PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yool Moo
mengantar raja ke kursinya, wajahnya terlihat masih sangat pucat. Raja dengan
wajah penuh amrah memerintahkan Yool Moo agar menangkapnya tidak peduli
bagaimanapun juga. Yool Moo menganguk mengerti dengan menatap ke arah kursi
Raja.
“Tidak...
Aku sendiri yang akan menangkapnya.” Ucap Raja lalu melangkah pergi setelah
melihat tatapan Yool Mo ke arah kursinya. Yool Moo pun mengikutinya lalu
menatap ke arah kursi raja yang sudah jadi impianya.
Hwang
Tae, Dong Joo membantu Nok Du berjalan. Tuan Hwang datang dengan luka
ditubuhnya lalu menanyakan keadaan Nok Du, apakah baik-baik saja, Nok Du
seperti sudah sangat lemah. Tuan Hwang memberitahu kalau harus membawa ayahnya di luar istana, jadi agak
terlambat.
“Apakah
Ayah baik-baik saja?” tanya Hwang Tae. Tuan Hwang menjawab Tuan Jung baik-baik
saja.
“Bagaimana
denganmu? Apakah kau baik-baik saja?” tanya Hwang Tae. Tuan Hwang mengaku
baik-baik saja
“Ini
bukan apa-apa bagiku. Jadi., Apa benar Raja ada di sini?” ucap Tuan Hwang
memastkan.
“Kau
harus membawa Kakak-ku dan Dong Joo ke luar istana.” Kata Nok Du. Tuan Hwang
ingin tahu apa yang akan dilakukan Nok Du
“Aku
perlu mampir di suatu tempat.” Kata Nok Du. Tuan Hwang menganguk mengerti.
“Akan ku
Bawa mereka dengan aman. Kau harus
hati-hati.” Kata Tuan Hwang.
“Tidak.
Biarkan aku pergi bersamamu. Kita tidak punya waktu untuk disia-siakan. Mari
Cepat pergi.”kata Dong Joo lalu mengenggam tangan Nok Du lalu bergegas pergi.
Dong Joo
membantu Nok Du pergi menemui ibunya, Ratu terlihat gugup dan panik melihat
anaknya yang terluka. Nok Du mengakubaik baik saja dan meminta Ibunya harus
meninggalkan istana untuk sementara waktu. Ratu tak terima dengan yang
dikatakan sang anak.
“Yang
Mulia ... telah kembali.” ucap Nok Du. Ratu kaget mendengarnya dan tak percaya
kalau suaminya kembali ke istana.
“Jadi,
apakah prajuritnya mengejarmu?” tanya Ratu. Nok Du membenarkan.
“Ada
jalan keluar dari istana di halaman belakang. Nyonya Istana Kim. Tunjukkan
padanya jalannya.” Ucap Ratu. Nyonya Kim mengangguk mengerti dan meminta agar
ikut denganya.
“Kau
harus ikut denganku, Ibu.” Kata Nok Du, Nyonya Kim hanya menatapnya.
Pegawal
memeriksa istanna ratu, lau memberitahu kalau tidak ada seorang pun di Kamar
Ratu. Raja berpikir kalau tahu di mana dia bisa bersembunyi lalu berjalan
pergi. Yool Moo mengikutinya dengan tatapan sinis.
Ratu
meminta Nok Du agar ikuti perkataanya, Nok Du tak mengerti maksud ucapan ibunya
dan Kenapa Ibunya tidak bisa ikut dengannya dan
Bagaimana bisa meninggalkan Ibu di tempat berbahaya ini. Ratu yakin Raja
tidak bisa membunuhnya.
“Akulah...
satu-satunya yang tersisa di sisinya.” Kata Ratu. Nok Du ingin tahu dengan
nasibnya.
“Akhirnya
aku ... Sudah bertemu denganmu, Ibu.” Ucap Nok Du menangis.
“Yang
Menyakitkan-ku lebih dari kematian adalah untuk membiarkanmu pergi.”kata Ratu.
Nok Du ingi tahu alasanya.
“Ini
karena... Aku adalah seorang ratu. Suamiku mungkin berhati dingin dan kejam, tapi dia adalah Raja. Jika aku meninggalkannya
seperti yang lain, maka dia akan segera hancur
oleh orang-orang tercela itu. Apakah kau tidak setuju? Itu tidak bisa
terjadi.” Jelas Raja.
Nok Du
menatap ibunya, Ratu akhirnya memeluk erat sang anak. Dong Joo hanya bisa
menatap Nok Du denga ibunya menahan rasa sedih. Raja menegaskan Tidak peduli
apa kata orang, Nok Du adalah putra yang paling berharga untuknya.
“Ingatlah
itu, dan rawatlah luka. Dan pergilah ke suatu tempat yang jauh dari sini dan
hidup bebas. Apakah kau akan melakukannya untuk-ku? Kita akan bertemu lagi
suatu hari nanti. Aku berjanji. Dengan Begitu tolong tetaplah hidup. Kau harus
hidup.” Pinta Ratu sambil menangis.
Nok Du
hanya bisa menangis harus berpisah dengan sang ibu, Nyonya Kim menyuruh mereka
bergegas pergi dengan jalan belakang.
Beberapa saat kemudian Raja datang dengan pengawal bertem dengan Ratu.
“Aku juga
tahu bahwa kau dulu tinggal di sini ketika
kau adalah Putri Mahkota. Dimana dia?” tanya Raja.
“Berapa
lama... Kau akan terus bertindak seperti binatang?” ucap Ratu. Raja marah
karena Ratu berani bicara itu. Ratu langsung mengambil pedang Raja dan menaruh
di lehernya.
“Yang
mulia! Jika ada yang bergerak, Aku akan memotong tenggorokanku sendiri. Jika
kau ingin membunuhku, lakukan itu. Bunuh aku dulu sebelum kamu pergi untuk
membunuh anakmu!” ucap Ratu mengancam dengan tangan yang berdarah terkena
pedang.
Nyonya
Kim akhirnya mengantar keduanya ke tempat persembunyian dan meminta mereka harus
pergi sekarang juga. Nok Du terlihat masih sangat sedih. Nyonya Kim meminta Nok
Du agar bisa megerti denga sikap Ratu.
“Untuk
menjamin keamananmu, maka dia harus tinggal di istana. Itu sebabnya dia menyuruhmu pergi. Tolong
tetap aman” kata Nyonya Kim.
Tuan
Hwang panik menunggu ditepi sungai berpikir semua pasti tidur. Tuan Yeon dkk
akhirnya datang, Tuan Hwang bisa bernafas lega melihat semua datang. Tuan Yeon
dengan wajah panik memberitahu Hanyang dalam kekacauan sekarang.
“Bawa
Aeng Du bersama-mu dan naiklah perahu.”kata Tuan Hwang. Tuan Yeon pikir Nok Du
masih di luar sana.
“Aku
mengatakan kepadanya untuk bersembunyi di suatu tempat jika semuanya serba
salah, jadi aku akan pergi ke sana sekarang. Bawa ayahmu dan Aeng Du dulu.
Bisakah kau melakukan itu?” kata Tuan Hwang
“Tunggu
dulu... Apa yang sedang kau lakukan? “ kata Tuan Yeon bingung
“Aku benar-benar
berterima kasih atas semua yang telah Kau lakukan. Maafkan Aku karena tidak
bisa membalas-mu. Kau juga harus pergi. Tinggal di sini tidak akan ada gunanya
bagimu. Cepatlah!” tegas Tuan Hwang menunjuk pada tiga wanita besar.
“Tunggu. Apa yang sedang kamu lakukan?” kata Tuan
Hwang melihat para gadis yang akan naik perahu.
“Pria
lemah itu tidak bisa merawat gadis muda ini. Lupakan. Kami akan melakukan yang
terbaik untuk membantu.” Kata Soon Nyeo
“Aku
setuju. Mari kita lanjutkan sampai akhir.” Kata Mal Nyu ikut naik. Akhirnya semua wanita naik
bersama dengan Hwang Tae.
Bok Nyu
melihat Tuan Yeo akan pergi meninggalkanya, akhirnya berlari dan langsung
memeluk erat. Tuan Yeon seperti tak bisa nafas tapi membiarkanya, Bok Nyu
akhirnya melepaskan pelukanya lalu berjalan pergi.
“Apa yang masih kau lakukan disini?” kata Tuan
Hwang menyuruh Tuan Yeon untuk kembali ke Hanyang membawa ayahnya.
Dong Joo
akhirnya mengikat kain agar darah Nok Du berhenti keluar, lalu memastikan kala
masih sadar. Nok Du dengan mata tertutup mengaku baik-baik saja. Dong Joo mengeluh
pada Nok Du yang selalu mengatakan itu. Nok Du pikir tak ada yang salah dengan
ucapanya.
“Baiklah..
Aku tidak baik-baik saja. Sangat menyakitkan sampai aku bisa mati karena rasa
sakit.” Ucap Nok Du. Akhirnya Dong Joo memeluk dengan erat.
“Kau seharusnya
memeluk aku lebih cepat. Aku merasa sedikit lebih baik sekarang.” Kata Dong Joo
“Kau seharusnya
tidak tertidur.” Ungkap Dong Joo. Nok Du mengaku tidak akan tertidur.
“Aku akan
berbicara denganmu.” Kata Nok Du. Dong Joo ingi tahu Apa yang harus mereka
bicarakan.
“Sejak
kapan kau menyukaiku?” tanya Nok Du. Dong Joo mengeluh karena Nok Du bisa menanyakan
hal seperti itu sekarang
“Kau
menyukaiku. sejak kita tinggal bersama di desa untuk para janda, kan?” goda Nok
Du
“Mengapa
Aku menyukai pria yang berpakaian seperti wanita?” ejek Dong Joo
“Jika
kita kembali ke masa itu, akankah kamu berhenti menyukaiku?” tanya Nok Du.
Pengawal
dkk mencari Nok Du di hutan dan melihat ada tetasan darah dia jalan lalu
memberitahu Yool Moo. Yool Moo yaki kalau mereka pergi ke sana lalu berjala pergi.
Sementara di gudang, Dong Joo memeluk erat Nok Du di pelukanya.
“Jika ia
kembali lagi ke masa lalu, Aku akan melarikan diri bersamamu bagaimanapun caranya.
Aku akan memastikan kau tidak mencari tahu tentang apa pun atau tentang siapa
diriku. Kita akan melarikan diri ke tempat di mana tidak ada orang.” Ungkap Dong
Joo sambl memeluk erat Nok Du.
“Dan...
Apakah kau mendengarkan? Apakah kau dengar?” tanya Dong Joo lalu tersadar kalau
Nok Du sudah tak sadarkan diri.
Ia
akhirnya hanya bisa menangis dengan memeluk Nok Du, saat itu Tuan Hwang datang
lebih dulu dan akhirnya membantu Nok Du berjalan untuk keluar dari Hanyang.
Tuan
Hwang mengendong Nok Du tapi lukanya seperti makin parah dan membuatnya jatuh.
Ia lalu melihat Yool Moo dan pengawal mencari disekitar hutan, lalu memberitahu
mereka tidak bisa pergi lewat sini. Dong Joo yang tak tahu ingin tahu apa yang
terjadi.
“Jika kau
terus kejalan ini, maka Kau akan menemukan sungai. Akan ada kapal yang diikat
di tepi sungai itu. Bisakah kau membawa Nok Du ke sana?” kata Tuan Hwang.
“Apa
maksudmu?”komentar Dong Joo. Tuan Hwang pikir akan melakukan yang terbaik untuk
mengulur waktu.
“Jadi
tetaplah tersembunyi dan lakukan apa yang aku katakan tadi. Dan satu hal lagi. Ini
mungkin agak terlalu banyak untuk meminta. Tapi... setelah kau bertemu Aeng Du
...” ucap Tuan Hwang langsung disela oleh Nok Du
“Aku
tidak bisa membawa Nok Du ke sungai.” Kata Dong Joo. Tuan Hwang bingung dengan
sikap Dong Joo
“Kami akan
terjebak dalam perjalanan. Kau tahu tidak mungkin bagimu untuk menahan mereka
sendiri. Lalu kita bertiga akan mati.” Kata Dong Joo. Tuan Hwang memastikan apakah Dong Joo Sudah memikirkan
...
“Aku
hanya berusaha untuk bertahan hidup. Tolong pastikan Nok Du tetap hidup.” Kata Dong
Joo lalu pergi dengan jubah milik Nok Du.
Dong Joo
melihat Yool Moo sedang mencari Nok Du akhirnya mendekat. Yool Moo menatap baju
yang didekap oleh Dong Joo. Akhirnya keduanya berbicara. Dong Joo akhirnya
memberitahu kalau Nok Du sudah meninggal. Yool Moo pikir Dong Joo Sedang
mencoba untuk memberinya waktu.
“Apakah
dia mengirimmu untuk melakukan ini?” sindir Yool Moo. Nok Du meminta agar mengatakan
para Raja kalau Nok Du terbunuh oleh pedangya saat sedang mengejarnya. Yool Moo
akan melangkah pergi. Dong Joo menahanya.
“Jika kau
melakukan itu untuk aku, maka Aku akan tinggal di sisimu.” Kata Dong Joo.
“Apa Kau
akan tinggal di sisiku? Apakah Kau tahu apa artinya itu? Aku tidak akan membiarkanmu
pergi ke mana pun. Aku akan membuatmu bersembunyi selama sisa hidupmu.” Ucap Yool
Moo.
“Ya,
lakukanlah... Aku tidak peduli.” Ucap Dong Joo. Akhirnya Yool Moo mengajak
pengawal pergi karena Nok Du tak ada disana.
Di depan
raja sudah ada mayat yang ditutupi oleh tikar, Yool Moo memberitahu Raja kalau
Nok Du tersapu oleh sungai, dan mereka menemukan mayatnya di tepi sungai. Raja
seperti tak sedih setelah mengetahui Yool Moo menikam Nok Du dan tubuhnya
tersapu oleh sungai.
“Tetapi
kau masih berhasil membawakan aku tubuhnya.” Ucap Raja. Pengawal ingin
memastikan mayatnya.
“Sudah
Lupakan... Dia terhanyut ke sungai selama berhari-hari. Aku tidak akan bisa
mengenalinya. Dan tentu saja, kau tidak akan pernah mencoba menipu aku.” Ucap Raja
lalu melangkah pergi. Yool Moo pun bisa bernafas lega.
Yool Moo
pergi ke sebuah tempat dengan memastikan tak ada yang mengikutinya, saat itu
seorang seperti mengikutinya dan bersembunyi dibelakang pohon. Yool Moo masuk
ke sebuah ruangan, melihat Dong Joo duduk membawa buku.
“Apakah
kau ingin memakanya?” tanya Yool Moo membawa segelas es. Dong Joo hanya diam
saja.
“Jika
kamu tidak ingin ...” kata Yool Moo dan Dong Joo langsung mengambil dan
mencobanya.
“Apakah
rasanya enak?” tanya Yool Moo. Dong Joo mengaku sangat enak dengan tatapan
kosong.
“Kau setuju
untuk melakukan semuanya... Aku akan menunggu. Jadi beri aku ketulusanmu. Aku
berbohong ketika aku mengatakan kepadamu bahwa ketulusanmu tidaklah masalah. Kau
bisa memanfaatkan waktu selama yang kau inginkan. Aku ingin hatimu yang tulus. Itulah
satu-satunya hal yang Aku minta darimu.” Ucap Yool Moo memohon.
“Aku bisa
berbohong dan berjanji kepadamu bahwa
Aku akan melakukan itu. Tapi... kau dan aku sama-sama tahu ketulusan seseorang dan
kasih sayang untuk seseorang bukan
sesuatu yang bisa dilakukan dengan mudah.” Ucap Nok Du. Yool Moo pun hanya bisa
terdiam.
Pengawal
membawa mayat dianggapa adalah Nok Du, Ratu menghentikanya lalu mencoba
memastikan sendiri, lalu bisa bernafas lega karena ternyata bukan anaknya, lalu
menyuruh mereka pergi. Sementara Dong Joo berbaring dengan lampu menyala dan
wajahnya gelisah.
Saat itu
Yool Moo masuk kamar, Dong Joo pun pura-pura sudah tertidur dengan memejamkan
matanya. Yool Moo menarik selimut dan langsung mematikan lampu. Setelah lampu
mati Dong Joo panik karena ruangan gelap lalu teringat saat Nok Du menyalakan
lampu dengan menutup semua jendela degan baju.
“Ini akan
baik-baik saja selama tidak ada yang bisa melihat kita dari luar.” Ucap Nok Du
bangga.
“Apa yang
kau pikirkan? Bahkan hantu dengan mata yang baik akan melewati rumah kita.” Ejek
Dong Joo.
“Berhenti
merengek dan tidurlah. Itu Cukup berisik.” Keluh Nok Du.
Yool Moo
berjalan dilorong lalu mendengar suara Dong Joo yang menangis. Dong Joo
tiba-tiba melihat Nok Du menyalakan lampu. Dong Joo megeluh dengan Dong Joo
tidak menyalakan lilin, padahal disini gelap. Dong Joo langsung memeluk erat
Nok Du karena masih hidup.
“Tentu
saja... Aku berjanji kepadamu bahwa Aku akan kembali...Aku minta maaf, Aku
terlambat.” Ungkap Nok Du.
Yool Moo
berjalan di lorong mengingat yang dikatakan Dong Joo “Kau dan aku sama-sama tahu ketulusan seseorang . dan kasih sayang untuk
seseorang bukan sesuatu yang bisa
dilakukan dengan mudah.” Saat membuka pintu kamar Dong Joo ternyata
Dong Joo sudah menghilang dan yakin kalau pasti pergi dengan Nok Du.
“Tuanku,
jika kita menunda sedikit lebih lama, kita akan kehilangan mereka. Haruskah Aku
mengejar mereka?” tanya Pengawal
“Tidak.
Tidak perlu melakukanya” ucap Yool Moo seperti sudah pasrah membiarkan Dong Joo
pergi dengan Nok Du.
Nok Du
dan Dong Joo berlari di antara ilalang, keduanya seperti sangat bahagai akan
meninggalkan Hanyang bersama.
Bersambung ke episode 32
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar