PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Raja
terdiam dikamarnya sendiri sambl minum mengingat saat mengendong anaknya yang
baru lahir dari sang lahir.
“Mengapa
kau harus dilahirkan pada tanggal 19 November? Mengapa... Kenapa harus hari
ini?” ucap Raja terlihat kesal.
Nok Du
datang karena diberitahu bahwa ingin
melihatnya. Raja mengaku ingin minum dengan Nok Du jadi menyuruhnya duduk. Keduanya duduk bersama, Raja menuangkan minum
untuk Nok Du karena yakin satu minuman akan baik-baik saja. Nok Du menolak
untuk minum.
“Aku
pasti memilih penjaga kerajaan yang hebat untuk diriku sendiri... Ah, Benar.
Apakah Kau mengirim surat kepada keluargamu? Kau lulus ujian dan juga
dipromosikan.” Ucap Raja. Nok Du sempat terdiam.
“Tidak,
Aku belum punya kesempatan.” Akui Nok Du menuangkan minum untuk Raja.
“Oh Begitu
yah. Kau pasti masih berpikir untuk diberitahukan padanya. Kau masih ragu untuk
berbicara dengannya.” Kata Raja
“ Dan...
dia juga baik hati dan ramah. Ketika Aku gagal sebagai seorang putra, dia masih
... Dia selalu...” kata Nok Du terbata-bata.
“Aku
tidak tahu seorang ayah dan seorang putra dapat saling mencintai sebanyak ini. Aku
iri.” Ungkap Raja lalu kembali minum.
“Aku
takut berdiri di depan ayahku. Rasanya seperti berdiri di atas es tipis. Aku
selalu menahan napas dan harus berdiri tegak di jari kaki. Aku selalu berpikir
itu karena Aku takut . untuk ditinggalkan atau ditendang keluar.” Cerita Raja. Nok
Du hanya diam saja.
“Namun
dalam retrospeksi, Aku hanya ingin dicintai
olehnya setidaknya sekali. Itu saja... Setidaknya sekali... Aku tahu... bahwa Aku
tidak pantas mengatakan ini. Seandainya Aku tidak tahu apa-apa, Maka Aku akan
hidup sebagai seorang ayah yang memuja putranya sendiri ...” ungkap Raja.
“Apakah
Anda menyesal?” tanya Nok Du. Raja pikir
Es yang tipis telah pecah.
“Aku
telah mengalami kesulitan .dalam air dingin untuk waktu yang lama. Tidak
masalah jika Aku menyesali tindakanku atau tidak.” Ucap Raja dan akhirnya mulai
berbaring. Nok Du menatap raja yang sudah mulai tertidur.
Nok Du
bertemu dengan mentri didepan penginapan, Mentri berpikir Pada tingkat ini, penjaga
mungkin tiba dalam waktu dekat dan Tidak mudah memisahkan mereka dari Raja. Nok
Du hanya menatapnya, Mentri berpikir kalau Nok Du punya niat lain.
“Sekarang
karena kau akan melakukan perbuatan itu, apakah kau akan lunak karena dia
adalah Ayahmu...” ejek Mentri
“Aku
menantangmu. Dia bukan ayahku. Lupakan tentang membawanya ke istana. Aku ingin
membunuhnya sekarang. Aku digantung di utas. Kecuali jika Kau ingin Aku
membunuhmu, lebih baik kau diam.” ucap Nok Du sambil mencekiki leher mentri.
“Apakah
kau sudah gila? Raja harus tiba di istana hidup-hidup. Apakah Kau mencoba
menyabotase rencana tersebut?” komentar Mentri melepaskan tangan Nok Du
“Jika Kau
ingin melaksanakan pemberontakan dengan sukses ... dengan justifikasi aneh-mu,
maka diamlah.” Tegas Nok Du. Mentri tak bisa terima disuruh diam.
“Bagaimana
jika Aku tidak tinggal diam? Apa yang
akan kau lakukan? Apakah Kau akan membunuh Raja di sini? Kau pasti kehilangan
akal.” Ucap Mentri. Nok Du memilih untuk pergi. Mentri mengeluh kalau Nok Du
itu memang kasar.
Ratu
duduk sendirian dalam ruangan dengan baju putih, Pengawal datang ingin
menangkapnya. Ratu tak banyak melawan
mengajajk untuk segera pergi.
Yool Moo
akhirnya masuk ke tempat Raja biasa duduk. Dan Oh memberitahu kalau mereka telah
mengambil kendali tentara dan menyita
stasiun pos juga Dan Ratu Janda juga dikawal ke istana. Yool Moo menatap Hwang
Tae yang terlihat tegang.
“Selama
saudaramu melakukan bagiannya, Kau akan segera menyapa raja baru.” Kata Yool
Moo
“Setelah
Anda naik ke tahta, akankah Anda menepati janji yang Anda buat untukku?” tanya
Hwang Tae
“Itu juga
tergantung pada saudaramu. Jika Nok Du menyelesaikan pekerjaannya .dan
pemberontakan berhasil Aku akan membunuhnya
seperti yang Aku katakan.” Ucap Yool Moo. Hwang Tae terlihat gugup.
“Mengapa?
Apakah itu mengganggumu?” tanya Yool Moo. Hwang Tae mengaku Tidak seperti itu
“Yang Aku
minta adalah Anda menepati janji Anda kepadaku.” kata Hwang Tae. Yool Moo duduk diatas kursi raja sambil mengelusnya karena sebentar lagi akan menjadi Raja.
Raja
terbangun dari tidurnya terlihat kaget, Saat itu polisi seseorang datang
memberitahu kalau Kepala Polisi Baek datang. Raja pun menyuruh untuk masuk.
Tuan Baek masuk. Raja pun bertanya mengenai apa.
“Ini
tentang... Ini...” ucap Tuan Baek bingung. Raja meminta agar mengatakan saja.
“Apakah
Kau menemukan tahanan dan Ratu?” tanya Raja. Tuan Baek mengaku bukan tentang
mereka.
“Ini tentang
pengawal kerajaan Anda.” Ucap Tuan Baek sambil bersujud. Saat itu Nok Du sedang
berjalan sendirian di hutan dan Dong Joo melihat kalau Raja sedang tak ada
pengawal.
Di kamar,
Raja kaget mengetahui kalau Yeon Soo telah mati. Tuan Baek membenarkan lalu
memberitahu Bahkan keluarganya tidak tahu
karena mereka berhenti bertukar surat sejak lama dan meninggal karena
penyakit kronis sejak dulu.
“Kemudian,
bagaimana dengan penjaga kerajaanku? Siapa gerangan dia?”kata Raja terlihat
benar-benar shock mendengarnya.
“Ada yang
aneh tentang dia, jadi, Aku menyelidiki ke dalam keluarga Yeon. Ketika Aku
menyelidikinya, Aku mendengar nama. Nok Du.” Ucap Tuan Baek
“Apakah
Kamu mengatakan namanya Nok Du?” kata Raja makin kaget. Tuan Baek
membenarkannya.
“Mereka
memanggilnya dengan nama itu.” Jelas Tuan Baek. Raja pun mengartikan dia
adalah...
“Dia adalah
putramu yang dirawat oleh Jung Yun Jeo.” Kata Tuan Baek. Raja merasa tak
percaya menurutnya itu tak mungkin.
“Aku
harus melihatnya. Dia harus menjelaskannya kepadaku sendiri. Bawa dia kepadaku.”perintah
Raja. Tuan Baek menganguk mengerti.
Raja
mengingat kembali saat pertama kali bertemu dengan Nok Du di ayunan.
Flash Back
Raja
melihat Nok Du sepertinya khawatir tentang sesuatu. Nok Du mengaku memang
mengkhawatirkanya karea Ada sesuatu yang harus Aku ketahui walaupun tak
mengingkanya, jadi khawatir akan mengetahuinya.
Saat
mereka akan menghilangkan insomnianya, Nok Du mendorongnya agar bisa naek
keatas bukit. Saat Nok Du datang ke istana dengan jabatan sebagai anggota
kepolisian, Raja dengan bangga mengatakan mereka seperti teman.
“Kenapa
kau menangis?” ucap Raja melihat Nok Du yang menangis saat menemaninya. Nok Du
mengaku tidak seperti itu sambil menghapus air matanya.
“Aku
telah mempercayai-mu ... Selama ini... Beraninya kau!!!” ucap Ra Raja sangat
marah dan mengingat saat sedang menghukum Tuan Jung, Nok Du berani menahan
tanganya, ternyata Tuan Jung sudah dianggap seperti ayahnya.
“Beraninya
kau menipu aku . sambil berlama-lama di sisiku?!! ucap Raja sangat marah lalu
membawa pedang dan keluar dari penginapan.
Kasim
terlihat binggung, Pengawal akhirnya mengikuti Raja dan saat itu Dong Joo
melihat Raja yang masuk ke hutan. Anak buah mentri lain pun sudah bersiap untuk
melawan raja. Mentri pikir mereka tidak bisa membuang waktu lagi.
“Kita
akan membawa Raja ke istana. Kalian dapat membunuh penjaga kerajaan jika mereka
menghalangi kalian. Mari kita pergi.” kata Mentri.
Raja
masuk hutan dan tiba-tiba dihadang oleh mentri dan akan buahnya. Mentri
terlihat tersenyum bahagia. Raja bertanya apa yang dilakukan Kepala Sekretaris
Kerajaan. Sek kerajan membenarkan dengan yang dipikirkan Raja.
“Ini
Sudah terlambat. Anda seharusnya tidak berada di tempat yang berbahaya.” Kata Mentri
“Itu
bukan urusanmu. Tapi... mengapa kau membawa orang-orang bersenjata ini?” kata
Raja.
“Ini
memang urusanku. Diam-diam aku harus mengantarmu kembali ke istana malam ini.” Kata
Sek Kerajaan. Raja bingung Saat itu Sek Kerajaan menyuruh agar menyerang Raja.
Raja
akhirnya kabur sendirian, lalu melihat bayangan pria yang datang dalam
kegelapan. Ia berpikir kalau Kepala Sekretaris Kerajaan yang datang, tapi
ternyata Nok Du yang datang. Raja mengetahui kalau itu Dong Joo
“Mengapa
kau di sini? Kenapa kau berpakaian seperti itu?” tanya Raja heran.
“Kumohon lempar
pedangmu ke tebing.” Kata Dong Joo yang sudah mengangkat pedanganya. Raja
terlihat bingung.
“Apa yang
kau katakan?” kata Raja. Dong Joo menyuruh agar segera melakukan.
“Jika
Anda melakukan apa yang Aku katakan, maka Aku akan menjawab pertanyaan Anda. Jika
Anda menolak ...” kata Dong Joo mengancam dengan panahnya.
Sementara
Kasim, dayang dan pengawal mencari raja disepanjang jalan penginapan, mereka
panik tak bisa menemukan raja. Akhirnya Raja membuang pedangnya, dengan nada
mengejek kalau Dong Joo pasti senang sekarang.
“Sekarang
katakan padaku mengapa kau melakukan ini padaku.” Kata Raja.
“Pertama,
namaku adalah Yu Eun Seo.” Akui Dong Joo. Raja seperti mencoba mengingat-ingat
tentang "Yu Eun Seo"
“Anda
tidak hanya membunuh seluruh keluargaku karena Anda yakin mereka bersekongkol
melawanmu, tetapi Anda akan menggali kuburan mereka. Yu Yeon Kyung.” kata Dong
Joo
“Lalu
apakah kau cucunya, yang satu-satunya
selamat?” tanya Raja. Dong Joo membenarkan.
“Dia
adalah kakek-ku. Dia adalah orang yang memberitahuku untuk melakukan semua yang
ingin Aku lakukan walaupun Aku seorang wanita.” Ungkap Dong Joo
“Kau
menjadi yatim piatu pada usia muda. Itu Pasti sulit.” Ejek Raja. Dong Joo mengeluh
kalau itu semua berkat Raa.
“Terima
kasih kepada Anda, Aku telah belajar cara membuat dan menggunakan busur.” Ucap Dong
Joo.
“Apakah
kau akan membunuhku?” tanya Raja. Dong Joo membenarkan. Raja pun menyakinakna
kalau Jadi ini sebabnya Dong Joo
mendekatinya. seperti yang dia
lakukan. Dong Joo membenarkan
“Apakah
dia merencanakan pembunuhanku denganmu?” kata Raja. Dong Joo tak mengerti
maksudnya.
“Apakah
kau pikir Aku membunuh kakekmu tanpa alasan? Itu tidak benar. Seandainya aku
tidak membunuhnya, dia malah akan membunuhku dan menggantikanku dengan raja
yang baru. Itulah kenyataan saat itu ketika
kakekmu masih hidup!” kata Raja.
“Lihatlah!
Lihat sendiri siapa yang mengincar tahtaku! Itu anak-ku sendiri! Dialah yang ku
pikir sudah mati!” jerit Raja histeris. Dong Joo terdiam mengingat semuanya.
Dong Joo
mengingat dengan ucapan Yool Moo “Nok Du adalah Raja membunuh seluruh
keluargamu dan menyeret hidupmu ke
selokan. Kamu membencinya dengan sepenuh
hati dan berusaha mati-matian untuk membunuh
Raja sialan itu.”
“Dia
adalah Putra ... Dia adalah putra Raja.” Kata Yool Moo mencoba menyadarkan Dong
Joo.
“Aku akan
memperbaiki apa yang salah. Aku harus melindungi ayahku.” Ucap Nok Du.
“Apakah
Kau pikir Aku akan membiarkan itu terjadi? Aku akan membunuhnya dulu... Aku
bisa melakukan itu. Tidak ada alasan Aku tidak bisa!” ucap Raja.
“Apa Anda
akan membunuh putramu?”ucap Dong Joo tak percaya. Raja membenarkan.
“Aku bersedia
membunuh siapa pun . yang ingin mencuri tahta dariku!” tegas Raja.
“Apakah
Nok Du tahu .bahwa ini yang kau rasakan tentang dia?” tanya No Du menahan
tangisna.
“Aku
yakin dia tahu. Dia telah menyamar, untuk berada di sisiku, mendengar, dan
melihat segalanya.” Kata Raja.
“Kau
gila.” Ucap Dong Joo sudah tak bisa menahan amarahnya. Raja membenarkannya.
“Kau
harus gila untuk bertahan di atas takhta.” Kata Raja.
“Aku
telah bermimpi membunuhmu untuk waktu
yang lama. Ku pikir Aku akan merasa lega dan bahagia. Tapi Aku salah. Aku tidak
percaya menghabiskan bertahun-tahun hanya untuk membunuh binatang buas sepertimu.
Aku tidak percaya menyakitinya untuk pria sepertimu.” Kata Dong Joo
“Apa yang
baru saja kau katakan?” kata Raja tak percaya. Dong Joo pikir Raja mungkin yang
tertinggi dari semua peringkat dan
miliki dunia di kakinya.
“Tapi kau
sudah mati... Anda tidak bisa mempercayai siapa pun. Dan tidak ada yang
mempercayai Anda juga. Jadi Anda hanya kulit kosong. Anda bahkan tidak layak
dibunuh.” Kata Dong Joo lalu melepaskan panahnya.
Raja
kaget melihat panah yang melewatinya, Nok Du bingung kemana arah panah Dong
Joo, ternyaat mengarah pada Sek Raja yang sudah mengangkat pedang untuk
membunuhnya. Sek Raja pun akhirnya tak sadarkan diri. Raja mencoba untuk
membunuh Nok Du.
Tapi kakinya
malah tergelincir diatas batu dan akhirnya jatuh ke tebing. Dong Joo sempat
memegang tanganya, tapi tubuhnya tak kuat menahanya. Nok Du menarik tangan Dong
Joo dan akhirnya Raja pun terjatuh dari tebing. Keduanya pun hanya bisa
melonggo melihatnya.
Nok Du
kembali dengan tatapan kosong, Pengawal bertanya apakah Nok Du melihat Yang
Mulia karena mendengar Raja yang pergi mencarinya. Nok Du menatap pegawal
mengaku Ada sesuata yang ingin dikatakan kepadanya.
Ratu
terlihat gugup mondar mandir didepan istana, Tuan Jung datang memberitahu Ratu
kalau memiliki masalah. Di istana, Yool Moo seperti sudah mengenai istana
dengan semua prajurit. Nok Du akhirnya datang dengan tandu dibelakanganya.
Flash Back
Nok Du
berbicara dengan pengawal bersama dengan Tuan Jung. Pengawal kaget mengetahui Pangeran
Neungyang telah merencanakan pemberontakan lalu Yang Mulia jatuh dari tebing dan
ada konspirasi yang terjadi di istana. Nok Du membenarkan yang diucapakanya.
“Saat itu
sementara orang mencari Yang Mulia, maka Aku akan berada di istana pada waktu
yang dijanjikan. Anda dan tentara di sini harus ikut denganku.” Ucap Nok Du
“Kita
harus menemukan Yang Mulia dan hentikan
pemberontakan. Kirim pesan... dan kumpulkan prajurit dari semua daerah
terdekat. Mereka harus bergegas dan tiba di istana pada waktunya, sementara
kita melakukan apa yang kita bisa untuk mengulur waktu.” Jelas Tuan Jung
“Jika apa
yang Anda katakan itu benar, tentara yang kita miliki di sini tidak akan cukup.”
Kata Pengawal.
“Ya, Aku
tahu... Kita harus bertahan di sana.” Ucap Nok Du.
Nok Du
berjalan masuk istana. Yool Moo memuji Nok Du sudah berkerja dengan bagus.
Tiba-tiba Nok Du sudah mengeluarkan pedang dan siap menebas kepala Yool Moo. Yool
Moo bisa menghindarnya, Dan Oh pun bisa melindunginya.
Saat
itu semua pengawal akhirnya mengeluarkan
pedang dan siap berperang. Yool Moo bertanya apa yang dilakukan Nok Du Nok Du mengatakan datang untuk membersihkan semua pengkhianat. Yool Moo
kaget.
“Jika kalian
menyesali keputusan yang dibuat, Kalian bebas mengubah pikiran. Aku berjanji
bahwa Kalian akan dimaafkan.” Ucap Nok Du. Saat Semua tak ada yang bergerak.
“Tidak
ada, Maka kupikir Aku tidak punya pilihan. Masuklah ke dalam.” Kata Nok Du. Saat
itu pengawal masuk seperti akan
menangkap Yool Moo.
Bersambung
ke episode 29
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar