PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Dong Baek
melihat ibunya di ruang rawat, ternyat sudah tak sadarkan diri dengan alat
bantu nafas dan juga cuci darah. Yong Sik diluar ruangan juga terlihat
kebingungan mencoba menahan tangis. Dong Baek melhat ibunya sudah tak berdaya
hanya bisa menangis.
Flash Back
Keduanya
bertemu dokter Jung, Dokter Jung memberitahu Tidak bisa transplantasi darurat,
cuci darah terus dilakukan. Karena ini penyakit turunan, jadi DNA pendonor juga
harus dites.
“Apa
peluangnya akan meningkat jika dia pindah ke rumah sakit lebih besar?” tanya
Dong Baek
“Dia
tidak bisa dipindahkan dalam keadaan ini. Kondisinya bisa menurun di jalan.
Kami akan menguji DNA donor dan penerimanya. Perawatan lain juga akan
dilakukan.” Jelas Dokter
Yong Sik
melihat ponselnya bergetar, nama DETEKTIF KIM terlihat tapi ia memilih untuk
mematikanya. Dokter memberitahu untuk saat
ini, Nyonya Jo membutuhkan keajaiban. Dong Baek dengan wajah datar mengatakan Keajaiban
tidak ada.
“Hal
seperti itu tidak terjadi di hidupku yang menyedihkan.” Kata Dong Baek. Yong
Sik hanya bisa terdiam.
[Episode Terakhir - APAKAH KEAJAIBAN BISA
TERJADI?]
Semua
wanita ongsan sedang duduk bersama, mereka seperti terlihat sedang memotong
sayuran, Tiba-tiba Nyonya Park berkata kalau Yang berhak hidup atau mati ditentukan
oleh takdir.
Sementara
Pil Goo dan Jun Gi sedang asik bermain games setelah pulang sekolah, padahal
Pil Goo mengaku sedang tak ingin main
games. Tiba-tiba seseorang memukulnya keras dari belakang, Pil Goo kaget
ternyata Nyonya Kwak datang.
“Sekarang
bukan waktunya main games” ucap Nyonya Kwak marah layaknya seorang ibu pada
sang anak.
Pil Goo
akhirnya makan siang direstoran, wajahnya terlihat santai. Nyonya Kwak masih
merasa canggung berpikir kalau Pil Goo pasti merasa ini kali pertama kdipukul oleh seseorang
selain keluarganya dan ia juga mengaku
Ini kali pertamanya memukul seseorang selain keluarganya juga.
“Lagi
pula, aku takkan memukulmu jika kau orang tak dikenal.” Ucap Nyonya Kwak. Pil
Goo seperti sudah tak marah meminta Nyonya Kwak memberikan lauk padanya. Nyonya
Kwak pun memberikan lauk dan keduanya tersenyum.
Sementar
di TV terlihat tayangan [KONFERENSI PERS KANG JONG-RYUL TENTANG PERNIKAHAN
JESSICA]
Dalam
sebuah ruangan sudah banyak wartawan dan Jong Ryul akhirnya duduk di
tengah-tengah meja panjang. Dengan selembar kertas yang sudah dibawanya, Jong
Ryul mengaku Jessica adalah istrinya dan ibu dari putri kecilnya.
“Aku
minta kalian tidak menyakiti keluarga tak bersalah dengan menyebarkan rumor tak
berdasar.” Ucap Jong Ryul
“Kenapa
istrimu berbohong dan berkata ini pernikahan pertamanya? Kau tidak tahu dia
pernah menikah, 'kan?” kata wartawan sedikit menuduh.
“Kenapa
kalian ucapkan seperti catatan kriminal? Apa dia berbuat kejahatan? Mereka
mungkin cuma tinggal bersama. Apa istriku merampok bank atau menyerang
seseorang dengannya?” ucap Jong Ryul tak bisa menahan emosi. Salah wartawan
yang melihatnya mengumpat Jong Ryul itu bodoh.
“Dia
bukan calon presiden, jadi, kenapa dia harus melaporkan status pernikahannya
kepada publik? Aku, suaminya, sudah tahu soal itu. Dia tak berbohong kepadaku,
jadi, kami baik-baik saja. Kurasa ini bukan sesuatu yang membuatnya pantas
dirundung.” Jelas Jong Ryul.
Semua
wartawan mulai menuliskan berita [KANG JONG-RYEOL YANG AROGAN, RATA-RATA PUKULAN
JELEK DAN PRIBADI BURUK PENGGEMAR JONG-RYEOL GERAM, KONFERENSI PERS KANG
JONG-RYEOL DARI SC LIGERS] Mereka tiba-tiba berhenti mengetik.
“Cukup
permohonanku kepada kalian. Jadi, aku akan memberi kalian peringatan. Jangan
sampai komentar jahat kalian menjadi karma suatu saat nanti. Berhenti bertindak
kelewatan, ya? Jika keluargaku dilukai lagi, maka kutuntut kalian semua untuk
fitnah.” Tegas Jong Ryul mengancam
Si
wartawan melihat Jong Ryul berkomentar kalau Kang Jong-ryeol akhirnya dewasa.
“Jessica selamat dari bahaya. Kini
semua panah mengarah pada Kang Jong-ryeol.”
Ibu
Jessica melihat berita dari ponselnya Lalu meminta Sang Mi agar membacanya.
Jessica sedang mengendong sang anak langsung menangis melihat berita di
internet. KANG JONG-RYEOL MEMBELA ISTRINYA
“Dia pasti
sudah gila... Tampaknya kau lebih baik dariku. Seleramu soal pria lebih baik.”
Ucap Ibu Jessica. Jessica hanay bisa menangis.
Yong Sik
memasukan semua barang ke dalam tas memberitahu kalau Pil-gu akan menginap di
rumah Jun-gi Sementara, Dong Baek harus
memasang tanda...lalu berhenti bicara karena detektif Kim kembali menelpnya,
lalu kembali mematikanya.
“Sebaiknya
kau pergi. Sepertinya kau sibuk.” Ucap Dong Baek mengambil tas dari tangan Yong
SI.
“Sial.
Kenapa dia terus meneleponku?” keluh Yong Sik. Dong Baek pikir Yong Sik sudah
berbuat lebih dari cukup.
“Aku hanya
bisa terima sampai di sini.” Kata Dong Baek. Yong Sik mengeluh aklau Sekarang
bukan saat bersikap dingin.
“Setidaknya
saat ini, andalkan saja aku saja” kata Yong Sik. Dong Baek pikir hanya tidak
ingin ini menjadi kebiasaan.
“Mungkin
karena kau terlalu memanjakanku, maka aku lupa cara menjaga diriku Jadi, pergi
saja. Dengan begitu kau membantuku melupakannya.” Kata Dong Baek.
Yong Sik
akhirna keluar rumah sambil menelp mengeluh pada Detektif Kim yang terus
menelepon. Ia ingin tahu apa yang terjadi apakah ia penting untuk investigasi
lalu terlihat kaget.
“Aku tidak tahu. Dia terus meminta putranya
membawakan kacamatanya. Datanglah dan bicara dengannya Dia hanya bicara satu
menit, lalu dia diam saja.”
Yong Sik
bingung mencoba mencari tahu tentang kacamata yang diberikan Heung Sik, seperti
berpikir ada kamera yang merekam.
Sementara
dikantor polisi. Tuan Park masih diinterogasi, Polisi memperlihatkan kalau ukuran sepatu Tuan Park adala 260 mm.
Flash Back
“Itu dari
sepatu bot yang kujual.” Ucap Tuan Park. Polisi ingin tahu alasan Tuan Park
memasukkan serbuk gergaji ke dalam mulut korban
“Untuk
membuatnya diam. Kututup mulut mereka agar mereka diam.” akui Tuan Park
“Lalu
kenapa kau memasukkan yang satu lagi? Kau tahu, benda kuning yang ditemukan di
tenggorokan korban.” Ucap Si Polisi. Tuan Park terdiam dan terlihat kaget.
“Kenapa
kau tak berkata apa-apa lagi?” komentar polisi. Tuan Park igin tahu alasan tak
boleh dikunjungi
“Minta
putraku membawakan kacamataku... Kacamataku.” Ucap Tuan Park.
“Dia terus menyebutkan kacamatanya
dan hanya itu. Kita akan biarkan dia mendapatkannya.”
Yong Sik
datang menemui Tuan Park di ruang interogasi. Tuan Park pikir minta Heung-sik, bukan Yong Sik datang. Yong
Sik ingin tahu alasanya dan berpikir kalau Tuan Park punya perintah untuknya.
Heung Sik
akan pergi keluar dari rumah, seorang pria mmanggil buruh yang akan dibawa
pergi menaiki kapal. Seorang pria mendekati Heung Sik mengaku mengerti situasinya tapi ini membuat semuanya tidak nyaman.
“Aku
mengerti. Siapa ingin bekerja dengan putra pembunuh?” ucap Heung Sik lalu
melihat buku note ditanganya dan langsung membakarnya karena lebih baik mati kelaparan
saja.
Heung Sik
prgi ke toko kue beras, Bibi Jung
memberikan uang mengaku akan membayar dan baru saja berpikir untuk
memberikannya langsung. Nyonya Park melihat Heung-sik, bertanya apakah sungguh
tak tahu karena tinggal dengan ayahnya.
“Entah dia
tak tahu atau punya firasat. Siapa yang tahu?”
kata Bibi Kim.
Dong Baek
yang melihatnya teringat saat Nyonya Park berkata “Mana aku tahu dia hanya
menjual minuman atau menjual yang lain juga?” Bibi Jung berbicara dengan Heung
Sik mengatakan “Bagaimana jika hidup beretika?” dan Dong Baek teringat dengan
yang mengatakan yang sama “Dongbaek, mari hidup beretika.”
“Halo. Boleh
kubawa Heung-sik denganku? Aku juga harus membayar.” Ucap Dong Baek mengajak
Heung Sik pergi.
Dong Baek
membawa babi tumis merasa Ini waktunya makan, jadi, setidaknya makanlah
sesuatu. Ia tahu Heung Sk itu pelanggan, jadi, anggap seperti rasa terima
kasihnya. Heung Sik ingin tahu apakah Dong Baek menyelamatkannya dari para
wanita lainnya.
“Kita
berdua menderita karena orang tua kita, 'kan? Tapi, pendapat orang lain tak
berarti jika kau abaikan.” Komentar Dong Baek.
“Apa Kau
memberiku saran?” tanya Heung Sik. Dong Baek merasa merasa seperti melihat
dirinya sendiri.
“Aku
bersyukur atas yang kau lakukan untukkudan aku menyesal. Tapi boleh aku tanya
sesuatu yang selalu membuatku penasaran?” ucap Heung Sik dengan tatapan dingin.
Di ruang
interogasi
Yong Sik
memberitahu Tuan Park kalau Hyang-mi dikremasi dan merasa Aneh rasanya kalau itu
membuatnya tampak lebih tenanaja g. Tuan Park seperti tak mau mendengar
menyuruh Yong Sik pergi saja karena merasa lelah jadi ingin menyudahi saja.
“Kudengar
dia benar-benar hancur. Tubuhnya di dalam air, lalu Lem yang ada di
tenggorokannya butuh tiga hari untuk dilepaskan semua.” Ucap Yong Si. Tuan Park
tiba-tiba terdiam.
Ia
mengingat yang dikatakan oleh polisi “Kau tahu, benda kuning yang ditemukan di
tenggorokan korban.”
“Selain
itu, plankton ditemukan di hati Hyang-mi. Apa Kau tahu artinya itu? Saat kau
membuangnya ke dalam air, dia masih hidup.” Kata Yong Sik.
“Lalu
kenapa? Apa? Kenapa kau mengoceh soal itu?” ucap Tuan Park seolah tak peduli.
“Kau tak
hanya menenggelamkannya, tapi juga masukkan serbuk kayu dan lem. Kenapa dia
pantas menerimanya?” teriak Yong Sik marah
“Teriakannya
membuatku kesal, jadi, kumasukkan itu untuk membuatnya diam. Dia mati karena
mengantarkan pesanan. Kenapa... Kenapa dia... Kenapa...” kata Tuan Park tak
bisa berkata-kata.
Dong Baek
pun ingin tahu Heung Sik penasaran soal apa. Heung Sik ingin tahu alasan Dong
Baek selalu memberinya barang gratis. Dong Baek seperti bingung menjelaskanya.
Flash Back
Heung Sik
selalu datang memperbaiki sesuatu lalu menyuruh makan sebelum pergi. Dong Baek
terus meminta Heung Sik agar makan dulu sebelum pergi. Bahkan Dong Baek juga memebrikan Kacang gratis
untuk para pelanggannya.
Saat itu
Dong Bae tak sengaja menjatuhkan sendok dan melihat sepatu yang dipakai oleh
pelaku karena ampaknya berlumuran tepung. Berita di TV tentang pengusil
“Pada 9
Juli, hari pertama kejahatannya, dia menggunakan pemadam api di TKP. Penyidik
menduga< dia melakukannya untuk menghancurkan barang bukti,”
Si pelaku
pun menuliskan pesan pada dinding [DONGBAEK, KAU JUGA JANGAN USIL] dan itu
adalah Heung Sik yang melakukanya.
Dong Baek
seperti baru menyadarinya lalu terlihat gugup mencoba menyalakan kompor tapi
tak juga menyala. Heung Sik masih terus sibuk makan, Dong Baek menerima pesan
dan memberitahu Bahan-bahan akan segera
dikirimkan.
“Setelah
telur tiba, kubuatkan kau telur kukus. Kau Santai saja. Tak tahu aku sama
sekali kau ingat yang kuberikan kepadamu secara gratis.” Ucap Dong Sik terlihat
sedikit panik
“Yang
benar "Aku tak tahu" bukan "Tak tahu aku." Kenapa
membuatkanku telur kukus juga?” ucap Heung Sik lalu tiba-tiba terbatuk-batuk.
“Apa kau
mengasihaniku? Kau yang dikasihani semua orang, tapi kini aku lebih kasihan?”
kata Heung Sik terus terbatuk. Dong Baek terdiam karena suara batuk itu seperti
familiar di telinganya.
Yong Sik
menyuruh Tuan Bae agar membuka kantong kacamatanya.
Flash Back
Yong Sik
melihat dibagian dalam tempat kacamata lalu melihat ada seperti lem yang
berbentu kuning. Setelah itu ia mengingat dengan sebuah tempat yang aneh di
temukan di tempat sampah.
“Tampaknya
Heung-sik mau mengatakan sesuatu kepadamu. Yang ditemukan di jasad Hyang-mi
bukan lem. Selain itu, dia tidak tenggelam. Tapi Dia sudah mati sebelumnya.
Lalu kenapa... kau sangat kesal?” ucap Yong Sik.
“Kau...bukan
orang yang mampu membunuh.” Ucap Yong Sik yakin, Tuan Park melihat ada gumpalan
seperti lem berbentuk kuning dan itu adalah alat meredam suara di telinga.
Flash Back
Saat
kejadian Heung Sik terus terbatuk-batuk lalu membuang alat untuk menyumbat
telinganya. Barang itu jatuh dan Hyang Mi yang masih sadar melihat benda yang
jatuh didekat tanganya.
“Heung-sik ingin kau tahu yang
Hyang-mi telan sebelum dia mati.”
Heung Sik
memakai penyumpat telinga dan saat itu telp di bar Dong Baek terus berdering.
Dong Baek hanya menatapnya, Heung Sik masih terus terbatuk lalu bertanya apa
truk pengantarnya akan segera tiba. Tangan Heung Sik terlihat banyak bekas luka
dan ingin mengambil palu dari tasnya.
“Suara
batuk itu.. Suara batuk aneh itu.” Gumam Dong Baek seperti sangat mengingatnya.
Flash Back
Dong Baek
mengingat dengan suara batuk si pelaku yang akan membuka kapsul. Saat itu Hyang
Mi yang masih sadar memberikan petunjuk pelaku dengan menyimpan alat penyumbat
telinga milik Heung Sik.
Sebelumnya
Heung Sik menelp Dong Baek dengan Pesan antar, sambil terbatuk kalau apakah
Dong Baek yang mengantar kali ini. Tuan Park dirumah terlihat panik melihat ke
rak sepatu, lalu melihat catatan milik anaknya dengan halaman yang sudah
dicoret-coret.
Ia
melihat adan CAMELLIA, LAYANAN PESAN
ANTAR, lalu tulisan Heung Sik “PENYIHIR ITU... JIKA DIA TENGGELAM, DIA MANUSIA,
JIKA HIDUP, DIA BUKAN MANUSIA. AKU HANYA PERLU MENUNGGU DIA MASUK PERANGKAP
Tuan Park
seperti tahu anaknya melakukan kejahatan lagi lalu mencuci lantai beas darah.
Heung Sik kesal ayahnya selalu membaca jurnalku bahkan tak pernah minta
bantuannya. Ia pun mengeluh ayahnyamembawa truk.
“Bukankah
kau melaporkannya hilang agar bisa dipakai di saat seperti ini?” kata Tuan
Park.
Saat itu
lampu merah, Tuan Park mengemudikan truk dan setelah mobil jalan. Heung Sik
baru terlihat karena bersembunyi dan tak ingn terlihat rekaman CCTV. Mereka
akhirnya membawa Hyang Mi ke danau, Tuan Park terlihat mendapatkan luka
ditanganya.
“Kubilang
kita harus mencabut kukunya.” Ucap Heung Sik santai. Tuan Park heran apakah
anaknya itu tak merasakan apa pun
“Bukankah
kau suka gadis ini?” ucap Tuan Park. Heung Sik mengaku enyukai orang lain tidak
semudah itu.
Ia juga
mengatakan hal yang sama pada Yong Sik pada saat menduga Heung Sik menyukai
Hyang Mi “Menyukai orang lain tidak semudah itu.”
“Dia
seperti kucing bagiku.” Ucap Heung Sik. Hyang Mi sempat bertemu dengan Heung
Sik lalu mengatakan “Kau juga bisa anggap aku kucing liar.”
“Heung-sik...
Bisakah kau berhenti setelah aku mati? Kau selalu memakai sepatuku setiap kali
membunuh orang.” Kata Tuan Park dengan mata memohon.
“Apa Kau
lompat sendiri dari lokasi konstruksi karena aku membunuh orang seolah itu
kau?” ucap Heung Sik menyindir.
Sebelumnya
berita disiarkan pada TV “Sekitar pukul 16.00 hari ini, seorang pria jatuh dari
gedung saat coba memasang pendingin luar ruangan untuk mal di dekat terminal.”
Heung Sik bertanya pada ayahnya apakah mencoba bunuh diri.
“Ayah... Walaupun
begitu, kenapa kau pura-pura tak bisa berjalan? Kau bahkan membohongiku lima
tahun.” Ucap Heung Sik marah
“Waktu
kau kali pertama membunuh kucing saat masih kecil. Jika kembali ke masa itu,
apa semua akan berubah?” ucap Tuan Park seperti merasa menyesal
“Kurasa
kau tak akan tahu apa aku dibesarkan seperti ini atau terlahir seperti ini.”
Ucap Heung Sik.
Tuan Park
hanya bisa menangis mengaku tak pernah menjaga anaknya selagi mencari nafkah
jadi Heung Sik tak pernah punya teman. Ia tahu anaknya terus membawa kucing
hanya untuk dibunuh Karena itu, ia terus membuangnya.
“Aku coba
berbohong dengan berkata kulempar dari jendela. Aku coba menampar wajah anak
kecil itu agar sadar, aku sudah usahakan semuanya, tapi... pendengarannya
terlalu sensitif dan hatinya sekeras batu.” Ucap Tuan Park terus menangis. Yong
Sik tak bisa berkata-kata
“Yong-sik...
Jika dia monster, bukankah aku yang membesarkannya?” kata Tuan Park.
Yong Sik
berlari keluar dari kantor polisi, sambil mengingat percakapanya dengan Tuan
Park. Ia bertanya kenapa Tuan Park pergi ke tempat parkir sendirian. Ia pikir saat
itulah semua menjadi aneh karean Tampaknya Tuan Park hanya memperingatkan Dongbaek.
“Jika dia
pergi, ini mungkin takkan terjadi. Dia selalu membuat Heung-sik kesal.” Ucap
Tuan Park.
“Kenapa
wajahmu seperti itu? Itu membuatku merasa aneh.” Ucap Heung Sik yang masih
terbatuk dalam restoran.
“Aku akan
membawakanmu air...” kata Dong Bak akan pergi tapi tangan Heung Sik menahanya.
Heung Sik merasakan kupingnya seperti ada suara menusuk di telinganya.
Yong Sik
keluar dari kantor, Tuan Byun dkk sudah menunggu. Yong Sik ingin tahu Boleh
memakai pistol hari ini. Tuan Byun terlihat bingung. Ji Hoon pikir matanya
berubah gila lagi, mereka pun bergegas masuk mengikuti Yong Sik.
“Sudah
kuduga ini aneh sejak awal.” Gumam Yong Sik mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Yong Sik
melhat foto tertulis [AKU MENGAWASIMU TIAP HARI, SEJAK HARI ITU] lalu bertanya-tanya
Bagaimana bisa Tuan Park mengawasi Dongbaek setiap hari, lalu mengeluh Rasanya
ada yang salah. Ia pun bertanya Apa Heung-sik sungguh pindah?
“Kau secara tak sadar melakukan hal
penting di sisi yang lebih terbiasa. Artinya dia juga bisa menggunakan tangan
kirinya.”
Yong Si
melihat saat Heung Sik yang memberikan tanda pada kotaknya dengan mengunakan
tangan kiri.
Tuan Byun
berbicara di telp memberitahu Masalahnya
bukan mobilnya tidak bisa masuk gang. Saat itu Yong Sik dengan wajah gugup
mengemudikan mobilnya sambil bergumam “Kukira aku bisa melindungi Dongbaek.”
Heung Sik
keluar dari bar seperti baru saja melakukan sesuatu dan terlihat santai. Ia memainkan korek apai mengeluh kalau ini
sangat mengganggu.
Flash Back
Nyonya
Kim mengambil paket dan memberikan uang, Heung Sik akan memberikan kembalian,
tapi melihat Tangan Heung Sik menyuruh agar simpan saja kembaliannya. Nyonya
Kim yang gila kebersihan membersihak lantai, melihat Heung Sik hanya diam saja
heran karena sudah membayarnya. Heung Si pun terlihat menatap sinis.
Saat anak
dari tetangganya mengejek, ia yang sedang membereskan kawat terlihat sangat
marah karena direndahkan. Saat itu sang ayah melihat dari dalam rumah yang
terkunci. Lalu pemilik Klinik kencantikan mengeluh karena selalu mendapat pria
berengsek.
Heung Sik
berjalan seolah menjadi korban dan sikap ayahnya dan hanya bisa tertunduk
sedih. Nyonya Park dan Nyonya Jung pun menatap sedih menurutnya Heung Sik tidak
bersalah dan merasa juga anak yang malang.
“Dia menusuknya sekali di leher. Ini
serangan mendadak yang tidak diduga.”
Tiba-tiba
Dong Baek datang langsung memukul kepala Heung Sik dengan gelas bir. Heung Sik
langsung terjatuh, Nyonya Pak dan Nyonya Jung melonggo kaget.
Flash Back
Dong Baek
akan pergi mengambil air dan Heung Sik menahan tanganya. Yong Sik terus saja
menelp lalu mati. Saat itu pesan dari grup wanita ongsa terlihat dilayar ponsel
“Dongbaek ada di barnya...
Dongbaek, jangan makan apa pun. Aku akan bawakan babi rebus. Aku juga datang,
jadi, tetap di sana. Aku juga membuat kue beras putih. Aku juga bawakan, nanti
makan, ya?”
“Dongbaek...
Biar kuberikan kau saran juga. Jangan mudah mengasihani orang. Tak semua orang
bisa melakukannya.” Ucap Heung Sik ta bisa melakukan apapun lalu meninggalkan
uang dan pergi.
Semua
penghuni Ongsan keluar melihat kejadian yang tak terdua, Dua bibi tak percaya
melihat Dong Baek baru saja menghantamnya dengan gelas bir. Dong Baek tahu
kalau Heung Sik yang membunuh Hyang-mi dan ia mengunkai gelas bir Hyang-mi.
“Kubunuh
kau kalau terus usil..” ucap Dong Baek. Heung Sik terlihat setengah sadar ingin
mengumpat tapi Dong Baek lebih dulu mengumpat dan truk yang mengantar bahkan
makanan pun lewat. Yong Sik dkk berlari akan masuk jalan Ongsan dan hanya bisa
melonggo.
“Kukira aku bisa melindungi
Dongbaek.”
“Kau
bilang "Jangan usil?" Kau yang jangan usil. Hei, apa kau Pengusil?
Benar? Kau bahkan tak bisa apa-apa di keramaian, dasar berengsek.” Kata Dong
Baek marah.
“Dongbaek
bisa melindungi diri sendiri.” Gumam Yong Sik. Semua tak percaya kalau Heung
Sik itu adalah "Pengusil"?
“Masalahnya
bukan mobilnya tidak bisa masuk gang. Kalian harus melindungi Pengusil!”
Saat itu
semua bibi di Ongsan melihat pelaku pengusil langsung menyerangnya dengan semua
barang yang mereka miliki mulai dari lobak apapun itu. Yong Sik dkk mencoba
menahan mereka kalau polisi sudah datang, tapi para bibi yang geram
melampiaskan amarahnya. Dong Baek pun pergi karena harus menerim pesanan.
“Mari selesaikan
ini dengan hukum! Kita harus menangkapnya hidup-hidup. Dia harus hidup! Semuanya,
tenang!” ucap Tuan Byun panik
“Legenda dimulai saat wanita hebat
menangkap harimau dengan tangan kosong atau semacamnya. Orang sepertinya tak
bisa sungguh merusak. Yang sungguh menakutkan bukan seseorang seperti Pengusil.
Tapi saat kau tak bisa melindungi seseorang.”
Dong Baek
melihat ibunya yang masih tak sadarkan diri lalu mengeluh Jika Nyonya akan
begini, kenapa datang menemuinya kareana membuatnya terjebak benci dan cinta. Ia pun tak tahu apa
yang harus dilakukanya sekarang. Perawat memberitahu Waktu kunjungan sudah
selesai.
“Para
penjaga, tolong tinggalkan ruangan.” Kata perawat memberitahu. Dong Baek memanggilnya.
“Tampaknya
memar di tangannya akan menyakitkan. Bisa tolong...” kata Dong Baek yang
langsung disela oleh perawat.
“Kau tak
perlu mematuhi waktu kunjungan lagi. Kau boleh mengajak keluargamu kemari. Mereka
boleh menjenguk kapan pun.” Kata perawat.
“Kenapa?
Kenapa dia diperbolehkan?” tanya Dong Baek bingung. Perawat pikir Jika ada
orang yang ingin ditemuinya,maka Dong Baek harus minta datang hari ini lalu
bergegas pergi karena harus menerima telp.
Dong Baek
menangis sendiri karena Tapi tak ada seorang pun yang ingin ditemui oleh
ibunya, bahkan ibunya itu tak punya siapa-siapa. Ia merasa tak bisa bisa
merelakan ibunya dalam kesepian. Saat itu Nyonya Kwak dan Pil Goo datang
menjenguk sementara Yong Sik hanya menunggu di luar ruangan.
“Aku tak
punya nenek atau kakek, dan...aku tak punya teman untuk berkunjung di rumah
sakit. Ini kali pertamaku di unit perawatan intensif, dan ibuku terbaring di
sini seperti ini. Apa yang harus kulakukan?” ucap Dong Baek menangis. Nyonya
Kwak tak bisa berkata-kata.
“Haruskah
aku menyerah dan melihatnya saja berbaring di sini?” kata Dong Baek masih terus
menangis.
“Relakan
dia pergi dalam damai.... Dalam damai... Katanya dia akan pergi dengan hati
yang hangat berkat kau.” Kata Nyonya Kwak menahan tangisnya. Pil Goo pun
memeluk ibunya ikut menangis.
Flash Back
Nyonya Jo
bertemu dengan Nyonya Kwak didepan bar meminta agar membiarkan putrinya
saja. Keduanya akhirnaya berbicara dalam
bar, Nyonya Kwak memberitahu kalau Dongbaek memang menjalani hidup yang keras.
“Tapi dia
tak lakukan apa pun hingga layak mendapatkannya. Semua itu salahku. Setelah dia
menyingkirkanku, maka hidupnya akan damai tanpa beban.” Ucap Nyonya Jo
“Berhenti
membahas ini... Ini sudah menyusahkanku.” Keluh Nyonya Kwak
“Kuberi
tahu kau sesuatu yang akan membuatmu lebih nyaman. Sebenarnya aku akan segera
mati. Jadi, aku kemari karena aku merindukan putriku. Setelah datang kemari, aku
sangat menyukai Yong-sik, tapi aku juga tahu bisa percaya padamu, Nyonya Kwak.”
Ucap Nyonya Jo
“Bisakah tolong
jaga Dongbaek? Dia tak pernah dapat apa pun secara cuma-Cuma seumur hidupnya. Jadi,
bisakah jadi ibunya secara cuma-cuma? Kau kenal dia. Jika kau mengasihani dan
mengaguminya, dia takkan melupakann betapa kau murah hati.” Ungkap Nyonya Jo
“Dia mungkin
akan memastikan kau takkan kesepian Aku datang untuk memeluknya, tapi aku
meninggalkan dunia ini dengan hati terhangat. “ kata Nyonya Jo. Nyonya Kwak
hanya bisa diam saja.
Nyonya
Kwak dan Dong Baek akhirnya bertemu diatap rumah sakit, Dong Baek memberikan
minum pada ibu mertuanya. Nyonya Kwak pikir semua pasti sangat mudah bagi
mereka berdua yang tiba-tiba berkata jatuh cinta, lalu mereka berdua tampak
muram karena berpisah.
“Kenapa?
Apa karena Pil-gu?” ucap Nyonya Kwak. Dong Baek hanya bisa tertunduk diam.
“Dongbaek...
Jika ibu tampak depresi, bagaimana anaknya bisa tumbuh tanpa kesedihan? Kau harus
bahagia agar anakmu bahagia. Dia tak tahu sekarang karena dia masih kecil, tapi
jika serahkan hidupmu dan mengorbankan semua demi dia, maka hidup Pil-gu juga
akan benar-benar hancur.” Jelas Nyonya Kwak.
“Kau
harus menjalani hidupmu... Hidupmu sendiri... Lupakan Pil-gu dan Kwak Deok-sun.
Kenapa kau menyerah meski sebelumnya berusaha untuk lebih kejam? Jika kalian
berdua memutuskan putus, itu urusan kalian. Tapi jika kau malah mendatangiku, aku
akan memelukmu dengan penuh sayang.” Ungkap Nyonya Kwak.
“Yong-sik
pasti berhati hangat karena menuruni sifatmu, Nyonya Kwak.” Puji Dong Baek
sedikit tersenyum.
“Tentu,
putra Deok-sun pasti menuruni Deok-sun... Yah.. Tentu kau ditakdirkan untuk
jatuh cinta padanya.” Kata Nyonya Kwak.
Sementara
Yong Sik sedang makan es krim dangan Pil Goo di ruang tunggu. Pil Goo bertanya
apakah Yong Sik tak masuk ke ruang perawatan. Yong Sik mengelengkan kepala karena
datang dengan ibunya jadi bisa di sana dengan mereka berdua.
“Kenapa?
Apa aku membuatmu kesal karena datang kemari?” ucap Yong Sik. Pil Goo mengaku Bukan
itu yang penting.
“Ibuku
menangis... Artinya sudah tamat. Kenapa kau melamun?” kata Pil Goo melihat Yong
Sik hanya terdiam melonggo.
“Setiap
kali kudengar dia menangis entah di mana, maka aku langsung berlari walau
sedang melawan bos di gamecenter. Itulah
keluarga. Aku takkan mengatakan ini kepadamu jika kau pria lain.” Kata Pil Goo.
Yong Sik
sempat terdiam sampai sendok es krimnya patah, Nyonya Kwak memanggil Pil Goo
untuk pulang. Pil Goo pun pamit pergi
dan Yong Sik melambaikan tangan pada ibunya kalau akan pulang nanti.
Pil Goo
melangkah kakinya dipinggir tepian pantai,
lalu bertanya pada Nyonya Kwak apakah ia hanya seseorang yang
makan, Ia pikir karean Neneknya
terbaring sakit jadi tak mungkin bisa makan. Nyonya Kwak memberitahu Yang bisa
dilakukan anak delapan tahun untuk neneknya adalah makan dengan baik.
“Jadi Kita
makan malam apa?” tanya Pil Goo. Nyonya Kwak menjawab Iga sapi bakar, dibuat
dengan daging sapi Korea.
“Apa Karena
aku bukan anak orang lain?” kata Pil Goo bahagia. Nyonya Kwak bertanya apakah
Pil Goo tahu siapa orang terkuat di Ongsan.
“Itu Kau.”
Jawab Pil Goo. Nyonya Kwak menegaskan kalau sekarang Pil Goo menjadi anaknya
jadi akan melindungimu selamanya. Keduanya berjalan pulang dengan langit senja
yang indah ditepi pantai.
Bersambung
ke episode 40
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar