PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Raja akhirnya
datang menemui Tuan Jung langsung mencengkram bajunya kalau ni semua salahnya
Jika tidak menyelamatkan anak itu ...
Tuan Jung pikir Itu tidak benar karena Terlepas dari tindakannya, maka kebenaran
keji yang Raja coba tutupi tidak akan berubah
“Beraninya
kau?” ucap Raja sangat marh mengambil besi panas dan siap memberikan hukuman.
Nok Du
yang ada di depan penjara mendengar suara jeritan kesakitan sang ayah. Raja
memberikan hukuman dan saat itu Nok Du menahan tanga Raja. Raja makinn marah
karena Nok Du berani menghentikannya. Nok Du memohon agar Raja tak melakukan
itu.
“Berikan
padaku kembali. Bahkan jika itu berarti
aku harus membunuhnya malam ini, maka Aku harus mendengar darinya bahwa bocah
itu sudah mati.” Ucap Raja sangat marah
“Apakah
Anda lupa semua tentang percakapan kita? Jika Anda melanjutkan, rumor akan
menyebar sebelum Anda bisa menghentikannya.” Kata Nok Du. Raja seperti sudah
mulai tenang. Tuan Jung bisa sedikit bernafas lega diselamatkan oleh anaknya.
Dong Joo
memegang cincin bunga yang sudah tak berbentuk ditanganya, lalu teringat dengan
si bibi yang mengatakan “Beberapa hari yang lalu, kami dipanggil oleh Yang
Mulia. Dia terus bertanya kepada kami apakah ada yang selamat.”
“Kau
harus pergi. Jika dia mengetahui bahwa Kamu masih hidup, kita semua akan mati. Sama
seperti apa yang terjadi saat itu.”
Dong Joo seperti
kebingungan dengan nasibnya sekarang, apakah akan tetap membalas dendam.
Nok Du
datang memberikan obat pada kaki ayahnya yang terluka. Tuan Jung mengeluh Nok
Du kembali dan takut kalau ada seseorang melihatnya. Nok Du hanya bisa menangis
mengobati kaki ayahnya. Tuan Jung memanggil anaknya.
“Aku akan
membuatnya menyesal telah menyakitimu seperti ini. Aku tidak... Akan pernah
memaafkannya.” Ucap Nok Du penuh amarah.
“Apa yang
kau rencanakan?” tanya Tuan Jung panik. Nok Du mengaku akan membalasnya.
“Aku akan
membuatnya meneteskan air mata darah. Aku akan menyeretnya turun dari tahta yang
dia berusaha keras untuk mempertahankannya.” Ucap Nok Du
“Apakah kau
ingin menjadi seperti dia?” tanya Tuan Jung. Nok Du pikir kenapa tak boleh.
“Aku akan
melakukannya selama Aku bisa memperbaiki kerusakan apa pun yang telah Aku
lakukan.” Kata Nok Du yakin
“Dia
adalah Ayah kandungmu.” Ucap Tuan Jung mencoba menyadarkanya. Nok Du sudah
mengetahuinya.
“Itu
sebabnya Aku tidak bisa memaafkannya. Karena dia adalah ayahku.” Ucap Nok Du.
Tuan Jung berteriak memanggil Nok Du tapi Nok Du berjalan pergi.
Raja
melihat wajah Nok Du yang terlihat pucat dan berkomentar sepertinya tidak begitu baik lalu bertanya
Apakah ada yang salah. Nok Du mengaku tak ada. Raja pikir kalau Nok Du seperti
itu karena kecewa padanya.
“Itu
tidak akan pernah terjadi, Yang Mulia.” Ucap Nok Du mencoba menahan emosinya.
“Semua
orang takut dan membenciku, dan mereka memunggungi aku. Tapi mengapa Kau tidak
melakukan hal yang sama? Aku juga terkejut dan takut akan jadi apa aku ini”kata
Raja.
“Tapi Aku
tidak akan pernah meninggalkan Anda.” Tegas Nok Du. Raja seperti menatap Nok Du
bisa mempercayainya.
“Aku akan
meninggalkan istana di pagi hari, dua hari kemudian. Aku akan mengunjungi makam
leluhur ku dan mendapatkan udara segar. Jika
Aku melakukan itu, semuanya akan menjadi lebih baik.” Jelas Raja yang akan mengunjungi kuburan raja terdahulu.
Nok Du
menganguk mengerti, saat itu Yool Moo datang karena Raja memanggilnya. Raja
pikir beban kerja Yool Moo terlalu berat
untuk ditangani karena yang telah dilakukan hanyalah memasak di rumah gisaeng.
Yool Moo meminta maaf dengan sikapnya.
“Setelah
kami kembali dari kunjungan kami ke makam leluhur ku, dia akan membantumu. Dia
sangat berpengetahuan. Dia cerdas dan berbakat dalam seni bela diri. Dia akan
membantumu menemukan bocah itu.” Ucap Raja. Nok Du dan Yool Moo saling menatap
“Ya, yang
Mulia.” Ucap Yool Moo. Raja menegasakan kalau Yool Moo harus menemukannya.
“Jika kau
berpikir, Kau bisa kehilangan dia, maka kau bisa membunuhnya” kata Raja. Nok Du
menganguk mengerti.
“Tapi Apa
alasannya?” tanya Nok Du menahan Raja sebelum pergi. Raja bertanya apa maksud
ucapanya.
“Kenapa
Anda melakukan ini pada putramu? Aku ingin tahu karena Aku mungkin harus
membunuhnya.” Ucap Nok Du.
“Dia
ditakdirkan untuk naik takhta. Jika dia hidup, maka Aku diberitahu bahwa dia
akan menggulingkanku Setelah semua yang Aku lakukan untuk sampai di sini ..”
ucap Raja yang langsung disela
“Apakah
itu alasan satu-satunya?” tanya Nok Du. Raaja mengaku baginya itu sudah lebih
dari cukup alasan.
Nok Du
terdiam mendengar alasan Raja. Yool Moo menyindir kalau Nok Du pasti puas
sekarang, karena Dukun memiliki kekuatan gaib Tapi Raja membunuhnya. Ia pun
mengejek Nok Du yang repot bertanya padanya dan merasa kalau Nok Du berpikir
ada alasan utama.
Yool Moo
akan berjalan pergi, tapi Nok Du menahanya lalu keduanya saling meantap.
Nok Du
minum sendirian di kedai dan terlihat pemilik sudah mulai mengantuk. Nok Du
mengingat kembali yang dikatakan oleh Yool
Moo.
Flash Back
“Aku
tidak berharap kau menerima tawaranku. Tetapi Aku mengerti bahwa kau pasti
sangat terkejut. Dia mencoba membunuhmu setelah digoyahkan oleh apa yang
dikatakan dukun.” Kata Yool Moo
“Aku akan
mewujudkan mimpi buruknya.” Ungkap Nok Du. Yool Moo pikir Jika Raja
digulingkan, maka dia tidak akan bisa mati sebagai raja.
“Biarkan
aku bunuh dia sendiri.” Kata Nok Du dengan tatapan penuh dendam.
Nok Du
akhirnya meninggalkan kedai setelah menghabiskan minumnya,Dong Joo kembali ke
rumah tempat tinggalnya dulu tapi sudah kosong. Saat itu Nok Du datang dan
keduanya hanya bisa saling menatap seperti menyimpan masalah masing-masing.
Akhirnya keduanya
duduk didepan rumah, Dong Joo bertanya Apakah Nok Du minum, Nok Du membenarkan
Karena ingin bertemu dengan Dong Joo. Dong Joo heran kenapa minum sebelum
datang untuk melihatnya.
“Karena...Kupikir
Aku bisa mengatakan ini kepadamu jika Aku mabuk.” kata Nok Du. Dong Joo ingin
tahu mengatakan apa.
“Aku
ingin memberitahumu .untuk meninggalkan aku.” Kata Nok Du. Dong Joo heran Nok Du yang datang ke sini bukannya
ke istana.
“Kupikir...
Aku memiliki kebiasaan minum yang serupa dengan kebiasaanmu. Aku minum karena
ku pikir bisa mengatakan itu kepadamu dalam keadaan mabuk. Tapi setelah mabuk,
aku tidak mau berbohong. Aku ingin mengatakan yang sebenarnya. Itu sebabnya Aku
tidak pergi.” akui Nok Du.
Dong Joo bisa
mengerti lalu ingin mengatakan sesuatu, tapi Nok Du lebih dulu bicara kalau ada
yang ingin disampaikanya. Tangan Nok Du memegang wajah Dong Joo meminta agar
tetap disisinya. Ia mengaku tidak bertanggung jawab dan egois.
“Kau bisa
menyalahkan alkohol. Tapi... Aku masih...” ucap Nok Du terputus dengan ucapan
Dong Joo. Nok Du pun mendekatkan wajahnya dengan Dong Joo dengan hidung mereka
saling menempel.
“Tidak peduli
apa yang Aku lakukan Bahkan jika Aku menjadi orang yang mengerikan yang melakukan
sesuatu yang keji, Ku harap... kau bisa tetap di sisiku.” Ucap Nok Du lalu
mencium bibir Dong Joo.
Dong Joo hanya
terdiam lalu memegang lengan Nok Du seperti menolaknya. Nok Du terlihat
bingung. Dong Joo mengaku kalau ia adalah orang yang mengerikan sambil menangis
dan Seharusnya tidak melakukannya. Nok
Du hanya bisa terdiam.
“Tapi Aku
terguncang ketika kau mengatakan ... Kau ingin kita saling mencintai untuk saat
ini. Aku ingin melakukan itu juga.” Ucap Dong Joo
“Apa yang
kau katakan?” tanya Nok Du bingung. Dong Joo meminta agar mereka akhiri in dan harus
melakukannya.
“Mengapa?
Katakan alasannya.” Ucap Nok Du menahan tangan Dong Joo sebelum pergi.
“Tidak
peduli apa yang terjadi atau apa yang Aku lakukan, itu tidak ada hubungannya
denganmu. Segala sesuatu ini salahku, jadi ...” kata Dong Joo
“Aku
tidak tahu apa yang Kau katakan.” Kata Nok Du bingung. Dong Joo memilih untuk
pergi sambil meminta maaf.
Nok Du
mengejarnya sampai di taman bunga, meminta agar Dong Joo mengatakanya. Dong Joo
bertany mengatakan apa. Nok Du ingin tahu alasan Dong Joo yang meninggalkannya
karena Pasti ada alasan lain. Ia heran dengan Dong Joo tiba-tiba bertingkah
aneh.
“Kenapa
kau melakukan ini padaku? Mengapa... haruskah aku kehilangan kau juga? Tolong
jangan pergi.” ucap Nok Du memeluk Dong Joo dengan erat
“Tidak
ada yang bisa Aku lakukan untukmu. Kau akan terluka dan kesakitan jika Aku
tinggal di sisimu.” Ucap Dong Joo. Nok Du tak mengerti maksud ucapan Dong Joo.
“Aku
tidak menginginkan itu. Aku tidak ingin melukaimu. Jadi tolong biarkan aku
pergi.” ucap Dong Joo lalu meninggalkan Nok Du sendirian.
Esok pagi
Nok Du
gelisah didepan pintu masuk pelayan, teman Dong Joo melihat Nok Du berpikir
pasti datang untuk bertemu Dong Joo. Nok Du membenarkan. Pelaya memberitahu
kalau Dong Joo meninggalkan istana pagi
ini dan Kepala Pelayan Kim akan mengantar Ratu ke kuil Budha.
“Jadi dia
diberikan cuti beberapa hari.” Jelas si pelayan. Nok Du ingin tahu apakah Dong
Joo memberitahu kemana Dong Joo akan pergi
“Tidak,
dia tidak memberitahukannya.” Kata si pelayan. Nok Du pun menganguk mengerti
lalu pergi.
Dong Joo
bertemu dengan pasangan suami istri dan langsung memberikan sebuah kain besar.
Si wanita melihat isinya uang dan ingin tahu Apa ini semua. Dong Joo minta maaf
karena membuat mereka melalui begitu banyak masalah.
“Aku tahu
tidak bisa melakukan apa pun untuk membalas kalian. Tapi tolong ambil ini.” Ucap
Dong Joo
“Nona
Dong Joo... Mengapa kau melakukan ini? Apa yang kau rencanakan? Aku bilang
jangan melakukan apa-apa. Aku tahu Kau tidak akan pernah berani, tetapi bahkan
tidak memimpikannya. Istana adalah tempat yang menakutkan.” Kata si wanita
khawatir.
“Itu
adalah sesuatu yang harus Aku lakukan. Aku akan pergi sekarang.” Kata Dong Joo.
Saat itu si pria seperti memikirkan sesuatu.
Di ruang
rapat
Yool Moo
berkumpul dengan anak buahnya, salah satu mentri membahas kalau mereka sudah melihat
keterkejutan di wajah semua orang dan Yang Mulia menggali kuburnya sendiri
dngan tawa mengejek. Mentri lain mengeluh kalau mereka sedang berbicara tentang
kematian seseorang.
“Itu bukan
sesuatu yang membahagiakan.” Komentar mentri lainya. Pria lain berpikr Itulah
sebabnya mereka harus menurunkannya sesegera mungkin.
“Kita
harus melakukannya sebelum lebih banyak orang terbunuh.” Kata mentri dua.
“Lebih
penting lagi, bagaimana keadaan sekarang? Kita tidak dapat menemukan putra Yang
Mulia. Dan siapa yang menyebarkan desas-desus itu? Jika putra Yang Mulia
benar-benar sumber rumor, bukankah itu akan membahayakan kita?” komentar mentri
yang lain.
“Aku
setuju... Dan di mana Korps Muweol?” tanya pria lainya. Yool Moo memberitahu
kalau Telah ada perubahan rencana.
Semua
terlihat kaget melihat Nok Du masuk ruangan. Mereka pun bertanya Apa yang Nok
Du lakukan di sini. Yool Moo meminta mereka agar memberikan salah karena Nok Du
adalah putra yang dibicarakan semua orang.
“Apakah
kamu mengatakan dia adalah Putra Yang Mulia? Seorang putra yang ditinggalkan
oleh Yang Mulia sejak dulu.” Ucap Mentri terlihat sangat shock
“Dia
setuju untuk bergabung dengan rencana kita. Sementara kita mengambil alih
istana, maka dia akan membawa Yang Mulia pada kita.” Ucap Yool Moo
“Aku adalah
komandan penjaga istana. Aku tidak percaya dan tidak tahu tentang ini.” Ucap si
pria.
“Bukankah
lebih lucu melihat Yang Mulia diseret ke kita oleh putranya sendiri?” kata Yool
Moo
Di buku
jasa, Nuk Du memberikan cap kalau bergabung dengan kubu Yool Moo dan berpikir
kalau sudah puas. Yool Moo memperingati kalau Nok Du terombang-ambing, maka
ingat bahwa Kakaknya itu ada padanya Dan jangan membencinya karena Hwang Tae
yang yang memilih untuk kembali lagi.
Nok Du
akhirnya keluar dari ruangan, Yool Moo meminta mentri agar mengawasi Nok Du
seperti masih tak yakin. Mentri mengaku telah memerintahkan beberapa pendekar
pedang untuk mengikuti Nok Du, Jadi jangan khawatir.
“Kau
harus menemukan segel kerajaan dan tetap aman sementara dia menangkap Yang
Mulia sehingga tidak ada yang akan menaatinya.” Ucap Yool Moo
“Ya, Aku
tetap bertanggung jawab atas meterai kerajaan. Jadi itu akan menjadi sepotong
kue. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.” Komentar Mentri.
Nok Du
berjalan pulang sendirian, Dan Oh melihatnya bertanya Apakah benar-benar akan melakukan ini dengan Nok Du.
Yool Moo yakin Nok Du itu dibutakan oleh kebencian Jadi akan berguna.
“Aku
mencoba untuk melengserkan Yang Mulia karena kurangnya moral. Jadi Aku tidak
bisa membunuhnya setelah itu karena dia adalah paman ku. Tapi dia rela membunuh
Raja untukku, jadi aku bersyukur.” Ucap Yool Moo
“Jangan
khawatir. Aku tidak akan membiarkan bajingan yang membunuh ayahnya sendiri
hidup. Ketika waktunya tiba, maka Kau akan bisa membunuhnya sendiri.” Komentar Yool
Moo.
Nok Du
bertemu dengan panglima didepan pintu gerbang., Panglm mengaku mendengar Nok Du
yang dipromosikan lalu mengucapkan selamat padah Pengawal Kerajaan Yeon. Nok Du
pun mengucapkan Terima kasih lalu ingin tahu Tapi apa yang membawanya ke kantor
polisi.
“Aku mendengar
Kau akan mengawal Ratu ke kuil Budha besok.” Ucap Nok Du. Pengawal
membenarkanya.
“Lalu Bisakah
kamu memberikan ini untukku? Aku menemukannya di istana.” Kata Nok Du
memberikan potongan milik ratu.
“Dia
mencari ini di mana-mana... Syukurlah.” Ucap Panglima. Nok Du pun meminta agar
menjaga Yang Mulia dengan baik. Panglima terlihat bingung dan akhirnya
menganguk mengerti.
Tiba-tiba
si pria datang ke tempat Nok Du memberitahu sesuatu. Nok Du kaget mengetahui
tentang Konspirasi. Si pria mengaku ada
yang mencoba untuk menyakiti Yang Mulia Jadi bisa dipikir seperti itu. Panglima
mengartikan kalau pria itu berbohong kepada Yang Mulia.
“Aku
tidak tahu... Aku tidak tahu dia masih hidup... Ku pikir dia sudah meninggal. Dia
bahkan belum berusia 10 tahun saat itu. Sepertinya dia memasuki rumah gisaeng dan
berhasil tetap hidup.” Jelas si pria
“Jadi di
mana dia sekarang?” tanya panglima. Pria itu memastikan agar menepati janjinya.
“Kau
mengatakan kepadaku bahwa siapa pun yang melaporkan konspirasi akan dibebaskan
dari hukuman. Itu berarti kau akan menyelamatkan hidup kami, bukan?” kata si
Raja panik
“Iya.
Sekarang, katakan di mana dia.” Tegas panglima. Nok Du terlihat gugup.
“Setelah
Kalian melewati pasar, Kalian akan menemukan sebuah penginapan.” Ucap Si pria.
Panglima
meminta agar menunjukan jalan, Nok Du meraskan sesuatu dan menahan panglima
kalau akan pergi saja ke tempat itu dan meminta agar pergi ke istana lalu
melaporkan ini kepada Yang Mulia. Panglima terliha bingung, tapi akhirnya
menyetujui perintah Nok Du.
“Aku akan
berada disana setelah Aku melaporkan ini kepada Yang Mulia.” Ucap Panglima. Nok
Du pun meminta agar pria itu pergi bersamanya
Nok Du
berjalan sendirian mengingat yang dikatakan Si pria.
Flash
Back
Nok Du
memastikan kalau pria itu baru saja
mengatakan orang itu di rumah gisaeng di
Lembah Mudam. Pria itu membenarkan Namun ternyata, rumah gisaeng itu lenyap.
Begitu dia datang ke Hanyang, maka mendapat pekerjaan sebagai pelayan di
istana.
“Tidak...
Itu tidak mungkin.” Ucap Nok Du menyakinkan kalau pasti bukan Dong Joo yang
dimaksud.
Ia sampai
di Penginapan lalu bertana apakah kebetulan melihat seorang wanita dengan
rambut pendek. Si wanita mengetahui kalau a meninggalkan tasnya lalu bilang akan
keluar. Saat itu Dong Joo sedang ada di ayunan lalu berjalan pulang. Nok Du pun
datang saat Dong Joo sudah pergi.
Dong Joo
akhirnya kembali ke kamar, di luar kamar, bibi mengeluh karena banyak orang yang
mencari wanita itu Ia memberitahu kalau wanita itu tinggal di kamar. Dong Joo mendengarnya
terlihat panik. Panglima memberitahu agar membunuh Dong Joo setelah menangkapnya.
“Itu
adalah perintah Raja.” Ucap Panglima, Dong Joo meliha bayangan yang akan masuk
ke dalam kamarnya.
Saat itu
pintu akan dibuka tapi Dong Jo sudah menguncinya dari dalam. Panglima pun
mencoba mendobrkanya, dan tak melihat Dong Joo ada dikamar. Dong Joo ternyata
sudah kabur dari jendela. Panglima pun menyuruh mengejarnya.
Dong Joo
mencoba kabur dari pengawal, Nok Du pun ingin menemukan Dong Joo lebih dulu. Dong
Joo terus berlari sampai akhirnya merasakan ada orang yang mengejarnya dari
belakang dan siap untuk memanahnya, ternyata Nok Du yang ada didepanya.
Flash Back
“Aku
tidak bisa memberitahumu. Bagaimana kamu menyamar sebagai wanita dan mengapa
kamu di sini dengan pengawal. Aku juga punya alasan. Mengerti?” Ucap Dong Joo
“Mengapa
kau begitu rumit? Apa yang kau takutkan?” tanya Nok Du. Dong Joo juga heran Nok
Du begitu takut
“Kamu
tidak tahu apa yang akan terjadi besok.” Ucap Dong Joo.
Saat dibawah
hujan yang deras, Dong Jo mengaku memiliki tugas untuk dilakukan dan telah
menjalani seluruh hidupku mencoba menyelesaikan tugasnya jadi Setelah selesai
dengan itum maka ia bisa bergabung dengan ibunyasetelah menyelesaikan tugasnya.
“Kupikir
Aku bisa benar-benar bahagia. Itulah alasan Aku hidup.” Ucap Dong Joo
“Apakah
kau tahu siapa Aku?” tanya Nok Du sambil menangis tak percaya. Dong Joo hanya
menjawab dengan tangisan. Nok Du pun sudah tahu jawabanya.
Kaki
pengawal terdengar semakin dekat, Nok Du pun menyuruh Dong Joo agar segera
pergi saja. Dong Joo sempat terdiam
sambil menangis, Nok Du kembali menyuruh Pergi sekarang juga. Akhirnya Dong Joo
pergi meninggalkanya. Nok Du hanya bisa menangis mengetahui kenyataan hidup
yang lainya.
Bersambung
ke episode 27
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar