PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Dong Joo
mengalungkan tanganya di leher Nok Du seperti sudah menyerahkan hatinya dan
kembali menciumnya. Setelah itu keduanya saling menatap, tiba-tiba Nok Du hanya
bisa tertunduk. Dong Joo binggung
melihat Nok Du tidak bisa menatap matanya.
“Kau
tampak gelisah.” Komentar Dong Joo. Nok Du mengaku sangat gugup. Dong Joo heran
kalau Nok Du gugup Sekarang
“Benar...
Aku tidak tahu kenapa aku gugup... Ini aneh. Sikapku aneh, kan?” kata Nok Du.
Dong Joo mengejek Nok Du memang pengecut.
“Apa Kau tidak
merasa gugup sama sekali? Aku merasa jantungku seperti akan...” kata Nok Du
gugup dan disela oleh Dong Joo
“Aku
baik-baik saja.” Kata Dong Joo, Nok Du tak percaya mendengarnya karena Dong Joo
santai. Dong Joo akhirnya memberikan kecupan lagi, Nok Du sempat kaget lalu
menatapnya saat akan menciumnya kembali Dong Joo terlihat jatuh lemas.
Di istana
Sepasang
pria dan wanita bersujud memohon ampun dan mengaku kalau pantas mati dan merasa tidak tahu itu
kejahatan berat. Raja ingin tahu saat mereka mengubur jasad-jasad itu, apakah
melihat jasad Yu Yeon Kyung dan keluarganya.
Si wanita
mengingat saat melihat Dong Joo dan mengaku “Kurasa aku melihat gadis yang
dahulu kita layani.” Si pria ingin memberitahu tapi istrinya menahanya mengaku
kalau mereka semua tewas.
“Mereka
semua tewas. Wanita yang kabur dari rumahnya dan bahkan putrinya tewas. Setelah
memeriksa semuanya sudah tewas, kami mengubur semua tubuh mereka.” Akui si
wanita. Raja bisa seperti mulai percaya.
“Baik. Di
mana kalian mengubur jasad mereka?” tanya Raja.
Yool Moo
duduk sendiri dengan banyak makan, tapi tak ada Dong Joo didepnya. Dan Oh
memberitahu kalau mengunjungi rumah kisaeng
tempat Hwa Su menginap. Ia pikir kalau Nok Du juga tidak pergi ke rumah kisaeng
itu jadi akan mencari di luar kota...
“Cukup.
Duduklah.” Kata Yool Moo. Dan Oh terlihat binggung. Yool Moo pikir melihat Dan
O tidak bisa menemukannya setelah bersusah payah
“Dia
pasti sangat membenciku. Apa aku harus lega dia tidak mendatanginya?” kata Yool
Moo dengan tatapan kosong.
Nok
Du akhirnya mengendong Dong Joo berjalan
pualng. Dong Joo pikir mereka tidak bisa
masuk begini dan takut kalau a jika ada yang melihat. Nok Du memarahi Dong Joo
yang tak mendengar ucapanya kalau harus istirahat total di rumah.
“Lagi pula,
tidak ada orang di rumah. Siapa yang ada di halaman sepagi ini?” ucap Nok Du
“Hei, tidak
apa-apa. Turunkan saja aku.” Kata Dong Joo panik. Nok Du dengan bangga berjalan
di depan rumah kalau tak ada orang.
Tapi saat
itu Tuan Hwang keluar rumah dengan pria tua, Nok Du dan Dong Joo kaget dan
langsung menurunkan Dong Joo. Nok Du pikir dirinya salah duga. Tuan Hwang
tersenyum melihat keduanya sangat dekat, lalu memanggil Nok Du.
“Apa Kamu
tahu? Dia datang mencarimu. Dia dari istana.” Ucap tuan Hwang. Dong Joo kaget
kalau ada orang dari istana.
Pelayan
membungkuk pada Ratu mengaku tidak
keberatan ada satu pelayan lagi di bawahnya tapi ingin tahu alasanya. Ratu
mengaku alasan meminta bantuan seperti
itu, karena Gadis itu memberi nasihat cara mengobati insomnia Raja, yang bahkan
para tabib pun menyerah.
“Terimalah
permintaanku.” Kata Ratu. Pelayan pun menganguk mengerti akan menerima perintah
Ratu.
Dong Joo
akhirnya masuk pintu istana disambut oleh pelayan lain dan melihat ke arah
dinding yang tinggi dan ruangan yang besar. Ia lalu teringat dengan yang
dikatakan Nok Du sebelumnya.
“Kita
hidup dan bersama sekarang. Jadi, bisakah kau tidak mengikuti hatimu dan
menyukaiku? Aku hanya menyukai... Aku sangat menyukaimu.” Ungkap Nok Du
Nok Du
pergi menemui panglima bertanya apakah ingin bertemu denganya. Panglima
memberitahu Ada tugas untuknya, lalu melirik pada pasangan yang terlihat lusuh.
Ia memberitahu akan memberi beberapa pengawal kerajaan. Nok Du mengerti dan
ingin tahu apa tugasnya.
Raja
datang ke tempat Tuan Heo di penjara, keduanya saling menatap. Akhirnya Raja
menyuruh mereka masuk, Yool Moo datang lalu dibelakangnya sudah ada Yeon Bon,
Jung Sook dan Hwang Taek. Tuan Heo melotot kaget melihat mereka.
Nok Du
berjalan dengan pengawal, didepan mereka sepasang pria dan wanita terlihat
ketakutan dan kebingungan. Pengawal pikir kalau
mereka tidak ingat tempatnya bahkan tidak bisa mencari di gunung seluas
ini. Nok Du hanya bisa melihat keduanya, Sementara di dalam penjara.
“Ada
peraturan bahwa kami tidak boleh keluar saat mendengar bel berbunyi. Sementara
itu, Tuan Heo sering mengunjungi rumah terpencil di desa para janda.” Ucap Jung
Sook.
“Rumah
terpencil?” kata Raja. Tuan Heo melotot kaget.
Yeon Bon memberitahu kalau Tuan Heo bilang tidak boleh keluar.
“Bagaimana
kau bisa tahu?” tanya Raja. Yeon Bon mengaku
Karena temannya melihat yang seharusnya tidak dilihat di rumah itu.
“Tuan Heo
membunuhnya.” Kata Yeon Bon. Tuan Heo kaget begitu juga Raja.
“Beri
tahu Yang Mulia apa yang dilihat mendiang janda di rumah itu.” Ucap Yool Moo
“Dia
bilang ada seorang pemuda. Dia bilang pemuda itu kelak akan menjadi hebat.”
Ucap Yeon Bon.
“Siapa
pria itu?” tanya Raja. Tuan Heo benar-benar tak percaya dengan ucapa mereka
semua.
“Ada yang
harus kuberi tahu tentang pria itu, Yang Mulia. Pria di sana ingin mengatakan
sesuatu kepada Anda.” Kata Yool Moo
“Semua
orang kecuali mereka berdua boleh pergi.” ucap Raja menatap kearah Tuan Heo.
Sepasang
pria wanita ketakutan mencari tempat mereka mengubur semua orang yang hilang.
Nok Du mendengar memanggilnya, keduanya makin ketakutan, tapi Nok Du memberikan
mereka minum. Ia memberitau Karena mereka tidak ingat, jadi akan kembali untuk hari ini. Keduanya
mengangu mengert.
“Tapi
Tanah kubur siapa yang kalian cari?” tanya Nok Du. Keduanya terlihat bingung.
“Itu
makam Tuan Yu Yeon Kyung. Dia dibunuh karena merencanakan pengkhianatan
terhadap Yang Mulia.” Ucap si pria.
“Kami
tidak tahu kalau menguburnya itu dosa besar. Kami tidak tahu tempat kami
menguburnya.” Jelas si wanita.
“Lalu
kenapa Yang Mulia ingin kita menggalinya?” tanya Nok Du heran. Si wanita
menegaskan kalau mereka sudah mati.
“Mereka
semua sudah mati, tapi dia tidak percaya. Gadis itu juga mati. Aku berkata
jujur.” Ucap si wanita. Nok Du mengerti dan akhirnya menyuruh mereka segera
pergi saja.
Yool Moo
memberitahu Putra Rajalah yang disembunyikan kanselir di tempat itu dan Itu
sebabnya Tuan Heo harus menyingkirkan semua bukti dengan membunuh dan membakar
dokumen itu. Tuan Heo mencoba menyangkal, karena semua ucapannya bohong.
“Saat
kami tinggal di pulau itu, adikku pernah berkata bahwa dia ingin naik ke posisi
tertinggi.” Ucap Hwang Tae. Raja kaget dan Tuan Heo hanya bisa melonggo
mendengarnya.
“Saat
itu, kupikir dia ingin menjadi jenderal. Kanselir tidak ingin Pangeran
Yeongchang naik takhta. Dia ingin putra Anda naik takhta.” Kata Hwang Tae
“Cukup!
Apa Kau tidak tahu betapa sulitnya menyingkirkannya? Jadi, bagaimana bisa kau
mengampuninya dan berusaha membuatnya naik takhta untuk menggantikanku?
Beraninya kamu. Teganya kau!” ucap Raja mencengkram baju Tuan Heo
“Apa yang
Anda takutkan? Aku percaya bahwa Anda tidak berhak lagi menempati posisi itu.”
Kata Tuan Heo. Raja marah tuan Heo karena berani sekali
“Seorang
raja tidak boleh membunuh rakyatnya atau keturunannya sendiri. Tidakkah Anda
tahu bahwa Raja harus adil dalam putusannya dan melindungi rakyatnya?” ucap
Tuan Heo mencoba menyadarkan.
“Tutup
mulutmu!” teriak Raja. Tuan Heo mengingatkan kaalu Raja sudah menelantarkan rakyat, teman lama, bahkan bayi
sendiri.
“Beraninya
kau.” Ucap Raja. Tuan Heo kembali bertanya apa yang ditakutkan, saat itu Raja
langsung menusukan pedang. Hwang Tae jatuh lemas karena ketakutan.
“Sudah
kubilang diam.” ucap Raja terlihat sangat marah pada Tuan Heo, lalu tersadar
kalau baru menusuk temanya.
“Apa yang
telah kulakukan? Tidak!” kata Raja panik melihat darah keluar dari tubuh Tuan
Heo.
Flash Back
"20 tahun lalu selama invasi
Jepang"
Di sebuah
desa terlihat banyak nyawa yang mati didepan Raja, Tuan Heo dan juga Tuan Jung.
Raja melihatnya berpikir mereka harus bertanggung jawab pada keputusan mereka,
lalu bertanya di mana orang yang harus bertanggung jawab sekarang.
“Kenapa
orang-orang yang tidak punya kuasa memilih negara atau raja mereka harus
menemui kematian menyedihkan seperti ini?” ucap Raja langsung menutup mata
seorang yang mati dengan mata melotot.
“Aku akan
berbeda. Meski mereka tidak punya pilihan, akan kupastikan mereka bahagia
menjadi rakyatku. Aku akan menciptakan perdamaian di dunia.” Ucap Raja. Tuan
Heo dan Tuan Jung yang meihatnya sepertibangga dengan Raja.
Raja
menangis melihat Tuan Heo, Tuan Heo mengaku selalu mengagumi air mata Raja
sampai hari ini. Raja terlihat sangat bersalah, Tuan Heo mengaku ingin tetap di
sisi Raja dan mewujudkan keinginannya. Raja meminta Tuan Heo agar Jangan bicara
lagi.
“Panggil
tabib! Panggil sekarang juga!.. Tidak... Kau tidak boleh mati. Tidak!” teriak
Raja seperti sangat bersalah. Tuan Heo sudah tak bias menahanya dan akhirnya
tanganya pun jatuh lemas. Yool Moo melihatnya terlihat tersenyum.
Anak buah
Tuan Heo jalan bersama dengan Tuan Jung, mereka mencoba untuk kabur. Saat itu
pengawal kerajaan lewat, keduanya mencoba untuk sembunyi. Setelah itu anak buah
Tuan Heo bertanya Apa yang akan dilakukan.
“Aku
harus menemui Ratu.” Kata Tuan Jung. Pelayan ingin tahu Bagaimana caranya dan
menurutnya harus menemui putranya
“Dia
tidak boleh mengetahui kebenarannya. Hanya Ratu yang bisa melindunginya sampai
akhir.” Kata Tuan Jung
“Aku akan
mencari cara.” Ungkap Pelayan. Tuan Jung menolak karena akan mencarinya sendiri
dan menyuruh pelayan agar pergi saja.
“Aku
diminta melindungi Anda sampai akhir oleh Tuan Heo.” Kata Pelayan.
Nok Du
akhirnya kembali ke istana, melihat panglima dengan tangan penuh darah bertanya
apakah terluka. Si panglima terlihat gugup langsung menghilangkan noda
ditanganya, dan mengaku baik-baik saja lalu bertanya apakah sudah menemukan
tempat kuburannya.
“Mereka
tidak ingat lokasinya. Itu sudah lama sekali.” jelas Nok Du. Panglima pikir mereka
boleh pergi.
“Kita
tidak perlu mencarinya lagi.” Kata Panglima. Nok Du terlihat bingung.
“Jadi...Suruh
mereka pergi dahulu. Aku harus mandi.” Ucap Panglima. Nok Du pun tak banyak
bertanya lagi.
Sepasang
pria dan wanita langsung mengucapkan terimakasih karena sudah diperbolehkan
pergi. Nok Du pikir itu perintah Yang Mulia. Si wanita mengaku bersyukur
selamanya.
Saat
ditempat jemuran Nok Du tersenyum melihat Dong Jo sedang menjemur seperai,
seperti sangat bahagia hanya menatapnya.
Sementara si pria dan wanita ketakutan melihat Dong Joo mencoba untuk
tak menatapnya.
Nok Du
teringat kalau harus mengantar keduanya dan langsung mengajar keluar dari
istana. Sepasang wanita dan pria bergegas pergi tak ingin lagi berada dalam
istana.
Nok Du
tiba-tiba datang mengambil seprai dan membantu Dong Joo menjempur pakaian dan
langsung memarahi kalau sudah mulai bekerja padahal masih sakit. Ia pun bertanya Apa harus mulai bekerja hari
ini. Dong Joo pikir Nok Du tak perlu membantunya.
“Kau
Duduk dan istirahatlah atau berdiri di sana dan lihat aku.” Ucap Nok Du sambi
mengoda. Dong Joo mengeluh mendengarnya.
“Omong-omong,
kenapa kau di sini?” tanya Dong Joo. Nok Du mengaku datang untuk menemui Dong Joo.
“Kau akan
kubawa pergi begitu meninggalkan istana.” Ucap Nok Du. Dong Joo pun ingin tahu
setelah itu apa. Nok Du terlihat bingung.
“Astaga,
kau belum merencanakannya.” Ejek Dong Joo, Nok Du pikir ada terlalu banyak tapi
belum memutuskan.
“Apa kau
mau naik ayunan?” tanya Nok Du. Dong Joo setuju kalau mereka bisa ke sana.
“Dan
untuk besok, Tahukah kamu ada pertandingan ssireum di pasar? Ayo kita
lihat.. Lalu lusa... Kita...” ucap Nok
Du berpikir. Dong Joo hanya menatapnya. Nok Du bertanya ada apa menatapnya.
“Bukan
apa-apa... Baiklah. Kita lakukan semua yang kita bisa.” Ucap Dong Joo
“Baik.
Aku akan menunggu di pintu belakang.” Kata Nok Du. Dong Joo menyuruh Nok Du
cepatlah pergi karena Nanti ada yang melihatnya.
Nok Du
setuju pamit pergi, Dong Joo pun kembali berkerja. Tapi saat itu tiba-tiba No
Du muncul kembali dari balik jemuran. Ia lalu memberiknc cincin dari tangkai
bunga, Dong Joo kaget menerimanya lalu bertanya Apa ini
"Kupetik
saat menuju kemari." Tuan Hwang menyuruhku mengatakan itu. Tapi bunganya
memang cantik. Jadi, kupetik untukmu.” Ucap Nok Du dan langsung mencium tangan
Dong Joo lalu pamit pergi.
Nok Du
akan berjalan pergi, tapi tiba-tiba Dong Joo menariknya dan langsung memeluknya
dari belakang. Nok Du terlihat kaget, Dong Joo memeluk erat dari belakang
setelah itu menyuuh Nok Du pergi. Nok Du tersenyum menerima pelukan.
Nok Du
berjalan di istana kaget melihat Raja. Raja melihat Nok Du memanggil Kepala
Petugas Administratif Yeon terlihat tubuhnya lemah. Kasim pun menahan raja agar
tak jatuh. Nok Du akhirnya menatap Raja di dalam kamarnya sambil minum.
“Kenapa
kau melihatku seperti itu?” tanya Raja. Nok Du pikir Raja tidak pernah terlihat tenang sejak kali
pertama bertemu Raja hingga hari ini.
“Tahukah
kau, aku merasa paling tenang saat menyelinap keluardan bertemu denganmu? Apa
Kau sudah dengar tentang apa yang kulakukan hari ini?” ucap Raja
“Ya, Yang
Mulia.” Kata Nok Du. Raja bisa mengerti. Nok Du ingin tahu apakah itu karena
pria yang dirinya dan Tuan Baek kejar
“Apa Tuan
Heo menyembunyikannya...” kata Nok Du yang langsung disela oleh Raja.
“Tidak... Semua ini salahku... Semuanya
salahku. Sejak hari itu. Semuanya berubah menjadi salah sejak hari itu.” Ucap
Raja.
“Jika
Anda menyadarinya, pasti ada solusinya.” Komentar Nok Du. Raja mengaku sering
bermimpi buruk tentang malam itu.
“Itu Menakutkan
dan mengerikan. Tapi tahukah kau apa yang paling kutakutkan? Jika aku kembali
ke masa lalu, aku tidak akan berani membuat pilihan lain.” Kata Raja.
“Yang
Mulia... Apakah Anda ingat...” ucap Nok Du lalu panik melihat Raja tak sadarkan
diri lalu membantu membaringkan di tempat tidurnya.
“Apa aku
bagian dari malam mengerikan itu?” tanya Nok Du menatap Raja seperti sudah
tertidur.
Raja
bermimpi kembali saat menusuk Tuan Heo dalam penjara, Tuan Heo terlihat menatap
penuh dendam dan amarah. Raja ketakuta mencoba kabur tapi pintu penjara
terkunci lalu berteriak agar ada yang membuka pintu untuknya.
Flash Back
Raja
menemui peramal dengan pedang di lehernya, Si peramal mengatakan Langit
menginginkan raja baru. Raja terlihat marah meminta si peramal agar mengulangi
perkataannya. Peramal memberitahu kalau Putra Raja yang akan lahir pada tanggal
19 November dan akan menjadi raja berikutnya.
“Apa
katamu? Apa itu masuk akal? Coba Lihat aku. Aku menyapu medan perang
menggantikan ayahku. Aku masih hidup dan sehat. Tapi, Apa raja berikutnya akan
lahir dalam beberapa hari?” kata Raja penuh amarah. Peramal membenarkan.
“Ayahku juga menginginkan itu. Jika bukan
karena perang, maka aku tidak akan menjadi Putra Mahkota. Namun, kini aku Putra
Mahkota. Akhirnya aku menjadi Putra Mahkota! Sudah cukup dengan langit, dan
katakan kepadaku. Apa yang harus kulakukan?” tanya Raja.
“Anda
tidak bisa mengubah atau mencegah keinginan langit, Yang Mulia.” Kata peramal
“Tahukah
kau dampak ucapanmu itu?” kata Raja. Peramal mengaku tidak
bisa berbohong tentang keinginan langit hanya karena takut kehilangan nyawanya.
“Aku akan
mengubah takdir itu. Aku akan mencegah itu terjadi. Aku pasti akan menjadi
raja!”tegas Raja dan langsung menusukan pedang ke wanita dengan pedangnya.
Akhirnya
Raja terbangun, Nok Du panik melihat raja berpikir akan memanggil tabib dan berpikir kalau harus
memanggilkan kepala kasim. Raja heran melihat Nok Du yang menangis
“Tidak,
Yang Mulia... Aku tidak menangis.” Kata Nok Du dan melihat Raja kembali
tertidur.
Flash Back
Ratu
mengendong seorang anak lalu memberitahu Raja kalau ini adalah anaknya yaitu
putranya. Raja menatap sang anak yang baru lahir dan mengetahui kenyataan kalau
akan menjadi raja lalu akan mencekik leher anaknya.
“Aku sungguh
berharap kau tidak akan pernah tahu orang macam apa aku ini.” Ucap Raja pada
Nok Du yang ada disampingnya. Nok Du hanya bisa terdiam.
Bersambung
ke "Episode 22"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar