PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Dong Joo
panik saat akan menemui Raja ternyata pengawal sudah menemukanya dan langsung
mengeluarkan pedang tepat dilehernya. Raja datang dengan beberapa prajurit
dengan Tuan Jung. Dong Joo kaget melihat Kepala Staf Administrasi
“Yang
Mulia... Yang Mulia...” teriak Ratu berlutut pada Raja. Dong Joo makin kaget
ternyata orang itu adalah Raja.
“Silakan
kembali.” kata Raja tak ingin mendengarkan ucapan Ratu. Ratu ingin memastikan
kalau Itu tidak benar.
“Tolong
katakan itu tidak benar.” Ucap Ratu. Raja tak peduli menyuruh Raja segera
kembali ke ruangan saja.
“Aku akan
kembali jika Anda memberi tahuku bahwa itu tidak benar. Tolong beritahu Aku
bahwa hal yang mengerikan . yang Aku dengar hanyalah kebohongan.” Ucap Ratu
mengancam.
“Berhenti.
Tidak ada kebenaran bagi kamu untuk mengetahuinya. Jadi kembalilah sekarang.”
Ucap Raja
“Aku
harus mendengar ... Aku harus mendengar apa yang tidak bisa dia selesaikan. Dimana
dia?” ucap Ratu akhirnya pergi mendekati Tuan Jung.
“Segera
bawa penjahat Dan tidak seorang pun kecuali aku
yang diizinkan mengunjunginya di penjara.” Kata Raja. Tuan Jung menatap
Ratu meohon agar mengikuti saja.
“Tidak...
Aku harus mendengar sisanya.” Kata Ratu tak ingin Tuan Jung dibawa.
“Apa yang
sedang kau lakukan? Bawa dia ke
kamarnya.” Perintah Raja. Akhirnya Ratu dibawa paksa oleh pengawal.
“Aku
tidak ingin kembali... Lepaskan Aku... Yang Mulia... Yang Mulia!” teriak Ratu.
Dong Joo
terlihat kebingungan, Nok Du pun datang
melihat semuanya dan kaget melihat Dong Joo. Pengawal ingin tahu siapa Dong
Joo, Nok Du langsung memebritahu kalau datang karena Raja yang telah
memanggilnya.
“Semuanya
baik baik saja. Aku kenal dia.” Ucap Raja melihat ke arah Dong Joo dan Nok Du
“Apakah
kau tersesat?” tanya Nok Du, Raja pikir Dong Joo pasti kaget jadi menyuruh agar
membawa ke kamarnya.
“Aku akan
memanggilmu lagi.” Kata Raja. Nok Du menganguk mengerti.
Saat itu
pengawal yang curiga melihat kotak dibawah oleh Dong Joo dan bertanya Apa ini.
Dong Joo terlihat panik, Raja pun menyuruh agar membukanya. Pengawal akhirnya
membuka dan isinya hanya berbagai macam perlengkapan make up. Raja pun menyuruh
agar mengembalikanya.
Dong Joo
duduk dengan tatapan kosong, Nok Du bertanya Apakah Dong Joo baik-baik saja.
Dong Joo seperti masih shock kalau pria yang ditemui selama ini adalah Raja bukan
Kepala Pejabat Administrasi. Nok Du pikir Dong Joo itu pasti sangat terkejut.
“Aku
seharusnya memberimu informasi.” Kata
Nok Du merasa bersalah.Dong Joo ingin tahu kapan Nok Du mengetahuinya.
“Ketika
Aku mendapatkan sertifikat ku. Yang Mulia memberi tahu padaku untuk tidak
memberi tahu padamu. karena kau mungkin merasa tidak nyaman. Maaf.” ucap Nok Du
“Kami
makan bersama Dan kami berbicara ...dan tertawa. Yang benar saja.” Ucap Dong
Joo merasa tak percaya
“Tidak,
tidak apa-apa. Dia bukan tipe yang tersinggung hanya karena kita makan bersama
dan berbicara satu sama lain.” Jelas Nok Du
“Orang
macam apa dia? Seperti apa dia?” tanya Dong Joo. Nok Du terdiam mengingatnya.
Flash Back
Raja
terlihat sangat marah menyuruh panglima agar menemukan Jung Yun Jeo bahkan
memberikan izin untuk membunuhnya jika
perlu. Ia pun menegaskan panglima hanya perlu membawa mayatnya kepadanya. Saat
Raja mabuk dan Nok Du menemaninya.
“Aku
benar-benar berharap ... Kau tidak akan pernah tahu ... Aku orang seperti apa.”
Ucap Raja seperti orang yang sangat lemah.
“Dia
menjadi takut Dan Aku ingin tahu tentang dia. Aku juga kasihan padanya. Aku
bisa melihat semua jenis kebaikannya
karena Aku bekerja untuknya. Tapi, Kau benar-benar tidak perlu khawatir. Yang
Mulia sangat menyayangimu.” Ucap Nok Du
“Dia
bukan tipe orang yang mendapatkan ide yang salah tentang itu. Semuanya baik
baik saja.” Kata Nok Du menyakinkan. Dong Joo tiba-tiba menyadarkan kepala di
bahu Nok Du
“Kau
mudah takut. Tapi... apa yang kau lakukan pada jam selarut ini? Apa sesuatu
terjadi?” tanya Nok Du memeluk Dong Joo yang bersandar dibahunya.
“Tidak...
Itu bukan apa-apa... Tidak ada.” Kata Dong Joo menyembunyikanya. Nok Du pun tak
membahasnya dan bisa mengerti.
Raja bertemu
dengan Tuan Jung di penjara, langsung membahas kalau Tuan Jung itu bukanya
tidak tahu, tetapi memilih untuk tidak memberi tahu padaku. Ia merasa Tuan
Jung tidak akan memberi tahu padaku
dimanamenyembunyikan bocah itu.
“Baiklah...
Tidak mudah membuat-mu berbicara. Aku sangat sadar akan hal itu.” Ucap Raja
menyindir.
“Apa
Membuatku berbicara adalah hal yang sulit untuk dicapai Atau mengatasi ketakutan
burukmu dan menghentikan tindakan keji
semacam ini, apa yang sulit dilakukan?” balas Tuan Jung.
“Kau
bilang "Takut"? "Keji"?” kata Raja terlihat marah. Tuan
Jung membenarkan ucapanya.
“Anda
bahkan percaya cerita konyol .bahwa Yun mencoba melengserkanmu dengan menempatkan
putraku di kursimu. Apa yang Anda takutkan?” kata Tuan Jung
“Haruskah
aku tunjukkan apa yang harus kau takuti?” kata Raja. Tuan Jung pun
mempersilahkan agar menunjukan padanya.
“Anda
juga harus membuang tubuhku setelah kau membunuhku dengan darah dingin.” Kata
Tuan Jung. Raja menganguk mengerti siap mengambil batang besi yang sudah panas.
Ia ingin
memberikan hukuman tapi di matanya, melihat sosok Tuan Heo yang sudah
meninggal. Tanganya gemetar dan matanya ketakutan akhirnya batang besinya pun
jatuh.
“Jika ini
bisa membuat Anda keluar dari khayalan palsu ini, Aku akan mati untukmu seratus
kali.” Kata Tuan Jung berani melawan.
“Beraninya
kau memandang rendah aku? Apa Kau juga? Baiklah.
Aku akan menjadikanmu hantu pendendam. Kau dan Yun adalah teman baik. Dan
sekarang, Kalian bisa menemani satu sama lain ke alam baka.” Kata Raja akhirnya
mengambil pedang dari pengawal.
Saat akan
membunuh Tuan Jung, matanya kembali melihat sosok Tuan Heo didepanya. Ia pun
akhirnya jatuh pingsan melihat Tuan Heo, Pengawal pun panik melihat Raja dan
menyuruh agar memanggil tabib.
Nok Du
pergi ke tempat Raja bertanya pada Kasim Apa yang terjadi pada Yang Mulia dan
Apakah dokter itu bersamanya. Kasim memberitahu keadaan Raja sudah stabil
sekarang, tapi berpikir Nok Du tak akan dapat mengunjunginya.
“Aku tahu
kau dipanggil untuk minum bersamanya, tapi Aku rasa itu tidak mungkin.” Ucap
Kasim.
“Iya. Aku
mengerti. Ngomong-ngomong, apa yang terjadi?” tanya Nok Du penasaran.
“Itu
bukan sesuatu yang bisa Aku ungkapkan.” Kata kasim. Nok Du bisa mengerti dan
akhirnya pamit pergi.
Dong Joo
di dalam kamarnya membuka kotak dibagian bawah dan terlihat panah tersembunyi
yang sudah disiapkan. Ia mengingat saat Raja mendekat dan ia akan siap
melepaskan panahnya untuk membalas dendam tapi saa itu teringat dengan ucapan
Nok Du.
“Yang
Mulia sangat menyayangimu. Dia bukan tipe orang yang mendapatkan ide yang salah
tentang itu.”
Nok Du
pergi ke tempat Ratu, seperti tak pecaya kalau tidak diizinkan masuk. Pengawal
memberitahu ini adalah perintah Raja. Nok Du mengaku memiliki sesuatu untuk
diberikan kembali kepada Yang Mulia Ratu jadi Tidak akan lama.
“Kau
harus pergi.” ucap pengawal. Nok Du pun tak bisa melawan akhirnya meninggalkan
istana Ratu.
Ia
berjalan melihat benda yang dijatuhan Ratu lalu menyatukan dengan miliknya,
ternyata itu memang patahan yang sama. Sementara di istana, Raja sedang
mendapatkan pengobatan setelah pingsan.
Yool Moo
bertemu dengan Dong Joo bertanya apakah akhirnya
menyadari betapa berbahaya rencananya itu. Dong Joo mengaku menyadarinya. Yool
Moo memberitahu kalau Dong Joo bisa mati tadi malam. Dong Joo mengaku siap
mati.
“Bagaimana
mungkin aku berani bertahan ketika Aku berencana untuk membunuh seseorang?”
ucap Dong Joo
“Apakah
pria itu tahu apa yang ada di pikiranmu?” tanya Yool Moo marah
“Aku muak
dan lelah memberi tahu kau untuk mengurus urusanmu sendiri.” Keluh Dong Joo
“Berbohong
sajalah sampai bulan depan. Jangan bertanya apa pun dan lakukan saja apa yang
aku katakan.” Pinta Yool Moo
“Apa yang
akan kau lakukan bulan depan? Apakah kau akan membahayakan Nok Du?” tanya Dong
Joo panik
“Haruskah
kau membicarakannya saat ini ketika Aku mengkhawatirkanmu? Jika Kau ingin tahu,
tetap hidup sampai saat itu.” Tegas Yool Moo berjalan pergi. Dong Joo
memohon
“Aku
ingin tahu apakah kamu masih dapat ... mencintainya dengan sungguh-sungguh
begitu kau mengetahui siapa dia.” Kata Yool Moo mengancam.
Nok Du
melihat dari kejauhan, Yool Moo dan Dan Oh datang ke rumah gisaeng. Kim Sook
berbicara dengan Yool Moo, mengaku melihat ke dalamn, dan Yang Mulia Ratu sudah
menunggu di luar istana untuk bertemu dengan Tuan Jung.
“Itu
berarti mereka sudah berbicara satu sama lain sebelumnya. Aku ragu dia punya
orang di sini yang bisa menjadi utusannya. Menurutmu siapa yang membantunya?”
kata Yool moo
“Haruskah
Aku memeriksanya?” tanya Kim Sook. Yool Moo pikir Lebih penting untuk mengetahui seberapa
banyak yang diketahui Ratu.
“Apakah
ada hal lain?” tanya Yool Moo. Kim Sook mengaku tak ada. Yool Moo meminta Kim
Sook Mengawasi berita apa pun. Kim Sook menganguk mengerti.
“Sepertinya
Kau memiliki sesuatu untuk dikatakan kepadaku.” kata Yool Moo melihat tatapan
Kim Sook.
“Pemberontakan
akan segera terjadi. Begitu era baru dimulai, apakah sudah pasti Korps Muweol
akan mendapat tempat di sana juga?” ucap Kim Sook
“Tentu
saja. Aku akan menepati janjiku, jadi jangan khawatir.” Kata Yool Moo
menyakinkan.
“Aku
butuh bukti dari apa yang baru saja Anda
katakan kepadaku.” kata Kim Sook mengingat saat bertemu dengan Nok Du.
Flash Back
Nok Du
mengajak mereka untuk saling membantu. Ia yakin Yool Moo menyiapkan sesuatu
untuk menjaga orang-orang di bawah kendalinya, agar mereka tidak mundur. Kim
Sook bingung dengan kata "Untuk menjaga orang-orang di bawah
kendalinya"
“Itu
betul... Aku yakin mereka tidak sepenuhnya mempercayai Pangeran Neungyang, jadi
mereka pasti menginginkan bukti juga.” Jelas Nok Duk
“Sebagai
contoh, Apa daftar nama orang-orang yang terlibat?” tanya Kim Sook
“Bagi
mereka, itu mungkin daftar prestasi. Tapi begitu aku mengerti, aku akan dapat
menggunakannya untuk melawan mereka. Itu bukti konspirasi mereka. Aku akan
menemukannya.” Kata Nok Du
Yool Moo
setuju kalau mereka akan membuat bukti, dengan mengartikan akan menganggapnya
sebagai janji Kim Soo untuk mempercayainyadan setia sampai akhir. Ia
memberitahuakan memanggilny lagi, jadi bisa pergi sekarang. Kim Sook mengerti
dan akhirnya keluar dari ruangan.
Kim Sook
pergi ke sebuah bar dengan menutupi wajahnya, Nok Du sudah menunggu di meja
dengan wajah yang tak terlihat. Kim Sook memberitahu Ada daftar prestasi. Nok
Du ingin tahu pakah Kim Sook mencari tahu di mana dia meletakkannya.
Flash Back
Kim Sook
memberikan cap jarinya didalam sebuah buku kalau akan mendapatkan keuntungan
setelah Yool Moo menjadi raja. Setelah Yool Moo pergi, Kim Sook masuk ke sebuah
ruangan yang penuh buku, dan melihat tumpukan buku yang aneh.
Ia pun
menemukan dibalik buku ada pintu brangkas seperti Yool Moo menyimpan semua
barang berharganya.
Nok Du
mengetahui kalau mereka butuh Kunci. Kim Sook yakin Yool Moo selalu membawa
kunci itu dan bertanya Jadi bagaimana mereka bisa mengambilnya. Nok Du pikir akan
memikirkan cara.
“Seperti
yang sudah kamu ketahui, orang yang mencuri Patung gajah Tuan Park adalah aku.”
Ucap Nok Du
“Aseowon
tutup pukul 1 pagi, jadi datanglah saat itu. Yang terbaik adalah kau melihatnya
sendiri dan mengamati perimeter. Akan lebih baik jika kau bisa datang .dengan
solusi saat itu.” Ucap Kim Sook. Nok Du menganguk mengerti dan akan bertemu
nanti.
Dong Joo
keluar dari gerbang istana, sepasang pria wanita meihat dari kejauhan merasa
aklau yang mereka lihat memang benar.
Sang suami bertanya-tanya Kenapa Dong Jooo di istana dengan wajah panik
karena kalau tertangkap mereka akan mati.
Saat itu
Nok Du datang melihat Dong Joo lalu mereka bermain ayunan. Nok Du mendorong
Dong Joo didepanya, keduanya saling menatap dengan penuh cinta.
“Aku yakin
semua yang pernah kau lakukan untuk bersenang-senang di Hanyang adalah bermain
di ayunan. Kau seperti seorang gadis dari pedesaan.” Ejek Nok Du
“Lihat
siapa yang berbicara. Kau berasal dari sebuah pulau. Yang Kamu lakukan hanyalah
bersenang-senang menyelam.” Balas Dong Joo
“Menyelam?
Itu terlalu timpang. Lalu apa yang Kau lakukan untuk bersenang-senang?
Pernahkah kau berselancar? Kau seharusnya melihatku naik ombak yang sebesar
rumah.” Ucap No Du bangga.
“Tidak
usah omong kosong. Bagaimana ombak bisa sebesar rumah? Dan bahkan jika ada gelombang
seperti itu, bagaimana Kau bisa mengendarainya? Kamu bukan Raja Naga.” Balas
Dong Joo
“Sayang
sekali aku tidak bisa menunjukkannya padamu.” Ucap Nok Du menahan ayunan.
“ Bagaimana
kalau kita pergi ke pantai sekarang? Apakah terlalu jauh?” ucap Dong Joo. Nok
Du terlihat bingung.
Nok Du
pikir Ini adalah salah satu dari keduanya, Nok Du juga tidak bisa berselancar,
atau kasih sayangnya kepada dirinya telah layu. Nok Du mengeluh dengan yang
dikatakan Dong Joo dan menegaskan keduanya tidak benar.
“Itu
karena Aku perlu melakukan sesuatu yang penting.” Ucap Nok Du. Dong Joo pikir
benar juga.
“Itu
pasti sesuatu yang jauh lebih penting daripada Aku.” Kata Dong Joo. Nok Du
mengaku bukan seperti itu.
“Aku
hanya bercanda... Pantai terlalu jauh Dan aku benar-benar harus kembali.” ucap
Dong Joo
“Kau
sudah terlambat, jadi mari kita makan bersama. Kau juga bisa bertemu keluarga. Dan
aku berjanji akan membawamu ke pantai lain kali. Mari kita pergi dan makan.”
Kata Nok Du menahan tangan Dong Joo.
Nok Du
tiba-tiba mengangkat Dong Joo seperti memanggulnya beras. Dong Joo panik karena
semua orang melihat. Nok Du tiba-tiba menurunkan Dong Joo karena menjatuhkan sesuatu.
Dong Joo melihat barang yang jatuh dan bertanya apakah itu milik Nok Du. Nok Du
membenarkan.
“Di mana
potongan lainnya?” tanya Dong Joo. Nok Du mengaku tidak tahu dan mengajak Dong
Joo segera pergi saja.
“Aku tahu
apa itu.” Kata Dong Joo. Nok Du terlihat bingung. Dong Joo memberitahu kalau itu tanda cinta.
“Siapa
yang memberikan itu padamu? Kamu benar-benar memiliki kekasih, kan?” ucap Dong
Joo dengan nada cemburu.
“Apa yang
kau bicarakan? Tidak, Aku tidak punya kekasih. Mari kita pergi.”kata Nok Du
gugup.
“Kau
terlihat bingung. Apa Kau benar-benar punya kekasih? Kau sangat mencurigakan.”
Komentar Dong Joo
“Aku
benar-benar tidak punya siapa-siapa. Siapapun dia......” kata Nok Du, Dong Joo
pun berjalan pergi. Nok Du pun mengejar Dong Joo.
Tuan
Hwang melihat potongan yang dimiliki Nok Du lalu kembali minum. Ia terlihat
gugup lalu memastikan Nok Du tidak demam Dan matanya juga terlihat bagus. Nok
Du sedari tadi hanya diam saja mengaku tahu itu sulit dipercaya.
“Jadi Kamu
akan menghentikan konspirasi, membantu Hwang Tae melarikan diri, dan Apa kau
juga putranya? Putra Raja? Yang Mulia? Jadi kau adalah pangeran? Putra Mahkota?
Kau?” kata Tuan Hwang tak pecaya.
“Ya,
Kupikir begitu.” Ucap Nok Du. Tuan Hwang masih tak peraya kalau ini gila lalu
meminta agarhentikan ...
“Tidak, jangan hentikan aku.” Ucap Nok Du akan
pergi. Tuan Hwang menahanya.
“Kau
tidak akan pernah bercanda tentang ini. Maksudku... Kau tidak akan pernah bercanda
tentang ini, Yang Mulia. Tetapi apakah kau benar-benar ... Ini membuatku gila.”
Kata Tuan Hwang bingung.
“Tuan,
tolong jangan seperti ini.” Pinta Nok Du. Tuan Hwang mengaku juga tidak ingin seperti ini.
“Tetapi
Aku tidak bisa tidak bersikap sopan kepadamu.” Jelas Tuan Hwang. Nok Du
memohon.
“Kau
perlu membantu aku.” Kata Nok Du. Tuan Hwang menganguk mengerti lalu tersadar
dengan ucapanya.
“Kau
benar. Aku harus membantu. Aku harus membantumu sebagai tuanmu.” Ucap Tuan
Hwang. Nok Du pun menganguk setuju.
Dong Joo
tersenyu, melihat ayam mereka yang makin besar, Aeng Du melihat ada telur dalam
kadang dan langsung mengambilnya. Dong Joo pikir Aeng Do harus menunggu sampai
telur menetas ... tapi Aeng Du sudah memakanya langsung.
“Aeng Du,
apa yang kau lakukan?” ucap Dong Joo heran. Aeng Du pkir karena Dong Joo ada
dirumah maka Nok Du akan menggoreng telur dan menyembunyikannya di bawah nasi
lagi.
“Aku
tidak akan membiarkan dia menipuku kali ini.” Kata Aeng Du. Donbg Joo hanya
bisa menghela nafas.
Nok Du
masuk ke kamar, Dong Joo sudah membawa
barangnya. Nok Du pikir akan
mengantarnya kembali. Dong Joo pun tentu saja Nok Du harus mengantarnya. Nok Du
bertanya apakah harus mengendongnya, Dong Joo langsung menolak kalau Nok Du tidak
diperbolehkan.
Tiba-tiba
terdengar teriakan dari luar kamar, semua bergegas keluar bertanya apa yang
terjadi. Tuan yeon memberitahu kalau Bok Nyeo bekerja sangat keras untuk membuat
tauco tapi Aeng Du memegangnya. Tuan Hwang pun melindungi anaknya yang masih
anak kecil
“Tapi
lihat betapa jeleknya itu sekarang. Kamu bekerja sangat keras untuk membuatnya.
Ya ampun, Kau akan akhirnya memakan semua yang kau lihat.” Keluh Tuan Yeon.
“Mengapa
kau pergi ke ruangan bau itu ... dan makan tumpukan kedelai yang difermentasi
itu?” tanya Nyonya Kim pada Tuan Yeon.
“Aku juga
mau tau? Apa yang kau lakukan di sana? Bagaimana
denganmu, Bok Nyeo?” Dan kau, Tuanku? Apakah kalian ada di sana bersama?” tanya
Nyonya Park penasaran.
“Sementara
aku makan tumpukan kedelai yang difermentasi itu mereka berdua datang
bersama-sama saling berpegangan tangan ... seperti ini ...” kata Aeng Du yang
langsung disuapi kedelai agar tak banyak bicara
“Oke, itu sudah cukup... Kau pasti sangat
lapar, Kau seharusnya memberi tahu padaku.
Itu cukup. Hentikan.” Kata Tuan Yeon panik
“Kalian
berdua tidak bisa dipercaya. Apa yang kalian lakukan di depan anak kecil?”kata
Nok Du mengejek. Tuan Yeon mengaku tidak melakukan apa pun.
“Aku
pribadi berpikir ... Kakak dan Dong Joo jauh lebih buruk ...” komentar Aeng Du
Nok Du
makin panik akhirnya menyumpal mulut Aeng Du dengan kedelai. Dong Joo yang malu
memilih untuk pergi. Nok Du tersadar
langsung mengejarnya. Tuan Hwang pun mengajak anaknya agar bisa makan sementara
Tuan Yeon akan disidang oleh dua wanita gembul.
Nok Du
mengejar Dong Joo lalu berjalan sambil mengandeng tanganya, Dong Joo ingin tahu
Apa sesuatu terjadi di antara Nook Du dan Pangeran Neungyang setelah hari itu.
Nok Du mengeluh Dong Joo yang membahas si brengsek itu dan membuatnya aakit
perut.
“ Aku
hanya memberitahu padamu untuk berhati-hati. Dia adalah pria yang berbahaya. Itu
benar-benar terasa seperti dia akan menyakitimu. Karena aku, kau mungkin akan
...” ucap Nok Du khawatir
“Aku tidak akan terluka... Kau tidak
bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan. Dan aku akan menjadi yang pertama
melakukan tindakan, jadi jangan khawatir.” Jelas Nok Du
“Apa yang
kamu rencanakan?”tanya Dong Joo. Nok Du menjawab Itu adalah sesuatu yang harus
dilakukan.
“Tidak
ada yang berbahaya, jadi jangan khawatir.” Kata Nok Du menyakikan. Dong Joo
hanya menatapnya seperti kesal.
“Jika Kau
akan terus menatapku seperti itu, Bagaimana kalau kau memberiku ciuman?” goda
Nok Du. Dong Joo memilih untuk perg meninggakanya. Nok Du pun mengejarnya.
Bersambung
ke Episode 24
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar