PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 05 November 2019

Sinopsis The Tale Of Nok Du Episode 20

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 



Raja datang ke tempat Tuan Heo dipenjara lalu bertanya Berapa lama merencanakan pengkhianatan. Tuan Heo menatap seperti tak percaya dengan keadanya sekarang. Raja bertanya Apakah 20 tahun yang lalu.  Ketika Tuan  berbohong kepadaku bahwa telah membunuh Yun Jeo dan anak itu.
“Atau...apakah itu ketika kamu menyembunyikan dokumen dari Raja sebelumnya?” ucap Raja
“Aku sudah bilang untuk membawa dokumen jika kau menemukannya. Namun, kau memberitahuku segera bahwa dokumen itu dibakar. Apakah ini rencana-mu? Apakah kamu mencoba untuk melengserkan aku  dan memberikan tahta kepada seseorang yang lebih sah dariku?” komentar Raja. Tuan Heo seperti tak percaya mendengarnya.
 “Kau pasti berpikir bahwa Aku tidak punya hak untuk naik tahta sama seperti orang lain. Itu sebabnya kamu memutuskan untuk meninggalkanku  untuk melayani di bawah Raja baru.” Kata Raja.
“Aku pantas mati, Yang Mulia... Yang Mulia. Anda bisa menghukum Aku sesuka Anda, Tetapi Anda tidak bisa mempercayai Pangeran Agung Neungyang  tidak peduli apa pun.. Dia adalah....” Kata Tuan Heo memohon
“Pangeran Agung Neungyang? Apakah kau masih membicarakannya? Baik. Katakan! Katakan padaku bagaimana dia mencoba merencanakan pengkhianatan.” Ucap Raja marah


Flash Back
Sebelum masuk penjara,Tuan Heo sudah diikat kaki dan tanganya. Yool Moo memberitahu berhasil mengawal keluarga Tuan Heo karena khawatir  para penjaga kerajaan mungkin membawa pergi. Ia mengancam kalau  Selama Tuan Heo diam saja, maka berjanji akan mengampuni mereka.
“Jika kau mengakhiri kekacauan ini dengan bertanggung jawab penuh, keluargamu mungkin punya kesempatan  untuk menjalani hidup mereka dengan nyaman.” Kata Yool Moo 

Tuan Jung sudah berbaring diruangan, Kim Sook kaget mengetahui kalau Ini semua yang dilakukan Pangeran Neungyang. Pengawal Tuan Heo membenarkan dengan menceritakan Tuan Heo  dijebak karena pengkhianatan ketika memasuki istana .
“Ini karena cerita yang panjang antara dia dan Yang Mulia.” Kata Pengawal.
“Lalu, apakah Pangeran Neungyang di balik kematian Lady Min? Pangeran Neungyang memberitahuku hal yang sama. Dia mengatakan kepadaku bahwa Tuan Heo berada di balik ini semua. Cerita siapa yang harus kita percayai?” kata Kim Sook
“Tolong pikirkan panjang dan keras bagaimana Pangeran Agung Neungyang memasukkan dirinya ke dalam kekacauan ini. Dia kejam dan teliti.” Kata Pengawal. 

Dong Joo memegang sebuah kotak, mengingat yang dikatakan temanya “Hanya ada satu tempat baginya untuk menghabiskan malamnya secara rahasia  selama jalan-jalannya dengan menyamar. Ini adalah rumah gisaeng terbaik di Hanyang. Rumah gisaeng berada di kaki Gunung Okmyuk.”
Akhirnya Dong Joo sudah sampai rumah Gisaeng, banyak pria yang dilayani oleh para Gisaeng. Ia sudah menyiapkan panah yang disembunyikan pada kakinya. Di dalam terdengar seorang gisaeng agar  membawa ke istana .. dan menjadikan Ratu.
“Diam... Pelankan suaramu.” Ucap si pria. Dong Joo seperti siap untuk membalaskan dendam.
Dong Joo tiba-tiba teringat yang dikatakan Nok Du saat didesa janda “Kau bilang padaku, kau tidak suka aku. Oke, Aku mengerti. Tapi kau lihat saja, Aku akan membuatmu menyukaiku.” Ia pun mengingat saat Nok Du membantunya untuk naik ke ayunan kembali.
Dong Joo merasakan perasaanya karena mengingat Nok Du, saat itu bintu terbuka. Seorang pria jatuh karena mabuk, sepert keduanya sedang bermain raja dan ratu. Dong Joo hanya bisa menangis. 

Nok Du berjalan dengan tatapan kosong, wajahnya lemas teringat saat bertemu dengan ayahnya di rumah Tuan Heo. Lalu Raja yang mengatakan “Pastikan kau menemukan Jung Yun Jeo. Aku memberimu izin . untuk membunuhnya jika perlu. Kau hanya perlu membawa mayatnya kepadaku.”
Saat itu Nok Du mencoba mencari topi yang disembunyikan tapi sudah tak ada. Tiba-tiba ratu datang bertanya apaka topi ini yang dicarinya. Nok Du terdiam memandang ratu yang ada didepanya,  dayang memberitahu kalau ini adalah Ratu jadi harus menunjukan rasa hormanya. 

“Aku minta maaf, Yang Mulia... Aku.. seorang kepala administrasi di biro kepolisian. Aku telah mengunjungi istana dan kehilangan itu.” Ucap Nok Du langsung menunjuk
“Tapi sepertinya itu sengaja dihilangkan.” Komentar Ratu. Nok Du terlihat bingung.
“Aku belum akrab dengan istana.” Akui Nok Du, Ratu akhirnya memberikan lampu pada Nok Du.
“Aku tahu jalan di sekitar tempat ini.” Kata Ratu. Nok Du mengucapakan Terima kasih lalu melihat patahan yang sama dengan yang dimilikinya. Ratu pun berjalan pergi sempat menatap kearah Nok Du.
Nok Du mengeluarkan patahan yang dimilikinya, dengan mengingat pesan dari pengawal “Tuan Heo memintaku untuk memberikan ini padamu. Dia mengatakan bahwa kamu akan membutuhkan ini untuk membuktikan siapa dirimu.”

Nok Du duduk melamun sambil memegang lampu diatas ayunan. Dong Joo melihatnya bertanya Apa yang dilakukan di sini dengan tampak bingung. Nok Du mengaku sedang menunggu Dong Joo dan akhirnya Dong Joo datang juga.
“Kenapa kau terlihat sangat cemberut? Apakah seseorang menyiksamu di biro polisi?” ucap Dong Joo
“Aku.” Kata Nok Du. Dong Joo bingung apa maksudnya. Nok Du mengaku kalau menyiksa orang lain.
“Seharusnya aku menjalani kehidupan yang tenang. Itu hal yang benar untuk dilakukan. Aku membuat keputusan yang salah.” Ucap Nok Du. Dong Joo terlihat makin bingung.
“Aku tersesat. Aku berharap seseorang bisa menjelaskannya kepadaku. Tetapi aku tidak tahu... Kepada siapa yang harus ditanyakan agar tidak ada yang terluka. Aku tidak tahu... Aku tersesat.” Ucap Nok Du lalu tersadar.
“Aku terlalu banyak mengoceh.. Lupakan saja... Lupakan semua yang baru saja Aku katakan.” Ucap Nok Du
“Aku tidak tahu apa yang kau katakan... Itu Cukup sedihnya. Pulang dan istirahatlah. Cepat Pergi.” kata Dong Joo.
“Biarkan aku mengantarmu pulang dulu.” Kata Nok Du. Dong Joo piir  Tidak ada yang akan menyambut Nok Du di sana jadi menyuruh pergi saja.
“Tidak... Kau pergi ke mana pun kau mau. Biarkan aku melakukan hal yang sama.” Ucap Nok Du. Dong Joo terlihat bingung dan tetap menyuruhnya pergi. Nok Du pun tetap menolak. 



Akhirnya Nok Du mengantar Dong Joo pulan melewati ilalang, Dong Joo heran Nok Du masihmasih menyukainya padahal selalu berhati dingin.  Nok Du mengaku kalau Dong Joo terlihat cantik di matanya dan mengeluh dengan sikap Dong Joo yang begitu rumit.
“Apa yang kau takutkan? Mengapa kau begitu takut?” kata Nok Du. Dong Joo pikir Nok Du tidak tahu apa yang akan terjadi besok.
“Itulah sebabnya ... Aku mengatakan apa pun yang aku inginkan. Dan aku mengantarmu pulang karena aku mau. Kita harus berpegangan tangan juga.” Kata Dong Joo memegang tangan Nok Du.
“Aku akan melepaskannya begitu kita sampai ke ujung jalan ini.” Kata Dong Joo. Nok Du pun berpikir harus berjalan perlahan.


Yool Moo berjalan dengan Dan Oh mengaku tidak tahu apa yang terjadi di tempat kanselir tap yakin Jung Yun Jeo ada di sana. Ia menegaskan harus menangkapnya sendiri, lalu memberitahu kalau ia akan menuju ke Aseowon jadi Dan Oh harus memBuntuti Nok Du untuknya.
“Dia akan berusaha menemukan ayahnya.” Kata Yool Moo. Dan Oh menganguk mengerti. 

Nok Du berjalan pergi dengan wajah panik diberikan gambar oleh pengawal kalau itu gambar Jung Yun Jeo dan meminta agar Bergerak secara rahasia. Saat itu Dan Oh meihat Nok Du mencoba agar mengikutinya, tapi kehilangan jejak.
Yool Moo pergi dan masuk ke tempat Kim Sok yang menyambutnya. Saat itu Kim Sook ditarik oleh seseorang. Kim Sook kaget melihat Nok Du yang memakai pakain wanita dan bertanya apakah masih berpakaian seperti wanita.
“Aku punya alasan.. Ngomong-ngomong, Kau akan pergi ke rumah kanselir, kan?” ucap Nok Du
“Bagaimana Kau tahu itu?” kata Kim Sook kaget. Nok Du pun ingin tahu  Apa yang terjadi pada pria yang diselamatkan
“Bagaimana lukanya?” ucap Nok Du pani. Kim Sook memberitahu kalau Dia pergi hari itu ... Nok Du ingin tahu Kemana
“Dia pergi karena dia tidak bisa mempercayaiku. Aku tidak tahu di mana. Lalu Siapa dia?” kata Kim Sook
“Dia adalah ayahku.” Akui Nok Du. Kim Sook agak terkejut tapi bisa mengerti
“Dia sedikit terluka, tetapi dia pergi dalam kondisi baik. Dia pergi dengan tangan kanan kanselir, jadi, jangan khawatir.” Ucap Kim Sook. Nok Du pun mengangguk mengerti.
“Ngomong-ngomong, mengapa kau di sini? Apakah Kamu akan membalas dendam pada Pangeran Neungyang?” tanya Nok Du. Kim Sook bingung Nok Du berpikir "Balas dendam"



Dong Joo membeli sesuatu dipasar lalu menungu di penginapan. Tuan Hwang memberitahu kalau Nok Du belum pulang. Dong Joo pun meminta agar memberikan kantung itu padanya karena Ini adalah satu-satunya hal yang disukai Nok Du.
“Kau harus menunggu dan memberikannya sendiri.” Kata Tuan Hwang. Dong Joo mengaku harus pergi ke suatu tempat.
“Apakah begitu?  Maka kau dapat kembali dan memberikannya kepadanya.” Kata Tuan Hwang
“Tolong berikan ini padanya.” Pinta Dong Joo. Tuan Hwang akhirnya menerimanya. Dong Joo pun pamit pergi. 


Dong Joo akan masuk ke tempat gisaeng kembali memantapkan dirinya, tapi saat itu Raja datang. Sementara Dong Joo masih menganggapnay sebagai Kepala Staf Administrasi. Raja tersenyum melihat Dong Joo kembali. Akhirnya mereka pergi ke restoran gukbap.
“Kami datang ke sini karena kamu. Mengapa Anda terlihat sangat lemah  seolah-olah Anda belum makan berhari-hari? Apakah Anda gagal menangkap pencuri atau sesuatu?” tanya Dong Joo
“Aku selalu gagal menangkap mereka. Tapi... apakah Kau dalam perjalanan ke rumah gisaeng?” ucap Raja. Dong Joo membenarkan.
“Aku punya sesuatu untuk dilakukan di sana.” Akui Dong Joo. Raja yakin Dong Joo tidak ingin menjadi seorang gisaeng.
“Kau benar. Bukan itu sebabnya. Aku berusaha keras untuk mencari pekerjaan sebagai pelayan di istana.” Akui Dong Joo

“Apa Tujuan-mu juga untuk memasuki istana?” tanya Raja terlihat kaget mendengarnya.
“Aku mendengar Kau bisa mendapatkan  penghasilan yang stabil jika kamu mendapatkan pekerjaan di istana.” Jelas Dong Joo. Raja menganguk mengerti.
“Aku pikir kau masih kesulitan tidur. Apakah Anda belum mencoba untuk melakukan apa yang Aku sarankan?” tanya Dong Joo
“Tidak, Aku tidak bisa melakukannya. Ini Sudah lama sekali karena aku meninggalkan istriku sendirian. Aku tidak berani mengganggunya dan memintanya untuk menenangkan aku  setelah bertahun-tahun.” Ungkap Raja.
“Tidak apa-apa. Anda mungkin telah meninggalkannya untuk kesepian di waktu yang lama. Tapi siapa yang tahu? Dia mungkin juga menunggumu. Dia mungkin sedang menunggumu untuk menggapainya.” Kata Dong Joo. 


Di dalam rumah gisaeng, Anak buah Tuan Park mengatakan  akan menemukan orang-orang kampret itu besok, apa pun yang terjadi jadi harus berjaga dan menunggu. Dong Joo akan masuk, dan terkaget melihat Tuan Park di depanya.
“Hei... Lihat siapa di sini... Kaki lampu selalu gelap... Aku mencari-mu di mana-mana, tetapi Aku tidak dapat menemukanmu. Dan akhirnya kita bertemu begitu dekat. Aku sangat senang melihatmu.” Ucap Tuan Park.
“Ku pikir Anda salah orang.” Kata Dong Joo berjalan mundur. Tuan Park ingin melihat lebih dekat. Dong Joo langsung menendang kakinya. Tuan Park kesakitan dan langsung berteriak agar mengejar Dong Joo. 

Dong Joo mencoba kabur tanpa sadar masuk ke pembatas yang tertulis “Wabah telah menyebar ...” Tuan Park terus mengejarnya tapi Dong Joo sudah tersudut dan tak bisa kabur.  Tuan Park mengejek Dong Joo yang  terus berlari
“Pantat ku sangat sakit karena semua pemukulan yang aku dapatkan. Biarku lihat. Kau mencuri uangku, dan kamu membuat aku mendapatkan cambuk. Ayoo Tidak apa-apa. Kemari.” Ucap Tuan Park dan Dong Joo terus berjalan mundur.
Tuan Park mencoba terus mendekat, Dong Joo tanpa sadar berjalan mundur dan langsung terjatuh ke dalam sumur. Tuan Park terlihat panik saat itu anak buahnya datang membawa sebelembaran “Wabah telah menyebar ...”
“Bos! Apa yang kamu lakukan di sini? Semua orang di desa ini meninggal karena wabah.” Teriak anakn buahnya.
“Dia meninggal. Dia pasti mati... Aku yakin dia sudah mati.” Kata Tuan Park senang melihat Dong Joo seperti tak sadarkan diri dalam sumur. 

Nok Du akhirnya pulang, Tuan Hwang senang melihat Nok Du lalu bertanya adakah yang salah dengan Dong Joo. Nok Du balik bertanya kenapa menanyakan hal itu.  Tuan Hwang  mengaku mampir sebelumnya ... dan meminta pada Nok Du untuk memberi sesuatu padanya.
“Tapi dia terlihat sangat putus asa dan sedih.” Ucap Tuan Hwang, Nok Du melihat isinya adalah gula-gula.
Dong Joo akhirnya tersadar dan kebingungan dengan keberadanya, lalu tersadar kalau ada disumur. Ia pun meminta tolong untuk orang yang ada diatas, tapi desa yang sudah kosong tak ada yang menyahut. 

Nok Du menunggu didepan rumah sampai pagi, hanya diam saja. Tiba-tiba hujan dengan deras. Tuan Hwang datang dengan payung sambil mengeluh kalau hujannya deras, lalu bertanya Apakah Nok Du yakin pria itu tidak menyembunyikannya, Dia juga mencarinya.
“Lalu mungkin dia lari seperti yang terakhir kali.” Kata Tuan Hwang. Nok Du menatap permen ditanganya, merasa yakin tidak ada jalan.
“Lalu di mana dia bisa pergi? Kau sudah mencari di seluruh kota.” Kata Tuan Hwang. Nok Du pikir kalau akan kembali.
“Hei, bawa ini bersamamu.” Kata Tuan Hwang memberikan payung dan mempersilahkan Nok Du pergi. 

Dong Joo berusaha bertahan didalam sumur dengan air yang mulai naik lalu meminta tolong agar ada orang yang datang menyelamatkanya. Nok Du pergi ke tempat ayunan tapi kosong. Di dalam rumah judi, Nok Du mencoba mencarinya dan salah satu anak buah Tuan Park melihatnya datang.
“Akhirnya aku menemukanmu, kampret.” Kata Tuan Park. Nok Du menyuruh Tuan Park agar minggir.
“Tidak... Aku akan membunuhmu hari ini. Aku akan membiarkanmu bertemu   pacar-mu di surga. Kau bisa menantikannya.” Kata Tuan Park. Nok Du kaget mendengarnya.
“Oh, Ku pikir kamu tidak tahu... Dia sudah meninggal, Aku membunuhnya.” Kata Tuan Park seperti tak merasa bersalah. Nok Du langsung mencengkram bajunya. 

Di dalam sumur, air semakin tinggi dan sudah mengenai wajah Dong Joo. Raja terlihat gelisah dikamarnya, Dong Joo mengingat kenangan dengan Nok Du terakhir kali “Kita harus berpegangan tangan juga.” Lalu ia berkata “Aku akan melepaskannya begitu kita sampai ke ujung jalan ini.”
“Maka Aku harus berjalan perlahan.” Ucap Nok Du. Dong Joo seperti sudah merasakan air yang mulai menutupi wajahnya.
Saat itu Nok Du memanggil Dong Joo dari atas, dan Dong Joo sudah tenggelam. Nok Du pun melompat dengan tali menyelamatkan Dong Joo. Dong Joo terlihat tak sadarkan diri. Nok Du menepuk wajah Dong Joo agar bisa sadar. 

Raja datang ke tempat Ratu. Ratu kaget melihat  Raja yang datang. Raja mengaku malu mengatakan ini, tapi sepertinya tidak bisa tidur. Ia pun meminta maaf atas kelakuan buruknya. Ratu terlihat bingung. Raja mengaku kalau Ini bukan salah Ratu.
“Semuanya adalah... Semuanya salahku.” Ucap Raja. Ratu tak percaya mendengarnya.
“Jika itu menyenangkan kau, Bisakah kau tetap bersamaku malam ini? Seperti dulu.” Ucap Raja. Ratu bisa tersenyum. 

Nok Du merawat Dong Joo di rumah, Dong Joo akhirnya sadar dan membuka matanya. Nok Du bertanya Apakah Dong Joo baik-baik saja dan sudah sadar. Dong Joo langsung berdiri dan akan bergegas pergi. Nok Du marah karena Dong Joo seharusnya tidak bergerak.
“Kau Pergi.  Pergilah.” Ucap Dong Joo sinis melihat Nok Du yang ada didekatnya
“Bagaimana kamu bisa mengatakan itu  untuk aku? Apakah kau tahu betapa khawatirnya aku?” kata Nok Du mara
“Apakah Aku memintamu untuk mengkhawatirkan aku? Mengapa kau mencariku? Mengapa kau melompat ke sumur? kata Dong Joo kesal akhirnya keluar ruangan. 


Nok Du mengejar Dong Joo bertanya Apa yang terjadi denganya, Dong Joo mengusap air matanya mengaku memiliki tugas untuk dipenuhi dan telah menjalani seluruh hidupku mencoba menyelesaikan tugasnya.
“ Setelah Aku selesai dengan itu ... Ketika Aku bergabung dengan ibuku setelah menyelesaikan tugasku, Ku pikir Aku bisa benar-benar bahagia. Itulah alasan aku hidup. Tapi... Aku hampir mati bahkan sebelum menyelesaikan tugasku.” Ungkap Dong Joo.
“Kenapa... Kenapa harus kau? Kenapa aku memikirkanmu? Kenapa aku hanya memikirkanmu pada saat itu? Kau terus membuatku ingin hidup. Kau terus ...” kata Dong Joo kesal
“Aku tidak tahu... apa yang ingin kau penuhi dengan berkorban ... menjauhkan diri dariku. Aku tidak tahu apa yang kau takutkan. Tapi apa pun itu ...  atau apapun yang terjadi pada kita, kita hidup dan bersama sekarang.” Tegas Nok Du. Dong Joo hanya diam saja
“Kalau begitu... tidak bisakah kamu mengikuti kata hatimu dan menyukai-ku? Aku hanya ... Sangat... Aku sangat ... menyukai-mu... “ akui Nok Du. Dong Joo menatapnya.
“Aku suka kamu... Benar.  Aku menyukai-mu... Aku sangat menyukaimu sehingga aku hampir kehilangan akal.” Balas Dong Joo
Nok Du akhirnya mencium Dong Joo dibawah hujan yang turun dengan deras. Keduanya sempat saling menatap, Dong Joo akhirnya mengalungkan tangan di leher Nok Du lalu keduanya saling berciuman lebih dalam lagi.
Bersambung ke episode 6

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar