PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Nok Du
dan Dong Joo akhirnya duduk dekat ayunan sambil saling menatap Nok Du bertanya
Apa terjadi sesuatu karena sebelumnya Dong Joo memeluknya dan langsung
menangis. Dong Joo menatap Nok Du teringat dengan yang dikatakan Yool Moo.
“Kau
membencinya dengan sepenuh hati dan
berusaha mati-matian untuk membunuh ...Raja sialan itu. Dia adalah Raja ... Dia
adalah Putra Raja itu.” Ucap Yool Moo marah
Dong Joo
akhirnya mengaku Tidak.ada yang terjadi tapi hanya kelelahan sepanjang hari
jadi ia terlalu sibuk dan lelah. Nok Du pun mempercayai kalau Dong Joo hanya
merasa lelah saja. Dong Joo pun ingin
apakah terjadi sesuatu dengan Nok DU.
“Aku juga
sama. Bekerja bisa jadi lebih sulit.” Ungkap Nok Du lalu bersandar di bahu Dong
Joo.
“Bagaimana
dengan pantai?” tanya Nok Du. Dong Joo pikir merkea pergi lain kali dan lain waktu dengan
menenangkan Nok Du yang bersandar dibahunya.
Dong Joo
akan masuk istana lebih dulu, Nok Du menahanya menatap Dong Joo lebih lama.
Dong Joo bertanya ada apa. Nok Du memegang tangan Dong Joo akan memastikan akan
pergi ke pantai lain kali.
“Iya. Itu
adalah janji.”kata Dong Joo. Nok Du pun menyuruh Dong Joo masuk lebih dulu.
Setelah Dong Joo masuk Nok Du melihat seseorang yang datang menghampirinya.
Yool Moo
mengajak Nok Du bertemu di rumahnya, membahas Nok Du yang Kbahkan masuk penjara
untuk menemui Yang Mulia Tetapi pergi tanpa berbicara dengannya. Ia pikir Nok
Du pasti sudah tahu siapa napi itda Sepertinya menemukan sesuatu yang lebih
buruk dari itu. Nok Du membenarkan.
“Seolah
meninggalkan putranya sendiri tidak cukup, dia masih berusaha mati-matian untuk
membunuh putranya sendiri. Aku ragu kau ingin memberinya bukti.”komentar Yool
Moo
“Dan
apakah Aku akan berubah atau tidak tergantung pada dirimu. Jangan ganggu
Kakak-ku. Dan berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan pergi setelah Korps
Muweol dibubarkan. Jika ada yang terluka ...”ucap Nok Du
“Itu tidak
akan sulit untuk dipatuhi.” Komentar Yool Moo. Nok Du menegaskan akan
mengawasinya.
“Namun,
mungkin ada cara yang lebih mudah. Kita bisa bekerja sama.” Kata Yool Moo
sebelum Nok Du pergi. Nok Du terlihat bingung.
“Aku
tidak perlu khawatir ... Kau memiliki bukti yang menentangku. Dan Kau dapat
menjamin keamanan orang yang Kau sebutkan dan membalas ... ayahmu yang
meninggalkanmu dengan cara paling kejam denganku.” Kata Yool Moo. Nok Du hanya
mengumpat kesal dan langsung pergi.
“Aku akan
memberimu dua hari untuk mempertimbangkan penawaranku. Pertimbangkan tawaranku.”
Kata Yool Moo. Nok Du seperti tak mengubrisnya.
Didepan penjara,
Nok Du seperti ingin masuk tapi Pengawal menegaskan tidak bisa masuk karena Ketika
Yang Mulia tidak ada di dalam, tidak ada yang bisa masuk. Nok Du ingin
menjelaskan tapi pengawal lebih dulu menegaskan Ini adalah perintah
kerajaannya.
Nok Du
akhirnya hanya diam saja lalu melihat ada besi panas yang dikeluarkan dari
penjara. Setelah itu Nok Du menemani Raja yang sedang berlatih panah dan tak
bisa menyentuh ke bagian tengah.
“Aku
ingin semua orang meninggalkanku dan
Kepala Administrative Kepolisian Yeon sendiri.” Ucap Raja. Akhirnya pengawal,
kasim dan dayang keluar dari tempat panah.
“Aku
dengar Kau punya sesuatu untuk dilaporkan kepadaku.” ucap Raja. Nok Du
membenarkan.
“ Namun,
itu tidak lagi penting.” Kata Nok Du dengan tatapan kosong, Raja tak mengerti
maksud ucapan Nok Du.
“Aku akan
melaporkan kepada Anda . bahwa kami mendeteksi jejak Jung Yun Jeo di Hanyang.”
Ucap Nok Du berbohong.
“Tapi kau
melihat sendiri kalau dia sudah ditangkap dan kembali ke penjara” kata Raja.
Nok Du membenarkan.
“Apakah
kau mendengarnya?” tanya Raja. Nok Du mengaku
mendengarnya Namun ia tidak mau mendengarnya. Raja bingung.
“Aku
tidak mendengar kejadian masa lalu yang tidak Anda inginkan untuk mencari tahu. Namun, Aku baru saja
mendengar cerita tentang kesepian Anda.” Jelas Nok Du
“Apakah
kamu mau mencobanya?” tanya Raja memberikan panahnya pada Nok Du. Nok Du
mengambil panahnya
“Heo Yun
Jeo juga begitu. Dia memperhatikan kesulitan hidupku dan kesepian-ku. Dan dia memelukku
sebagai teman sejati. Namun, itu semua bohong. Aku tidak akan memaafkannya. Aku
tidak akan tertipu lagi.” Ungkap Raja.
“Aku akan
mendapatkan anak itu dan membunuh dia.”
Kata Raja dan saat itu Nok Du mengeser panahnya ke arah Raja yang ada
didepanya.
“Aku akan
menunjuk-mu sebagai penjaga kerajaan. Akankah kau tinggal di sisiku dan
melindungi aku untuk waktu yang sangat
lama?” ucap Raja. Nok Du mengeser arahnya dan melepaskan panah tepat ada
ditengah papan.
“Aku selamanya
bersyukur, Yang Mulia. Aku akan menerimanya dengan penuh syukur.” Ucap Nok Du
langsung membungkuk pada raja.
Pagi hari
Pelayan
berjalan dengan Dong Joo, lalu melihat
Nok Du itu kepala administrasi yang datang berkunjung. Dong Joo melihat
pakaian Nok Du yang berbeda. Pelayan bertanya-tanya Kapan dia menjadi pengawal kerajaan.
“Penjaga
kerajaan?” ucap Dong Joo bingung. Pelayan memberitahu kalau Nok Du akan tinggal
di sisi Raja dan menjaganya.
“Apakah
kau tidak tahu itu?” komentar Pelayan lalu berjalan pergi. Dong Joo terdiam
melihat Nok Du yang akan ada disekitar Raja.
Dong Joo
masih melamun, saat itu pelayan menyadarkan kalau mereka punya banyak pekerjaan
yang harus dilakukan jadi harus bergegas. Dong Joo pun akan membantu menjemur
pakaian. Si pelayan pikir kalau Dong Joo
pasti merasa sulit.
“Kau
berusaha keras untuk bekerja di sini, tapi beban kerjanya tidak sedikit, kan?”
kata Pelayan.
“Iya. Itu
melelahkan... Aku ingin menyerah dalam segala hal.” Ungkap Dong Joo merasa
rencananya akan gagal.
“Aku
mengasihanimu. Aku memang berpikir bahwa
Kepala Pelayan Kim membuatmu bekerja terlalu banyak.” Kata Pelayan.
“Aku
ingin melakukan ini untuk waktu yang sangat lama dan tidak pernah berpikir untuk melakukan hal
lain. Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan
jika Aku berhenti. Aku tidak tahu apakah Aku harus berhenti. Aku tidak tahu.”
Ungkap Dong Joo.
“Mengapa
kau mempertaruhkan hidupmu untuk pekerjaan ini? Kamu akan baik-baik saja, jadi
jangan khawatir.” Kata Pelayan. Dong Joo hanya bisa terdiam saja.
Nok Du
mengajak kakaknya keluar dari penjara, Hwang tae ingin Apa yang sedang Nok Du lakukan dan Apa yang
terjadi semalam. Nok Du pikir kakanya pasti lelah jadi lebih baik pergi dulu
dan akan menjelaskan begitu sampai di
sana Hwang Tae melepaskan tangan adiknya.
“Tidak...
Aku tidak akan pergi. Aku tidak akan lagi berada di tanganmu.” ucap Hwang Tae.
Nok Du merengek dengan sikap Hwang Tae.
“Sudah
kubilang jangan panggil aku seperti itu. Nama asliku adalah Jung Yi Hyung. Kita
tidak ada hubungannya. Aku ingin mengambil namaku, keluargaku, dan menjalani
hidupku. Apakah itu berlebihan untuk dilakukan? Kenapa kau terus menggangguku?”
keluh Hwang Tae kesal
“Ayah... dikurung
di penjara kerajaan.” Kata Nok Du. Hwang Tae kaget mendengarnya.
Nok Du
mengejar kakaknya mengaku kalau tahu itu
semua karena dirinya jadi akan menyelamatkannya. Hwang Tae bertanya bagaimana
caranya, apakah akan memohon ayah biologisnya. Nok Du memberitahu Semua orang akan tahu apa yang Raja lakukan 20 tahun lalu. Hwang
Tae terlihat bingung.
“Maka dia
tidak akan bisa untuk memasuki penjara. Saat itulah aku akan menyelamatkannya.”
Jelas Nok Du
“Apa Kau
akan memberi tahu semua orang? Apa Kau akan memberi tahu mereka tentang
bagaimana kamu ditinggalkan . dan bagaimana hidupmu sampai sekarang?” ucap
Hwang Tae menyindir.
“Tidak
perlu.. Ini akan lebih cepat untuk Pangeran Neungyang untuk mengambil tahta dan membantu Aku. Aku
akan mewujudkannya dan menyelamatkan Ayah, jadi jangan khawatir.” Ucap Hwang
Tae. Nok Du menahan kakaknya tapi Hwang Tae lebih dulu pergi.
Nok Du
menutupi wajahnya bergegas menempelkan pengumuman “20 tahun yang lalu...” di
restoran beberapa orang sedang berkumpul memperlihatkan selebaran tentang
kejadian “20 tahun yang lalu” dan mereka tak percaya kalau Raja tidak hanya
meninggalkan putranya, tetapi juga mencoba membunuhnya.
Di pasar,
Nok Du berjalan seolah tak tahu tapi banyak orang yang membahas tentang
kelakuan Raja 20 tahun yang lalu... seperti Ia bisa sedikit bernafas lega sudah
banyak rakyat yang membahasnya.
Di istana
Raja
kaget mengetahui tentang rumor yang beredar di masyrakat. Kasim pikir itu
hanyalah rumor dimasyarakat . Raja tak bisa terima karena ingin orang itu
terbunuh di depan matanya. Saat itu Nok Du datang dengan pakaian sebagai
panglima.
“Jika
Anda bereaksi terhadap rumor, maka rakyatmu akan percaya bahwa itu benar.”
Saran Nok Du
“Lalu apa
yang harus Aku lakukan?” tanya Raja. Nok Du pikir Raja seharusnya tidak
melakukan apa pun.
“Maka
rumor akan hilang dengan sendirinya.” Jelas Nok Du. Raja seperti tak yakin
dengan saran Nok Du
“Ya, yang
Mulia.. Dan Juga, karena ada orang yang melihat, Ku pikir Anda harus menahan
diri dari mengunjungi penjara kerajaan. Jika penjahat perlu dipantau, maka Aku
akan melakukan itu. Ada risiko bahwa ia mungkin mengatakan sesuatu yang tidak
benar kepada orang lain.” Kata Nok Du.
Raja
menganguk setuju dengan saran Nok Du, Nok Du pun akhirnya bisa bernafas lega
karena raja tak curiga dengan rencananya.
Nok Du ke
penjara menemui ayahnya yang sudah banyak luka sambil menangis. Tuan Jung
melihat Nok Du panik karena ada dipenjaa dan menyuruh agar segera keluar karena
seharusnya tidak berada di sini dan Jika Raja tahu ...
“Kenapa
kau melakukannya?” ucap Nok Du tak bisa menahan air matanya. Tuan Jung tak
mengerti apa maksud ucapanya.
“Mengapa
Ayah harus menyelamatkan Aku dan dikurung di sini? Mengapa kau membiarkan Ibu
mati? Dan untuk Kak Hwang Tae ... Mengapa kamu menjagaku?” ungkap Nok Du terus
menangis.
“Jangan
katakan itu.” Kata Tuan Jung, Nok Du pikir
Seperti yang dikatakan Raja, Seharusnya ia mati saja.
“Hentikan!
Beraninya kau mengatakan itu di depan ayahmu? Kau harus tahu lebih baik!” tegas
Tuan Jung yang menyanyangi Nok Du.
“Ayah
seharusnya bisa saja meninggalkanku.” Kata Nok Du merasa hidupnya sangat tak
berharga.
“Pada
awalnya kau tampak tak bernyawa. Lalu tiba-tiba, Kau mulai menangis. Tubuh
kecilmu itu memberitahuku bahwa kau masih hidup. Kau mengatakan kepadaku bahwa
kau tidak mati. Apa yang aku lakukan tidak mengesankan atau sulit. Aku hanya
melakukan apa yang harus Aku lakukan sebagai manusia.” kata Tuan Jung dengan
air mata mengalir.
“Tetapi konsekuensi
dari tindakanmu sangat berbahaya.” Kata Nok Du
“Bahkan
jika aku bisa kembali ke masa lalu, Aku akan menyelamatkanmu sekali lagi. Jadi
hargai hidupmu. Tinggalkan istana sekarang juga.” Perintah Tuan Jung.
“Tidak.
Aku tidak akan lari atau bersembunyi. Aku minta maaf membuatmu berada di sini,
Ayah. Aku akan menyelamatkanmu segera.” Kata Nok Du berjalan pergi. Tuan Jung
memanggil Nok Du tapi Nok Du sudah keluar lebih cepat.
Nok Du
menunggu di depan pintu dayang, Dong Joo baru kelua melihat Nok Du dengan
pakaian yang berbeda. Nok Du mengaku hanya datang untuk menemuiny dan akan
pergi sekarang. Dong Joo menahanya mengajak untuk pergi ke pantai.
Keduanya
mengayunkan kaki atas air, tapi mereka duduk diatas jembatan dengan air yang
surut. Nok Du pikir Dong Joo ingin pergi ke pantai. Dog Joo emengaku tidak tahu
itu akan begitu jauh dan mereka menyelinap keluar selama jam kerja, jadi tidak
punya pilihan.
“Apakah
Kau sangat ingin pergi ke pantai?” tanya Dong Joo. Nok Du mengaku tidak
keberatan apakah mereka pergi ke pantai atau tidak.
“Aku
memilikimu di sampingku. Itu cukup untuk
membuatku bahagia.” Kata Dong Joo mengoda.
“Berhenti
bersikap klise dan makan ini saja.” Kata Dong Joo menyuapi nasik kepal ke mulut
Nok Du.
“Kupikir
kau membuat ini sendiri.” Ejek Nok Du. Dong Joo mengeluh mendengarnya.
“Kau
sangat cerewet. Aku tahu itu sejak kita berada di desa untuk para janda.”
Komentar Dong Joo
“Kau
harus mencobanya sendiri.” Ucap Nok Du ingin menyuapinya. Dong Joo menolak
karena tidak lapar.
“Makanlah.”
Kata Nok Du, Dong Joo menolak tidak mau memakannya lalu berjalan pergi. Mereka
pun berjalan di jembatan dengan air yang surut, seperti sudah membuat bahagia.
“Aku
tidak cerewet, tetapi Kau temperamental. Kau mencengkeram kerahku saat pertama
kali kita bertemu. Bahkan Kau selalu mendorongku dan memukul-ku. Dan apakah kau
tidak ingat betapa jahatnya kau terhadapku?” ucap Nok Du berjalan dibawah
dengan mengengam tangan Nok Du yang berjalan diatas jembatan.
“Hei, kaulah
yang memperlakukan aku seperti budakdan meminta Aku untuk melakukan segala
macam hal.” Ucap Dong Joo.
“Apakah
kamu bercanda? Aku mengoleskan salep padamu, mencuci pakaian, dan bahkan
memasak. Aku melakukan banyak hal untukmu. Kau tidak bisa dipercaya.” Keluh Nok
Du
“Kau luar
biasa untuk datang ke desa itu dan berpura-pura menjadi janda ketika dirimu
seorang pria.” Balas Dong Joo.
“Ya, Aku
tahu... Aku akan memberi tahu padamu mengapa Aku pergi ke sana. Aku selalu
ingin tahu siapa aku sebenarnya. Dan Aku pergi ke sana untuk mencari tahu. Ku
pikir orang yang tahu diriku berada di sana.” Akui Nok Du.
“Lalu...
apakah kau mengetahui ... Siapa dirimu sebenarnya?” tanya Dong Joo gugup. Nok
Du mengaku sudah tahu.
“Aku tahu
.tentang semuanya... Jadi Aku berencana untuk meluruskan segalanya. Aku perlu
melindungi ayahku.” Kata Nok Du. Dong Joo tiba-tiba melepaskan tangan Nok Du
“Kita
harus kembali sekarang. Sudah terlambat.” Kata Dong Joo. Nok Du bingung lalu
mengejar Dong Joo kembali mengenggam tangan pacarnya.
Di ruang
rapat raja
Mentri
memberitahu Pertempuran antara Dinasti Ming dan Jin sekarang... menjadi lebih
serius. Karena itu, mereka harus bergegas
dan mengirim pasukan untuk penguatan. Raja pikir Orang-orang di negara mereka belum pulih dari
pertempuran Jepang.
“Aku
tidak bisa mengirim mereka ke pertempuran lain. Aku menolak mengirim pasukan.”
Ucap Raja.
“Yang
Mulia... Apakah Anda lupa bantuan yang kita terima? Alasan kita mampu mengalahkan
Jepang adalah karena Kita menerima bantuan dari Dinasti Ming.” Kata Mentri
"Bantuan"?
Tidak, mereka tidak pernah membantu kita. Mereka hanya datang karena tidak
ingin pertempuran mencapai tanah mereka. Selain itu, mereka bahkan tidak
tertarik untuk bertarung. Mereka kembali ke negara mereka setelah tidak melakukan
apa-apa tetapi mengeksploitasi rakyat
ku.” Kata Raja sinis.
“Yang
Mulia.. Bagaimana Anda bisa mengatakan sesuatu yang begitu mengerikan? Jika
bukan karena kebaikan Dinasti Ming ...” komentar mentri
"Kebaikan"?
Bagaimana kalian bisa begitu yakin tentang itu? Aku mengalami kekejaman pertempuran
itu secara langsung. Kalian semua sibuk melarikan diri!” kata Raja dengan nada
tingi.
“Pengabaian
konstan Anda untuk tugas negara kita ... Itulah sebabnya orang menyebarkan
rumor buruk tentang ...” ucap Mentri yang membuat semua panik. Raja pun
terlihat marah mentri yang membahas rumor.
Dong Joo
pergi ke sebuah toko bertemu dengan pria arean Nyonya kepala pelayan Kim
mengirimnya atas namanya. Si pria mengerti lalu memberikan ramuan pada Dong
Joo. Dong Joo akan bergegas pergi, tapi saat itu tangan ditarik oleh pasangan
pria dan wanita yang sudah tua.
“Nona
Dong Joo.” ucap nenek. Dong Joo terlihat bingung lalu menatap keduanya dan bisa
mengenalinya, mereka pun akhirnya berpelukan.
Nok Du
berdiri diluar bisa mendengar kalau Raja yang sedang marah. Raj terlihat sangat
marah dengan yang dikatakan mentri dan langsung berlutut mengaku layak dibunuh.
Raja tiba-tiba berjalan keluar dari ruangan rapat dan langsung mengambil pedang
Nok Du.
Nok Du
pun tak bisa menahannya dan membiarkanya, Raja pun masuk membawa pedangnya. Nok
Du dan penjaga lain ikut masuk ke dalam ruangan.
Dong Joo
diajak pergi ke bukit dengan kedua pasangan orang tua. Ia melihat sebuah
gundukan tanah dengan pohon dibagian atasnya. Akhirnya Ia menangis di atas
kuburan orang tuanya. Si wanita berpikir orang tua Dong Joo layak dimakamkan
sehingga mereka mengurus kuburan.
“Tapi
kami harus melakukannya tanpa ada yang memperhatikan. Kami sangat menyesal.”
Ucap si wanita.
“Jangan
katakan itu. Terima kasih banyak untuk menguburnya di sini.” Kata Dong Joo
“Kau
pasti sudah melalui begitu banyak hal. Kau harus tumbuh di dunia yang keras ini
sendirian. Aku sangat bangga padamu.”komentar si wanita.
“Ngomong-ngomong,
apa yang kamu lakukan di Hanyang? Dan mengapa kamu bekerja di istana? Mengapa
Kamu memasuki tempat menakutkan itu? Kau tidak... berpikir untuk melakukan
sesuatu yang bodoh, kan?” kata si pria.
“Nona
Dong Joo, itu akan menempatkanmu dalam bahaya besar. Ini Belum berakhir.”
Ungkap si wanita. Dong Joo bertanya apa maksudnya.
“Beberapa
hari yang lalu, kami dipanggil oleh Yang Mulia. Dia terus bertanya kepada kami
apakah ada yang selamat. Jadi Kau harus pergi. Jika dia mengetahui bahwa Nona
masih hidup, maka kita semua akan mati. Sama seperti apa yang terjadi saat
itu.” Ucap Si wanita.
“Apakah
itu yang dia katakan? Apakah dia mengatakan akan menemukan semua orang dan membunuh
mereka?” tanya Dong Joo
“Nona harus
keluar dari istana sekarang. Jangan lakukan apapun. Kau harus pergi ke suatu tempat
yang jauh dan tetap tersembunyi.” Kata si wanita panik
“Tidak,
Aku tidak akan lari. Sangat sulit untuk sampai sejauh ini.” Ucap Dong Joo yakin
dengan rencananya.
Raja
menusuk mentri dengan pedangnya, darah pun menetes dilantai, Semua mentri kaget
melhat sikap Raja yang berani membunuh didepan semua orang.
“Beraninya
kau berbicara tentang rumor jahat di hadapanku di istanaku? Jika ternyata, anak
ku masih hidup. Karena itu, ia jauh lebih memenuhi syarat untuk naik takhta.” Tegas
Raja.
“Benar.
Apakah ada lebih banyak omong kosong ini? Jika ada di antara Kalian yang ingin
menyebutkan rumor palsu lainnya, maju dan katakan padaku. Katakan!” teriak
Raja.
Semua
hanya bisa tertunduk diam, Mentri akhirnya meminta pengawal agar membawa raja
dan yang lainya mengurus jasad Mentri. Nok Du mendekati Raja yang terlihat
hilang kesadaran dan mengambil pedangnya. Raja seperti baru menyadari
kesalahanya dan langsung berjalan dengan tubuh lemas.
Setelah
Raja keluar semua mentri langsung membahasnya kalau mereka tidak bisa menutup mata terhadap hal ini. Ia meminta
mereka kalau tak setuju dengan yang dilakukan oleh Raja mereka.
Dong Joo
baru saja kembali dan melihat dari kejauhan seorang mentri yang terbunuh lalu
ditutupi tikar, lalu Nok Du memapah Raja untuk melihatnya. Raja seperti lemas
karena kembali membunuh orang. Dong Joo terus melihat dari kejauhan.
Saat itu
anak dari mentri datang melihat ayahnya, lalu menangis histeris karena sang
ayah sudah tak bernyawa. Raja aka mendekat tapi malah memalingkan wajahnya, Si
anak mendekati Raja, saat itu Nok Du langsung melindungi Raja dengan
mengarahkan pedang pada sng aanak.
“Bagaimana
Anda bisa melakukan ini padanya?” teriak si anak tak terima. Nok Du menyuruh
pengawal agar membawa pergi si anak mentri.
“Kembalikan
ayahku... Kembalikan ayahku! Ayah!”
teriak Si anak. Nok Du pun akan membawa Raja saat itu melihat Dong Joo yang
menatapnya. Dong Joo seperti merasa
tertekan karena Nok Du ada disekitar Raja padahal ingin membunuhnya.
Bersambung
ke Episode 26
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar