PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seorang
wanita dikejar-kejar oleh Seorang pria dan juga anak buahnya. Sang wanita
terjatuh, Si pria dengan nafas terengah-engah karena sudah menemukannya. Ia merasa tidak tahu
menantunya adalah pelari yang baik.
“Putraku
yang berharga meninggal karena kau tidak mendukungnya dengan baik. Maka, Kau
harus mematuhiku tanpa membuat keributan. Beraninya kau kabur?” ucap si pria
marah dan Si wanita langsung melepaskan tangan ke arah si pria.
“Astaga.
Gadis kampret ... Apa ini? Hidungku
berdarah? Beraninya dia memukulku?” ucap si pria marah dan saat membuka penutup
wajahnya, ternyata Nok Du yang dibalik penutup untuk wanita.
“Dia
bukan menantuku. Bolehkah Aku bertanya siapa Anda?” ucap si pria kaget dan
memegang tangan Nok Du seperti ingin mengoda. Nok Du langsung memberikan
pukulan pada si pria tua. Dan akhirnya
jatuh pingsan.
Nok Du
berjalan dengan si janda bertanya apakah masih takut. Si wanita hanya tertunduk
seperti masih ketakutan. Nok Du menyakinkan kalau sekarang semuanya akan
baik-baik saja. Dibelakang Tiga serangkai mengaku berjalan dibelakang
“Aku
sangat senang bahwa dia memutuskan untuk membantu kita karena dia ingin
membalas budi.” Ucap Jung Sok
“Dia
menikmati ini... Dia menikmati berpura-pura untuk menjadi janda dan memukul
ayah mertua.” Ucap Yeon Boon
“Memiliki
dia sama baiknya dengan memiliki 10 orang untuk misi kita yang lain.” Ucap Kim
Sook
“Baiklah,
biarkan dia menikmati ini sedikit.” ucap Yeon Bon, saat itu Nok Du kembali
berjalan menghampiri ketiganya.
“ Dia
tidak punya tempat untuk pergi. Ikutlah dengan kami ke desa. Kau dapat berbagi
kamar dengan Lady Jang.” Kata Nok Du
“Apa
hak-mu membuat keputusan seperti itu?” ucap Kim Sook marah. Si wanita langsung
mengucapkan Terima kasih banyak.
“Aku
tidak akan pernah melupakan kebaikanmu.” Kata si wanita. Nok Du pun bergegas
pamit pergi sekarang.
“Aku akan
menemuimu di pernikahan.” Ucap Nok Du penuh semangat. Kim Sook mengeluh kalau
Nok Du tak tahu apapun.
“Kami
akan naik perahu besok. Istirahatlah dan kita bisa pergi bersama.” Kata Yeon
Bon.
“Tidak
bisa.” Kata Nok Du, Jung Sook bingung kenapa Nok Du tak bisa.
Dong Joo
duduk melamun mengaku Karena merindukannya. Bok Nyeon sedang makan berkomentar
kalau Dong Joo tidak bisa makan karena merindukannya. Dong Joo pikir Sudah
empat hari sejak Nok Du pergi dan seharusnya datang kemarin.
“Seperti
yang kau lihat, ombaknya sangat besar. Aku ragu dia bisa naik perahu.” Ucap Mal
Nyu
“Aku tahu
itu, tapi aku masih merindukannya. Apa
yang harus aku lakukan?” ucap Dong Joo
“Aku
tidak mendidik dia menjadi begitu tidak pengertian, tetapi dia bisa sangat tidak
sensitif terhadap para janda. Dia menggosok garam ke lukaku ketika kapal itu
seharusnya datang.” Keluh Mal Nyu.
Saat itu
Dong Joo melihat ada perahu yang datang, dan langsung berteriak gembira karena
Nok Du akhirnya datang. Ia langsung berlari menuruni bukti, seorang pria
melihat Dong Joo berlari tahu kalau Nok Du pasti sudah datang. Dong Joo berlari ke arah Nok Du
“Kau akan
tersandung. Pelan-pelan.” Kata Dong Joo yang baru saja menepi di pantai.
Nok Du
pun mengendong Dong Joo yang melompatnya ke arahnya, Mereka pun saling mengecup
bibir berkali-kali seperti meluapkan rasa bahagianya. Yeon Bon melihat keduanya
serasa akan membunuhnya. Jung Sook pun menahan Yeon Bon agar membiarkan saja.
Kim Sook mengeluh kalau itu menjadi karmanya.
Dong Joo
melihat sepasang cincin yang dibawa Nok Du, langsung berteriak marah karena Nok
Du membeli ini padahal sangat mahal. Nok Du pikir mereka akan memakainya di
pernikahan, dan seharusnya itu kejutan. Ia pun mengeluh karena Dong Joo itu
tidak pernah sabar.
“Kau
belum berubah. Kau tidak tahu bagaimana cara menyimpan uang. Apakah kau tahu
berapa banyak uang yang kau habiskan untuk pernikahan kita?” keluh Dong Joo
kesal
“Kenapa
kau tidak bisa lebih romantis? Kita hanya akan memiliki pernikahan sekali. Apa
yang buruk dari menghabiskan sedikit uang? Aku menghasilkan uang untuk membelanjakannya.”
Kata Nok Du
“Coba
Lihatlah... Kau telah membeli semua ini untuk aku sejauh ini. Apakah ini
sedikit? Apa barang yang banyak ini kau bilang sedikit?” ucap Dong Joo
memperlihatkan kotak pita yang dibelikan Nok Du.
“Apa yang
dapat Aku lakukan? Aku tahu itu semua akan terlihat baik saat kau memakainya...
Baiklah, Aku minta maaf. Jadi mari kita kesampingkan semuanya dan lakukan itu.”
Ucap Nok Du mengoda.
Dong Joo
bingung, Nok Du menegaskan kalau Hal yang akan mereka lakukan ... lalu mulai
mendekat. Dong Joo langsung mendorong menolaknya. Nok Du mengeluh kenapa Dong
Joo menolaknya dengan wajah kaget, Nok
Du pikir Semua orang sibuk mempersiapkan pernikahan mereka
“Kau
harus pergi membantu. Aku perlu membersihkan kamar ini.” Kata Dong Joo. Nok Du
mengeluh kesal.
Nok Du
keluar dari rumah dengan wajah kesal melihat cincin ditanganya padahal cincinya
itu bagus. Tuan Yeon yang sedang makan menceritakan kalau harus pisah secara
mendadak lalu wanita itu berkata, "Tentu," lalu mengemasi
barang-barangnya dan pergi.
“Astaga..
Cincin ini terlihat baik-baik saja. Tapi Dia sama sekali tidak romantis.” Keluh
Nok Du kesal
“Bagaimana
mungkin seorang wanita tidak memahami pria? Aku datang jauh-jauh ke sini hanya
karena dia. Seandainya aku tidak terpesona oleh matanya yang lezat kembali ke
feri, Aku tidak akan berada dalam situasi ini.” Kata Tuan Yeon kesal
“Kau
bilang "Tidak terpesona"?” ucap Bok Nyeo tiba-tiba datang. Tuan Yeon
senang tapi mencoba tetap kesal dan bertanya Kenapa kembali.
“Kupikir
kau telah meninggalkan aku.” Ucap Tuan Yeon kesal. Bok Nyeo menyuruh Berhenti
omong kosong dan ikuti saja.
“Mari
kita bicara kembali di rumah.” Kata Bok Nyeo. Tuan Yeo seperti mengeluh kesal
seorang tak peduli.
“Baiklah...
Aku akan memberimu waktu tiga detik.” Ucap Bok Nyeo, Tuan Yeon langsung
bergegas mendekat. Akhirnya Bok Nyeo langsung mengendongnya Tuan Yeon panik karena merasa seperti bayi.
Nok Du
mengeluh kalau itu memalukan. Hwang Tae mengejek kalau adiknya itu yang paling
romantis di sini. Nok Du seperti masih marah tak ingin mengungkitnya. Hwang Tae bertanya apa lagi sekarang?
Apakah Nok Du dimarahi lagi, dengan nada
mengejek.
“Jangan
konyol... Aku marah padanya dan pergi.” ucap Nok Du. Hwang Tae ingin tahu apa
yang terjadi.
“Aku
hanya senang, Karena kita hidup bersama sekali lagi.” Ungkap Nok Du. Hwang Tae
juga merasakan hal yang sama.
“Aku
senang kita bertiga bisa hidup bersama lagi. Dan... Aku berterima kasih dan
minta maaf kepada Kakak.” Kata Nok Du
“Benarkah?
Kalau gitu, Apa sebaiknya kita membatalkan pernikahanm dan tinggal bersama
Ayah? Seperti masa lalu yang indah?” ucap Hwang Tae
“Apa yang
kau katakan? Hei, bagaimana dengan ini? Kakak juga harus menikah. Apa
pendapatmu tentang Mal Nyun?” ucap Nok Du memberikan saran. Hwang Tae melihat
Mal Yun lalu mengeluh.
“Kalau
begitu... bagaimana dengan Sook?” kata Nok Du. Hwang Tae melihat Kim Sook minum
dengan wajah malu mengeluh jangan bodoh lalu akan masuk rumah.
“Apa itu?
Ada yang aneh deh? Apa ini? Kau pasti menyukainya.” Ucap Nok Du mengoda.
“Berhentilah
mencoba membuat Aku menyukai mereka.” Kata Hwang Tae. Nok Du pun mengejar
kakaknya.
Dong Joo
menaruh bantal berdampingan diatas alas tidur, lalu mematikan lampu seperti
sudah berani tidur dalam gelap. Nok Du datang tersenyum melihat Dong Joo yang
tidur serampangan dengan kaki dan tangan kemana-mana.
Setelah
membuka jubah bajunya, Nok Du pun merapihkan tidur Dong Joo lalu
menyelimutinya. Ia mulai berbaring lalu membiarkan tanganya sebagai bantal
untuk Dong Joo. Ia menatapnya dengan senyuman lalu menciumnya, Dong Joo seperti
merasakan Nok Du akhirnya pulang, langsung bergeser dan memeluknya dengan erat.
Keduanya
pun tertidur dengan saling berpelukan dengan erat.
Pagi
hari, Mal Yun memberikan make up pada Dong Joo di ruangan dan meminta agar
Tersenyum, lalu memuji kalau terlihat cantik.
Dong Joo tersipu malu, Aeng Du melhat Dong Joo cemberut melihatnya
dengan sinis berkata kalau Dong Joo pasti senang.
“Kau
pernah mengatakan kepadaku untuk tidak menikah dengan seorang kampret seperti
dia. Aku melihat kembali, sepertinya kau telah merencanakan semuanya sejak itu.
Aku yakin kau melakukannya.” Aeng Du sinis. Mal Yun tak percaya mendengarnya.
“Hei,
jangan konyol.” Kata Dong Joo panik. Aeng Du akhirnya mencoba melupakan dengan
wajah tersenyum meminta Dong Joo agar menjaga Nok Du.
“Dia
mungkin belum dewasa, tapi dia pria yang baik, jadi berbahagialah bersama.
Jalani kehidupan mesra, mengerti?” kata Aeng Du yang bersikap seperti orang
biasa. Dong Joo pun mengucapkan Terima
kasih dengan wajah tersenyum bahagia.
Dibawah
pohon yang rindang, Nok Du gugup menunggu mempelai wanita dengan sudah banyak
makanan diatas meja untuk perayaan pernikahan. Tuan Yeon meminta mereka menahan
sebentar kalau Kue beras belum datang.
“Jangan
memulai dulu! Ini kue berasnya!” teriak Tua Yeon tapi kakinya tersandung dan
terjatuh. Semua panik, Bok Nyeo pun membantu Tuan Yoen berdiri. Tuan Yeon
mengaku baik-baik saja.
“Rapikan
pakaianmu. Aku baik-baik saja.” Kata Bok Nyeo merapihkan pakaian Tuan Yeon.
Saat itu
angin tiba-tiba bertiup angin yang sangat kencang, Nok Du menahan lilin dan makan diatas meja
agar tak jauh, lalu sedikit panik karena anginnya kuat. Tiba-tiba seseorang
berteriak kalau pengantin wanitanya datang.
Nok Du
tersenyum bahagia melihat Dong Joo datang dengan Aeng Du dan Mal Nyeo menyebar
bunga disepanjang jalan. Dong Joo pun
tersenyum bahagai melihat Nok Du. Akhirnya Tuan Hwang berdiri ditengah akan
memulai upacara pernikahan.
“Baiklah.
Aku sekarang akan memulai upacara pernikahan dari Jun Nok Du, pengantin pria, dan
Dong Dong Joo, mempelai wanita. Pengantin perempuan dan laki-laki akan saling
mencintai. Untuk melakukan itu, mereka harus ...” ucap Tuan Hwang lalu panik
karena kertasnya terbang dibawa angin.
“Hei... Dapatkan
itu! Aku menghabiskan sepanjang malam menulis itu! Aku tidak bisa kehilangan
itu!” ucap Tuan Hwang langsung mengejarnya
“Angin
sangat kencang hari ini.” Kata semua orang, mereka kebingungan dengan pesta
yang akan dilaksanakan banyak kendala.
“Mungkin
hari ini bukan hari mereka.” Bisik Yeon Boon, Jung Sook meminta agar jangan
katakan itu.
“Tapi
tahukah kalian? Cuacanya bagus... Tolong beri mereka kata-kata berkat Anda.” Kata
Kim Sook meminta Tuan Jung untuk berdiri ditengah keduanya.
“Tidak,
terima kasih. “kata Tuan Jung menolak, Semua pun berpikir itu bagus. Akhirnya Tuan Jung didiri ditengah-tengah.
“Sebelum
kita mulai, izinkan aku berbagi beberapa saran. Pernikaha adalah ketika dua
orang yang berbeda bertemu dan menghabiskan sisa hidup mereka bersama. Kalian harus
selalu saling menghormati, saling peduli, bersabar dan mengerti satu sama lain.”
Ucap Tuan Jung dengan angin yang terus berhembus kencang.
“Maka
kalian akan dapat mengatasi semua jenis hambatan ... dan kesulitan yang
menghadang kalian. Oleh karena itu, Aku percaya bahwa kalian berdua akan selalu
saling mencintai dan bergantung sampai
maut memisahkan kalian dalam sakit dan sehat
dan tetap setia terlepas dari situasi
apa pun yang kalian alami ...” ucap Tuan Jung dan akhirnya papan dibelakangnya
terjatuh.
Mereka
pun panik karena Tuan Jung yang tertimpa papan
akhirnya mendorong meja dan semua makan pun terjatuh. Semua panik Aeng
Du melihat makana yang terjatuh langsung memakan dengan wajah bahagia.
Akhirnya
semua hanya bisa tertawa melihat kekacaua yang terjadi. Tuan Hwang datang
dengan wajah bagia memberitahu sudah membawa kertas yang tadi terbang, tapi
pesta sudah kacau.
Diatas
sebuah bukit terlihat pemadangan yang indah dengan air laut yang terbentang
luas. Sementara Nok Du hanya bisa menghela nafas kesal. Dong Joo pikir kalau
Nok Du belum bisa mengatasi rasa kecewanya lalu menegaskan kalau tidak peduli
bagaimana pernikahannya.
“Aku
ingin memberimu segalanya. Aku ingin melakukan semua yang tidak pernah kita
lakukan termasuk hal-hal yang harus kita menyerah. Aku ingin mengisi
hidupmu dengan kenangan indah dan membuatmu
melupakan yang buruk.” Ungkap Nok Du
“Aku
ingin memberimu cincin itu dan bersumpah bahwa kita akan bersama selama sisa hidup kita.” Kata Nok Du kesal
“Mari
kita lakukan itu di sini.” Kata Dong Joo lalu mengambil bunga yang ada
didekatnya. Nok Du terlihat bingung.
“Nok
Du... Aku tidak berpikir waktu yang kita habiskan bersama hanya akan diisi
dengan hal-hal bahagia. Sama seperti hari ini, kita mungkin harus menghadapi
hari berangin yang tak terduga. Dan akan ada saat-saat ketika kita menangis dan
merasa ingin menyerah.” Ungkap Dong Joo
“Tapi selama
kita bersama, Aku dengan senang hati akan menanggung semua hari-hari yang
sulit terlepas dari apa pun itu.” Kata
Dong Joo. Nok Du pun setuju akhirnya Dong Joo memasangkan cincin bunga lebih
dulu.
“Aku akan
melakukan hal yang sama. Aku dengan senang hati akan menanggung semuanya.” Kata
Nok Du dan memasangkan cincin bunga pada tangan Dong Joo lalu berkomentar kalau
suka cincin bunga.
“Ada
sesuatu yang ingin Aku lakukan di pernikahan.” Kata Nok Du. Dong Joo ingin tahu
apa itu.
Nok Du
menarik Dong Joo agar lebih dekat, Dong Joo menatapnya seperti mengetahuinya
akhirnya mengalungkan tanganya lalu mereka pun berciuman dengan mesra diatas
bukit untuk merayakan penikahan mereka.
Dong Jo
terbangun dari tidurnya melihat Nok Du sedang menulis sesuatu, akhirnya ia
menutupi tubuhnya dengan selimut lalu memeluk Nok Du dari belakang dan bertanya
Apa yang sedang dilakukan. Nok Du memberitahu s dang menulis surat untuk
ibunya.
“Aku
menulis surat untuk memberi tahu dia bahwa kita menikah.” Kata Nok Du lalu
mencium Dong Joo. Dong Joo pun tersenyum.
Ratu
membaca surat dari anaknya yang dimasukan ke dalam teko teh, lalu tersenyum
bahagia, setelah itu membakarnya agar tak ada bukti kalau anaknya baik-baik
saja.
[9 tahun kemudian]
Prajurit
Yool Moo masuk ke dalam istana, langsung menyerang Raja yang sedang makan.
Semua pendang mengarah pada Raja, setelah Yool Moo datang semua pengawal pun
mundur. Raja berkomentar kalau berpikir Yool Moo lebih pintar dari pada dirinya.
“Tapi aku
pikir, aku salah melihat bahwa kau rela memutuskan untuk menginjakkan kaki di
lubang berapi ini.” Ungkap Raja.
“Mengapa
kamu membiarkan aku hidup?” tanya Yool Moo penasaran.
“Jika aku
tidak membiarkanmu hidup,maka Aku akan menjadi seorang ayah yang membunuh putra
luguku dua kali.” Komentar Raja.
“Kau
pikir, Aku lahir selama invasi Jepang. Tapi 19 November Itu adalah.. tanggal
lahir aku yang sebenarnya. Aku lahir pada tanggal yang sama persis sama dengan
putra Anda.” Ungkap Yool Moo
Flash Back
Seorang
pria menguping dari depan pintu saat Peramal berkata “Anak kerajaan yang lahir
pada 19 November akan menjadi raja selanjutnya.” Lalu bergegas pergi dengan
wajah panik.
“Jika
ayahku tidak mendengar itu, Maka, Aku akan mati... Tapi, Aku masih hidup. Dan
seperti apa yang dikatakan ramalan itu, maka Aku akan menjadi raja hari ini.
Dan akhirnya Anda akan kehilangan
tahtamu” ucap Yool Moo terlihat bahagia.
“Bisakah
kau membantu aku?” kata Raja. Yool Moo menatapnya.
Akhirnya
Yool Moo dengan beberapa prajurit pergi ke istana raja dengan mengingat yang
dikatakn
Flash Back
“Aku akan
menerima takdir-ku dan masa akhirku. Jika Aku harus diingatkan akan rasa takut
Aku selama sisa hidupku, maka Aku akan melakukannya. Tapi... Aku akan... menjadi
satu-satunya yang membawa mereka. Aku ingin Membiarkan Ratu meninggalkan
tempatnya tanpa ada yang tahu.” Ucap Raja
“Aku akan
melakukannya.” Kata Yool Moo lalu berjalan pergi, Raja lalu mengatakan kalau
Yool Moo akan kesepian.
“Kau akan
kesepian dan terus kesepian..” ungkap
Raja. Yool Moo hanya diam saja.
Akhirnya
Yool Moo masuk ke ruangan Raja dan duduk di bangku taht, teringat kembali yang
dikatakan Raja “Kau akan kesepian.” Kamu akan kesepian dan terus kesepian.” Ia
seperti sudah mengetahui akan rasanya menjadi raja.
[Pangeran Neungyang membangkitkan
pemberontakan, Ratu akan menuju ke pulau itu.]
Nok Du
bertemu dengan Tuan Jung setelah mengetahui orang tuanya diturunkan dari
tahta. Ia mengaku tidak tahu bagaimana
perasaannya yang seharusnya. Ia mengaku
ingin menangis, tetapi tidak melakukannya secara bersamaan. Tuan Jung langsung membentang tangan agar Nok
Du bisa memeluknya.
“Kau bisa
menangis Atau kau tidak perlu menangis. Aku juga akan mengikuti kata hatiku.” Ucap
Tuan Jung. Akhirnya Nok Du pun menangis di bahu Tuan Jung.
Seseorang
menaiki perahu denga jubah yang menutupi wajahnya, Dong Joo duduk dipantai bertanya
apakah Nok Du merasa gugup. Nok Du mengaku sedikit. Dong Joo mengaku sangat gugup. Nok Du
binggung ingi tahu alasanya.
“Aku
bertanya-tanya bagaimana dia akan memikirkanku dan Apakah dia akan menyukaiku.
Hal-hal seperti itu.” Kata Dong Joo
“Bagaimana
dia bisa membencimu?” komentar Nok Du. Dong Joo pun jadi percaya diri karean
sangat cantik pasti orang itu akan menyukainya.
“Kaulah
yang menyelamatkan aku.” Ucap Nok Du, Dong Joo mengeluh mendengarnya. Nok Du
pun itu benar.
“Kau
bilang ingin hidup bahagia bersama aku
dan Kau akan menunggu. Hari itu, yang kau katakan akan menyelamatkan Aku
beberapa kali.” Kata Nok Du
“Aku
merasakan hal yang sama. Aku akan terus hidup bahagia bersamamu untuk sisa
hidupku. Jadi, ketika kamu mengalami kesulitan, datanglah kepadaku dan
menangis. Ketika ada saat-saat bahagia, kita bisa tersenyum bersama seperti
sekarang.” Kata Dong Joo.
Nok Du
ingin mereka berjanji, akhirnya Dong Joo mengalungka jari kelingkingnya. Dong Joo terlihat gugup karena melihat sebuah
kapal yang akan menepi. Nok Du pun mengajak pergi, terlihat Ratu membuka
penutup kepalanaya. Mereka seperti akan bahagia dengan keluarga baru.
(Sama seperti itu, mereka hidup bahagia
selamanya. Selalu bahagia dengan orang yang kalian cintai.)
THE
END
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar