PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seo Yeon
menghadang Joo Hee didepan restoran ayam mengaku tidak bisa menemukan tempat dengan
bayaran lebih dari mereka. Joo Hee kesal karena Seo Yeon tidak bisa membuatnya
berhenti di luar keinginannya. Seo Yeon pikir bar anggur itu membayarnya lebih
dari tempat sekarang.
“Aku
tidak percaya ini. Siswa yang bekerja di bar?” sindir Seo Yeon. Joo Hee
menegaskan Tempat itu tidak seperti itu.
“Beraninya
kamu membalas ucapanku setelah perbuatanmu? Apa Kau tidak berlatih lari? Apa Kau
tidak mau kuliah?” ucap Seo Yeon
“Bisakah
aku mencari nafkah dengan berlari?” tanya Joo Hee. Seo Yeon pikir Joo Hee bisa
melihat dirinya.
“Aku
menjadi guru dan mencari nafkah karena aku berlari sekuat itu. Bahkan Aku juga
terkenal.” Kata Seo Yeon bangga.
“Memenangkan
medali perak di kejuaraan nasional biasa saja.” Ejek Joo Hee.
“Hei,
tidak semudah itu. Sejujurnya, Apa ada hal lain yang bisa kau lakukan selain
berlari?Apa Kau punya tujuan jelas? Teruslah berlari karena itulah kemampuanmu
yang terbaik. Kau juga suka berlari.” Saran Seo Yeon. Joo Hee hanya bisa
tertunduk diam.
“Kau
tidak bisa menjalani hidupmu hanya melakukan apa yang kau suka. Kita semua
punya kisah. Apa yang terjadi kepada keluargamu? Bagaimana dengan kakakmu?”
tanya Seo Yeon.
“Dia
tergila-gila dengan pria ini dan kabur dengan semua uang kami.” Ungkap Joo Hee.
“Kenapa
kau tidak memberitahuku?” keluh Seo Yeon. Joo Hee merasa Karena itu memalukan.
“Itu
tidak mempermalukanmu. Jadi Kau tinggal
di mana? Di mana barang-barangmu?” tanya Seo Yeon .
Joo Hee
menjawab Di sauna. Seo Yeon pun mengajak Joo Hee pergi sambil mengeluh kalau
Joo Hee dan Seo Joon tidak pernah mendengarkannya dan berpikir mereka berdua
mengalami masa pubertas lagi. Joo Hee pun setuju akan pergi dengan Seo Yeon.
Seo Yeon
membawa alas tidur dan bantal ke lantai dua lalu memberikan pada Joo Hee
memberitahu kalau mereka tidak memakai kamar ini, jadi, Joo He bisa memakainya.
Joo Hee berkomentar Ini seperti ruangan dari "Anne of Green Gables".
“Aku
mengatakan hal yang sama saat masih kecil.” Akui Seo Yeon. Joo Hee bertanya
apakah Seo Yeon tinggal di sini sejak kecil
“Ya,
sejak usiaku 11 tahun.” Ucap Seo Yeon. Joo Hee bertanya apakah Seluruh
keluarganya. Joo Hee menganguk
“Kalau
begitu, apa orang tuamu tinggal bersamamu?” tanya Joo Hee. Seo Yeon mengaku
Mereka meninggal saat ia masih SMP.
“Apa
karena itu kau mengkhawatirkanku? Apa Karena aku mengingatkanmu akan dirimu
dahulu?” tanya Joo Hee
“Tidak,
itu karena kau atlet yang hebat. Jika kau tidak pandai berlari,maka aku tidak
akan memedulikanmu, bahkan tidak sebesar ini. Kenapa aku menyukaimu?” ejek Seo
Yeon lalu menyuruh Joo Hee bisa menata ulang kamarnya sesukanya..
“Akan
kuberi tahu Seo Joon, kita akan memakai kamar mandi di lantai dua.” Ucap Seo
Yeon
“Seo Joon
tidak akan suka aku bisa tinggal di sini.” Kata Joo Hee. Seo Yeon pikir kalau
tak suka maka adiknya bisa pergi.
“Oh Yah, aku punya dua saudara selain dia. Tapi mereka
jarang naik, jadi, jangan hiraukan mereka... Kau pasti lelah. Istirahatlah.”
Kata Seo Yeon.
Joo Hee
memanggil Seo Yeo mengucapkan Terima kasih. Seo Yeon pikir Joo Hee belum
mengerti karena kalau tinggal di rumahnya maka itu artinya harus selalu siap
untuk dilatih. Ia menegaskan Joo Hee itu berada di bawah kendalinya.
“Itu
sebabnya aku lebih bersyukur.” Ungkap Joo Hee menatap Seo Yeon dengan wajah
terharu.
Seo Yeon
mengirimkan pesan pada grup keluarga “Salah satu muridku akan tinggal di loteng
di lantai dua. Jadi, ingatlah itu, dan siapa yang mau makan malam di rumah?”
Won Jae
sedang ada diruangan kerjanya seolah tak peduli dengan pesan Seo Yeon, begitu
juga Won Seok yang sedang ada dibar. Sementara Seo Joon tak membaca pesan dari
sang kakak karena sedang sibuk latihan di agencynya.
“Sulitkah
untuk membalas?Mereka tidak pernah membalas pesanku. Dasar Sial.” Ucap Seo Yeon
kesal
Di rumah
Kang Woo, Hyun Soo bingung siapa Joo Seo Yeon. Kang Woo kesal karena Hyun Soo
itu tidak mengingatnya. Hyun Soo mengaku jarang menghadiri pertemuan alumni.
Kang Woo tak percaya kalau Hyun Sootidak ingat Seo Yeon saat SMP
“Apa dia
cantik? Ini Aneh. Aku ingat semua yang cantik.” Ucap Hyun Soo. Akhirnya Kang
Woo memperlihatkan gambarnya.
“Apa Kamu
bahkan menggambar dia? Pantas saja aku tidak bisa mengingatnya. Dia teman Kim
Mi Kyung.” Ucap Hyun Soo langsung mengenalnya. Kang Woo seperti baru mendengar
nama Mi Kyung.
“Aku
pernah bertemu dengannya. Dia tipe yang memanfaatkan orang lain.” Ucap Hyun Soo
“Aku
ingin bertemu dengannya.” Kata Kang Woo. Hyun Soo pikir kalau Kang Woo
menyukainya
Jadi, Apa
ini tipe idealmu?”ucap Hyun Soo. Kang Woo ingin tahu apakah Hyun Soo berpikir
seperti itu. Hyun Soo pikir pasti bukan jadi ingin tahu Kang Woo ingin bertemu
dengannya.
“Aku ada
urusan dengannya. Bisakah kamu mempertemukan kami sekarang?” kata Kang Woo
“Beri aku
lima detik” kata Hyun Soo lalu mengeluarkan ponselnya.
Seo Yeon
menjauhkan ponselnya karena Mi Kyung terus saja menjerit histeris lalu
memastikan kalau temanya sudah selesai berteriak. Mi Kyung pikir kalau Pria satu-satunya
pria di antara alumni mereka yang layak yaitu Park Hyun Soo
“Aku
tidak mengenalnya.” Ucap Seo Yeon. Mi Kyung menceritakan Hyun Soo baru saja
menelepon dan ingin bertemu sekarang.
“Itu Bagus
untukmu.” Kata Seo Yeon. Mi Kyung pikir Seo Yeon juga harus ikut. Seo Yeon
bingung.
“Dia
menyuruhku mengajak teman... Kau tidak tahu apa artinya? Artinya akan ada satu
orang lagi.” Ucap Mi Kyung penuh semangat.
“Aku
lebih benci itu.” Keluh Seo Yeon. Mi Kyung meminta agar temani saja. Seo Yeon
menyurh Mi Kyung meminta orang lain.
“Aku tidak
bisa memercayai wanita lain.” Ucap Mi Kyung. Seo Yeon heran Apa ini benar-benar
perlu
“Jika
kamu tidak mau, tidak apa-apa. Tapi aku akan meminum semua yang dia tawarkan.
Tapi kau tahu, tiga gelas adalah batasku.Meski dia membawaku ke suatu tempat,
aku tidak akan bisa menolak.” Cerita Mi Kyung
“Dan aku
akan meneleponmu besok pagi sambil menangis. "Seo Yeon, tadi malam, dia
dan aku..." ungkap Mi Kyung.
“Di mana
kalian akan bertemu?” tanya Seo Yeon. Mi Kyung akan mengirimkan alamatnya. Joo
Hee sedang makan dengan Seo Yeon hanya bisa menatap sang guru.
Di sebuah
restoran
Seo Yeo
masuk memastikan pada temanya kalau ini memang tempatnya, Mi Kyung mengaku mencari di internet dan
harganya cukup mahal dan ingin tahu penampilan pada Seo Yeon apakah terlalu
rapi karean harus terlihat alami. Seo Yeon memuji kalau temanya sudah cantik.
“Satu
menit... Lipstik Ini akan cocok untukmu.” Kata Mi Kyung ingin memoleskan di
bibr Seo Yeon.
“Aku di
sini sebagai pengawalmu.” Tegas Seo Yeon. Mi Kyung pikir akan menyenangkan jika
Seo Yeon akrab dengan pria yang satu lagi. Seo Yeon tak peduli mengaja mereka
segera masuk saja.
“Setelah
minum tiga gelas, kita akan pergi.”tgas Seo Yeon. Mi Kyung pun setuju dengan
memberikan hormat.
Mi Kyung
akhirnya masuk ke sebuah ruangan, Hyun Soo menyapa Mi Kyung yang datang dengan
Seo Yeon mengaku sudah lama tidak bertemu lalu bisa menebak mana Mi Kyung mana
Seo Yeon. Seo Yeon bingung kalau Hyun Soo bisa mengenalnya.
“Tentu
saja. Kita satu sekolah... Ayo Duduklah.” Ucap Hyun Soo terlihat santai.
“Kenapa
kau tidak menghubungiku setelah pertemuan terakhir kita?” kata Mi Kyung
“Aku
menunggumu. Kenapa kau tidak menghubungiku?” balas Hyun Soo. Mi Kyung pikir
Hyun Soo itu memang profesional.
“Kau
menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan lain.” Ucap Mi Kyung. Hyun Soo terlihat
malu-malu.
“Aku
memesan yang kusuka. Tidak apa-apa’kan ?” kata Hyun Soo saat pelayan datang. Mi
Kyung pikir tak masalah lalu mengucapkan Terima kasih
“Kenapa kau
tiba-tiba meneleponku?” tanya Mi Kyung . Hyun Soo mengaku baru ingat tidak
datang ke pertemuan alumni.
“Hari itu
aku tidak bisa bertemu denganmu, jadi, aku memutuskan untuk menelepon.” Kata
Hyun Soo
“Apa Kau
ingat Kang Woo si cepirit? Dia ada di sana.” Kata Mi Kyung. Hyun Soo terlihat
gugup
“Anak gemuk
itu membuat perubahan besar. Dia menjadi sangat tampan.” Ucap Mi Kyung. Hyun
Soo pura-pura tak tahu dan ingin tahu pendapat orang lain.
“Mereka
semua terkejut. Dia terlihat seperti seorang selebritas.” Kata Mi Kyung
“Dia
penipu, percayalah. Dia tiba-tiba datang dan pergi. Kurasa dia bahkan tidak ikut
patungan.” Kata Seo Yeon
“Aku
tidak tahu kalau harus ikut patungan.” Komentar Kang Woo tiba-tiba sudah ada
didepan pintu. Seo Yeon dan Mi Kyung kaget kalau Kang Woo juga datang.
“Dia dan
aku terus berhubungan. Jadi Kita bertemu lagi.”Akui Hyun Soo. Mi Kyung pikir
benar juga.
“Maaf aku
pergi tiba-tiba malam itu.” Kata Kang Woo. Seo Yeon pikir Tidak perlu karena mereka tidak berjanji
untuk bertemu.
“Omong-omong,
Apa kau sakit?” tanya Seo Yeon. Kang Woo gugup lalu mengaku hanya ada urusan
mendesak.
“Tapi kau
tidak pergi terburu-buru. Seolah harus buang air besar...” ucap Seo Yeon yang
langsung dipotong oleh Hyun Soo.
“Omong-omong,
apa pekerjaan kalian?” ucap Hyun Soo. Mi Kyung meminta Hyun Soo agar bisa menebak.
“Dengan
penampilanmu... Seorang pramugari?” kata Hyun Soo mulai mengoda.
Mi Kyung
pikir itu lumayan bisa mendekati dan ingin tahu pekerjaan mereka. Hyun Soo
mengaku Banyak hal. Mi Kyung pikir hanya pria nakal yang punya banyak rahasia.
Hyun Soo punm mengajak untuk Bersulang
saja.
“Ada yang
ingin kau katakan?” tanya Seo Yeon melihat Kang Woo yang terus menatapnya saat
sedang minum.
“Sepertinya
mereka bersenang-senang. Apa Kau Mau minum di tempat lain?” ucap Kang Woo mulai
mengoda.
“Kau
tidak akan bisa menolak.” Gumam Kang Woo yakin,
Seo Yeon pikir tak begitu perlu. Mi Kyung menendang kaki temanya agar
pergi meninggalkan mereka berdua.
“Aku akan
berada di luar. Mari kita pulang bersama.” Ucap Seo Yeon akhirnya keluar dari
ruangan. Kang Woo pikir kalau Seo Yeon pasti tergoda dengan wajahnya.
Diluar
ruangan, Kang Woo menatap dengan tatapan mengoda pada Seo Yeon. Tapi Seo Yeon
heran dengan Kang Woo menatapnya seperti itu dan Seolah matanya terus menusuk
untuk menatapnya. Kang Woo pun berpikir kalau Seo Yeon kagum dengan
penampilanya dan membuatnya hampir gila.
“Wajah
macam apa itu? Dagunya setajam pisau. Apa dia tembikar Jeulmun? Kenapa tirus
sekali?” keluh Seo Yeon bergumam.
“Apa aku
membuatmu gila? Apa Kau begitu mencintaiku?” gumam Kang Woo bangga sambil minum
memperlihatkan bentuk wajahnya lalu melipat kakinya.
“Kenapa
kakinya panjang sekali? Kenapa kepalanya kecil sekali? Dia yang terburuk” gumam
Seo Yeon benar-benar tak suka dengan pria tampan.
“Aku yakin
hanya aku yang kamu pikirkan. Apa pun yang kamu lakukan, kamu tidak akan bisa
melupakanku. Tamat riwayatmu.” Gumam Kang Woo bangga.
Keduanya
hanya saling menatap sambil bergumam masing-masing, Kang Woo akhirnya mulai bertanya Apa
pekerjaannya. Seo Yeon mengaku hanya melakukan sesuatu. Kang Woo ingin tahu
apakah Seo Yeon mengencani seseorang.
“Kenapa
kamu bertanya?” ucap Seo Yeon heran. Kang Woo blak-blakan mengaku tertarik
kepada Seo Yeon. Seo Yeon kaget mendengarnya.
“Karena
itu aku minta Hyun Soo untuk menjodohkan kita.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon bingung
karena berpikir ini untuk temanya.
“Seperti
katamu, kau cinta pertamaku. Tapi kau menolakku saat itu.” Kata Kang Woo. Seo
Yeon ingin menjelaskan tapi Kang Woo lebih dulu berdiri menyuruh Seo Yeon diam.
“Biarkan
aku bicara dahulu. Berkat penolakanmu, aku tersadar. Aku bertekad menjadi pria
terbaik untukmu. Namun, aku butuh 15 tahun.Jadi Bagaimana? Maukah kamu
menerimaku kali ini?” ucap Kang Woo dengan percaya diri.
“Seo
Yeon, maukah kau berkencan denganku?” kata Kang Woo. Seo Yeon menatap Kang Woo
lalu berpikir temanya itu sedang sakit. Kang Woo bingung
“Apa kamu
di Amerika selama 15 tahun terakhir untuk menjalani pengobatan? Jika tidak,
orang gila macam apa mengajak gadis berkencan padahal dia hampir tidak
mengenalnya?” ucap Seo Yeon tak mudah dibodohi
“Kau
bilang "Gila"?” ucap Kang Woo marah Seo Yeon pikir Kang Woo
menghentikan omong kosong ini dan buang air besar saja lalu berjalan pergi
meninggalkanya.
“Kau
bilang "Buang air besar?" Hei! Kenapa aku buang air besar? Apa yang
kau lakukan untuk membantuku buang air besar? Apa urusanmu aku buang air besar
atau tidak? Itu tidak ada hubungannya denganmu! Aku bahkan tidak mau!” teriak
Kang Woo kesal lalu merasakan perutnya kembai bergejolak. Beberapa orang tamu
pun sempat menatapnya.
Mi Kyung
langsung ditarik keluar oleh Seo Yeon dan bertanya ada apa dengan temanya. Seo
Yeon memperingatkan Jangan pernah menemui mereka atau menjawab telepon mereka
lagi. Mi Kyung heran kenapa tak boleh.
“Kau tahu
apa yang dilakukan Kang Woo? Dia mengajakku berkencan.” Ucap Seo Yeon. Mi Kyung
kaget mendengarnya.
“”Dia
menganggapku apa sampai mengatakan hal seperti itu? Apa Hyun Soo tidak
mengatakan apa pun?” tanya Seo Yeon. Mi Kyung mengelengkan kepala.
“Tapi dia
tidak pernah memberitahuku apa pekerjaannya. Dia terus menghindari pertanyaan. Jadi,
aku juga tidak memberitahunya.”cerita Mi Kyung
“Coba Lihat?
Mereka berdua aneh. Mereka pasti sudah gila. Aku tidak suka tampilannya, dan
lihat apa yang terjadi.” Kata Seo Yeon marah
“Aku lega
bertemu pria yang layak.” Keluh Mi Kyung kesal. Seo Yeo pikir lebih baik
melupakan dan makan sup nasi. Mi Kyung pun setuju mereka makan sup nasi saja.
Hyun Soo
pun mengeluh dengan temanya meurutanya pria macam apa yang tiba-tiba mengajak wanita
berkencan. Ia tak percaya Jika menyangkut wanita, Kang Woo sangat terus terang.
Kang Woo heran dan berpikir Apa kekurangannya.
“Dia
seharusnya bersyukur aku mengajaknya berkencan. Tapi apa? Buang air besar?”
ucap Kang Woo marah
“Itu
aneh... Tidak mudah bagi wanita untuk menolak wajahmu. Skenario terburuk, mereka
akan bilang bahwa mereka akan memikirkannya.” Ucap Hyun Soo
“Seo
Yeon... Kurasa aku masih kurang di matamu. Tapi bagaimana? Apa lagi yang
kubutuhkan? Aku sempurna... Lihatlah wajah dan tubuhku.” Kata Kang Woo. Hyun
Soo juga berpikir yang sama
“Itu
karena kekayaanmu.” Kata Hyun Soo. Kang Woo bingung. Hyun Soo menjawab Uang.
“Kim Mi
Kyung bilang kau tidak pergi ke reuni. Dia bertanya kenapa kau tidak punya
mobil padahal kau tampak kaya.” Cerita Hyun Soo
“Astaga.
Menurutku, itu sangat tidak masuk akal.” Komentar Kang Woo. Hyun Soo menegaksan
kalau orang-orang menilai kekayaan orang dari mobil.
“Kau
tidak bisa meninggalkan Korea karena nenekmu. Jadi Pergilah membeli mobil
besok.” Jelas Hyun Soo. Kang Woo memikirkan untuk membeli Mobil
“Ya. Cari
mobil bagus dan ajak dia kencan lagi. Tunjukkan kepadanya bahwa kau punya uang
dan ketampananmu. Berbohong dan katakan kepadanya bahwa satu-satunya orang yang
bisa mengisi hatimu yang hampa adalah dia.” Jelas Hyun Soo. Kang Woo menganguk
mengerti.
“Belikan
dia makanan lezat. Belikan dia barang bagus. Buat dia tergila-gila kepadamu.
Setelah itu...” kata Hyun Soo. Kang Woo menunggu Setelah itu apa.
“Saat dia
terlihat paling bahagia dan dia tergila-gila kepadamu, kau harus
mencampakkannya. Permainan berakhir.” Ucap Hyun Soo. Kang Woo senang karena Permainan
berakhir.
Seo Joon
pulang ke rumah dan panik melihat rumah yang kosong, langsung menyalakan lampu
disemua ruangan. Ia mengumpat kesal
karena Tidak ada orang di rumah lagi dan mengeluh pada kakakanya kalau benci dengan
keadaan ini.
“Kenapa
rumah selalu kosong sampai larut malam padahal ada anak di bawah umur di rumah
ini? Sial!” keluh Seo Joon sambil menyalakan TV agar tak sepi.
Ia
menonton sambil makan ramyun, “Ini terjadi pada hari pertama saat pindah ke
studio baru. Aku keramas di kamar mandi Dan aku menatap cermin.Lalu aku melihat
seorang wanita di cermin. Punggungnya bungkuk, dan dia menatapku di cermin seolah-olah
aku mengalami kelumpuhan tidur...”
Seo Yeon
sedang mencuci rambutnya mulai ketakutan lalu memastikan kalau semua itu hanya
cerita. Ia pun menyuruh semua hantu pergi sambil mencuci rambutnya dan mengeluh
benci karena sendirian dirumah.
Seo Joon
akhirnya selesai mencuci rambutnya dan mendengar suara dari lantai atas. Ia
makin ketakutan lalu bertanya apakah kakaknya sudah pulang. Tak ada suara yang
menyahut, Seo Joon memanggil dua kakak laki-lakinya.
Saat itu
Joo Hee baru saja akan turun dengan rambut ditutupi handuk. Seo Joon ketakutan
menjerit histeris dan langsung jatuh berguling. Joo Hee bing melihat Seo Joon
tak sadarkan diri. Seo Joon dikompres kepalanya dengan es batu lalu akhirnya
menyadarkan diri.
“Bayangkan
jika orang di sekolah kita tahu kita tinggal serumah. Kau tahu bintang idola
bisa kehilangan ketenaran hanya dengan satu skandal, kan?” ucap Seo Joon marah
“Jika kau
sangat membencinya,maka aku akan bicara dengan Bu Joo dan pergi.” kata Joo Hee.
Seo Joon pikir itu harus.
“Aku
tidak akan keluar. Jadi, kau tidak perlu merasa tidak nyaman.” Ucp Joo Hee lalu
melangkah pergi.
“Kenapa
aku merasa tidak nyaman? Astaga, ini menyebalkan.” Kata Seo Joon kesal.
Won Jae
dan Seo Yeon baru pulang melihat adiknya tertidur pulas di ruang tengan. Won
Seok pikir ini hal baru karena adiknya tidur sendirian. Seo Joon pikir kalau
adiknya merasa aman karena Joo Hee ada di rumah.
Pagi hari
Joo Hee
berlatih lari mengeliling lapangan, Pagi hari Seo Joon mengeluh pada
kakaknya. Seo Yeon menegaksan kalau
sudah memutuskan kalauJoo Hee akan tetap di sini. Seo Joon merengek pada Won
Jae agar bisa membelanya.
“Aku
mendengar ceritanya. Dia sedang kesulitan. Kau harus mengalah kali ini.” Kata
Won Jae. Seo Joon merengek pada kakak kedua.
“Bolehkah
aku kembali ke kamarku dan tidur?” keluh Won Seok tak peduli. Dua kakaknya pun
akhirnya kembali tidur karena masih mengantuk.
“Hei.. Kalian
harus mengirim uang untuk biaya hidup saat makan siang.” Ucap Seo Yeon pada dua
kakaknya yang kembali ke kamar.
“Sial.
Seo Yeon! Bagaimana jika orang tahu?” rengek Seo Joon. SeoYeon pikir Ada orang lain yang tinggal di
rumah ini.
“Berhentilah
membesar-besarkan masalah ini. Lagi pula, kau tidur nyenyak tanpa kami kemarin.”kata
Seo Yeon. Seo Joon bingung menjelaskan
“Tidurmu
nyenyak karena alam bawah sadarmu tahu Joo Hee ada di rumah. Coba Lihat? Dia
sudah banyak membantu. Berhenti merengek. Lalu bersiaplah ke sekolah. Mengerti?”
kata Seo Yeon lalu melangkah pergi
“Kenapa
kamu melakukan ini kepadaku? Kenapa?” jerit Seo Joon kesal sambil
berguling-guling di atas sofa dan tersadar Joo Hee datang melihat posisi yang
aneh.
“Hei...
Kau. Aku menganggapmu anjing. Kau anjing yang menjaga rumah. Tidak lebih, tidak
kurang. Jangan pura-pura mengenalku di sekolah. Jangan coba-coba mengambil foto
dan menjualnya. Mengerti?” ucap Seo Joon memperingati Joo Hee.
Semua
anak makan dikantin, Joo Hee melihat Seo Joon makan dikeliling murid perempuan.
Seo Joon melihat Joo Hee merasa tak nyaman langsung berdiri berpikir untuk
pindah tempat, para pengikutnya heran Seo Joon ingin pindah tempat duduk.
“Dia yang
membuatnya jelas.” Ucap Joo Hee santai memilih duduk ditempat lain tak
memperdulikan Seo Joon.
Di sisi
meja lain, Seo Yeon sedang makan dengan Mi Kyung. Seo Yeon kesal pada dua
kakaknya karena belum mentransfer uang jadi itu artinya keduanya tidak
mendengarkannya. Ia pun berpikir kalau akan mengambilnya sendiri.
Min Hyuk
menatap ke arah Seo Yeon dengan senyuman bahagia. Saat itu Mi Kyung melihat Min
Hyuk menatap Seo Yeon lalu merasakan sesuatu yang tersembunyi.
Min Hyuk
masuk ruangan kaget melihat Mi Kyung sudah duduk di kursi melihat kearah
lapangan. Mi Kyung berkomentar kalau
Pemandangannya indah. Min Hyuk bertanya apakah butuh sesuatu, Mi Kyung
pikir Ini membingungkan. Min Hyuk terlihat bingung.
“Aku
tidak bisa memahamimu.” Kata Mi Kyung,
Min Hyuk tak tahu Apa maksudnya.
“Kenapa
kau mengadukan Seo Yeon?” tanya Mi Kyung, Min Hyuk menjawab karena melihatnya
memecahkan pot bunga.
“Bukan
itu yang kutanyakan. Pak Lee. Apa kau menyukai...” ucap Mi Kyung, Mi Hyuk pun
terlihat gugup.
“Lupakan
saja... Apa pun itu, kau lebih tampan dari dekat, karena itulah hal ini lebih
mengecewakan. Semoga harimu menyenangkan.” Ucap Mi Kyun lalu melangkah pergi.
Hyun Soo
mengantar Kang Woo ke showroom mobil. Ia memberitahu Kang Woo kalau mau
berteman dekat dengan mereka, jangan beri tahu mereka dari keluarga mana. Ia
bahkan tidak pernah memberi tahu mereka apa pekerjaannya.
“Kenapa
tidak boleh?” tanya Kang Woo polos. Hyun Soo menjawab Merepotkan jika orang tahu pekerjaannya.
“Beri
mereka jawaban yang jelas.” Kata Hyun Soo lalu melihat sesuatu didepanya klau
itu Joo Seo Yeon dengans seorang pria.
Won Jae
mengeluh pada adiknya memakai piama untuk mengunjungi di kantor. Hyun Soo pikir
kalau pria itu pacarnya dan menurutnya sangat tampan. Seo Yeon pikir kakaknya
pasti tahu alasan datang ke kantornya. Won Jae pikir mereka bsia membicarakan
dirumah.
“Apa dia
lebih tampan dariku?” tanya Kang Woo sinis. Hyun Woo terlihat bingung lalu
mengaku tidak.
“Dia tipe
pria tampan yang berbeda. Aku mengerti kenapa dia tidak jatuh cinta dengan
penampilanmu. Itu karena dia punya pacar tampan sepertinya.” Ucap Kang Woo lalu
melangkah pergi.
“Hei...
Kau mau ke mana? Kau tidak mau membeli mobil? Apa Kau bisa berjalan kaki?”
teriak Hyun Soo heran.
Di dalam
show room, Won Jae akhirnya mengirimkan uang untuk adiknya 500 dolar. Seo Yeon
pun tersenyum melihatnya. Won Jae pikir
Seo Yeon itu gigih. Seo Yeon merasa kakaknya akan lebih baik jika
mengirimkan uangnya tepat waktu.
“Kau
selalu membuatku datang kemari untuk ini.” Ucap Seo Yeon. Won Jae pikir adiknya
sekarang sudah puas
“Kalau
begitu, sampai jumpa lagi bulan depan.” Kata Seo Yeon lalu melangkah pergi.
“Apa dia
sungguh adikmu?” tanya pegawainya. Won Jae membernarkan dan ingin tahu kenapa
memangnya.
“Kalian
berdua tidak mirip. Apa dia sungguh adik kandungmu?” ucap si pegawai
heran.
“Tentu
saja kami mirip! Kami terlihat sama.” Tegas Won Jae tak ingin dibedakan.
Hyun Soo
duduk melamun tak percaya kalau Seo Yeon bisa mengencani orang seperti pria
tadi dan ingin tahu Apa rahasianya. Hyun Soo pikir pria itu pasti sangat menawan
dalam hal yang tidak mereka ketahui. Seo Yeon tak percaya dianggap seperti itu.
“Kau
bilang Menawan? Seo Yeon? Tidak mungkin. Aku yakin pria itu hanya bermain-main
dengannya.” Kata Kang Woo sinis
“Apa
Seperti yang akan kau lakukan?” sindir Hyun Soo. Kang Woo berteriak marah
Saat itu
kang Woo menerima telp, pegawai memberitahu tentang Seok Min dan ingin tahu Ada
apa dengannya. Ia lalu mengumpat kesal pada si bodoh itu. Kang Woo ingin tahu
ada apa. Hyun Soo tak menjawab hanya mengeluh kalau Seok Min sudah menyuruhnya
berhati-hati untuk sementara.
“Kenapa
dia tidak bisa menahan diri?” keluh Hyun Soo lalu berhenti didepan bar Won
Seok.
“Kau Tetap
di sini. Aku harus melihat apa ada orang.” Ucap Hyun Soo. Kang Woo bingung
bertanya Apa yang terjadi. Hyun Soo
sudah lebih dulu masuk ke bar.
Kang Woo
heran melihat pria yang tampak seperti itu berjalan masuk ke sana, lalu penasaran akhirnya turun dari mobil dan
langsun masuk bar. Saat masuk baru beberapa pria juga menatap seperti terkesiam,
Kang Woo pikir kalau pria- pria itu senang melihatnya.
“Seo
Yeon, beraninya kamu meremehkanku?” keluh Kang Woo lalu mencoba mencari Hyun
Soo lalu melihat Seo Yeon sedang berbicara dengan seorang pria lain terlihat
sangat dekat.
“Hei,
jika kamu tidak mengirimkannya kepadaku sekarang, Aku akan membuat keributan
besar di sini.” Ucap Seo Yeon mengancam pada sang kakak.
“Aku akan
mengirimnya sekarang.” Kata Won Jae. Kang Woo terlihat sangat shock berpikir
Seo Yeon itu punya banyak pria dimana-mana.
Hyun Soo
datang melihat Kang Woo lalu mengeluh padahal sudah menyuruhnya tunggu di
mobil. Kang Woo terlihat masih shock hanya bisa melonggo. Hyun Soo akhirnya
mencoba menyadarkan Kang Woo dengan memegang wajahnya lalu mendekat.
“Apa Kamu
mau buang air besar lagi? Ayo Pergi.” ucap Hyun Soo memastikan.
Seo Yeon
sudah berurusan dengan sang kakaknya melihat ke lantai atas hanya bisa melonggo
melihat Hyun Soo dan Kang Woo seperti memilki hubungan. Hyun Soo memastikan
kalau Kang Woo tidak melakukan hal itu dibar karena memalukan dan mengajaknya
pulang.
“Ada apa
dengan mereka? Jika mereka menjalin hubungan... Astaga.” Kata Seo Yeon tak
percaya melihatnya.
Kang Woo
masuk rumah langsun membanting tubuhnya diatas kursi. Ia tak percaya kalau Seo
Yeon bisa mengencani pria seperti mereka. Ia lalu memikirkan sesuatu Jika Seo
Yeon bisa mengencani mereka, kenapa dia
tidak bisa memacarinya.
Sementara
Seo Yeon dan Mi Kyung sedang olahraga malam. Mi Kyung tak percaya keduanya di
bar Won Seok bersama. Seo Yeon pikir Sepertinya mereka menjalin hubungan yang
mendalam, Mi Kyung mengartikan aklau keduanya mempermainkan mereka.
“Sudah
kubilang jangan percaya pria tampan.” Kata Seo Yeon. Mi Kyung dengan wajah kesal kalau bertemu
mereka lagi, akan membelah dua.
Seo Yeon
melihat seseorang dan menghampirinya. Mi Kyung terlihat bingung. Seo Yeon
menempuk Jang Mi yang tertidur dengan tas sebagai bantal. Jang Min ingat kalau Seo Yon itu si ibu guru
itu. Seo Yeon bertanya apakah Jang Mi
tidak punya tempat tinggal.
“Jika kau
bisa menghubungi seseorang di telepon, aku bisa menelepon. Atau kamu bisa pergi
ke yayasan sosial..” ucap Seo Yeon khawatir.
“Aku baik-baik
saja.” Kata Jang Mi. Seo Yeon ingin memastikan
Jang Mi pikir kalau Seo Yeon itu baik sekali lalu memberikan tasnya.
“Apa?
Tidak apa-apa. Kau Simpan saja.” Kata Seo Yeon lalu mengambil masker dan
lipstik milik Mi Kyung.
“Jika kamu
butuh bantuan, hubungi aku.” Ucap Seo Yeon. Jang Mi ingin tahu siap nama guru
itu. Seo Yeon pun memberitahu namanya.
“Aku Baek
Jang Mi.” Ucap Jang Mi dengan senyuman bahagia. Seo Pun pun melangkah pergi.
Mi Kyung
bertanya siapa wanita itu, Seo Yeon pikir Jang Mi itu tunawisma. Mi Kyung tak
percaya kalau Jang Mi masih sangat muda. Seo Yeon yakin kalau Jang Mi punya cerita. Mi Kyung mengingat kalau
nama wanita itu Baek Jang Mi
“Itu nama
untuk gadis psikopat terburuk yang kamu lihat di drama.” Ucap Mi Kyung.
Sementara
Jang Mi kembali rumah yang terlihat besar, lalu duduk di bangku taman melihat
nomor yang ditulikan pada masker. Ia menaruh masker di wajahnya mengingat nama Joo
Seo Yeon.
Kang Woo
akan masuk ruangan melihat Min Hyuk duduk di meja makan sambil makan roti lalu
diatas meja sudah banyak cemilan. Ia mengeluh kalau sungguh tidak menyukainya
dan heran Min Hyuk bisa menjaga tubuhnya setelah makan seperti itu
“Hei... Kenapa
kamu kemari?” ucap Min Hyuk melihat Kang Woo masuk ke ruanganya
“Aku
ingin bertemu denganmu, dan ada beberapa hal lain. Kariermu sangat bagus di
rumah sakit besar itu. Bukankah terlalu sesak untuk duduk di ruangan kecil ini?”
kata Kang Woo
“Tidak
sekecil yang kau pikirkan.” Ungkap Min Hyuk.
Kang Woo bertanya Apakah mudah bekerja di sekolah
“Kau bisa
datang dan pergi pada waktu tertentu, dan kau mendapat liburan. Tidak seburuk
itu. ucap Min Hyuk. Jadi, itu bagus, bukan?”
Kang Woo
mengartikan itu bagus. Min Hyuk bertanya
ada apa dan bertanya apakah sekolah ini juga ada di daftar. Kang Woo membenarkan
tapi benci anak-anak. Jad tidak bisa
datang... lalu menatap ke arah lapangan olahraga yang ada didepanya.
“Kenapa
dia ada di sini?” ucap Kang Woo heran melihat Seo Yeon akhirnya berjalan dengan
tertawa bahagi di lorong sekolah. Beberapa murid terlihat heran melihat Seo Yeo
berjalan sendiri.
Kang Woo
menemui Dokter Kim dengan bangg memberitahu kalau Seo Yeon duduk di telapak
tangannya, lalu yakin bisa mengepalkan tinjunya perlahan. Ia dengan bangga
kalau tidak tahu bisa mengatasinya semudah ini. Dokter Kim tak mengerti apa
maksudnya.
“Aku
ingin membalas dendam, bukannya mengatasi dia.” Ucap Kang Woo bangga.
Kepala
sekolah meminta semua guru memberikan perhatian kalau mereka akhirnya mereka
punya direktur utama baru yang tidak dimiliki sampai hari ini. Kepala sekolah
memberitahu direktur baru adalah pria yang sangat kompeten yang belajar di
Stanford, universitas terkenal.
“Silakan
sambut dia dengan tepuk tangan meriah.” Ucap Kepala Sekolah. Seo Yeon kaget
melihat Kang Woo menjadi Direktur sekolahnya
“Senang
bertemu denganmu... Aku Lee Kang Woo, direktur utama.” Kata Kang Woo bangga.
Kepala Sekolah pun bisa meminta mereka tepuk tangan. Min Hyuk hanya bisa
tersenyum melihat tingkah Kang Woo.
“Aku akan
membunuhmu.” Ucap Seo Yeon memberikan kode. Kang Woo berani menatapnya tapi
tiba-tiba perutnya kembali merasa sakit.
Bersambung ke episode 5
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar