Hae Joon dan Hong Nan minum soju bersama sambil makan
ikan asin dan juga ayam goreng. Hae Joon merasa tidak
mengherankan, ketika dirinya menceritakan pada Ji
Hoon akan menikah Da Hye dan reaksinya berlebihan.
Flash Back
Young Soo tersenyum sumringah melihat poster Da Hye
sebagai Icon dari Mall Sunjin, disampingnya adalah foto Ji Hoon. Ia teringat
ketika orang mengatakan kalau mereka terlihat baik bersama-sama, saat itu tidak
terlalu memikirkannya, karena ada banyak rumor
dalam mall selain itu Da Hye juga sangat populer.
“Jika kau sudah tua, maka tidak terlihat baik... dan tidak punya uang, kau tidak
setara dengannya.” Cerita Hae Joon
mengingatnya. Hong Nan yakin memang tak mengherankan.
“Aku tahu dia pasti berkencan
dengan banyak pria. Suatu
hari, dia terlihat kurang baik. Kupikir
dia putus dengan pacarnya, Jadi aku
mengajaknya berkencan... dan
entah kenapa dia mengatakan ya.” Jerit Hae Joon sambil
menangis, Hong Nan kembali berkomentar semua memang tak heran.
“Sutradara itu menggangguku.” Kata Hong Nan yang memikirkan tentang Yi Yeon
Hae Joon meminta Hong Nan menatapnya dan mengingatkan
tentang restoranya, kalau Ji Hoon merekomendasikannya dengan
mengatakan bahwa itu
adalah tempat yang populer. Hong Nan yakin juga
dengan hal itu, karena Pria
yang dicintai gadis itu memiliki selera yang baik. Hae Joon menangis sambil merengek karena tak tahu sama
sekali. Hong Nan hanya bisa mengernyit dahi.
“Tidak mungkin. Bahkan jika semua
wanita di dunia bertingkah seperti itu, Da Hye-ku tidak akan. Aku tidak bisa melakukan ini. Aku
akan pulang ke rumah dan memeriksa.” Kata Hae
Joon mengebu-gebu ingin pergi.
“Hentikan.... Jika itu kau, apa kau akan
mengatakannya kepada kreditor?” teriak Hong Nan
menariknya.
“Aku tahu dia tidak akan mau. Tapi... Ini hanya terus...” jerit Hae Joon
“Kenapa?Apakah kau khawatir mereka
melakukannya? Apakah
kau bertanya-tanya, apa
mereka melakukannya atau
berapa kali? Atau
apakah itu lebih baik daripada denganmu?” ucap Hong
Nan
Hae Joon menjerit kalau semua itu tidak benar, Hong Nan
malah mengejeknya kalau yang dikatakan itu memang benar. Hae Joon memilih untuk
minum soju langsung dari botolnya. Hong Nan merasa apabila Hae Joon memikirkannya
dengan cara lain, menurutnya temannya itu yang
masuk diantara mereka.
“Kau mengambil kesempatanmu ketika
dia patah hati. Kau
sudah menyela. Kau tidak akan mendapatkannya
jika itu adalah pertarungan yang adil. Bagaimanapun
kau adalah pemenangnya.” Ucap Hong Nan tiba-tiba
kehilangan ayam yang ingin diambilnya, sambil merasakan suasana jadi terasa
dingin.
Hae Joon ingin mengambil botol sojunya, tiba-tiba
botolnya pun hilang diatas meja. Keduanya binggung dan panik karena makanan
mereka tiba-tiba menghilang padahal hanya ada mereka berdua saja. Lalu menjerit
melihat Ma Ya dibawah meja makan ayam goreng dan juga soju.
Da Hye melihat kotak milik suaminya dengan barang-barang
dari kantor, pertama ia melihat kalender di tanggal 24 ada banyak bintang dan
bertuliskan “harus tetap bertahan” dan itu adalah hari ulang tahun penikahan. Air
mata Da Hye kembali turun dan menaruh juga kartu tulisan suaminya didalam
kotak.
Flash Back
Didepan rumah.
Da Hye berkata menurutnya Manajer
toko yang baru mungkin benar, klau suaminya tidak
mungkin meninggalkan surat itu dan
bunuh diri. Ji Hoon mengataka kalau ia juga ingin
percaya dengan itu. Da Hye bertanya Bagaimana
suaminya pada hari itu, apakah terjadi suatu masalah.
“Aku tidak berpikir dia melakukan
sesuatu yang salah, jadi Kau
harus berhenti. Jika
kau terus melakukan hal ini, akan menjadi lebih sulit untuk keluargamu.” Kata Ji Hoon yang khawatir dengan keluarga Da Hye.
Da Hye akhirnya menaruh semua barang suaminya, lalu
memeluk anaknya untuk tidur bersama.
Pagi hari
Semua pegawai menyambut Presdir Cha dan juga Hae Joon
sambil membungkuk ketika masuk Mall. Da Hye melihat Hae Joon yang masuk Mall
mengingat sebelumnya diatap menngatakan seharusnya Hae Joon mengatakan kepadanya
alasan suaminya itu meningggal.
“Maafkan aku. Aku akan memastikan dan memberikan jawaban itu. Berikan aku waktu.” Ucap Hae Joon berjanji
Manager Ma memberitahu mereka akan
melakukan pertemuan untuk merencanakan musim mendatang dan Ketua Cha juga akan menghadirinya. Hae Joon mendengar tapi tatapanya mengarah pada Da Hye
yang terus menatapnya sambil tersenyum, lalu tersadar kalau tatapan itu bukan
untuknya tapi untuk Ji Hoon yang berjalan dibelakangnya.
Hae Joon marah langsung berjalan lebih dulu, Presdir Cha
menyikutnya karena tak ingin ada orang didepanya. Hae Joon bisa mendorongnya
sambila Presdir Cha hampir terjungkal kalau tak ditahan oleh Manager Ma. Hae
Joon pun langsung berdiri didepan Da Hye dengan tatapan marah.
“Shin Da Hye.... Sulit bagiku untuk melihatmu” ucap Hae Joon yang membuat semua pegawai wanita
menjerit tak percaya.
“Stoking berwarna pasir itu! Sangat ketinggalan jaman. Apakah
kau pikir itu sesuai dengan
Departement store ini?” teriak Hae Joon menunjuk
stocking yang digunakanya, Semua pegawai menahan tawanya.
“Dan sepatu hak tinggi itu, model yang diproduksi pada tahun
2008. Kau
mungkin mendapatkannya dengan diskon 70 persen. Tumitnya telah diperbaiki dengan
yang murah. Kau tidak
bisa menarik pelanggan VIP... dari
Sunjin Department Store dengan pakaian murahanmu. Apakah kau mengerti,Nona Shin?” teriak Hae Joon, Da Hye menyembunyikan sepatunya dan
terlihat menahan malu. Beberapa pegawai malah berbisik memuji Hae Joon yang
terlihat sangat keren ketika marah.
Ji Hoon terlihat tak enak hati melihat Da Hye yang kena
marah, beberapa pegawai berkomentar Hae Joon itu memang luar
biasa seperti yang dikatakan orang lain. Hae Joon
berjalan pergi dari Hae Joon, teringat kembali saat dia masih menjadi Young
Soo.
Flash Back
Saat itu Presdir Cha masuk kedalam Mall dan semua orang
menyambutnya dengan membungkuk. Tiba-tiba Presdir Cha berhenti dan bertanya apa
yang terjadi dengan Mall-nya itu, menurutnya mereka harus menarik
secara visual di toko ini.
“Apakah kau pikir wajah seperti
ini cocok untuk toko kita?” ucap Presdir Cha
menunjuk kearah wajah Young Soo yang jelek tak sesuai dengan image Mall.
“Aku melakukan hal
yang sama kepada Da Hye.” Gumam Hae
Joon merasa menyesal tapi setelah itu menurutnya memang harus melakukanya
karena dia sudah menyakiti perasaanya.
Presdir Cha tiba-tiba mendekat dan Hae Joon langsung
melotot tajam dan pergi. Presdir Cha bertanya-tanya apakah Hae Joon hanya
memandangnya seperti itu atau memang matanya hanya bisa melotot. Sekertarisnya
pikir kalau itu Keduanya.
Ji Hoon memberikan presentasi di podium “Peragaan
busana ini akan menampilkan banyak merek terkenal. Ini
hanya akan menargetkan pelanggan VIP... dan akan menampilkan
barang dari musim baru untuk pertama kalinya. Kita bisa berharap
untuk meningkatkan kesadaran merek... dari toko mewah yang
baru diluncurkan.”
Semua memberikan tepuk tangan, Manager duduk disamping Ma
merasa bangga kalau dirinya itu memang orang yang berwawasan karena hal yang baik jika mempromosikan
Ji Hoon ke departemen perencanaan strategis. Manager Ma juga memuji Ji Hoon adalah orang
yang dapat dipercaya dan mengatakan kalau memuji
bukan karena Ji Hoon adalah bawahnya.
“Tidak!!! Aku tidak percaya kepadanya!!!” teriak Hae Joon menunjuk ke arah Ji Hoon,
Semua petinggi terdiam termasuk ketua Cha hanya diam
sambil memegang dua kacang ditanganya. Akhirnya Hae Joon dengan senyuman malu
menjelaskan kalau harus melihat dengan matanya sendiri sambil meminta maaf. Ketua Cha mengangguk-angguk dan Sek
Wang kembali berbicara.
“Kenapa kita tidak
menyerahkannya... Pada kepala Cabang mall
yang baru?" Itu
yang dia katakan.” Kata Sek Wang mengartikan
yang dikatakan Ketua Cha.
“Tapi aku merencanakan peragaan
busana.” Ucap Presdir Cha menyela, Ketua Cha hanya bisa
berdeham.
“Itu adalah ide yang cemerlang,
tuan.” Kata Manager Ma pun bertepuk tangan. Hae Joon panik
diberi tugas oleh Ketua Cha langsung.
Di ruangan Hae Joon.
Ji Hoon memberitahu tentang merek
mewah yang akan ditampilkan dalam acara itu. Tapi Hae
Joon malah menatap Ji Hoon memikirkan Apa
yang dilakukan Ji Hoon dengan Da Hye pada hari dirinya meninggal dan pertanyaan dikepalanya datang. “Apakah kalian bertemu satu sama lain lagi? Sejak kapan? Dan ini Tanpa aku sadari? Kenapa kau putus karena Da Hye? Apakah kalian saling merindukan?”
“Kau meninggalkan mobilmu... di depan rumah tuan Kim.” Ucap Ji Hoon sadar kalau sedari tadi Hae Joon menatapnya,
Hae Joon terlihat kaget.
“Kapan dia
melihatnya? Apa yang harus kukatakan kepadanya?” gumam Hae Joon panik dengan menundukan kepala.
“Kenapa kau berkeliaran di sekitar
keluarga Young Soo?” tanya Ji Hoon.
“Haruskah aku
mengatakan bahwa aku kreditor? Ah..... Tidak. Nanti Dia akan terlibat dan mengatakan akan melunasi hutangnya.” Gumam Hae
Joon mengelengkan kepala.
“Kau memberinya hadiah konyol ini.” ucap Ji Hoon membawakan kantung belanja yang dibawakan
Hae Joon ke atas meja.
Hae Joon makin binggung menjelaskanya dan bergumam dengan
penuh amarah “kau bahkan merampas hadiahku.” Ji Hoon bertanya apa yang sebenarnya dilakukan Hae Joon
dengan semua ini. Hae Joon akhirnya berdiri bertanya apa yang dipikirkan tentang
Kim Young Soo bunuh diri. Ji Hoon
bertanya balik apakah pendapatnya penting. Hae Joon tahu keduanya itu sangat
dekat yaitu orang yang dipercaya dan sangat dikaguminya.
“Jika kau ingin pendapatku, dia bukan orang yang akan
melakukan bunuh diri. Kau
sudah tahu...” ucap Ji Hoon yang langsung disela oleh Hae
Joon
“Tidak.... Memang benar aku punya keraguan,
tapi aku berubah pikiran. Tadi
malam, Aku
melihat sesuatu yang tidak seharusnya, Kemungkinan
itu adalah bunuh diri. Dan ..... Jung
Ji Hoon, kau!!! Seorang
istri yang bersamanya selama sembilan tahun...telah menemui kekasih lamanya. Jika Kim Young Soo tahu itu, maka itu mungkin mempengaruhinya untuk
bunuh diri.” Jerit Hae Joon dan binggung karena Ji
Hoon tak mengatakan apapun.
“Kenapa kau terlihat
begitu percaya diri? Kenapa kau tidak memberiku alasan?” gumam Hae Joon semakin penasaran
“Apakah kau menyelidiki karyawan
sekarang? Kau harus
berhenti, karena Kau tidak akan menemukan apa-apa
antara Da Hye dan aku.” Jelas Ji Hoon
“Kau bilang Sebuah kesalahpahaman?
Apakah kau mengatakan ini salah paham? Kalau
begitu kenapa kau memeluknya? Apa
itu caramu menghibur orang? Apakah
ini Amerika atau Eropa?” jerit Hae Joon tak terima
“Aku tidak akan mengatakan apapun
lagi. Kau tidak
punya alasan untuk memperlakukan aku seperti ini.”
tegas Ji Hoon, tiba-tiba Hae Joon mendekatkan wajahnya pada Ji Hoon.
“Lebih baik kau ceritakan semuanya
dengan detail. Kenapa?
Pertama, aku tidak berniat untuk memiliki sampah bekerja di bawahku. Kedua, aku memiliki kewenangan
untuk memastikan... kau
tidak dapat menginjakkan kaki di industri distribusi. Ketiga, aku memiliki mulut besar
dan aku akan... memberitahu
semua orang apa yang terjadi... antara
kau dan istri Kim Young Soo. Apa
kau sudah yakin sekarang?” ucap Hae Joon mengebu-gebu,
Ji Hoon langsung mengeluar sapu tanganya dan mengelap wajahnya karena wajahnya
basah karena Hae Joon berbicara terlalu dekat denganya.
“Memang ada sesuatu di antara
kami... Young Soo tidak tahu. Tapi itu tidak seperti yang kau pikirkan.” Tegas Ji Hoon
Hae Joon makin penasaran Ji Hoon mengatakan kalau memang
ada hubugan yang tidak diketahuinya lalu bertanya sebenarnya, Ji Hoon pun
mengatak akan menceritakan semuanya tapi meminta agar mereka fokus pada pekerjaan lebih dulu
sekarang.
Hae Joon akhirnya kembali duduk dengan tenang meminta Ji
Hoon membawakan bukti kalau Young Soo bukan bunuh diri Maka ia akan mencoba untuk memperbaiki Kesalahpahamannya. Ji Hoon setuju tapi menurutnya bukan
hanya untuk membersihkan kesalahpahamannya tapi
juga untuk Young Soo.
“Ini untuk
memenangkan hati Da Hye, kan?” gumam Hae
Joon tak percaya,
Manager Ma datang karena dipanggil, Hae Joon menyuruh
Manager Ma menyeraakn semua perkerjaanya pada Jung
Ji Hoon dan Manager Ma bisa kembali ke posisinya karena menurutnya Manager Ma tidak akan melakukan banyak hal. Manager Ma mencoba menyakinkan kalau menyerahakan itu
berarti.... Hae Joon pun memberikan tanda kalau itu berarti berhenti dengan
menaruh tangan dilehernya.
Yi Yeon melempar naskah diatas meja memberitahu Suk Chul menjalankan
drama atas usaha sendiri dan menegaskan dirinya sebagai pemeran utamanya. Dengan nada mengejek Yi Yeon melihat Suk Chul itu tidak
melakukan apapun sebagai agencynya jadi tak boleh
mengambil penghasilanya dan jangan
pernah menyentuhnya.
Suk Chul dengan senyuman mengejek mengerti, Yi Yeon mengatakan
sekarang akan bekerja sendiri Jadi jangan mengganggunya karena tidak
perlu dukungan apapun dan tidak
akan mengambil bahkan satu sen pun dari
Cha Jae Gook, mantan suaminya. Hong Nan keluar kamar
mengeluh karena perutnya terasa sangat sakit dan berjalan ke dapur. Suk Chul
heran melihat ada wanita seperti itu.
Yi Yeon berteriak “Tidak boleh!!!” ketika Hong Nan ingin
minum. Hong Nan kaget mendengar Yi Yeon berteriak, Yi Yeon memberitahu Saringan
air itu milik Cha Jae Gook jadi tak boleh
meminumnya. Hong Nan tetap ingin minum. Yi Yeon tetap berteriak tak
memperbolehkan Hong Nan meminumnya.
Suk Chul mengerti bagaimana Yi Yeon itu mementingkan dirinya sendiri tapi menurutnya sikapnya itu sudah berlebihan. Yi Yeon
duduk kembali meminta Suk Chul memastikan untuk menyimpan
catatan pengeluarannya dengan
baik karena setelah dramanya selesai makan akan membayar dan meninggalkan
Agency.
“Nona Song, Kau selalu hidup mewah. Bagaimana kau akan hidup tanpa
uang? Tapi
karena kau begitu percaya diri, Aku
akan sedikit melihat bagaimana jadinya, sedikit saja.” Ejek Suk Chul lalu pergi dengan nada kesal karena tak
diberikan kopi. Hong Nan pun mengumpat pada Suk Chul yang mempermainkan Yi
Yeon.
“Bagaimana bisa kau mengatakan itu semua dengan duduk di Kursi Cha Jae Gook bahkan di rumah Cha Jae Gook? Pembersih udara itu juga
miliknya. Kenapa kau tidak berhenti bernapas saja?” teriak Hong Nan kesal, Yi Yeon dengan wajah cemberut
langsung menarik nafasnya dan menahanya.
“Aku akan melakukannya jika aku bisa dan ingin menyingkirkan semuanya. Bahkan udara kotor dari napasnya
ini.” jerit Yi Yeon kesal karena tak bisa menahan nafasnya
“Jika kau sangat ingin berada di
sekitarku, Aku akan
memberimu pekerjaan sebagai manajerku. Ada
begitu banyak anak muda yang menganggur. Kau tidak memiliki pengalaman
atau keahlian, maka Kau
menjadi manajer dari bintang Song Yi Yeon, ini adalah
seperti seseorang di surga memberikanku
satu kesempatan lagi untuk hidup. Kau
tahu itu, kan?” kata Yi Yeon, Hong Nan pun menanyakan
bayaranya.
“Aku Song Yi Yeon....Aku tidak akan melupakan bayarmu.” Tegas Yi Yeon
Hong Nan tetap bertanya bagaimana Yi Yeon akan
membayarnya, Yi Yeon kesal berpikir Hong Nan itu menuliskan surat penjanjian.
Hong Nan pikir tak perlu, Hanya meminta untuk sediakan
saja makanan dan akomodasi. Yi Yeon langsung setuju
karena menurutnya itu tak masalah.
Hae Joon berjalan lebih dulu memberitahu Ji Hoon untuk
mengangkat telpnya sebelumnya berdering tiga kali, dan melempar kunci mobilnya
sambil memperingatkan agar Berkendara dengan aman Karena dirinya sangat berharga.
Tanpa melihat kearah depan Hae Joon menabrak seseorang
dan menjatuhkan semua barang di lantai. Hae Joon dengan panik membereskan semua
barang dilantai sambil meminta maaf, tapi ketika melihat Da Hye yang
ditabraknya, kecemburuanya kembali terlihat dan langsun berdiri merasa tak
peduli. Da Hye juga merasa tak suka melihat Hae Joon yang sebelumnya sudah
memarahinya di depan semua karyawan.
“Jangan biarkan apapun menyentuh
tubuhku. Mengerti,
Tuan Jung?” ucap Hae Joon sengaja menyindir Da Hye melalui Ji Hoon.
Hae Joon yang kesal dengan sengaja menendang sandal yang
ada didepannya lalu berjalan pergi. Ji Hoon berusaha membantu Da Hye untuk
membereskan semua barang yang berantakan. Hae Joon sadar Ji Hoon tak
mengikutinya dan langsung berteriak, Da Hye pun menyuruh Ji Hoon segera pergi
saja lalu mengambil sandal yang ditendang Hae Joon dengan helaan nafas.
Di depan loker
Da Hye melihat jaket yang ada dikotak, teringat kembali
kalau Young Soo yang tak yakin melakukan itu tapi karena tak bisa membuangnya
jadi merasa lucu mengembalikannya sekarang. Ia melihat ada bekas bungkus makanan di jaket merah.
Flash Back
Young Soo merasa kelelahan membuka dasinya, Da Hye
melihat ada banyak bungkus coklat di saku jas suaminya, Young Soo mengaku tak
sempat makan jadi hanya makan coklat itu saja. Da Hye menemukan cemilan di
dalam tasnya, lalu mengomel suaminya itu tak punya waktu untuk makan tapi punya
waktu untuk minum bir, bahkan bisa makan coklat tapi tak bisa makan sayur.
Dengan tawanya Young Soo berjanji anakn memakanya nanti
sambil membaringkan tubuhnya yang lelah. Da Hye memukul manja suaminya yang
selalu membawa bungkus makanan pulang kerumah. Young Soo mengoda istrinya yang
semakin cantik ketika sedang marah. Keduanya pun tertawa bahagia.
Da Hye menatap bungkus makanan milik suaminya lalu
seperti melihat bayangan suaminya sedang makan sambil menelp Klien memohon
untuk mengunakan Mall mereka menjual barang-barangnya. Da Hye menatap haru
suaminya yang sudah berkerja keras selama ini lalu bayanganya hilang dan jaket
milik suaminya di masukan kedalam loker karena manager toko sudah memanggilnya
untuk kembali berkerja.
Di ruangan CCTV
Ji Hoon menjelaskan Hanya satu kamera di atap yang
mungkin telah merekam Young Soo, tapi
ketika memeriksanya setelah kecelakaan itu, kamera itu rusak bahkan kena teguran karena dianggap lalai. Hae Joon
melotot mendengarnya.
“Apakah kau yang memeriksa videonya?” tanya Hae Joon
“Aku memeriksanya secara pribadi, tapi tidak ada yang terekam dan
tidak mungkin untuk memulihkannya.” Jelas Ji
Hoon.
“Seseorang memastikan bahwa hal
itu tidak bisa dikembalikan lagi.” Gumam Hae Joon
Lalu matanya tak sengaja melihat Da Hye di layar CCTV sedikit
berjongkok sambil memijat kakinya yang pegal. Sala seorang petugas ingin
melihat toko merek apa dengan pegawai yang berjongkok. Hae Joon berbisik
menyuruh Da Hye untuk segera berdiri.
Manager Lucia berteriak memanggil Da Hye setelah menutup
telp, memarahi karena berjongkok selama 3 menit. Da Hye kaget dan sadar ada
kamera CCTV ditempatnya berdiri lalu meminta maaf karena kakinya tadi terasa sakit
dan hanya sendirian di toko.
“Apakah kau benar-benar berpikir
kau sendirian? Apakah
kau tidak membaca manualnya? Jika
kau lelah, kau bisa berhent dan Jangan
merusaknya.” Tegas si Manager Lucia
“Maafkan aku. Aku akan
berhati-hati.” Kata Da Hye tertunduk
Hae Joon menatap sinis melihat Da Hye yang kena omel lalu
teringat Ji Hoon yang ada dibelakangnya, tatapan Ji Hoon terus tertuju pada Da
Hye. Hae Joon langsung marah karena rasa cemburunya.
Beberapa saat kemudian, Da Hye akan melalui pintu
berputar membawa beberapa ditanganya. Hae Joon dengan sengaja menahan pintu
agar Da Hye tak bisa masuk, keduanya saling menatap sinis dan saling mendorong
pintu. Sampai akhirnya Da Hye mendorong dengan sekuat tenaga dan Hae Joon malah
melepaskanya.
Da Hye pun terjatuh dengan barang bawaan dilantai, Hae
Joon pura-pura terkejut tapi setelah itu terlihat wajah kesal dan pergi
meninggalkan Da Hye begitu saja. Da Hye melotot kesal melihat tingkah Hae Joon.
Yi Yeon mulai menempelkan label barang-barang dirumah
milik mantan suaminya, karena ingin memutuskan semua hubunganya dengan Jae Gook
dan juga akan memecat Seung Jae. Hong Nan langsung melarangnya, Yi Yeon
menegaskan kalau Seung Jae itu adalah orang yang paling pertama harus
disingkirkan dengan menempelka label didahinya.
Seung Jae menegaskan dia itu berdiri dengan dirinya
sendiri sambil melepaskan label dari dahinya, Hong Nan meminta keduanya
berhenti adu mulut a karena mereka semua
itu keluarga. Seung Jae mengingatkan kalau ia dibayar oleh Suk Chul jadi ia masih
manajernya sampai di pecat sendiri oleh Suk Chul.
“Jika kau memiliki masalah, selesaikan dengan dia.” Tegas Seung Jae, Hong Nan tak bisa membela diri memilih
untuk makan roti saja. Yi Yeon membuang roti dari tangan Hong Nan untuk
berhenti makan.
“Kau perlu berlatih bersamaku
sampai konferensi Pers” jelas Yi Yeon. Hong Nan heran dirinya harus
ikut juga.
Yi Yeon berlari dengan cepat sementara Hong Nan sudah
kelelahan karena jarang berolahraga dan merasa keberatan dengan payudara yang
menempel didadanya.
Di bagian atap Mall, Hae Joon dan Ji Hoon mengamati
sekeliling gedung yang ada didepanya. Dengan penuh keyakinan, Hae Joon yakinDi
suatu tempat, sesuatu pasti menangkap gambar saat
dirinya mati.
Yi Yeon memulai yoga dan Hong Nan dengan bangga
memperlihatkan push up dengan satu tangan, tapi ternyata bertumpu pada lututnya
saja. Yi Yeon dengan mudah mencium kakinya sambil duduk membungkuk sementara
Hong Nan kesusahan dan menjerit ketika Yi Yeon membantu agar membungkukan
badanya sampai menyentuh lantai.
Hae Joon dan Ji Hoon melihat denah dari komputer, Hae
Joon bergumam tidak punya
waktu jadi harus segera menemukannya. Dan melihat Ada
sembilan kamera pengintai di gedung ini, menurutnya
mereka harus beralih pada vendor lainya. Ji Hoon mengangguk mengerti sambil
mengambil kimbap diatas meja. Hae Joon melotot karena itu kimbap miliknya.
“Apakah kau mempunyai...kebiasaan
menginginkan milik orang lain?” sindir Hae Joon dan
meminta Ji Hoon melepehkanya.
Ji Hoon akhirnya mengembalikan kembali kimbap yang belum
dikunyah, Hae Joon tanpa sungkan langsung memakannya. Ji Hoon terlihat jijik
memilih untuk mengambil bungkus kimbap dan makan sendiri agar tak tertukar.
Yi Yeon memotong timun dengan ukuran tebal, Hong Nan
langsung mengambil ali memotong dengan cepat dan ukuran tipis setelah itu
menempelkan pada kaki dan juga wajah Yi Yeon, matanya langsung terpesona karena
bisa memegang paha Yi Yeon yang mulus.
Setelah itu Hong Nan makan semangkuk nasi dengan lahap
walaupun hanya mengunakan timun dan gohujang. Yi Yeon langsung mengambilnya dan
menyuapi Hong Nan makanan diet yang dimakanya.
Diruang pertemuan Ji Hoon memperkenalkan diri dari
perencanaan strategi. Hae Joon berbisik bertanya
apa dilakukan di departemen perencanaan strategi, apakah Membuat
strategi tentang bagaimana mencuri wanita orang lain dengan wajah sinis. Ji Hoon hanya bisa menghela nafas
panjang.
Hong Nan merasa kelaparan berjalan ke kulkas, didalamnya
hanya ada timun dan juga air minum dengan nada kesal tidak kelaparan seperti sekarang bahkan sebelum menimbang untuk
bertanding, lalu mengaruk pantatnya dan kaget
karena bunyi air minum yang jatuh. Yi Yeon berada dibelakanganya mengatakan
dirinya sudah tahu.
“Itu kau, kan? Apakah kau pikir aku tidak akan
tahu? Apakah kau
pikir kau bisa tetap menyembunyikannya dari aku?”
ucap Yi Yeon menatap Hong Nan kaget karena bisa mengetahui kalau dirinya itu Gi
Tak
Yi Yeon berkaca-kaca mengelus pipi Hong Nan, air matanya
jatuh dan ingin menciumnya tapi langsung berteriak mengumpat kesal karena tidak
bisa melakukannya dengan seorang wanita lalu
menghapus air matanya karena sedang latihan akting.
Hong Nan langsung mengelus-ngelus pipinya yang dipegang
oleh Yi Yeon, tapi setelah itu mengumpat si penyihir itu yang selalu
menyuruhnya berolahraga bahkan membuatnya kelaparan, sementara Hae Joon
cemberut melihat kedekatan Ji Hoon dan Da Hye.
“Dia yang melakukan diet. Kenapa
aku juga harus kelaparan? Huff... Dia
sangat aneh, jadi Wanita
memang sulit.” Ucap Hong Nan sambil makan bibimbap
dalam wajah besar dan menyuruh Hae Joon membuat matanya lebih santai karena
mereka bukan dikantor
“Memerintah semua orang juga
sangat melelahkan. Semua
masih sama bahkan setelah kematian.”kata Hae
Joon melemaskan otot lehernya.
“Kau akan lelah karena terlalu
banyak bekerja lagi. Kupikir
kau lembut, tapi kau dibuat untuk menggertak orang.” Komentar Hong Nan, Hae Joon tertawa mendengarnya
“Ini hasil karena tertindas selama
15 tahun.” Tegas Hae Joon dengan nada penuh dendam
“Orang-orang yang ditindas selalu
menjadi pelaku penindasan terburuk. Berhenti
mengintimidasi orang! Apa kau tahu beratnya diganggu?” teriak Hong Nan kesal
Da Hye melihat ke kamar anaknya lebih dulu tak sengaja
melihat tangan anaknya mengenggam sebuah ponsel, ternyata ponsel milik suaminya
yang sudah retak dibagian layarnya dan foto keluarga mereka yang terlihat
bahagia.
Pagi hari, Hae Joon keluar ruangan melihat keluar jendela
memikirkan semua kejadian dan melihat kearah CCTV yang ada didekatnya. Da Hye
pergi berkerja dengan mengunakan bus, sambil melihat foto-foto dalam ponsel
suaminya, wajahnya tersenyum melihat keluarga kecil mereka dan pesan dari
suaminya yang terakhir.
“Apakah kau akan pulang terlambat?” tulis Da Hye, Young Soo membalas “Maaf,
aku akan terlambat.”
“Apa tadi kau sudah makan?” tanya Da Hye, Young Soo membalas “ Kau
makan saja dulu.”
Ia melihat ada pesan lain bahwa paket yang dikirimkan
pada Jung Kkot has sudah terkirim, mata Da Hye melihat tajam
mengetahui sesuatu hal yang janggal dengan kematian suaminya.
Hae Joon berada di perusahaan pengelola CCTV mengomel
karena dianggap sebagai Privasi apabila ada seseorang yang meninggal. Pria itu
pun mengeluh karena Hae Joon sudah membuat keributan dipagi hari. Ji Hoon
tiba-tiba mengeluarkan kartu nama dari dompetnya.
“Kau mungkin bersalah... karena menyimpan barang bukti
atas investigasi kriminal. Kami
akan kembali dengan pengacara kami dan polisi. Kau sebaiknya memastikan video
dari hari itu tetap aman.” Tegas Ji Hoon yang membuat
si pegawai itu panik dan Hae Joon binggung melihat sikap Ji Hoon
Akhirnya keduanya pun keluar dari gedung bersamaan, Hae
Joon menahan Ji Hoon sebentar sambil bertanya Apakah
yang dikatakan tentang menyembunyikan
barang bukti itu benar. Ji Hoon mengatakan tak tahu
tentang hal itu. Hae Joon menghela nafas. Seorang kurir datang, Hae Hoon
meminta agar mengembalikan rekaman itu secepat mungkin.
Da Hye terus melihat ponselnya merasa ada sesuatu yang
janggal karena pesan itu mengatakan kalau barang yang dikirimkan pada Jung
Kkot sudah terkirim, temanya menegur Da Hye yang terus
menatap ponsel saat berkerja dengan menyindir bodoh atau tak tahu sopan santun.
Hae Joon lewat melihat Da Hye yang terus menatap
ponselnya, Da Hye memikirkan tanggal 26 januari pesan itu masuk kedalam ponsel
suamianya. Si atasan Da Hye marah karena umurnya lebih muda maka Da Hye tak
mendengar teguranya.
“Apa lagi sekarang? Bagaimana kau bisa bekerja di
sini tanpa perasaan yang tulus?” tegur Hae Joon, Da Hye meminta maaf.
“Kau tidak terlihat menyesal.” Kata Hae Joon menyindir, Ji Hoon meminta untuk berhenti
saja dan akan mengurusnya. Hae Joon marah karena Ji Hoon harus ikut campur
dalam masalah ini.
“Apa yang kau lakukan dengan
teleponmu? Apakah
kau sedang menggoda seseorang?
Benarkan? Jika kau merasa terganggu, kau
akan hancur dalam sekejap! Para
pelanggan akan pergi dan penjualan akan turun! Maka
Department store akan ditutup...”
jerit Hae Joon mengebu-gebu
“Sudahlah... Diam Saja !!!!!” jerit Da Hye tak bisa
menahan amarahnya, Hae Joon sambil terlonjat kaget. Da Hye sadar kalau sikapnya
dilihat oleh semua pegawai akhirnya ia meminta maaf dan pergi karena Ada
sesuatu yang mendesak yang harus diurus. Hae Joon tak percaya Da Hye itu seperti bukan wanita
yang dikenalnya selama ini.
Di tangga darurat
Da Hye mencoba mengecek bukti nomor resi pengiriman dari
ponselnya, lalu terdengar beberapa pegawai masu tangga darurat sambil mengeluh
sangat kelaparan. Salah satu ketakutan kalau sampai mereka ketahuan makan
ditangga darurat. Pegawai lain merasa tak ada cara lain karena kantin penuh.
“Aku terlalu takut untuk masuk ke
sana. Seseorang melihat hantu tadi
malam saat bekerja lembur.” Cerita si pegawai satu
“Benarkah? Apakah itu hantu Tuan Kim
yang bunuh diri?” pikir Si pegawai lainya
ketakutan
“Apakah kau pikir dia muncul
karena istrinya ada di sini?” ucap pegawai satu,
keduanya langsung menjerit ketakutan. Da Hye mendengar pegawai yang
menceritakan suaminya yang sudah meninggal.
“Siapa itu? Siapa yang menyebarkan
desas-desus saat jam kerja?” jerit Hae Joon berada
dilantai yang sama dengan Da Hye, dua pegawai dilantai atas pun langsung kabur.
Da Hye ingin pergi keluar dari tangga
darurat, Hae Joon memperingatakan Da Hye untuk tidak
lari. Da Hye mengatakan ia kana tetap pergi sekarang.
“Apakah kau bodoh? Apa itu tidak membuatmu marah? Apa kau tidak tahu bagaimana
untuk marah?” tanya Hae Joon.
“Aku marah.... Aku sangat marah.....Lalu aku akan meluapkan amarahku. Kenapa kau melakukan ini padaku? Kau bilang kau akan mencari tahu
kenapa suamiku meninggal. Tapi
kenapa kau melakukan ini? Kesalahan
apa yang sudah aku lakukan?” ucap Da Hye binggung
dengan mata berkaca-kaca
“Menurutmu... kau tidak melakukan kesalahan? Entah apa kau piker tentang Kim Young Soo begitu menyedihkan dan lemah sampai kau percaya bahwa dia
bunuh diri tanpa meragukannya, atau
kau tidak mengenal suamimu sama sekali. Karena itulah... Aku membencimu.” Tegas Hae Joon, Da Hye menatapnya dengan mata
berkaca-kaca
bersambung ke episode 6
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
D tunngu lanjutn nya makin penasarn aja
BalasHapusD tunggu episode 6 nya,,, makasih mba udh utamain Rain
BalasHapusmakasih banget
semangat
Seru cerita nya kak...
BalasHapusKak tolong buat sinopsis marriage contract (lee seo jin & uee) dong...pasti drama marriage contract bagus ceritanya....
ditungguuu yak
BalasHapus