PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Nok Du
meninggalkan Dong Joo dengan Tuan Yeon, sementara Dong Joo khawatir melihat Nok
Du yang pergi dengan Tuan Hwang.
“Jika ada ratusan tentara, itu berarti perang.
Ini berbeda dari waktu ketika kita menghancurkan selusin bandit. Katakan
padaku. Di saat seperti ini, apa yang lebih penting daripada keterampilan seni
bela diri seseorang? Semangat yang membara. Jadi kau ingat itu.” Ucap Tuan
Hwang berjalan dengan Nok Du
“Tuan. ..
Tolong hati-hatilah. Kamu harus berhati-hati.” Kata Nok Du dengan wajah
khawatir.
“Astaga,
kau itu seperti saja tidak tahu diriku? Aku ini Hwang Jang Gun. Dasar. Aku
yakin kau terganggu sekarang, tapi mantapkan niatmu. Dan jaga dirimu baik-baik
saja, oke?” kata Tuan Hwang
Dong Joo
mendekati Nok Du, Tuan Hwang membiarkan keduanya bicara. Nok Du menatap Dong
Joo sambil mengenggam tanganya erat, kalau jangan khawatir karena tidak akan melakukan sesuatu yang berbahaya.
“Aku tahu
bahwa tidak berhak mengatakan ini kepadamu, tapi
terlepas dari siapa ayahmu dan terlepas dari siapa Aku, Aku hanya ingin hidup
bahagia bersamamu tanpa harus memikirkan latar belakang kita.” Kata Dong Joo
“Aku
tidak suka membenci seseorang dan Aku lelah merasa kasihan pada keluarga-ku. Aku
takut sendirian dalam gelap. Dan... Aku tidak ingin hidup tanpamu lagi. Dengan
Begitu... Bisakah Aku melakukan itu?” ucap Dong Joo
“Tentu
saja.” Ucap Nok Du lalu memeluk erat Dong Joo. Dong Joo akhirnya merelakan Nok
Du agar pergi karena akan menunggu.
Tuan
Hwang memberitahu Nok Du kalau Semua orang ada di dekat pintu belakang jadi
akan pergi ke sana. Ia pun menegaskan untuk mengulangiya agar berhati-hati
karena mereka sudah kalah jumlah. Nok Du menegaksan tidak akan pernah mati.
“Dia
bilang akan menunggu agar kami bisa hidup bahagia bersama. Jadi, Aku harus
kembali dengan hidup.” Ucap Nok Du yakin
“Kau akhirnya
mulai terdengar seperti Kau yang sebenarnya... Baiklah. Pergilah.” Ucap Tuan
Hwang.
Nok Du
menatap gerbang istana yang akan dimasukinya dengan Yool Moo yang sudah ada
didalamnya.
Nok Du
akhirnya masuk ke dalam gerbang istana, Yool Moo melihat Nok Du datang langsung
mendekatinya dan berkomentar kalau Nok Du sudah Kerja bagus. Nok Du tersenyum
dan langsug mengeluarkan pedangnya, Yool Moo bisa menghindar lalu Dan Oh bisa
melindunginya.
“Aku di
sini untuk membersihkan semua pengkhianat. Jika Kalian menyesali keputusan
Kalian, Kalian bebas mengubah pikiran. Aku berjanji bahwa Kalian akan
dimaafkan.” Ucap Nok Du memberikan peringatan, tapi semua hanya diam saja.
“Tidak
ada... Maka Kupikir Aku tidak punya pilihan. Masuklah ke dalam.” Ucap Nok Du. Saat
itu semua yang mendukung Nok Du masuk ke dalam istana.
“Menteri
Perang... Mengapa Kamu bergandengan tangan dengannya?” ucap Yool Moo tak
percaya
“Dia
telah merencanakan denganku sampai kemarin. Apakah itu tidak patut dicurigai
padanya yang tiba-tiba bisa memihak Raja? Mungkin, dia punya motif lain. Dia
mungkin ingin kita bertarung satu sama lain
sehingga dia bisa mendapatkan tahta.” Ucap Yool Moo menyindir.
“Apa
maksud Anda, Yang Mulia?” kata Yool Moo. Ratu memberitahu Saat bepergian, Yang
Mulia mengalami kecelakaan dan meninggal. Yool Moo kaget mendengarnya.
“Tidak
ada alasan baginya untuk berkonspirasi melawan Raja untuk naik takhta. Dia
adalah satu-satunya putra Raja. Dia akan naik melalui formalitas yang
diperlukan untuk menjadi raja. Jadi jangan mengucapkan kata-kata konyol seperti
itu!” tegas Ratu
Nok Du
terdiam mengingat saat bertanya Raja apa
alasan Anda untuk bertindak seperti ini terhadap putranya sendiri. Ia ingin tahu, mungkin suatu saat harus
membunuhnya. Raja mengetahui kalau anaknya akan naik takhta.
“Kau
bilang Dia akan Naik takhta melalui formalitas? Atas dasar apa?” ejek Yool Moo
“Aku yang
melahirkannya 20 tahun yang lalu.” Kata Ratu. Yool Moo kaget mendengarnya.
“Kupikir
dia sudah mati.” Ucap Ratu. Yool Moo ingin tahu apakah Ratu bisa
membuktikannya. Ratu yakin kalau Nok Du adalah memang benar ucapanya.
“Apakah
Anda punya bukti?” tanya Mentri lainya. Tuan Jung datang mengaku bisa membuktikannya.
“Aku
yakin Menteri Perang dan Komandan Penjaga Istana akan mengingatku. 20 tahun yang lalu, Aku melayani Raja yang
dulunya Putra Mahkota. Aku Jung Yun Jeo.” Kata Tuan Jung
“Raja
telah memerintahkan aku untuk menguburkan putranya sendiri. Kupikir dia sudah
mati, tapi dia mulai bernapas lagi tepat sebelum aku menguburnya. Karena itu,
Aku mengangkat putra raja.” Kata Tuan Jung
“Bagaimana
kami bisa mempercayai orang berdosa yang ada di penjara belum lama ini?”
komentar Mentri yang lainya. Semua pun tak percaya
“Kau bisa
saja membawa orang secara acak!” kata Mentri tak percaya.
“Lalu
bagaimana dengan ini? Aku telah memberikan sisanya kepada putraku. Aku yakin...
Kalian semua pasti telah melihat aku selalu membawa norigae tua ini selama 20
tahun terakhir.” Ucap Ratu mengeluarkan yang selama ini disimpanya.
Nok Du
pun memberikan pecahanya pada Ratu, Ratu pun mengambungkanya dan itu memang
cocok. Tuan Jung pikir Tidak ada jalan bahwa
Ratu dan aku akan berkonspirasi akan hal ini
selama 20 tahun terakhir. Ia pun ingin tahu apa yang akan mereka
lakukan.
“Apakah
ini bukti yang sudah cukup?” ucap Tuan Jung. Semua hanya diam, Hwang Tae pun
tak berani menatap wajah ayahnya. Yool Moo hanya bisa tertawa sinis.
Dong Joo
di rumah hanya bisa melamun teringat saat bertemu didalam gua.
Flash Back
Nok Du
hanya diam saja mengingat yang dikatakan ayahnya “Seandainya Aku tidak tahu apa-apa, Maka Aku
akan hidup sebagai seorang ayah yang memuja putranya sendiri ...” wajahnya
terlihat sangat sedih. Dong Jo menatap Nok Du lalu memeluknya.
“Ini
bukan salahmu. Itulah yang ingin Aku katakan kepadamu. Aku tidak tahu. Aku minta
maaf karena meninggalkanmu.” Ucap Dong Joo
“Aku
ketakutan. Aku takut kau akan menghakimiku
setelah kau mengetahui siapa aku. Aku takut dengan apa yang akan terjadi
pada kita. Aku takut akan segalanya.” Ungkap Nok Du
“Aku
minta maaf karena membuatmu menanggung semuanya sendirian.” Kata Dong Joo
“Aku juga
minta maaf atas apa yang terjadi pada keluargamu.” Kata Nok Du merasa ikut
bersalah.
“Aku
sudah bilang. bahwa kau tidak bersalah atas semua hal mengerikan yang terjadi
pada kita. Tidak ada yang bisa kita lakukan. Dengan Begitu... Jangan lakukan
apa pun yang akan menyakitimu.” Ucap Dong Joo.
“Aku
tidak ingin kau hidup sengsara seperti
yang Aku lakukan. Aku serius dengan perkataanku.” Tegas Dong Joo memegang wajah
Nok Du
Dong Joo
masih melamun saat itu Tuan Yeon masuk mengeluh
Dong Joo yang belum juga tidur dan masih duduk di sana. Dong Joo
bertanya darimana Tuan Yeon. Tuan Yeon
mengkau terus merasa gelisah, jadi pergi dan bertanya-tanya.
“Ku pikir
sesuatu telah terjadi di istana.” Ucap Tuan Yeon. Dong Joo terlihat gugup.
Yool Moo
tersenyum licik lalu mengaku ingin bertanya kepada Ratu tentang hal ini, Jika
Ratu begitu peduli tentang putrany mengapa mencoba menyembunyikannya. Ratu
terlihat gugup dan kebingungan. Yool Moo pikir kalau anaknya masih hidup seharusnya
membawanya kembali ke Yang Mulia.
“Mengapa
Anda diam-diam membesarkannya tanpa memberi tahu siapa pun? Oh benar, Mungkin
rumor itu benar. Apakah itu karena Yang Mulia ...”ucap Yool Moo sengaja
mengejek.
“Dia
ingin aku mati... Itu benar...” kata Nok Du ta bisa menyangkalnya.
“ Dia
ditinggalkan oleh Yang Mulia begitu dia dilahirkan. Kami bahkan tidak tahu
bagaimana dia dibesarkan. Dan sekarang, Kau ingin kami melayani-mu sebagai
raja? Apakah Kau pikir kau memenuhi syarat?”ejek Yool Moo
“Kau
adalah seorang playboy yang biasa menghabiskan waktu di rumah gisaeng.” Balas Nok
Du
“Aku ...”
kata Yool Moo marah. Nok Du ingin tahu Yool Moo akan mengaku apa.
“Apakah
Kau mengingini takhta sejak kamu masih muda dan berlatih bagaimana menjadi Raja
bijak? Ketika putra tertua Raja ingin naik takhta, tidak perlu baginya untuk
dicintai oleh mendiang Raja. “ ucap Nok Du
“Aku
mungkin kekurangan banyak hal, tapi aku akan mencari bantuan para pengikut yang
berdiri di sini. Dan ada cara yang sah untuk melakukan ini. Apakah hal ini
benar-benar perlu menumpahkan darah?”
kata Nok Du. Beberapa pengawal pindah ke kubu Nok Du.
“Apakah
kau benar-benar berpikir aku akan membiarkan kau melakukannya dengan caramu?”
ucap Yool Moo tak terima.
Semua
akhirnya sudah mulai mengangkat pedang, dan perkelahian akan terjadi. Pengawal
meminta agar melindungi Ratu lebih dulu. Mereka pun akhirnya mulai menyerang.
Nok Du mengenggam tangan ibunya menariknya untuk pergi meninggalkan
istana.
“Mereka
memiliki setengah dari prajurit yang kita miliki. Jangan mundur dan bertarung!”
teriak Mentri
Yool Moo
melihat Hwang Tae yang dibawa pergi oleh Tuan Hwang, lalu menyuruh Dan Oh agar
Jangan sampai kehilangan dia.
Nok Du
akhirnya membawa Ratu ke ruangan lain. Dayang memberitahu kalau Ratu dulu
tinggal di sini untuk waktu yang lama karena terletak di daerah terpencil, dan
tidak ada yang menggunakannya lagi. Jadi tidak akan mudah bagi siapa pun untuk
menemukan tempat ini.
Nok Du
mengerti dan saat itu Ratu melihat tangan digenggam oleh Nok Du seperti sangat
terharu. Nok Du menatap sang ibu yang baru pertama kali ditemuinya. Ratu pun
langsung memeluk Nok Du, sambil minta maaf karena tidak tahu Nok Du masih
hidup.
“Aku
hanya bisa membayangkan hal-hal yang harus kau lalui. Pasti sangat menyakitimu.”
Ucap Ratu menangis.
“Ibu...”
kata Nok Du ikut menangis. Ratu menatap
Nok Du meminta agar mengatakan sekal lagi. Nok Du kembali memanggilnya Ibu.
“Aku
tidak akan pernah kehilanganmu lagi... Tak akan pernah.” Kata Ratu.
Dong Joo
pun masuk ke dalam istana, sementaraTuan Hwang berjalan membawa Hwang Tae
ingnin tahu apa yang terjadi dan berpikir sesuatu. Hwang Tae memberitahu kalau
harus bertemu ayahnya karena masih di
sana.
Saat itu
Dan Oh datang dengan pedangnya, Hwang Tae pun memilih untuk kabur. Tuan Hwang
tak bisa menahan Hwang Tae pergi karena harus melawan Dan Oh.
Ratu menahan
No Du kalau tidak bisa pergi dan tidak akan membiarkanmu pergi. Ia mengingatkan
yang dikatakan sebelumnya bukan hanya sarana untuk melarikan diri dari situasi.
Maksudnya ketika mengumumkan bahwa Nok Du akan mengambil alih tahta.
“Jika... Yang
Mulia gagal untuk kembali, memang benar bahwa Kau akan menjadi raja berikutnya.
Jadi Kau tidak bisa menempatkan dirimu dalam bahaya.” Ucap Ratu.
“Ibu... Aku
tidak cocok untuk posisi itu.” Kata Nok Du. Ratu bisa mengerti karena Orang
akan menolak.
“Itu akan
menjadi asing dan sulit. Namun...”kata
Ratu, Nok Du mengaku bukan seperti itu.
“Sejujurnya,
Aku takut. Aku berharap bahwa takhta tidak akan menjadi satu-satunya alasan
mengapa Yang Mulia meninggalkan-ku. Aku berharap akan ada alasan yang lebih
besar dan lebih penting. Jika itu masalahnya, Aku pikir mungkin itu akan lebih
ringan.Aku memikirkan itu berkali-kali..” Ucap Nok Du
“Putraku.”
Kata Ratu. Nok Du memberitahu tidak ingin menjadi seperti ayahnya dan tidak
menginginkan tahta.
Nok Du
mengingat yang dikatakan oleh Dong Joo “Dan... Terlepas dari siapa aku, Aku hanya ingin hidup
bahagia bersamamu tanpa harus memikirkan
latar belakang kita. Aku tidak ingin hidup tanpamu lagi.” Lalu ia
meminta maaf pada ibunya.
“Kau
boleh pergi. Sebagai gantinya, berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan terluka.”
Kata Ratu. Nok Du berjanji pada ibunya.
“Tolong
jaga baik-baik ibuku.” Ucap Nok Du pada dayang lalu berjalan pergi. Ratu hanya
bisa menangis.
Yool Moo
mulai menyerang istana lainya, lalu meminta agar memberikan busur panah.
Pengawal kaget, Yool Moo menegaksan akan menemukan si brengsek itu dan Ratu. Sementara
disisi lain, Tuan Hwang dan Dan Oh masih saja bertarung.
“Apakah
Kau baru saja menendangku? Jadi, Kau adalah pendekar pedang terbaik Joseon. Tapi
itu tidak masalah dalam pertarungan berantakan seperti ini. Yang masalah adalah
roh seseorang.” UcapTuan Hwang.
Dan Oh
terus melawan Tuan Hwang dan matanya bisa melihat Hwang Tae sudah kabur lebih
jauh. Tuan Hwang sempat terjatuh dan terluka, lalu menyuruh agar Dan Oh
Berhenti. Tapi Dan Oh sudah lebih dulu mengejar Hwang Tae.
Tuan
Hwang ingin mengejarnya, tapi beberapa prajurit dan mentri sudah
menghadangnya. Tua Hwang mengeluh akalu
sedang terburu-buru sekarang tapi berpikir kalau itu sepadan dengan waktunya.
Tuan Jung
akhirnya bisa bertemu dengan anaknya lalu memastikan kalau tak akan terluka,
lalu mengeluh karena sendirian. Hwang Tae mengaku baik-baik saja dan sedang
mencari ayahnya, Tuan Jung pikir seharusnya menemukan anaknya lebih awal.
“Mari
kita keluar dari istana untuk saat ini.” Ucap Tuan Jung lalu mengajak pergi.
“Jika
kita tinggal di sini Karena Nok Du akan dalam kesulitan jika Aku tinggal, kan? Itu
karena kau mungkin bisa terluka.” Kata Hwang Tae marah
“Bagaimana
kau bisa mengatakan itu? Aku sama-sama menghargai kalian berdua sebagai
putraku.” Ucap Tuan Jung
“Kemudian,
tolong percaya padaku dalam hal ini. Kita bisa mendapatkan semuanya kembali. Aku
tidak ingin hidup bersembunyi lagi, Ayah.” Kata Hwang Tae. Tuan Jung memanggil
nama anaknya Hwang Tae.
“Yang
benar adalah Jung Eui Young... Kakek-ku menamai Aku Jung Eui Young.” ucap Hwang
Taek marah
“Aku
sangat menyadari bahwa tidak memiliki hak untuk menghentikanmu. Namun,
bagaimana kau tidak bisa melihat bahwa ini bukan jalan yang benar?” kata Tuan
Jung
“Ya, Aku
tahu itu tidak benar. Tapi apa yang kita dapatkan setelah memilih jalan yang
benar? Ibuku meninggal Dan semua yang Aku yakini runtuh. Aku akan kembali ke
Pangeran Neungyang.” Ucap Hwang Tae berjalan pergi.
“Apa yang
dijanjikan pria itu kepadamu? Apakah dia berjanji untuk mendapatkan kembali
identitasmu dan memberi-mu posisi di istana?” kata Tuan Jung
“Iya... Dia
berjanji kepadaku.” kata Nok Du. Tuan Jung mengeluh Hwang Tae membuat janji
seperti itu pada Yool Moo. Saat itu Dan Oh berusaha mencari Hwang tae.
“Apa yang
dia tahu tentangmu? Apa Menurutmu mengapa dia membuat janji seperti itu tanpa
imbalan apa pun?” ucap Tuan Jung
“Untuk
mengejar Nok Du. Aku umpan terbaiknya. Bahkan ketika aku berteriak padanya dan
melarikan diri darinya, si bodoh itu tidak bisa memunggungi Aku bahkan jika itu
berarti dia mungkin bisa mati.” Kata Hwang Tae.
“Perasaan-mu
pasti sudah terluka. Namun, Apa Kau akan tetap menghancurkannya?” kata Tuan
Jung lalu melihat pengawal datang.
Pengawal
ingin membunuh Hwang Tae, tapi Tuan Jung bisa menyelamatakan anaknya. Hwang Tae
sempat kaget melihat ayahnya jatuh tersungkur, akhirnya ia membalas dengan
membunu sang pengawal dengan pedang.
“Apakah
kau Baik-baik saja? Disini berbahaya. Kamu harus lari sekarang.” Ucap Tuan Jung
terbata-bata. Hwang Tae melihat ayahnya akhirnya membawanya.
Mentri
perang diserang oleh pengawal, Nok Du datang melawanya. Sementara Hwang Tae
membawa ayahnya di sebuah ruangan dan matanya melihat Dan Oh seperti sedang mencarinya. Ia pun
meminta ayahnya agar Tetap di sini sebentar.
“Kau
tidak bisa membiarkannya menangkapmu. Bisa kan?” kata Hwang Tae. Tuan Jung
ingin menahan anaknya tapi Hwang Tae ingin segera keluar dari ruangan.
“Aku akan
kembali bagaimanapun juga. Jadi, Ayah harus bertahan di sini.” Ucap Hwang Tae.
Hwang Tae
mengambil pisau dan menyembunyik dalam bajunya. Dan Oh bertemu dengan Hwang Tae
bertanya apa yang dilakukan dan mengatap melarikan diri sebelumnya. Hwang Tae
mengaku mencoba untuk keluar dari sana, jadi Tuan Jung yang tidak membawanya.
“Untunglah,
Kau menemukan aku seperti ini.”kata Hwang Tae berusaha agar terlihat mendukung
Yool Moo.
Yool Moo
terlihat marah kalau mereka harus mencari di setiap sudut untuk menemukan si
brengsek itu. Saat itu melihat Nok Du yang sedang membawa mentri perang yang
terluka lalu menarik panahnya. Dong Joo melihat arah panah Yool Moo lalu
berdiri depannya.
Yool Moo
akan melepaskan panahnya terlihat kaget, Dong Joo tetap dengan sangat yakin
melindungi Nok Du. Yool Moo akhirnya melepaskan panah dan terkena bagian lengan
Nok Du, Nok Du berteriak sakit tapi masih bisa berjalan membawa Mentri perang.
“Singkirkan
pedang kalian... Apa yang sebenarnya kau ... “ ucap Yool Moo marah. Dong Joo
bisa sedikit lega panah tak mengenai Nok Du
“Pergi
mengejarnya sekarang! “ teriak Yool Moo pada anakn buahnya lalu menarik Dong
Joo pergi.
Bersambung ke Episode 30
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar