PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hujan
turun dengan deras, Yong Sik meminta Dong Baek agar jangan berdebat dan makan
dahulu. Ia membuat telur kukus dengan bangga yang dikatakan makanan adalah
sumber energi. Dong Baek bertanya Apa
orang-orang hidup seperti ini.
“Senang
ada yang mengkhawatirkanku. Saling menjaga sungguh hal luar biasa.” Ungkap Dong
Baek
“Jangan
terlalu terharu dahulu. Aku bahkan belum mulai.” Kata Yong Sik membawakan sosis
goreng dan digambar love dengan saus tomat.
“Tak
heran orang bisa tetap kuat secara fisik dan mental. Ini alasannya.” Ucap Dong
Baek
“Dongbaek.
Begini, aku tak tahu dunia yang kau jalani sejauh ini. Tapi mulai sekarang,
anggap hidupmu sebagai festival tanpa akhir. Seperti gadis kaya manja, seakan
itu takdir, akan kupastikan kau bisa hidup kekanak-kekanakan.” Kata Yong Sik
“Apa Kau
harus mengatakannya seperti itu? Ini Menyebalkan. Gadis kaya... Anak tunggal,
putri bungsu, dan semacamnya. Mereka datang ke sekolah dengan kepang rapi dan
pakaian yang selalu wangi.” Ungkap Dong Baek
“Mereka
sering membeli kotak pensil dan melempar senyum manis menyebalkan. Aku hanya
bisa menatap mereka. Aku merasa sedih, tapi aku iri dengan hidup mereka. Aku
ingin kehidupan yang hanya mengenal kebahagiaan.” Ungkap Dong Baek tak bisa
menahan sedihnya
“Aku tak
mengerti yang telah dihadapi wanita rapuh ini. Aku sangat menyukai Dongbaek,
maka ini terasa sakit.” Gumam Yong Sik lalu mengelus kepala Yong Sik.
Dong Baek
mencoba bubur yang dibuat Yong Sik lalu mengeluh karena rasanya asin. Yong Sik terlihat air matanya mengalir. Dong
Baek mengeluh Yong Sik yang ikut menangis dan bertanya nanti apakah harus
bergantung padanya. Yong Sik buru-buru menghapusnya, dan Dong Baek masih saja
menangis.
Dong Baek
berbaring disamping Yong Sik lalu bertanya apakah sungguh bisa tidur. Yong Sik
terdiam dengan memejamkan matanya. Dong Baek mengaku takjub Yong Sik nyaman di rumahnya. Yong Sik
membalas Gugup itu satu hal, tidur adalah hal lain dengan mata tertutup.
“Dengan
menutup mata, kau bisa tertidur bahkan di hari pertama militer.” Kata Yong Sik.
“Tapi ini
bukan hari semacam itu.” Keluh Dong Baek. Yong Sik menyuruh Dong Baek agar Berhenti
bicara karena ia butuh tidur.
“Tapi
Yong-sik... Kukira kau sakit.” Komentar Dong Baek. Yong Sik kembali menyuruh Berhenti
mengoceh dan tidurlah.
“Wanita
belalang itu...” kata Dong Baek. Yong Sik langsung membuka matanya dan mengeluh
kalau Dong Baek membahasnya.
“Begini,
kau pernah berpacaran dengan wanita selain dia, 'kan?” goda Dong Baek.
“Dongbaek,
asal kau tahu, aku punya mesin penggerak empat roda dan perilaku seperti sedan.
Aku tak akan merayu orang yang sakit.” Kata Yong Sik. Dong Baek terlihat kesal
akhirnya merubah posisi tidurnya.
“Jadi,
jangan anggap aku pecundang tanpa pengalaman. Aku Hwang Yong-sik.” Tegas Yong
Sik
“Kenapa
tak ada jalan tengah denganmu?” keluh Dong Bak. Yong Sik pun bingung dalam
situasi ini
“Jika...sungai
ini tak boleh diganggu, jangan celupkan kakimu. Jangan mengikat tali sepatu jika
tak berniat selesaikan balapan. Mari berhenti bicara sekarang.” Ucap Yong Sik
dengan memperlihatkan batas yang sudah dibuatnya.
Dong Baek
tertidur lelap dikamanyr. Yong Sik akhirnya keluar rumah pagi-pagi sambil
mengeluh karena Dong Baek yang tertidur lelap tapi ia nyaris tidak tidur. Ia mengeluh Dong Baek itu
wanita egois sambil menguap lebar. Saat
itu Yong Sik melihat korek api diatas mobilnya.
“Bedebah ini terus menguji. Aku harus
tunjukkan padanya. Ayo Pancing aku dan kau akan membayarnya.” Gumam Yong Sik
Saat itu
Dong Baek mulai merasakan kepanasan karena Yong Sik menutupinya dengan selimut
tebal. Ia terbangun karena menerima telp dan kaget bertanya dimana dan
membenarkan kalau itu miliknya.
“Aku tak
tahu meninggalkan motor di sana.” Ucap Dong Baek lalu mengeluh dengan yang
dilakukan Hyang Mi.
Dong Baek
memakain sepatunya dan siap untuk pergi sambil mengingat yang dikatakan oleh si
penelp “Kurasa temanku meninggalkannya. Biar kuambilkan.” Lalu tak sengaja
menjatuhkan jaketnya, Dong Baek hanya menatapnya dan meninggalkanya.
Akhirnya
Dong Baek pergi ke MEGA MALL, terlihat bagian gedung yang terkunci dan juga
banyak tulisan DISEWAKAN. Ia bergumam “Saat
yang tak asing membuat kita lengah, masalah terjadi Tak peduli apakah ada
tanda-tanda.”
Flash Back
Hyang Mi
mengemudikan motornya dan hujan turun dengan deras, lalu mengeluh Seakan semesta tak ingin
mengantarkan pesananya. Tapi ia tetap saja pergi mengantar dengan motornya.
“Dongbaek,
tunggu saja.. Akan kubawa pulang 6.000 won.” Ucap Hyang Mi yakin.
Dong Baek
akhirnya masuk ke mall sambil mengeluh Kenapa Hyang Mi meninggalkan motornya di
tempat seperti ini, karena ini sangat mengerikan.
Ia pun bergumam “Pada akhirnya, kita
membayar karena tak mendengarkan tanda.” Lalu masuk ke dalam lift.
Ia
mengirim pesan [KEPADA HYANG-MI: ADA TELEPON MEMINTAKU MENGAMBIL MOTORKU] Dong
Baek akhirnya sampai ke parkiran dan melihat motor miliknya
Jong Ryul
mengambil gambar didepan tiang listrik lalu bertanya-tanya Apa Jessica memang
sungguh membunuh orang. Yong Sik berkomentar Kenapa memotret itu sambil
bergumam TKP selalu mengungkap kebenaran., karena Penjahat selalu kembali ke
TKP.
“Apa?
Kenapa?” tanya Jong Ryul sinis Yong Sik bergumam “Seharusnya aku tanya saja apa
dia terlibat kecelakaan di sini.”
“Jadi,
kau tabrak Hyang-mi. Itu kau, 'kan? Karena itu kau kemari.” Kata Yong Sik
menuduh.
“Aku menabrak
tiang telepon, hanya itu.” Kata Jong Ryul. Yong Sik pikir kalau Jong Ryul
kembali untuk memotretnya.
“Dia
pasti sungguh menghilang.” Komentar Jong Ryul. Yong Sik memberitahu kalau mobilnya tertangkap kamera di dekat sini dan
Hyang-mi menghilang.
“Tolong
ke kantor polisi... Kau saksi, untuk saat ini.” kata Yong Sik. Jong Ryul pun
menyimpulkan kalau Hyang Mi menghilang.
“Kalau
begitu, dia belum mati.”komentar Jong Ryul. Yong Sik menatap curiga.
Di
pakiran, Dong Baek mendekati motornya menemukan sebuah pesan, ia lalu melihat
sebuah mobil didepanya. Dong Baek meremas note diatangnya, pintu mobil terbuka
lalu terlihat pelaku turun dari mobil dan siap membalas dendam.
Dong Baek
mengirimkan pesan pada Yong Sik [ADA TELEPON MEMINTAKU MENGAMBIL MOTORKU] Sementara Yong Sik tak mendengarnya, sedang
membuka pintu mobil lalu mengeluh Jong Ryul yang akan duduk disampingnya.
“Kenapa
duduk di depan? Itu Akan aneh.” Kata
Yong Sik. Jong Ryul pun membuka pintu belakang menyuruh Yong Sik menyetir yang
benar.
“Memang
aku sopir pribadimu?” keluh Yong Sik kesal. Jong Ryul tak peduli menyuruh
mereka segera berangkat saja.
Dalam
perjalanan, Yong Sik mulai berbicara mengaku
tak perlu memberitahu soal ini. Jong Ryul pikir Yong Sik jangan katakan.
Yong Sik pikir akan memberitahu karena ingin. Jong Ryul langsung bertanya kalau
Yong Sik akan memberikan undangan
pernikahan
“Apa Kau
akan menikah?” kata Jong Ryul menebak. Yong Sik menegaskan kalau Jong Ryul takkan
diundang.
“Semoga beruntung
dengannya. Kudoakan yang terbaik.” Kata Jong Ryul dengan nada sinis.
“Aku
jelas akan baik padanya. Aku jelas akan lebih baik darimu.” Balas Yong Sik
“Hentikan
omong kosongmu. Apa Kau kira aku berakhir begini karena tak menyukainya sebesar
itu? Aku pacaran enam tahun dengannya. Lalu aku memikirkannya bahkan setelah
putus.” Ucap Jong Ryul bangga. Yong Sik menyuruh diam saja.
“Hanya
karena kau sangat menyukainya bukan berarti semua akan lancar. Kau harus atasi
semua faktor dan waktu yang buruk, lalu sampai tujuan agar bisa menikah.” Kata
Jong Ryul
“Menyalahkan
faktor dan waktu hanya caramu membuat alasan. Aku tak membiarkan hal tak
penting seperti itu mengendalikan hidupku” tegas Yong Sik.
“Apa Kau
pikir berapa banyak orang berhasil menikahi orang yang paling dicintainya? Alasan
orang-orang meneruskan hidup mereka bukan karena mereka lebih buruk darimu. Jangan
abaikan pentingnya waktu.” Jelas Jong Ryul
“Kau mau
bilang apa?” keluh Yong Sik. Jong Ryul hanya hanya minta Yong Sik untuk lakukan
dengan baik.
“Keahlianku
adalah home run terakhir. Jika tim bertahan berbuat salah, kupastikan mengambil
kesempatan itu.” Kata Jong Ryul. Yong Sik pun hanya diam saja.
Sesampai
di kantor polisi, Yong Sik baru melihat pesan Dong Baek dengan wajah bahagia
merasa Dong Baek pasti sangat menyukainya. Jong Ryul hanya mendegus kesal. Yong
Sik dengan bangga kalau dirinya sangat menarik karena Dong Baek baru
mengiriminya pesan.
“Kau harus
datang ke bar malam ini. Ada telepon yang memintaku ambil motor, jadi, aku akan
mengambilnya.”
Yong Sik
langsung melotot kaget, Jong Ryul menatap wajah Yong Sik bertanya ada apa kali
ini. Yong Sik mengingat kalau Dongbaek tak pernah menulis nomor teleponnya di
motor. Saat itu telp berdering, suara sirine pun berbunyi.
Yong Sik
bergegas keluar dari polisi, mencoba menelp tapi Dong Baek tak mengangkatnya. Akhirnya
Yong Sik sampai ke TKP dengan melihat gelang yang dipakai oleh Hyang Mi, lalu
memastikan dengan melihat wajahnya dan tubuhnya langsung lemas.
Oh Joon
melonggo melihat berita di TV, “Mayat wanita 30-an tahun ditemukan di Danau
Ongsan sore ini dengan pesan pembunuh berantai lima tahun lalu.”
“Banyak orang terkejut saat ini. Korban
ternyata wanita yang bekerja di restoran lokal. Penyebab kematian belum
terungkap. Namun, polisi akan menyelidiki kemungkinan pembunuhan berantai, efek
peniruan, atau pembunuhan balas dendam.”
Oh Joon
akan bergegas pergi, Jong Ryul yang
melonggo bertanya apakah Apa ini berarti Pengusil sungguh mengincar Dongbaek.
Oh Joon mengeleh Kenapa hal buruk selalu terjadi di sekitarnya. Jong Ryul ingin
tahu apa maksud ucapnya. Oh Joon menyuruh Jung Ryul tetap saja di kantor
polisi.
Jessica
pergi ke sebuah klinik dengan wajah makai masker lalu nama aslinya dipanggil.
Tapi Jessica tak menyahut. Sementar di rumah sakit, Nyonya Kwak masih
berbaring. Perawat membahas ada wanita tewas lagi di Ongsan. Saat itu Nyonya
Kwak membuka matanya meminta Dokter agar tetap hidup.
Nyonya
Hong mengemudikan mobil sambil menelp dengan wajah tenang.
Tuan No
sedang makan melihat berita di ponselnya [NYONYA CHOI, WANITA USIA 30-AN TAHUN,
DITEMUKAN TEWAS DI DANAU ONGSAN] Ramyun yang baru dimakan, langsung dikeluarkan
begitu saja oleh Tuan No karena shock.
“Astaga,
kau bahkan tak bisa makan sendiri? Kau sudah bercerai dan kehilangan rumahmu. Apa
ada lubang di dagumu sekarang? Bisakah kau bercukur? Kenapa rambutmu
berantakan? Apa Kau manusia primitif? Aku lelah dan muak denganmu.” Keluh
Ibunya. Tuan No hanya diam saja
“Apa Kau
tuli?” tanya ibunya. Tuan No langsung menelp seserorang dan mengatakan akan
segera kesana.
“Ada apa?
Ada masalah apa? Apa Kau membuat masalah lagi?” tanya Ibunya.
“Pria
yang tinggal di unit 104 menggores mobilku saat parkir.” Kata Tuan No lalu
bergegas pergi.
Tuan No
masuk lift dengan wajah lesu, lalu bergumam Warga di lingkungan ini sangat
memercayainya. Saat itu seorang pria masuk berkomentar Rasanya seperti istrinya tinggal dengannya
karena butuh orang untuk buang sampah dengan memegang sampah ditanganya.
“Apa noda
merah di setirku benar-benar darah? Tapi Kenapa Yong-sik belum menangkapku? Apa
artinya itu bukan darah?” gumam Tuan No lalu berjalan ke parkiran.
“Tuan,
tempat sampah di lantai satu.” Kata Tuan No pada pria seperti
mengikutinya. Saat itu tiba-tiba Ia
kepung oleh banyak pria.
“Tuan
No... Ikut kami. Kau tersangka pembunuhan Hyang-mi. Kau berhak diam, tapi
sebaiknya kau bicara.” Ucap Polisi. Tuan No bingung tiba-tiba langsung akan
dimasukan ke dalam mobil.
“Aku tak
bisa bernapas.” Keluh Tuan No. Polisi menyuruh Tuan No Sewa pengacara dan dapat peluang menjelaskan.
“Kalau
begitu kujelaskan sekarang. Tidak, tunggu. Bisa kujelaskan di sini?” kata Tuan
No. Polisi tetap ingin Tuan No pergi saja
“Bagaimana
bisa aku melemparnya ke Danau Ongsan? Aku tak cukup kuat mengangkatnya.” Kata
Tuan No mencoba mengelak.
Saat itu Nyonya
Hong datang dengan mobilnya. Tuan No merasa senang melihat Nyonya Hong yang
datang. Polisi mengeluh Nyonya Hong yang drift di tempat parkir apartemen.
Nyonya Hong melihat kalau seharusnya meneman Tuan No.
“Apa Kalian
menangkapnya? Apa Ada surat perintah? Ada bukti nyata?” tanya Nyonya Hong
“Maaf,
tapi siapa kau?” tanya Polisi. Tuan No langsung menjawab Nyonya Hng pengacara dan mantan istrinya.
Polisi kaget kalau Nyonya Hong itu mantan istrinya.
“Noda darah
yang ditemukan pada setir tak bisa dianggap bukti kuat.” Kata Nyonya Hong
“Bagaimana
kau tahu soal itu?” tanya Polisi. Nyonya Hong mengeluh kalau polisi mengabaikan
prinsip investigasi kriminal sukarela
“Orang
yang terlibat saat ini menyangkal tuduhan. Tak ada surat perintah, tak
memberinya penjelasan, bahkan tak meminta izinnya.” Ucap Nyonya Hong. Polisi
tak bisa berkata-kata.
“Detektif
Kim Myeong-bae. Kau mengeluarkan borgol. Lalu Detektif Oh Byeong-heon, kau
menarik lengannya.” Ucap Nyonya Hong melihat ID Card polisi
“Myeong-bae,
kenapa mengeluarkan borgol?” keluh Detektif Oh. Detektif Kim mengaku hanya
keluarkan.
“Kalian
memaksanya ikut. Ini penahanan ilegal.” Ucap Nyonya Hong. Tuan No melihat
istrinya tak percaya kalau Nyonya Hong selalu sekeren ini.
“Aku
minta kalian menemaninya dengan sopan dan hormat.Kalian bisa menanyainya
maksimal enam jam. Aku akan periksa waktunya. Lalu mulai saat ini, aku akan
menjadi pengacaranya.” Ucap Nyonya Hong
“Baiklah.
Kau sangat bijak sebagai mantan istri.” Komenta Polisi. Tuan nO menegasan kalau
Nyonya Hong mungkin mantan istri, tapi
bukan berarti dia tak mencintainya. Nyonya Hong mengeluh mendengar cinta.
“Lalu
kenapa kau ngedrift?” tanya Polisi. Nyonya Hong mengaku ini menunjukkan
semuanya.
“Ini
karena aku tahu berengsek ini tak mampu membunuh siapa pun.” Kata Nyonya Hong
Heung Sik
memberitahu ayahnya kalau mereka menemukan mayatnya. Ayahnya mengeluh Jalang
itu memasang baterai jam dengan tatapan dingin.
Flash Back
Hyang Mi
tinggal di rumah Heung Sik lalu melihat ada bekas hitam yang terbakar. Ia lalu
melihat pintu kamar terbuka dan berkomentar Apa ada orang lain di sini. Ayah
Heung Sik menatap sinis pada Hyang Mi yang datang ke rumahnya.
Hyang Mi
mengant baterai karena Tak ada jam yang berfungsi di rumah ini. Ayah Heung
Sik memperingatkan Jangan pasang baterainya. Hyang Mi pikir Tak apa-apa, Ini untuk membalas karena mengizinkannya menginap. Ayah Heung Sik meminta jangan lakukan karena
berisik.
“Apa Kau
sengaja tak memasangnya?” tanya Hyang Mi. Ayah Heung Sik menyuruh diam saja dan
Berhenti berisik.
“Dasar
Jalang berisik... Kenapa kau membawa jalang berisik itu kemari? Kau sudah
membawa pulang banyak kucing. Apa Kau juga harus membawanya?” ucap Ayah Heung
Sik marah
“Kau
sudah membunuh cukup banyak kucingku. Mulai kini, jangan lakukan apa pun.” Kata
Heung Sik. Ayahnya menyuruh agar diam saja.
Yong Sik
menemukan Ini lokasi terakhir Dongbaek.Tapi Tuan Byun mengeluh Bagaimana
menemukannya di mall yang besar. Yong Sik berteriak memanggil Dong Baek, lalu
melihat motor milik Dong Baek di parkiran.
Flash Back
Dong Baek
menemukan sepeda motor lalu melihat si pelaku yang turun dari mobil dan memilih
untuk kabur. Si pelaku pun mengejarnya, Dong Baek bergegas masuk lift dan
terlihat panik saat pintu tertutuk. Lift berjalan ke lantai B2.
Ia
mencoba menelp tapi tak ada sinyal, pelaku mengejar dengan menaiki tangga. Dong Baek menekan bantuan, tapi tak ada yang
menyahut. Akhirnya ia mematikan lift ditengah-tengah. Dong Baek mulai menagis
saat pelaku mulai mengedor-gedor pintu .
“Halo?
Aku di lantai basemen pertama Mega Mall! Ya, ini lantai basemen pertama! Tolong
cepat!” teriak Dong Baek.
“Ini Mega
Mall.. Aku di lantai basemen ketiga. Aku menemukan motor Dongbaek di sini.” Ucap
Yong Sik melapor tanpa sadar lift yang tak berjalan.
Dong Baek
di dalam lift membaca pesan yang dituliksan pengusil [ KAU HARUS DATANG, DIA
MATI KARENAMU SEMUA YANG DEKAT DENGANMU AKAN MATI] Dong Baek hanya bisa menangis
membacanya.
Flash Back
Dong Baek
melihat isi kotak lalu mengaku terkejut Hyang Mi berhasil menemukan kotak
hartanya. Ia melihat semua ini tak ada nilainya lalu mengeluh Hyang Mi mencuri
barang seperti ini dan menyimpannya lalu memberitahu memakai sarung tangan seperti
ini sepuluh tahun lalu.
“Coba Lihat
nodanya. Kau Buang saja.” Ucap Dong Baek. Hyang Mi mengaku tak tahu kenapa
“Semua
yang kau pakai tampak bagus.” Komentar Hyang Mi. Dong Baek memperingati Hyang
Mi Jangan curi barang dan sembunyikan.
“Kau bisa
pakai dan gunakan saja.” Kata Dong Baek. Hyang Mi lalu mengaku jadi diberi
kesempatan menjalani hidup yang lain, maka ingin menjadi putrinya.
“Lalu
hidupku bagaimana?” tanya Dong Baek. Hyang Mi
pikir Dong Baek akan mengomelinya
sepanjang waktu dan membuatnya sangat kesal.
“Sungguh
membuatku kesal dan bahagia di saat yang sama.” Kata Hyang Mi tersenyum
bahagia.
“Hyang-mi,
jika kau minum bir tanpa izin di restoran seseorang, itu dianggap mencuri.” Jelas
Dong Baek
“Kau
mencoba memberitahuku untuk tak kelewatan?”komentar Hyang Mi
“Maksudku,
aku takkan minta kau bayar karena kau keluarga. Jadi, jangan buat masalah dan
selalu berada di sisiku. Aku ingin kau berhenti mencuri. Dan Juga berhenti
merokok dan minum.” Kata Dong Baek.
“Aku akan
melihatmu melahirkan putri cantik sepertimu. Singkirkan wajah bodohmu dan
berhenti merasa kesepian.” Ucap Dong Baek. Hyang Mi langsung menatap terharu.
Saat itu
jaket Dong Baek terjatuh saat akan ke dapur.
Hyang Mi memakai jaket milik Dong Baek mengaku kedinginan lalu meminta agar Dong Cbak masakkan
sup ikan loac malam ini dan hanya ingin Dong Baek membuat semuanya.
Dong Baek
hanya bisa menangis mengingat kenangan terakhir dengan Hyang Mi lalu mulai
menyalakan lift.
Di depan
mall, sudah banyak polisi dan ambulance yang datang. Yong Sik terlihat kesal
sendiri karena tak menemukan Dong Baek. Oh Joon tiba-tiba melihat sesuatu
sampai melonggo lalu menepuk Tuan Byun. Tuan Byun ikut melonggo menatapnya.
Yong Sik melihat
tatapan rekanya akhirnya menengok dan melihat Dong Baek keluar dari pintu mall.
Yong Sik langsung berlari memeluk Dong Baek seperti bernafas lega karena Dong
Baek baik-baik saja. Dong Baek tahu kalau Hyang Mi tewas Persis seperti
Geum-ok.
Yong Sik
tak bisa berkata-kata. Dong Baek memberikan note yang disimpanya. Yong Sik
membaca pesan si pelaku [KAU HARUS DATANG, DIA MATI KARENAMU SEMUA YANG DEKAT
DENGANMU AKAN MATI] Dong Baek lalu bertanya Bagaimana dengan ibunya.
“Apa Kau
tahu di mana dia?” tanya Dong Baek. Yong Sik mengingatkan Dongbaek kalau Pil-gu
akan segera pulang.
“Apa Kau
tahu? Aku akan membunuh berengsek itu.” Ucap Dong Baek terihat sangat marah
“Dongbaek
akhirnya menginjak akselerator Dia akhirnya berubah dari bertahan menjadi
menyerang.” Gumam Yong Sik
Hyang-mi dan
Geum-ok tak pantas mati seperti itu. Dia harus tahu dengan siapa dia berurusan.
Aku akan pastikan dia ditindak oleh hukum. Aku takkan lari lagi. Aku akan
mencarinya dan mengalahkannya.” Tegas Dong Baek
“Astaga,
Dongbaek. Tak seharusnya kau berpikir melakukan hal seperti itu.” Ungkap Yong
Sik. Dong Baek mengaku melihatnya.
[EPILOG]
Pil Goo
berbisik pada Yong Sik kalau ingin tidur dirumahnya selama tiga malam. Yong Sik melonggo mendengarnya. Pil Goo
bertanya apakah Yong Sik mengerti maksudnya karena Ibunya bahkan tak bisa
menangkap ngengat. Yong Sik masih tetap melonggo tak percaya.
“Apa
begitu sulit kau pahami?” keluh Pil Goo. Yong Sik terlihat masih shock karena
Pil Goo seperti sudah menerimanya bahkan menyuruh tidur dirumahnya.
Bersambung ke episode 33
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar