PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 19 November 2019

Sinopsis The Tale Of Nok Du Episode 27

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
“Apakah kau tahu... siapa Aku?” tanya Nok Du, Dong Joo hanya bisa diam saja, tapi Nok Du sudah tahu jawabanya.
“Cepat... Pergi sekarang.” Kata Nok Du, Dong Joo menatap sedih Nok Du akhirnya berlari meninggalkanya. Nok Du pun melepaskan Dong Joo sambil menangis. 

Saat itu penjaga datang dan kaget melihat Nok Du karena ia adalah penjaga kerajaan. Nok Du mencoba menutupi rasa sedihnya. Si pria pun ingn tahu alasan ada disana. Nok Du mengaku mencari wanita itu karena dia tidak ada di penginapan. Si penjaga kaget.
“Dia melarikan diri sekarang.” Kata Nok Du. Si pria merasa yakin dia datang ke sini.
“Tidak ada yang datang ke sini. Aku akan melihat-lihat di sini. Jadi Ambil pengawalmu dan pergi ke sana.” Ucap Nok Du. Si pengawal menganguk mengerti.
“Tapi... mengapa tidak ada seorang pun dari biro polisi yang menemani Anda? Aku mengerti bahwa kita hanya berusaha menangkap seorang wanita biasa.” Ucap Pengawal curiga
“Aku sedang terburu-buru. Pergilah sekarang.” Kata Nok Du. Si pengawal akhirnya pergi ke arah yang berlawanan. Nok Du pun hanya bisa menangis mengetahui keadaan sekarang. 

Pengawal menemui Raja meminta maaf, tapi masih mencarinya, jadi akan segera ... Raja menyela megaku Tidak apa-apa karena Seorang gadis muda seperti dia tidak akan bisa melakukan apa pun. Pengawal berjanji akan segera menangkapnya.
“Kau bisa pergi sekarang.” Ucap Raja. Si pengawal menatap raja seperti menyimpan kegundahan.
“Apakah kau memiliki sesuatu yang lain untuk dilaporkan kepadaku?” tanya Raja. Si pengawal mengaku tak ada.

“Lakukan penelitian latar belakang rahasia pada penjaga kerajaan. Cari tahu di mana dia tinggal, siapa yang dia temui, apa yang dia lakukan, dan tentang rumahnya di selatan.  Temukan semuanya. Jika Kamu menemukan sesuatu yang mencurigakan, katakan padaku segera.” Ucap Pengawal. Anak buahnya mengangu mengerti. 

Dong Joo pergi ke  makam orang tuanya, terlihat sangat sedih lalu mengingat tatapan Nok Du saat melepasnya dan mengetahui tentang asal usulnya. Akhirnya Ia pergi meninggalkan makam orang tuanya, meninggalkan cincin bunga yang sebelumnya diberikan oleh Nok Du.
Sementara Nok Du pergi ke taman bunga, terlihat sangat frustasi dan hanya bisa menangis mengingat harus melepaskan Dong Joo yang ternyata ingin menyerang ayahnya. 

Raja akhirnya keluar dari istana dengan tandu besar, semua rakyat bersujud didepan raja tanpa berani mengangkat kepala mereka. Nok Du menemani raja disampingnya dan melihat sekeliling kalau ada yang mencurigakan.
Setelah raja berjalan agak jauh, semua rakyat pun mulai berdiri. Dong Joo mengangkat kepalanya, ia sudah memakai pakaian lelaki dan sudah siap melakukan rencananya.
Sementara Ratu sedang  berdoa di kuil dengan dayangnya, lalu memastikan kalau Raja pasti sudah meninggalkan istana sekarang. Pelayan membenarkan kalau Raja pasti berada di luar Hanyang. Ratu  mengaku sudah mengetahuinya.
“Kalau begitu mari kita kembali ke istana.” Ucap Raja. Dayang melonggo bingung.
“Aku akan bertemu dengannya.” Kata Ratu dengan penuh keyakinan.
Ratu datang menemui Tuan Jung di penjara, Tuan Jung kaget melihat ratu yang datang.  Ratu menyuruh agar membiarkan Tuan Jung pergi dari penjara dan ia yang akan mengambil tanggung jawab penuh.


Nok Du terus menatap  Raja yang berjalan disampingnya, Raja bertanya apakah Nok Du memiliki sesuatu untuk dikatakan kepadanya. Nok Du mengaku tak ada. Raja tahu Nok Du telah menatapnya selama ini dan merasa tidak punya pikiran lain.
“Maafkan aku.” Kata Nok Du sambl menunduk. Raja pikir Nok Du tidak perlu tegang di luar istana.
“Bertingkahlah seperti biasa.” Pesan Raja. Nok Du menganguk mengerti. 

Ratu kaget dan ingn tahu apa maksud Tuan Jung kalau anak itu  bersama Raja. Tuan Jung memberitahu Nok Du tahu segalanya dan telah menyamar sebagai pengawal kerajaan. Ratu makin shok mengetahui "Pengawal kerajaan" lalu mengingat sesuatu.
Flash Back
Pengawal memberikan potongan benda jatuh. Ratu tersenyum bertanya apakah Kepala administrasi itu menemukan ini. Pengawal membenarkan kalau Nok Du sekarang telah menjadi penjaga kerajaan. Ratu tak bisa menutupi rasa bahagianya dan benar-benar bersyukur.
“Oleh penjaga kerajaan, Jadi maksud kau...” kata Ratu mencoba mengingat saat bertemu dengan Nok Du
“Aku... kepala administrasi biro kepolisian. Aku telah kehilangan topiku di istana.”ucap Nok Du. 

“Itu benar. Dia adalah putra Raja yang Aku selamatkan  20 tahun yang lalu.” Jelas Tuan Jung
“Meskipun dia tahu segalanya,  apa dia tetap bersama Raja? Jadi, Maksud kau...” kata Ratu kaget
“Itu sebabnya Anda tidak bisa ikut denganku. Aku akan menghentikannya, jadi tolong tinggallah di tempat yang aman.” Tegas Tuan Jung
“Yang Mulia, Anda harus pergi sekarang juga.”kata pelayan datang menghampiri Ratu
“Berhati-hatilah. Aku tahu ini tak tahu malu untuk meminta, tapi tolong  lindungi anakku.” Tegas Ratu. 


Raja akhirnya masuk  ke tempat peristirahat. Dong Joo sudah bersiap-siap melanjutkan rencanaya.  Tuan Jung juga datang melihat Raja yang masuk k tempat tinggal sementar dengan Nok Du. Saat itu tak sengaja berpapasan dengan Tuan Jung sempat menoleh tapi tak mengenalnya.  

Malam hari, Raja mulai minum dan terbatuk. Panglima bertanya apakah Raja merasa sakit dan berpikir Raja pasti kelelahan sendiri dengan meninggalkan istana hari ini. Pria lain berpikir Raja bepergian melintasi semua delapan provinsi ketika menjadi Putra Mahkota.
“Kamu tidak perlu khawatir tentang itu. Selama Perang Jepang, ia tinggal di istana sementara. Dia juga sering tinggal di rumah-rumah jerami. Apakah Aku benar, Yang Mulia?” ucap Mentri ingin meminta dukungan. Raja hanya diam saja.
“Tentu saja, Aku sadar akan hal itu.  Aku telah menemaninya saat itu. Rakyatnya, yang kesakitan, sangat bergantung padanya.” Ucap Panglima.
Raja memastikan apakah memang seperti itu. Panglima membenarkan Karena Raja mempertaruhkan hidupnya untuk menyelamatkan negara dan orang-orang yang ada disekitanyr.  Ia pikir Orang-orang itu punya harapa karena mereka tahu Raja pasti akan merawat mereka.
“Bagaimana Aku bisa meninggalkan orang-orangku yang seperti anak-anakku sendiri? Aku hanya melakukan apa yang seharusnya Aku lakukan.” Kata Raja. 

Nok Du tersenyum sinis mendengarnya dan teringat dengan yang dikatakan Raja pada Tuan Jung di penjara “Karena itu, Aku harus membunuh  anak itu..” Tuan Jung mencoba menyadarkan raja kalau Nok Du itu adalah putranya.
“Anda sudah mencoba membunuhnya sekali, dan dia nyaris tidak berhasil hidup. Anak itu adalah putramu, Yang Mulia!” ucap Tuan Jung
“Dia seharusnya tidak hidup. Dia seharusnya tidak selamat!” tegas Raja. 

Nok Du tiba-tiba berdiri, Mentri kaget melihat Nok Du dan bertanya apa yang sedang dilakukan dengan wajah panik. Nok Du mengaku harus memastikan, Apakah semuanya aman di luar dan meminta maaf agar bisa pergi keluar lebih dulu.
“Hei, beraninya kau bersikap seperti ini di depan Yang Mulia?” kata Mentri marah. Tapi Raja yang mengangap Nok Du teman mempersilahkan pergi.
“Aku mengerti bahwa dia mungkin merasa membosankan . untuk mendengarkan kisah-kisah kita di masa lalu. Kamu bisa pergi” kata Raja. 

Dong Joo akan masuk lewat pintu tapi terdengar pintu belakang terbuka, Ia pun buru-buru sembunyi. Nok Du keluar menghirup udara segera dan mencoba agar bisa tenang, lalu melihat ada tanaman bunga dan itu seperti cincin yang diberikan pada Dong Joo.
“Aku sangat merindukannya.” Ucap Nok Du, Dong Joo tiba-tiba melihatnya langsung mengatakan “Nokdu ...” Nok Du tersadar kalau didekatanya ada Dong Joo lalu ingn mendekat.
“Hei.. Apakah Kau kehilangan akal sehat? Bagaimana Kau bisa pergi begitu saja?” ucap Mentri tiba-tiba keluar dari pintu.
“Kita berencana untuk tinggal di sini selama satu malam lagi, jadi, Aku ingin memeriksa sekitarnya.” Elas Nok Du
“Ya, Aku tahu itu... Tetapi apakah Kamu harus melakukannya sekarang? Apapun kasusnya, pastikan semuanya dilakukan pada jam 10:30 malam ...” kata Mentri.
“Aku tahu, akan Aku pastikan semuanya diurus dengan baik.” Tegas Nok Du melirik ke balik dinding.
“Mari kita masuk.” Ajak Mentri lalu melihat tatapan Nok Du dan ingn tahu Apa ada masalah dan Apakah ada seseorang di sini, Siapa yang ada di sini.
“Mari kita kembali ke dalam.” Kata Nok Du menarik mentri masuk.
Dong Joo bisa bernafas lega lalu pergi melihat bunga yang dipetik Nok Du dengan tatapan sedih. Nok Du kembali keluar dari pintu lalu ingin melihat bunga yang dipetiknya, ternyata sudah hilang. Ia pun yakin kalau  bunga itu diambil oleh Dong Joo. 


Pagi hari, Raja siap berangkat tapi iPengawal masuk ke tempat tinggal sementara Raja, memberitahu kalau  Jung Yun Jeo telah melarikan diri dari selnya, Nok Du yang mendengarnya kaget. Raja tak percaya kalau seorang tahanan bisa  melarikan diri dari selnya.
“Aku minta maaf, Yang Mulia! Sepertinya Ratu membantu Jung Yun Jeo melarikan diri dan menghilang bersamanya.” Ucap Pengawal. Raja kaget mendengarnya.
Di balik dinding, Dong Joo sudah siap dengan panah yang mengarah pada Raja.  Raja terlihat sangat marah pada Ratu dan Tuan Jung yang bersekongkol. Dong Joo siap melepaskan panahnya, saat itu Raja terlihat jatuh lemas dan Nok Du langsung menahanya sebelum terjatuh.
Dong Joo tak bisa melepaskan panahnya karena Nok Du melindungi Raja.
“Mereka berusaha untuk menyingkirkanku, sehingga mereka bisa memberinya tahta. Tahtaku ... Kirim utusan dan katakan pada mereka untuk memperkuat keamanan istana. Kemudian temukan tahanan dan Ratu yang hilang. Aku harus kembali ke Hanyang sekarang.” Ucap Raja. Pengawal menganguk mengerti.
“Yang Mulia, bagaimana dengan kunjungan Anda ke kuil?” ucap Kasim khawatir. Dong Joo sempat bersembunyi karena panglima melihat sekeliling.
“Apa rute tercepat kembali ke Hanyang?” tanya Raja pada panglima perang.
“Cara tercepat untuk sampai ke sana adalah mendaki gunung itu.” Kata panglima.
“Kalau begitu mari kita ambil rute itu. Kita tidak punya waktu untuk disia-siakan. Mari kita bergegas.” Ucap Raja. Mereka semua pun bergegas pergi. Dong Joo akan melepaskan panahnya tapi Raja sudah pergi.
“Kita akan mengambil rute yang berbeda, jadi kalian harus pergi sebelum orang lain dan pastikan tidak ada yang tak terduga terjadi.” Tegas Panglima. Mereka semua menganguk mengerti. 


Dong Joo mencoba mencari jalan lain, tiba-tiba seorang pria menghadangnya dengan pedang. Dong Joo panik karena tak bisa berkelahi, Pria itu menyuruh menjatuhkan senjatanya. Dong Joo tak ingin melepaskanya.
Saat itu seseorang menyelamatkan Dong Joo, Dong Joo melihat Tuan Jung yang datang lalu melawan si pengawal. Tuan Jung yang masih sakit terkena pedang dibagian lengan. Dong Joo akhirnya melepaskan panahnya dan si pria pun jatuh tak bernyawa. Tuan Jung terlihat gugup. 

Dong Joo memakaikan kain untuk menghentikan pendarahan Tuan Jung di lenganya.  Tuan Jung pikir kalau mereka bertemu kemarin. Dong Joo hanya diam saja. Tuan Jung merasa jalan mereka tumpang tindih dan Melihat bahwa Dong Joo melawan pasukan kerajaan, pasti berjalan di jalan yang tak tahu malu.
“Itu perkataan lucu datang dari Anda.” Ucap Dong Joo. Tuan Jung pikir Situasi mereka tampaknya tidak jauh berbeda.
“Aku menyarankan kau untuk berhenti mengikuti Yang Mulia. Kau tampaknya tidak terbiasa dengan apa pun yang Kau lakukan.” Kata Tuan Jung
“Bagaimana denganmu? Apakah Anda seorang prajurit yang kompeten?” tanya Dong Joo
“Aku di sini bukan untuk menyakiti siapa pun. Aku di sini untuk melindungi orang yang Aku sayangi.” Akui Tuan Jung
“Apakah orang itu Yang Mulia?” kata Dong Joo menebak. Tuan Jung pikir Jika itu masalahnya, maka tidak akan membunuh penjaga.
“Maka tidak ada yang perlu Anda khawatirkan. Jadi Jangan ikut campur dalam urusanku.” Kata Dong Joo
“Apa yang kau rencanakan tidak mungkin bisa dilakukan. Bahkan jika kamu berhasil, Kau akan terbunuh. Apa Kau masih ingin melakukannya?” tanya Tuan Jung
“Aku melakukannya karena Aku harus lakukan. Aku berjanji pada ibuku yang telah pergi  bahwa aku akan membalas musuh keluarga kami.” Jelas Dong Joo
“Kau berjanji pada ibumu , Bahwa kau akan membunuh seseorang?” tanya Tuan Jung. Dong Joo membenarkan.
“Jadi tolong berpura-puralah Anda tidak melihat Aku di sini. Kumohon. “ kata Dong Joo akan berjalan pergi.
 “ Itu bohong... Tidak ada orang tua di dunia ini.” Ucap Tuan Jung. Dong Joo tak percaya mendengarnya.
“Yang Tidak peduli betapa tidak adilnya bagi mereka untuk dibunuh, Memberitahukan sang Putri, yang satu-satunya selamat, untuk membunuh seseorang untuk membalaskan dendam mereka, Tidak ada orang tua yang akan memberitahukan hal seperti itu.” Ucap Tuan Jung.
“Anda tidak tahu apa-apa.” Kata Dong Joo sinis. Tuan Jung yakin kalau dirinya itu sangat mengetahuinya.
“Aku juga orang tua Dan itulah yang paling Aku takuti saat ini. Aku khawatir anakku mungkin menyia-nyiakan hidupnya yang berharga mencoba membalas dendam. Dan agar dia bisa menghancurkan hidupnya.” Cerita Tuan Jung
“ Aku yakin keluargamu ingin kau selalu bahagia dan damai dalam hidup ini, bukannya hidup dalam siksaan murni dan memimpikan balas dendam. Itulah yang diinginkan orang tua.” Kata Tuan Jung. Dong Joo hanya bisa terdiam. 



Flash Back
Dong Joo masih tertidur, dipelukan ibunya dengan bersimba darah. Ibuna memanggil Eun Seo agar Bangun. Dong Joo menatap ibunya, Ibunya berpeasan agar Dong Joo tetap hidup dan harus tetap bertahan hidup. Dong Joo menangis menatap ibunya.
“Pastikan kau hidup, jadi Jangan menyesal. Bersedih atas semua yang telah terjadi. Dan lupakan semua hal buruk. Lupakan semuanya. Dan pastikan ... Pastikan kau hidup, Putriku.” Ucap Ibunya. Dong Joo menangis melihat ibunya yang meninggal di depan matanya. 

“Dia mengatakan kepadaku untuk tidak menyesal dan melupakan semuanya. Tapi bagaimana caranya? Seluruh keluargaku meninggal tepat di depan mataku. Semua orang mati dan meninggalkan Aku sendirian di sini. Bagaimana Aku bisa bahagia dalam hidup ini? Apa yang mereka ingin Aku lakukan?” ucap Dong Joo sambil menangis.
“Aku minta maaf... Aku terlalu banyak ikut campur dengan hidupmu. Tapi, tolong berikan beberapa pertimbangan atas apa yang Aku katakan.  Pikirkan jika itu benar-benar yang kau inginkan.” Kata Tuan Jung menepuk bahu Dong Joo. 

Tandu raja terlihat diluar rumah penginapan kecil, Hujan turun dengan deras.  Raja sendirian dalam ruangan, kasim datang menemui aja. Raja ingin tahu apa yang terjadi. Kasim memberitahu Jembatan yang mengarah ke kota tiba-tiba hancur.
“Sebagian besar anggota istana dan penjaga mengambil rute di sekitar gunung. Matahari akan segera terbenam, dan sekarang sedang hujan Ini akan memakan waktu lebih dari satu hari. Anda harus tinggal di sini malam ini.” Jelas Kasim
“Bagaimanapun, begitu semua orang tiba di sini, maka Aku akan segera pergi.” kata Raja. Pengawal menganguk mengerti. 

Flash Back
Mentri mendengarn ide Nok Du yang ingin Merusak jembatan untuk mengisolasinya di kota lalu memuji Nok Du telah menemukan ide baru. Nok Du pikir itu akan mungkin terjadi tanpa penjaga jadi Mentri bisa diam-diam membawa penjaga untuk mengawasinya.
“Aku harus memberi-mu pujian.” Komentar Nok Du.  Mentri menyuruh agar Nok Du bergegas.
“Kita harus mengambil Raja sebelum penjaga lainnya tiba.” Kata mentri
“Berhentilah mencampuri urusanku, dan hubungi orang-orang Anda di Hanyang. Aku akan berada di sana tepat waktu seperti yang dijanjikan. Katakan pada mereka untuk melanjutkan sesuai rencana.” Ucap Nok Du lalu melangkah pergi.  Mentri mengumpat kesal karena Nok Du Kasar sekali.

Nok Du berjalan dengan hujan yang turun deras, lalu melihat  tandu raja dalam sebuah penginapan. Tapi ia mengingat yang dikatakan oleh Tuan Jung padanya.
“Aku yakin keluargamu ingin kau selalu hidup bahagia dan damai dalam hidup ini bukannya hidup dalam siksaan murni dan memimpikan balas dendam. Itulah yang diinginkan orang tua.”
“Dia tidak tahu apa yang dia bicarakan.” Ucap Dong Joo mulai merasa yakin dengan rencananya dan tak mengubris ucapan Tuan Jun.
Di rumah, Yool Mo sudah siap pergi dengan Dan Oh. Hwang Tae ingin tahu kalau Yool Moo mengatakan mereka memperketat keamanan di istana jadi meminta agar menjelaskan alasanya. Yool Moo menatap Hwang Tae berpikir pasti takut.
“Bukan itu yang Aku maksudkan.” Kata Hwang Tae mencoba menutupi rasa gugupnya.
“Sejauh ini kita sudah bersama. Kau harus berani sekarang. Tolong jangan khawatir. Rencana kami akan berjalan dengan lancar.” Kata Yool Moo yakin. 

Saat itu Yool Moo, Hwang Tae, dan Dan Oh berjalan ke arah pintu istana dengan pasukan yang banyak dibelakangnnya. Pasukan yan dibagian atas pintu bingung, melihat seperti penyerangan. Panglima pun datang, Pasuka memberitahu kalau terjadi masalah.
“Buka gerbangnya. “ ucap Panglima. Pasukan terlihat kaget dan bingung, lalu memberitahu kalau ini pengkhianatan dan melihat tentara di luar.
“Ini adalah pemberontakan Dan Aku juga berpartisipasi dalam pemberontakan ini. Jika kau mau untuk mempertaruhkan hidupmu untuk melindungi Raja saat ini, Kau harus maju dan membunuh Aku terlebih dahulu.” Ucap Panglima mengeluarkan pedangnya.
“Apakah Raja pantas mendapatkan kesetiaan seperti itu darimu?  Jadi Buka gerbang sekarang!” tegas si panglima.
Akhirnya pintu gerbang terbuka, Yool Moo pun masuk ke dalam gerbang istana seperti yakin bisa mengambil tahta raja.
Bersambung ke Episode 28

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar