PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Raja
datang ke tempat Tuan Heo dipenjara lalu bertanya Berapa lama merencanakan
pengkhianatan. Tuan Heo menatap seperti tak percaya dengan keadanya sekarang.
Raja bertanya Apakah 20 tahun yang lalu.
Ketika Tuan berbohong kepadaku
bahwa telah membunuh Yun Jeo dan anak itu.
“Atau...apakah
itu ketika kamu menyembunyikan dokumen dari Raja sebelumnya?” ucap Raja
“Aku
sudah bilang untuk membawa dokumen jika kau menemukannya. Namun, kau
memberitahuku segera bahwa dokumen itu dibakar. Apakah ini rencana-mu? Apakah
kamu mencoba untuk melengserkan aku dan
memberikan tahta kepada seseorang yang lebih sah dariku?” komentar Raja. Tuan
Heo seperti tak percaya mendengarnya.
“Kau pasti berpikir bahwa Aku tidak punya hak
untuk naik tahta sama seperti orang lain. Itu sebabnya kamu memutuskan untuk
meninggalkanku untuk melayani di bawah
Raja baru.” Kata Raja.
“Aku
pantas mati, Yang Mulia... Yang Mulia. Anda bisa menghukum Aku sesuka Anda, Tetapi
Anda tidak bisa mempercayai Pangeran Agung Neungyang tidak peduli apa pun.. Dia adalah....” Kata
Tuan Heo memohon
“Pangeran
Agung Neungyang? Apakah kau masih membicarakannya? Baik. Katakan! Katakan
padaku bagaimana dia mencoba merencanakan pengkhianatan.” Ucap Raja marah
Flash Back
Sebelum
masuk penjara,Tuan Heo sudah diikat kaki dan tanganya. Yool Moo memberitahu berhasil
mengawal keluarga Tuan Heo karena khawatir
para penjaga kerajaan mungkin membawa pergi. Ia mengancam kalau Selama Tuan Heo diam saja, maka berjanji akan
mengampuni mereka.
“Jika kau
mengakhiri kekacauan ini dengan bertanggung jawab penuh, keluargamu mungkin
punya kesempatan untuk menjalani hidup
mereka dengan nyaman.” Kata Yool Moo
Tuan Jung
sudah berbaring diruangan, Kim Sook kaget mengetahui kalau Ini semua yang dilakukan
Pangeran Neungyang. Pengawal Tuan Heo membenarkan dengan menceritakan Tuan Heo dijebak karena pengkhianatan ketika memasuki
istana .
“Ini karena
cerita yang panjang antara dia dan Yang Mulia.” Kata Pengawal.
“Lalu,
apakah Pangeran Neungyang di balik kematian Lady Min? Pangeran Neungyang
memberitahuku hal yang sama. Dia mengatakan kepadaku bahwa Tuan Heo berada di
balik ini semua. Cerita siapa yang harus kita percayai?” kata Kim Sook
“Tolong
pikirkan panjang dan keras bagaimana Pangeran Agung Neungyang memasukkan dirinya
ke dalam kekacauan ini. Dia kejam dan teliti.” Kata Pengawal.
Dong Joo
memegang sebuah kotak, mengingat yang dikatakan temanya “Hanya ada satu tempat baginya untuk menghabiskan
malamnya secara rahasia selama jalan-jalannya
dengan menyamar. Ini adalah rumah gisaeng terbaik di Hanyang. Rumah gisaeng
berada di kaki Gunung Okmyuk.”
Akhirnya
Dong Joo sudah sampai rumah Gisaeng, banyak pria yang dilayani oleh para
Gisaeng. Ia sudah menyiapkan panah yang disembunyikan pada kakinya. Di dalam
terdengar seorang gisaeng agar membawa ke
istana .. dan menjadikan Ratu.
“Diam... Pelankan
suaramu.” Ucap si pria. Dong Joo seperti siap untuk membalaskan dendam.
Dong Joo
tiba-tiba teringat yang dikatakan Nok Du saat didesa janda “Kau bilang padaku,
kau tidak suka aku. Oke, Aku mengerti. Tapi kau lihat saja, Aku akan membuatmu
menyukaiku.” Ia pun mengingat saat Nok Du membantunya untuk naik ke ayunan
kembali.
Dong Joo
merasakan perasaanya karena mengingat Nok Du, saat itu bintu terbuka. Seorang
pria jatuh karena mabuk, sepert keduanya sedang bermain raja dan ratu. Dong Joo
hanya bisa menangis.
Nok Du
berjalan dengan tatapan kosong, wajahnya lemas teringat saat bertemu dengan
ayahnya di rumah Tuan Heo. Lalu Raja yang mengatakan “Pastikan kau menemukan
Jung Yun Jeo. Aku memberimu izin . untuk membunuhnya jika perlu. Kau hanya
perlu membawa mayatnya kepadaku.”
Saat itu
Nok Du mencoba mencari topi yang disembunyikan tapi sudah tak ada. Tiba-tiba
ratu datang bertanya apaka topi ini yang dicarinya. Nok Du terdiam memandang
ratu yang ada didepanya, dayang
memberitahu kalau ini adalah Ratu jadi harus menunjukan rasa hormanya.
“Aku
minta maaf, Yang Mulia... Aku.. seorang kepala administrasi di biro kepolisian.
Aku telah mengunjungi istana dan kehilangan itu.” Ucap Nok Du langsung menunjuk
“Tapi
sepertinya itu sengaja dihilangkan.” Komentar Ratu. Nok Du terlihat bingung.
“Aku belum
akrab dengan istana.” Akui Nok Du, Ratu akhirnya memberikan lampu pada Nok Du.
“Aku tahu
jalan di sekitar tempat ini.” Kata Ratu. Nok Du mengucapakan Terima kasih lalu
melihat patahan yang sama dengan yang dimilikinya. Ratu pun berjalan pergi
sempat menatap kearah Nok Du.
Nok Du
mengeluarkan patahan yang dimilikinya, dengan mengingat pesan dari pengawal “Tuan Heo memintaku
untuk memberikan ini padamu. Dia mengatakan bahwa kamu akan membutuhkan ini
untuk membuktikan siapa dirimu.”
Nok Du
duduk melamun sambil memegang lampu diatas ayunan. Dong Joo melihatnya bertanya
Apa yang dilakukan di sini dengan tampak bingung. Nok Du mengaku sedang
menunggu Dong Joo dan akhirnya Dong Joo datang juga.
“Kenapa
kau terlihat sangat cemberut? Apakah seseorang menyiksamu di biro polisi?” ucap
Dong Joo
“Aku.”
Kata Nok Du. Dong Joo bingung apa maksudnya. Nok Du mengaku kalau menyiksa
orang lain.
“Seharusnya
aku menjalani kehidupan yang tenang. Itu hal yang benar untuk dilakukan. Aku
membuat keputusan yang salah.” Ucap Nok Du. Dong Joo terlihat makin bingung.
“Aku
tersesat. Aku berharap seseorang bisa menjelaskannya kepadaku. Tetapi aku tidak
tahu... Kepada siapa yang harus ditanyakan agar tidak ada yang terluka. Aku
tidak tahu... Aku tersesat.” Ucap Nok Du lalu tersadar.
“Aku
terlalu banyak mengoceh.. Lupakan saja... Lupakan semua yang baru saja Aku
katakan.” Ucap Nok Du
“Aku tidak
tahu apa yang kau katakan... Itu Cukup sedihnya. Pulang dan istirahatlah. Cepat
Pergi.” kata Dong Joo.
“Biarkan
aku mengantarmu pulang dulu.” Kata Nok Du. Dong Joo piir Tidak ada yang akan menyambut Nok Du di sana
jadi menyuruh pergi saja.
“Tidak...
Kau pergi ke mana pun kau mau. Biarkan aku melakukan hal yang sama.” Ucap Nok Du.
Dong Joo terlihat bingung dan tetap menyuruhnya pergi. Nok Du pun tetap
menolak.
Akhirnya
Nok Du mengantar Dong Joo pulan melewati ilalang, Dong Joo heran Nok Du
masihmasih menyukainya padahal selalu berhati dingin. Nok Du mengaku kalau Dong Joo terlihat cantik
di matanya dan mengeluh dengan sikap Dong Joo yang begitu rumit.
“Apa yang
kau takutkan? Mengapa kau begitu takut?” kata Nok Du. Dong Joo pikir Nok Du tidak
tahu apa yang akan terjadi besok.
“Itulah
sebabnya ... Aku mengatakan apa pun yang aku inginkan. Dan aku mengantarmu
pulang karena aku mau. Kita harus berpegangan tangan juga.” Kata Dong Joo
memegang tangan Nok Du.
“Aku akan
melepaskannya begitu kita sampai ke ujung jalan ini.” Kata Dong Joo. Nok Du pun
berpikir harus berjalan perlahan.
Yool Moo
berjalan dengan Dan Oh mengaku tidak tahu apa yang terjadi di tempat kanselir
tap yakin Jung Yun Jeo ada di sana. Ia menegaskan harus menangkapnya sendiri,
lalu memberitahu kalau ia akan menuju ke Aseowon jadi Dan Oh harus memBuntuti
Nok Du untuknya.
“Dia akan
berusaha menemukan ayahnya.” Kata Yool Moo. Dan Oh menganguk mengerti.
Nok Du
berjalan pergi dengan wajah panik diberikan gambar oleh pengawal kalau itu
gambar Jung Yun Jeo dan meminta agar Bergerak secara rahasia. Saat itu Dan Oh
meihat Nok Du mencoba agar mengikutinya, tapi kehilangan jejak.
Yool Moo
pergi dan masuk ke tempat Kim Sok yang menyambutnya. Saat itu Kim Sook ditarik
oleh seseorang. Kim Sook kaget melihat Nok Du yang memakai pakain wanita dan
bertanya apakah masih berpakaian seperti wanita.
“Aku
punya alasan.. Ngomong-ngomong, Kau akan pergi ke rumah kanselir, kan?” ucap
Nok Du
“Bagaimana
Kau tahu itu?” kata Kim Sook kaget. Nok Du pun ingin tahu Apa yang terjadi pada pria yang diselamatkan
“Bagaimana
lukanya?” ucap Nok Du pani. Kim Sook memberitahu kalau Dia pergi hari itu ...
Nok Du ingin tahu Kemana
“Dia
pergi karena dia tidak bisa mempercayaiku. Aku tidak tahu di mana. Lalu Siapa
dia?” kata Kim Sook
“Dia
adalah ayahku.” Akui Nok Du. Kim Sook agak terkejut tapi bisa mengerti
“Dia
sedikit terluka, tetapi dia pergi dalam kondisi baik. Dia pergi dengan tangan
kanan kanselir, jadi, jangan khawatir.” Ucap Kim Sook. Nok Du pun mengangguk
mengerti.
“Ngomong-ngomong,
mengapa kau di sini? Apakah Kamu akan membalas dendam pada Pangeran Neungyang?”
tanya Nok Du. Kim Sook bingung Nok Du berpikir "Balas dendam"
Dong Joo
membeli sesuatu dipasar lalu menungu di penginapan. Tuan Hwang memberitahu
kalau Nok Du belum pulang. Dong Joo pun meminta agar memberikan kantung itu padanya
karena Ini adalah satu-satunya hal yang disukai Nok Du.
“Kau
harus menunggu dan memberikannya sendiri.” Kata Tuan Hwang. Dong Joo mengaku harus
pergi ke suatu tempat.
“Apakah
begitu? Maka kau dapat kembali dan
memberikannya kepadanya.” Kata Tuan Hwang
“Tolong
berikan ini padanya.” Pinta Dong Joo. Tuan Hwang akhirnya menerimanya. Dong Joo
pun pamit pergi.
Dong Joo
akan masuk ke tempat gisaeng kembali memantapkan dirinya, tapi saat itu Raja
datang. Sementara Dong Joo masih menganggapnay sebagai Kepala Staf
Administrasi. Raja tersenyum melihat Dong Joo kembali. Akhirnya mereka pergi ke
restoran gukbap.
“Kami
datang ke sini karena kamu. Mengapa Anda terlihat sangat lemah seolah-olah Anda belum makan berhari-hari? Apakah
Anda gagal menangkap pencuri atau sesuatu?” tanya Dong Joo
“Aku
selalu gagal menangkap mereka. Tapi... apakah Kau dalam perjalanan ke rumah
gisaeng?” ucap Raja. Dong Joo membenarkan.
“Aku
punya sesuatu untuk dilakukan di sana.” Akui Dong Joo. Raja yakin Dong Joo tidak
ingin menjadi seorang gisaeng.
“Kau
benar. Bukan itu sebabnya. Aku berusaha keras untuk mencari pekerjaan sebagai
pelayan di istana.” Akui Dong Joo
“Apa
Tujuan-mu juga untuk memasuki istana?” tanya Raja terlihat kaget mendengarnya.
“Aku mendengar
Kau bisa mendapatkan penghasilan yang
stabil jika kamu mendapatkan pekerjaan di istana.” Jelas Dong Joo. Raja
menganguk mengerti.
“Aku
pikir kau masih kesulitan tidur. Apakah Anda belum mencoba untuk melakukan apa
yang Aku sarankan?” tanya Dong Joo
“Tidak,
Aku tidak bisa melakukannya. Ini Sudah lama sekali karena aku meninggalkan
istriku sendirian. Aku tidak berani mengganggunya dan memintanya untuk
menenangkan aku setelah bertahun-tahun.”
Ungkap Raja.
“Tidak
apa-apa. Anda mungkin telah meninggalkannya untuk kesepian di waktu yang lama. Tapi
siapa yang tahu? Dia mungkin juga menunggumu. Dia mungkin sedang menunggumu
untuk menggapainya.” Kata Dong Joo.
Di dalam
rumah gisaeng, Anak buah Tuan Park mengatakan
akan menemukan orang-orang kampret itu besok, apa pun yang terjadi jadi
harus berjaga dan menunggu. Dong Joo akan masuk, dan terkaget melihat Tuan Park
di depanya.
“Hei...
Lihat siapa di sini... Kaki lampu selalu gelap... Aku mencari-mu di mana-mana,
tetapi Aku tidak dapat menemukanmu. Dan akhirnya kita bertemu begitu dekat. Aku
sangat senang melihatmu.” Ucap Tuan Park.
“Ku pikir
Anda salah orang.” Kata Dong Joo berjalan mundur. Tuan Park ingin melihat lebih
dekat. Dong Joo langsung menendang kakinya. Tuan Park kesakitan dan langsung
berteriak agar mengejar Dong Joo.
Dong Joo
mencoba kabur tanpa sadar masuk ke pembatas yang tertulis “Wabah telah menyebar
...” Tuan Park terus mengejarnya tapi Dong Joo sudah tersudut dan tak bisa
kabur. Tuan Park mengejek Dong Joo yang terus berlari
“Pantat
ku sangat sakit karena semua pemukulan yang aku dapatkan. Biarku lihat. Kau
mencuri uangku, dan kamu membuat aku mendapatkan cambuk. Ayoo Tidak apa-apa.
Kemari.” Ucap Tuan Park dan Dong Joo terus berjalan mundur.
Tuan Park
mencoba terus mendekat, Dong Joo tanpa sadar berjalan mundur dan langsung
terjatuh ke dalam sumur. Tuan Park terlihat panik saat itu anak buahnya datang
membawa sebelembaran “Wabah telah menyebar ...”
“Bos! Apa
yang kamu lakukan di sini? Semua orang di desa ini meninggal karena wabah.”
Teriak anakn buahnya.
“Dia
meninggal. Dia pasti mati... Aku yakin dia sudah mati.” Kata Tuan Park senang
melihat Dong Joo seperti tak sadarkan diri dalam sumur.
Nok Du
akhirnya pulang, Tuan Hwang senang melihat Nok Du lalu bertanya adakah yang
salah dengan Dong Joo. Nok Du balik bertanya kenapa menanyakan hal itu. Tuan Hwang
mengaku mampir sebelumnya ... dan meminta pada Nok Du untuk memberi
sesuatu padanya.
“Tapi dia
terlihat sangat putus asa dan sedih.” Ucap Tuan Hwang, Nok Du melihat isinya
adalah gula-gula.
Dong Joo
akhirnya tersadar dan kebingungan dengan keberadanya, lalu tersadar kalau ada
disumur. Ia pun meminta tolong untuk orang yang ada diatas, tapi desa yang
sudah kosong tak ada yang menyahut.
Nok Du
menunggu didepan rumah sampai pagi, hanya diam saja. Tiba-tiba hujan dengan
deras. Tuan Hwang datang dengan payung sambil mengeluh kalau hujannya deras,
lalu bertanya Apakah Nok Du yakin pria itu tidak menyembunyikannya, Dia juga
mencarinya.
“Lalu
mungkin dia lari seperti yang terakhir kali.” Kata Tuan Hwang. Nok Du menatap
permen ditanganya, merasa yakin tidak ada jalan.
“Lalu di
mana dia bisa pergi? Kau sudah mencari di seluruh kota.” Kata Tuan Hwang. Nok
Du pikir kalau akan kembali.
“Hei,
bawa ini bersamamu.” Kata Tuan Hwang memberikan payung dan mempersilahkan Nok
Du pergi.
Dong Joo
berusaha bertahan didalam sumur dengan air yang mulai naik lalu meminta tolong
agar ada orang yang datang menyelamatkanya. Nok Du pergi ke tempat ayunan tapi
kosong. Di dalam rumah judi, Nok Du mencoba mencarinya dan salah satu anak buah
Tuan Park melihatnya datang.
“Akhirnya
aku menemukanmu, kampret.” Kata Tuan Park. Nok Du menyuruh Tuan Park agar
minggir.
“Tidak...
Aku akan membunuhmu hari ini. Aku akan membiarkanmu bertemu pacar-mu di surga. Kau bisa menantikannya.” Kata
Tuan Park. Nok Du kaget mendengarnya.
“Oh, Ku
pikir kamu tidak tahu... Dia sudah meninggal, Aku membunuhnya.” Kata Tuan Park
seperti tak merasa bersalah. Nok Du langsung mencengkram bajunya.
Di dalam
sumur, air semakin tinggi dan sudah mengenai wajah Dong Joo. Raja terlihat
gelisah dikamarnya, Dong Joo mengingat kenangan dengan Nok Du terakhir kali
“Kita harus berpegangan tangan juga.” Lalu ia berkata “Aku akan melepaskannya
begitu kita sampai ke ujung jalan ini.”
“Maka Aku
harus berjalan perlahan.” Ucap Nok Du. Dong Joo seperti sudah merasakan air
yang mulai menutupi wajahnya.
Saat itu
Nok Du memanggil Dong Joo dari atas, dan Dong Joo sudah tenggelam. Nok Du pun
melompat dengan tali menyelamatkan Dong Joo. Dong Joo terlihat tak sadarkan
diri. Nok Du menepuk wajah Dong Joo agar bisa sadar.
Raja
datang ke tempat Ratu. Ratu kaget melihat
Raja yang datang. Raja mengaku malu mengatakan ini, tapi sepertinya
tidak bisa tidur. Ia pun meminta maaf atas kelakuan buruknya. Ratu terlihat
bingung. Raja mengaku kalau Ini bukan salah Ratu.
“Semuanya
adalah... Semuanya salahku.” Ucap Raja. Ratu tak percaya mendengarnya.
“Jika itu
menyenangkan kau, Bisakah kau tetap bersamaku malam ini? Seperti dulu.” Ucap Raja.
Ratu bisa tersenyum.
Nok Du
merawat Dong Joo di rumah, Dong Joo akhirnya sadar dan membuka matanya. Nok Du
bertanya Apakah Dong Joo baik-baik saja dan sudah sadar. Dong Joo langsung
berdiri dan akan bergegas pergi. Nok Du marah karena Dong Joo seharusnya tidak
bergerak.
“Kau
Pergi. Pergilah.” Ucap Dong Joo sinis
melihat Nok Du yang ada didekatnya
“Bagaimana
kamu bisa mengatakan itu untuk aku? Apakah
kau tahu betapa khawatirnya aku?” kata Nok Du mara
“Apakah
Aku memintamu untuk mengkhawatirkan aku? Mengapa kau mencariku? Mengapa kau
melompat ke sumur? kata Dong Joo kesal akhirnya keluar ruangan.
Nok Du
mengejar Dong Joo bertanya Apa yang terjadi denganya, Dong Joo mengusap air
matanya mengaku memiliki tugas untuk dipenuhi dan telah menjalani seluruh
hidupku mencoba menyelesaikan tugasnya.
“ Setelah
Aku selesai dengan itu ... Ketika Aku bergabung dengan ibuku setelah
menyelesaikan tugasku, Ku pikir Aku bisa benar-benar bahagia. Itulah alasan aku
hidup. Tapi... Aku hampir mati bahkan sebelum menyelesaikan tugasku.” Ungkap
Dong Joo.
“Kenapa...
Kenapa harus kau? Kenapa aku memikirkanmu? Kenapa aku hanya memikirkanmu pada
saat itu? Kau terus membuatku ingin hidup. Kau terus ...” kata Dong Joo kesal
“Aku
tidak tahu... apa yang ingin kau penuhi dengan berkorban ... menjauhkan diri
dariku. Aku tidak tahu apa yang kau takutkan. Tapi apa pun itu ... atau apapun yang terjadi pada kita, kita
hidup dan bersama sekarang.” Tegas Nok Du. Dong Joo hanya diam saja
“Kalau
begitu... tidak bisakah kamu mengikuti kata hatimu dan menyukai-ku? Aku hanya
... Sangat... Aku sangat ... menyukai-mu... “ akui Nok Du. Dong Joo menatapnya.
“Aku suka
kamu... Benar. Aku menyukai-mu... Aku
sangat menyukaimu sehingga aku hampir kehilangan akal.” Balas Dong Joo
Nok Du
akhirnya mencium Dong Joo dibawah hujan yang turun dengan deras. Keduanya
sempat saling menatap, Dong Joo akhirnya mengalungkan tangan di leher Nok Du
lalu keduanya saling berciuman lebih dalam lagi.
Bersambung
ke episode 6
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar