PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 07 November 2019

Sinopsis When The Camellia Blooms Episode 30

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Jessica makan semua makan mulai dari toppok, ayam goreng dan juga minum soju. Ibunya melihat sang anak hanya bisa mengeluh anaknya itu seperti babi dan pasti akan ribut mengatakan harus menurunkan berat badan.
“Ayahmu akan memukulimu jika melihatmu minum.” Ucap Ibu Jessica membuang kaleng bir lalu mencoba menyadarkan anaknya.
“Ibu... Aku ingin syuting iklan penjernih air.” Ucap Jessica. Ibunya mengeluh kalau Iklan itu tidak penting.
“Ini penting. Aku ingin syuting iklan itu dan terus menjadi istri Jong-ryeol.” Ungkap Jessica.
“Kau menghancurkan hatiku.” Komentar Ibunya. Jessica mengaku  mau tetap disorot dan  mau terus diperhatikan.
“Aku mau orang melihat hidupku hebat. Apa itu buruk? Apa aku begitu bersalah?” kata Jessica.
“Untuk siapa? Kenapa kau sangat peduli pendapat orang?” tanya Ibunya.
“Jika orang tak berkata aku cantik, aku tak merasa cantik. Jika orang tak berkata mereka iri, aku merasa aku bukan siapa-siapa. Sepertinya Park Sang-mi bukan siapa-siapa.” Kata Jessica sedih
Ia mengingat yang dikatakan Hyang Mi sebelumnya “Kau dan aku sama saja.  Gadis yang butuh perhatian, gadis yang tak pernah dicintai.” Ia mengaku tak bisa biarkan orang tahu itu dengan wajah sedih. 



Nyonya Hong keluar dari gedungnya, Tuan No membahas Lalu ponselnya muncul di tengah danau itu jadi membuatnya panik Bagaimana jika sesuatu muncul dari Danau Ongsan dan apa yang harus dilakukan.  Nyonya Hong mengeluh menatap suaminya. 

Di rumah, Jong Ryul mencoba mengingat kejadian 24 Oktober., sementara Jessica mengaku pada ibunya kalau menabraknya dengan mobil. Jong Ryul pun menemukan dari ponselnya kalau Sang Min menelpnya dan mengingat yang dikatakan Yong Sik.
“Kalau begitu, di mana kau sekitar pukul 22.00 pada malam tanggal 24?”
Sementara Tuan No panik ingin tahu apa yang harus dilakukan. Nyonya Hong pikir Mayat tak bisa muncul ke permukaan semudah itu.

Saat itu dikantor polisi dibagian laporan, Nyonya Jo dengan topi dan jaket hitamnya menelp bertanya apakah Bisa melaporkan pembunuhan seseorang hanya dengan kecurigaan
Yong Sik mengambil handuk dalam mobilnya berkomentar kalau  merasa ada lebih dari satu tersangka dan Jika Hyang-mi sungguh mati, Apakah Tuan Byun pikir ini sungguh perbuatan Pengusil. Tuan Byun pikir Tak semua orang bisa membunuh.
“Ada perbedaan antara ingin membunuh seseorang dan sungguh membunuh.” Kata Tuan Byun lalu merapihkan rambut Yong Sik mengejeknya seperti anak kecil.
“Ayolah, hentikan. Lalu Apa tim penyelam mencari di danau?” tanya Yong Si. Tuan Byun pikir lebih baik Beri mereka waktu..
“Apa Kau yakin pemantiknya bersih?” tanya Yong Sik. Tuan Byun mengelu jika Pengusil seseorang yang meninggalkan sidik jari, maka sudah ditangkap enam tahun lalu.
“Bagaimana jika yang ditemukan di helm, sweter, dan setir No Gyu-tae sungguh darah seseorang, dan jika itu sungguh darah Hyang-mi, kita harus bagaimana?” kata Yong Sik.
Tuan Byun seperti tak mendengarnya malah melihat ke arah lain. Tuan No seperti sangat frustasi duduk di depan kantor polisi. Tuan No mengau datang kemari untuk menyerahkan diri.



Dong Baek mencari sesuatu dibawah lemar dan menemukan tas ibunya. Ia melihat isinya dan ternyata banyak gelang yang dianggap sebagai penderita demensia dan mengeluh ibunya memang penipu. Ia lalu merasakan kalau ponsel yang bergetar dan mencari di dalam lemari.
Ia melihat ponsel lipat ibunya terlihat alarm “MINUM OBAT MAKAN SIANG” dan langsung memeriksa kalau tak ada riwayat panggilan. Ia pun melihat galeri foto milik ibunya ada beberapa gambar bunga lalu bertanya-tanya Kenapa ibunya suka mengambil foto bunga.
Ia pun melihat foto bertuliskan [BANTUAN SUDAH DEKAT] lalu terlihat kaget dimana tempat itu. 

Yong Sik di kantor polisi hanya diam saja. Tuan Byun membawakan kopi untuk Tuan No . Tuan No mengaku tahu batas waktu perkaranya lima tahun dan mengaku saat itu 29 Juni 2014, jadi... Tuan Byun lalu mengingat tanggal 29 Juni 2014
“Itu hari saat Pengusil membunuh Geum-ok.” Kata Tuan Byun. Yong Sik pun langsung menuduh Tuan No itu sungguh Pengusil
“Hei. Kubilang investigasi bukan seperti itu.” Tegas Tuan Byun agar Yong Sik tak mengunakan emosinya.
“Sejujurnya,  aku di sana hari itu.” Akui Tuan No 

Flash Back
29 JUNI 2014
Di dalam sebuah ruangan terlihat rekaman CCTV, Temanya mengeluh Tuan No terus memesan makanan ini padahal bukan tempat makan. Tuan No mengaku pergi ke persimpangan dan membelinya dan harus makan sebelum melakukannya.
Saat itu dalam ruangan yang gelap banyak mesin judi dan beberapa orang menang melalui mesin dingdong. Tuan No sebelumnya berpesan pada Yong Sik “Jangan gali soal Akademi Hanbit. Ongsan akan kacau.”
Seseorang merokok dan ingin membuang puntung rokoknya sambl membuka jendela. Orang yang lain panik kalau jangan buka jendela. Saat itu ternyata [AKADEMI HANBIT] adalah tempat judi ilegal.
“Aku sudah lama tak pernah melihat anak-anak di sana, tapi tandanya tetap ada di sana selama dua tahun.” Komentar bibi pemasar geung.
KLINIK KULIT OK yang tepat ada disamping gedung, tiba-tiba terdengar suara alarm kebakaran. Polisi dan pemadam kebakaran datang, didalam gedung sampingnya panik karena polisi datang dan sengaja mematikan lampu.
Seseorang mencoba menyalakan lampu, Tuan No yang ada disampingnya panik menyuruh agar mematikan lampu. Akhirnya polisi pun meninggalkan klinik Ok. 

Di atap gedung, si pemilik terlihat panik. Anak buahnya memberitahu kalu itu spanduk dari tahun 2012. Si pemilik mengaku Bukan itu yang penting. Lalu mengeluh karean ada kamera pengawas di akademi dan  Jika polisi ingin melihatnya maka semua akan berakhir.
“Kau dan aku akan diborgol saat itu juga.” Ucap si pemilik. Si pria muda merasa kalau ia hanya pekerja paruh waktu.
“Tentu, ya, bagus untukmu! Hei, Pekerja Paruh Waktu. Buka itu.” Kata si pemilik dan langsung menurunkan spanduk besar menutupi  CCTV. 

Tuan Byun melihat gedung yang ditutupi spanduk besar, Yong Sik pikr Kasusnya terjadi 29 Juni 2014, lalu Pada baliho tertulis memulai kelas untuk ujian masuk kuliah tahun 2012. Ia pun ingin tahu apa orang datang ke tempat ini.
“Mereka terburu-buru memasang baliho untuk menutupi sesuatu.” Komentar Yong Sik bangga.
“Kau sungguh melakukan investigasi bagus.” Komentar Tuan Byun bangga pada Yong Sik.
“Baiklah, sekarang. Di mana direktur akademi itu? Di mana teman baikmu?” Kepala, mari taruh dia ke dalam daftar buronan.” Kata Yong Sik mengebu-gebu.
“Kalian sudah menangkapnya.” Kata Tuan No dengan wajah serius. 


Seorang pria duduk dengan baju tanahan, Yong Sik berdiri dengan Tuan No mengunakan kacamata hitam. Tuan No seperti berkunjung menemui temanya. Yong Sik pikir Orang tak bisa dipaksa berhenti berjudi.  Berdasarkan asas “ne bis in idem” pria takkan dituntut lagi untuk kejahatan yang sama.
“Jangan katakan itu di situasi seperti ini.” Keluh Tuan Byun pada Yong Sik.
“Kerahasiaan saksi dijamin. Karena itu, informasi yang diberikan oleh saksi takkan diungkap kepada siapa pun.” Kata Yong Sik dengan wajah menegaskan.
“Hei, bisa hentikan omong kosongmu?” keluh Tuan Byun. Si pria pun bertanya apakah dua pria itu temanya.
“Mereka detektif.”kata Tuan No, temanya marah karea Tuan No yang membawa detektif
“Hei, tak apa-apa... Tenanglah. Kami hanya ingin tahu apa kau masih punya rekaman kamera pengawas saat itu. Kami berjanj takkan membeberkan sumber bukti.” Ucap Tuan Byun menyakinkan.
“Begini...Ini juga membuatku tak nyaman. Kukira itu hanya pencuri. Aku tak tahu seseorang dibunuh hari itu.” Kata si pria. Keduanya terlihat kaget. “Maksudmu... Aku merasa tak nyaman soal ini. Jadi, aku tak bisa menghapus rekaman hari itu. Gyu-tae, pergi ke restoran istriku dan minta laptopku. Kau akan menemukan folder film bernama "Perburuan Paus." Itu rekamannya.” Kata si pria. 


Tuan Byun, Yong Sik dan Tuan No keluar dari restoran “IKAN MONKFISH” dengan sikap seperti pahlawan yang akan menumpas kejahatan. Tuan Byun yakin kalau Sekarang permainan tamat dan  memberitahu Yong Sik Bersiaplah untuk promosi.
“Apa kataku? Aku takkan menyerah hingga menangkapnya.” Ucap Yong Sik bangga.
“Ini menyenangkan... Ini seperti Case Closed.” Ucap Tuan No tersenyum bahagia. 

Akhirnya mereka melihat rekaman dari KAMERA SATU, Tuan No akhirnya melihat sosok mencurigakan yang terekam dari rekaman CCTV. Yong Sik berteriak bahagia kalau sudah mendapatkan pelakunya, Tuan No bingung apakah Yong Sik bisa mengenalinya
“ Ini lebih dari cukup. Kita beruntung punya rekaman dia. Dengan rekaman ini, kita bisa analisis tingginya, fisik, dan cara dia berjalan. Kita akan bisa menganalisis semuanya.” Kata Yong Sik bangga
“Siapa nama pembawa acara itu? Panggil Lee Su-jeong, pemandu acara Unanswered Questions. Kita harus menganalisis rekaman ini.” Ucap Yong Sik dengan penuh semangat.
“Hei, ini saatnya kita melaporkan ini... Mari laporkan.” Kata Tuan Byun sudah bersiap-siap dengan seragamnya.  Tuan No memberitahu kalau  Ada orang lain. Keduanya terdiam. 

Dong Baek menemukan foto yang sama dengan yang ada diponsel ibunya. Seorang biara memberitahu kalau Nyonya Jo mengajarkan penting bagi anak tumbuh dengan bunga Karena itu Nyonya Jo menanam semua bunga ini. Dong Bae melihat taman bunya yang indah.
“Dia juga sangat baik kepada semua yang datang kemari. Aku tak pernah melihat seseorang seperti Nyonya Jo.” Kata Biarawati.
“Ibuku bukan orang baik. Tapi kurasa dia tahu bagaimana putrinya hidup.” Kata Dong Baek lalu melihat dibagian depan “PENAMPUNGAN IBU TUNGGAL”
“Omong-omong, bagaimana kau bertemu ibuku?” tanya Dong Baek penasaran.
“Biarawati dari Ongsan rekomedasikan dia dan berkata dia orang hebat.” Ucap Biarawati. Dong Baek kaget kalau ibunya dari Ongsan
“Nyonya Jo biasa menjadi relawan di kelompok bermain yang dikelola gereja, dan dia merawat anak-anak seakan itu anaknya.” Jelas Biarawati.
“Apa dia bekerja di Kelompok Bermain Saint Severus tahun 2014?” tanya Dong Baek memastikan.
“Apa Kau tahu tempat itu?” tanya biara. Dong Baek yang mendengarnya langsung mengeluh kalau sungguh benci ibunya. 


Dong Baek terlihat masih shock menerima telp dari Yong-sik. Yong Sik memberitahu Ada sesuatu yang harus dilihat. Dong Baek bertanya apakah Yong Sik punya kejutan lain untuknya karena takkan terkejut sekalipun ibunya ternyata residivis.
Akhirnya Dong Baek pergi ke kantor polisi mengetahui kalau  Pelakunya terekam. Yong Sik membenarkan  dan Ada dua orang, wajahnya terlihat tegang. Dong Baek terlihat bingung. 

Heung Sik sedang merapihkan bagian lukisan lalu melihat seseorang sedang sibuk di rak lainya. Ia lalu bertanya apakah membutuh sesuatu. Nyonya Jo melihat kalau Heung Sik punya semuanya yaitu Banyak benda yang bisa digunakan untuk membunuh orang.
“Kau Pengusil, 'kan? Apa Kau tak ingat aku? Kita bertemu malam itu.” Ucap Nyonya Jo dengan tatapan dingn. 

Flash Back
29 JUNI 2014
Dong Baek berjalan dengan Nyonya Ok setelah mengantar Pil Goo yang masih kecil ke tempat penampungan dan akan kembali setelah gereja. Nyonya Ok membahas pria yang bilang sungguh menyukainya. Dong Baek pikir itu pasti menyukai Nyonya Ok karena Semua di lingkungan ini menyukainya.
“Jika dia tak menyukaiku, kenapa dia meminjamkan payungnya? Kau Pacaran saja dengannya. Dia lebih baik dari penyanyi kesayanganmu dan  tak bisa pinjamkan payung.” Kata Dong Baek
“Hei, jangan bandingkan dia dengan Kim Gun-mo. Entah kenapa aku selalu mendapat pria berengsek.” Kata Nyonya Ok. Keduanya menuju ke klinik Ok dengan wajah bahagia. 

Diam-diam Nyonya Jo mengintip dari belakang mobil, Biarawati menepuk bahunya memberitahu kalau kesayangan Nyonya Jo itu sudah datang. Nyonya Jo akhirnya mengajak bermain Pil Goo. Pegawa lain bertanya alasan Nyonya Jo sangat menyukai Pil-gu
“Di mana lagi aku bisa bertemu anak menggemaskan sepertinya? Hidupku sangat payah. Tapi berkat kau, hari Minggu-ku seperti surga.” Ucap Nyonya Jo mengajak Pil Goo bermain.
“Astaga, bahkan rambut bayimu mirip Dongbaek. Apa Kau pernah bicara kepada ibumu tentangku? Bagaimana menurutmu? Apa Kau pikir aku bisa menemuinya?” tanya Nyonya Jo pada cucunya. 


Nyonya Jo akhirnya memakai lipstik, Biara melihat Nyonya Jo yang memakai lipstik pun bertanya ingin pergi ke suatu tempat. Nyonya J mengaku akan menemui putrinya dan melihat kalau Cuacanya bagus sekali jadi sungguh merasa harus menemuinya hari ini.
“Apa Kau berencana ke tempat bagus dengan putrimu hari ini?” tanya biara.
“Hidup putriku baik. Dia dapat perawatan kulit setiap Minggu.” Kata Nyonya Joo bahagia.
“Astaga. Mungkin karena Pengusil. Makin banyak orang datang ke gereja. Karena semua orang khawatir.” Komentar seorang pegawai datang seperti sangat kelelahan. 

Di depan KLINIK KULIT OK, Nyonya Jo menatap ke lantai dua tapi merasa sangat gugup. Sementara di dalam gedung akademi, Si bos mengeluh Tuan No yang mengumpulkan kupon restoran ini. Tuan No mengaku memang sengaja mengumpulkannya.
“Tapi Ada apa dengan orang bertopi itu? Dia cukup lama berdiri di sana.” Ucap Si pria melihat Nyonya Jo hanya diam saja dari rekaman CCTV
“Mungkin dia takut untuk masuk. Apa Perlu kuajak kemari?” kata Tuan No. Temanya pikir tak perlu.
“Tak ada gunanya menerima pengecut. Mereka hanya akan ribut jika kehilangan uang.” Kata si pria. Tuan No mengeluh kalau merasa seperti sedang membicarakan dirinya. 

Dong Baek dan Yong Sik melihat rekaman CCTV dengan wajah serius. Yong Sik menuliskan catatan “MUNGKIN PUNYA KOMPLOTAN” lalu mengira akan ada komplotan. Ia yakin Dong Baek pasti mengenalinya dan Tampaknya ibunya itu selalu ada di dekat Dong Baek. 

Di toko
Heung Sik pun ingin tahu kenapa Nyonya Jo berpikir melihatnya hari it dan menganggap sebagai pelakunya. Nyonya Jo pikir Jika memakai jaket dan topengdi musim panas, maka Heung Sik berpikir takkan dikenali.
Flash Back
Nyonya Jo pergi ke mesin minuman, merasa Tenggorokannya kering karena merasa bersalah. Saat itu tak sengaja bertemu dengan si pelaku dengan jaket hitam tanpa terlihat wajahnya. Nyonya Jo pun meminta maaf sambil membersihkan minuman yang jatuh. Si pelaku mencoba menghindar.
“Kau melewatiku di hari yang lembap, tapi aku masih bisa mencium bau terpentin.” Ungkap Nyonya Jo. Tuan No dkk tak melihat si pelaku masuk kegedung Klinik Ok.
“Katanya ibu-ibu diciptakan karena Tuhan tak bisa selalu ada di mana-mana. Semua ibu bisa cepat mengenali orang yang akan melukai anaknya.”
Nyonya Jo melihat dari kejauhan dan mulai mendekati gedung. Sepasang pria dan wanita mengeluh karena dilantai atas memutar musik yang keras. Nyonya Oh pun bertany apakah mereka lihat seorang pria naik ke san, memakai topi. Mereka merasa tak ada yang datang.
“Kami tutup cepat karena tak ada yang datang.” Kata si wanita lalu berjalan pergi.
Nyonya Jo mengingat yang dikatakan pegawai di gereja “Mungkin karena Pengusil, Makin banyak orang datang ke gereja.” Ia lalu melihat lampu diklinik dimatikan semua. Dong Baek pun berada dalam tabung, dengan pelaku. 
Saat itu Nyony Jo berlari menaiki tangga, lalu mengedor pintu. Si pelaku bisa mendengarnya. Akhirnya Nyonya Jo menyalakan alarm kebakaran dan juga air pemadam asap, saat itu juga pelaku pun kabur.
“Kudengar alarm menyala diikuti pemadam api. Kurasa seseorang mengetuk pintu.” Ucap Dong Baek
“ Pemadam api itu menyelamatkan nyawamu.” Kata Yong Sik. Dong Bae pikir kebetulan semacam itu tak pernah terjadi.
“Burung wiwik tak bisa meninggalkan bayinya di sarang. Menurutmu, di mana ibuku sekarang?” tanya Dong Baek 



Heung Sik berpik Itu berarti Nyonya Joo tidak melihatknya tapi hanya karena bau itu sambil merapihkan korek api. Ia pun membahas Nyonya Joo yang demensia. Nyonya Joo berpikir Heung Sik mengira tak melihatnya lalu menegaskan kalau melihat Heung Sik.
“Kau memakai topeng dan topi... Tapi aku jelas melihatmu... Matamu.. Mata kejammu.” Ungkap Nyonya Jo
“Apa mataku sungguh kejam?” tanya Heung Sik. Nyonya Jo mengaku sata Heung Sik datang ke bar,langsung tahu saat mencium bau terpentin buruk itu.
“Saat aku melihatmu dengan senyum terpaksamu. Saat itulah aku merasa sangat tak nyaman. Saat itu, aku tahu itu kau.” Kata Nyonya Jo.

Flash Back
Dong Baek menawarkan makanan untuk Heung Sik sebelum pergi. Heung Sik tersenyum menganguk mengerti. Saat itu Nyonya Jo sedang mengiris kol mengeluh kalau anaknya memberi makan gratis dan mengaku  punya firasat buruk tentangnya.


“Tapi, itu hanya firasat. Artinya kau tak melihat apa pun.” Kata Heung Sik santai.
“Ya, aku tak punya bukti. Jadi, polisi tak bisa berbuat apa pun. Tapi kau tahu, aku tahu kau pelakunya dan aku tak takut kehilangan apa pun.” Kata Nyonya Jo
“Bahkan hewan tahu siapa yang akan menyakiti bayinya dari jauh. Lalu, para ibu akan melakukan apa pun untuk anaknya. Jangan ganggu dia. Aku bisa lakukan apa pun untuk Dongbaek. Apa pun.” Tegas Nyonya Jo. 

Dong Baek berjalan pulang dengan melipat tanganya. Yong Sik menanyakan keadaanya, dan bertanya Kenapa sangat diam. Dong Baek mengaku hanya sedikit... Yong Sik pikir Dong Baek sangat kesal. Dong Baek mengaku  Tidak, entah kenapa malah merasa baik.
“Aku tahu ini aneh,tapi aku merasa seperti dipromosikan.” Kata Dong Baek. Yong Sik terlihat bingung.
“Aku selalu merasa malu dan tertekan karena aku anak yatim. Rasanya bahkan ibuku tak ingin bersamaku. Tapi hidupku terasa tak terlalu menyedihkan lagi. Aku selalu mengira diriku anjing telantar, tapi rasanya seakan aku menemukan mikrocip dalam tubuhku setelah 27 tahun.” Ungkap Dong Baek.
“Yong-sik... Kurasa aku sungguh punya ibu.” Kata Dong Baek bangga. Yong Sik pun berpikir seperti itu lalu mengandeng tangan Dong Baek. Saat itu didepan bar, Seung Hui turun dari mobil. 


Yong Sik duduk agak menjauh,  Seung Hui berkomentar Sembunyi takkan menyelesaikan apa pun dengan nada sinis kalau Nyonya Jo itus udah  berbuat sama seperti dahulu. Ia memberitahu Nyonya Jo itu menghilang setelah didiagnosis penyakit itu.
“Saat itu, aku tahu dia  wanita rendah.” Kata Seung Hui.
Flash Back
Seung Hui menemui ibunya dicafe mengeluh dengan yang dilakukan Nyonya Jo karena Secara legal, sebagai putrinya. Ia merasa kalau mereka   keluarga jadi Itu sebabnya berkas itu dikirim ke rumahnya.  Nyonya Jo pun menyindir Seung Hui yang mengangapnya sebagai ibu.
“Tapi kau tak membiarkanku datang ke pemakaman ayahmu.” Sindir Nyonya Jo. Seung Hui tak peduli mendengarnya.
“Kau seharusnya punya hati. Kau pakai uang ayahku untuk bayar ini, tapi Apa  putrimu yang akan menerima uangnya? Apa Kau pikir itu masuk akal?” ucap Seung Hui tak terima melihat surat POLIS ASURANSI
“Aku tak pernah dapat uang dari ayahmu.” Tegas Nyonya Jo
“Apa Kau pikir dari mana dia dapat biaya hidup? Aku yakin dia selalu minta uang kepada ayahku.”sindir Seung Hui.
“Saat aku tinggal dengan ayahmu, aku bekerja sebagai pembantu untuk dapat uang. Tak sedikit pun uang ayahmu dipakai untuk membayar ini. Aku melakukan ini untuk putriku dan Aku tak berbuat hal memalukan.” Tegas Nyonya Jo
“Aku tak peduli. Lihat saja nanti apa kata hukum. Kita masih keluarga yang sah.” Komentar Seung Hui egois.
“Tak bisakah aku... Tak bisakah kuberi uang asuransi untuk putriku sendiri?” tanya Nyonya Jo 



Nyonya Jo diam-diam mengambil cap jari anaknya saat tu sebagai penerima polis asuransi. Dong Baek terdiam melihat namanya dengan jelas  “OH DONGBAEK” dan itu milik ibunya. Ia pun teringat saat ke bank bersama dengan ibunya.
Flash Back
Nyonya Jo bertanya apakah Dong Baek punya asuransi. Dong Baek dengan sinis heran ibunya bertanya apakah ia sedang menjual asuransi. Nyonya Jo mengaku kenal wanita yang dahulu menjual kaus kaki lalu Suaminya meninggal, pindah ke apartemen dengan uang asuransi.
“Uang asuransi yang terbaik. Kau dapat apartemen hanya seperti itu.” Ucap Nyonya Jo
“Apa gunanya? Lagi pula orang akan mati.” Kata Dong Baek. Nyonya Jo yakin pria tua itu bahagia jadi bisa membalas istrinya dengan cara itu.

“Selama 27 tahun, aku tak bisa membeli makanan untuk putriku. Ini yang seharusnya. Aku tak pernah melewatkan pembayaran selama 20 tahun sekalipun harus kelaparan.” Ungkap Nyonya Jo
“Aku ibu yang buruk, jadi, aku ingin memberikan putriku uang sebelum aku mati. Siapa kau berani menghentikan itu? Kau pikir siapa dirimu? Kau tak berhak melakukan ini.” Tegas Nyonya Jo.
“Ibuku tak datang meminta ginjal. Dia datang untuk memberiku uang asuransi.” Gumam Dong Baek menatap sedih. Yong Sik menyadarkanya.
“Kudengar dia sakit... Bicaralah dengannya jika tak ingin dia dipenjara sebagai pengincar harta.” Kata Seung Hui. Dong Baek memilih untuk pergi.
“Pamanku jaksa. Berani sekali dia mencuri dari...” kata Seung Hui. Dong Baek tiba-tiba datang langsung menamparnya. Yong Sik kaget melihatnya. 
“Berani sekali kau? Kau wanita gila!” teriak Seung Hui memegang pipinya.
“Berani sekali kau menyebut dia pengincar harta? Dia adalah ibuku. Jangan berani bicarakan dia seperti itu.” Tegas Dong Baek. 


Nyonya Jo berjalan pulang, melewati jalan yang cukup gelap. Saat itu seorang pria mengikutinya dari belakang. Nyonya Jo merasakan ada orang yang mengikutinya tapi saat membalikan tak ada siappun. Akhirnya Nyonya Jo pun kembali berjalan dan berhenti.
“Apa maumu? Apa Kau mengikutiku untuk membunuhku?” kata Nyonya Jo berani menantang si pelaku. Pelaku pun keluar dari persembunyian mendekati Nyonya Jo.
Bersambung ke episode 31

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar