Da Jung turun mengunakan eskalator, Jung Gi langsung
mengejarnya memberikan kalau itu pakaian yang sama dengan yang dimiliki oleh Da
Jung. Da Jung melipat tanganya dada merasa Jung Gi itu sedang menyuapnya
sekarang sambil menyindir cara kerja Lovely dalam bisnis.
“Tidak! Hanya saja aku sudah
menyebabkan ketidaknyamanan. Jadi
aku memberikan ini sebagai
ganti rugi. Jadi aku mohon... ambilah” kata Jung Gi,
Da Jung berhenti berjalan, Jung Gi pun tertunduk dan arah matanya menatap ke
bagian dada yang tertutup dengan penjepit kertas
“Dan apa yang kau lihat sekarang? Jika kau ingin meminta maaf, kau
harus melihat mataku bukannya dadaku” kata Da
Jung, Jung Gi menyangkal dengan bersumpah kalau tak melihat ke bagian dada
“Pertama kau secara seksual
melecehkanku, lalu kau mencoba untuk memaksaku. Jadi kau pikir beberapa kemeja akan cukup untuk membayar itu?” ucap Da Jung, Jung Gi pikir tak pernah pelecehan
seksual?
“Apakah kau pikir aku tidak
melihat kau memperhatikan bagian
belakangku?”
kata Da Jung, Jung Gi teringat saat masuk terpesona melihat lekuk tubuh Da Jung
dan hanya bisa tertunduk.
Da Jung langsung menarik baju Jung Gi, mengatakan kalau Mata
untuk mata, gigi untuk gigi. Jung Gi binggung apa
yang akan dilakukan Da Jung padanya. Da Jung langsung merobek baju Jung Gi sama
seperti yang dilakukan sebelumnya. Semua orang yang ada dilobby tertawa melihat
Jung Gi dengan kemeja robek.
Jung Gi masih ada diatas gedung dengan wajah frustasi,
kembali bergumam menatap ke bawah untuk segera melompat
“Bagaimana aku bisa berakhir seperti ini” jerit Jung Gi
tak percaya
Hyun Woo tiba-tiba datang berteriak memanggil Jung Gi
menanyakan apa yang sedang dilakukanya. Jung Gi langsung turun dari tangga
mengaku kalau pemandangan di pinggir gedung sangat indah sambil menenangkan
dirinya karena tak jadi loncat.
Keduanya berada di bagian atap lainnya. Hyun Woo
menyalakan rokoe sambil mengumpat karena keadaan yang sangat membuatnya
frustasi, dengan Da Jung yang Kepribadiannya sungguh mengerikan, bahkan membalas dengan hanya karena kesalahan kecil.
“Bagaimana bisa ia merobek pakaian
pria di siang hari?” kata Hyun Woo tak percaya
“Dia bilang, "mata untuk
mata, gigi untuk gigi."ucap Jung Gi
“Tunggu. Apakah rumor itu benar? Wanita itu, Ok Da Jung, ternyata memiliki sesuatu pada pria. Dia
seperti legenda di Gold Chemicals dan tidak
pernah berhenti bahkan setelah dipekerjakan dan dipromosikan dengan cepat
karena atasannya menyukainya.” Jelas Hyun Woo
“Kau tahu maksudku, kan? Dia telah berbaring di "sofa
promosi." Dia
berada di tempatnya sekarang karena ada sesuatu dengan pria. Dia pasti telah melakukanya dengan rekan kerja,
tetapi juga dengan mitra bisnis serta
orang-orang dari perusahaan koperasi, dan orang yang bekerja untuk pesaing
mereka!” kata Hyun Woo dengan rasa keyakinan
“Aku yakin dia diceraikan 3 kali
bukan tanpa alasan.” Pikir Jung Gi tak percaya
“Aku mendengar dia memanggil orang
ke hotel saat dia ingin bekerja dengan mereka. Lalu
Mereka meeting sepanjang malam, dan menandatangani kontrak pada
hari berikutnya. Ini
sebuah pola!!!” tegas Hyun Woo
“Aku berharap bahwa dia baru saja
meneleponku seperti itu! Dan Aku akan
melakukan apa saja untuk kembali dipekerjakan!”kata
Jung Gi
Hyun Woo mengatakan bukan seperti itu alasan Da Jung
menelpnya, menurutnya jika Jung Gi tidak menyenangkan
hatinya maka mungkin saja dirinya yang akan
mengorbankan diri untuk kebaikan yang lebih besar,
tapi tetap saja Ada batas-batas tertentu yang tak boleh dilewati, lalu menuruni atap gedung.
“Apakah ini semua yang tersisa?
Apa aku harus menyerahkan semua diriku?” gumam Jung
Gi memikirkan nasibnya.
Bong Gi menelp kurir makanan dan meminta untuk menyetrum
ke aki mobil milik kakaknya. Si Kurir memberitahu pasti akan dimarahi bosnya
kalau tahu ternyata ia harus berkerja seperti itu. Bong Gi sudah memastikan
bahwa ayahnya ada di kantor keamanan.
“Kau tahu bahwa aku akan jadi
daging panggang jika aku tertangkap oleh ayahmu
juga, kan?” keluh si pengantar makanan
“Baiklah.... aku mengerti. Haruskan aku mencoba mobilnya
lebih dulu?” kata Bong Gi masuk ke dalam mobil
Bong Gi memutar kunci mobil dan mobil pun menyala
kembali, dengan berteriak bahagia mengucapkan terimakasih, Kurir meminta
bayaran 50rb Won, tapi Bong Gi malah menyuruh kurir itu pergi saja dan
melajukan mobilnya. Si kurir terus berteriak meminta bayaran 50rb won.
Seluruh petugas pindahan membawa kardus-kardus melewati
tangga dan meminta mereka mulai menyusun barang-barang yang besar lebih dulu ke
dalam rumah. Si kakek tua yang masuk ke dalam balkon tak melihat didepannya ada
sepeda milik Woo Joo, jatuh tersandung dan berteriak pengelangan tanganya jadi
sakit karena harus tertekan. Petugas yang lain menanyakan keadaan si kakek,
sang kakek berteriak kesal pada sepeda yang menghalangi jalanya sambil
menendangnya.
Beberapa saat kemudian, Woo Joo keluar rumah sudah
memakai helm dan siap bersepeda dengan wajah gembira. Tapi wajahnya langsung
binggung melihat sepedanya sudah tak ada dibawah tangga, ia melihat ke lantai
bawah tak ada juga sepeda hadiah dari sang ayah. Akhirnya ia hanya bisa
menangis karena sepeda miliknya sudah hilang.
Jung Gi menganti kemejanya yang sudah robek, sambil
menerima telp dari bagian gudang. Manager Gudang memarahi Jung Gi yang
melakukan kesalahan karena sudah menyakinkan akan mendapatkan kontrak produksi
dan bisa mengembangkanya. Jung Gi terdiam karena beberapa timnya menatapnya
saat datang ia pun milih untuk berada dibalik dinding menerima telp dari
Manager Gudang.
“Kau bilang akan yakin dapat kontraknya, jadi aku mulai membuat persiapan. Lalu Apa yang harus aku lakukan
sekarang? Aku
dengar ini terjadi karena kau merusak samplenya!”
jerit Manager Gudang
“Maafkan aku, tapi aku pikir kita harus
menyerah pada Gold Chemicals. Tolong tunggu sampai aku mendapatkan kontrak yang lagi.” Kata Da Jung merasa bersalah.
Young Mi langsung berteriak tak menyangka karena keadaan
yang sangat mengerikan dan
Dampaknya akan menjadi besar, Mi Ri merasa Direktur
Jo tak aka membiarka keadaan ini. Hyun Woo mendengar dari Sek Wang dengan
keadaan yang mengerikan ini mereka juga memiliki banyak pihak yang ada didalam kontrak,
merasa keberuntungan perusahaan berubah secepat itu.
Mi Ri panik karena mungkin itu artinya mereka harus pergi
dari perusaahaan sekarang. Hyun Woo meminta agar Mi Ri tak berteriak, Young Mi
pikir bukan itu masalahnya, tapi apakah mereka masih bisa digaji oleh
perusahaan dan bertanya-tanya siapa yang akan bertanggung jawab dengan hal itu.
Jung Gi mendengar kegelisahan rekan kerjanya tentang semua kesalahan yang
diperbuatnya.
Di ruangan, Direktur Jo memakan pulahan coklat yang disimpan
pada laci meja kerjanya dengan cepat. Sek Wang masuk membawakan segelas air
putih agar mulutnya tidak terasa mual lalu kembali keluar ruangan.
Jung Gi pergi ke ruangan Direktur Jo menanyakan apa yang
dilakukan Direktur Jo sekarang. Sek Wang mengatakan gula
darah Direktur Jo menurun, jadi sering
makan makan coklat
karena menurut atasnya bisa kembali baik-baik saja dengan makan semuanya. Jung Gi pikir akan berbicara dengan Direktur Jo nanti
saja.
Tuan Nam menelp Jung Gi dari kantor kemananan,
memberitahu kalau sepeda yang diberikan pada Woo Joo menghilang. Jung Gi kaget
karena tadi pagi masih melihatnya tapi disiang hari malah menghilang. Tuan Nam
merasa kalau mungkin sepeda itu dicuri tapi melihat dari rekaman CCTV tak
terlihat ada yang mengambilnya.
Woo Joo menangis sesunggukan sambil berjongkok karena
sepeda dari ayahnya hilang. Jung Gi meminta ayahnya agar menyuruh Bong Gi yang
adik agar mencarinya. Tuan Nam memberitahu kalau Bong Gi tak ada dirumah dan
mobil milik Jung Gi juga tak ada. Jung Gi berteriak kaget karena mobil
diparkiran juga menghilang.
Di sebuah kedai coffee.
Bong Gi berbicara dengan dua wanita, dengan wajah
tampanya memberitahu kalau berkerja di bisnis
kecil yang berhubungan dengan berlian. Didepan kedai, sebuah mobil pengerek mobil
siap menarik mobil yang dinaiki Bong Gi karena parkir sembarangan.
Sementara Bong Gi masih merayu dua wanita berjanji
apabila mendapatkan semua berlian itu maka akan memberikanya, sebesar bulatan
tanganya. Dua wanita itu hanya tersenyum bahagia. Saat itu juga mobil milik
Jung Gi langsung ditarik karena melanggar aturan.
Jung Gi berusaha menelp adiknya yang tak diangkat
telpnya, dengan berteriak sambil mengumpat. Beberapa pegawai sempat
mengernyitkan dahinya karena Jung Gi mengumpat pada telpnya. Jung Gi pun hanya
bisa terdiam dengan menutup telpnya lalu langsung berdiri karena melihat
Direktur Jo keluar dari ruangannya.
“Aku yakin kalian semua menyadari
sekarang, kalau kita dalam
situasi yang serius. Kita sedang menghadapi
kesulitan sebelumnya, tapi sudah mengatasinya setiap kali datang !!! Kita akan tetap
bersama-sama dan bisa
melewati ini. Benarkan? Aku
percaya kalian!” ucap Direktur Jo, semua
pegawai mengangguk
“Sebaiknya orang-orang yang tidak
melakukan apa-apa selain merugikan perusahaan,
mencoba untuk bercermin pada dirinya sendiri dan lebih baik meninggalkanya
sendiri saja. Inilah
sebabnya mengapa orang dilahirkan
dengan akal sehat.” Sindir Direktur Jo lalu
memberikan semangat pada timnya agar terus berkerja keras
Jung Gi hanya bisa diam karena disindir oleh atasan
karena membuat semua ini jadi berantakan. Setelah Direktur Jo pergi
meninggalkan kantor, semua pandangan mengarah pada Jung Gi karena membuat
perusahaan jadi seperti sekarang.
Jung Gi menuruni tangga kantor sambil bergumam “Aku sudah
berumur 41 tahun. Hal yang bisa aku lakukan di usiaku setelah aku
berhenti... adalah Mencari pekerjaan lain, menjalankan restoran
ayam dengan menjual kimbap, atau jadi menjadi supir.”
Di depan gedung sudah ada Bong Gi yang menunggu kakaknya,
lalu berpura-pura kalau tak sengaja bertemu dan dengan bangga kalau mereka itu
memang punya telepati yang hebat. Jung Gi melepaskan tangan adiknya karena
sudah tahu pasti adiknya akan datang ke kantornya.
“Apa yang kau lakukan dengan
mobilku? Huh? Dasar bajingan!!! Kau saja belum
mendapatkan SIM untuk mengemudikan mobil!!” teriak Jung Gi kesal
“Wow, Tuan Nam Jung Gi. Kau sangat mengesankan bisa mengingat itu semuanya” puji
Bong Gi,
“Masalah apa kali ini yang kau buat? Apakah kau membuat goresan pada mobil orang lain? Apakah
kau membuat mobil terjebak pada suatu tempat? Ataukah kau nyetir
sambil mabuk? Kau tidak menabrak orang, kan?” jerit Jung
Gi sambil mencengkram baju adiknya.
Sebuah surat penyataan diisi oleh Jung Gi dan petugas
meminta agar membayar denda 147,000 won. Bong Gi meminjat punggung kakaknya supaya rileks setelah
membayar denda dengan kesalahan yang dibuatnya. Jung Gi hanya menghela nafas
karena harus membayar denda dengan sesuatu yang tak diperbuatnya.
Didalam mobil, Bong Gi mengoceh merasa sangat
takut dan bertanya-tanya apakah harus mengaku atau tidak tapi menurutnya tindakanya sekarang itu sangat bagus,
dengan penuh keyakinan kalau kakaknya datang nanti makan jumlah asuransinya
akan naik. Jung Gi dengan wajah lesu hanya bisa mengucapkan terimakasih.
“Kau tahu, aku pikir itu
benar-benar berkah bahwa mobil itu diderek. Ini semua
mungkin akan jadi lebih buruk, Aku bisa tertangkap karena
mengabaikan lampu lalu lintas Atau
melakukan tabrakan kecil, bahkan memukul seseorang dengan
mobil! Oh.... hanya memikirkanya saja membuatku seperti sangat
mengerikan” ucap Bong Gi merasa semua kesalahan ini adalah berkah
“Oh. Terimakasih banyak dengan semua ini, Dasar
brengksek!!” kata Jung Gi langsung memukul adiknya.
Bong Gi berteriak kesakitan, Jung Gi pun langsung meminta
maaf karena sudah memukul adiknya. Bong Gi langsung tersenyum memuji kakaknya
yang memang sangat baik dan meminta agar menunggu saja, karena nanti ia yang
akan membayar biaya kuliah Woo Joo dan mengurus pengunduran diri kakaknya. Jung Gi hanya bisa mengucap syukur
mendengarnya
“Kalau begitu.... Investasikan
30 juta won padaku... Aku punya
teman yang memiliki berlian
di Kamerun dan yang
dia perlu lakukan adalah menambang mereka, namun ia tidak memiliki crane! Jika aku membeli crane dan kirim melalui...” ucap Bong Gi lalu melihat kakaknya mulai menangis
“Wow, kau bahkan tahu caranya memberikan perhatian padaku. Kau benar-benar
dewasa sekarang.” Puji Jung Gi dan langsung memukul kembali
adiknya yang berpikir diluar akal sehat mengenai berlian dan juga meminta
dibelikan alat berat.
Woo Joo melihat ke bagian pinggir apartement untuk
mencari sepedanya, lalu berjalan ke parkiran sepeda dan tak menemukanya. Tanpa
mau menyerah mencari parkiran sepeda lainya untuk mencari sepeda miliknya. Ia
melihat seorang anak yang lewat didepanya mengendarai sepeda, akhirnya
tangisnya kembali keluar karena sepedanya sudah hilang.
Jung Gi mengantar adiknya pulang dan menyuruh agar
mencari sepeda milik Woo Joo disekitar apartement dan menghibur anaknya. Bong
Gi bertanya kenapa kakaknya tak masuk dulu ke rumah. Jung Gi mengaku belum
selesai mengurus pekerjaan dikantornya jadi harus segera pergi. Bong Gi
menyakinkan sang kakak pasti akan menemukan sepeda milik Woo Joo.
Ketika keluar dari rumah, Jung Gi melihat sang ayah
sedang berkerja menjadi satpam dan harus membantu barang bawaan padahal
tubuhnya sudah tua renta. Mata Jung Gi berkaca-kaca melihat sang ayah masih
saja berkerja diusia yang sudah tua.
Ia memberhentikan mobilnya setelah berbelok dari lampu
merah, mengingat ucapan Direktur Jo yang menyindirnya, “Sebaiknya orang-orang yang tidak melakukan apa-apa
selain merugikan perusahaan harus bercermin pada diri sendiri” Lalu dengan penuh rasa keyakinan harus bisa bertahan karena punya keluarga untuk diberi
makan. Lalu melihat ke ponselnya dengan nomor Manager Ok Da
Jung, tapi rasa takutnya kembali datang.
Da Jung baru selesai mandi dan mengeringkan rambutnya
dengan handuk. Ketika akan memakan krim wajah melihat masih ada sisa sampel
milik Jung Gi yang disimpan pada dompet riasnya. Ia kembali memakainya dengan
menaruh lebih dulu di punggung tanganya dan mengoleskan pada wajahnya.
Pesan masuk ke dalam ponselnya “Aku mohon beri
aku satu kesempatan lagi” tulis Jung Gi pada
ponselnya. Da Jung melihat sampel cream yang ada ditanganya sambil mengigit
bibirnya.
Jung Gi keluar dari mobil sambil menahan ingin buang air
kecil sambil berjongkok, bunyi pesan masuk ke dalam ponselnya. “Datang
ke kamar 1302 di Berry Hill Hotel.” Balas Da Jung. Jung Gi kaget terlihat binggung apa yang
harus dilakukanya. Teringat kembali cerita Hyun Woo tentang Da Jung yang pasti
memiliki sesuatu dengan yang namanya pria.
Lalu sebelumnya Da Jung mengatakan kalau “Mata diganti
dengan mata dan gigi dengan gigi” dan membalas dengan merobek kemajanya juga. Jung Gi benar-benar kebinggungan apa yang
harus dilakukan sekarang sambil mengingat pertemuan “Aku dengar dia menelepon orang ke hotel saat ia
ingin bekerja. Mereka meeting sepanjang malam, dan tanda tangan
kontrak esok harinya. Ini sebuah pola!!!”
“Kirimkan surat
pengunduran dirimu segera! Dan pergilah dari pandanganku!” jeritan Direktur Jo pun kembali masuk ke dalam pikiran
Jung Gi. Ia mengingat anaknya yang bahagia mendapatkan sepeda tapi sekarang
sepedanya hilang dan ayahnya masih saja berkerja dengan keras walaupun diusia
tua.
“Baiklah... Aku sekarang seorang Manager! Ini pasti sangat mungkin! Bahkan jika aku harus
mengorbankan tubuhku...!!! Jika ini adalah sesuatu yang
tidak dapat dihindari, bahkan jika aku tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya...” ucap Jung Gi dengan penuh keyakinan berdiri dan siap
menghadapinya, tapi kembali berjongkok memikirkan tentang cara menghindarinya.
Taburan bunga bertebaran dilantai dan Da Jung sedang
berada di dalam bathtub. Jung Gi masuk melonggo melihat Da Jung yang sedang
berendam. Da Jung mengedipkan mata mengoda, Jung Gi menuangkan wine seperti
seorang pelayan.
Da Jung meminumnya, lalu mulai mengelus wajah Jung Gi,
terlihat Jung Gi panik karena disentuh bagian pipinya. Da Jung mengarahkan kepala
Jung Gi agar menatapnya dan menariknya, lalu menciumnya. Jung Gi terlihat kaget
dan sedikit berteriak tapi Da Jung terus saja menciumnya.
Jung Gi memoyongkan mulutnya didepan pintu hotel dan
mulai menyadarkan diri dari khayalanya. Ia mulai mengatur nafas menyakinkan kalau
khayalannya itu Tidak mungkin terjadi jadi minta agar otaknya tak berpikir berlebihan dan mulai mengetuk pintu.
Da Jung membuka pintu dengan jubah mandinya, Jung Gi pun
masuk dan menutup pintu kembali. Da Jung duduk dengan menyilangkan kakinya,
bagian pahanya terlihat, Jung Gi masih berdiri dengan wajah ketakutan. Da Jung merasa Jung Gi itu ingin diberi
kesempatan jadi ia memutuskan untuk memberikan kesempatan dan meminta Jung Gi
agar melakukan dengan baik. Jung Gi mengerti dan meminta izin untuk membuka
pakaiannya lebih dulu. Da Jung pun membiarkan Jung Gi melakukan sesukanya saja.
Da Jung pergi ke dapur untuk membuatkan secangkir teh,
Jung Gi mulai melepas jaket,dasi sepatu,
lalu kemeja dan celana panjangnya. Da Jung mulai menyeduh teh dengan air panas
tanpa menyadari Jung Gi sudah membuka seluruh bajunya.
Jung Gi ingin membuka boxernya tapi memilih untuk tetap
mengunakan saja dan melepaskan kaos kakinya. Da Jung kaget melihat Jung Gi yang
sudah membuka seluruh bajunya dan hanya mengunakan pakaian dalam. Jung Gi tahu
memiliki banyak kekurangan tapi sekarang akan melakukang dengan sebaik mungkin.
Da Jung binggung dengan yang dikatakan Jung Gi dan
langsung mengumpat karena berpikir dirinya itu seperti wanita murahan. Jung Gi
binggung, Da Jung langsung melempar bantal memberikan pelajaran pada Jung Gi.
Tapi Jung Gi malah berpikir demi pekerjaannya bisa menerima seluruh pukulan
dari Da Jung. Da Jung berteriak kalau Jung Gi seorang psikopat, dan menendang
bagian selangkangan. Jung Gi jatuh lemas dan menahan rasa sakitnya.
Jung Gi didorong keluar kamar, mencoba berteriak sambil
mengedor pintu ingin menjelaskan yang terjadi. Da Jung membuka pintu, langsung
melempar semua baju yang dilepaskan Jung Gi sambil kembali mengumpat. Jung Gi
kembali mengedor pintu meminta agar Da Jung bisa mendengarnya.
Da Jung menelp bagian keamanan hotel, memberitahu
dilantai 13 ada seorang gila yang telanjang dan meminta agar menyingkirkanya
segera. Jung Gi melihat sesuatu dilantai, bekas bungkus sample produknya. Dua
orang kemanan hotel datang dan langsung mengeret Jung Gi keluar, beberapa tamu
hotel melihat Jung Gi hanya mengunakan boxer diseret dari lobby.
Jung Gi makan dengan Hyun Woo, menanyakan apa yang dikatakan
sebelumnya itu memang benar. Hyun Woo menanyakan apa yang dikatakan. Jung Gi
mengulang kata-kata Hyun Woo yang berkomentar kalau Da Jung itu sangat menyukai
laki-laki. Hyun Woo yakin yang dikatakan itu bukan bohong sambil menuangkan
soju.
“Memangnya Kenapa? Apa kau ingin mengetesnya atau melakukan sesuatu?” tanya Hyun Woo, Jung Gi tak mengakuinya dan langsung
meminum sojunya.
Ia mengeluarkan bekas bungkus sample di saku celananya
dan mengingat kembali ucapan Da Jung “Aku kira, kau ingin kesempatan lain. Aku akan kasih kesempatan, jadi
lakukan yang terbaik.” Jung Gi langsung mengerti
dan pamit pergi. Hyun Woo pun bertanya kemana Jung Gi akan pergi.
Pagi hari
Da Jung meminum tehnya sambil menatap jendela kamar
hotelnya, pesan masuk dari [Best Cosmetics Welcome Team- Kami
akan menunggu untuk mendengar balasan darimu.]
Bunyi bel pintu kamarnya terdengar, ketika membuka pintu Jung Gi sudah ada
didepan kamarnya.
“Perilaku diriku kemarin tidak dapat diterima dan Aku sangat menyesal.” Ucap Jung Gi, Da Jung langsung menutup pintunya dan
Jung Gi langsung menahanya.
“Pemasaran fokus yang aku usulkan adalah "penyembuhan"” kata Jung Gi berusaha agar mendapatkan persetujuan. Da
Jung berteriak menyuruh Jung Gi keluar tapi Jung Gi tetap mendorong pintu dan
berusaha untuk masuk.
“Sebuah serum untuk menyembuhkan
masa muda yang rusak. Tap-Tap Serum. Itulah
nama sebenarnya dari ramuan serum yang aku perkenalkan.” Jelas Jung Gi tentang produk yang dibuatnya, Da Jung
menegaskan Jung Gi sudah membuat kesempatanya kemarin.
“Ya, itu sebabnya aku ekstra
hati-hati, karena itu kesempatan terakhirku. Karena tidak ada hal seperti
kesempatan kedua untuk subkontraktor seperti kita. Kami hanya berusaha untuk menarik
melalui sentimentalitas, karena kami buru-buru.” Jelas Jung Gi
“Apakah aku pernah memperlakukanmu
buruk karena menjadi peringkat yang lebih
rendah dariku?” ucap Da Jung merasa disalahkan.
“Tidak, aku bertanggung jawav atas
diriku sendiri. Aku
memintamu untuk mengevaluasi produk dengan adil tapi aku benar-benar hanya ingin memberikan yang terbaik, dan
bertindak gegabah.” Jelas Jung Gi
“Gold Chemicals tidak akan tanda
tangan kontrak dengan Lovely selama
ada aku masih ada diperusahaan” tegas Da Jung, Jung Gi menahan
tangan Da Jung memohon agar memberikan kesempatan satu kali lagi dan langsung
melepaskan tanganya karena Da Jung melirik dingin padanya.
“Aku mohon agar bisa review
lagi sekali. Aku mohon padamu.” Kata Jung Gi
membawakan proposal. Da Jung langsung mengambil dan membuangnya.
“Keluar dari sini sekarang sebelum aku menuntutmu karena pelecehan
seksual! Bukankah
kau dengar aku menyuruhmu keluar!?” jerit Da
Jung
“Aku tahu ini bukan tempatku, tapi
aku akan berbicara sedikit. Karena
ini kesempatan terakhirku. Tolong
lupakan fakta bahwa kau kalah dengan penempatan posisi di Paris
karena Manager Lee dan
evaluasi produk kami dengan adil. Aku
akan menunggumu.” Kata Jung Gi menaruh
berkasnya lalu membungkuk dan keluar dari kamar.
Di luar kamar, Jung Gi bersadar di dinding menangis
karena tak berhasil mendapatkan kontrak kerja, seperti merasa dirinya sangat
tidak berguna.
Jung Gi menyerahkan surat pengunduran dirinya, lalu
membungkukan badan sebagai salam perpisahan pada Direktur Jo.
“Aku sangat sadar
diri kalau sifatku adalah pesimis defensif. Sederhananya, aku menyadari tipe orang seperti
diriku. Dan untuk wanita itu, aku pernah mendengar darinya. Seperti yang
diharapkan, tidak ada hal seperti itu, sebagai kesempatan kedua untuk orang sepertiku.” Gumam Jung Gi
Jung Gi memasukan semua barang-barangnya termasuk buku
Kepemimpinan Pemalu. Hyun Woo pikir Jung Gi belum resmi dipecat jadi tak perlu
berkemas. Jung Gi meminta maaf karena mereka kehilangan
kontrak ini disebabkan oleh dirinya dan juga mengenai
kesepakatan bagian design lalu mengembalikan ID Cardnya pada Young Min.
Dengan membawa semua barangnya, Jung Gi berpesan agar
memberitahu Manager Gudang kalau ia yang akan menemuinya nanti. Hyun Woo, Mi
Ri, Young Min terlihat sedih dengan kepergian Jung Gi.
Woo Joo hanya bisa duduk diam melihat semua temanya yang
mengendarai sepeda sambil membunyikan belnya. Jung Gi melihat anaknya yang
hanya duduk melihat semua temanya main sepeda, lalu memanggil anaknya dan duduk
disebelahnya, bertanya apa yang dilakukan anaknya disana. Woo Joo mengatakan
tak melakukan apapun dan heran melihat ayahnya sudah pulang cepat.
Jung Gi beralasan sudah berkerja lembur kemarin jadi bisa
pulang lebih awal. Woo Joo kembali melihat semua temanya bermain sepeda, Jung
Gi langsung berjanji akan membelikan sepeda baru lagi untuk anaknya. Woo Joo
langsung tersenyum bahagia, Jung Gi meminta untuk menunggunya, Woo Joo bisa
mengerti walaupun ada raut wajah sedihnya. Jung Gi memeluk anaknya dengan penuh
kasih sayang.
Keduanya bersama-sama ingin masuk kedalam rumah, Jung Gi
mengeluh tetangga barunya sangat berisik karena mendengar suara bor. Woo Joo
tiba-tiba menjerit melihat gambar sepedanya tertempel di pintu. Jung Gi membaca
tulisanya “Silahkan datang mengambil kendaraan yang diparkir
secara ilegal.” Lalu teringat kembali saat keluar dari rumah tasnya itu
sempat terjatuh karena berusaha keluar dari pintu dan akhirnya presentasinya
gagal karena samplenya pecah, Direktur Jo memarahinya supaya segera
mengundurkan diri.
Jung Gi pergi ke pintu kamar 902, Woo Joo memberikan
semangat agar ayahnya bisa mendapatkan kembali sepedanya. Jung Gi menekan bel
tapi tak ada sahutan, akhirnya ia mengedor pintu agar si pemilik rumah keluar.
Yoon Ho keluar bertanya siapa orang yang datang, Jung Gi menegaskan kalau ia
adalah orang yang tinggal didepan rumah.
“Rasanya aku akan gila karena
dirimu! Begitu
banyak hal buruk padaku karena sesuau yan sangat sialan
sudah kau lakukan! Aku benar-benar terganggu, tapi aku menahannya
sampai sekarang. Aku
bisa mengatasi masalah yang
lain, tapi tidak dengan ini! Jadi Kau
mengambil sepeda anakku?” jerit Jung Gi tak terima,
Yoon Ho berkomentar ternyata sepeda itu milik Jung Gi
“Bagaimana bisa kau mengambil
sepeda anak tanpa berkata apapun dan meminta izin? Lihatlah sekarang, Akankah ini masuk akal setelah aku melaporkanmu atas pencurian?” jerit Jung Gi
“Pertama, tolong tenang. Aku akan memanggil pemilik tempat ini, jadi kenapa kalian berdua tidak
membicarakan ini?” kata Yoon Ho memang tangan
Jung Gi
Jung Gi langsung menarik tanganya tak ingin disentuh oleh
Yoon Ho, sementara Yoon Ho masuk ke dalam rumah agar memanggil pemilik rumah
sebenarnya. Jung Gi merasa si pemilik itu tak perlu bermain-main lagi dengan
dirinya. Woo Joo memberikan jempol pada ayahnya yan bisa melawan tetangga yang
mengambil sepeda miliknya.
“Apakah kau pemilik dari parkiran
sepeda ilegal ini?” ucap seseorang keluar dari
rumah, Jung Gi membalikan badanya dengan nada tinggi membenarkan.
Da Jung berdiri depan Jung Gi dengan melipat tanganya
didada. Jung Gi langsung terbatuk melihat Da Jung berdiri didepanya, begitu
juga Da Jung yang kaget ternyata Jung Gi yang memiliki sepeda itu, pria yang
sangat membuatnya marah dari beberapa hari terakhir.
bersambung ke episode 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Lucu liat sgala pemikiran Dan kesalahpahaman Nam jung gi, Lee yo won tambah cantik, chansung itu chansung g ngeh pas adegan dibangunin. Semangat mbk nulis sinopnya
BalasHapusMbak lanjut yaaa..semangat ditunggu ep 2..makasih sinopsisnya..
BalasHapusMbk bikin sinopsis goodbye mr.black donk pleasee.....
BalasHapusMbk bikin sinopsis goodbye mr.black donk pleaseee ......
BalasHapussuka bgt akhirnya ada drama terbaru unie lee yo won lg.crtanya jg unikk..lee yo won tmbh cantik..ahh...tlg jgn brenti bikin sinopsissnya y mbak... fighting!,,
BalasHapusini lagu pengiringnya judulnya apa ya??
BalasHapus