PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Anak buah
Dong Chan memberikan lembaran kertas agar Dong Chan memeriksanya. Saat itu Tuan
Hwang menelp memberitahu kalau Uji klinis itu sukses tapi perlu melihat
bagaimana hal berkembang dalam 24 jam ke depan.
“Terima
kasih, Profesor Hwang. Sampai jumpa.”
Ucap Dong Chan terharu dan langsung bergegas pergi.
Dong Chan
pergi menemui orang tua Mi Ran. Ibu Mi Ran memastikan Apa itu berarti Mi Ran
akhirnya akan bisa bangun. Dong Chan membenarkan lalu mengaku ada masalah kalau
Mi Ran tidak hanya memiliki hipotermia tapi dia juga harus menjalani operasi.
“Dan
masalahnya adalah apakah dia akan bertahan atau tidak. Biasanya diperlukan satu
minggu bagi seseorang untuk pulih . dan suhu tubuh mereka kembali normal. Tetapi
baginya, itu hanya akan memakan waktu sehari, sehingga jelas akan membebani
tubuhnya.” Jelas Dong Chan.
“Apa yang
harus kita lakukan?” kata Ibu Mi Ran sedih. Dong Cahn mengaku berpikir tentang
apa yang akan dilakukan Mi Ran.
“Dan jika
dia punya pilihan untuk memutuskan, maka dia akan memilih untuk bangun dan
mengatasi ini.” Kata Dong Chan.
“Ya, dia
akan melakukan itu.” Kata Ayah Dong Chan setuju, Ibu Mi Ran pun ikut seuju.
Di lab,
Tuan Hwang memberitahu Sakelar darurat nirkabel akan terhubung selama 24 jam ke depan dan Mi Ran perlu
melakukan operasi walau dalam kondisi seperti itu. Dong Chan memberitahu mereka sudah bicara dengan dokter, dan mereka
sepakat untuk membiarkan Profesor Hwang
dan Profesor Jo memasuki OR.
“Kami
akan memberinya kesempatan segera
setelah kami memasuki OR. Dan ketika suhu tubuhnya kembali normal setelah 30
menit, dia akan diletakkan di bawah anestesi umum dan menjalani operasi.”jelas
Tuan Hwang
“Bagaimana
jika suhu tubuhnya gagal kembali ke normal dalam 30 menit?” tanya ayah Mi Ran.
“Itu
tidak akan terjadi. Kami telah melakukan lebih dari cukup uji klinis.
Masalahnya adalah apakah tubuhnya akan tahan atau tidak.” Ucap Tuan Hwang
Kami akan
melakukannya, Profesor Hwang.” Ucap Ibu Mi Ran menatap anaknya yang ada dalam
tabung.
Mi Ran
diberikan obat agar mengembalikan suhu tubuhnya, setelah itu Dokter memulai
operasi pada luka Mi Ran. Wajah Dong Chan terlihat tegang di luar ruangan
bersama dengan orang tua Mi Ran. Prof Hwang dan Prof Jo keluar dari ruang
operasi.
“Bagaimana
operasinya?” tanya Ibu Mi Ran. Prof Jo dan Prof Hwang hanya saling menatap
dengan wajah sedih.
“Mengapa
dokter tidak keluar?” keluh Dong Chan kesal saat itu Dokter keluar dari ruangan
operasi.
“Butuh
waktu lebih lama dari yang diharapkan untuk bangun dari anestesi. Kami akan
memindahkannya ke Unit Perawatan Intensif.” Ucap Dokter. Dong Chan terlihat
sangat gugup.
Dong Chan
duduk di kamar Mi Ran menatap foto Mi Ran, saat itu seperti merasakan Mi Rang
sedang mengajaknya bicara.
“PD Ma...
Aku akan baik-baik saja. Aku akan bangun. Jadi jangan duduk di sana dengan
tampak sedih dan bergembiralah.”
Dong Chan
pergi ke rumah sakit menunggu didepan ruangan Unit perawatan intensif. Dokter
keluar ruangan memberitahu Pupil matanya merespons dan mereka harus pantau
keadaan Mi Ran karena Keinginannya untuk bangun paling penting seperti
sekarang.
“Dokter...
Bolehkah Aku melihatnya?”tanya Dong Chan. Dokter menolak
“Karena
takut kontaminasi, kami belum dapat mengizinkan pengunjung mana pun.” Kata
Dokter. Dong Chan pun menganguk mengerti.
Nam Tae
datang ke rumah atap, memberikan ponsel kakaknya karena merasa Dong Chan harus menyimpannya. Dong Chan mengerti dan
meminta agar Jangan terlalu khawatir. Nam Tae memeluk Dong Chan menyakin kalau akan
segera bangun, jadi bertahanlah dulu.
Dong Chan
menepuk pundak Nam Tae menganguk mengerti walaupun hatinya merasa sedih. Ia pun
meminta Nam Tae bisa bertahan juga, dan mengingatkan kalau Mi ran yang
mencintainya. Nam Tae mengaku sangat mencintainya.
Dong Chan
melihat ponsel Mi Ran dan melihat seperti diary di dalam ponselnya. Mi Ran menuliskan pada kalendernya “Hari
pertama di tempat kerja, pertama kali aku menciumnya”
“Hari
kami bertukar es krim, hari dia memuji Aku di taman” Dong Cahn melihat diary Mi
Ran mengingat kejadian sebelumnya karena ternyata Mi Ran menuliskan moment saat
Pertama kali menciumna dan Hari saat Dong Chan memujinya di taman.
“Ini Hari
pertama hubungan kami... Pertama kali kami berkencan.” Dong Chan mengingat saat
mereka berciuman dan memulai hubungan.
“Kencan
di arena skating, pertama kali memanggilku sayang” Dong Chan teringat saat
bersama dengan Nam Tae yang bermain ice skating bersama.
Ia
melihat tanggal dibagian bawah, Mi Ran menuliskan “Ulang tahun ibu Dong Chan”
Dong Chan hanya bisa menangis karena Mi Ran ternyata memang sangat mencintai
dirinya dan juga keluarganya.
Di
kantor, beberaapa pegawai membahas kalau Mi Ran merespons dan itu kabar baik.
Tuan Park pikir kalau Mi Ran akan segera bangun. Nona Soo yakin Mi Ran pasti
bangun. Mereka berharap Mi Ran baik-baik saja dan sangat merindukannya.
Dong Chan pergi ke Unit perawatan intensif,
Dokter keluar ruangan memebritahu Suhunya menurun drastis jadi meminta agar
membawa Profesor Hwang.Dong Chan panik dan
ingin tahu bagaimana seberapa buruk itu. Dokter memberitahu suhu Mi Ran 35,4
℃ jadi dalam bahaya.
Ibu Mi
Ran memasukan baju Dong Chan ke dalam koper, Tuan Ko pikir Ini tidak akan
membuat Dong Chan pergi. Ibu Mi Ran pikir Jika Dong Chan menolak, maka mereka
harus mengusirnya karean tidak bisa menghancurkan kehidupan pemuda itu.
“Itu
tidak bisa diterima.” Kata Ibu Mi Ran. Tuan Ko merasa tak enak hati meminta
istrinya agar lebih tenang
“Kita tidak
bisa melakukan ini... Kita harus membiarkannya pergi.” kata Ibu Mi Ran.
“Kenapa
kau menjadi seperti ini? Dong Chan memberikan segalanya.” Keluh Ayah Dong Chan
“Karena
dia sangat baik dan jujur, Mi Ran mengorbankan hidupnya untuknya. Aku yakin ini
juga yang dia inginkan.” Kata ibu Mi Ran sambil menangis.
“Jangan
seperti ini. Astaga... Aku meminta Ibu untuk membersihkan ini, tapi Ibu masih
belum bersihkan.” Keluh Dong Chan mengeluarkan bajunya.
“Juga,
jangan mencoba mengusir Aku. Jika Ibu terus melakukan ini, aku akan marah. Aku
harus kembali ke rumah sakit setelah makan. Mari makan, karena Aku lapar.” Ucap
Dong Chan.
Ibu Mi
Ran mengeluh dengan sikap Dong Chan. Tuan Ko menenangkan istrinya dan mengajak
untuk memasak makanan untuk Dong Chan. Dong Chan akhirnya duduk lemas sambil
menangis karena orang tuanya Mi Ran ingin mengusirnya.
Dong Chan
tertidur lalu tiba-tiba merasakan Mi Ran kembali bicara padanya “Direktur Ma,
suhu tubuhku naik. Kupikir Aku akan menjadi lebih baik. Jadi kau Sabarlah
dulu.”
“Profesor
Hwang, bisakah Anda datang ke rumah sakit? Suhu tubuhnya naik.” Ucap Dong Chan
menelp Tuan Hwang
“Apakah
rumah sakit memanggilmu?” tanya Tuan Hwang. Dong Cahn mengaku Mereka tidak memanggil tapi hanya punya
perasaan.
“Aku sedang
dalam perjalanan sekarang.. Sampai jumpa.” Kata Dong Chan.
Dong Chan
menunggu dengan wajah gugup didepan ruangan Unit perawatan intensif. Tuan Hwang
keluar dengan wajah tak bisa menahan wajah bahagia memberitahu Mi Ran mulai
pulih. Dong Chan pun bisa bernafas lega. Mi Ran masih dirawat ruangan intensif.
Saat
malam natal tiba, Tuan Ko pikir Dong
Chan terlambat lalu bertanya pakah dia merekam sesuatu malam ini. Ibu Mi Ran
mengingat Dong Chan mengatakan menghabiskan malam di Pulau Jeju. Tuan Ko
mengingat kalau Dong Chan akan kembali besok malam, lalu mengeluh jadi pelupa.
“Apa ...
Apa yang kau katakan? Apakah... Apakah kamu mengatakan Mi Ran kami ... bangun?”
ucap Ibu Mi Ran menerim telp dari rumah sakit.
Dong Chan
sedang membahas lokasi, Tuan Park memberitahu Tempat ini adalah kerucut gunung
berapi, jadi terlalu berangin. Dong Chan mengerti jadi harus menemukan tempat
besok pagi dan lihat yang lain, lalu terhenti karena ada yang menelp.
“Apakah
kau... Apakah kau serius?” ucap Dong Chan melonggo tak percaya setelah itu
berbicaa pada anak buahnya dengan tatapan penuh haru.
“Mi Ran
..Mi Ran terbangun.. Itu ... kabar baik. Aku harus pergi sekarang.” Kata Dong
Chan mengambil jaket dan ingin pergi. Semua melonggo kaget dan mulai berhanfas
lega.
“Dong Chan!
Kita berada di Pulau Jeju...Sudah larut malam. Tidak ada pesawat atau kapal.”
Kata Tuan Park menyadarinya. Dong Chan pikir benar.
“Hei,
Sekarang jam berapa? Aku akan memeriksa jika
ada yang tersedia.” Kata Tuan Park. Dong Chan pun hanya bisa menunggu.
Dong Chan
akhirnya sampai seoul, dalam taksi menelp ibu Mi Ran memastikan apakah Mi Ran
benar-benar bangun. Ibu Mi Ran membenarkan kalau anaknya sudah bisa berbicara dan tersenyum. Ia merasa Ini seperti
mimpi, tapi memang benar Mi Ran sudah bangun.
“Dia
berjalan sekarang. Apakah Kau ingin berbicara dengannya?” tanya Ibu Mi
Ran.
“Tidak,
tidak usah... Aku akan pergi ke sana dan
berbicara dengannya secara langsung.” Kata Dong Chan lalu meminta agar
mempercepat taksinya.
Dong Chan
berjalan ditaman dengan salju yang turun dan cukup lebat, matanya seperti tak
percaya melihat Mi Ran yang duduk dengan bermain salju mengunakan tanganya.
Keduanya saling menatap dengan mata berkaca-kaca lalu berjalan mendekat.
“Apakah
kau baik-baik saja?” tanya Dong Chan. Mi Ran menganguk dan bertanya balik pada
Dong Chan.
“Aku
baik-baik saja.. Tapi itu agak sulit.” Akui Dong Chan. Mi Ran langsung memuji
Dong Chan masih sangat keren.
“AKU... Aku
sangat merindukanmu.” Kata Dong Chan. Mi Ran mengaku kedinginan dan akan
terkena flu.
“Tolong
hangatkan Aku.” Ucap Mi Ran. Dong Chan membuka lebar jaketnya dan Mi Ran pun
memeluknyanya. Dong Chan juga memeluknya dengan erat.Mi Ran seperti sangat
nyaman dalam pelukan Dong Chan.
Dong Chan
terlihat marah-marah dalam ruangan karean Perombakan program besok tapi mereka
masih bisa tidur di malam hari. Ia tak bisa terima kalau lembaran menyebut ini
proposal dan bisa membual tentang judul program.
“Kau. Aku
sedang berbicara tentangmu... Ko Mi Ran! Apakah Kau ingin mendapatkan penurunan
pangkat?” teriak Dong Chan Mi Ran. Mi Ran mengaku tidak seperti itu.
“Kau
adalah seorang pekerja keras ketika masih magang, tetapi otakmu tampaknya menjadi
tumpul setelah promosi-mu. Bagaimana Kau bisa menyebut ini proposal?” teriak
Dong Chan marah
“Masalahnya,
Aku dibekukan lalu dicairkan, lalu dibekukan lagi. Aku bolak-balik, jadi Aku
tidak punya ide segar.” Kata Mi Ran.
“Jangan
membuatku tertawa. Kau tidak dapat menyebut itu alasan. Sikapmu adalah
masalahnya.” Kata Dong Chan. Mi Ran pun
tak berani melawan akan melakukan yang terbaik.
“Aku akan
memberi semua orang seminggu. Datanglah ke akal sehat Kalian!” teriak Dong
Chan. Semua menganguk mengerti.
Mi Ran
menunggu di ruang editing, wajahnya tersenyum saat meliaht Dong Chan yang
datang. Dong Chan memberitahu membawa minuman untuk mereka. Mi Ran pun menyuruh
Dong Chan masuk. Dong Chan memberikan
kopi panas, Mi Ran tersenyum bahaga meniumnya.
“Apakah
otakku tumpul?” tanya Mi Ran. Dong Chan dengan gugp mengaku itu tidak benar.
“Aku
hanya ...Aku harus berbicara seperti itu di depan orang lain. Apa lagi yang
bisa Aku lakukan? Apakah kau kesal?” ucap Dong Chan merasa tak enak hati.
“Iya. Aku
sedikit kesal.” Kata Mi Ran. Dong Chan makin tak enak. Tapi Mi Ran mengubah
ucapnya.
“Tidak,
tidak... Kita harus menjadi profesional ketika sedang bekerja. Tapi... Kupikir
Aku perlu perubahan.” Kata Mi Ran. Dong Chan juga berpikir seperti itu.
“Kau telah
berusia 24 tahun selama 23 tahun.” Kata Dong Chan.mereka pun terlihat senang
sudah bisa minuman panas.
Mi Ran
dan Dong Chan kembali bertemu dengan keluarga Dong Chan. Ibu Dong Chan ingin
tahu Apa rencana yang akan mereka lakukan, apakah Mi Ran belum tertarik
menikah, Mi Rana mengaku kalau baru 24 tahun, Ibu Dong Chan mengerti Mi Ran berusia
24 tahun untuk waktu yang lama.
“Bagaimana
kau masih 24 tahun?” kata Ibu Dong Chan. Mi Ran mengerti karena terus
kehilangan kesempatan untuk menua.
“Begitukah?
Apakah Kau mengatakan kepadaku bahwa Kau tidak akan menikah?” ucap Ibu Dong
Chan. Mi Ran membenarkan. Dong Chan terlihat kecewa.
“Aku
sebenarnya berencana pergi ke luar negeri untuk berlatih.” Ucap Mi Ran. Dong
Chan kaget kalau Mi Ran akan Pergi ke luar negeri.
“Perusahaan
kami mendukung staf penuh waktu . untuk berlatih di luar negeri. Aku berharap
bisa melamar.” Ucap Mi Ran.
“Lalu ...
lalu ...Bagaimana denganku? Jika Kau melakukan itu, bagaimana denganku?” ucap
Dong Chan frutasi.
“Maafkan
Aku” ucap Mi Ran. Dong Chan mengeluh kalau sudah menunggu tiga tahun saat Mi Ran berada di kapsul itu.
“Apakah
kau tidak peduli padaku? Aku bisa mengerti wanita yang menunggu pacar mereka
sementara mereka melayani tentara. Tapi lihatlah. Orang-orang bertugas di ketentaraan
selama satu setengah tahun belakangan ini.” Kata Dong Chan.
“Kemudian
Aku menghabiskan waktu dua kali lebih banyak. Bagaimana Kau bisa berbicara
tentang pergi ke luar negeri di depan aku? kau bercanda kan?” keluh Dong Chan
masih tak percaya.
“Aku
tidak bercanda... Aku ingin belajar dengan baik dan menjadi sutradara yang
baik. Aku perlu keluar negeri dan membangun pengalaman. Aku selalu terjebak di
dalam ruang kecil.” Ungkap Mi Ran. Dong Chan merasa bersalah.
“Jika aku
punya kesempatan, maka Aku juga ingin mendapatkan gelar master setelah selesai
dengan studi-ku. Dan mungkin butuh sekitar lima tahun bagiku untuk
menyelesaikan semua itu.” Jelas Mi Ran.
“Kau
benar-benar egois. Apakah Kau hanya peduli pada diri sendiri? Aku akan menjadi
40 setelah 5 tahun.” Kata Dong Chan.
“Tidak,
kau akan berusia 60 tahun.” Jelas Dong Joo. Dong Chan membenarkan kalau akan
berusia 60 tahun.
“Ya, kau
benar. Kau akan berusia 60 tahun.” Ucap Mi Ran. Dong Chan kesal karena Mi Ran
membuatnya marah lagi.
“Jangan
bertengkar di hari yang bahagia. Kenapa
kita tidak makan dulu saja? Aku punya ide. Dong Chan, kau harus pergi ke luar
negeri dan belajar dengannya.” Ucap Ibu Dong Chan.
“Bu, aku
sedang mengerjakan banyak proyek sekarang. Aku tidak bisa belajar di luar
negeri. Apa yang akan aku pelajari?” keluh Dong Chan.
“Atau
bagaimana dengan ini? Mi Ran, bagaimana kalau kau menikah dan punya bayi dulu? Lalu Dong Joo akan
membesarkan bayi untukmu. Jadi kalian bisa kuliah di luar negeri bersama.” Kata
Ibu Dong Chan.
Mi Ran dan
Dong Joo melonggo kaget, Ibu Dong Chan pikir kalau Itulah satu-satunya solusi
untuk masalah ini. Dong Joo mengeluh kenapa ia akan membesarkan anak Kak Dong
Chan jadi meminta agar ibunya harus tenang dan berpikir lebih logis.
“Bu, kau
bicara omong kosong. Kau membuatnya terdengar seperti dia tergila-gila belajar
di luar negeri. Mengapa dia meninggalkan anak kami di sini dan pergi untuk
belajar di luar negeri? Dan kau juga seharusnya tidak seperti ini.” Kata Dong
Chan.
“Itu
bukan ideku. Mengapa kamu marah padaku?” kata ibu Dong Chan. Dong Sik melihat
suasanan Berantakan sekali.
“Lagi pula,
Aku pribadi ingin kalian menikah sebelum
musim panas tiba.” Kata Ibu Dong Chan.
“Bu,
Tarik kembali apa yang kau katakan tentang membuatku membesarkan anak mereka. Mi
Ran mungkin tidak mengatakan apa-apa sekarang. Tapi Aku yakin dia juga tidak
ingin kau membesarkan anaknya. Aku Benar
kan?” kata Dong Joo panik. Mi Ran kebingungan.
“Aku
bahkan tidak pernah setuju membesarkan anaknya. Lalu apakah Kau hanya
akan membiarkan kakakmu menjadi tua? Dia perlu punya anak untuk dibawa di pohon
keluarga.” Kata Dong Joo
“Mari
kita berhenti sebentar. Mari kita tinggalkan topik pembicaraan untuk sekarang
dan makan dulu. Ini bukan subjek yang ringan. Kita seharusnya tidak
membicarakan ini sekarang.” Ucap Dong Chan menenangkan keluarganya.
“Kau
pasti benar-benar ingin menikahinya, Kan Kakak ipar.” Goda istri Dong Sik.
“Ya,
tentu saja. Tentu saja, Aku harus menikah... Aku akan menikah... Aku akan
menikah.” Tegas Dong Chan. Mi Ran hanya bisa menatap Dong Chan seperti merasa
bersalah.
Dong Chan
hanya diam di dalam mobil, Mi Ran pikir kalau Dong Chan tidak marah. Dong Chan
menegaskan kalau ia marah. Mi Ran yakin Dong Chan tidak marah tapi sedang
memikirkan sesuatu. Dong Chan mengeluh agar Mi Ran Berhentilah bertingkah
seperti mengenalna dan Mi Ran itu tidak
tahu apa-apa.
Sesampai
didepan rumah, Dong Chan memberikan buku memberitahu kalau menulis buku harian ini saat menunggu Dong
Chan jadi mungkin ingin tahu apa yang terjadi ketika Mi Ran tertidur dan melakukan ini sehingga bisa berbagi waktu dengan Mi Ran.
“Apakah
Kau tahu apa yang aku sadari saat kau tertidur? Ini benar-benar tidak seperti
diriku... Tetapi Aku mulai percaya pada Takdir. Semuanya akan berubah sesuai
takdir kita. Jadi mari kita serahkan saja pada takdir.” Kata Dong Chan
“Baiklah...Berkendaralah
dengan aman. “ kata Mi Ran lalu turun dari mobil
Mi Ran
duduk di meja belajarnya, mulai membaca buku diary Dong Chan “Kamu berada di
mimpiku hari ini. Kamu menjadi wanita dari mimpiku. Aku tidak bisa melupakanmu
bahkan dalam mimpiku. Aku yakin nasib beku kita perlahan mencair sekarang.
“Hidupku
tanpamu berlanjut. Wajar bagiku untuk merindukanmu. Jadi aku tidak akan
berjuang. Merindukanmu adalah bagian dari hidupku setiap hari.
Dong Chan
tiap malam menuliskan diarynya seperti yang dilakukan Nam Tae saat kehilangan
kakaknya.
“Jika Aku
bisa mengubah waktu kembali, Aku akan memaksamu untuk mendapatkan suntikan hari
itu. Setiap kali Aku memikirkan hal itu, itu membuat aku gila. Mi Ran... Aku
sangat merindukanmu.”
Mi Ran
hanya bisa menangis harus membaca buku diary Dong Chan.
Mi Ran
bertemu dengan Ha Young menyapanya mengucapkan
Selamat atas kembalinya. Ha Young pun mengucapkan Terima kasih karean Mi
Ran sudah kembali. Mi Ran mengucapkan Terima
kasih karena Ha Young telah mengkhawatirkan.
Dong Chan
berjalan dengan Mi Ran sambil bergandanga tangan memberitahu kalau dapat melakukan
apa yang diinginkan jadi akan mendukung
impiannya. Mi Ran mengaku sudah membaca buku harian Dong Chan jadi tidak ingin
terpisah darinya lagi.
“Aku
tidak bisa mengikuti kau di luar negeri. Kau sedang dalam proses mengejar impianmu.
Tetapi Aku harus bekerja keras di tempat aku sekarang. Kita harus bertemu di
tengah. Jadi Aku akan menunggu untukmu.” Kata Dong Chan.
“Tidak,
Aku tidak ingin pergi lagi.” Kata Mi Ran. Dong Chan menolak dengan ucapan Mi
Ran.
“Aku
tidak bisa membuatmu menyerah pada mimpimu karena aku.” Ucap Dong Chan.
“ Tetapi
Aku tidak ingin terpisah darimu.” Kata Mi Ran. Dong Chan mengaku tak ingin
seperti itu juga saat itu ada pesan masuk ke dalam ponsel Dong Chan.
“Ku pikir
mungkin ada solusinya.” Kata Dong Chan dengan senyuman bahagia.
Anak buah
Dong Cahn membahas sesuatu dan merasa mereka harus mendukung mereka. Hyun Gi
pun datang. Tuan Park bertanya apa yang
membawanya datang ke kantor. Hyun Gi ingin tahu apa yang terjadi. Tuan Park
memberitahu kala Dong Chan dan Mi Ran akan pergi. Hyun Gi terlihat kaget.
[2 bulan kemudian]
Seo Yoon
menonton youtube dirumah sendirian, wajahnya tersenyum bahagia. Dong Chan dan
Mi Ran menyapa semua penonton channel youtubenya, nama Channel mereka terlihat Dong
Chan dan Mi Ran's Travel Vlog.
Flash Back
Dong Chan
dalam keadaan kebingungan menerima pesan dari Seo Yoon “Paman, mengapa kamu
membuat hal-hal tampak begitu rumit? Kau harus pergi dengannya dan memulai
saluran YouTube.” Dong Chan dengan wajah
bahagia memberitahu mungkin ada solusinya.
“Kami
saat ini di Seattle... Dingin sekali di sini. Para penonton, Kalian harus
menjalani hidup kalian dengan penuh semangat. Mampu berbagi waktu dan ruang dengan
orang yang kita cintai adalah apa yang membuat kita bahagia. Terima kasih atas
dukungan Kalian.” Ucap Dong Chan Keduanya
pun melambaikan tangan mengucapkan sampai jumpa.
“Dan dua
manusia cryonic, Dong Chan dan Mi Ran, hidup bahagia selamanya.” Ucap Seo Yoon.
THE
END
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Selesai juga,tak tunggu sinopdis selanjutnya...semangat...
BalasHapus