PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Dong Chan
mengeringkan rambut Mi Ran di balkon. Mi Ran bertanya Apa ini berarti mereka
bisa hidup seperti orang normal sekarang. Dong Chan pikir itu butuh waktu. Mi Ran ingin tahu kenapa
seperti itu. Dong Chan memberitahu Profesor
Hwang sedang diancam.
“Coba
Lihat, bukan? Sudah kuduga. Aku tidak mau memberitahumu karena aku tahu kau
akan takut.” Komentar Dong Chan melihat wajah Mi Ran terlihat kaget.
“Berhentilah
menghadapi semuanya sendiri. Kita hadapi bersama. Ini tentang kita berdua. Aku hanya
ingin Ma Dong Chan bahagia. Itulah yang kuinginkan untukmu.”ucap Mi Ran
memegang tangan Dong Chan
“Aku
tidak ingin kau mengenal kesulitan, kerumitan, ketakutan, atau hidup menderita.
Aku hanya ingin kau hidup gembira dan bahagia tanpa terlalu banyak berpikir. Kurasa
itu yang akan membuatku paling bahagia saat ini.” Ungkap Mi Ran. Dong Chan
menatap penuh haru.
“Mari
keringkan pakaian di kamar kita sendiri.” Kata Dong Chan. Mi Ran pun menganguk
setuju.
Dong Chan
keluar kamar lalu berhenti sejenak di lorong teringat saat bertemu dengan Tuan
Hwang di lab.
Flash Back
Tuan
Hwang bertanya Apakah mereka berdua jatuh cinta. Dong Chan membenaran. Tuan
Hwang seperti tak percaya lalu berkomentar mereka berdua seperti Adam dan Hawa
yaitu Orang pertama dari percobaan krionika. Dong Chan melihat sesuatu di
ponsel Tuan Hwang.
“Ini
kamera pengawas... Tolong katakan yang sebenarnya. Apa yang terjadi?” tanya
Dong Chan dengan wajah serius.
“Dia
orangnya... Orang yang mencoba membunuhku. Kecelakaan 20 tahun lalu. Orang yang
menelepon untuk bertemu denganku tepat sebelum kecelakaan. Suaranya sama. Suaranya
sangat unik hingga tidak akan kulupakan.” Uca Tuan Hwang
“Dia
menutup mataku agar tidak bisa melihatnya, tapi aku merasa pernah melihat
wajahnya.” Jelas Tuan Hwang. Dong Chan mengingat semuanya hanya bisa diam saja.
Tuan
Hwang tak bisa tidur melihat Nam Tae sibuk membaca lalu bertanya apaka masih
membaca bab pertama. Nam Tae memberitahu buku yang dibaca dan duduk disamping
Tuan Hwang, lalu membacanya "Inilah alasan intrinsiknya."
“Intrinsik,
"koyuhan"... Itu nama ayahku... Aneh sekali.” kata Nam Tae
“Itukah
sebabnya kau memandangi halaman itu sampai sekarang?” kata Tuan Hwang. Nam Tae
membenarkan.
“Nam Tae...
Kelak, dalam waktu yang panjang, jika nanti kami bisa membuat obat yang
menjadikanmu sangat pintar agar bisa membaca buku ini lebih mendalam seperti
orang lain, maukah kau masuk ke kapsul krionika sampai saat itu tiba?” tanya
Tuan Hwang.
“Apa Aku
bisa lebih pintar? Sungguh?” tanya Nam Tae tak percaya. Tuan Hwang pikir Kelak,
masa seperti itu akan ada.
“Tidak
mau.” Kata Nam Tae. Tuan Hwang bingung Kenapa tidak mau.
“Karena
aku tidak bisa bertemu ibuku, ayahku, dan kakakku lagi. Mungkin aku tidak
pintar dan orang-orang mengejekku, tapi aku suka tinggal dengan ibu, ayah, dan
kakakku hingga seratus kali lipat.” Ungkap Nam Tae.
“Sebenarnya,
setelah kakakku menghilang, tempat ini... Tempat ini terasa amat sangat
menyakitkan. Rasa sakitnya terus terasa bahkan setelah aku minum obat. Jadi, aku sering menangis.” Ungkap Nam Tae.
Tuan Hwang hanya bisa terdiam menatap sedih Nam tae.
“Anda
memang hebat. Anda mengembalikan kakakku. Jadi, aku tidak keberatan jika Anda
mendengkur terlalu keras. Aku sangat
menyukai lagu-lagu TWICE.” Cerita Nam tae dengan wajah bahagia.
“Jika aku
memiliki keluarga, jika ada orang seperti itu dalam hidupku, mungkin aku tidak
akan memulai proyek ini. Aku tidak memikirkan perasaan keluarga seseorang. Itu sesuatu
yang tidak pernah kupikirkan.” Kata Tuan Hwang sedih
“Profesor
Hwang, izinkan aku memelukmu.” Kata Nam Tae lalu memeluk Tuan Hwang mengatakan akan menjadi keluarganya.
["Episode 11, Bagaimanapun
Keluarga"]
***
Dong Chan
menemui Ha Young meminta agar beritakan
bahwa pelapor, Park Hyo Woo, adalah istri Lee Seok Du Bahwa dia juga sudah
tewas. Ha Young kaget mendenagrnya, Dong Chan memberitahu Pimpinan Lee Seok Du
pasti ada di balik kasus ini bahkan sangat yakin.
“Seperti
yang kukatakan sebelumnya, Pimpinan Lee membeku di kapsul krionika buatan
Profesor Hwang selama 21 tahun, dari tahun 1998 hingga hari ini.” Jelas Dong
Chan.
“Lalu apa
maksudnya ini? Apa mereka kembar?” tanya Ha Young kaget.
“Ya, dan
itu berarti satu dari dua pria itu palsu. Orang yang di kapsul adalah Lee Seok
Du yang asli dan yang di sini palsu.” Ungkap Dong Chan.
“Tapi tidak
ada informasi tentang Pimpinan Lee memiliki saudara kembar. Setidaknya pasti
ada rumor tentang itu.” Komentar Ha Young
“Itu
tidak menguntungkan bagi Lee Seok Du palsu. Pasti dia menghilangkan informasi
itu dan menghapusnya. Jika dia menyebarkan rumor bahwa dia anak haram tanpa
kembaran, maka orang akan percaya informasi itu.” Ucap Dong Chan.
“Bagaimana
hal seperti itu bisa terjadi? Lalu Kau bilang Profesor Hwang masih hidup? Jadi,
dia yang membuatmu dan Nona Ko keluar dari kapsul itu?” tanya Ha Young tak
percaya.
“Ya, dia
orangnya.” Kata Dong Chan. Ha Young pun mengerti lalu terlihat sedikit gugup
dan menerima telp hanya menjawab mengerti.
Dong Chan menatapnya.
Tuan Kim
berbicara ditelp, Tuan Lee menelp kalau ingin bertemu dengannya hari ini. Tuan
Kim pun dengan sangat senang hati menyetujuinya, saat itu Ha Young sedang dalam
ruanganya.
“Sembunyikan
informasi bahwa informan itu adalah istri Lee Seok Du. Aku akan menemui
Pimpinan Lee dulu.” Ucap Tuan Kim
“Cari
tahu alasan dia ingin bertemu denganmu, lalu kita akan bicara lagi.” Kata Ha
Young
Mi Ran
masuk ruangan wajahnya tak bisa menutupi rasa bahagia menatap Dong Chan yang
duduk didepanya. Dong Chan pun terus tersenyum menatap Mi Ran karena mereka
sudah resmi berkencan. Mi Ran duduk dengan tertunduk malu, lalu Tuan Park
memanggilnya. Dong Chan terus menatapnya.
“Kita
mendapat pemagang baru. Dia pria yang sering kamu bicarakan.” Ucap Hyun Gi tiba-tiba datang didepan Dong Chan.
“Pemuda
itu? Sial... Kamu harus bisa bekerja dengan benar. Pasti kamu punya impian untuk
membuat program yang sukses sebelum kau mati, bukan? Tidak ‘kan? Aku terlalu
banyak berharap, bukan?” ucap Dong Chan.
“Kenapa
kau memulai pertengkaran denganku sejak pagi?” keluh Hyun Gi
“Apa Kau
sudah menangkap orang yang mencuri akun itu?” tanya Dong Chan.
“Polisi
bilang kita tidak bisa melaporkan orang itu tanpa bukti.” Kata Hyun Gi
“Karena
itulah aku menyuruhmu menangkapnya.” Balas Dong Chan kesal. Hong Gi pikir tak
ada alasan dirinya harus melacak dan mencari pencurinya
“Tugasku
sebagai kepala bagian banyak! Kau ingin aku menjadi bagian dari "Go Go
99" juga!” tegas Hyun Gi marah.
“Hei,
Hyun Gi. Kau yang mengunggahnya di internet, bukan?” kata Dong Chan langsung
menuduh juniornya.
“Aku
tidak gila. Untuk apa aku melakukan itu?” tegas Hyun Gi. Dong Chan pun
menegaskan
“Jika
bukan kau, buktikan.. Temukan pencurinya dan buktikan bukan kamu
pelakunya. Jika belum, aku akan terus
berpikir kamulah pelakunya.” Tegas Dong Chan.
“Itu
tidak adil Dan tidak masuk akal!” teriak Hyun Gi marah, Dong Chan pikir kenapa
tak boleh seperti itu.
Saat itu
Ji Hoon masuk menyapa semua seniornya memperkenalkan diri Hwang Ji Hoon, sebagai pemagang. Dong Chan langsung menatap
sinis. Mi Ran melihat Ji Hoon langsung menyapanya, Ji Hoon pun dengan senang
hati melihat Mi Ran. Dong Chan terlihat sangat cemburu.
“Kau bisa
duduk di sampingku. Aku sudah membersihkannya... Selamat.” Ucap Mi Ran. Ji Hoon
tersenyum mengucapkan terimakasih.
“Ayo kita
rapat.” Teriak Dong Chan tak bisa melihat kedekatan Mi Ran dan Ji Hoon.
Mi Ran
membagikan beberapa berkas sebelum rapat. Dong Chan menatap Mi Ran langsung
memanggilnya berkomentar Sepertinya salah memberi dokumen. Mi Ran pikir itu
Tidak mungkin. Dong Chan menyuruh agar Duduklah agar diberitahu.
“Ya, lihat...
Apa ini foto yang benar?” kata Dong Chan. Mi Ran pikir kalau memberinya dokumen yang tepat.
“Kau
benar. Aku salah lihat...” kata Dong Chan. Penulis pikir Fotonya tidak terlalu buruk dan mengajak
untuk mulai rapat.
“Baiklah.
Aku akan menjadwalkan syutingnya dalam tiga hari. Mari syuting episode perdana
kita di sini.” Ucap Dong Chan dan tanganya berani memengang tangan Mi Ran
dibawa meja.
“Tapi salah
satu peserta kita menelepondan bilang tidak bisa karena usus buntunya pecah.”
Kata Tuan Park. Dong Chan kaget Usus buntunya pecah padahal tanganya Mi Ran
memasukan tangan Dong Chan ke sela-sela jarinya.
“Ya, kita
harus mencari orang lain.” Ucap Tuan Park. Mi Ran pikir akan mencari seseorang karena Ada kenalannya
yang cocok untuk ini.
Nona Soo
mengambil pulpen yang terjatuh lalu tak percaya melihat tangan Dong Chan dan Mi
Ran bergandengan tangan dibawah meja. Ia melonggo seperti sangat shock.
Tuan Kim
menuangkan minuman untuk Tuan Lee di sebuah cafe, Tuan Kim mengaku seharusnya menghadiri pemakamannya
tapi tidak mendapat pemberitahuan, jadi tidak bisa pergi lalu menanyakan
keadaan Tuan Lee sekarang apakah baik-baik saja
“Tentu
saja tidak. Istriku meninggal.” Kata Tuan Lee sinis. Tuan Kim pikir benar juga.
“Apa Kau
sudah menemukan informan yang ada di berita?” tanya Tuan Lee. Tuan Kim terlihat
binggung.
“Suara
rekaman yang ada di berita terdengar seperti mendiang istriku.” Kata Tuan Lee.
Tuan Kim kaget mendengarnya.
“Apa ada
yang mengidentifikasinya sebagai istriku, Park Hyo Woo?” tanya Tuan Lee.
“Anda
sedang berduka, jadi aku tidak ingin membahas ini, tapi memang ada yang
mengindentifikasinya. Terima kasih sudah membahasnya terlebih dahulu.” Akui
Tuan Kim
“Aku
tidak mau kisah ini diangkat kembali. Aku tidak mau mendiang istriku menjadi
buah bibir.” Pinta Tuan Lee.
“Tapi
Biro Berita harus menuntaskan berita yang mereka sampaikan.”kata Tuan Kim
bingung
“Kau
harus menutupi kasus itu. Jika kau menghina kematian istriku, maka aku tidak
akan tinggal diam. Bukan hanya karier politikmu yang dipertaruhkan. Apa Kau
tahu berapa besar suap untuk partai?” ucap Tuan Lee. Tuan Kim terlihat bingung.
“Kita
dalam kondisi yang sama. Kau harus berdiri di pihak yang sama denganku. Jika
kau berdiri di pihak lain dan tidak jelas dengan posisi pilihanmu, maka
tamatlah riwayatmu. Kau harus pikirkan baik-baik.” Ucap Tuan Lee.
Tuan Kim
terlihat kebingungan. Tuan Lee pikir
Tuan Kim Tidak perlu pusing memikirkanya karena lebih baik Fokuslah masuk ke
Majelis Nasional, dan lupakan semua pikiran yang mengalihkan. Tuan Kim pun
menganguk setuju.
Di
ruangan
Tuan Kim
menelp Ha Young, Ha Young seperti sudah menunggu dengan gelisah. Tuan Kim
berkata Anggap laporan yang mereka terima
tentang suara itu tidak ada dan Itu keputusan resmi Biro Berita. Ha Young
bertanya Jika membantunya, apa imbalannya.
Dong Chan
berbicara dengan Ji Hoon memberitahu Stasiun ini memutuskan mempekerjakan pemagang
sebagai strategi baru, jadi menerima Ji
Hoon walaupun tidak butuh siswa latihan. Ji Hoon menganguk mengerti. Dong Chan
tak menyangka Ji Hoon seperti sangat penurut.
“Selain
itu, kamu tidak boleh terlalu dekat dengan seniormu selama magang di sini. Kau
akan meninggalkan kesan buruk. Kau harus menjaga jarak, terutama dengan para
senior wanita.” Pesan Dong Chan. Ji Hoon menganguk setuju.
“Apa aku
bisa pergi ke lokasi syuting "Go Go 99"?” tanya Ji Hoon. Dong Chan
pikir Untuk apa ke sana. Ji Hoon pun
menganguk mengerti.
“Cukup
bekerja untuk bisa diakui.” Tegas Dong Chan. Ji Hoon menganguk mengerti akan
melakukan yang terbaik.
“Tidak.
Jangan lakukan yang terbaik... Cukup diakui saja.” Tegas Dong Chan. Ji Hoon pun
bertanya apakah perlu belajar dari Nona Ko.
“Kenapa
seorang pemagang belajar dari pemagang lain?
Apa Kau sudah gila? Apa yang bisa dia ajarkan kepadamu? Kau bahkan tidak
tahu dasarnya. Bagaimana kau bisa masuk?” keluh Dong Chan penuh dengan nada
cemburu. Saat itu Hyun Gi masuk ruangan.
“Apa Kau
lihat pria itu? Belajar darinya.” Kata Dong Chan. Ji Hoon hanya menatap Dong
Chan lebih dalam dengan senyuman. Dong Chan heran kenapa Ji Hoon terus
menatapnya.
“Rasanya
seperti mimpi bekerja dengan Anda.” Ungkap Ji Hoon terlihat bangga. Dong Chan
terlihat bingung mendengarnya.
“Dosenku
bilang Anda berbeda bahkan saat masih sekolah.” Komentar Ji Hoon. Dong
Chan tak bisa mengelak.
“Anda memakai
poster tulisan tangan sebagai penghormatan kepada "I Wail Bitterly
Today" dan dengan poster itu, Anda bisa menyatukan para siswa. Kudengar
itu cukup heboh.” Kata Ji Hoon bangga. Dong Chan sedikit malu tapi membenarkan.
“Anda
panutanku... Aku akan merasa puas karena belajar dari Anda.”kata Ji Hoon. Dong
Chan mengerti dan lakukn saja lalu bergegas pergi.
Wajah
Dong Chan tersenyum bahagia lalu berkomentar
Berandal itu pandai menilai orang. Saat itu Mi Ran berjalan dilorong,
Dong Chan langsung menariknya ke ruang editing dengan memastikan Belum ada yang menyadari hubungan mereka. Mi
Ran pikir seperti itu.
“Apa Kau
ingin melakukan sesuatu malam ini?” tanya Dong Chan. Mi Ran bali bertanya Apa
mereka boleh memikirkan hal seperti itu
sekarang
“Profesor
Hwang dalam masalah dan ada acara yang harus dikerjakan.” Kata Mi Ran.
“Itu lain
soal... Kupikir kita harus...” kata Dong Chan dengan senyuman malu-malu dan
tiba-tiba seseorag masuk.
Keduanya
langsung bersembunyi dibalik rak buku, Hyun Gi berbicara di telp meminta agar mencarikan tempat untuknya. Ia pikir sedangkan untuk gaji, akan
berpura-pura memberikan dan menerima jumlah yang lebih kecil. Ia mengaku sudah tidak
tahan berada di sini lagi.
“Ma Dong
Chan? Semua rumor tentang dia dibesar-besarkan. Dia tidak hebat dalam
pekerjaannya. Mungkin karena dia dibekukan, tapi idenya sudah usang. Aku
mengajarkannya satu per satu.” Ungkap Hyun Gi. Dong Chan terlihat sangat marah
mendengarnya.
“Aku
hampir pingsan karena kelelahan mengajarinya. Apa Kau tahu betapa merepotkannya
dia? Aku kepala bagian. Tentu saja, dia tidak bersikap kasar kepadaku. Pokoknya,
tolong katakan hal baik tentangku.” Kata Hyun Gi
Dong Chan
ingin keluar dari persembunyian dan melabak Hyun Gi tapi Mi Ran menahanya agar
tak keluar dari persembunyian. Hyun Gi pun terus berbicara di telp tanpa sadar
Dong Chan dan Mi Ran mendengarnya.
“Aku
sungguh ingin memulai di saluran televisi kabel.Aku sangat cerdas belakangan
ini. Apa Kau bilang direkturmu tidak menginginkanku? Kalau begitu, akan kubawa
tiga acara yang sedang dirancang di sini. Ya. Tentu saja.” Ucap Hyun Gi lalu
keluar dari ruangan.
“Apa dia
gila? Licik sekali orang itu.” Kata Hyun Gi kesal sementara Mi Ran bersandar
pada Hyun Gi karena takut sekali. Dong Chan sangat kesal menegaskan ingin
membunuhnya.
Mi Ran
kembali ke ruangan, Ji Hoon memanggilnya mengatakan tidak tahu cara mengatur ini. Mi Ran mencoba
menjelaskan tapi matanya mengarah pada Hyun Gi sedang menelp, tatapan sinis.
Sementara Hyun Gi sedang membahas tentang sahamnya apakah harus dijual atau
tidak.
“Pak Ma
bilang aku harus belajar darinya.” Kata Ji Hoon melihat tatapan Mi Ran pada
Hyun Gi.
“Benarkah?
Aku ragu kau bisa belajar darinya.” Kata Mi Ran dengan tatapan sinis.
Dokter Jo
berbicara di telp kalau sudah mengurusnya.
Dong Chan dengan wajah tegang pun memuji Dokter Jo sudah berkerja dengan
baik. Sementara Tuan Hwang sedang ada direstoran membereskan piring kotor
diatas meja sambil mengingat yang dikatakan Dong Chan.
“Setelah
kabarmu terkuak, kau harus berada di tempat yang banyak orang.” Pesan Dong
Chan.
“Gab Su,
kau harus makan denganku. Kau pasti lelah melayani banyak pelanggan. Mari makan”
ajak Ibu Dong Chan.
Mereka
pun akhirnya makan bersama dan minum bersama. Ibu Dong Chan lansung meminta
agar membantu putranya melewati musim dingin tanpa pendingin ruangan. Tuan
Hwang terlihat merasa bersalah mendengarnya. Ibu Dong Chan merasa tidak
menyesal meski mati sekarang.
“Aku
tidak perlu hidup lebih lama lagi. Tapi aku ingin mati setelah melihat putraku hidup
dengan normal. Itu sebabnya aku minum obat herbal dan memperhatikan
kesehatanku.” Ucap Ibu Dong Chan.
“Apa arti
anak-anak bagi orang tua? Aku tidak tahu. Saat putraku hilang, aku tidak bisa
tidur nyenyak. Tidak sedetik pun.” Ungkap Ibu Dong Chan. Tuan Hwang langsung
meminta maaf.
“Aku
tidak membahas ini untuk mendapat permintaan maaf darimu. Tolong lupakan semua
waktu saat aku bicara kasar kepadamu dan membuatmu kesal. Maaf.” Kata Ibu Dong
Chan.
“Tidak,
aku bisa mengerti.” Balas Tuan Hwang. Ibu Dong Chan pikir jika Tuan Hwang perlu
subjek untuk percobaan lagimaka sebaiknya manfaatkan dirinya saja.
“Tolong
rahasiakan ini dari putraku. Jangan melakukan percobaan ke putraku sebelum
melalui diriku. Lagi pula, aku yakin kami memiliki struktur DNA yang sama.”
Kata Ibu Dong Chan. Tuan Hwang merasa tak percya mendengarnya.
Dong Sik
berjalan masuk ruangan terlihat kebigungan karena tak mengenal siapapun. Hyun
Gi tiba-tiba datang dan langsung saling menatap dengan adik Dong Chan. Dong
Sik pun bertanya apakah mereka saling mengenal. Hyun Gi juga tak tahu tapi menurutnya Dong
Sik tampak tidak asing.
“Apa kita
bertemu di bar?” tanya Dong Sik. Hyun Gi mengaku tak mungkin karena hanya pergi
ke kelab musik.
“Mungkin
wajahmu saja yang sangat pasaran. Sebenarnya aku ingin bertemu Sutradara Ma
Dong Chan dari Tim Ragam Hiburan Satu.” Kata Dong Sik
“Bagaimana
kamu bisa mengenal Sutradara Ma?” tanya Hyun Gi sinis. Dong Sik mengaku sebagai
adik Dong Chan.
“Kami
mirip, bukan? Apa Kau mengenal kakakku?” tanya Dong Sik. Hyun Gi pikir itu
pasti.Dong Sik ingin tahu bagaimana mereka bisa saling mengenal.
“Dia
pernah menjadi atasanku.”ucap Hyun Gi bangga, saat itu Dong Chan masuk
tersenyum bahagia melihat adiknya lalu memperkenalkan pada Hyun Gi. Hyun Gi
seperti tak percaya mendengarnya.
Dong Chan
bertemu dengan adiknya diatap tak percaya kalau Dong Ju mengemas
barang-barangnya lalu mencuri perhiasan Ibu, dan pindah ke rumah pria itu. Dong
Sik membenarkan menurutnya Dong Ju menjadi gila. Dong Chan pikir adiknya pasti
sudah gila.
“Kau tahu
di mana dia?” tanya Dong Chan. Dong Sik mengaku tahu karean Young Tak
memberitahukanya.
“Astaga,
aku merasa kasihan karena pernah menikahi Kak Dong Ju. Dia masih terus mengatasi
masalah yang dibuatnya.” Kata Dong Sik
“Ini
gila... Ayo pergi. Tunjukkan jalannya... Ahh... Tidak. Aku akan ke sana. “ kata
Dong Chan terlihat sangat marah dan langsung pergi.
“Pikirkan
dulu harus bagaimana. Tidak bisa pergi... hei.. Kakak salah jalan.” Kata Dong
Sik.
Dong Chan
mengetok pintu rumah, terdengar suara Dong Ju bertanya siapa yang datang lalu
membuka pintu. Wajah Dong Ju kaget melihat kakaknya datang dan langsung ingin
menutupnya. Dong Chan dan Dong Sik langsung menahan pintu tetap terbuka.
Dong Chan
pun bisa membuka dengan lebar sementara Dong Sik pun terlempar kebelakang. Dong
Sik mengeluh kalau tulangnya ada yang
patah. Dong Chan pun langsung menatap sinis pada adiknya, Dong Ju pun terlihat
ketakutan.
Di sebuah
ruangan banyak barang dagangan, Dong Sik dan Dong Chan duduk didepan seorang
pria terlihat masih muda. Sementara Dong Ju menguping dari depan pintu. Dong
Sik memberitahu lebih dulu kalau Dong Chan itu adalah kakaknya Kak Dong Ju dan
ia adalah adiknya.
“Ahh... Begitu
rupanya, Namaku Chu Bang Nam.” Ucap Si pria lalu mengulurkan tangan ingin
menjabat tangan Dong Chan. Dong Chan pun menyambutnya.
“Jadi...Apa
yang kau lakukan?” tanya Dong Chan. Bang Nam dengan santai menjawab Duduk dan
bicara dengannya. .
“Tidak,
bukan itu maksudku... Maksudku, apa pekerjaanmu?”tanya Dong Chan seperti
mewawancarai adik iparnya.
“Aku
menjual produk industri di jalan raya.” Ucap Si pria. Dong Sik ingin tahu
apakah Bong Nam membawa barang-barang di truk dan menjualnya Bong Nam membenarkan.
“Apa ini
cukup untuk mencari nafkah?” tanya Dong Sik. Bong Nam dengan bangga mengaku Ini
ilegal, jadi tidak membayar pajak jadi Penghasilannya
tidak terlalu buruk.
“Omong-omong,
dari mana asalmu?” tanya Dong Sik. Bong Nam menjawab sembilan tahun mengelola
restoran di Garibong-dong.
“Tapi
kepala koki dan pelanggan kami berasal dari Yanbian. Itu sebabnya aksenku
seperti ini. Tapi aku lahir dan besar di Korea Selatan. Ini KTP-ku.” Kata Bong
Nam memberikan KTPnya. Dong Ju terus menguping dari depan pinu.
“Apa Kau
lahir di Cheorwon, Provinsi Gangwon? Apa Namamu benar-benar Chu Bang Nam? Apa
Kau yakin itu bukan julukan setelah kau diusir dari Yanbian?” ucap Dong Sik
“Kenapa
kamu bercanda dengan namaku seperti itu? Sudah kubilang, aku bukan dari
Yanbian. Namaku berarti "pria yang seperti bunga". Ayahku memberiku
nama itu agar aku tampan.” Jelas Bong Nam
“Cukup...
Apa hubunganmu dengan adikku? Dan masa depan seperti apa yang kau rencanakan
dengannya?” kata Dong Chan
“Bagaimana
kalau kita bicarakan ini sambil minum alkohol?” ucap Bong Nam
“Kenapa
kau mendadak memakai dialek Provinsi Gangwon?” keluh Dong Sik
“Berhenti
membicarakan itu. Ini bukan sesuatu untuk dibicarakan sambil minum. Cepat
katakan rencanamu.” Ucap Dong Chan.
“Kami
berdua tua dan kesepian. Jadi, aku hanya ingin berteman baik dengannya. Kami
sangat akrab dan berpandangan sama. Kami hanya teman, tapi mesra.” Ucap Bong
Nam
“Hei!
Dasar bedebah gila! Apa? "Teman tapi mesra"?” teriak Dong Chan sudah
tak bisa menahan amarahnya. Dong Sik menahan kakaknya.
“Aku
tidak akan pulang!” teriak Dong Ju akhirnya masuk ruangan.
“Memang
berapa usiamu? Kenapa kamu kekanak-kanakan?”teriak Dong Chan marah.
“Benar. Menurut
Kakak berapa usiaku? Kakak tidak bisa memerintahku. Karena kita sedang
membahasnya, jawab aku. Apa yang telah Kakak lakukan untukku? Apa yang Kakak
lakukan untukku saat aku menikah dan bercerai dua kali?” ungkap Dong Ju
“Semua
temanku punya mobil dan rumah dari saudara mereka. Tapi Kakak tidak memberiku
apa pun. Lalu kenapa Kakak tiba-tiba bersikap seperti seorang kakak?” teriak
Dong Ju
“Hei...
Apa kau serius? Kakak kesal melihat betapa anehnya dirimu selama 20 tahun
terakhir!” balas Dong Chan.
“Kak Dong
Ju tidak berhak mengatakan itu. Kakak menghabiskan banyak uang untuk memulai
bisnis. Tapi semua gagal dan itu sebabnya kita menjual rumah! Kakaklah alasanku
depresi!” ungkap Dong Sik
“Kakak
tidak percaya kamu mengatakan itu. Kau juga menghabiskan banyak uang.” Ungkap
Dong Ju
“Aku
menggunakan uang itu untuk membuat seni!” balas Dong Sik. Dong Chan akhirnya
meminta agar mereka berhenti saling adu mulut.
“Kita
bicarakan ini di rumah... Kita pulang sekarang.” Kata Dong Chan sebagai kakak
kedua.
Dong Ju
langsung menolaknya, saat itu Bong Nam menatap Dong Ju seperti meminta agar
ikut dengan kakaknya. Dong Ju seperti sapi dicucuk hidungnya , akan menuruti
Bong Nam dan pulang sekarang. Dong Chan dan Dong Sik hanya bisa melonggo tak
percaya mendengarnya.
Di mobil
Dong Chan
meminta agar Cari tahu pria seperti apa Bong Nam sebelum menjalin hubungan
dengan Dong Ju dan harus memeriksa dia seperti apa. Dong Ju menegaskan kalau ingin
dicintai. Dong Chan terlihat bingung sementara Dong Sik memilih untuk tidur.
“Tidak
ada yang mencintaiku. Kakak tidak tahu betapa aku mendambakan cinta dan
perhatian. Tidak ada pria yang pernah mencintaiku dari lubuk hatinya.” Ucap Dong
Ju sedih
“Pria macam
apa yang akan mencintaimu jika kau hidup sembrono? Kau harus menghargai dan
mencintai dirimu dahulu. Begitulah caramu membuat pria menghormatimu.” Ungkap
Dong Chan.
“Aku
seharusnya tidak pernah dilahirkan.” Kata Dong Ju sedih. Dong Chan pikir Terlambat
mengatakan itu sekarang.
“Kau
sudah lama terlahir. Kau sudah cukup menjalani hidup.” Tegas Dong Chan. Dong Ju
bingung apa maksudnya.
“Apa Aku
sudah cukup dewasa untuk mati sekarang? Aku akan mati saja. Bunuh saja aku.” Kata Dong Ju membenturkan
kepala dikursi depan.
“ Hei...
Bisakah kau berhenti? Yang benar saja. Aku menderita herniasi tengkuk cakram.”
Keluh Dong Sik
“Sadarlah,
Dong Ju. Kau harus berhenti hidup begini.” Tegas Dong Chan. Dong Sik menegaskan
akan menikahi Bang Nam.
“Tidak
boleh!” tegas Dong Chan. Dong Ju tetap akan menikahinya. Dong Chan akhirnya
mengalah agar adiknya Menikah saja dengannya.
“Apa yang
sangat kau sukai darinya?” tanya Dong Chan. Dong Ju melihat Bong Nam sangat
kuat. Dong Chan dan Dong Sik hanya bisa mengeluh kesal.
Dong Hyuk
masuk ruangan Mi Ran sudah menunggunya, Mi Ran menegaksan Hari ini hanya ingin membahas pekerjaan. Dong
Hyuk menegaskan kalau ia juga seperti itu.
Mi Ran pun menyuruh Dong Hyuk agar membaca lebih dulu daftar pertanyaan
untuk dosen psikologi dan jawaban yang dinantikan.
“Nama,
pekerjaan, dan sekolah yang kau ajar akan ditampilkan di televisi dalam
keterangan. Apa Kau tidak keberatan?” tanya Mi Ran.
“Naskahnya
ditulis oleh orang yang tidak mengerti hubungan antara usia dan perilaku sosial
seseorang. Aku tidak perlu terus begini, kan?” kata Dong Hyuk
“Pertanyaan
dan jawaban selaras dengan acara. "Usia tidak mendefinisikan
manusia." Kau harus mengatakan hal-hal yang berhubungan dengan itu. Jangan
asal bicara.” Tegas Mi Ran.
“Tujuan
acara ini terlalu tulus. Jadi, kurasa tidak akan terlalu menghibur.” Sindir
Dong Hyuk
“Apa Kau
tahu Ji Hoon akan bekerja sebagai pemagang selama sebulan? Putramu, Hwang Ji
Hoon, dia memagang di sini demi karier masa depannya.” Ucap Mi Ran. Dong Hyuk kaget
kalau Ji Hoon bekerja di sini sebagai pemagang
“Dia
sangat berorientasi masa depan karena mirip denganku. Dia baru anak baru, tapi
sudah menyiapkan masa depannya.” Ucap Dong Hyuk bangga. Mi Ran seperti enggan
mendengarnya.
“Tapi
tunggu sebentar.. Apa dia tahu tentang hubungan kita?” tanya Dong Hyuk panik.
Mi Ran heran hubungan apa yang dimaksud.
“Tidak
ada apa-apa di antara kita.” Tegas Mi Ran. Dong Hyuk makin mengila agar Mi Ran berhenti
menodai cinta tulusnya.
“Kau
harus memberiku kesempatan.” Rengek Dong Hyuk. Mi Ran dengan kesal agar
Hentikan omong kosong itu lalu mengumpat marah.
“Kenapa
dia menjadi sangat kasar? Dia dahulu seperti rusa. Kini dia seperti T-Rex. Apakah
percobaan krionika memberikan efek samping...” ucap Dong Hyuk keluar dari
ruangan lalu tak sengaja bertemu dengan Ji Hoon dilorong.
“Ayah kira
impianmu menjadi reporter. Ayah tidak tahu kamu akan melamar sebagai pemagang. Mari
kita cari tempat untuk mengobrol.” Ucap Dong Hyuk akhirnya mengajak anaknya
pergi.
Di cafe
Ji Hoon
langsung bertanya Apa Ayah pernah berkencan dengan Mi Ran sebelumnya. Dong Hyuk
dengan bangga membenarkan mengaku Mi Ran adalah cinta pertamanya bahkan Mi Ran definisi
masa muda dirinya. Ji Hoon hanya bisa diam saja.
“Apa Kau
tahu betapa berartinya cinta pertama bagi pria? Kau mungkin tidak tahu karena
tidak mencintai siapa pun.” Ucap Dong Hyuk bangga
“Kenapa
aku tidak tahu? Tapi Kenapa harus Mi Ran?” tanya Ji Hoon. Dong Hyuk hanya diam
saja menatap wajah anaknya seperti mengetahui perasaan anaknya. Ji Hoon pun
memilih untuk keluar saja.
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar