Seung Chan berada didepan pintu ruangan Prof Bae,
terlihat sedikit ragu. Akhirnya ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu, Prof
Bae terlihat kaget melihat Seung Chan yang datang keruangannya. Seung Chan
masuk kedalam ruangan bertanya apakah ada yang dinginkan Prof Bae karena ia
akan pergi ke supermarket.
Prof Bae kaget Seung Chan ingin pergi ke supermarket,
lalu bertanya tentang kakinya yang sakit. Seung Chan mengaku karena plester
pereda sakitnya sangat ampun jadi bisa langsung hilang dan bertanya apa yang
dibutuhkan Prof Bae sekarang. Prof Bae mengatakan membutuhkan
pelipat akordeon.
Seung Chan mengajak Prof Bae untuk ikut bersamanya jika
memiliki waktu luang. Prof Bae tak percaya sikap Seung Chan berubah. Seung Chan
merasa Akan sangat bagus untuk pergi bersama karena tidak akan kesepian sambil mengambil jaket Prof Bae untuk membantu
memakainya. Prof Bae memakainya dengan wajah bahagia.
Di supermarket
Seung Chan melihat patung dengan pakaian dingin, lalu
meminta Prof Bae mengulurkan tanganya dan memasangkan sepasang sarung tangan
warna biru. Dengan senyuman lebarnya, Seung Chan memuji itu sangat cantik dan
mengambil syal dan dipakaian pada leher Prof Bae serta sebuah topi juga. Prof
Bae tersenyum karena Seung Chan itu sangat perhatian padanya. Seung Chan
tersenyum memuji Prof Bae yang cantik dan mengajak untuk selfie bersama.
Keduanya mencoba makanan tester, Seung Chan seperti biasa
menyuapi Prof Bae, wajah Prof Bae terlihat malu-malu menerima suapan dari Seung
Chan. Terdengar teriakan ahjussi dari sisi supermarket lainya “Kami menjual
cumi-cumi dari Sokcho dengan harga hanya 2.000 won
sekarang!”
Seung Chan menceritakan sangat menyukai cumi tumis, Prof
Bae pun menawarkan diri untuk memasakan untuknya. Seung Chan tertawa mengaku
sangat berterimakasih kalau Prof Bae mau melakukanya, lalu mengajak untuk
berlari karena diskonya hanya untuk 50 orang pertama, dan menarik tangan Prof Bae untuk berlari. Prof Bae tak
bisa menutupi rasa bahagia saat berlari bersama Seung Chan.
Hye Rim masuk ke dalam sebuah rumah, berteriak apakah ada
orang dirumah. Seorang wanita keluar dari rumah memberitahu Tuan Kim sedang tak
ada dirumah. Hye Rim pikir akan menunggunya lalu bertanya apakah Ahjumma itu
ingin pergi ke suatu tempat.
Keduanya pun duduk ditempat biasa bertemu dengan Tuan
Kim, Ahjumma menceritakan Tuuan Kim biasanya
adalah orang yang baik tapi seperti yang sudah diketahui kalau Tuan Kim itu benar-benar
keras kepala, menurutnya semua itu adalah keluarga
dan adik bungsunya tapi Ketua
Kim tidak meneteskan air mata sedikit pun.
“Bagaimana mereka meninggal?” tanya Hye Rim, Ahjumma melonggo ke bagian ruangan
dibelakangnya.
“Dulu, ini adalah tempat yang sangat bagus. Mereka adalah keluarga bahagia di
Yeonhui-dong.” Cerita Ahjumma, Hye Rim tak percaya,
Ahjumma meminta Hye Rim merahasikan hal ini.
“Pria pendiam itu minum terlalu
banyak. Dia akan pingsan sepanjang
waktu.” Cerita Ahjumma sedih, Hye Rim berpikir kalau pria itu
adalah seorang
pecandu alcohol.
Soo Hyun bertemu perawat di rumah sakit, Perawat mengaku
tak tahu banyak tapi selama ini pasienya itu dirawat
di rumah sakit setelah mulai berjuang melawan
alkoholisme lalu....
Hye Rim kaget mengetahui kalau akhirnya bunuh diri, Ahjumma
menceritakan bukan hanya istrinya tapi anaknya
juga lalu menutup mulutnya seperti tak seharusnya membahas
hal itu. Hye Rim benar-benar Shock mendengarnya.
Hye Rim kaget melihat Soo Hyun keluar dari mobil, Soo
Hyun menunjuk mobil disampingnya dan ingin memberikan hadiah itu. Hye Rim
melonggo sambil berjalan mendekat tak percaya Soo Hyun yang tiba-tiba
menghadiahkan sebuah mobil.
“Iya. Kau tidak mau menggunakan
milikku, meskipun aku
selalu mengatakan kepadamu untuk melakukannya, jadi... Apa kau tidak suka mobil ini?” ucap Soo Hyun
“Tidak, aku tidak bisa menerima
ini. Ini pemberian yang terlalu besar” kata Hye
Rim tak enak hati
“Tetapi hadiah yang lebih keren
ada di dalam.” Ucap Soo Hyun sambil membuka pintu
mobil.
Keduanya masuk kedalam mobil, Hye Rim duduk dibelakang
kemudi bertanya apa sebenarnya yang dilakukan Soo Hyun didalam mobil. Soo Hyun
tahu Hye Rim penuh dengan energi, jadi memodifikasi mobilnya dengan warna merah seluruhnya. Hye Rim tak percaya Soo Hyun memilih semuanya sendiri.
Soo Hyun pun mengambil tas sebagai hadiah karena Hye Rim
pasti membutuhkanya ketika mengemudi. Hye Rim melihat sebuah kacamata hitam,
Soo Hyun bertanya apakah Hye Rim menyukai semua yang diberikanya. Hye Rim
dengan wajah tersenyum mengaku sangat menyukainya lalu memakainya. Soo Hyun
mengucap syukur karena Semuanya
terlihat bagus untuk pacarnya.
“Ini adalah satu-satunya dan aku modifikasi mobil untuk Go Hye Rim. Apa kau menyukainya?” tanya Soo Hyun
“Iya. Tapi bagaimana kau tahu
semua yang aku suka?” kata Hye Rim tak percaya,
Soo Hyun beralasan selalu memperhatikannya.
“Aku merasa sangat bersalah... Aku
tidak melakukan apa pun untukmu.” Ucap Hye
Rim, Soo Hyun pikir Hye Rim bisa melakukan sesuatu sekarang.
Hye Rim pun memeluk Soo Hyun dengan erat.
Mata Soo Hyun semakin terlihat tak tulus karena semua ini
hanya eksperiment, sambil bergumam “Keuntungan terbesar Pria Subjek A, akses kepada kekayaan materi. Aku memberinya mobil.”
Dirumahnya, ia kembali menuliskan jurnal dalam
komputernya.
“Karena aku menyesuaikan
semuanya seperti kesukaannya, dia sangat tersentuh. Aku merasa seolah-olah
rencana B berlangsung dengan baik. Mari kita tinjau ulang
semua aspek Rencana B sekali lagi.”
“Pertama, tidak marah
kepadanya.”
“Kedua, secara agresif
menawarkan kasih sayang tak terbatas dan hadiah.”
“Ketiga...
Dalam hatinya bergumam “Go Hye Rim adalah seorang wanita yang akan meninggalkanku suatu
hari.Aku harus tetap menjaga emosiku.”
Lalu kembali menuliskan jurnalnya “ Ketiga, jangan mencintai Go Hye Rim.” Terlihat mata Soo Hyun sangat tidak percaya ada cinta
sejati dalam kehidupanya.
Tiga Pak cumi ukuran besar, beberapa bahan dan juga resep
cumi tumis diatas meja. Prof Bae
terlihat sangat bahagi mulai mengiris-ngiris cumi dengan ukuran kecil lalu
memotong bawang bombay. Setelah itu menumis semua bahan yang sudah dipotongnya
diatas wajan yang sudah diberi minyak.
Setelah itu baru dimasukan setengah dari cumi dipiring,
beberapa saat kemudian, cumi sudah diberi gohujang dan Prof Bae mencobanya
dengan wajah bahagia. Lalu memulai dengan menu yang lainya, wajahnya panik
karena warna makannya menjadi sangat hitam. Lalu menelp Hye Rim meminta
bantuanya.
Semua jenis masakan cumi ada diatas meja, Seung Chan tak
percaya semua masakan itu dimasak oleh Prof Bae. Prof Bae mengaku hanya
membantu mempersiapkan bahan-bahanya saja tapi Hye Rim yang memasak semuanya.
Hye Rim menceritakan Prof Bae yang memasak tumis cumi dan rasanya sangat enak.
Soo Hyun berterimakasih pada Prof Bae atas hidanganya.
Ji Ho tiba-tiba berteriak ketika mereka akan mulai makan,
bertanya kenapa mereka tak memanggil Yoo Rim juga. Hye Rim pikir adiknya itu
tak akan datang karena harus mengedit. Seung Chan membisikan Hye Rim agar
adiknya itu bisa berlari datang ke restoran. Hye Rim tertawa mendengarnya dan
langsung memasang speaker ponselnya.
“Yoo Rim, apa yang harus aku
lakukan? Seorang
pencuri masuk ke pusat konsultasi! Polisi
datang dan membawanya pergi, tapi
semua kacau di sini” jerit Hye Rim berakting
panik, Yoo Rim kaget menanyakan keadaan kakaknya.
“Aku baik-baik saja, tapi Soo Hyun
menjadi botak Di
kepalanya karena orang itu menarik
rambutnya.” Cerita Hye Rim, semua menahan tawa
hanya Soo Hyun yang terlihat cemberut.
“Bagaimana Ji Ho? Apa dia terluka?” tanya Yoo Rim panik
“Dia baik-baik saja, tapi Seung
Chan sedikit terluka. Kami
berada di ambulans sekarang, dalam perjalanan ke rumah sakit.” Cerita Hye Rim
“Apakah Prof Bae sudah tahu? Prof Bae menyukai Seung Chan,kan? Cepat dan mengatakan padanya
bahwa Seung Chan terluka! Menyakitkan
ketika kau memiliki perasaan untuk seseorang dan dia terluka! Cepat dan hubungi dia....” jerit Yoo Rim, Hye Rim kaget langsung mematikan
ponselnya.
Semua langsung terlihat tegang karena terbongkar semuanya
di meja makan. Prof Bae hanya diam saja karena semua orang bisa tahu perasaanya.
Hye Rim terlihat ketakutan, Soo Hyun akhirnya mencairkan suasana dengan
menawarkan Prof Bae untuk minum anggur.
Prof Bae mengangguk walaupun wajahnya sangat tegang, Soo
Hyun akhirnya pergi mengambil wine. Hye Rim berdiri menyuruh Ji Ho ambil
beberapa hidangan lalu berpikir cepat untuk
menyuruh Seung Chan mengambil
air minum. Seung Chan yang terlihat gugup pun memilih untuk keluar dengan
melirik. Prof Bae hanya bisa diam lalu meminta izin untuk pergi ke toilet, Hye
Rim pun mengangguk dengan wajah sedih.
Tapi Prof Bae pergi ruanganya dan membiarkan ruanganya
tetep gelap dengan menenangkan diri yang sangat shock karena perasaanya di
ketahui oleh semua orang.
Di semua sudah kembali berkumpul, Ji Ho turun ke lantai
satu memberitahu Prof Bae tidak ada di kamar mandi ataupun diruangan. Pesan masuk ke dalam ponsel Soo Hyun
“Prof Choi,
aku minta maaf karena sudah pergi tanpa berkata apa-apa. Untuk
pusat konsultasi, aku akan mengambil cuti dari pekerjaan untuk
sementara waktu.”
Soo Hyun terlihat sedih, Hye Rim seperti sudah bisa membaca dari mimiknya langsung
berdiri kalau semua ini tidak benar dan berusaha akan pergi menemuinya. Soo
Hyun menahanya menurutnya Prof Bae membutuhkan sedikit waktu, Jadi lebih baik membiarkanya. Seung Chan terlihat gelisah
mengetahui yang sebenarnya.
Tuan Kim merapihkan rambutnya didepan jendela ruanganya,
Seketaris datang memberitahu orang-orang menemukan
anaknya. Keduanya sudah sampai dirumah sakit, sambil
berjalan Seketaris menceritakan Menurut saksi, Yun Woo bertingkah seperti orang
tunawisma selama beberapa hari dan berkeliaran
di depan rumahnya setiap
hari.
Didepan sebuah kamar rawat, Tuan Kim masuk ke dalamnya
melihat anaknya terlihat ketakuatan. Perlahan ia mendekati anaknya dan ingin
memegang anaknya. Yun Woo benar-benar ketakutan menghindarinya bertanya siapa
orang itu. Tuan Kim kaget anaknya tak mengenai ayahnya, akhirnya ia meminta
seketarisnya meminta menghubungi Soo Hyun dan juga Hye Rim.
Keduanya segera datang dan disambut oleh Seketaris untuk
menemui Yun Woo di ruang rawatnya. Yun Woo duduk dengan tenang menceritakan tak
tahu apa terjadi karena ketika bangun sudah ada dirumah sakit. Hye Rim pun
bertanya apakah Yun Woo tidak mengenalinya juga. Yun Woo menatap sebentar dan mengaku
belum pernah melihat sebelumnya.
Soo Hyun bertanya apakah Yun Woo masih bisa mengingat untuk
menuliskan sebuah kalimat atau nomor telp. Yun Woo mengangguk, Soo Hyun
bertanya apakah Yun Woo ingat
apapun tentang keluarganya Seperti
bagaimana ibunya meninggal. Yun Woo mengatakan ibunya itu
masih ada.
Tuan Kim melepaskan semua otot tubuhnya dengan menarik
dua tanganya ke depan. Soo Hyun dan Hye Rim mendatanginya, Tuan Kim bertanya
apakah anaknya bisa mengembalikan ingatannya. Soo Hyun mengatakan tak tahu tapi
mungkin saja bisa kembali dan bisa juga beberapa bulan dan itu tak akan ada
yang tahu.
“Sebelumnya.Tidak pernah terjadi
yang seperti ini pada anakku Dia
kabur dan tidak pernah kehilangan
ingatannya.” Cerita Tuan Kim
“Menurutmu, kenapa dia menjadi
seperti ini?” tanya Soo Hyun
“Kenapa kau menanyakan itu? Itu tugasmu untuk menjawab
pertanyaan itu.” Kata Tuan Kim kesal
“Karena kami percaya bahwa ini
terkait dengan apa yang terjadi pada
keluargamu. Kau harus meminta agar memberitahunya
agar.....”ucap Hye Rim tapi Tuan
Kim langsung menyela.
“Kenapa kau terus bertanya tentang
urusan keluargaku? Apa
yang mereka harus lakukan dengan hal ini?”kata Tuan
Kim dengan nada tinggi
“Kita harus mencari tahu apa yang
menyebabkan semua ini. Tidak mungkin bagiku untuk
mendampinginya karena dia kehilangan
semua ingatannya. Untuk
saat ini, kita harus mengumpulkan petunjuk Dan kau mengenal Yun Woo lebih baik dari orang lain.” Jelas Soo Hyun dengan tatapan dingin
“Istriku meninggal. Anakku
meninggal. Jadi...
kami berdua tinggal sendirian. Kalian Senang?” kata Tuan Kim ketus
“Aku tidak datang ke sini bukan
karena aku mau. Tapi Kau memanggilku ke sini, ingatkan? Jadi, jika kau akan bertindak
seperti ini...” tegas Soo Hyun dengan mata melotot
“Apakah kau datang ke sini untuk
menasihatiku? Aku
memanggilmu ke sini untuk putriku! Jadi,
kau harus berbicara dengannya. Lalu ,
kenapa terus bertanya padaku...” jerit Tuan Kim
Lalu ia berpikir Soo Hyun itu mencoba
untuk mengatakan bahwa dirinya
yang membuatnya seperti ini. Soo Hyun menjawab
dengan tegas kalau itu adalah salah satu kemungkiannya, dan memberitahu Yun Woo hanya mengatakan kepadaku
satu hal yaitu Bahwa ayahnya... lalu mengubah kalimatnya kalau Tuan Kim yang membunuh ibunya, kakak,
dan bibinya. Tuan Kim marah mengebarak meja mengancam kalau Soo Hyun terus mengatakan omong kosong seperti
itu lebih baik pergi lalu mengatakan tak ingin bertemu Hye
Rim lagi melihat sikap keduanya seperti itu.
Tuan Kim sedang tertidur lelap lalu terusik dengan suara
tertawa orang yang sedang mengobrol ketika ia membuka mata dan terbangun
melihat istri, adik dan juga anaknya sedang mengobrol sambil tertawa, lalu ia
terjaga dari tidurnya dan menyadari kalau semua hanya mimpinya saja.
Akhirnya ia duduk dan mengambil segelas air dengan
berjejer tiga cangkir, terdengar suara dari depan kamarnya lalu mengeser pintu
kamar, ada istri, adik dan anaknya sedang makan bersama. Matanya langsung
melotot melihat ketiganya yang sudah meninggal datang lagi kerumahnya.
Terdengar teriakan Tuan Kim didepan pintu cafe tapi tak
ada yang menyahut, akhirnya ia berlari ke lantai dua masuk sambil berteriak
memanggil Hye Rim. Ji Ho yang ada disana memberitahu Hye Rim sedang mengambil
biji kopi. Tuan Kim makin binggung.
Soo Hyun yang mendengar keributan keluar dari ruangan
bertanya apa yang terjadi. Tuan Kim menceritakan harus
segera bertemu dengan Hye Rim karena “Mereka
muncul” Soo Hyun makin binggung bertanya siapa yang dimaksud
mereka. Tuan Kim berkata siapa lagi kalau bukan istri, adik adan anaknya jadi
ia harus memanggil pengusir setan
sebagai satu-satunya cara lalu tiba-tiba
bertanya jam berapa sekarang.
Tuan Kim sudah ada diruang konsultasi, sambil meminum
terus jejeran tiga gelas didepanya. Lalu ia menaruh lembaran tissue berjumlah
tiga lembar diatas meja. Soo Hyun terus melihatnya dari ruang rahasia gerak
gerik Tuan Kim. Tuan Kim terbatuk sebanyak tiga kali diatas tissue lalu
menegakan tubuhnya sambil berdeham memberishkan kerongkoanganya.
Ia kembali membersihkan jaketnya sebanyak tiga kali,
didepan wajahnya tiga kali seperti berusaha menyadarkan dirinya sendiri. Soo
Hyun terus menatapnya tanpa berkedip. Tuan Kim lalu kembali meminum air yang
ada didalam gelas.
Akhirnya Soo Hyun masuk ke dalam ruang konsultasi,
bertanya sejak kapan Tuan Kim mulai melakukan hal-hal itu. Tuan Kim dengan ketus mengatakan bukan urusan Soo
Hyun dan kembali membersihkan jaket dan juga wajahnya. Soo Hyun memberitahu tuan
Kim yang melakukan segala sesuatu di tiga kali lalu bertanya alasannya dan apa sebenarnya yang
ditakutinya. Tuan Kim ingin mengambil minumnya, Soo Hyun langsung menahanya.
“Aku yakin bahwa pada awalnya, kau
melakukan ini hanya untuk
ketenangan pikiran. Seperti Untuk
menangkal kutukan. Benar atau tidak? Tapi
itu telah menjadi semakin parah. Kapan
itu menjadi semakin buruk?” tanya Soo Hyun
berusaha untuk tenang.
“Tinggalkan aku sendiri. Aku hanya merasa harus
melakukannya sekali lagi.” Kata Tuan Kim keras kepala
“Ini adalah penyakit, tuan. Kau perlu mendapat konsultasi
yang tepat, dan…” ucap Soo Hyun tapi Tuan Kim
yang marah langsung melempar gelas sampai pecah berkeping-keping.
Soo Hyun kaget melihat Tuan Kim sampai marah memecahkan
barang, Tuan Kim mencoba menahan emosi mengaku tidak dalam keadaan pikiran terbaik
hari ini dan memilih untuk pergi. Soo Hyun memberitahu kalau
keadannya akan semakin buruk, Tuan Kim menengok kepalanya. Soo Hyun menjelaskan
bukan hanya saat minum air, meludah, membersihkan tenggorokan Dan jika Tuan Kim berbuat kesalahan saat melakukannya, maka harus mengulanginya.
“Kau bisa terjebak melakukan ini
untuk satu,
dua, bahkan sepuluh jam. Kau
memerlukan perawatan. Kau
harus melepaskan apa yang mengganggumu jauh di dalam otakmu” kata Soo Hyun, Tuan Kim tak peduli memilih untuk
keluar dari ruangan dengan wajah marah.
Hye Rim kaget mengetahui kebiasan buruk Tuan Kim. Soo
Hyun menceritakan Tuan Kim yang datang di pagi
hari tapi dorongan obsesifnya semakin buruk. Hye Rim menanyakan
pendapat Soo Hyun tentang alasan Tuan Kim melakukan hal itu
“Aku tidak yakin, tapi aku yakin
itu dimulai dengan sesuatu yang
sederhana. Kita
semua kadang-kadang menjadi seperti itu juga. Kau tahu, meluruskan sesuatu yang
salah untuk membuat dirimu
merasa lebih baik.” Jelas Soo Hyun sambil terus
berjalan mondar mandir
“Ya, aku juga merasa seperti itu. Jika ada rambut yang menempel
pada seseorang, maka aku
akan merasa lebih baik setelah aku menyingkirkannya.” Cerita Hye Rim
“Iya. Pada tingkatan itu, bisa
dianggap normal. Tapi
kadang-kadang, paksaan seperti itu bisa menembus pikiran kita. Misalnya, Korea bermain melawan
Jepang. Kau
merasa seperti Korea selalu kalah ketika kau menonton, maka kali ini kau memutuskan untuk
tidak menonton.” Jelas Soo Hyun dengan
menyadarkan tanganya diatas kursi
Hye Rim terlihat panik karena merasakan seperti itu dan
mengartikan dirinya itu memiliki masalah. Soo Hyun mengeleng menurutnya Memutuskan
untuk tidak menonton bukan masalah besar. Tetapi jika itu menjadi lebih
buruk, itu yang menjadi
masalah besar.dengan memberikan contoh Misalnya,
tiba-tiba, Hye rim
berpikir... Jika melintasi
jalan ini sekarang, sesuatu yang buruk akan
terjadi pada suaminya.
“Jika paksaannya sangat buruk,
mereka bisa terjebak dalam hal
itu selama berjam-jam pada suatu waktu.” Jelas Soo
Hyun, Hye Rim khawatir menanyakan keadaan Tuan Kim sekarang.
“Tua Kim bertindak seperti ini untuk menyingkirkan apa
yang membuatnya
gelisah. Dia hanya
merasa nyaman jika dia melakukan apapun yang dia lakukan, tiga kali
berturut-turut. Kebiasaan
ini telah berkembang dari waktu ke waktu jadi sekarang dia harus melakukan
segala sesuatu tiga kali, seolah-olah
itu ritual. Dan yang paling penting lagi sekarang,
itu sudah menjadi semakin buruk.” Tegas Soo
Hyun, Hye Rim bertanya apa yang bisa mereka lakukan pada Tuan Kim
“Pertama, kita harus tahu kenapa
dia merasa tidak nyaman. Tapi
dia memaksa tidak mau memberitahu kita. Kita harus mencari tahu apa
masalahnya. Tapi... Hye Rim. Apakah kau sudah makan?” kata Soo Hyun
Hye Rim pergi ke ruang tengah betapa terkejutnya melihat
makanan diatas meja, Soo Hyun tahu Hye Rim yang sudah pergi pagi-pagi sekali
untuk membeli biji kopi dan pasti belum sempat sarapan jadi ia sengaja
membuatkan semua makanan ini untuknya. Hye Rim tak percaya bukan hanya omelet
tapi juga salad ada didepanya.
“Apa Kau membuat semua ini sendiri?” tanya Hye Rim tak percaya
“Aku yakin makanan yang kubuat tidak
akan terasa enak. Coba lihat Ini sedikit terbakar di sisi ini.” kata Soo Hyun, Hye Rim mencoba omelet buatan Soo Hyun
dan mengatakan kalau itu sangat lezat.
“Aku benar-benar tersentuh.” Ungkap Hye Rim, Soo Hyu pun menuangkan segelas minuman
dan meminta Hye Rim mencobanya.
Hye Rim melihat jari Soo Hyun yang diberi plester, Soo
Hyun menceritakan hanya mengalami sedikit luka bakar saat sedang membuat telur. Hye Rim terlihat sangat khawatir karena Pasti
sangat menyakitkan. Soo Hyun merasa kalau Hye
Rim memakan semuanya maka jarinya itu akan menjadi jauh lebih baik. Hye Rim
kaget mendengarnya dan melihat senyuman Soo Hyun terlihat diwajahnya.
“Apakah ada sesuatu yang kau butuhkan,
Soo Hyun?” tanya Hye Rim, Soo Hyun bertanya balik
kenapa menanyakan hal itu.
“Aku ingin melakukan apapun yang
aku bisa untukmu. Apa
ada sesuatu yang kau inginkan? Selain
sesuatu yang aku tidak mampu.” Kata Hye Rim
Soo Hyun berpikir sejenak lalu mengatakan sangat
menginginkan Go Hye Rim. Hye Rim meminta Soo Hyun tak bercanda dan mengatakan yang sebenarnya karena pacarnya itu melakukan semua untuknya tapi ia tak
pernah melakukan apapun dan bertanya apa ada sesuatu yang diinginkan Soo Hyun.
Soo Hyun mengeleng karena yang dibutuhkan adalah hanya Hye Rim saja.
Hye Rim berkaca-kaca mendengarnya dan teringat saat ada dirumahnya, Soo Hyun meminta
agar merekam surat video untuknya, senyuman Hye Rim terlihat seperti mengetahui
sesuai yang dinginkan Soo Hyun.
Soo Hyun mengigit jarinya dengan menatap layar komputer
dengan wajah serius, terlihat dilayar dengan sebuah grafik batang [Tugas 3: Gantung 100 pita dari masing-masing
warna di
pohon dan berteriak, "Aku mencintaimu!"]
Lalu mengingat kembali kata-kata Hye Rim yang ingin melakukan
sesuatu untuknya dan kembali melihat layar komputernya. Ia akhirnya menelp ke
florist meminta dikirimkan bunga pada Hye Rim cafe Madame
Antoine besok pagi dan akan kirim melalui e-mail
pesan yang di tulis pada kartu jadi meminta segera
cek sebentar lagi.
Soo Hyun membuka emailnya mengetikan pesan “<Hye
Rim. Bisakah kau menggantung 100 pita di pohon dan berteriak "Aku
mencintaimu," besok?” ketika ingin menklik kirim
jarinya getar tapi akhirnya ia pun menklik tanpa mau melihat ke layar komputer.
Pagi hari ketika sedang mengepel lantai cafe, deringan
telp terdengar pegawainya ingin mengangkat tapi Hye Rim mengatakan kalau ingin
mengangkat sendiri. Seorang ahjusi memberitahu dari layanan pegiriman bunga dan
bertanya apakah ia berbicara dengan Go Hye Rim. Hye Rim membenarkan dan Ahjussi
memberitahu ada buket bunga untuknya. Hye Rim tersenyum bertanya dari siapa
bunga itu.
Soo Hyun akan bersiap-siap pergi ke kantor, lalu
mendengar ada bunyi email masuk ke dalam ponselny dan membuka di laptopnya.
Terlihat email dari Hye Rim dengan subjek
[Surat Video untuk Soo Hyun] Soo Hyun melihatnya, terlihat Hye Rim menekan sendiri
kamera terlihat ragu apakah sudah terekam akhirnya ia duduk dengan tegap karena
tanda lampu merah berarti kamera sudah merekamnya.
“Hai, Soo Hyun! Kau benar-benar terkejut, kan?” ucap Hye Rim dengan senyuman melambaikan tanganya.
“Maaf aku menolak untuk mengirimkan
surat video yang sebelumnya. Ada
sesuatu yang tidak aku pahami pada saat itu...Aku tidak tahu kalau kau sangat
menyukaiku.”kata Hye Rim, Soo Hyun terus menonton
video yang dibuatnya tanpa disuruh.
“Aku mengira kalau aku tidak akan
mampu mencintai siapa pun lagi. Karena
bekas luka lamaku yang begitu dalam, Kupikir
bahwa cinta akan menjadi beban bagiku. Jadi,
terima kasih telah membuatku merasakan hal itu lagi.” Cerita So Hyun yang membuat video diruang TV rumahnya
“Dan sejujur, aku tahu bahwa aku tidak
memiliki kualitas yang baik, dibandingkan
denganmu. Aku
bertindak karena marah, dan keras padamu dengan sengaja. Sekarang, aku sudah
merubah cara pendekatanku. Aku akan menjadi seseorang yang
cocok untukmu. Aku akan
mencoba yang terbaik. Aku
mencintaimu dengan sepenuh hati, Soo Hyun.” Ucap Hye
Rim lalu membentuk hati dengan tangan diatas kepalanya sambil mengatakan “I
Love U”
Soo Hyun tersentuh mendengar pengakuan Hye Rim dan
padahal sebelumnya sudah meminta sesuatu dengan mengirimkan bunga.
Hye Rim menerima bunga dan membuka kartu yang terselip
dalam buket bunga, mobil Soo Hyun datang dengan kecepatan penuh. Hye Rim
membaca tulisan didalam kartu “Hye Rim. Bisakah kau menggantung 100 pita di pohon dan berteriak "Aku mencintaimu," besok?”
Teringat kembali perkataan Ji Ho tentang eksperiment
kedua “Tugas ketiga pada dasarnya adalah sesuatu yang benar-benar keluar
dari norma umum. Kau harus menempatkan 100 pita berwarna di pohon lalu berteriak,
"Aku mencintaimu!" Atau semacamnya.”
Soo Hyun berlari dengan wajah panik dan melihat Hye Rim sudah
menerima buket bunga dari dirinya.
Hye Rim menatap sedih karena ternyata Soo Hyun masih
melakukan eksperiment padanya. Soo Hyun berjalan mendekati Hye Rim meminta agar
tak membacanya dan mengaku mengirimnya tanpa sengaja. Hye Rim tak percaya Soo
Hyun masih melakukanya sampai akhir.
“Aku... tahu semua tentang
eksperimen. Aku tahu
bahwa melanjutkannya kepadaku. Dan ada tugas-tugas
yang ada didalamnya, Seperti
menulis jurnal dan mengirim surat video dan semua tugas yang berbeda serta tahapan
yang berbeda! Aku tahu
tentang semua itu!” tegas Hye Rim, Soo Hyun
melotot kaget Hye Rim bisa tahu semuanya
“Tetapi tetap saja... kau masih ingin mengirim amplop ini untuk bagian ketiga? Jadi Kau hanya
benar-benar melihatku sebagai subjek dalam eksperimen.” Ucap Hye Rim
Soo Hyun meminta Hye Rim memberikan karena menurutnya ini
hanya kesalahpahaman. Hye Rim berteriak karena tak ingin disentuh oleh Soo
Hyun, lalu mengumpat Soo Hyun itu penipu bajingan dan membuang bunganya dan
masuk ke dalam cafe. Soo Hyun benar-benar hanya bisa diam tak bisa melakukan
apapun.
Yoo Rim baru akan berangkat kerja, tiba-tiba kakaknya masuk
dan langsung ke tempat tidur. Yoo Rim khawatir menanyakan apakah terjadi
sesuatu dengan kakaknya. Hye Rim dengan menahan tangisnya mengaku hanya lelah
jadi ingin tidur.
Akhirnya Yoo Rim keluar cafe melihat ada kartu dengan
bunga didepanya,dan membacanya akhirnya ia tahu kakaknya pasti sedih dengan
semua itu lalu kembali masuk cafe sambil mengumpat. Ia langsung menarik selimut
kakaknya dan bertanya apakah yang ada dikartu itu Soo Hyun benar-benar meminta
untuk melakukan bagian ketiga. Hye Rim menutup kembali tubuhnya dengan selimut
“Itu sebabnya aku memintamu
berhati-hati dengan dia! Jika
kau menngetahui kalau itu semua hanya eksperimen kau harus langsung menendang
pantatnya! Kenapa
kau membiarkan dia lolos, sementara kau menderita?” jerit Yoo Rim benar-benar geram, Hye Rim memilih untuk
menutup semua tubuhnya dengan selimut.
Soo Hyun terdiam memikirkan semua kejadian di pagi hari
yang tak disangka olehnya, dalam hatinya bergumam “Dia tetap
mengirimkan surat video itu kepadaku...meskipun dia tahu tentang eksperimen itu.”
Ia kembali mengulang memutar video yang dibuat Hye Rim
“Aku mengira kalau aku tidak akan
mampu mencintai siapa
pun lagi,Karena bekas luka lamaku yang
begitu dalam dan Kupikir
bahwa cinta akan menjadi bebab bagiku. Jadi
terima kasih telah membuatku merasakan hal ini lagi. Aku mencintaimu dengan sepenuh
hati, Soo Hyun.” Ucap Hye Rim lalu membentuk
hati dengan tangan diatas kepalanya sambil mengatakan “I Love U”
Soo Hyun menonton video Hye Rim dengan menahan air mata
harus karena ada orang yang benar-benar tulus mencintainya.
bersambung ke episode 14
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Ditunggu episode 14 chinggu semangat
BalasHapus