PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 04 November 2019

Sinopsis Melting Me Softly Episode 11 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Dong Chan mengeringkan rambut Mi Ran di balkon. Mi Ran bertanya Apa ini berarti mereka bisa hidup seperti orang normal sekarang. Dong Chan pikir  itu butuh waktu. Mi Ran ingin tahu kenapa seperti itu. Dong Chan memberitahu  Profesor Hwang sedang diancam.
“Coba Lihat, bukan? Sudah kuduga. Aku tidak mau memberitahumu karena aku tahu kau akan takut.” Komentar Dong Chan melihat wajah Mi Ran terlihat kaget.
“Berhentilah menghadapi semuanya sendiri. Kita hadapi bersama. Ini tentang kita berdua. Aku hanya ingin Ma Dong Chan bahagia. Itulah yang kuinginkan untukmu.”ucap Mi Ran memegang tangan Dong Chan

“Aku tidak ingin kau mengenal kesulitan, kerumitan, ketakutan, atau hidup menderita. Aku hanya ingin kau hidup gembira dan bahagia tanpa terlalu banyak berpikir. Kurasa itu yang akan membuatku paling bahagia saat ini.” Ungkap Mi Ran. Dong Chan menatap penuh haru.
“Mari keringkan pakaian di kamar kita sendiri.” Kata Dong Chan. Mi Ran pun menganguk setuju.



Dong Chan keluar kamar lalu berhenti sejenak di lorong teringat saat bertemu dengan Tuan Hwang di lab.
Flash Back
Tuan Hwang bertanya Apakah mereka berdua jatuh cinta. Dong Chan membenaran. Tuan Hwang seperti tak percaya lalu berkomentar mereka berdua seperti Adam dan Hawa yaitu Orang pertama dari percobaan krionika. Dong Chan melihat sesuatu di ponsel Tuan Hwang.
“Ini kamera pengawas... Tolong katakan yang sebenarnya. Apa yang terjadi?” tanya Dong Chan dengan wajah serius.
“Dia orangnya... Orang yang mencoba membunuhku. Kecelakaan 20 tahun lalu. Orang yang menelepon untuk bertemu denganku tepat sebelum kecelakaan. Suaranya sama. Suaranya sangat unik hingga tidak akan kulupakan.” Uca Tuan Hwang
“Dia menutup mataku agar tidak bisa melihatnya, tapi aku merasa pernah melihat wajahnya.” Jelas Tuan Hwang. Dong Chan mengingat semuanya hanya bisa diam saja. 


Tuan Hwang tak bisa tidur melihat Nam Tae sibuk membaca lalu bertanya apaka masih membaca bab pertama. Nam Tae memberitahu buku yang dibaca dan duduk disamping Tuan Hwang, lalu membacanya "Inilah alasan intrinsiknya."
“Intrinsik, "koyuhan"... Itu nama ayahku... Aneh sekali.” kata Nam Tae
“Itukah sebabnya kau memandangi halaman itu sampai sekarang?” kata Tuan Hwang. Nam Tae membenarkan.
“Nam Tae... Kelak, dalam waktu yang panjang, jika nanti kami bisa membuat obat yang menjadikanmu sangat pintar agar bisa membaca buku ini lebih mendalam seperti orang lain, maukah kau masuk ke kapsul krionika sampai saat itu tiba?” tanya Tuan Hwang.
“Apa Aku bisa lebih pintar? Sungguh?” tanya Nam Tae tak percaya. Tuan Hwang pikir Kelak, masa seperti itu akan ada.
“Tidak mau.” Kata Nam Tae. Tuan Hwang bingung Kenapa tidak mau.
“Karena aku tidak bisa bertemu ibuku, ayahku, dan kakakku lagi. Mungkin aku tidak pintar dan orang-orang mengejekku, tapi aku suka tinggal dengan ibu, ayah, dan kakakku hingga seratus kali lipat.” Ungkap Nam Tae.
“Sebenarnya, setelah kakakku menghilang, tempat ini... Tempat ini terasa amat sangat menyakitkan. Rasa sakitnya terus terasa bahkan setelah aku minum obat.  Jadi, aku sering menangis.” Ungkap Nam Tae. Tuan Hwang hanya bisa terdiam menatap sedih Nam tae.
“Anda memang hebat. Anda mengembalikan kakakku. Jadi, aku tidak keberatan jika Anda mendengkur terlalu keras.  Aku sangat menyukai lagu-lagu TWICE.” Cerita Nam tae dengan wajah bahagia.
“Jika aku memiliki keluarga, jika ada orang seperti itu dalam hidupku, mungkin aku tidak akan memulai proyek ini. Aku tidak memikirkan perasaan keluarga seseorang. Itu sesuatu yang tidak pernah kupikirkan.” Kata Tuan Hwang sedih
“Profesor Hwang, izinkan aku memelukmu.” Kata Nam Tae lalu memeluk Tuan Hwang  mengatakan akan menjadi keluarganya. 




["Episode 11, Bagaimanapun Keluarga"]
***
Dong Chan menemui Ha Young meminta agar  beritakan bahwa pelapor, Park Hyo Woo, adalah istri Lee Seok Du Bahwa dia juga sudah tewas. Ha Young kaget mendenagrnya, Dong Chan memberitahu Pimpinan Lee Seok Du pasti ada di balik kasus ini bahkan sangat yakin.
“Seperti yang kukatakan sebelumnya, Pimpinan Lee membeku di kapsul krionika buatan Profesor Hwang selama 21 tahun, dari tahun 1998 hingga hari ini.” Jelas Dong Chan.
“Lalu apa maksudnya ini? Apa mereka kembar?” tanya Ha Young kaget.
“Ya, dan itu berarti satu dari dua pria itu palsu. Orang yang di kapsul adalah Lee Seok Du yang asli dan yang di sini palsu.” Ungkap Dong Chan.
“Tapi tidak ada informasi tentang Pimpinan Lee memiliki saudara kembar. Setidaknya pasti ada rumor tentang itu.” Komentar Ha Young
“Itu tidak menguntungkan bagi Lee Seok Du palsu. Pasti dia menghilangkan informasi itu dan menghapusnya. Jika dia menyebarkan rumor bahwa dia anak haram tanpa kembaran, maka orang akan percaya informasi itu.” Ucap Dong Chan.
“Bagaimana hal seperti itu bisa terjadi? Lalu Kau bilang Profesor Hwang masih hidup? Jadi, dia yang membuatmu dan Nona Ko keluar dari kapsul itu?” tanya Ha Young tak percaya. 
“Ya, dia orangnya.” Kata Dong Chan. Ha Young pun mengerti lalu terlihat sedikit gugup dan menerima telp  hanya menjawab mengerti. Dong Chan menatapnya.
Tuan Kim berbicara ditelp, Tuan Lee menelp kalau ingin bertemu dengannya hari ini. Tuan Kim pun dengan sangat senang hati menyetujuinya, saat itu Ha Young sedang dalam ruanganya.
“Sembunyikan informasi bahwa informan itu adalah istri Lee Seok Du. Aku akan menemui Pimpinan Lee dulu.” Ucap Tuan Kim
“Cari tahu alasan dia ingin bertemu denganmu, lalu kita akan bicara lagi.” Kata Ha Young 

Mi Ran masuk ruangan wajahnya tak bisa menutupi rasa bahagia menatap Dong Chan yang duduk didepanya. Dong Chan pun terus tersenyum menatap Mi Ran karena mereka sudah resmi berkencan. Mi Ran duduk dengan tertunduk malu, lalu Tuan Park memanggilnya. Dong Chan terus menatapnya.
“Kita mendapat pemagang baru. Dia pria yang sering kamu bicarakan.” Ucap  Hyun Gi tiba-tiba datang didepan Dong Chan.
“Pemuda itu? Sial... Kamu harus bisa bekerja dengan benar. Pasti kamu punya impian untuk membuat program yang sukses sebelum kau mati, bukan? Tidak ‘kan? Aku terlalu banyak berharap, bukan?” ucap Dong Chan.
“Kenapa kau memulai pertengkaran denganku sejak pagi?” keluh Hyun Gi
“Apa Kau sudah menangkap orang yang mencuri akun itu?” tanya Dong Chan.
“Polisi bilang kita tidak bisa melaporkan orang itu tanpa bukti.” Kata Hyun Gi
“Karena itulah aku menyuruhmu menangkapnya.” Balas Dong Chan kesal. Hong Gi pikir tak ada alasan dirinya harus melacak dan mencari pencurinya
“Tugasku sebagai kepala bagian banyak! Kau ingin aku menjadi bagian dari "Go Go 99" juga!” tegas Hyun Gi marah.
“Hei, Hyun Gi. Kau yang mengunggahnya di internet, bukan?” kata Dong Chan langsung menuduh juniornya.
“Aku tidak gila. Untuk apa aku melakukan itu?” tegas Hyun Gi. Dong Chan pun menegaskan
“Jika bukan kau, buktikan.. Temukan pencurinya dan buktikan bukan kamu pelakunya.  Jika belum, aku akan terus berpikir kamulah pelakunya.” Tegas Dong Chan.
“Itu tidak adil Dan tidak masuk akal!” teriak Hyun Gi marah, Dong Chan pikir kenapa tak boleh seperti itu. 


Saat itu Ji Hoon masuk menyapa semua seniornya memperkenalkan diri  Hwang Ji Hoon,  sebagai pemagang. Dong Chan langsung menatap sinis. Mi Ran melihat Ji Hoon langsung menyapanya, Ji Hoon pun dengan senang hati melihat Mi Ran. Dong Chan terlihat sangat cemburu.
“Kau bisa duduk di sampingku. Aku sudah membersihkannya... Selamat.” Ucap Mi Ran. Ji Hoon tersenyum mengucapkan terimakasih.
“Ayo kita rapat.” Teriak Dong Chan tak bisa melihat kedekatan Mi Ran dan Ji Hoon. 

Mi Ran membagikan beberapa berkas sebelum rapat. Dong Chan menatap Mi Ran langsung memanggilnya berkomentar Sepertinya salah memberi dokumen. Mi Ran pikir itu Tidak mungkin. Dong Chan menyuruh agar Duduklah agar diberitahu.
“Ya, lihat... Apa ini foto yang benar?” kata Dong Chan. Mi Ran pikir kalau  memberinya dokumen yang tepat.
“Kau benar. Aku salah lihat...” kata Dong Chan. Penulis pikir  Fotonya tidak terlalu buruk dan mengajak untuk mulai rapat.
“Baiklah. Aku akan menjadwalkan syutingnya dalam tiga hari. Mari syuting episode perdana kita di sini.” Ucap Dong Chan dan tanganya berani memengang tangan Mi Ran dibawa meja.
“Tapi salah satu peserta kita menelepondan bilang tidak bisa karena usus buntunya pecah.” Kata Tuan Park. Dong Chan kaget Usus buntunya pecah padahal tanganya Mi Ran memasukan tangan Dong Chan ke sela-sela jarinya.
“Ya, kita harus mencari orang lain.” Ucap Tuan Park. Mi Ran pikir   akan mencari seseorang karena Ada kenalannya yang cocok untuk ini.
Nona Soo mengambil pulpen yang terjatuh lalu tak percaya melihat tangan Dong Chan dan Mi Ran bergandengan tangan dibawah meja. Ia melonggo seperti sangat shock.


Tuan Kim menuangkan minuman untuk Tuan Lee di sebuah cafe, Tuan Kim  mengaku seharusnya menghadiri pemakamannya tapi tidak mendapat pemberitahuan, jadi tidak bisa pergi lalu menanyakan keadaan Tuan Lee sekarang apakah baik-baik saja
“Tentu saja tidak. Istriku meninggal.” Kata Tuan Lee sinis. Tuan Kim pikir benar juga.
“Apa Kau sudah menemukan informan yang ada di berita?” tanya Tuan Lee. Tuan Kim terlihat binggung.
“Suara rekaman yang ada di berita terdengar seperti mendiang istriku.” Kata Tuan Lee. Tuan Kim kaget mendengarnya.
“Apa ada yang mengidentifikasinya sebagai istriku, Park Hyo Woo?” tanya Tuan Lee.
“Anda sedang berduka, jadi aku tidak ingin membahas ini, tapi memang ada yang mengindentifikasinya. Terima kasih sudah membahasnya terlebih dahulu.” Akui Tuan Kim
“Aku tidak mau kisah ini diangkat kembali. Aku tidak mau mendiang istriku menjadi buah bibir.” Pinta Tuan Lee.
“Tapi Biro Berita harus menuntaskan berita yang mereka sampaikan.”kata Tuan Kim bingung
“Kau harus menutupi kasus itu. Jika kau menghina kematian istriku, maka aku tidak akan tinggal diam. Bukan hanya karier politikmu yang dipertaruhkan. Apa Kau tahu berapa besar suap untuk partai?” ucap Tuan Lee. Tuan Kim terlihat bingung.
“Kita dalam kondisi yang sama. Kau harus berdiri di pihak yang sama denganku. Jika kau berdiri di pihak lain dan tidak jelas dengan posisi pilihanmu, maka tamatlah riwayatmu. Kau harus pikirkan baik-baik.” Ucap Tuan Lee.
Tuan Kim terlihat kebingungan.  Tuan Lee pikir Tuan Kim Tidak perlu pusing memikirkanya karena lebih baik Fokuslah masuk ke Majelis Nasional, dan lupakan semua pikiran yang mengalihkan. Tuan Kim pun menganguk setuju. 



Di ruangan
Tuan Kim menelp Ha Young, Ha Young seperti sudah menunggu dengan gelisah. Tuan Kim berkata  Anggap laporan yang mereka terima tentang suara itu tidak ada dan Itu keputusan resmi Biro Berita. Ha Young bertanya Jika membantunya, apa imbalannya. 

Dong Chan berbicara dengan Ji Hoon memberitahu Stasiun ini memutuskan mempekerjakan pemagang sebagai strategi baru, jadi  menerima Ji Hoon walaupun tidak butuh siswa latihan. Ji Hoon menganguk mengerti. Dong Chan tak menyangka Ji Hoon seperti sangat penurut.
“Selain itu, kamu tidak boleh terlalu dekat dengan seniormu selama magang di sini. Kau akan meninggalkan kesan buruk. Kau harus menjaga jarak, terutama dengan para senior wanita.” Pesan Dong Chan. Ji Hoon menganguk setuju.
“Apa aku bisa pergi ke lokasi syuting "Go Go 99"?” tanya Ji Hoon. Dong Chan pikir  Untuk apa ke sana. Ji Hoon pun menganguk mengerti.
“Cukup bekerja untuk bisa diakui.” Tegas Dong Chan. Ji Hoon menganguk mengerti akan melakukan yang terbaik.
“Tidak. Jangan lakukan yang terbaik... Cukup diakui saja.” Tegas Dong Chan. Ji Hoon pun bertanya apakah perlu belajar dari Nona Ko.
“Kenapa seorang pemagang belajar dari pemagang lain?  Apa Kau sudah gila? Apa yang bisa dia ajarkan kepadamu? Kau bahkan tidak tahu dasarnya. Bagaimana kau bisa masuk?” keluh Dong Chan penuh dengan nada cemburu. Saat itu Hyun Gi masuk ruangan.
“Apa Kau lihat pria itu? Belajar darinya.” Kata Dong Chan. Ji Hoon hanya menatap Dong Chan lebih dalam dengan senyuman. Dong Chan heran kenapa Ji Hoon terus menatapnya.
“Rasanya seperti mimpi bekerja dengan Anda.” Ungkap Ji Hoon terlihat bangga. Dong Chan terlihat bingung mendengarnya.
“Dosenku bilang Anda berbeda bahkan saat masih sekolah.” Komentar Ji Hoon. Dong Chan  tak bisa mengelak.
“Anda memakai poster tulisan tangan sebagai penghormatan kepada "I Wail Bitterly Today" dan dengan poster itu, Anda bisa menyatukan para siswa. Kudengar itu cukup heboh.” Kata Ji Hoon bangga. Dong Chan sedikit malu tapi membenarkan.
“Anda panutanku... Aku akan merasa puas karena belajar dari Anda.”kata Ji Hoon. Dong Chan mengerti dan lakukn saja lalu bergegas pergi. 



Wajah Dong Chan tersenyum bahagia lalu berkomentar  Berandal itu pandai menilai orang. Saat itu Mi Ran berjalan dilorong, Dong Chan langsung menariknya ke ruang editing dengan memastikan  Belum ada yang menyadari hubungan mereka. Mi Ran pikir seperti itu.
“Apa Kau ingin melakukan sesuatu malam ini?” tanya Dong Chan. Mi Ran bali bertanya Apa mereka  boleh memikirkan hal seperti itu sekarang
“Profesor Hwang dalam masalah dan ada acara yang harus dikerjakan.” Kata Mi Ran.
“Itu lain soal... Kupikir kita harus...” kata Dong Chan dengan senyuman malu-malu dan tiba-tiba seseorag masuk. 

Keduanya langsung bersembunyi dibalik rak buku, Hyun Gi berbicara di telp  meminta agar mencarikan tempat untuknya.  Ia pikir sedangkan untuk gaji, akan berpura-pura memberikan dan menerima jumlah yang lebih kecil. Ia mengaku sudah tidak tahan berada di sini lagi.
“Ma Dong Chan? Semua rumor tentang dia dibesar-besarkan. Dia tidak hebat dalam pekerjaannya. Mungkin karena dia dibekukan, tapi idenya sudah usang. Aku mengajarkannya satu per satu.” Ungkap Hyun Gi. Dong Chan terlihat sangat marah mendengarnya.
“Aku hampir pingsan karena kelelahan mengajarinya. Apa Kau tahu betapa merepotkannya dia? Aku kepala bagian. Tentu saja, dia tidak bersikap kasar kepadaku. Pokoknya, tolong katakan hal baik tentangku.” Kata Hyun Gi
Dong Chan ingin keluar dari persembunyian dan melabak Hyun Gi tapi Mi Ran menahanya agar tak keluar dari persembunyian. Hyun Gi pun terus berbicara di telp tanpa sadar Dong Chan dan Mi Ran mendengarnya.
“Aku sungguh ingin memulai di saluran televisi kabel.Aku sangat cerdas belakangan ini. Apa Kau bilang direkturmu tidak menginginkanku? Kalau begitu, akan kubawa tiga acara yang sedang dirancang di sini. Ya. Tentu saja.” Ucap Hyun Gi lalu keluar dari ruangan.
“Apa dia gila? Licik sekali orang itu.” Kata Hyun Gi kesal sementara Mi Ran bersandar pada Hyun Gi karena takut sekali. Dong Chan sangat kesal menegaskan ingin membunuhnya.
Mi Ran kembali ke ruangan, Ji Hoon memanggilnya mengatakan  tidak tahu cara mengatur ini. Mi Ran mencoba menjelaskan tapi matanya mengarah pada Hyun Gi sedang menelp, tatapan sinis. Sementara Hyun Gi sedang membahas tentang sahamnya apakah harus dijual atau tidak.
“Pak Ma bilang aku harus belajar darinya.” Kata Ji Hoon melihat tatapan Mi Ran pada Hyun Gi.
“Benarkah? Aku ragu kau bisa belajar darinya.” Kata Mi Ran dengan tatapan sinis. 


Dokter Jo berbicara di telp kalau sudah mengurusnya.  Dong Chan dengan wajah tegang pun memuji Dokter Jo sudah berkerja dengan baik. Sementara Tuan Hwang sedang ada direstoran membereskan piring kotor diatas meja sambil mengingat yang dikatakan Dong Chan.
“Setelah kabarmu terkuak, kau harus berada di tempat yang banyak orang.” Pesan Dong Chan.
“Gab Su, kau harus makan denganku. Kau pasti lelah melayani banyak pelanggan. Mari makan” ajak Ibu Dong Chan.
Mereka pun akhirnya makan bersama dan minum bersama. Ibu Dong Chan lansung meminta agar membantu putranya melewati musim dingin tanpa pendingin ruangan. Tuan Hwang terlihat merasa bersalah mendengarnya. Ibu Dong Chan merasa tidak menyesal meski mati sekarang.
“Aku tidak perlu hidup lebih lama lagi. Tapi aku ingin mati setelah melihat putraku hidup dengan normal. Itu sebabnya aku minum obat herbal dan memperhatikan kesehatanku.” Ucap Ibu Dong Chan.
“Apa arti anak-anak bagi orang tua? Aku tidak tahu. Saat putraku hilang, aku tidak bisa tidur nyenyak. Tidak sedetik pun.” Ungkap Ibu Dong Chan. Tuan Hwang langsung meminta maaf.
“Aku tidak membahas ini untuk mendapat permintaan maaf darimu. Tolong lupakan semua waktu saat aku bicara kasar kepadamu dan membuatmu kesal. Maaf.” Kata Ibu Dong Chan.
“Tidak, aku bisa mengerti.” Balas Tuan Hwang. Ibu Dong Chan pikir jika Tuan Hwang perlu subjek untuk percobaan lagimaka sebaiknya manfaatkan dirinya saja.
“Tolong rahasiakan ini dari putraku. Jangan melakukan percobaan ke putraku sebelum melalui diriku. Lagi pula, aku yakin kami memiliki struktur DNA yang sama.” Kata Ibu Dong Chan. Tuan Hwang merasa tak percya mendengarnya. 

Dong Sik berjalan masuk ruangan terlihat kebigungan karena tak mengenal siapapun. Hyun Gi tiba-tiba datang dan langsung saling menatap dengan adik Dong Chan. Dong Sik  pun bertanya apakah mereka  saling mengenal.  Hyun Gi juga tak tahu tapi menurutnya Dong Sik tampak tidak asing.
“Apa kita bertemu di bar?” tanya Dong Sik. Hyun Gi mengaku tak mungkin karena hanya pergi ke kelab musik.
“Mungkin wajahmu saja yang sangat pasaran. Sebenarnya aku ingin bertemu Sutradara Ma Dong Chan dari Tim Ragam Hiburan Satu.” Kata Dong Sik
“Bagaimana kamu bisa mengenal Sutradara Ma?” tanya Hyun Gi sinis. Dong Sik mengaku sebagai adik Dong Chan.
“Kami mirip, bukan? Apa Kau mengenal kakakku?” tanya Dong Sik. Hyun Gi pikir itu pasti.Dong Sik ingin tahu bagaimana mereka bisa saling mengenal.
“Dia pernah menjadi atasanku.”ucap Hyun Gi bangga, saat itu Dong Chan masuk tersenyum bahagia melihat adiknya lalu memperkenalkan pada Hyun Gi. Hyun Gi seperti tak percaya mendengarnya. 


Dong Chan bertemu dengan adiknya diatap tak percaya kalau Dong Ju mengemas barang-barangnya lalu mencuri perhiasan Ibu, dan pindah ke rumah pria itu. Dong Sik membenarkan menurutnya Dong Ju menjadi gila. Dong Chan pikir adiknya pasti sudah gila.
“Kau tahu di mana dia?” tanya Dong Chan. Dong Sik mengaku tahu karean Young Tak memberitahukanya.
“Astaga, aku merasa kasihan karena pernah menikahi Kak Dong Ju. Dia masih terus mengatasi masalah yang dibuatnya.” Kata Dong Sik
“Ini gila... Ayo pergi. Tunjukkan jalannya... Ahh... Tidak. Aku akan ke sana. “ kata Dong Chan terlihat sangat marah dan langsung pergi.
“Pikirkan dulu harus bagaimana. Tidak bisa pergi... hei.. Kakak salah jalan.” Kata Dong Sik. 

Dong Chan mengetok pintu rumah, terdengar suara Dong Ju bertanya siapa yang datang lalu membuka pintu. Wajah Dong Ju kaget melihat kakaknya datang dan langsung ingin menutupnya. Dong Chan dan Dong Sik langsung menahan pintu tetap terbuka.
Dong Chan pun bisa membuka dengan lebar sementara Dong Sik pun terlempar kebelakang. Dong Sik mengeluh kalau  tulangnya ada yang patah. Dong Chan pun langsung menatap sinis pada adiknya, Dong Ju pun terlihat ketakutan. 

Di sebuah ruangan banyak barang dagangan, Dong Sik dan Dong Chan duduk didepan seorang pria terlihat masih muda. Sementara Dong Ju menguping dari depan pintu. Dong Sik memberitahu lebih dulu kalau Dong Chan itu adalah kakaknya Kak Dong Ju dan ia adalah adiknya.
“Ahh... Begitu rupanya, Namaku Chu Bang Nam.” Ucap Si pria lalu mengulurkan tangan ingin menjabat tangan Dong Chan. Dong Chan pun menyambutnya.
“Jadi...Apa yang kau lakukan?” tanya Dong Chan. Bang Nam dengan santai menjawab Duduk dan bicara dengannya. .
“Tidak, bukan itu maksudku... Maksudku, apa pekerjaanmu?”tanya Dong Chan seperti mewawancarai adik iparnya.
“Aku menjual produk industri di jalan raya.” Ucap Si pria. Dong Sik ingin tahu apakah Bong Nam membawa barang-barang di truk dan menjualnya  Bong Nam membenarkan.
“Apa ini cukup untuk mencari nafkah?” tanya Dong Sik. Bong Nam dengan bangga mengaku Ini ilegal, jadi  tidak membayar pajak jadi Penghasilannya tidak terlalu buruk.
“Omong-omong, dari mana asalmu?” tanya Dong Sik. Bong Nam menjawab sembilan tahun mengelola restoran di Garibong-dong.
“Tapi kepala koki dan pelanggan kami berasal dari Yanbian. Itu sebabnya aksenku seperti ini. Tapi aku lahir dan besar di Korea Selatan. Ini KTP-ku.” Kata Bong Nam memberikan KTPnya. Dong Ju terus menguping dari depan pinu.
“Apa Kau lahir di Cheorwon, Provinsi Gangwon? Apa Namamu benar-benar Chu Bang Nam? Apa Kau yakin itu bukan julukan setelah kau diusir dari Yanbian?” ucap Dong Sik
“Kenapa kamu bercanda dengan namaku seperti itu? Sudah kubilang, aku bukan dari Yanbian. Namaku berarti "pria yang seperti bunga". Ayahku memberiku nama itu agar aku tampan.” Jelas Bong Nam
“Cukup... Apa hubunganmu dengan adikku? Dan masa depan seperti apa yang kau rencanakan dengannya?” kata Dong Chan
“Bagaimana kalau kita bicarakan ini sambil minum alkohol?” ucap Bong Nam
“Kenapa kau mendadak memakai dialek Provinsi Gangwon?” keluh Dong Sik
“Berhenti membicarakan itu. Ini bukan sesuatu untuk dibicarakan sambil minum. Cepat katakan rencanamu.” Ucap Dong Chan.
“Kami berdua tua dan kesepian. Jadi, aku hanya ingin berteman baik dengannya. Kami sangat akrab dan berpandangan sama. Kami hanya teman, tapi mesra.” Ucap Bong Nam 




“Hei! Dasar bedebah gila! Apa? "Teman tapi mesra"?” teriak Dong Chan sudah tak bisa menahan amarahnya. Dong Sik menahan kakaknya.
“Aku tidak akan pulang!” teriak Dong Ju akhirnya masuk ruangan.
“Memang berapa usiamu? Kenapa kamu kekanak-kanakan?”teriak Dong Chan marah.
“Benar. Menurut Kakak berapa usiaku? Kakak tidak bisa memerintahku. Karena kita sedang membahasnya, jawab aku. Apa yang telah Kakak lakukan untukku? Apa yang Kakak lakukan untukku saat aku menikah dan bercerai dua kali?” ungkap Dong Ju
“Semua temanku punya mobil dan rumah dari saudara mereka. Tapi Kakak tidak memberiku apa pun. Lalu kenapa Kakak tiba-tiba bersikap seperti seorang kakak?” teriak Dong Ju
“Hei... Apa kau serius? Kakak kesal melihat betapa anehnya dirimu selama 20 tahun terakhir!” balas Dong Chan.
“Kak Dong Ju tidak berhak mengatakan itu. Kakak menghabiskan banyak uang untuk memulai bisnis. Tapi semua gagal dan itu sebabnya kita menjual rumah! Kakaklah alasanku depresi!” ungkap Dong Sik
“Kakak tidak percaya kamu mengatakan itu. Kau juga menghabiskan banyak uang.” Ungkap Dong Ju
“Aku menggunakan uang itu untuk membuat seni!” balas Dong Sik. Dong Chan akhirnya meminta agar mereka berhenti saling adu mulut.
“Kita bicarakan ini di rumah... Kita pulang sekarang.” Kata Dong Chan sebagai kakak kedua.
Dong Ju langsung menolaknya, saat itu Bong Nam menatap Dong Ju seperti meminta agar ikut dengan kakaknya. Dong Ju seperti sapi dicucuk hidungnya , akan menuruti Bong Nam dan pulang sekarang. Dong Chan dan Dong Sik hanya bisa melonggo tak percaya mendengarnya. 


Di mobil
Dong Chan meminta agar Cari tahu pria seperti apa Bong Nam sebelum menjalin hubungan dengan Dong Ju dan harus memeriksa dia seperti apa. Dong Ju menegaskan kalau ingin dicintai. Dong Chan terlihat bingung sementara Dong Sik memilih untuk tidur.
“Tidak ada yang mencintaiku. Kakak tidak tahu betapa aku mendambakan cinta dan perhatian. Tidak ada pria yang pernah mencintaiku dari lubuk hatinya.” Ucap Dong Ju sedih
“Pria macam apa yang akan mencintaimu jika kau hidup sembrono? Kau harus menghargai dan mencintai dirimu dahulu. Begitulah caramu membuat pria menghormatimu.” Ungkap Dong Chan.
“Aku seharusnya tidak pernah dilahirkan.” Kata Dong Ju sedih. Dong Chan pikir Terlambat mengatakan itu sekarang.
“Kau sudah lama terlahir. Kau sudah cukup menjalani hidup.” Tegas Dong Chan. Dong Ju bingung apa maksudnya.
“Apa Aku sudah cukup dewasa untuk mati sekarang? Aku akan mati saja.  Bunuh saja aku.” Kata Dong Ju membenturkan kepala dikursi depan.
“ Hei... Bisakah kau berhenti? Yang benar saja. Aku menderita herniasi tengkuk cakram.” Keluh Dong Sik
“Sadarlah, Dong Ju. Kau harus berhenti hidup begini.” Tegas Dong Chan. Dong Sik menegaskan akan menikahi Bang Nam.
“Tidak boleh!” tegas Dong Chan. Dong Ju tetap akan menikahinya. Dong Chan akhirnya mengalah agar adiknya Menikah saja dengannya.
“Apa yang sangat kau sukai darinya?” tanya Dong Chan. Dong Ju melihat Bong Nam sangat kuat. Dong Chan dan Dong Sik hanya bisa mengeluh kesal. 


Dong Hyuk masuk ruangan Mi Ran sudah menunggunya, Mi Ran menegaksan  Hari ini hanya ingin membahas pekerjaan. Dong Hyuk menegaskan kalau ia juga seperti itu.  Mi Ran pun menyuruh Dong Hyuk agar membaca lebih dulu daftar pertanyaan untuk dosen psikologi dan jawaban yang dinantikan.
“Nama, pekerjaan, dan sekolah yang kau ajar akan ditampilkan di televisi dalam keterangan. Apa Kau tidak keberatan?” tanya Mi Ran.
“Naskahnya ditulis oleh orang yang tidak mengerti hubungan antara usia dan perilaku sosial seseorang. Aku tidak perlu terus begini, kan?” kata Dong Hyuk
“Pertanyaan dan jawaban selaras dengan acara. "Usia tidak mendefinisikan manusia." Kau harus mengatakan hal-hal yang berhubungan dengan itu. Jangan asal bicara.” Tegas Mi Ran.
“Tujuan acara ini terlalu tulus. Jadi, kurasa tidak akan terlalu menghibur.” Sindir Dong Hyuk
“Apa Kau tahu Ji Hoon akan bekerja sebagai pemagang selama sebulan? Putramu, Hwang Ji Hoon, dia memagang di sini demi karier masa depannya.” Ucap Mi Ran. Dong Hyuk kaget kalau Ji Hoon bekerja di sini sebagai pemagang
“Dia sangat berorientasi masa depan karena mirip denganku. Dia baru anak baru, tapi sudah menyiapkan masa depannya.” Ucap Dong Hyuk bangga. Mi Ran seperti enggan mendengarnya.
“Tapi tunggu sebentar.. Apa dia tahu tentang hubungan kita?” tanya Dong Hyuk panik. Mi Ran heran hubungan apa yang dimaksud.
“Tidak ada apa-apa di antara kita.” Tegas Mi Ran. Dong Hyuk makin mengila agar Mi Ran berhenti menodai cinta tulusnya.
“Kau harus memberiku kesempatan.” Rengek Dong Hyuk. Mi Ran dengan kesal agar Hentikan omong kosong itu lalu mengumpat marah. 


“Kenapa dia menjadi sangat kasar? Dia dahulu seperti rusa. Kini dia seperti T-Rex. Apakah percobaan krionika memberikan efek samping...” ucap Dong Hyuk keluar dari ruangan lalu tak sengaja bertemu dengan Ji Hoon dilorong.
“Ayah kira impianmu menjadi reporter. Ayah tidak tahu kamu akan melamar sebagai pemagang. Mari kita cari tempat untuk mengobrol.” Ucap Dong Hyuk akhirnya mengajak anaknya pergi. 


Di cafe
Ji Hoon langsung bertanya Apa Ayah pernah berkencan dengan Mi Ran sebelumnya. Dong Hyuk dengan bangga membenarkan mengaku Mi Ran adalah cinta pertamanya bahkan Mi Ran definisi masa muda dirinya. Ji Hoon hanya bisa diam saja.
“Apa Kau tahu betapa berartinya cinta pertama bagi pria? Kau mungkin tidak tahu karena tidak mencintai siapa pun.” Ucap Dong Hyuk bangga
“Kenapa aku tidak tahu? Tapi Kenapa harus Mi Ran?” tanya Ji Hoon. Dong Hyuk hanya diam saja menatap wajah anaknya seperti mengetahui perasaan anaknya. Ji Hoon pun memilih untuk keluar saja.

Bersambung ke part  2

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar