PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Beberapa
anak melakukan pemanasan, Seo Yeon dengan wajah khawatir menanyakan keberadan
Joo Hee dengan anak murid lain. Tapi mereka seperti tak ada yang mengetahuinya.
Seo Yeon berlari menghampiri seorag guru yang baru akan masuk kelas.
“Lee Joo
Hee dari kelasmu tidak datang ke sekolah lagi hari ini. Apa dia sakit?”tanya
Seo Yeon
“ Aku tak
tahu.” Jawab Guru. Seo Yeon heran guru itu
belum meneleponnya
“Aku
belum meneleponnya.” Ucap Guru seolah tak peduli.Seo Yeon pikir guru itu
harusnya bisa melihatn anak murdinya.
“Dia tak
tertarik kuliah, jadi dia tak peduli dengan kehadirannya. Jika dia membuat
dirinya keluar dari kelas untuk tidak
mengganggu siswa baik lainnya, Aku akan berterima kasih. Tidak mudah merawat
setiap anak itu. Jika kau ingin tahu, kau bisa memeriksanya. Guru PE memiliki
banyak waktu.” Ucap si guru.
Seo Yeo
mengumpat kesal melihat si guru yang masuk kelas, lalu tak sengaja menendang
meja. Ia langsung panik karena pot bunga yang ada diatasnya hampir terjatuh,
tanganya langsung menangkap pot sebelum jatuh.
Ia bisa
bernafas lega hanya batu-batu yang terjatuh dilantai, tapi beberapa saat
kemudian bunga ikut jatuh. Seo Yeon melonggo kaget, saat itu Min Hyuk kembali
melihat tapi seolah tak peduli karena sedang makan roti.
Seo Yeon
mencoba menjelaskan tapi Min Hyuk memilih untuk pergi. Seo Yeo pikir kalau Min
Hyuk hanya lewat saja dan langsung merapihkan isi pot bunga.
Pak Guru
yang sebelumnya memberitahu tagihan listrik sekolah bulan ini terlalu tinggi
jadi berpikir itu karena pendingin ruangan di kelas jadi meminta guru agar
mengawasi anak murid agar mereka tidak menurunkan suhunya. Semua guru menganguk
mengerti.
“Siapa
yang melakukan ini?!!!” teriak Kepala Sekolah masuk dengan pot tanaman dengan
bunga yang sudah terjatuh.
“Murid-murid...”
komentar Pak guru. Kepala sekolah pikir itu tak mungkin. Seo Yeon panik
langsung menyembunyikan wajahnya dibalik tubuh Min Kyung.
“Tidak,
bukan mereka. Aku meninggalkannya di luar sana sejenak ... untuk merasakan
sinar matahari saat aku pergi ke kamar kecil. Itu pasti ulah salah satu guru.
Cepat mengaku dan katakan yang
sebenarnya.” Ucap Kepala Sekolah.
Min Kyung
melirik pada temanya. Min Hyuk menutup mulutnya. Kepala Sekolah ingn tahu Siapa
yang melakukan hal seperti ini, karean Orang ini baru saja memotong bunganya
menurutnya ia adalah orang yang sangat mengerikan. Seo Yeon ingin mengaku tapi
lebih dulu Min Hyuk berteriak.
“Ibu Joo!
Itu Ibu Joo Seo Yeon.” Teriak Min Hyuk. Seo Yeo akan mengangkat tangan pun tak
bisa berkata-kata lagi.
Seo Yeon
akhirnya keluar ruangan kepala sekolah,
Min Kyung menunggunya bertanya apakah hasinya buru. Seo Yeon langsung
menyadarkan kepala di dinding mengeluh Bunga itu tidak membutuhkan biaya
banyak. Min Hyuk heran Kepala Sekolah begitu kasar padanya. Seo Yeo kesal
dengan sikap guru Lee Seo Yeo.
“Aku mau
mengaku... Tapi aku berubah menjadi wanita yang tak tahu malu karena dia.”
Keluh Seo Yeon kesal pada Min Hyuk.
“Makannya
itu. Kenapa dia melakukan itu? Dia terlihat seperti orang yang baik.Aku tahu
itu, Kau tak pernah bisa mempercayai orang-orang itu. Ayo pergi.” ucap Min
Kyung
“Ngomong-ngomong,
kau akan datang pada hari Sabtu? Apa Kau tak mendapatkan pesannya? Reuni SMA
kita.” Kata Min Kyung
“Apa itu
minggu ini? Tentu saja aku pergi. Aku
bisa makan sebanyak yang aku mau setelah membayar biaya hanya 10 dolar.
Semuanya tidak penting, jadi aku akan mengenakan celana dengan karet gelang
pinggang.” Ucap Seo Yeon yang tak peduli dengan penampilanya.
Min Kyung
pun menyetujuinya. Mereka berjanji akan
Tetap minum, Babak ke-2! Babak ke-3! Babak ke-4!
Di sebuah
ruangan pemotretan, Seorang pria sibuk melakukan pemotretan. Di lantai atas,
Hyun Soo sedang menelp. Kang Woo yang sedang berolah raga mengeluh kenapa harus pergi ke sana. Hyun Soo merengek
kalau Kang Woo itu baru saja kembali setelah 15 tahun.
“Kau
harus Datang untuk menyapa.” Kata Hyun Soo. Kang Woo mengeluh akan menutup telp
karea sedang sibuk.
“Kau tak
sibuk. Aku tahu kau berolahraga dengan terengah-engah, Lalu Apa kau sudah memeriksa kontraknya?.” Kata Hyun Soo
“Beraninya
kau mencoba menipuku? Kontrak eksklusif selama tiga tahun?” kata Kang Woo
“Siapa
bilang aku akan melakukan itu? Apa Kau melihatnya? Aku meletakkannya di font
terkecil, tapi kau memiliki mata yang bagus.” Ejek Hyun Soo
“Tulis
lagi dan kirimkan. Jika kau mencoba menipuku lagi, maka ini sudah berakhir.”
Tegas Kang Woo mengancanm.
“Hei, ini
aku, Park Hyun Soo. Orang-orang berbaris untuk ditandatangani dengan agenku”
kata Hyun Soo bangga. Kang Woo pun menyuruh Hyun So meminta pada mereka saja.
“Baiklah, baiklah. Aku akan mengirim kontrak
lagi.” Kata Kang Woo mulai melatih bagian otot tangan.
“Ngomong-ngomong,
apa kau yakin tak akan datang?” kata Hyun Soo. Kang Woo kesal langsung
mematikan ponselnya. Hyun Soo pun
mengeluh kesal dengan sikap Kang Woo menutup telpnya.
“Hei...
Seok Min... Cobalah untuk lebih berani... kau tampan, jadi mari kita pamerkan
sedikit lagi.” Ucap Hyun Soo memanggil model dari lantai atas.
Kang Woo
baru saja selesai mandi dan mengambil air minum di dalam dalam kulkas dan
dikagetkan dengan seorang pria yang sudah ada dibalik pintu kulkas. Ia berusaha
kabur dengan menjatuhkan air minumnya, si pria pun jatuh terpeleset.
Kang Woo
keluar rumah hanya dengan jubah mandinya, dan melihat sebuah mobil berhenti
didepan rumah. Seorang wanita keluar, Kang Woo bingung. Si wanita mengaku kalau
ini adalah ibunya dan bertanya mau kemana Kang Woo itu. Kang Woo hanya
memanggilnya Nyonya Oh.
“Bagaimana
kau tahu aku datang?” tanya Kang Woo duduk di dalam rumah dengan sang ayah yang
mengepel lantai yang basah.
“Aku
ibumu, jadi Aku selalu tahu keberadaanmu.” Kata Nyonya Oh. Kang Woo yakin kalau
Itu pasti dari Hyun Soo
“Apa Hyun
Soo baik-baik saja?” tanya Nyonya Oh seolah tak tahu. Kang Woo mengeluh ibunya belum
berubah sedikit pun.
“Kau
harus menghubungi kami terlebih dahulu begitu kau datang. Beraninya kau
menyelinap ke sini?” keluh sang ayah dengan tangan yang terlihat kesakitan.
“Apa kau
terluka? “ tanya Nyonya Oh. Ayah Kang Woo mengaku tanganya sangat sakit setelah
terjatuh.
“Jangan
bilang pada nenek kalau aku di sini. Aku akan segera pergi.” ancam Kang Woo.
“Kau tak
akan bisa pergi dengan mudah. Dia menunggumu.” Kata Nyonya Oh. Kang Woo yakin
bisa mengalahkan neneknya.
“Ini tak
akan mudah saat ini. Dia sudah membuat daftar.” Ucap Nyonya Oh. Kang Woo bingung
daftar apa yang dimaksud.
“Daftar
posisi yang bisa kau ambil.” Kata Nyonya
Oh. Kang Woo menolak menyuruh Kang Hee saja dan meminta agar jangan menariknya
lagi.
“Tidak
ada gunanya merengek di sini. Aku tak punya kekuasaannya, Kau tahu?” ucap Nyonya
Oh. Ayah Kang Woo juga mengaku tak punya.
“Lupakan.
aku bisa mengambil penerbangan malam ini.” Ucap Kang Woo kembali mengancam.
“Kau akan
dilarang meninggalkan korea karena penggelapan.” Kata Nyonya Oh. Kang Woo tak
percaya maksud dari Penggelapan.
“Dia
sudah menyiapkan bukti... Ini bernilai 10 juta dolar.” Tegas Nyonya Oh
“Apa kau
pikir polisi akan mempercayai bukti palsu itu?” keluh Kang Woo.
“Apa Kau
pikir mereka akan mempercayainya atau kau, yang tak punya uang?” balas Nyonya
Oh.
Kang Woo
mengeluh pada ibunya yang melakukan ini padanya. Nyonya Oh pikir kalau Kang Woo
marah lebih baik temui neneknya. Kang
Woo kembali merengek pada sang ibu. Nyonya Oh membalas kalau Kang Woo baru
memanggilnya ibu kalau sudah membutuhkan bantuannya.
“Lupakan
dan bersiap-siaplah... Dia sudah menunggu... Ayo, Cepat Berpakaian.” Perintah
Nyonya Oh. Kang Woo mengeluh kalau masih sangat kesal.
Nyonya Oh
langsung menyuruh suaminya agar mengikuti Kang Woo supaya tak kabur. Ayah Kang
Woo mengeluh kalau tanganya masih sakit, tapi Nyonya Oh menyuruh agar menemani
anaknya. Ayah Kang Woo pun menurutnya dan Nyonya Oh langsung menelp ibunya
kalau akan membawanya segera.
Beberapaa
orang sedang melihat mobil model baru dan berpikir akan cocok untuk anak
mereka. Sang anak pun mencoba masuk ke dalam mobil mewah. Seorang manager
melihat dari kejauhan, pegawai lain ikut melihatnya.
“Memiliki
orang tua yang kaya cukup baik. Aku tak percaya seorang anak berusia 20 tahun
akan mengendarai mobil itu.” Ucap si pegawai.
“Dia anak
yang baik. Dia tak mengeluh tentang mobilnya. Mereka yang memiliki orangtua
kaya harus bersyukur. Sangat menjengkelkan melihat bajingan muda bertingkah
seperti mereka semua itu..” Kata si
manager
“Ayolah. Kau
lebih baik daripada mereka... Wajahmu...Jika aku jadi kau, aku akan menjadi
selebriti. Aku yakin agen hiburan mencoba menjemputmu. Kau terlalu tampan untuk
mereka abaikan.” Kata si pegawai
“Tentu
saja mereka melakukannya. Jika aku memiliki minat, Won Bin dan Jung Woo Sung
tidak akan berarti apa-apa.” Komentar si manager
“Lalu
mengapa kau tak mengejar itu?” tanya si pegawai. Manager pikir Ada cara yang
lebih mudah untuk menghasilkan uang. Pegawai terlihat bingung.
“Lintah
dari keluarga kaya.” Bisik si Manager. Saat itu terlihat seorang wanita dengan
wajah lusuh masuk ke dalam showroom.
“Siapa
itu? Hentikan dia, tapi jangan menimbulkan keributan.” Perintah Sang manager.
Si wanita
melihat mobil yang cukup malah dan memegangnya, si pria panik mencoba menghapus
jejak tanganya dan bertanya apakah sudah membuat reservasinya. Si wanita
binggung, si pegawai pun memberitahu kalau
harus membuatnya terlebih dahulu dan akhirnya mendorong keluar.
Si wanita
lusuh, Baek Jang Mi akhirnya duduk dibangku taman dengan tas besar dan setelah
membukanya ternyata berisi tumpukan uang.
Ia mengeluh merasa tak ada gunanya punya banyak uang karena sangat tidak
menyenangkan.
Min Kyung
baru saja selesai mengajar, tiba-tiba Min Hyuk mengintip dari balik pilar. Min
Kyung heran Apa yang sedang diakukan. Min Hyuk mengaku sedang menunggu. Min
Kyung tak percaya kalau sedang menunggunya. Min Hyuk membenarkan.
“Apa Ibu
Joo sangat kesal?” tanya Min Hyuk khawatir. Min Kyung terlihat bingung ternyata
menanyakan tentang Seo Yeon.
“Jangan
khawatir tentang itu. Dia bukan tipe orang yang menanggung dendam. Mengapa kau
memberi tahu dia jika kau akan menjadi seperti ini? Kau harusnya tetap diam.”
keluh Min Kyung.
“Itu
terjadi karena spontan.” Akui Min Hyuk lalu berjalan pergi. Min Kyung tak
percaya mendengarnya.
“Sayang
sekali. Dia tampak baik-baik saja di luar.” Komentar Mi Kyung melihat tingkah
Min Hyuk.
Min Kyung
sepert menjadi dokter dibagian Pusat kesehatan, setelah memeriksa anak muridnya
yang sakit tersenyum melihat Seo Yeo yang ada dilapangan sedang mengajar
olahraga.
“Hari ini
akan sedikit sulit... Oke, aku akan ke sana tepat waktu. Sampai jumpa.” Ucap
Min Hyuk berbicara di telp
Seo Yeon
berjalan menuruni tangga dengan tatapan kosong setelah bertemu dengan tetangga
rumah Joo Hee. Si bibi memberitahu kalau Joo Hee dikeluarkan beberapa hari yang
lalu karena tidak membayar sewa menurutnya Pemiliknya benar-benar mengerikan.
Akhirnya
Ia menerima telp dari seseorang menanyakan keberadanya, ternyata Seo Yeon
bertemu dengan sang adik. Seo Joon mengeluh kalau kakaknya bisa tahu kalau bisa
melakukan itu. Seo Yeon yakin Seo Joon pasti tahu keberadaan Joo Hee.
“Dan
semua orang menyukaimu.” Ucap Seo Yeon. Seo Joon mengejek kalau sang kakak
akhirnya mengakui hal itu lalu meminta waktu satu menit.
“Hei, apa
kau tahu di mana Lee Joo Hee, teman sekelas kita, dia bekerja hari ini? Baiklah
Biarkan aku tahu. Sampai jumpa.” Ucap Seo Joon berbicara dengan seseorang
ditelp lalu menutupnya.
“Lalu Itu
akan makan waktu berapa lama?” tanya Seo Yoon. Seo Joo menjawab sekitar 10
menit. Seo Yeon tak percaya kalau akan secepat itu
“Temanku
ini kenal semua orang.” Akui Seo Joon. Seo Yoon ingin tahu siapa itu apakah
teman sekelasnya.
“Ayo
sekarang. Seorang polisi tak pernah mengungkapkan sumbernya. Jadi Cukup.” Ucap
Seo Joon.
“Kau
bahkan berlatih? Kau seorang penyanyi yang mengerikan.” Ejek Seo Joon.
“Seo Yeon,
aku berlatih dengan baik. Vokalis utama dan penari tim kami akan berada di
sisiku. Paham?” kata Seo Joon bangga.
“Kau
hanya akan membukanya setelah mulai dibenci.” Keluh Seo Yeon. Seo Joon pikir
Jumlah pembenci yang dimiliki menunjukkan seberapa populernya dirinya.
Tiba-tiba
terdengar suara histeris dibawah, Seo Joon melihat Seok Min keluar dari mobil
van. Seo Yeon ikut menatapnya. Seo Jon heran dengan kakaknya yang tak terganggu
oleh pria tampan. Seo Yeon mengaku itu terlihat sangat enak. Seo Joon bingung.
“Itu
sangat mahal. Katakan padanya untuk memberikannya padamu. Kau dari agensi yang
sama, jadi kau harus dekat.” Rengek Seo Yeon melihat kue yang dibawa Seok Min.
“Itu
memalukan. Hentikan.” Keluh Seo Joon. Saat itu Seok Min melihat keduanya dengan
tatapan dingn. Seo Joon memberikan hormat. Seo Yeon pun mengeluh karena Seok
Min akhirnya pergi.
“Cukup!
Apa Kau tahu seberapa kacau dirimu? Kau sangat kacau.” Keluh Seo Joon lalu
melihat pesan yang masuk ke ponselnya.
“Temanku
juga tak tahu... Sampai jumpa.” Ucap Seo Joon lalu melangkah pergi. Seo Yeon
bisa menarik adiknya.
“Kau
seharusnya tidak pernah belajar akting.” Ejek Seo Yeon lalu melihat isi pesan
di ponsel adiknya. Ia pikir anak muridnya itu sudah gila.
Di rumah,
Keluarga Kang Woo sudah duduk di meja makan. Nenek pikir kalau ada orang yang
belum datang. Joo Hee menjawab kalau Dia hampir sampai. Nyonya Oh membahas
kalau Kang Woo ada di sini, jadi mengusulkan mereka untuk memanggang daging
sapi Korea
“Hei, apa
kau mau?” tanya Nenek Han. Kang Woo pikir tak perlu lalu melihat tatapan
ayahnya memelas.
“Aku
mau... Aku muak makan daging sapi Amerika.” Ucap Kang Woo. Nyonya Oh pun
bergegas akan memanggang beberapa.
“Kau
Duduk.” Ucap Nenek Han lalu menyuruh Ayah Kang Woo memangang daging. Kang Woo
pun mengikuti ayahnya untuk membantu
“Astaga.
Aku merasa sangat tersanjung... Ayo Keluarkan dagingnya. Yang kita miliki
hanyalah sayuran.” Kata Nyonya Oh.
“Aku
minta maaf karena terlambat.” Sapa Min Hyuk datang menyapa semua
keluarganya. Nyonya Oh pikir min Hyuk
datang tepat waktu dan menyuruh untuk duduk saja.
“Kau
sepertinya telah kehilangan berat badan.” Komentar Joo Hee. Min Hyuk mengaku
tak melakukan apa-apa.
“Min
Hyuk, ini tidak akan lama. Pamanmu akan memanggang daging sapi Korea terbaik
yang pernah ada.” Kata Ayah Kang Woo dengan wajah penuh bersemangat.
“Apa
orang tuamu masih hidup dan sehat?” tanya Nenek Han. Min Hyuk mengaku
memberitahu mereka sedang membangun sekolah di Kenya.
“Mereka bahkan
tidak menghasilkan banyak uang dengan melakukan itu. Dia selalu unik sejak dia
masih muda.” Komentar Nenek Han.
“ Mereka
adalah orang-orang yang berhati baik, Kau tahu?” komenta Ayah Kang Woo tentang
kakaknya.
“Tentu
saja kau bahagia...Kakakmu tidak tertarik mengambil alih perusahaan. Begitu aku
mati, semuanya akan menjadi milikmu untuk diambil.” Ucap Nenek Han.
“Ayolah...
Kau akan hidup lebih lama dariku... Ayo Min Hyuk, makanlah... Aku harus memanggang lebih banyak daging.” Ucap
Ayah Kang Woo baru memanggang sedikit daging.
“Ini
sudah Cukup. Duduklah” kata Nenek Han. Ayah Kag Woo pikir hanya memanggang satu
potong.
“Jika aku
makan terlalu banyak daging, maka aku akan mengalami gangguan pencernaan. Jadi Matikan
panggangannya.” Kata Nenek Han.
Semua tak
berani membantah, Kang Woo pun langsung duduk disamping Min Hyuk. Nenek Ha
memberitahu dua cucunya harus membayar untuk investasi yang dibuat untuk
mereka. Keduanya menatap bingung, Nenek Han bertanya pada Min Hyuk.
“Min
Hyuk, sampai kapan kau akan bekerja di sekolah itu? Kau menyia-nyiakan bakatmu.
Apa yang kau lakukan?” ucap Nenek Han.
“Ibu,
bisakah kita membicarakan ini setelah kita memberi mereka makan dulu?” kata
Nyonya Oh
“Hentikan.
Dan Kau... Jika Kau tak ingin jadi dokter, maka bekerja untuk perusahaanku.”
Ucap Nenek Han pada Min Hyuk.
“Hal yang
sama berlaku untukmu, Kang Woo. Aku tak akan memilih departemen untukmu
ikuti.Kau bisa Pilih departemenmu ... Yang bisa unggul untuk dirimu sendiri.”
Kata Nenek. Keduanya cucunya hanya bisa menatap.
“Baiklah.
Mari makan.” Ucap Nenek. Saat itu orang
tua Kang Woo akan mengambil daging tapi Nenek Han langsung melahap dua potongan
daging.
“Jika Kau
makan banyak daging sekaligus,maka Kau akan mengalami gangguan pencernaan.”
Komentar Ayah Kang Woo.
“Jangan
khawatirkan aku... Ini enak.” Ungkap Nenek Han. Nyonya Oh tak percaya kalau
Nenek Han langsung mengambil dua potong
sekaligus lalu meminta suaminya memanggang lagi.
Kang Woo
dan Min Hyuk akhirnya minum bersama dibar. Kang Woo mengak senang karena ia
bukan satu-satunya yang menentang nenek. Ia ingin tahu apa yang terjadi dengan
Min Hyuk karena sang nenek dulu memuja Min Hyuk. Min Hyuk mengaku sudah mengetahuinya.
“Jadi, Apa
kau punya pacar?” tanya Kang Woo. Min Hyuk mengaku tak ada . Kang Woo bertanya lagii apakah Ada yang
tertarik dengan Min Hyuk. Min Hyuk tak menjawab hanya tersenyum.
“Aku kira
ada seseorang. Kau masih tak bisa berbohong, bukan?” ejek Kang Woo
“Mengapa
aku tak bisa menghilangkannya?” keluh Min Hyuk lalu melihat Kang Woo yang sibuk
membersihkan noda dibajunya.
“Kau
belum berubah juga.” Ejek Min Hyuk, Kang Woo mengeluh melihat masih
membersihkan pakaia yang kotor.
Saat itu
tatapan Min Hyuk ke arah Seo Yeon dengan
wajah bingung karena Seo Yeon tak bisa datang ke sini berpakaian seperti itu.
Kang Woo ingi tahu apa maksudnya. Min Hyuk heran Seo Yeon datang ke bar lalu
bergegas pergi. Sementara Kang Woo sibuk membersihkan bajunya yang terkena
noda.
Di sisi
lain bar, Seo Yeon mencoba untuk masuk dan memeriksanya. Si pegawai melarangnya
karena mereka masih punya pelanggan jadi meminta agar pergi. Min Hyuk datang
ingin tahu Apa yang terjadi. Si pegawai minta maaf atas keributannya dan
meminta Seo Yeon agar segera pergi.
“Dia
bersamaku... Apa yang terjadi?” ucap Min Hyuk. Si pegawai terlihat kaget.
“Joo Hee
... Maksudku,Aku dengar kalau Lee Joo Hee, seorang junior di Kelas Empat,
bekerja di sini. Apa ini benar?” ucap Seo Yeon.
“Ya, kami
tidak tahu dia masih di bawah umur. Dia membawa ID palsu.”ungkap si pegawai.
“Apa dia
disini?” tanya Seo Yeon. Si pegawai mengaku Tidak ada karena Joo Hee berhenti
dua hari yang lalu.
“Kau
membayar untuk pekerjaannya, kan?” kata Seo Yeo memastikan. Si pegawai terlihat
bingung.
“Kau
memberinya uang yang kau janjikan, bukan? Aku akan memeriksanya. Dan jika kau
tak membayarnya seperti yang dijanjikan, aku akan kembali.” tegas Seo Yeon lalu
melangkah pergi.
Seo Yeon
akan pergi meninggalkan bar. Min Hyuk
mengejarnya memberitahu kalau ini bukan bar yang mencurigkan, tapi Seo Yeon
pikir tempat ini cukup buruk bagi siswa untuk bekerja lalu mengucapkan Terima
kasih untuk bantuannya.
“Baik, ini
tentang pot bunga yang dijaga wakil kepala sekolah.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon
pikir Min Hyuk itu tak berbohong tentang itu.
“Tunggu. Apa
Aku bisa mengantarmu pulang?” tanya Min Hyuk. Seo Yeon pikir Min Hyuk baru saja minum.
“Pastikan
kau menghubungi layanan sopir.” Kata Seo Yeon lalu masuk ke dalam lift. Min
Hyuk seperti masih merasa bersalah.
Kang Woo
sedang berolahraga lalu dikagetkan dengan Hyun Soo sudah ada disampinganya,
lalu bertanya bis amasuk ke rumahnya. Hyun Soo mengaku Nyonya Oh yang
memberitahu kode sandinya. Kang Woo mengeluh kalau Hyun Soo pasti senang karena
sudah memata-matainya.
“Aku
melakukannya demi kau, Hei, ini kontrak
baru dan Ini kontrak satu tahun. Seperti yang Kau bilang, Kau punya kebebasan
penuh. Ini sanat Sempurna, kan? Tanda tanganilah.” Ucap Hyun Soo.
“Aku akan
memeriksanya sekali lagi setelah aku mandi.” Kata Kang Woo sangat berhati-hati
“Kau
berengsek. Apa semua orang yang kau kenal menipumu? Apa Kau memercayai dirimu
sendiri?” keluh Hyun Soo
“Gara-gara
kau, aku akan bekerja untuk nenekku.” Komentar Kang Woo. Hyun Soo ingin membela
diri tapi akhirnya mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Hei,
omong-omong, kau tidak akan datang malam ini?” kata Hyun Soo. Kang Woo mengaku
tak akan datang.
“Astaga.
Lihatlah tubuh dan wajahmu. Apa Kau tidak mau pamer? Apa Kau tidak ingin
membalas dendam?” komentar Hyun Soo
“Itu
kekanak-kanakan.” Ucap Kang Woo dan Hyun Soo lalu menyebut Kang Woo “Bokong
Kotoran, Si Cepirit.” Dan “Obesitas
ekstrem.” Kang Woo terlihat tegang mendengarnya.
Flash Back
Kang Woo
masih remaja terlihat tambun dengan kacamata, lalu temanya mengejek karena
melihat celananya terkena pup, lalu mengejeknya bau da hampir muntah. Kang Woo
hanya terdiam. Teman-temanya terus mengeje Kang Woo buang air besar di bus.
“Tidak.
Aku tidak tertarik lagi” kata Kang Woo mencoba menyangkal dengan menahan diri
kalau perutnya terasa sakit.
Hyun Soo
pikir itu bagus lalu melihat Kang Woo seperti menahan sesuatu dan bertanya
apakah baik-baik saja. Kang Woo mencoba
menahan diri agar tak keluar dicelananya dan menyuruh Hyun Soo agar Jangan
bergerak. Saat itu Kang Woo mencoba berjalan ke toilet dengan terus menahan
agar tak keluar, sampai di dalam toilet wajahnya terlihat bahagia mengeluarkan
semua isi perutnya.
Dokter
Kim melihat sebuah foto disamping foto diri dan juga "Plakat" saat
itu tiba-tiba Kang Woo masuk ke dalam ruangan. Dokter Kim bertanya siapa yang
berani masuk. Kang Woo memberitahu Dokter Smith dari New York Medical
merekomendasikan Dokter Kim padanya.
“Dia
bilang kau dan dia sama-sama lulusan Stanford dan kau adalah psikiater terbaik.”
Ucap Kang Woo. Dokter Kim terlihat bingung.
“Jam
berkunjung untuk hari ini...” kata Dokter Kim. Kang Woo memberikan banyak uang
dan yakin kalau Dokter Kim. akan meluangkan waktu.
“Mari Duduklah.”
Ucap Dokter Kim. Kang Woo akhirnya duduk. Dokter Kim mengatakan buka duduk
disana tapi di dalam ruanganya.
Dokter
Kim akhirnya menuliskan problem pasienya "Lee Kang Woo, Si Cepirit"
sementar Kang Woo sibuk mengambar. Dokter Kim pun membahas kalau Kang Woo
teringat hari itu, lalu akhirnya diare. Kang Woo menatap heran.
“Apa
sebutannya? Jadi, kau diare karena sindrom gangguan pencernaan.” Kata Dokter
Kim. Kang Woo membenarkan.
“Lalu Siapa
dia?” tanya Dokter Kim melihat bingkai wajah yang dibuat Kang Woo. Kang Woo
mengaku tidak tahu.
“Aku malah
menggambar dia tanpa sadar. Tapi aku tidak ingat wajahnya. Jadi Apa yang harus
kulakukan? Bisakah kau mengobati ini?” ucap Kang Woo
“Situasi
seperti anjing.” Ungkap Dokter Kim. Kang Woo melonggo kaget mendengarnya.
“Aku
pernah digigit anjing. Jadi, aku benci anjing. Tapi aku lebih suka anjing
sekarang. Jadi, kau berada dalam situasi seperti anjing.” Jelas Dokter Kim.
Kang Woo menganguk mengerti.
“Aku
sengaja membesarkan anjing untuk mengobati traumaku terhadap anjing. Jadi Untuk
mengatasi traumamu, menghadapi penyebab traumamu bisa menjadi jalan.” Jelas
Dokter Kim
“Kalau
begitu, Apa kau menyuruhku menghadapi orang yang merisakku?” keluh Kang Woo.
Dokter Kim pikir Mencoba setidaknya sekali tidak ada salahnya.
Di sebuah
restoran panggang terlihat spanduk "Reuni ke-24 untuk SMP Shinhwa"
Suasana sangat pengap karena banyak asap, Seorang bibi pun melayani tamu yang
datang. Seorang pria mengeluh berpikir
ada kebakaran karena banyak asap. Si bibi mengaku baru saja rusak dan akan
segera diperbaiki.
“Asap ini
membuat mataku perih.” Keluh si pria lalu duduk dengan Seo Yeon dan Min Kyung yang sibuk makan tanpa henti dan
bersulang Untuk alumni mereka.
“Hei, bisa-bisanya
kamu makan sekarang.” Keluh Si pria. Seo Yeon pikir temanya pasti tak tahu.
“Saat
makan daging, pastikan ada cukup aroma daging agar kau bisa makan semangkuk
nasi lagi dengan itu. Kau tidak tahu, bukan?” ejek Seo Yeon. Min Kyung pun
setuju.
“Siapa yang
mau menikahi kalian berdua? Aku merasa kasihan padanya.” Ejek si pria.
“Menikah
dengan kami? Kenapa aku harus menunggu? Aku akan mendapatkannya sendiri.” Teriak
Seo Yeon marah
“Kau luar
biasa. Kau yang mendekatiku setelah tahu aku guru. Kau membuat dagingnya makin
tidak enak. Bisakah kamu pergi?” keluh Min Kyung pada teman prianya. Si pria pun langsung pergi.
“Ahh..
Sial. Di mana Joo Hee?” keluh Seo Yeon kesal sendiri. Min Kyung menyuruh Seo Yeon
makan dulu dan mencari dia setelah makan.
“Baik.
Aku harus makan untuk mendapat energi.” Kata Seo Yeon lalu memesan daging dua
porsi lagi.
Kang Woo
berdiri didepan restoran "Barbeku Choi Mapo" terlihat asap yang
keluar seperti ada kebakaran dalam ruangan. Ia lalu menelp Hyun Soo ingin tahu
keberadaanya Hyun Soo mengaku di kantor.
Kang Wo kaget mendengarnya
“Apa? Kau
bilang kita harus menghadiri reuni.” Keluh Kang Woo. Hyun Soo pikir tidak hadir
karena Kang Woo bilang tidak mau.
“Apa Kau
benar-benar datang?” ucap Hyun Soo tak percaya. Kang Woo pun kesal memilih
untuk menutup telpnya.
Ia ingn
pergi lalu teringat dengan yang dikatakan Dokter Kim “Cara untuk mengatasi traumamu
adalah menghadapi penyebab traumamu tanpa menghindarinya.”
Akhirnya
Kang Woo masuk ke "Barbeku Choi
Mapo" semua melonggo melihat pria tampan masuk dan bertanya siapa itu. Min
Kyung melihat pria tampa langsung mengerai rambutnya, Seo Yeon tak percaya
kalau pria itu sangat percaya diri padahal sudah sangat terlambat
“Siapa kau?
Aku belum pernah melihatmu.” Ungkap Min Kyung mengoda.
“Aku? Aku
Lee Kang Woo.” Kata Kang Woo. Min Hyuk tak percaya da tahu julukan waktu itu
Cepirit. Kang Woo pun tak bisa mengelaknya walaupun sangat malu.
Mereka
langsung duduk mengelilingi Kang Woo, Seperti sangat terkesima. Kang Woo mengaku
sempat tinggal di Amerika. Min Kyung pun tahu jadi Karena itulah ini kali
pertamanya datang ke reuni lalu bertanya apa yang dilakukan sekarang.
“Aku akan
mengambil alih bisnis yang dikelola keluargaku.” Ucap Kang Woo. Min Kyung ingin
tahu Bisnis macam apa
“Ini tidak
seberapa.” Ungkap Kang Woo merendah lalu terdengar teriak Seo Yeon meminta bibi
membawa dua porsi lagi. Seorang pria melihat jam tangan yang dipakai Kang Woo
“Kau
pasti tahu bahwa harga arloji ini lebih dari 20.000...” kata Kang Woo pamer dan
terdengar kembali terikan Seo Yeon.
“Permisi!
Aku butuh selada daun bawang lagi!” teriak Seo Yeon. Kang Woo mencoba menahan
amarahnya.
“Omong-omong,
kalian belum banyak berubah.” Komentar Kang Woo.Min Kyung memuji Kang Woo itu tampak
jauh lebih tampan.
“Apa Kau
sudah menikah?” tanya Min Kyung penasaran. Kang Woo ingi menjawab kalau
Pernikahan tidak... Tapi Seo Yeon kembali bertriak.
“Bibi..
Apa Bisa ganti pemanasku? Ini Terlalu banyak asap.” Teriak Seo Yeon yang tak
peduli dengan Kang Woo.
“Hei!”
teriak Kang Woo marah lalu berusaha agar tenang mendekati Seo Yeon.
“Hei, aku
Kang Woo... Lalu Siapa kau? Aku tidak ingat persis wajahmu.” Ucap KangWoo
“Kau
bilang kau adalah Kang Woo... Aku cinta pertamamu.” Ucap Seo Yeon santai. Kang
Woo melonggo kaget.
Flash Back
Seo Yeon
remaja menolak Kang Woo mengaku tidak menyukai Kang Woo karena jelek dan gemuk. Kang Woo hanya bisa
tertunduk sedih karena memang gemuk dan tak menarik.
“Kau...
Apa Itu kau.” Ucap Kang Woo panik dan tiba-tiba perutnya kembai sakit lalu
mencoba menahanya. Seo Yeon terlihat santai bertemu dengan orang yang pernah
menyukainya.
Dan wajah
dari gambar yang tak bisa diselesaiakan Kang Woo adalah wajah Seo Yeon. Kang Woo seperti akan mengalami trauma untuk
kedua kalinya di "Barbeku Choi Mapo"
Bersambung ke episode 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Judul filmnya apa ya kak , kok review film nya Egk ada kak
BalasHapus