PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Joo Seo
Yeon menarik trolly dan juga tas belanja sambil menghela nafas karena barang
belanjaan yang banyak dan hanya sendirian menarik belanjaan dengan menaiki
tangga.
“Bagaimana
mereka bisa makan semua makanan itu hanya dalam tiga hari?” keluh Seo Yeon.
Lalu
terdengar dari pengeras suara “Ambilah setengah dari perut babimu! Daging Perut
babi yang enak ini kini dijual 50%!” Seo Yeon merasa kalau ini semua karmanya.
“Aku tak bisa
menyalahkan orang lain untuk karmaku ini.” Keluh Seo Yeon kesal
Saat sampai
di depan tangga, seorang wanita seperti menghadangnya. Si wanita berpikir kalau
Seo Yeon itu adalah orangnya, Seo Yeon
bingung bertanya siapa wanita itu. Si wanita tak habis pikir kalau pria itu bisa
bersama cewek seperti Seo Yeon. Seo Yeo tak terima mendengarnya.
“Beraninya
kau tinggal dengan pacarku!!” ucap si wanita. Seo Yeon mengeluh yang mana dari mereka kali ini lalu
menegaskan kaauBukan seperti itu.
“Hei, dia
bilang bukan seperti itu... Dia mengabaikanmu.” Komentar temanya. Akhirnya si
wanita langsung menarik rambut Seo Yeon yang akan pergi.
“Kau mau
mati ya? Hei, dia pacarku! - Dia milikku! - Beraninya kau?” teriak si wanita
marah menarik rambut Seo Yeo.
“Tidak, aku
Adiknya!”teriak Seo Yeon. Si wanita kaget langsung melepaskanya.
“Beraninya
kau mencoba menarik rambutku!!” ucap Seo Yeo marah. Si wanita tak percaya kalau
pacarnya punya adik seperti Seo Yeon. Semua barang belanjaanya pun hancur
berantakan bahkan memukulnya dengan daging asap.
Seo Yeon
pulang dengan wajah babak belur dan membawa barang belanja yang sudah hancur.
Ia akhirnya mengumpat marah dan bertanya pada tiga laki-laki didepanya, Siapa i
kali ini? Siapa yang memutuskannya seperti ini?. Ketiga pria tampan hanya diam
saja.
“Apa ini?
Apa Kalian memilih untuk tetap setia? Apa ini yang akan kalian lakukan?” ucap
Seo Yeo marah dan langsung mengeluarkan ponsel lalu mengambil foto pria
didepanya.
Tiganya
panik mencoba menutupi wajah dan mengeluh karena belum mandi.
“Jika Kalian
tak bilang yang sebenarnya, Aku akan mengunggah ini ke internet. Mari kita lihat
apa mereka masih akan jatuh cinta padamu
setelah melihat ini.” Ucap Seo Yeo mengancam.
“Seo
Yeon, mari kita bicarakan... Berikan itu. Berikan itu padaku sekarang.” Kata
Joo Won Jae.
Seo Yeon
tak peduli langsung mengambil foto dan mereka mencoba untuk menutupi wajahnya.
Ia lalu mengeluh melihat wajah tiga pria didepanya masih terlihat bagus
walaupun hanya candid. Akhirnya Won Jae mengaku kalau itu adalah dirinya.
“Dia
benar-benar lintah seperti permen karet, jadi aku bilang padanya kalau aku
punya wanita lain. Itu hal yang bagus saat memiliki adik perempuan. Kau harus
membantuku saat aku dalam kesulitan.” Ungkap Won Jae
“Maka
dari itu, Di mana kau akan menggunakan
semua kekuatanmu?” kata Joo Won Suk
“Serius.
Ini bukan pertama kalinya. Jangan menjadi amatir seperti itu.” Ejek Joo Seo
Joon. Seo Yeon marah akan melupakan emosinya tapi dua pria sudah lebih dulu
kabur.
“Kalian
semua! Dasar kau ini. Apa? Amatir? Apa kau memanggilku seorang amatir? Aku ini
kuat!” ucap Seo Yeon menarik rambut Seo Joon yan belum tak bisa kabur.
Didekatnya
ada sebuah foto rumah yang tampak asri, dan itu kembali ke jaman dahulu.
“Aku pernah jadi gadis 17 tahun
dengan banyak mimpi”
Flash Back
Seo Yeon
berdiri di depan rumah, Sang Ibu memberitahu anaknya kaalu mereka akan tinggal di rumah ini mulai sekarang. Sang ibu mengatakan Seo Yeon akan punya ayah dan
dua kakak laki-laki juga. Mereka akhirnya masuk rumah yang terlihat asri dari
luar.
“Kau
pasti Seo Yeon... Aku yakin kita bisa akur. Iyakan?” ucap seorang pria
mengulurkan tangan pada Seo Yeon yang masih terlihat malu disamping ibunya.
“Ibuku yang cantik, ayah tiri yang
tampan, dan kakak laki-laki yang tampan.”
Seo Yeon
melihat wajah ayah tiri yang tampan dan ibunya, lalu dua anak laki-laki keluar
dari rumah menyapanya. Keduanya pun seperti anak yang baik memberikan senyuman
pada Seo Yeo.
Beberapa
bulan kemudian, Seo Yeon memiliki adik. Mereka melihat anak yang digendong oleh
sang ibu. Seo Yeon pun senang memiliki adik.
“Dan...adik lelakiku yang cerdas
juga. Aku pikir aku akan hidup bahagia selamanya.”
Seo Yeon
mulai tumbuh dewasa, seorang pria datang ke rumah membawa buket bunga lalu
mengaku menyukainya, Seo Yeo seperti tersipu malu tapi ternyata pria itu malah
menyukai Won Jae.
“Aku tahu
dia punya pacar. Tapi aku ingin memberitahunya bagaimana perasaanku. Apa Kau
akan memberikan ini padanya?” ucap si pria. Seo Yeo mengeluh ternyata lebih
suka dengan kakaknya.
Akhirnya
setelah itu banyak orang yang dekat denganya mengaku ebagai teman tapi hanya
ingn memberikan sesuatu pada kakaknya. Mulai dari Won Jae, lalu Won Suk bahkan
adiknya Seo Jun semua orang meminta agar menitipkan barang padanya.
“Aku mencintaimu. Apa Kau bisa
memberikan ini padanya? Tolong beri ini padanya. Aku jatuh cinta padanya. “
Semua
orang memberikan barang-barang yang dititipkan pada Seo Yeon, tapi kakaknya
menyuruh agar membuangnya. Seo Yeon pikir bisa menyimpannya. Sang kakak
mengekasan kalau tak tertarik.
“Cinta
bisa berubah... Aku tak pernah mendengar namanya. Buang itu.” Ucap Seo Jun.
“Beraninya
kau jadi nakal di usia segini?” keluh Seo Yeon, Tapi Semua pria yang ada
dirumahnya mengeluh kalau tak tertarik dan muak dengan ini.
“Aku tak
senang sama sekali. Saat aku menyaksikan semua orang yang terluka oleh mereka, Aku
belajar satu pelajaran hidup.” Ungkap Seo Yeon.
“Mereka
yang sangat tampan tahu bahwa mereka memang tampan. Jadi Tidak ada
pengecualian.” Ucap Seo Yeon yang sudah meluapkan emosi pada sang adik akhirnya
langsung menendang dua orang kakaknya.
Lee Kang
Woo sedang duduk sendirian di ruang tunggu bandara, tanganya sibuk mengambar
lalu merasakan seseorang menatapnya. Ternyata seorang wanita terus menatapnya
karena wajah tampanya dan berpura-pura tak peduli. Kang Woo hanya bisa mengeluh
lalu berbicara di telp.
“20
menit... Tidak, aku akan ke sana dalam 15 menit.” Ucap teman Kang Woo.
“Lupakan
kontraknya.” Ucap Kang Woo marah lalu menutup telpya. Saat itu si wanita makin
terang-terangan menatap Kang Woo padahal ada seorang pria yang duduk disampingnya.
“Maka aku
akan berada di sana dalam 5 menit.” Ucap Teman Kang Woo menelp kembali
“Aku akan
memberimu 10 menit.” Kata Kang Woo. Temanya bingung kenapa jadi lebih lama.
“Aku menemukan
sesuatu yang menarik.” Kata Kang Woo seperti memiliki rahasia.
Si pria
akhirnya pamit pada si wanita untuk pergi ke toilet, si wanita pun duduk
sendirian. Kang Woo yang belum menyelesaikan gambarnya akhirnya berjalan
menghampiri si wanita, sementara si wanita berpura-pura acuh.
“Apa itu
pacarmu? Lalu Kenapa kau ...” ucap Kang Woo mendekat. Si wanita kaget lalu
meminta maaf.
“Bukan...
Dia hanya teman.” Akui Si wanita. Kang Woo dengan wajah tampanya pun meminta
agar memberikan nomor telpnya. Si wanita
menuliskan pada selembar tissue.
Kang Woo
akhirnya pergi ketoilet dan melihat si pria sedang mencuci tangan, Kang Woo pun
memberikan tissue untuk mengeringkanya.
Si pria bingung lalu melihat Kang Woo yang menulis sesuatu. Kang Woo
mengaku Ada wanita yang memberiku nomornya, namun dia bukan tipenya. Si pria
melihat namanya “Joo
Yeon Ah”
Akhirya
Kang Woo keluar dari bandara dengan mengunakan kacamata dan juga kopernya. Saat
itu Park Hyun Soo datang dengan wajah bahagia memberitahu kalau hanya butuh 15
menit. Kang Woo pu memasukan semua barang ke dalam bagasi.
“Apa
hanya itu semua barang bawaanmu?” tanya Hyun Soo melihat Kang Woo hanya membawa
satu koper.
“Aku tak
akan lama di sini.” Ucap Kang Woo lalu memasang sabuk pengamanya.
“Ngomong-ngomong,
hal menarik apa yang kau bicarakan?” tanya Hyun Soo penasaran.
Kang Woo
melirik keluar jendela, pacar Yeon Ah seperti sangat marah dan Yeon Oh mencoba
mengejarnya untuk menjelaskan tapi sang pacar tak percaya dan terlihat sangat
marah.
Seo Yeon
berdiri menatap kepala sekolah, Sang kepala sekolah sibuk membersihkan daun
seperti yang sangat disayanginya. Seo
Yeon akhirnya memberanikan diri memberikan berkas anggaran untuk kompetisi
Lintasan dan lapangan dan akan dimulai
dalam sebulan.
“Kondisi dan
catatan siswa sangat bagus. Jika Lee Joo Hee dari kelas 11 terus melakukannya
dengan baik, maka Aku yakin dia akan unggul selama kompetisi ini dan menerima
beasiswa kuliah.” Ucap Seo Yeon
“Apa ini
akan menjadi 1 dari 3 universitas teratas?” tanya Kepala Sekolah. Seo Yeon
terlihat bingung.
“Atau
tingkat kedua? Atau tingkat ketiga?” tanya Kepala sekolah. Seo Yoon pikr Itu mungkin
bukan sekolah mana pun yang disebutkan namun...
“Jadi kau
meminta sekolah untuk menghabiskan uang mereka
pada seorang siswa yang akan pergi
ke beberapa perguruan tinggi tanpa nama. Apa aku benar?” ucap Kepala
sekolah sinis.
“Dia
sangat berbakat. Aku yakin dia akan melakukannya dengan baik ...” ucap Seo Yeon
membela
“Baiklah.
aku paham... Tapi lupakan anggarannya untuk saat ini. Posisi direktur utama
kosong sampai sekarang. Kita bisa bicara lagi begitu direktur utama kembali.”
kata Kepala Sekolah
“Kompetisi
dalam sebulan. Harap tinjau ... “ pinta Seo Yeon dan langsung disela oleh
Kepala Sekolah
“Ibu
Joo.. Bukankah kontrakmu berakhir tahun depan Menjadi proaktif tak akan ada
gunanya bagimu. Kau harus mendengarkan orang tua. Menjadi sangat proaktif hanya
akan menimbulkan masalah.” Kata Kepala Sekolah. Seo Yeon ingin bicara tapi
Kepala sekolah seperti tak peduli.
Akhirnya
Seo Yeon pun keluar dari ruangan, lalu langsung memukul dan meninju pintu
ruangan. Ia mengumpat kesal karean memang akan meninggalkan sekolah ini tahun
depan dan mengeluh Ini memang sekolah yang menjijikkan!
Saat itu
seorang pria, Lee Min Hyuk melihat Seo Yeon sedang memukul dan menedang pintu,
hanya menatap diam. Seo Yeon malu langsung menurunkan kakinya.
Seo Yon
masuk ruangan melihat deretan foto muridnya [Lee Joo Hee, Hong Nu Ri, Jang Hee
Won, Kim Eun Hye] lalu mencoba menelp seseorang tapi ponselnya tak aktif, lalu
mengirimkan voice note.
“Joo Hee,
ini aku... Mengapa kau tak datang ke sekolah hari ini? Apa kau sakit?
Pertandingan sudah dekat. Panggil aku begitu kau mendapatkan pesan ini. Tak
masalah itu kapan.” Ucap Seo Yeon dengan wajah khawatir lalu terdenga suara
jeritan histeris wanita.
Di kelas,
Seo Joon menari diatas meja layaknya idol dengan lagu BTS, semua anak murid
wanita memujinya karena sangat keren. Seo Joon pun terlihat bangga, lalu
tersadar kalau Seo Yeon sedang menatapnya, akhirnya tubuhnya jatuh tak bisa
mengimbangi keseimbanganya.
Semua
wanita mengerubungi takut Seo Joon terluka, Akhirnya Seo Yeon mencoba masuk dan
langsung menjewer telinga adiknya. Seo Joon menjerit kesakitanya, semua murid
wanita merasa kasihan dan sedih melihat idolanya tersakiti.
“Diamlah...Pulanglah
jika kau sudah selesai dengan kelas.” Ucap Seo Yeon sambil menjewer telinga
adiknya.
“Jangan
ganggu dia.” Pinta anak murid wanita. Seo Yeon memperingatkan mereka semua akan
mendapatkan poin penalti.
Si anak
murid ingin menyela tapi Seo Yeon sudah menyuruh agar minggir. Tapi saat itu terlihat Kim Min Kyung yang
juga menonton bahkan merekam dengan handphonenya.
Seo Yeon
tak percaya melihat temanya yang melihat sang adik bukan membubarkanya. Min
Kyung berpura-pura menyuruh mereka segera membersihkan kelas lalu berjalan
pergi.
Akhirnya
Seo Joon mengangkat dua tanganya seperti sedang dihukum. Seo Yeon tak percaya
adiknya itu Beraninya kau melakukan pertunjukan striptis di ruang kelas. Seo
Joon mengeluh mendengar ucapan kakaknya dan mengaku tadi sedang berlatih.
“Apa Kau
tak tahu kalau aku seorang trainee di HS Entertainment?” ucap Seo Joon bangga
dan mulai menari lagi layaknya idol
“Lagu
debutmu harusnya "Give Me My Legs Back". Kata Seo Yeon sudah memegang
stick baseballnya.
“Kau
bilang "Kembalikan Kakiku"? Aku tak mengerti.” Kata Seo Joon masih
terus menari.
“Aku
khawatir akan mematahkan kakimu hari
ini.” Ucap Seo Yeon. Akhirnya Seo Joon pun kembali berlutut meminta maaf.
“Jika Kau
melakukan ini sekali lagi, Kau tak akan lagi menjadi peserta Trainee, mengerti?”ucap
Seo Yeon mengancam. Seo Joon mengaku mengerti.
Seo Yeon
tiba-tiba melihat seseorang menelpnya, lalu suaranya langsung berubah jadi
lembut, menyapa Jung Tae dan bertanya Dimana. Seo Joon mendengar suara sang
kakak seperti ingin muntah.
Seo Yeon
bergegas menarik Min Kyung ke Toilet Guru. Min Kyung bingung meminta maaf dan mengeluh kalau sangat
menyakitkan. Seo Yeon akhirnya
melepaskan tanganya. Mi Kyung meminta maaf dan mengaku kalau sesaat tadi lupa
bahwa dirinya seorang guru,
“Aku juga
memfilmkan adikmu yang tampan. Ya aku
bersalah dan minta maaf” kata Min Kyung.
“Kau Lepaskan
ini.” Ucap Seo Yeon menyuruh Min Kyung melepaskan dress kuningnya seperti
sangat marah.
“Aku bilang
kalau aku sudah minta maaf! Itu tak memberimu hak untuk memfilmkan tubuhku. Ini
kejahatan, Kau tahu?” kata Min Kyung marah.
“Cepat Lepaskan.”
Tegas Seo Yeon. Min Kyung panik menegaskan kalau ! Hanya pacarnya yang bisa menelanjanginya
“Ayolah...
Kau banyak bicara. Jung Tae baru saja memanggilku.” Ungkap Seo Yeon.
“Apa?
Lalu Apa yang dikatakan si brengsek itu kepadamu? Dia tak bisa bertemu denganmu
selama sebulan karena dia sibuk. Mengapa? Mengapa kau menjawab panggilannya?
Apa Kau bahkan tak punya rasa kesal ?” kata Min Kyung heran.
“Dia
bilang harus bicara padaku tentang sesuatu yang penting. Kita akan bertemu
nanti. Jadi izinkan aku meminjam pakaianmu” jelas Seo Yeon
“Di mana
dia ingin bertemu saat ini? Apa di Gimbap Paradise Atau bangku ke-13 di Taman
Yeouido?” kata Min Kyung
“Kopi
dari mesin penjual otomatis cukup mengagumkan.” Ucap Seo Yeon. Min Kyung
langsung berteriak marah agar Seo Yeon jangan menemuinya.
“Jika kau
melakukannya, aku akan membunuhmu! Pilih satu. Apa itu matamu atau Oh Jung
Tae?” ucap Min Kyung mengancam dengan dua jarinya.
Seo Yeon
pikir Min Kyung ingin mati dan langsung mencengkram jarinya., Min Kyung
menjerit karena Seo Yeon sudah merusak kukunya yang mahal itu. Ia menegaskan kalau Seo Yeon itu sudah keluar
dari pikirannya karena si brengsek itu menurutnya Jung Tae itu pecundang!
“Dia
ingin bertemu di Fantasia.” Akui Seo Yeon. Min Kyung melonggo tak percaya
mendengarnya.
“Fantasia
di Cheongdam-dong? Bukankah itu tujuan saat melamar?” kata Mi Kyung. Seo Yeon
membenarkan dengan wajah malu-malu.
“Apa itu
berarti... Kau si licik kecil. Akhirnya terjadi... Iya . Kau harus mengenakan
gaun yang bagus seperti ini ketika diajukan... Hei.. Jangan hanya berdiri di
sana, Cepat buka pakaianmu.” Ucap Min Kyung juga ikut bersemangat.
“Aku tak
percaya kau akan menikah.” Ungkap Min Kyung. Seo Yeon pun senang karena
akhirnya bisa menikah dalam mimpi hidupnya.
“Pastinya,
Ini Mimpimu. Dia memang impianmu tentang hidupmu.” Kata Min Kyung terpaksa
menganguk setuju.
Saat itu
Seo Yeon sudah duduk direstoran melihat video Jung Tae yang menganggap mereka membuat
pasangan yang menyenangkan, Seo Yeon tersenyum bahagia melihat video pacarnya
yang menurutnya tampan. Tiba-tiba
seorang pria datang memanggil Seo Yeon.
“Jung
Tae...” ucap Seo Yeon lalu melonggo bingung melihat pria tampan didepanya dan
bertanya siapa pria itu.
“Ini aku.
Ini Jung Tae.” Ucap Jung Tae bangga Seo Yeon tak percaya langsung membandingkan
foto yang dimilikinya dengan wajahnya sekarang.
“Aku
berubah sedikit, kan? Aku mengubah beberapa bagian selama sebulan.” Akui Jung
Tae
“Mengapa?
Mengapa kau mengubah wajah cantik itu menjadi seperti ini? Apa yang telah kau
lakukan pada wajahmu?” ucap Seo Yeon tak percaya memegang kasar wajah Jung Tae.
“Bisakah
kau melepaskan wajahku? Ini Harganya 20.000 dolar.” Akui Jung Tae. Seo Yeon
akhirnya melepaskan wajah pacarnya.
“Tidak,
tak apa-apa... Apa kau tak tahu bahwa sifat bawaan seseorang tak dapat diubah? Dia
mungkin terlihat berbeda, tapi aku yakin dia pria yang sama... Benar . Jung Tae
tetap Jung Taeku.”gumam Seo Yeon yakin.
“Seo
Yeon... Sekarang, kita harus ...” ucap Jung Tae siap-siap mengeluarkan sesuatu
dari jasnya.
“Akhirnya...
Apa itu sebuah cincin? Apa dia akan melamar?” gumam Seo Yeon tersenyum penuh
semangat.
“Kita
harus putus... Aku pergi kencan buta.” Akui Jung Tae ternyata mengeluarkan
ponselnya dari saku jasnya. Seo Yeon melonggo kaget.
“Kau tahu
kalau aku memiliki standar tinggi sejak aku masih muda. Aku pikir tidak ada
wanita yang bisa memenangkan hatiku. Tapi akhirnya aku menemukannya.” Kata Jung
Tae dengan nada sombong.
“Dia
berada di kontes kecantikan, Miss Korea. Dia memiliki proporsi tubuh yang
sempurna, 34, 24, dan 32. Tapi kau ... Astaga. Sekarang, Aku harus bertemu
dengan seorang wanita yang cocok untukku.” Kata Jung Tae. Seo Yeon hanya diam
saja.
Seo Yeon
akhirnya pergi ke bar, seperti sedang menyanyikan lagu “All By My Side” dan
meminum habis. Woo Suk melhat Seo Yeon bertanya apakah sudah selesai karena
semua orang menatap tingkah kakaknya. Seo Yeon masih saja terus minum dan
seperti lipsing.
“Kenapa
kau selalu bertingkah menyedihkan di sini?” keluh Woo Suk. Seo Yeon meminta
menuangkan lagi wine untuknya.
“Mereka
anak laki-laki yang imut. Apa dia bilang 34, 24, dan 32? Kau tahu apa? Orang-orang
merasakan keseksianku juga.” Ucap Seo Yeon lalu mencoba mengoda seorang pria
yang duduk disampingnya.
Si pria
merasa jijik dan langsung melangkah pergi. Seo Yeo tak mau menyerah mencoba
mengoda pria disamping kirinya, dan si pria pun bergegas pergi. Seo Yeon
mengeluh kesal menurutnya semua orang di sini pasti buta!..
“Ini bar
gay.” Keluh Won Suk. Seo Yeon pikir Won Suk itu ta tahu masalahnya.
“Apa aku
tak secantik para pria di bar ini?” keluh Seo Yeon. Won Suk pikir Seo Yeon itu mendiskriminasi
penampilan orang.
“Aku
seharusnya tak mendengar itu dari semua orang! Coba Lihatlah ruangan itu! Semua
orang di sini tampan.” Teriak Seo Yeon marah
“Kita
pasti mencari orang yang lebih cantik dan lebih tampan.” Ungkap Won Suk
“Dan
bagaimana kau bisa mengatakan kalau aku mendiskriminasi melawan penampilan
orang?”keluh Seo Yeon
“Jika seorang
pria tampan, dia kasar. Lalu Jika seorang pria jelek, dia baik. Kau menilai
orang berdasarkan penampilan orang. Bukankah itu diskriminasi terhadap
penampilan orang?” kata Won Suk. Seo Yeon pikir itu salah siapa bisa sepert
ini.
“Kau tak
bisa menangis, kan? Dan minumannya rasanya enak, bukan? Jika kau benar-benar
menyukai si brengsek itu, maka Kau akan menangis bahkan jika kau tak mau. Dan
minuman itu tak akan terasa enak bahkan jika kau ingin minum. Kau hanya suka
wajah brengsek itu.” Ejek Won Suk.
“Apa yang
kau tahu? Kau bahkan punya pacar baru setiap dua hari. Apa yang kau ketahui
tentang cinta?” kata Seo Yeo kesal.
Won Suk
akhirnya membawa adiknya ke dalam taksi memastikan agar tak bentuk pintu mobil
dan menghubunginya nanti. Seo Yeon seperti masih mabuk hanya diam saja. Won Suk
pu meminta sopir agar mengantarkan adiknya untuk pulang denga selamat.
Won Suk
akan kembali kebar, dan melihat diseberang jalan terlihat seorang pria yang
kebingungan ingin masuk atau tidak. Saat akan masuk bar tapi kakinya kembali
keluar dari bar.
Seo Yeon
akhirnya turun dari taksi dan langsung muntah didepan toko “Lebih cantik dari
Bunga” Sopir taksi mengeluh Seo Yeon itu sangat menjijikan. Seo Yeon pun hanya
bisa meminta maaf lalu menangis sambil menundukan wajahnya, tapi air matanya
tak mengalir.
“Aku
sedih... Aku baru saja dibuang... Ini Hanya satu tetes. Tolong biarkan tetesan
air mata bergulir di wajahku... Kumohon?” jerit Seo Yeon lalu menelp seorang
apakah temanya ingin minum dan mengajak minum sampai tak sadarkan diri.
Seo Yeon
bertemu dengan Min Kyung di minimarket. Min Kyung tak percaya kalau Jung
Tae ingin bertemu di sana jika mereka
akan putus. Ia pikir Jun Tae punya kupon
diskon 50% yang berakhir hari ini.
“Dia
pasti malu . untuk menggunakan kupon di depan pacar barunya. Sadar Brengsek
gila itu!” ucap Min Kyung kesal
“Serius.
Yang jelek selalu membuat keributan.” Keluh Seo Yeon mengeluarkan ponselnya.
“Hei, kau
tak mengirim sms padanya, kan? Jaga
harga dirimu. Cobalah untuk menjaga setiap keadaan berat terakhir dari
Kebangganmu,Paham?” ucap Min Kyung mengambil ponsel Seo Yeon.
“Astaga,
siapa pria tampan ini?”tanya Min Kyung kaget. Seo Yeon menjawab itu Oh Jung
Tae. Min Kyung kaget mendengarnya.
“Astaga. Kau
Panggillah. Mari kita tanyakan di mana dia menjalani operasi.” Ucap Min Kyung
bersemangat. Seo Yeon mengeluh mendenagrnya.
“Tapi
kenapa kau punya foto brengsek itu?” tanya Min Kyung heran. Seo Yeon
menceritakan Jung Taek meminta untuk mengingatnya dengan wajah baru, bukan yang
lama.
“Jadi aku
memintanya untuk selfie.” ucapSeo Yeon. Min Kyung tak percaya kalau Jung Tae
selfie untuk Seo Yeon.
“Aku tahu
dia brengsek, tapi kau juga seperti orang lain. Kau meminta orang yang
memutuskanmu untuk mengambil foto selfie. Itu belum pernah terjadi.” Kata Min
Kyung heran
“Aku akan
menyimpan foto ini dan mengingatnya.” Kata Seo Yeon. Min Kyung mengingat apa.
“Pria tampan
itu tidak bisa dipercaya. Dia sangat baik sebelumnya, tapi dengan wajah baru
ini, dia menjadi orang lain.” Ungap Seo Yeon.
Apa Kau
pikir masuk akal sekarang? Apa otakmu menyusut setelah dibuang?” kata Mi Kyung.
Seo Yeon langsung membenturkan kepala diatas meja.
“Astaga,
kau membuatku takut. Berhentilah membuatku takut seperti itu!” jerit Min Kyung.
Seo Yeon seperti menangis menundukan kepalanya.
“Apa kau
menangis? Sial. Jangan buang air matamu pada orang brengsek seperti dia.. Jangan
menangis.” Kata Min Kyung mencoba menenangkan, tapi ternyata Seo Yeo memang tak
bisa menangis dan hanya makan sosis.
Kang Woo
sudah memakai baju training lalu melihat sesuatu diatas sepatunya. Ia langsung
membersihkan dengan memastikan sepatunya sudah bersih. Ia berhenti melihat toko
-Lebih cantik dari Bunga- lalu berpikir bagus dengan backgroun dibelakangnya.
Seo Yeon datang menyiram air untuk membersihkan muntahnya.
“Ini memalukan
bagi lingkungan. Jika aku minum lagi, aku akan menyebut diriku seekor anjing.
Mengapa aku minum banyak? Aku muak dengan ini. Sial.” Ucap Seo Yeon kesal
membersihka muntahnya.
Saat itu
Kang Woo tersadar ada air mengalir di kakinya, wajahnya panik langsung
mengangkat kakinya dan memlepakan sepatunya. Seo Yeon tak melihat kedepan
menabrak Kang Woo, Kang Woo hilang
keseimbangan terjatuh. Seo Yeon langsung meminta maaf.
Kang Wook
menatap panik melihat tanganya yang memegang air lalu celananya pun basah. Seo
Yeon meminta maaf. Kang Woon meminta agar Seo Yeon menyingirkan sepatu karena
kotor. Seo Yeon melonggo bingung, Kang Woon berlari melepaskan kaos kaki dan
langsung membuangnya.
Bersambung
ke episode 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar