PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 13 November 2019

Sinopsis The Tale Of Nok Du Episode 26

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Raja akhirnya datang menemui Tuan Jung langsung mencengkram bajunya kalau ni semua salahnya Jika  tidak menyelamatkan anak itu ... Tuan Jung pikir Itu tidak benar karena Terlepas dari tindakannya, maka kebenaran keji yang Raja coba tutupi tidak akan berubah
“Beraninya kau?” ucap Raja sangat marh mengambil besi panas dan siap memberikan hukuman.
Nok Du yang ada di depan penjara mendengar suara jeritan kesakitan sang ayah. Raja memberikan hukuman dan saat itu Nok Du menahan tanga Raja. Raja makinn marah karena Nok Du berani menghentikannya. Nok Du memohon agar Raja tak melakukan itu.
“Berikan padaku kembali.  Bahkan jika itu berarti aku harus membunuhnya malam ini, maka Aku harus mendengar darinya bahwa bocah itu sudah mati.” Ucap Raja sangat marah
“Apakah Anda lupa semua tentang percakapan kita? Jika Anda melanjutkan, rumor akan menyebar sebelum Anda bisa menghentikannya.” Kata Nok Du. Raja seperti sudah mulai tenang. Tuan Jung bisa sedikit bernafas lega diselamatkan oleh anaknya. 


Dong Joo memegang cincin bunga yang sudah tak berbentuk ditanganya, lalu teringat dengan si bibi yang mengatakan “Beberapa hari yang lalu, kami dipanggil oleh Yang Mulia. Dia terus bertanya kepada kami apakah ada yang selamat.”
“Kau harus pergi. Jika dia mengetahui bahwa Kamu masih hidup, kita semua akan mati. Sama seperti apa yang terjadi saat itu.”
Dong Joo seperti kebingungan dengan nasibnya sekarang, apakah akan tetap membalas dendam. 

Nok Du datang memberikan obat pada kaki ayahnya yang terluka. Tuan Jung mengeluh Nok Du kembali dan takut kalau ada seseorang melihatnya. Nok Du hanya bisa menangis mengobati kaki ayahnya. Tuan Jung memanggil anaknya.
“Aku akan membuatnya menyesal telah menyakitimu seperti ini. Aku tidak... Akan pernah memaafkannya.” Ucap Nok Du penuh amarah.
“Apa yang kau rencanakan?” tanya Tuan Jung panik. Nok Du mengaku  akan membalasnya.
“Aku akan membuatnya meneteskan air mata darah. Aku akan menyeretnya turun dari tahta yang dia berusaha keras untuk mempertahankannya.” Ucap Nok Du
“Apakah kau ingin menjadi seperti dia?” tanya Tuan Jung. Nok Du pikir kenapa tak boleh.
“Aku akan melakukannya selama Aku bisa memperbaiki kerusakan apa pun yang telah Aku lakukan.” Kata Nok Du yakin
“Dia adalah Ayah kandungmu.” Ucap Tuan Jung mencoba menyadarkanya. Nok Du sudah mengetahuinya.
“Itu sebabnya Aku tidak bisa memaafkannya. Karena dia adalah ayahku.” Ucap Nok Du. Tuan Jung berteriak memanggil Nok Du tapi Nok Du berjalan pergi.

Raja melihat wajah Nok Du yang terlihat pucat dan berkomentar  sepertinya tidak begitu baik lalu bertanya Apakah ada yang salah. Nok Du mengaku tak ada. Raja pikir kalau Nok Du seperti itu karena kecewa padanya.
“Itu tidak akan pernah terjadi, Yang Mulia.” Ucap Nok Du mencoba menahan emosinya.
“Semua orang takut dan membenciku, dan mereka memunggungi aku. Tapi mengapa Kau tidak melakukan hal yang sama? Aku juga terkejut dan takut akan jadi apa aku ini”kata Raja.
“Tapi Aku tidak akan pernah meninggalkan Anda.” Tegas Nok Du. Raja seperti menatap Nok Du bisa mempercayainya.
“Aku akan meninggalkan istana di pagi hari, dua hari kemudian. Aku akan mengunjungi makam leluhur ku  dan mendapatkan udara segar. Jika Aku melakukan itu, semuanya akan menjadi lebih baik.” Jelas Raja  yang akan mengunjungi kuburan raja terdahulu.


Nok Du menganguk mengerti, saat itu Yool Moo datang karena Raja memanggilnya. Raja pikir beban kerja Yool Moo  terlalu berat untuk ditangani karena yang telah dilakukan hanyalah memasak di rumah gisaeng. Yool Moo meminta maaf dengan sikapnya.
“Setelah kami kembali dari kunjungan kami ke makam leluhur ku, dia akan membantumu. Dia sangat berpengetahuan. Dia cerdas dan berbakat dalam seni bela diri. Dia akan membantumu menemukan bocah itu.” Ucap Raja. Nok Du dan Yool Moo saling menatap
“Ya, yang Mulia.” Ucap Yool Moo. Raja menegasakan kalau Yool Moo harus menemukannya.
“Jika kau berpikir, Kau bisa kehilangan dia, maka kau bisa membunuhnya” kata Raja. Nok Du menganguk mengerti.
“Tapi Apa alasannya?” tanya Nok Du menahan Raja sebelum pergi. Raja bertanya apa maksud ucapanya.
“Kenapa Anda melakukan ini pada putramu? Aku ingin tahu karena Aku mungkin harus membunuhnya.” Ucap Nok Du.
“Dia ditakdirkan untuk naik takhta. Jika dia hidup, maka Aku diberitahu bahwa dia akan menggulingkanku Setelah semua yang Aku lakukan untuk sampai di sini ..” ucap Raja yang langsung disela
“Apakah itu alasan satu-satunya?” tanya Nok Du. Raaja mengaku baginya itu sudah lebih dari cukup alasan.


Nok Du terdiam mendengar alasan Raja. Yool Moo menyindir kalau Nok Du pasti puas sekarang, karena Dukun memiliki kekuatan gaib Tapi Raja membunuhnya. Ia pun mengejek Nok Du yang repot bertanya padanya dan merasa kalau Nok Du berpikir ada alasan utama.
Yool Moo akan berjalan pergi, tapi Nok Du menahanya lalu keduanya saling meantap. 

Nok Du minum sendirian di kedai dan terlihat pemilik sudah mulai mengantuk. Nok Du mengingat kembali yang dikatakan oleh Yool  Moo.
Flash Back
“Aku tidak berharap kau menerima tawaranku. Tetapi Aku mengerti bahwa kau pasti sangat terkejut. Dia mencoba membunuhmu setelah digoyahkan oleh apa yang dikatakan dukun.” Kata Yool Moo
“Aku akan mewujudkan mimpi buruknya.” Ungkap Nok Du. Yool Moo pikir Jika Raja digulingkan, maka dia tidak akan bisa mati sebagai raja.
“Biarkan aku bunuh dia sendiri.” Kata Nok Du dengan tatapan penuh dendam. 

Nok Du akhirnya meninggalkan kedai setelah menghabiskan minumnya,Dong Joo kembali ke rumah tempat tinggalnya dulu tapi sudah kosong. Saat itu Nok Du datang dan keduanya hanya bisa saling menatap seperti menyimpan masalah masing-masing.
Akhirnya keduanya duduk didepan rumah, Dong Joo bertanya Apakah Nok Du minum, Nok Du membenarkan Karena ingin bertemu dengan Dong Joo. Dong Joo heran kenapa minum sebelum datang untuk melihatnya.
“Karena...Kupikir Aku bisa mengatakan ini kepadamu jika Aku mabuk.” kata Nok Du. Dong Joo ingin tahu mengatakan apa.
“Aku ingin memberitahumu .untuk meninggalkan aku.” Kata Nok Du. Dong  Joo heran Nok Du yang datang ke sini bukannya ke istana.
“Kupikir... Aku memiliki kebiasaan minum yang serupa dengan kebiasaanmu. Aku minum karena ku pikir bisa mengatakan itu kepadamu dalam keadaan mabuk. Tapi setelah mabuk, aku tidak mau berbohong. Aku ingin mengatakan yang sebenarnya. Itu sebabnya Aku tidak pergi.” akui Nok Du.
Dong Joo bisa mengerti lalu ingin mengatakan sesuatu, tapi Nok Du lebih dulu bicara kalau ada yang ingin disampaikanya. Tangan Nok Du memegang wajah Dong Joo meminta agar tetap disisinya. Ia mengaku tidak bertanggung jawab dan egois.
“Kau bisa menyalahkan alkohol. Tapi... Aku masih...” ucap Nok Du terputus dengan ucapan Dong Joo. Nok Du pun mendekatkan wajahnya dengan Dong Joo dengan hidung mereka saling menempel.
“Tidak peduli apa yang Aku lakukan Bahkan jika Aku menjadi orang yang mengerikan yang melakukan sesuatu yang keji, Ku harap... kau bisa tetap di sisiku.” Ucap Nok Du lalu mencium bibir Dong Joo.
Dong Joo hanya terdiam lalu memegang lengan Nok Du seperti menolaknya. Nok Du terlihat bingung. Dong Joo mengaku kalau ia adalah orang yang mengerikan sambil menangis dan Seharusnya  tidak melakukannya. Nok Du hanya bisa terdiam.
“Tapi Aku terguncang ketika kau mengatakan ... Kau ingin kita saling mencintai untuk saat ini. Aku ingin melakukan itu juga.” Ucap Dong Joo
“Apa yang kau katakan?” tanya Nok Du bingung. Dong Joo meminta agar mereka akhiri in dan harus melakukannya.
“Mengapa? Katakan alasannya.” Ucap Nok Du menahan tangan Dong Joo sebelum pergi.
“Tidak peduli apa yang terjadi atau apa yang Aku lakukan, itu tidak ada hubungannya denganmu. Segala sesuatu ini salahku, jadi ...” kata Dong Joo
“Aku tidak tahu apa yang Kau katakan.” Kata Nok Du bingung. Dong Joo memilih untuk pergi sambil meminta maaf. 




Nok Du mengejarnya sampai di taman bunga, meminta agar Dong Joo mengatakanya. Dong Joo bertany mengatakan apa. Nok Du ingin tahu alasan Dong Joo yang meninggalkannya karena Pasti ada alasan lain. Ia heran dengan Dong Joo tiba-tiba bertingkah aneh.
“Kenapa kau melakukan ini padaku? Mengapa... haruskah aku kehilangan kau juga? Tolong jangan pergi.” ucap Nok Du memeluk Dong Joo dengan erat
“Tidak ada yang bisa Aku lakukan untukmu. Kau akan terluka dan kesakitan jika Aku tinggal di sisimu.” Ucap Dong Joo. Nok Du tak mengerti maksud ucapan Dong Joo.
“Aku tidak menginginkan itu. Aku tidak ingin melukaimu. Jadi tolong biarkan aku pergi.” ucap Dong Joo lalu meninggalkan Nok Du sendirian. 



Esok pagi
Nok Du gelisah didepan pintu masuk pelayan, teman Dong Joo melihat Nok Du berpikir pasti datang untuk bertemu Dong Joo. Nok Du membenarkan. Pelaya memberitahu kalau Dong Joo  meninggalkan istana pagi ini dan Kepala Pelayan Kim akan mengantar Ratu ke kuil Budha.
“Jadi dia diberikan cuti beberapa hari.” Jelas si pelayan. Nok Du ingin tahu apakah Dong Joo memberitahu kemana Dong Joo akan pergi
“Tidak, dia tidak memberitahukannya.” Kata si pelayan. Nok Du pun menganguk mengerti lalu pergi. 

Dong Joo bertemu dengan pasangan suami istri dan langsung memberikan sebuah kain besar. Si wanita melihat isinya uang dan ingin tahu Apa ini semua. Dong Joo minta maaf karena membuat mereka melalui begitu banyak masalah.
“Aku tahu tidak bisa melakukan apa pun untuk membalas kalian. Tapi tolong ambil ini.” Ucap Dong Joo
“Nona Dong Joo... Mengapa kau melakukan ini? Apa yang kau rencanakan? Aku bilang jangan melakukan apa-apa. Aku tahu Kau tidak akan pernah berani, tetapi bahkan tidak memimpikannya. Istana adalah tempat yang menakutkan.” Kata si wanita khawatir.
“Itu adalah sesuatu yang harus Aku lakukan. Aku akan pergi sekarang.” Kata Dong Joo. Saat itu si pria seperti memikirkan sesuatu. 

Di ruang rapat
Yool Moo berkumpul dengan anak buahnya, salah satu mentri membahas kalau mereka sudah melihat keterkejutan di wajah semua orang dan Yang Mulia menggali kuburnya sendiri dngan tawa mengejek. Mentri lain mengeluh kalau mereka sedang berbicara tentang kematian seseorang.
“Itu bukan sesuatu yang membahagiakan.” Komentar mentri lainya. Pria lain berpikr Itulah sebabnya mereka harus menurunkannya sesegera mungkin.
“Kita harus melakukannya sebelum lebih banyak orang terbunuh.” Kata mentri dua.
“Lebih penting lagi, bagaimana keadaan sekarang? Kita tidak dapat menemukan putra Yang Mulia. Dan siapa yang menyebarkan desas-desus itu? Jika putra Yang Mulia benar-benar sumber rumor, bukankah itu akan membahayakan kita?” komentar mentri yang lain.
“Aku setuju... Dan di mana Korps Muweol?” tanya pria lainya. Yool Moo memberitahu kalau Telah ada perubahan rencana.
Semua terlihat kaget melihat Nok Du masuk ruangan. Mereka pun bertanya Apa yang Nok Du lakukan di sini. Yool Moo meminta mereka agar memberikan salah karena Nok Du adalah putra yang dibicarakan semua orang.
“Apakah kamu mengatakan dia adalah Putra Yang Mulia? Seorang putra yang ditinggalkan oleh Yang Mulia sejak dulu.” Ucap Mentri terlihat sangat shock
“Dia setuju untuk bergabung dengan rencana kita. Sementara kita mengambil alih istana, maka dia akan membawa Yang Mulia pada kita.” Ucap Yool Moo
“Aku adalah komandan penjaga istana. Aku tidak percaya dan tidak tahu tentang ini.” Ucap si pria.
“Bukankah lebih lucu melihat Yang Mulia diseret ke kita oleh putranya sendiri?” kata Yool Moo 
Di buku jasa, Nuk Du memberikan cap kalau bergabung dengan kubu Yool Moo dan berpikir kalau sudah puas. Yool Moo memperingati kalau Nok Du terombang-ambing, maka ingat bahwa Kakaknya itu ada padanya Dan jangan membencinya karena Hwang Tae yang yang memilih untuk kembali lagi.

Nok Du akhirnya keluar dari ruangan, Yool Moo meminta mentri agar mengawasi Nok Du seperti masih tak yakin. Mentri mengaku telah memerintahkan beberapa pendekar pedang untuk mengikuti Nok Du, Jadi jangan khawatir.
“Kau harus menemukan segel kerajaan dan tetap aman sementara dia menangkap Yang Mulia sehingga tidak ada yang akan menaatinya.” Ucap Yool Moo
“Ya, Aku tetap bertanggung jawab atas meterai kerajaan. Jadi itu akan menjadi sepotong kue. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.” Komentar Mentri. 




Nok Du berjalan pulang sendirian, Dan Oh melihatnya bertanya Apakah  benar-benar akan melakukan ini dengan Nok Du. Yool Moo yakin Nok Du itu dibutakan oleh kebencian Jadi akan berguna.
“Aku mencoba untuk melengserkan Yang Mulia karena kurangnya moral. Jadi Aku tidak bisa membunuhnya setelah itu karena dia adalah paman ku. Tapi dia rela membunuh Raja untukku, jadi aku bersyukur.” Ucap Yool Moo
“Jangan khawatir. Aku tidak akan membiarkan bajingan yang membunuh ayahnya sendiri hidup. Ketika waktunya tiba, maka Kau akan bisa membunuhnya sendiri.” Komentar Yool Moo. 

Nok Du bertemu dengan panglima didepan pintu gerbang., Panglm mengaku mendengar Nok Du yang dipromosikan lalu mengucapkan selamat padah Pengawal Kerajaan Yeon. Nok Du pun mengucapkan Terima kasih lalu ingin tahu Tapi apa yang membawanya ke kantor polisi.
“Aku mendengar Kau akan mengawal Ratu ke kuil Budha besok.” Ucap Nok Du. Pengawal membenarkanya.
“Lalu Bisakah kamu memberikan ini untukku? Aku menemukannya di istana.” Kata Nok Du memberikan potongan milik ratu.
“Dia mencari ini di mana-mana... Syukurlah.” Ucap Panglima. Nok Du pun meminta agar menjaga Yang Mulia dengan baik. Panglima terlihat bingung dan akhirnya menganguk mengerti. 


Tiba-tiba si pria datang ke tempat Nok Du memberitahu sesuatu. Nok Du kaget mengetahui tentang Konspirasi. Si pria mengaku  ada yang mencoba untuk menyakiti Yang Mulia Jadi bisa dipikir seperti itu. Panglima mengartikan kalau pria itu berbohong kepada Yang Mulia.
“Aku tidak tahu... Aku tidak tahu dia masih hidup... Ku pikir dia sudah meninggal. Dia bahkan belum berusia 10 tahun saat itu. Sepertinya dia memasuki rumah gisaeng dan berhasil tetap hidup.” Jelas si pria
“Jadi di mana dia sekarang?” tanya panglima. Pria itu memastikan agar menepati janjinya.
“Kau mengatakan kepadaku bahwa siapa pun yang melaporkan konspirasi akan dibebaskan dari hukuman. Itu berarti kau akan menyelamatkan hidup kami, bukan?” kata si Raja panik
“Iya. Sekarang, katakan di mana dia.” Tegas panglima. Nok Du terlihat gugup.
“Setelah Kalian melewati pasar, Kalian akan menemukan sebuah penginapan.” Ucap Si pria.
Panglima meminta agar menunjukan jalan, Nok Du meraskan sesuatu dan menahan panglima kalau akan pergi saja ke tempat itu dan meminta agar pergi ke istana lalu melaporkan ini kepada Yang Mulia. Panglima terliha bingung, tapi akhirnya menyetujui perintah Nok Du.
“Aku akan berada disana setelah Aku melaporkan ini kepada Yang Mulia.” Ucap Panglima. Nok Du pun meminta agar pria itu pergi bersamanya 


Nok Du berjalan sendirian mengingat yang dikatakan Si pria.
Flash Back
Nok Du memastikan kalau pria itu  baru saja mengatakan  orang itu di rumah gisaeng di Lembah Mudam. Pria itu membenarkan Namun ternyata, rumah gisaeng itu lenyap. Begitu dia datang ke Hanyang, maka mendapat pekerjaan sebagai pelayan di istana.
“Tidak... Itu tidak mungkin.” Ucap Nok Du menyakinkan kalau pasti bukan Dong Joo yang dimaksud.
Ia sampai di Penginapan lalu bertana apakah kebetulan melihat seorang wanita dengan rambut pendek. Si wanita mengetahui kalau a meninggalkan tasnya lalu bilang akan keluar. Saat itu Dong Joo sedang ada di ayunan lalu berjalan pulang. Nok Du pun datang saat Dong Joo sudah pergi. 

Dong Joo akhirnya kembali ke kamar, di luar kamar, bibi mengeluh karena banyak orang yang mencari wanita itu Ia memberitahu kalau wanita itu tinggal di kamar. Dong Joo mendengarnya terlihat panik. Panglima memberitahu agar membunuh Dong Joo setelah menangkapnya.
“Itu adalah perintah Raja.” Ucap Panglima, Dong Joo meliha bayangan yang akan masuk ke dalam kamarnya.
Saat itu pintu akan dibuka tapi Dong Jo sudah menguncinya dari dalam. Panglima pun mencoba mendobrkanya, dan tak melihat Dong Joo ada dikamar. Dong Joo ternyata sudah kabur dari jendela. Panglima pun menyuruh mengejarnya.
Dong Joo mencoba kabur dari pengawal, Nok Du pun ingin menemukan Dong Joo lebih dulu. Dong Joo terus berlari sampai akhirnya merasakan ada orang yang mengejarnya dari belakang dan siap untuk memanahnya, ternyata Nok Du yang ada didepanya.
Flash Back
“Aku tidak bisa memberitahumu. Bagaimana kamu menyamar sebagai wanita dan mengapa kamu di sini dengan pengawal. Aku juga punya alasan. Mengerti?” Ucap Dong Joo
“Mengapa kau begitu rumit? Apa yang kau takutkan?” tanya Nok Du. Dong Joo juga heran Nok Du begitu takut
“Kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok.” Ucap Dong Joo.
Saat dibawah hujan yang deras, Dong Jo mengaku memiliki tugas untuk dilakukan dan telah menjalani seluruh hidupku mencoba menyelesaikan tugasnya jadi Setelah selesai dengan itum maka ia bisa bergabung dengan ibunyasetelah menyelesaikan tugasnya.
“Kupikir Aku bisa benar-benar bahagia. Itulah alasan Aku hidup.” Ucap Dong Joo 


“Apakah kau tahu siapa Aku?” tanya Nok Du sambil menangis tak percaya. Dong Joo hanya menjawab dengan tangisan. Nok Du pun sudah tahu jawabanya.
Kaki pengawal terdengar semakin dekat, Nok Du pun menyuruh Dong Joo agar segera pergi saja.  Dong Joo sempat terdiam sambil menangis, Nok Du kembali menyuruh Pergi sekarang juga. Akhirnya Dong Joo pergi meninggalkanya. Nok Du hanya bisa menangis mengetahui kenyataan hidup yang lainya.
Bersambung ke episode 27

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar