata Dan Yi mulai menghitung. Seo Joon hanya tersenyum.
“Ini Sudah sepuluh detik.... Dua puluh detik... Tiga puluh lima detik.” Ucap Dan Yi. Seon Joo mengambil payung lalu membukanya.
“Dari mana ini?” tanya Dan Yi kaget, Seo Joon mengaku kalau itu sulap lalu mengajak pergi. 


Hae Rin penasaran dengan wanita yang ada dirumah Eun Ho lalu bertanya apakah Teman serumahnya belum pulang karena tahu kalau ada wanita. Eun Ho mengeluh karena Hae Rin sudah tahu tapi malah datang ke rumahnya. Hae Rin yakin kalau Eun Ho tak tinggal dengan siapa pun.
“Itu Benar.” Kata Eun Ho yakin, tapi Hae Rin yakin itu tak seperti itu.
“Aku tinggal dengan seseorang... Apa kau Tahu berapa pacar yang kau punya sejak aku masuk Gyeoroo? Astaga, aku populer.” Ucap Eun Ho bangga
“Tidak, itu berarti kau diputuskan lima kali... Siapa yang menemani saat kau diputuskan lima kali? Aku, Song Hae-rin.” Ucap Hae Rin kesal
“Setidaknya kau memacari tiga pria, semuanya mencampakkanmu.” Kata Eun Ho
“Kita dicampakkan... Apa Kita berkencan saja?” ucap Hae Rin bercanda. Eun Ho mengingatkan kalau tinggal dengan seseorang.
“Kapan kau akan diputuskan? Aku bisa menunggu.” Ucap Hae Rin, Eun Ho mengeluh kalau Hae Rin yang bersikap konyol lagi dan harus diberi pelajaran.
Ia pun meminta agar Hae Rin mendekatinya, Hae Rin mengeluh karena akan menerima sentilan. Eun Ho akan memberikan sentilan lalu tersadar diluar rumah hujan turun dengan deras. Hae Rin menatap binggung karena Eun Ho tak memberikan sentilan. Eun Ho menyuruh Hae Rin agar pulang saja karena turun hujan. 



Di restoran CAMELLIA
Dan Yi dan Seo Joon makan udon bersama. Seo Joon bertanya apakah Dan Yi mau sake hangat dan memesannya. Dan Yi menganguk setuju, Seo Joon pun memesan sebotol sake. Keduanya seperti sangat akrab makan bersama.
“Alih-alih selalu tak sengaja bertemu, apa kau mau bertukar nomor?” ucap Seo Joon menyodorkan ponselnya.
Dan Yi sedikit ragu tapi akhirnya memberikan nomor ponselnya dengan memperlihatkan deringan ponselnya, kalau yang diberikan memang benar.
“Apa kau mau bertukar nama juga?” ucap Seo Joon. Dan Yi pun menyebutkan namanya Kang Dan Yi. Seo Joon pun menyebutkan nama Jin Seo Joon. 

Saat itu Eun Ho mengantar Hae Rin melewati restoran tanpa sadar kalau Dan Yi dan Seo Joon sedang makan bersama. Eun Ho menghentikan taksi di pinggir jalan, meminta agar Hae Ri memberi kabar karena pastiakan akan cemas kalau tak memberitahu sudah sampai rumah.
Hae Ri menganguk walaupun dengan wajah cemberut, Eun Ho pun meminta supir taksi agar mengantar Hae Rin dengan selamat. Ia pun memperingati Hae Rin agar Jangan datang saat mabuk karena akan melarang masuk.

Eun Ho berjalan pulang tanpa sadar kembali didalam restoran ada Dan Yi. Seo Joon melihat keluar jendela berkomentar kalau Ini “nalbi”  yaitu Hujan ringan yang turun tiba-tiba. Dan Yi tak percaya kalau Seo Joon  tahu kata itu karena ridak banyak orang tahu arti “nalbi”.
“Apa kau baca 23 April karya Kang Byeong-jun?” tanya Dan Yi penuh semangat.
“Ya, itu novel terkenal. Kalimat pembukanya begini, "Seorang pria mengenakan jas hujan hitam berjalan menuruni jalur pegunungan di tengah nalbi." Kata Seo Joon
“Coba Lihat itu. Kau menghafalnya... Lalu Bagaimana dengan ini? Rahasia di balik judul novel, 23 April.. Kau pasti tak tahu... 23 April  adalah novel terakhirnya. Dia umumkan pensiun saat novel itu terbit. Namun, kisahnya sendiri tak berkaitan dengan 23 April, tanggal pun tak ada.” Cerita Dan Yi
“Ini Aneh, 'kan? Jadi, aku cari tahu... Aku cari tahu apa yang terjadi pada 23 April. Lalu aku tahu bahwa beberapa penulis meninggal pada tanggal itu. Miguel de Cervantes dan William Shakespeare. Dua penulis yang sangat dihormati meninggal pada 23 April.” Ucap Dan Yi. Seo Joon dengan serius mendengarnya.
“Dengan kata lain, bagi Kang Byeong-jun, novel  23 April bagai kuburan, pemakamannya. Akhir karier menulisnya, Karena itu dia mengumumkan itu novel terakhirnya.” Jelas Dan Yi
“Berarti saat menulis 23 April,dia sudah memutuskan untuk pensiun.” Ucap Seo Joon. Dan Yi menjawab itu tepat.
“Publik yang tak tahu apa pun bilang bahwa pegawai Gyeoroo mengurungnya dan memaksa dia membuat pengumuman itu.” Kata Seo Joon sinis
“Itu omong kosong.” Komentar Dan Yi, Seo Joon pikir itu mungkin benar. Dan Yi yakin kalau itu mustahil.
“Aku mengecek laman penggemarnya. Mereka terlalu punya banyak waktu. Ada yang bilang dia di Meksiko, ada juga yang lihat di Chili” ucap Dan Yi kesal
“Kudengar rumor itu disebar oleh pihak Gyeoroo.” Komentar Seo Joon sinis. Dan Yi yakin itu tak benar.
“Aku bekerja untuk perusahaan itu.” Akui Dan Yi. Seo Joon menghela nafas tak tahu Dan Yi yang kerja di firma penerbit.
“Aku baru bergabung sebulan lalu... Ini Menyenangkan... Aku baru diberikan tugas pertamaku yaitu Memasarkan buku baru kami.” Cerita Dan Yi dengan senyuman bahagia.
“Apa orang Gyeoroo membicarakan Kang Byeong-jun?” tanya Seo Joon penasaran.
“Kami akan kerja sukarela di panti asuhan besok.  Tempat di mana dia menyumbangkan royalti bukunya.” Ucap Dan Yi penuh semangat lalu meminta izin karena akan mengangkat telp. 

Eun Ho berjalan dengan payung menelp Dan Yi mengeluh karena  belum pulang dan akan menjemputnya. Dan Yi memberitahu kalau ada diRestoran udon. Eun Ho mengeluh karena baru saja melewatinya dan kaget bertanya Dan Yi sedang dengan siapa.
“Aku cerita soal teman tetanggaku tempo hari.” Ucap Dan Yi melirik Seo Joon yang makan didepanya.
“Astaga, ramyeon dan udon... Pria itu pasti sangat suka mi... Tapi Aku juga suka mi.” Keluh Eun Ho kesal
Dan Yi pun bertanya pada Seo Joon apakah adiknya boleh gabung. Seo Joon pun mengangguk memperbolehkanya. Dan Yi bertanya apakah Eun Ho akan datang. Eun Ho menegaskan kalau sedang berjalan kesana karena ingin makan udon.
“Kenapa aku butuh izin untuk ke restoran udon itu?Apa Dia pemiliknya? Dan kenapa sering pergi dengannya? Aku sudah melarangmu Kenapa terus menemui pria yang tak kau kenal?” ucap Eun Ho kesal dan akhirnya melihat Dan Yi melambaikan tangan. 
Eun Ho dan Seo Joon kaget karena mereka bertemu kembali. Eun Ho teringat saat marah mencengkram kerah baju Seo Joon.
Flash Back
“Kau pasti penggemar Pak Kang... Kau tahu banyak... Pengumumannya ditulisnya sendiri... Tiap orang berhak untuk dilupakan... Itulah yang dia inginkan.” Ucap Eun Ho marah
“Apa dia menghilang? Apa kau mengurungnya?” ucap Seo Joon sinis

Eun Ho tak percaya kalau teman yang Dan Yi masuk adalah Seo Joon . Seo Joon pun bertany pada Dan Yi apakah Eun Ho itu memang adiknya. Dan Yi bingung bertanya apakah Seo Joon mengenal Eun Ho. Seo Joon mengaku bisa dibilang seperti itu. Dan Yi pikir Seo Joon penggemar Eun Ho.
“Astaga, menyebalkan... Aku tak mau bertemu dia lagi.” Keluh Eun Ho kesal,
Seo Joon menatap Eun Ho mengaku sebagai fans karena Banyak yang ingin ditanyakan lalu memberikan senyuman. Eun Ho yang melihatnya mengumpat Seo Joon itu gila.
Seo Joon pun menyapa Eun Ho lebih dulu karena mereka  bertemu lagi, Eun Ho pun mencoba ramah karena tak tahu kalau mereka tetangga.Dan Yi pun memesan satu udon lagi. Eun Ho melihat gelas sake diatas meja. Seo Joo pun meminta satu gelas lagi.


Ji Yool kesal menolak telp ibunya. Park Hoon datang bertanya alasan Ji Yool ke dekat rumahnya malam hari. Ji Yool memberitau kalau sudah membelikan minum, Park Hoon senang mulai meminum orange jus. Ji Yoon kembali menolak telp dari ibunya.
“Apa kau Kencan buta lagi?” tanya Park Hoon, Ji Yool mengaku dengan gorila.
“Aku yakin dia punya kelebihan... Jika soal cinta, pikir sederhana. Tidak ada pria yang tampan, cerdas, bertubuh bagus, punya rumah dan mobil, serta orang tua kaya.” Ucap Park Hoon 
“Aku ingin bertemu pria begitu... Kalau tidak, aku tak akan ikut kencan buta.” Ucap Ji Yool santai
“Maka teruslah kencan buta sampai bertemu pria sempurna.” Balas Park Hoon tak setuju.
“Ayo menonton.” Ucap Ji Yool kembali menolak telp dari ibunya. Park Hoon heran karena Ji Yool yang tak mau pulang.
“Dengan Begini, aku berontak pada ibuku sekali dalam sebulan dan Hari ini waktunya.” Kata Ji Yool.
Park Hoon mengejek Ji Yool punya sifat Jinak-jinak merpati. Ji Yool merasa tak ada yang bisa dilakukan karena ibunya membuat dadanya sesak dan kembali mengajak Park Hoon untuk menonton film, saat itu pesan dari ibunya masuk.
Ji Yool melihat foto-foto pria yang diberikan ibunya untuk kencan buta, lalu mengeluh melihat tak sesuai dengan kriterianya. Ia lalu melihat Park Hoon melihat senang mengoyangkan gelas jusnya lalu meminumnya, wajahnya terlihat seperti model ikan minuman.
“Ibu, aku akan berhenti kencan buta... Aku tak bilang kepada Ibu, tapi aku berpacaran dengan seseorang. Dia rekan kerjaku. Namanya Park Hoon. Kami berpacaran mulai hari ini... Dia keren sekali...”ucap Ji Yool. Park Hoon mendengarnya,kaget memuncratkan minumnya. 
“Aku sangat mencintainya... Jadi, berhenti menyuruhku kencan buta... Jika aku terus menyukainya, maka aku akan melanjutkan dan menikahinya.” Kata Ji Yool lalu menutup telpnya. Park Hoon hanya bisa melonggo.
“Apa Kau bersungguh-sungguh? Apa kau akan jatuh cinta padaku?”kata Park Hoon memastikan.
“Apa kau gila? Dengan  sikapku begini, maka aku punya waktu. Mana bisa aku kencan buta dua kali seminggu, sekali pada hari kerja dan sekali saat akhir pekan?”keluh Ji Yool. Park Hoon pikir itu benar.
“Itu membosankan...Syukurlah kau bilang seperti itu, dan  Sudah saatnya kau bebas dari ibumu... Lagi pula, hidup ini milik kita.” Kata Park Hoon. Ji Yool pun kembali mengajak untuk menonton film.
“Baik, untuk menyelamatimu karena telah bebas dari ibumu,  Ayo menonton film.” Kata Park Hoon. Ji Yool pun setuju dan mereka segera menghabiskan minuman. 




Seo Joon mengaku tak percaya kalau Eun Ho adalah adik Dan Yi. Eun Ho dengan sinis ingin tahu mereka yang bisa saling kenal karena Dan Yi belum tahu nama pria itu.  Dan Yi mengaku sudah lalu menyebut nama Ji Seo Joon sebagai Desainer buku, Seo Joon terlihat bangga. Eun Ho melonggo berpiki Dan Yi tak mengingatnya lalu mengeluarkan ponselnya, meminta waktu sebentar.
“Dan Yi, Apa dia tahu kita tinggal bersama?” tulis Eun Ho. Dan Yi membalas kalau Seo Joon tahu.
“Kenapa beri tahu dia? Apa Kau tak dengar kita bicarakan dia saat rapat?” balas Eun Ho. Dan Yi mencoba mengingatnya.

Flash Back
“Kau bilang akan merekrut Ji Seo Joon. Kita akan cetak 10.000 eksemplar edisi pertama. Apa yang kalian berdua lakukan? Katamu akan membujuk Ji Seo Joon, bagaimanapun caranya.” Ucap Nyonya Seo kesal, saat itu Dan Yi sempat melihat Eun Ho yang terlihat kesal
“Dan Yi, jangan bilang kau kerja di Gyeoroo. Tinggal dengan rekan kerja bisa tampak aneh. Orang kantor tak ada yang tahu soal kita.< Dia di industri ini.” Tulis Eun Ho panik. Dan Yi menatap Eun Ho merasa bersalah.
“Apa Kau bahkan beri tahu dia itu?” jerit Eun Ho panik. Seo Joon mengetuk meja menyadarkan keduanya yang bicara dengan handphone padahal ada orang didepanya. 


“Aku di sini.... Kalian saling kirim pesan. Ada apa? Kau mengirim pesan kepadanya untuk pastikan dia tak bilang kerja di Gyeoroo? Benarkan?” ucap Seo Joon. Eun Ho menatap sinis pada Dan Yi.  Dan Yi meminta maaf karena sudah mengatakan.
“Lagi pula, tak ada alasan untuk menyembunyikannya.” Ucap Eun Ho  
“ Lalu kenapa ingin menyembunyikannya? Memangnya kenapa saudara kerja satu perusahaan?” ucap Seo Joon santai
“Dan Yi, bilang kau teman tetangga. Itu benarkan?” kata Eun Ho. Seo Joon mengejek kalau mungkin hubungan bukan teman.
“Apa Kau tak jawab pertanyaanku dulu?” ucap Eun Ho, Seo Joon pikir kalau ucapan Eun Ho tadi tak diakhiri tanda tanya,
“Jika tak suka, hentikan lebih dulu. Coba Dengar ini. Tak ada tanda tanya.” Balas Eun Ho sinis
Seo Joon pun ingin membahas keduanya yang menganggap bersaudara tapi namanya berbeda, yaitu Cha Eun-ho, Kang Dan Yi dan merasa kalau itu mungkin alasan Eun Ho yang  tak mau bilang bekerja di kantor yang sama,  bahkan rekan kerja mereka tak ada yang tahu tinggal bersama.
“Apa hubungan kalian? Apa pertanyaaku tak sopan? Hanya saja, aku tertarik pada Nona Kang.” Akui Seo Joon dengan senyuman. Dan Yi tersenyum bahagia. Eun Ho melotot tajam.
“Apa hubungan kalian?” tanya Seo Joon memastikan. Dan Yi mengaku kalau Eun Ho adalah hanya pria yang seperti adik.
Eun Ho marah merasa kalau hubungan mereka sebenarnya lebih rumit. Dan Yi mengeluh mendengarnya menurutnya Eun Ho adalah Pria yang seperti adik dan kata itu sudah sangat sederhana. Ia menegaskan kalau hubungan dengan Eun Ho adalah  teman yang seperti saudara yaitu Teman dekat.
“Apa "teman" tinggal bersama?” keluh Eun Ho kesal. Dan Yi panik tak ingin Seo Joon salah sangka.
“Aku punya sedikit masalah, Karena itu aku tinggal di rumahnya.” Akui Dan Yi. Eun Ho kesal Dan Yi seperti memberi alasan
“Jadi Karena itu kau cari tempat tinggal.” Kata Seo Joon. Eun Ho menegaskan Dan Yi tak ingin pindah.
“Hei... Aku akan pindah setelah uangnya cukup.” Tegas Dan Yi mengambil minum.
Eun Ho akan menuangkan lagi, tapi Seo Joon lebih dulu mengambil botol sake. Akhirnya Dan Yi memberikan setengah sakenya lalu minum bersama. Seo Joon bertanya apakah Dan Yi tak rindu Geum-bi dan meminta agar mengunjunginya.
“Siapa Geum-bi? Banyak yang tak aku tahu.” Gumam Eun Ho kesal melihat keduanya seperti akrab. 


Eun Ho pulang kerumah dengan wajah cemberut. Dan Yi heran Eun Ho yang  kesal dan tahu kalau marah padanya bahkan tadi hanya diam dan cemberut sepanjang jalan.Eun Ho hanya diam saja mengambil minum mengelak kalau wajahnya cemberut.
“Kau juga terus memelototinya.” Ucap Dan Yi. Eun Ho pikir Seo Joon juga melakukannya.
“Apa Kalian bermusuhan? Kenapa begitu?” kata Dan Yi. Eun Ho mengaku mereka baru bertemu dua kali. Dan Yi ingin tahu alasan Eun Ho marah.
“Baiklah, aku seperti adikmu... Pria yang tak kau kenal bilang dia tertarik, lalu kau hanya mengangguk.” Ucap Eun Ho marah. Dan Yi pikir dirinya masih menarik
 “Berapa usianya? Bukankah dia masih muda?” kata Eun Ho, Dan Yi pikir dirinya memang lebih tua tapi Seo Joon yang masih tertarik padanya.
“Katanya dia "tertarik"... Kau tak tahu usianya. Kenapa pergi dengannya? Dan siapa Geum-bi? Apa Dia juga ikut saat kau cari tempat tinggal? Tanpa tahu pekerjaannya?” ucap Eun Ho kesal dan penasaran.
“Pertama, saat aku dalam bahaya, dia muncul dan menyelamatkanku. Kedua, dia pinjamkan payung satu-satunya saat hujan. Ketiga, dia menemukan sepatuku yang hilang. Keempat, dia menyimpan sepatuku karena tak mau membuangnya. Dan terakhir, dia pelihara anjing yang dia temukan,  dan menamainya Geum-bi.” Jelas Dan Yi lengkap.
Eu Ho mengeluh tak percaya menurutnya Seo Joon adalah pria yang aneh dan meminta menceritakan Di mana dan bagaimana mereka bertemu. Ia meminta agar Dan Yi Berhenti bilang keduanya diitakdirkan Dan berhenti bicara seolah Seo Joon Pangeran Tampan yang menemukan sepatunya.
“Kami sudah bicarakan itu, seperti Kisah Cinderella” ucap Dan Yi tersenyum bahagia.
“Apa? Kau bilang "Kami"? Kenapa kau dan dia menjadi "kami"? Bicara yang benar... Kau dan aku adalah "kami"... Tapi Pria itu, Ji Seo Joon..... Dia bukan "kami". Dia sendirian.” Ucap Eun  Ho marah
“Baik, terserah... Aku sedang duduk di halte bus karena Hae-rin di sini dan kami bertemu. Jadi Aku tak punya tujuan dan juga lapar.” Akui Dan Yi
“Kau bicara apa? Kau punya aku... Kau terus bilang tak punya tujuan. Jadi Hentikan itu... Aku rumahmu... Aku selalu ada untukmu.” Tegas Eun Ho tak bisa menahan perasaaan cemburunya
Dan Yi melonggo melihat ucapan Eun Ho berpikir sedang dirasukin karena berbicara seperti itu.  Eun Ho terdiam, Dan Yi mengejek Eun Ho itu  seperti pria murahan di drama romantis dan menegaskan kalau Wanita tak suka ucapan itu.
“Pantas kau tak bisa mengencani wanita... Kau sangat murahan... Ayo Minggir.” Kata Dan Yi akan masuk ke dalam kamarnya.
“Oh Yah..  Apa Hae-rin sudah pulang? Apa Dia bilang sesuatu?” tanya Dan Yi penasaran. Eun Ho tak ingin membahasnya hanya memberitahu kalau Ada tas di kamar Dan Yi dari Na Kyung. 

Dan Yi masuk kamar mengeluh dengan sikap Eun Ho tak seperti biasanya, lalu melihat tas putih dari Na Kyung memujinya kalau terlihat cantik. Sementara Eun Ho sedang menyikat giginya teringat kembali kejadian didepan restoran CAMELLIA.
Flash Back
Eun Ho membawakan tas milik Dan Yi keluar lebih dulu dengan Seo Joon. Seo Joon pikir Eun Ho harusnya minta maaf setelah menarik kerahnya. Eun Ho merasa kalau Seo Joon yang pertama melewati batas. Seo Joon mengaku tak tahu reaksi Eun Ho akan berlebihan soal Kang Byeong Joon.
“Aku hanya penasaran soal rumor itu. “ kata Seo Joon. Eun Ho pikir itu bukan kali pertama mendengar hal absurd.
“Baiklah... Aku agak cemas saat tahu Dan Yi tak tinggal dengan adiknya.” Kata Seo Joon. Eun Ho tak mengerti maksudnya.
“Aku punya perasaan padanya. Saat kau tanyakan hubungan kami, aku bingung menjelaskannya. Tapi ini sudah jelas... Kami saling mengenal dengan perasaan.” Ucap Seo Joon yakin
“Dan Yi bilang kau hanya tetangga.” Kata Eun Ho, Seo Joon pikir itu awalnya karena memang ingin mengatakan hal itu.
“Apa tak terdengar Aneh, dia tinggal bersamaku padahal bukan kakakku? Dari semua tempat di Seoul, Apa kau pikir alasan kenapa dia ke rumahku? Kami sedekat itu.” Ucap Eun Ho tak ingin Seo Joon mendekati Dan Yi
“Kau tak mengencaninya dan Aku langsung tahu.” Tegas Seo Joon. 


Dan Yi keluar dari restoran dengan senyuman pun pamit pergi,  Seo Joon berpesan agar berhati-hati di jalan. Eun Ho langsung membuka payung memeluk Dan Yi untuk berjalan pulang. Dan Yi heran karena Eun Ho pakai payung. Eun Ho merasa kalau hujan, seperti sengaja ingin membuat Seo Joon cemburu.
Seo Joon melihat dari kejauhan, Dan Yi ingin menjauh karena malu Eun Ho membuka payung. Tapi Eun Ho terus memeluk Dan Yi untuk berjalan pulang. Seo Joon bertanya-tanya, Apa Eun Ho membencinya Atau menyukai Dan Yi karena sikapnya.
Eun Ho mengosok gigi seperti tak yakin kalau Seo Joon yang memiliki perasaan pada Dan Yi. Menurutnya itu mustahil,  dan yakin kalau Seo Joon yang tak mungkin serius. Ia yakin kalau itu tidak mungkin dan Mustahil.


Di PANTI ASUHAN SUNSHINE
Sebuah spanduk [GRUP SUKARELAWAN PENERBIT GYEOROO] Hae Rin dengan pakaian hanbook mendorong Ji Yool berperan sebagai wanita kaya yang memarahi pelayannya. Eun Ho pun mengiringi pentas drama dengan piano.
Anak-anak seperti senang menonton drama, Park Hoon pun membacakan narasi dengan sangat baik. Dan Yi melihat anak-anak membereskan tumpukan buku tersenyum bahagia.
Di ruangan perpustkaan, Dua pegawai membuka [SALON RAMBUT GYEOROO] lalu memanggil anak yang lewat mempersilahkan untuk potong rambut karena mereka adalah penata rambut bersertifikat.
Park Hoon memulai lagi drama akan memanggil burung, Dan Yi engggan untuk naik panggung. Eun Ho menatapnya menyuruh naik akhirnya Dan Yi ikut naik panggung dan menari bersama. Eun Ho senang karena Dan Yi yang bisa tersenyum bahagia.
Tuan Kim dan Nyonya Go membagikan buku pada anak-anak setelah pentas selesai. Tuan Kim bertanya “Buku terbitan mana yang harus kalian baca?” semua menjawab Penerbit Gyeoroo. Dua pegawai di ruang perpustakaan masih melakukan potong rambut gratis.
Park Hoon lalu mengajak mereka main ditaman, Eun Ho yang ikut bermain saling kejar-kejaran. Hae Rin datang membawa mainan tersenyum bahagia melihat Eun Ho yang dekat dengan anak-anak. Dan Yi pun melihat Eun Ho ikut senang lalu tersadar dengan Hae Rin yang menatap Eun Ho juga.
Akhirnya Dan Yi masuk ke dalam gereja salah seorang anak melihat seseorang dari kejauhan. Seperti sorang ibu berjalan masuk dengan rambut merah dan jaket  bulunya, layaknya wanita Chaebol. 



Si wanita masuk ke dalam gereja menyapa semua pegawai meminta maaf datang terlambat. Ji Yool dkk tak percaya melihatnya, kalau Nyonya Seo yang datang. Nyonya Seo pun berteriak dengan wajah bahagia kalau dirinya baru saja bercerai. Semua melonggo kaget.
“Apa yang kau bicarakan? Apa Kau sungguh bercerai?” tanya Nyonya Goo heran
“Aku sangat bahagia sekarang. Aku sangat lega! Apa Kalian tahu rasanya? Rasanya seperti bisa menyingkirkan batu besar yang menghalangi jalan hidupku Apa Kalian paham? Ini Menyenangkan!” teriak Nyonya Seo bahagia. Dan Yi hanya bisa terdiam dan binggung karena baru melihat wanita bercerai terlihat bahagia.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar