PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Apakah
kau tahu... siapa Aku?” tanya Nok Du, Dong Joo hanya bisa diam saja, tapi Nok
Du sudah tahu jawabanya.
“Cepat...
Pergi sekarang.” Kata Nok Du, Dong Joo menatap sedih Nok Du akhirnya berlari
meninggalkanya. Nok Du pun melepaskan Dong Joo sambil menangis.
Saat itu
penjaga datang dan kaget melihat Nok Du karena ia adalah penjaga kerajaan. Nok
Du mencoba menutupi rasa sedihnya. Si pria pun ingn tahu alasan ada disana. Nok
Du mengaku mencari wanita itu karena dia tidak ada di penginapan. Si penjaga
kaget.
“Dia
melarikan diri sekarang.” Kata Nok Du. Si pria merasa yakin dia datang ke sini.
“Tidak
ada yang datang ke sini. Aku akan melihat-lihat di sini. Jadi Ambil pengawalmu
dan pergi ke sana.” Ucap Nok Du. Si pengawal menganguk mengerti.
“Tapi... mengapa
tidak ada seorang pun dari biro polisi yang menemani Anda? Aku mengerti bahwa
kita hanya berusaha menangkap seorang wanita biasa.” Ucap Pengawal curiga
“Aku
sedang terburu-buru. Pergilah sekarang.” Kata Nok Du. Si pengawal akhirnya
pergi ke arah yang berlawanan. Nok Du pun hanya bisa menangis mengetahui
keadaan sekarang.
Pengawal
menemui Raja meminta maaf, tapi masih mencarinya, jadi akan segera ... Raja
menyela megaku Tidak apa-apa karena Seorang gadis muda seperti dia tidak akan
bisa melakukan apa pun. Pengawal berjanji akan segera menangkapnya.
“Kau bisa
pergi sekarang.” Ucap Raja. Si pengawal menatap raja seperti menyimpan
kegundahan.
“Apakah
kau memiliki sesuatu yang lain untuk dilaporkan kepadaku?” tanya Raja. Si
pengawal mengaku tak ada.
“Lakukan
penelitian latar belakang rahasia pada penjaga kerajaan. Cari tahu di mana dia
tinggal, siapa yang dia temui, apa yang dia lakukan, dan tentang rumahnya di selatan. Temukan semuanya. Jika Kamu menemukan sesuatu
yang mencurigakan, katakan padaku segera.” Ucap Pengawal. Anak buahnya mengangu
mengerti.
Dong Joo
pergi ke makam orang tuanya, terlihat
sangat sedih lalu mengingat tatapan Nok Du saat melepasnya dan mengetahui
tentang asal usulnya. Akhirnya Ia pergi meninggalkan makam orang tuanya,
meninggalkan cincin bunga yang sebelumnya diberikan oleh Nok Du.
Sementara
Nok Du pergi ke taman bunga, terlihat sangat frustasi dan hanya bisa menangis
mengingat harus melepaskan Dong Joo yang ternyata ingin menyerang ayahnya.
Raja
akhirnya keluar dari istana dengan tandu besar, semua rakyat bersujud didepan
raja tanpa berani mengangkat kepala mereka. Nok Du menemani raja disampingnya
dan melihat sekeliling kalau ada yang mencurigakan.
Setelah
raja berjalan agak jauh, semua rakyat pun mulai berdiri. Dong Joo mengangkat
kepalanya, ia sudah memakai pakaian lelaki dan sudah siap melakukan rencananya.
Sementara
Ratu sedang berdoa di kuil dengan
dayangnya, lalu memastikan kalau Raja pasti sudah meninggalkan istana sekarang.
Pelayan membenarkan kalau Raja pasti berada di luar Hanyang. Ratu mengaku sudah mengetahuinya.
“Kalau
begitu mari kita kembali ke istana.” Ucap Raja. Dayang melonggo bingung.
“Aku akan
bertemu dengannya.” Kata Ratu dengan penuh keyakinan.
Ratu
datang menemui Tuan Jung di penjara, Tuan Jung kaget melihat ratu yang
datang. Ratu menyuruh agar membiarkan
Tuan Jung pergi dari penjara dan ia yang akan mengambil tanggung jawab penuh.
Nok Du
terus menatap Raja yang berjalan
disampingnya, Raja bertanya apakah Nok Du memiliki sesuatu untuk dikatakan
kepadanya. Nok Du mengaku tak ada. Raja tahu Nok Du telah menatapnya selama ini
dan merasa tidak punya pikiran lain.
“Maafkan
aku.” Kata Nok Du sambl menunduk. Raja pikir Nok Du tidak perlu tegang di luar
istana.
“Bertingkahlah
seperti biasa.” Pesan Raja. Nok Du menganguk mengerti.
Ratu
kaget dan ingn tahu apa maksud Tuan Jung kalau anak itu bersama Raja. Tuan Jung memberitahu Nok Du
tahu segalanya dan telah menyamar sebagai pengawal kerajaan. Ratu makin shok
mengetahui "Pengawal kerajaan" lalu mengingat sesuatu.
Flash
Back
Pengawal
memberikan potongan benda jatuh. Ratu tersenyum bertanya apakah Kepala
administrasi itu menemukan ini. Pengawal membenarkan kalau Nok Du sekarang
telah menjadi penjaga kerajaan. Ratu tak bisa menutupi rasa bahagianya dan
benar-benar bersyukur.
“Oleh
penjaga kerajaan, Jadi maksud kau...” kata Ratu mencoba mengingat saat bertemu
dengan Nok Du
“Aku... kepala
administrasi biro kepolisian. Aku telah kehilangan topiku di istana.”ucap Nok
Du.
“Itu benar.
Dia adalah putra Raja yang Aku selamatkan
20 tahun yang lalu.” Jelas Tuan Jung
“Meskipun
dia tahu segalanya, apa dia tetap
bersama Raja? Jadi, Maksud kau...” kata Ratu kaget
“Itu
sebabnya Anda tidak bisa ikut denganku. Aku akan menghentikannya, jadi tolong
tinggallah di tempat yang aman.” Tegas Tuan Jung
“Yang
Mulia, Anda harus pergi sekarang juga.”kata pelayan datang menghampiri Ratu
“Berhati-hatilah.
Aku tahu ini tak tahu malu untuk meminta, tapi tolong lindungi anakku.” Tegas Ratu.
Raja
akhirnya masuk ke tempat peristirahat.
Dong Joo sudah bersiap-siap melanjutkan rencanaya. Tuan Jung juga datang melihat Raja yang masuk
k tempat tinggal sementar dengan Nok Du. Saat itu tak sengaja berpapasan dengan
Tuan Jung sempat menoleh tapi tak mengenalnya.
Malam
hari, Raja mulai minum dan terbatuk. Panglima bertanya apakah Raja merasa sakit
dan berpikir Raja pasti kelelahan sendiri dengan meninggalkan istana hari ini.
Pria lain berpikir Raja bepergian melintasi semua delapan provinsi ketika
menjadi Putra Mahkota.
“Kamu
tidak perlu khawatir tentang itu. Selama Perang Jepang, ia tinggal di istana
sementara. Dia juga sering tinggal di rumah-rumah jerami. Apakah Aku benar,
Yang Mulia?” ucap Mentri ingin meminta dukungan. Raja hanya diam saja.
“Tentu
saja, Aku sadar akan hal itu. Aku telah
menemaninya saat itu. Rakyatnya, yang kesakitan, sangat bergantung padanya.”
Ucap Panglima.
Raja
memastikan apakah memang seperti itu. Panglima membenarkan Karena Raja
mempertaruhkan hidupnya untuk menyelamatkan negara dan orang-orang yang ada
disekitanyr. Ia pikir Orang-orang itu
punya harapa karena mereka tahu Raja pasti akan merawat mereka.
“Bagaimana
Aku bisa meninggalkan orang-orangku yang seperti anak-anakku sendiri? Aku hanya
melakukan apa yang seharusnya Aku lakukan.” Kata Raja.
Nok Du
tersenyum sinis mendengarnya dan teringat dengan yang dikatakan Raja pada Tuan
Jung di penjara “Karena itu, Aku harus membunuh
anak itu..” Tuan Jung mencoba menyadarkan raja kalau Nok Du itu adalah
putranya.
“Anda
sudah mencoba membunuhnya sekali, dan dia nyaris tidak berhasil hidup. Anak itu
adalah putramu, Yang Mulia!” ucap Tuan Jung
“Dia
seharusnya tidak hidup. Dia seharusnya tidak selamat!” tegas Raja.
Nok Du
tiba-tiba berdiri, Mentri kaget melihat Nok Du dan bertanya apa yang sedang
dilakukan dengan wajah panik. Nok Du mengaku harus memastikan, Apakah semuanya
aman di luar dan meminta maaf agar bisa pergi keluar lebih dulu.
“Hei,
beraninya kau bersikap seperti ini di depan Yang Mulia?” kata Mentri marah.
Tapi Raja yang mengangap Nok Du teman mempersilahkan pergi.
“Aku
mengerti bahwa dia mungkin merasa membosankan . untuk mendengarkan kisah-kisah
kita di masa lalu. Kamu bisa pergi” kata Raja.
Dong Joo
akan masuk lewat pintu tapi terdengar pintu belakang terbuka, Ia pun buru-buru
sembunyi. Nok Du keluar menghirup udara segera dan mencoba agar bisa tenang,
lalu melihat ada tanaman bunga dan itu seperti cincin yang diberikan pada Dong
Joo.
“Aku
sangat merindukannya.” Ucap Nok Du, Dong Joo tiba-tiba melihatnya langsung
mengatakan “Nokdu ...” Nok Du tersadar kalau didekatanya ada Dong Joo lalu ingn
mendekat.
“Hei.. Apakah
Kau kehilangan akal sehat? Bagaimana Kau bisa pergi begitu saja?” ucap Mentri
tiba-tiba keluar dari pintu.
“Kita
berencana untuk tinggal di sini selama satu malam lagi, jadi, Aku ingin
memeriksa sekitarnya.” Elas Nok Du
“Ya, Aku
tahu itu... Tetapi apakah Kamu harus melakukannya sekarang? Apapun kasusnya, pastikan
semuanya dilakukan pada jam 10:30 malam ...” kata Mentri.
“Aku
tahu, akan Aku pastikan semuanya diurus dengan baik.” Tegas Nok Du melirik ke
balik dinding.
“Mari
kita masuk.” Ajak Mentri lalu melihat tatapan Nok Du dan ingn tahu Apa ada
masalah dan Apakah ada seseorang di sini, Siapa yang ada di sini.
“Mari
kita kembali ke dalam.” Kata Nok Du menarik mentri masuk.
Dong Joo
bisa bernafas lega lalu pergi melihat bunga yang dipetik Nok Du dengan tatapan
sedih. Nok Du kembali keluar dari pintu lalu ingin melihat bunga yang
dipetiknya, ternyata sudah hilang. Ia pun yakin kalau bunga itu diambil oleh Dong Joo.
Pagi
hari, Raja siap berangkat tapi iPengawal masuk ke tempat tinggal sementara Raja,
memberitahu kalau Jung Yun Jeo telah
melarikan diri dari selnya, Nok Du yang mendengarnya kaget. Raja tak percaya
kalau seorang tahanan bisa melarikan
diri dari selnya.
“Aku
minta maaf, Yang Mulia! Sepertinya Ratu membantu Jung Yun Jeo melarikan diri dan
menghilang bersamanya.” Ucap Pengawal. Raja kaget mendengarnya.
Di balik
dinding, Dong Joo sudah siap dengan panah yang mengarah pada Raja. Raja terlihat sangat marah pada Ratu dan Tuan
Jung yang bersekongkol. Dong Joo siap melepaskan panahnya, saat itu Raja
terlihat jatuh lemas dan Nok Du langsung menahanya sebelum terjatuh.
Dong Joo
tak bisa melepaskan panahnya karena Nok Du melindungi Raja.
“Mereka
berusaha untuk menyingkirkanku, sehingga mereka bisa memberinya tahta. Tahtaku
... Kirim utusan dan katakan pada mereka untuk memperkuat keamanan istana. Kemudian
temukan tahanan dan Ratu yang hilang. Aku harus kembali ke Hanyang sekarang.”
Ucap Raja. Pengawal menganguk mengerti.
“Yang
Mulia, bagaimana dengan kunjungan Anda ke kuil?” ucap Kasim khawatir. Dong Joo
sempat bersembunyi karena panglima melihat sekeliling.
“Apa rute
tercepat kembali ke Hanyang?” tanya Raja pada panglima perang.
“Cara
tercepat untuk sampai ke sana adalah mendaki gunung itu.” Kata panglima.
“Kalau
begitu mari kita ambil rute itu. Kita tidak punya waktu untuk disia-siakan. Mari
kita bergegas.” Ucap Raja. Mereka semua pun bergegas pergi. Dong Joo akan
melepaskan panahnya tapi Raja sudah pergi.
“Kita
akan mengambil rute yang berbeda, jadi kalian harus pergi sebelum orang lain dan
pastikan tidak ada yang tak terduga terjadi.” Tegas Panglima. Mereka semua
menganguk mengerti.
Dong Joo
mencoba mencari jalan lain, tiba-tiba seorang pria menghadangnya dengan pedang.
Dong Joo panik karena tak bisa berkelahi, Pria itu menyuruh menjatuhkan
senjatanya. Dong Joo tak ingin melepaskanya.
Saat itu
seseorang menyelamatkan Dong Joo, Dong Joo melihat Tuan Jung yang datang lalu
melawan si pengawal. Tuan Jung yang masih sakit terkena pedang dibagian lengan.
Dong Joo akhirnya melepaskan panahnya dan si pria pun jatuh tak bernyawa. Tuan
Jung terlihat gugup.
Dong Joo
memakaikan kain untuk menghentikan pendarahan Tuan Jung di lenganya. Tuan Jung pikir kalau mereka bertemu kemarin.
Dong Joo hanya diam saja. Tuan Jung merasa jalan mereka tumpang tindih dan
Melihat bahwa Dong Joo melawan pasukan kerajaan, pasti berjalan di jalan yang
tak tahu malu.
“Itu
perkataan lucu datang dari Anda.” Ucap Dong Joo. Tuan Jung pikir Situasi mereka
tampaknya tidak jauh berbeda.
“Aku
menyarankan kau untuk berhenti mengikuti Yang Mulia. Kau tampaknya tidak
terbiasa dengan apa pun yang Kau lakukan.” Kata Tuan Jung
“Bagaimana
denganmu? Apakah Anda seorang prajurit yang kompeten?” tanya Dong Joo
“Aku di
sini bukan untuk menyakiti siapa pun. Aku di sini untuk melindungi orang yang
Aku sayangi.” Akui Tuan Jung
“Apakah
orang itu Yang Mulia?” kata Dong Joo menebak. Tuan Jung pikir Jika itu
masalahnya, maka tidak akan membunuh penjaga.
“Maka
tidak ada yang perlu Anda khawatirkan. Jadi Jangan ikut campur dalam urusanku.”
Kata Dong Joo
“Apa yang
kau rencanakan tidak mungkin bisa dilakukan. Bahkan jika kamu berhasil, Kau
akan terbunuh. Apa Kau masih ingin melakukannya?” tanya Tuan Jung
“Aku
melakukannya karena Aku harus lakukan. Aku berjanji pada ibuku yang telah pergi
bahwa aku akan membalas musuh keluarga
kami.” Jelas Dong Joo
“Kau
berjanji pada ibumu , Bahwa kau akan membunuh seseorang?” tanya Tuan Jung. Dong
Joo membenarkan.
“Jadi
tolong berpura-puralah Anda tidak melihat Aku di sini. Kumohon. “ kata Dong Joo
akan berjalan pergi.
“ Itu bohong... Tidak ada orang tua di dunia
ini.” Ucap Tuan Jung. Dong Joo tak percaya mendengarnya.
“Yang
Tidak peduli betapa tidak adilnya bagi mereka untuk dibunuh, Memberitahukan
sang Putri, yang satu-satunya selamat, untuk membunuh seseorang untuk
membalaskan dendam mereka, Tidak ada orang tua yang akan memberitahukan hal
seperti itu.” Ucap Tuan Jung.
“Anda
tidak tahu apa-apa.” Kata Dong Joo sinis. Tuan Jung yakin kalau dirinya itu
sangat mengetahuinya.
“Aku juga
orang tua Dan itulah yang paling Aku takuti saat ini. Aku khawatir anakku mungkin
menyia-nyiakan hidupnya yang berharga mencoba membalas dendam. Dan agar dia
bisa menghancurkan hidupnya.” Cerita Tuan Jung
“ Aku
yakin keluargamu ingin kau selalu bahagia dan damai dalam hidup ini, bukannya
hidup dalam siksaan murni dan memimpikan balas dendam. Itulah yang diinginkan
orang tua.” Kata Tuan Jung. Dong Joo hanya bisa terdiam.
Flash Back
Dong Joo
masih tertidur, dipelukan ibunya dengan bersimba darah. Ibuna memanggil Eun Seo
agar Bangun. Dong Joo menatap ibunya, Ibunya berpeasan agar Dong Joo tetap
hidup dan harus tetap bertahan hidup. Dong Joo menangis menatap ibunya.
“Pastikan
kau hidup, jadi Jangan menyesal. Bersedih atas semua yang telah terjadi. Dan
lupakan semua hal buruk. Lupakan semuanya. Dan pastikan ... Pastikan kau hidup,
Putriku.” Ucap Ibunya. Dong Joo menangis melihat ibunya yang meninggal di depan
matanya.
“Dia
mengatakan kepadaku untuk tidak menyesal dan melupakan semuanya. Tapi bagaimana
caranya? Seluruh keluargaku meninggal tepat di depan mataku. Semua orang mati
dan meninggalkan Aku sendirian di sini. Bagaimana Aku bisa bahagia dalam hidup
ini? Apa yang mereka ingin Aku lakukan?” ucap Dong Joo sambil menangis.
“Aku
minta maaf... Aku terlalu banyak ikut campur dengan hidupmu. Tapi, tolong
berikan beberapa pertimbangan atas apa yang Aku katakan. Pikirkan jika itu benar-benar yang kau
inginkan.” Kata Tuan Jung menepuk bahu Dong Joo.
Tandu
raja terlihat diluar rumah penginapan kecil, Hujan turun dengan deras. Raja sendirian dalam ruangan, kasim datang
menemui aja. Raja ingin tahu apa yang terjadi. Kasim memberitahu Jembatan yang
mengarah ke kota tiba-tiba hancur.
“Sebagian
besar anggota istana dan penjaga mengambil rute di sekitar gunung. Matahari
akan segera terbenam, dan sekarang sedang hujan Ini akan memakan waktu lebih
dari satu hari. Anda harus tinggal di sini malam ini.” Jelas Kasim
“Bagaimanapun,
begitu semua orang tiba di sini, maka Aku akan segera pergi.” kata Raja.
Pengawal menganguk mengerti.
Flash Back
Mentri
mendengarn ide Nok Du yang ingin Merusak jembatan untuk mengisolasinya di kota
lalu memuji Nok Du telah menemukan ide baru. Nok Du pikir itu akan mungkin
terjadi tanpa penjaga jadi Mentri bisa diam-diam membawa penjaga untuk
mengawasinya.
“Aku
harus memberi-mu pujian.” Komentar Nok Du.
Mentri menyuruh agar Nok Du bergegas.
“Kita
harus mengambil Raja sebelum penjaga lainnya tiba.” Kata mentri
“Berhentilah
mencampuri urusanku, dan hubungi orang-orang Anda di Hanyang. Aku akan berada
di sana tepat waktu seperti yang dijanjikan. Katakan pada mereka untuk
melanjutkan sesuai rencana.” Ucap Nok Du lalu melangkah pergi. Mentri mengumpat kesal karena Nok Du Kasar
sekali.
Nok Du
berjalan dengan hujan yang turun deras, lalu melihat tandu raja dalam sebuah penginapan. Tapi ia
mengingat yang dikatakan oleh Tuan Jung padanya.
“Aku
yakin keluargamu ingin kau selalu hidup bahagia dan damai dalam hidup ini bukannya
hidup dalam siksaan murni dan memimpikan balas dendam. Itulah yang diinginkan
orang tua.”
“Dia tidak
tahu apa yang dia bicarakan.” Ucap Dong Joo mulai merasa yakin dengan
rencananya dan tak mengubris ucapan Tuan Jun.
Di rumah,
Yool Mo sudah siap pergi dengan Dan Oh. Hwang Tae ingin tahu kalau Yool Moo mengatakan
mereka memperketat keamanan di istana jadi meminta agar menjelaskan alasanya.
Yool Moo menatap Hwang Tae berpikir pasti takut.
“Bukan
itu yang Aku maksudkan.” Kata Hwang Tae mencoba menutupi rasa gugupnya.
“Sejauh
ini kita sudah bersama. Kau harus berani sekarang. Tolong jangan khawatir. Rencana
kami akan berjalan dengan lancar.” Kata Yool Moo yakin.
Saat itu
Yool Moo, Hwang Tae, dan Dan Oh berjalan ke arah pintu istana dengan pasukan
yang banyak dibelakangnnya. Pasukan yan dibagian atas pintu bingung, melihat
seperti penyerangan. Panglima pun datang, Pasuka memberitahu kalau terjadi
masalah.
“Buka
gerbangnya. “ ucap Panglima. Pasukan terlihat kaget dan bingung, lalu
memberitahu kalau ini pengkhianatan dan melihat tentara di luar.
“Ini
adalah pemberontakan Dan Aku juga berpartisipasi dalam pemberontakan ini. Jika
kau mau untuk mempertaruhkan hidupmu untuk melindungi Raja saat ini, Kau harus
maju dan membunuh Aku terlebih dahulu.” Ucap Panglima mengeluarkan pedangnya.
“Apakah
Raja pantas mendapatkan kesetiaan seperti itu darimu? Jadi Buka gerbang sekarang!” tegas si
panglima.
Akhirnya
pintu gerbang terbuka, Yool Moo pun masuk ke dalam gerbang istana seperti yakin
bisa mengambil tahta raja.
Bersambung
ke Episode 28
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar