Da Hye mengusir Hae Joon dari rumahnya, Hae Joon
berteriak kesal karena sebelumnya Da Hye mengatakan kalau kesepian jadi ia
ingin memastikan Da Hye tidak kesepian dan mengajak untuk hidup bersama. Da Hye melotot kaget
begitu juga Tuan Kim dan Han Na, tapi Hae Joon dengan senyuman bahagia terlihat
karena bisa satu rumah lagi dengan istrinya.
Da Hye melirik sinis, Tuan Kim dan Han Na melihat kearah
Hae Joon yang merapatkan jaketnya. Hae Joon merasa Da Hye berpikir datang hanya
untuk mendapatkan uanganya, dengan bangga memberitahu kalau ia adalah manajer
Sunjin Department Store.
“Dan juga... mungkin kau tidak
menyadari, Aku anak
rahasia dari Ketua Cha.” Bisik Hae Joon, Tuan Kim
dan Han Na melonggo tapi Da Hye mendengarnya dengan padangan remeh.
“Sudah kuduga..... Young Soo sangat bijaksana. Dia menyimpan identitas rahasiaku
bahkan dari keluarganya. Aku
sendirian dalam sebagian besar hidupku... jadi keluarga Young Soo adalah
keluarga yang ideal menurutku. Aku
iri kepadanya.” Cerita Hae Joon
“Itu sebabnya kau tidak bisa
memanggil ayahmu, dengan panggilan
"ayah".” Kata Tuan Kim, Hae Joon
membenarkan.
“Bagaimana bisa aku menganggap
urusan keluarga Young Soo bukan
urusanku? Aku akan
mendapatkan rumah dan kau
tidak perlu menjual rumahmu. Itu
kesepakatan yang bagus!” ucap Hae Joon dengan tawa
bahagia
Da Hye tahu Hae Joon itu punya banyak uang jadi menyuruhnya
untuk mencari hotel saja. Hae Joon menolak karena Seorang manajer harus hidup hemat
dan menjadi teladan. Dae Hye tak setuju karena
merasa tak nyaman berada disekitar Hae Joon, dan juga tidak mau
melihatnya di rumah.
“Aku mungkin memberikan bonus
tergantung pada seberapa puasnya diriku. Kalau aku ingin, mungkin aku akan
menaikkan sewa Atau aku
bisa saja menurunkan nilai hutangmu.” Kata Hae
Joon
“Dengan begitu, kita tidak perlu
pindah atau berganti sekolah.” Ujar Han Na berteriak
bahagia
“Tapi... bukankah tingkat kepuasanmu akan
sangat subjektif?” pikir Da Hye, Hae Joon
mengaku tidak sesulit itu untuk dipuaskan.
Han Na memberikan stiker tentang memberikan pujian,
memberitahu kalau Hae Joon bisa menempelkan stiker kalau merasa lebih baik. Hae
Joon setuju dengan menempelakan stiker ini sampai penuh maka akan menghapus
hutang dan membayar sewa, tapi ia tidak terlalu terikat
dengan uang.
Da Hye menghela nafas seperti tak setuju, Han Na merengek
pada ibunya kalau bisa menyetujui Hae Joon tinggal dengan mereka. Da Hye
akhirnya menyetujui dengan memberikan satu syarat, setelah Hae Joon menempelkan
stiker maka harus segera pindah.
Han Na dan Hae Joon berteriak bahagia sambil high five,
Hae Joon hanya meminta agar memberikan satu set alat makan diatas meja dan juga
menganggapnya sebagai keluarga dengan mata berkaca-kaca. Da Hye pun hanya bisa
diam mendengarnya.
Da Hye berjinjit ingin menaruh mangkuk di rak yang ada
diatas, tangan Hae Joon membantunya karena tubuhnya yang tinggi. Da Hye membalikan
badanya, Hae Joon dengan sengaja mendekatkan badanya yang berotot untuk
mengodanya, Da Hye berusaha menjauh tapi Hae Joon dengan senyuman jahilnya
semakin mengoda istrinya dengan tubuhnya yang kekar.
Akhirnya Da Hye tak mau kalah dengan memberikan mata
melotot dan tatapan sinis, Hae Joon pun kalah memilih mundur lalu memberikan
seamplop uang untuk membayar sewa selama dua bulan dan menyuruh untuk melunasi
semua hutang pinjamanya, karena Da Hye harus tetap memiliki rumah agar bisa
tetap menyewakanya.
Da Hye memangil Hae Joon yang ingin pergi sambil
mengucapkan terimakasih, Hae Joon tak suka dengan nada bicara Da Hye kembali
mengodanya dengan mendekatkan wajahnya, lalu mengajaknya untuk minum kopi
sebagai ucapan terimakasihnya. Da Hye membuatkan secangkir kopi tapi setelah itu
langsung mematikan lampu dan membiarkan Hae Joon sendirian dimeja makan.
Hong Nan berlatih tinju dengan samsak didepan rumah, Seung Jae bertanya apa sebenarnya yang
direncananya. Hong Nan berteriak gembira melihat orang yang dicarinya itu sudah
datang dan menyuruh agar teka bersikap lembut dan mengajak mereka berlatih
tinju sebagai lawanya.
“Aku mendengar kalau kau berada di
tempat Presiden Cha. Jangan
berlebihan.” Ucap Seung Jae bisa menahan tinjuan
Hong Nan dengan mudah
“Itulah yang ingin kuberitahu
kepadamu. Kau melemparkan Yoo Hyuk kepada Na
Suk Chul, kan?” kata Hong Nan, Seung Jae memalingkan
wajahnya dan berkata kalau itu bukan urusan Hong Nan
“Kau mencoba untuk menjalani
kehidupan yang baik, tapi
kau kembali dalam kekacauan ini dan Kau
tidak merasa baik tentang hal itu. Aku
ingin memintamu untuk pergi demi kebaikanmu sendiri, tapi apa yang akan Yi Yeon
lakukan tanpamu? Kau
pasti merasa bingung sekarang. Meskipun begitu beri aku waktu
sedikit lagi. Aku akan
mendapatkan anak anjingmu kembali.” Ucap Hong
Nan dengan senyuman
“Apa ini? Apa kau selalu tertarik
kepada urusan orang lain?” keluh Seung Jae sinis dan
menyuruhnya untuk segera pulang.
Hong Na kembali
berlatih tinju meminta Seung Jae tak perlu mengkhawatirkan dirinya, kalau akan
pergi satu bulan lagi walaupun Seung Jae ingin mencegahnya. Seung Jae berkomentar itu adalah kabar yang baik.
Hong Nan masuk ke dalam kamar melihat Yi Yeon tidur
dengan memeluk anaknya sangat erat, tak percaya kalau bisa tidur dengan sangat
tenang setelah masalah yang menimpanya bertubi-tubi, dengan senyuman memuji Yi
Yeon memang pantas sebagai seorang ibu. Ia berjalan perlahan duduk ditepi
tempat tidur menatap Yi Yeon dan anaknya, senyumanya terlihat.
Jiwa Han Gi Tak terlihat menatap Yi Yeon wanita yang
selama ini dicintainya sudah tertidur lelap, pelahan ia membaringkan tubuhnya
dan memegang tangan Yi Yeon untuk bisa tidur bersama diatas tempat tidurnya.
Hae Joon berjalan ke atap rumah, sudah digelas kasur
lipatnya dilantai. Ia duduk sambil mencium bau selimut yang selama ini dimiliki
istrinya, lalu membaringkan tubuhnya, sambil kembali mencium bau selimut rumahnya,
dan menutup semua wajahnya.
Jiwa Young Soo pun kembali datang ketika selimut dibuka,
sambil berkata kalau semuanya itu sangat sempurna. Dilantai bawah terdengar
suara ayahnya yang terbatuk-batuk. Da Hye pun bangun dan akan membawakan
minuman untuk ayah mertuanya. Air mata Young Soo terlihat tertahan di ujung matanya.
Da Hye mendatangi kamar Han Na sambil bertanya apakah ia
masih marah, dengan mengodanya. Han Na tertawa bahagia dan mengatakan sudah tak
marah lagi. Young Soo dengan mata berkaca-kaca, mengatakan sangat merindukan
suara-suara seperti itu. Hae Joon kembali melihat jepitan rambut ditanganya,
milik Da Hye yang belum sempat dikembalikanya dan mengecupnya.
Di dalam kamar, Da Hye duduk dimeja rias megang amplop pemberian
Hae Joon dan membuka laci, kembali melihat kotak kalung pemberiaan suaminya.
Matanya berkaca-kaca karena dengan kalung pemberian suaminya tapi Young Soo
sudah tak ada, namun foto keluarganya masih tersimpan dengan rapih diatas meja
rias.
Pagi hari
Hae Joon melihat bayangan sang istri yang
membangunkannya, Da Hye membawa pakaian dalam dengan sumpit dengan wajah kesal
mengatakan tak bisa melakukan hal itu. Hae Joon yang baru bangun sangat rindu
dengan sang istri langsung memeluknya, dengan manggilnya “sayang” mengaku baru
mendapatkan mimpi buruk semalam.
Da Hye kaget berada dipelukan Hae Joon, dan memanggilnya “sayang”
. Hae Joon bercerita kalau dalam mimpinya bahwa ia sudah mati. Da Hye terlihat
binggung, begitu juga Hae Joon. Akhirnya Da Hye lebih dulu berdiri dan langsung
berteriak histeris lalu memukulnya dengan mengunakan bantal. Hae Joon berusaha
menghindar dan mereka berkeliling ruangan beberapa kali.
Hae Joon akhirnya diam membiarkan Da Hye memukulnya
karena menyadari kesalahanya. Da Hye tersadar Hae Joon tak berusaha menghindar
lagi lalu menanyakan keadaan Hae Joon yang terlihat berantakan.
“Aku merasa seperti tidak
akan pernah bangun dari mimpi ini... di mana kau tidak
mengenaliku Karena aku sudah mati.” Gumam Hae Joon dengan mata berkaca-kaca karena sang istri
tak mengenalinya lagi. Da Hye menatap Hae Joon dengan perasaan bersalah sudah
memukulnya.
Menu makanan sarapan yang sangat lengkap diatas meja
makan, daging, ikan, sup dan makanan lainnya. Hae Joon mengela nafas kalau menurutnya
semua sangat berlebihan dan merasa dirinya yang meminta Da Hye akan mengadakan
pesta.
“Masak saja Seperti yang biasanya
kau masak.” Kata Hae Joon, Da Hye berdalih kalau
makanan itu yang memang biasa dimasak.
“Kau bercanda!!!! Lihatlah bagaimana penuhnya meja
ini!!! Apakah kau akan menjadi seperti
ini?” jerit Hae Joon kesal
“Tapi dia bangun sangat pagi untuk
mempersiapkan semua ini. Santai
saja kepadanya.”kata Tuan Kim
“Apa yang kukatakan adalah kenapa
dia berlebihan? Apakah
dia melakukan ini untuk keluarganya?”keluh Hae
Joon
Da Hye akhirnya memindahkan masakan daging dan ikan dari
hadapan Hae Joon agar membuatnya senang, Han Na lalu bertanya bagaimana dengan
poin stiker yang diberikan kemarin. Hae Joon berteriak kalau semua itu Omong
kosong karena Da Hye itu masak daging dan ikan pada waktu yang
sama dan mereka tidak harus memperlakukannya seperti orang asing. Semua pun hanya bisa diam
saja.
Han Na terpana melihat mobil sedan mewah yang dibawa Hae
Joon, bertanya apakah itu mobilnya. Hae Joon dengan senyuman membenarkan lalu
menyuruh Han Nan masuk ke dalam mobilnya. Han Na memberikan jempolnya masuk
dengan wajah bahagia.
Sementara Hae Joon dengan sengaja mengunci pintu bagian
belakang, Da Hye ingin membuka pintu mobil tapi tak bisa terbuka. Hae Joon
dengan senyuman bahagia sengaja meninggalkan Da Hye tak ingin naik mobilnya. Da
Hye hanya bisa melonggo melihat sikap Hae Joon yang sengaja meninggalkanya dan
hanya Han Na yang boleh menaiki mobilnya.
Seung Jae membuka pintu mobil, Yi Yeon turun dari mobil
dengan baju berwarna kuning, lalu melihat Hong Nan memakai baju hitam miliknya.
Hong Na mengulang kalimat Yi Yeon "Berat badanku naik 5
kg setelah melahirkan." Jadi memberikan kepadanya.
“Apa kau menginginkannya kembali?” jerit Hong Nan kesal, Yi Yeon menyuruh Hong Nan untuk
melepaskanya. Hong Nan langsung menutup bagian dadanya.
Beberapa saat kemudian, keduanya keluar dari mobil dengan
pakaian yang sudah ditukar. Young Chan langsung memuji Hong Nan yang sanga cantik,
Yi Yeon kembali meminta agar mereka bertukar lagi. Seung
Jae dan Young Chan menopang dagu menunggu dua perempuan yang berganti baju di
dalam mobil.
Young Chan kembali terkesima melihat Hong Nan bener-benar
sangat cantik, Seung Chan buru-buru menutup mulut Young Chan sebelum Yi Yeon
merasa tersaingin oleh kecantikan Hong Nan yang masih muda.
Yi Yeon merapihkan bajunya lalu menyadari kalau mereka
itu seperti berada ditempat yang sangat dikenalnya dan tak asing baginya. Seung
Jae mengangguk, Hon Nan mendongakan kepalanya, ternyata mereka berada tepat
didepan Sunjin Departement Store, Hong Nan langsung mengumpat dan berteriak marah
pada Wang Joo Yun.
Joo Yun sudah ada diruangan Presdir Cha mengucapakan
terimakasih telah
mengijinkan mereka melakukan syuting didalam mall. Presdir Cha mengatakan kalau tidak mengijinkannya. Sek-nya memberitahu Lee Hae Joon yang memberi ijin. Presdir Cha melotot kaget melihat
tandatangan Lee Hae Joon dengan tanda smile disampingnya.
Senyuman lebar Hae Joon sama seperti gambar smile yang
digambarnya, dan berjalan di dalam mall. Manager Ma merasa Hae Joon itu sudah
salah paham tentang dirinya, menjelaskan kalau ia bukanlah
orang yang menerima suap.
“Aku harus mengirim uang untuk
keluargaku di luar negeri, dan aku
hanya menerima satu kali…. Hanya satu
kali Dan itu
sangat kecil...” kata Manager Ma ingin
menjelaskan yang sebenarnya.
“Katakan itu kepada Presdir Cha, bahkan jika kau meninggal
karena bekerja terlalu keras, dia
akan mengatakan, "Perusahaanku tidak bertanggung jawab."” Kata Hae Joon dengan nada menyindir.
Beberapa pegawai membungkukan badanya memberikan hormat
pada Hae Joon yang lewat didepan mereka, Da Hye juga ikut menunduk tanpa mau
menatapnya. Hae Joon tiba-tiba berteriak membuat semua pegawai kaget agar
mereka segera beristirahat,
“Department store bodoh. Apa
gunanya bekerja keras? Mereka
hanya akan mengatakan, "Apakah
seseorang memintamu untuk bekerja keras?" Jadi
ini sudah Cukup.... Santai
saja lah.... Hanya
orang-orang yang bekerja keras yang akhirnya diolok-olok.”kata Hae Joon.
“Tuan Lee, Kau seharusnya tidak melakukan
ini sebagai anggota keluarga yang
memiliki perusahaan ini.” bisik Manager Ma panik
Hae Joon seperti tak peduli memanggil salah satu pegawai
bernama Young Eun dan
memberikan tepat duduk sambil menanyakan keadaan punggungnya, Manager Ma
memberitahu kalau seorang pegawai toko tak boleh duduk. Hae Joon bertanya
apakah Manager Ma pernah berdiri selama lebih dari 10 jam, Manager Ma mengelengkan kepala. Hae Joon pun tetap
menyuruh Young Jae untuk duduk dan beristirahat.
Da Hye melonggo melihatnya, setelah itu Hae Joon
memberikan banyak sekali wafer coklat pada salah satu pegawai dan membuka bungkus dan langsung menyurhnya
makan karena semua sudah bekerja untuk memberi makan diri mereka sendiri juga. Manager Ma panik karena standarnya
pegawai tak boleh makan di dalam toko.
Semua pegawai terlihat sangat senang dengan sikap Hae
Joon pada mall. Hae Joon mengatakan Semuanya selesai ketika mereka mati jadi lebih baik pertama-tama jagalah dirinya sendiri,
apabila mereka lelah maka duduklah, jika lapa maka makan, jika mengantuk maka tidurlah.
Manager Ma semakin melonggo melihat tingkah Hae Joon yang memperlakukan pegawai
sangat baik.
Hae Joon mulai bertepuk tangan meminta applouse untuk
dirinya, semua pegawai pun memberikan tepuk tangan bahagia dan sangat kagum. Da
Hye hanya diam melihat Hae Joon yang sangat baik memperlakukan semua pegawai.
Hae Joon melirik dengan tatapan sinis pada Da Hye lalu berjalan pergi.
Beberapa pegawai selama ini berpikir Hae Joon itu menggunakan orang mati untuk
menjadi presdir tapi ternyata dia adalah orang
baik yang mengungkap kebenaran. Bahkan pegawai lainya
merasa kalau Hae Joon itu adalah tipenya bahkan bos
pertama yang bertanya tentang punggungnya. Da Hye
menatap Hae Joon yang berjalan pergi, sementara Hae Joon tersenyum bahagia
karena mendapatkan pujian.
Presdir Cha duduk dimeja sambil mengetuk-ngetukan pulpen
diatas meja, Joo Yun duduk diatas meja
dengan posisi mengoda bertanya apakah Presdir Cha masih marah padanya.
“Nona Wang Joo Yeon.... Kau harus lebih mengasah
kemampuan aktingmu. Jangan
gagap pada dialogmu lagi.” Ucap Presdir Cha dengan
menutup surat kontraknya.
“Akan ada tamu istimewa, jadi Kau harus datang dan melihat.” Kata Joo Yun memberikan isyarat lalu keluar ruangan.
Yi Yeon menyapa sutradara, yang sudah mempersiapkan set diatap
gedung. Sutradara terlihat tak enak hati karena Yi Yeon hanya mendapatkan peran
kecil pada film yang akan dibuatnya. Yi Yeon mengatakan akan baik-baik saja dan mengaku selalu
ingin memainkan
peran kecil.
“Apakah kau akan baik-baik saja
melakukan syuting di Mall ini ?” tanya sutradara terlihat sangat khawatir
“Aku baik-baik saja dan tidak masalah” kata Yi Yeon, Hong Nan juga
menambahkan kalau dirinya juga tak masalah sambil menepuk dada Sutradara
layaknya seorang teman dekat.
Di dengan pintu mall.
Hae Joon mondar-mandir depan mobilnya, sambil mengomel
karena orang yang ditunggunya sangat terlambat datang. Da Hye keluar dari pintu
dengan terburu-buru membawa tas belanja sebagai hadianya. Hae Joon pun
menerimanya, dan langsung memberikan pada sopirnya.
Ia langsung menarik tangan Da Hye karena sudah terlambat,
Dae Hye bertanya kemana mereka akan pergi. Hae Joon menyuruh Da Hye masuk saja
lebih dulu dengan mendorongnya masuk ke bangku belakang dan memberitahu akan
membelikannya makan
siang yang luar biasa, kalau mereka sampai
terlambat maka nanti tidak akan mendapatkan meja.
Da Hye melihat tempat makan yang dipilih Hae Joon, yaitu
restoran
“Hongik Royal Bossam” Hae Joon melihat Dae Hye hanya diam saja dan menyuruh
Da Hye segera masuk kedalam restoran. Akhirnya keduanya masuk kedalam restoran.
Hae Joon tahu restoran itu tempat yang sama dengan Ji
Hoon yang mengajaknya makan siang dan menyuruhnya agar memesan menu yang sama. Da
Hye bertanya apa sebenarnya yang direncanakan Hae Joon dengan semua ini. Hae
Joon menegaskan kalau ada direstoran itu bukan
untuk bersenang-senang.
“Kau perlu tahu apa yang kusuka,
jadi kau bisa memenuhi seleraku. Apakah
kau mengerti?” kata Hae Joon lalu memesan menu makan.
Sepiring daging sapi sudah diiris dengan rapih, Hae Joon
pun mengajak Da Hye mulai makan lalu tanpa rasa canggung menaruh irisan daging
sapi diatas sendok istrinya. Da Hye pun makan dengan wajah malu-malu.
“Hanya makan berdua bersamamu seperti ini, Sudah cukup lama, kan?” kata Hae Joon, Da Hye pikir mereka baru pertama kali
makan bersama.
“Ada seseorang yang menemaniku saat aku makan.”kata Hae Joon lalu meminta Da Hye untuk memberikan
daging sapi juga padanya. Da Hye pun dengan terpaksa menaruh daging diatas
sendok. Hae Joon langsung menyengir menerimanya.
“Mulai sekarang, mari kita makan bersama... lebih sering.” Kata Hae Joon, Da Hye hanya diam menatap Hae Joon yang
makan lahap didepannya dan kembali makan siang bersama.
Yi Yeon sudah menganti pakaian dengan pakaian pelayan,
beberapa wanita saling berbisik tapi semua kru pria terlihat terpana melihat Yi
Yeon masih terlihat cantik walaupun dengan pakaian pelayan. Senyuman Yi Yeon sangat
lebar, karena masih bisa membuat orang terpana.
Tiba-tiba Presdir Cha sudah ada didepan Yi Yeon
menghalanginya, dengan mengejeknya kalau mantan istrinya itu masih bisa
berjalan tegak di Mall. Yi Yeon pikir tak ada yang salah dengan dirinya, dan
berpikir kalau Predir Cha itu melihat dirinya sangat cantik sekarang.
“Kukira kau tidak memiliki
kebanggaan dan mengabaikan harga dirimu.” Sindir Presdir
Cha, Yi Yeon menegaskan tidak pernah mengabaikan harga
dirinya.
“Bagaimana bisa kau selalu begitu
percaya diri?” sindir Presdir Cha dengan mata melotot.
Hae Joon masuk ke lokasi syuting dengan bangga bertepuk
tangan bangga kalau ia adalah Manager dari Mall itu dan memanggil Hong Nan
berdiri tak jauh darinya. Hong Nan langsung bertanya Bagaimana
dengan tempat tinggal yang baru. Hae Joon mengatakan kalau tak buruk.
“Apakah kau... begadang semalaman seperti aku?” goda Hong Nan
“Aku membuat kemajuan, Kami baru saja makan siang
bersama.” Bisik Hae Joon
“Mengagumkan. Apa yang kau makan?” tanya Hong Nan dengan mengangkat dua jempolnya , Hae
Joon mengatakan makan Daging sapi rebus pedas dengan senyuman sumringah.
Hong Nan langsung memukul kepala Hae Joon sambil
mengumpat kalau ia sangat bodoh. Hae Joon pikir tak ada yang salah karena Da Hye
tak bisa makan daging sapi itu setiap hari, Hong Nan merasa Hae Joon harus
dipukul kepalanya dan langsung memitingnya.
Seung Jae mengendong Young Chan melihat Hong Nan sedang
meminting Hae Joon, dengan berteriak kesakitan. Hae Joon memberitahu Hong Nan
kalau ada akan kecil yang melihatnya. Hong Nan dan Hae Joon langsung memberikan
senyuman sambil melambaikan tangan, Young Chan pun membalas dengan lambaian
tangan sementara Seung Jae cemburu melihat Hong Nan merangkul Hae Joon.
Di sisi lain
Presdir Cha dengan tatapan sinis bertanya dimana
meninggalkan anaknya dan alasan melakukan semuanya. Young Chan memanggil
ayahnya, dan berada dipundak Hae Joon yang mengendongnya. Presdir Cha
mengendong anaknya dan bertanya apa sebenarnya yang terjadi melihat Hae Joon
bisa mengendong anaknya.
“Young Chan datang untuk melihat
di mana ibu dan ayahnya bekerja.” Kata Hong
Nan
“Paman Lee memberiku ini.”ucap Young Chan dan langsung memberikan jari telunjuk
dan jempolnya tanda cinta. Hae Joon pun membalas dengan jari yang sama.
“Dia memberimu sesuatu yang hebat.” Komentar Presdir Cha berusaha untuk ramah.
“Aku akan pergi setelah syuting, jadi Jangan pikirkan aku.” Kata Yi Yeon mengambil Young Chan ke dalam pelukanya
lalu berjalan bersama Hong Nan.
Presdir Cha melihat Young Chan bersama mantan istrinya
sudah pergi menjauh, lalu berbisik dengan wajah marah karena tak seharusnya menyentuh
keluarganya.
“Jika kau tahu betapa berharganya
keluargamu, bagaimana
bisa kau melakukan itu kepada Kim Young Soo?” balas Hae Joon
sinis lalu meninggalkanya dengan menyenggol bahu Presdir Cha.
Saatnya take film, Yi Yeon menjadi pelayan yang
membawakan minuman. Tokoh pria meminta agar memberikan kesempatan. Joo Yun melihat Yi Yeon yang memberikan minuman diatas
meja.
“Kau terlihat bagus.... Pakaian itu terlihat bagus
padamu. Jangan
berkecil hati. Tapi
jangan pernah.. muncul
di hadapanku.” Ucap Joo Yun seperti menyindir Yi Yeon.
Hong Nan terlihat kesal melihat tingkah Joo Yun, Seung
Jae menahan Hong Nan sebelum membuat kekacauan, Hong Nan berteriak menyuruh Seung Jae melepaskan dan memilih
untuk pergi.
Take kedua, Joo Yun kembali mengulang ucapanya tiba-tiba
wajah Yi Yeon terlihat sangat silau. Sutradara berteriak “cut” dan menyuruh
agar seorang meminta mundur. Hong Nan sengaja membawa papan agar bisa Yi Yeon
terlihat lebih bersinar, dan tak ingin mundur. Seung Jae langsung mengendongnya
agar Hong Nan bisa pergi. Hong Nan berteriak “Song Yi
Yeon, kau cantik! Kau
hebat!” memberikan semangat.
Senyuman Yi Yeon langsun terlihat setelah mendengarnya,
sutradara pun meminta mereka memulai take
kembali. Yi Yeon dengan senyuman mautnya terlihat sangat percaya diri
menaruh cangkir diatas meja, tokoh pria melonggo melihat kecantikan Yi Yeon,
semua kru pun melonggo bahkan kameramen hanya fokus pada wajah Yi Yeon.
Sutradara juga ikut terpanan melihat kecantikan di kamera.
Joo Yun berteriak memanggil Sutradara yang terpana.
Sutradara pun tersadar lalu berteriak “cut” dan memarahi kameramen yang hanya
fokus pada Yi Yeon saja. Semua pun meminta maaf pada sutradara. Hong Nan
berlari ke tempat Yi Yeon sambil mengelap keringatnya memujinya walaupun
perannya sangat kecil tapi sangat menganggumkan.
“Kau jauh lebih cantik dari
pemeran utama..... Bahkan Kau
seksi, manis, elegan
dan percaya diri! Kau
yang terbaik.” Ucap Hong Nan,
Dari kejauhan Presdir Cha melihat Yi Yeon dari kejauhan
seperti merasakan kecantikan mantan istrinya kembali. Sek-nya bertanya apakah
ia harus meminta untuk berhenti. Predir Cha pikir tak perlu karena ingin membiarkan Yi
Yeon menikmati dirinya sendiri.
Da Hye melihat sebuah permen yang diberikan Ji Hoon
padanya, Jae Joon tiba-tiba datang langsung mengambil dan memakanya lalu
berteriak kalau rasanya sangat asam dan dengan wajah mengoda bertanya menu
makan malamnya nanti. Da Hye panik berpura-pura tak mengerti.
“Apa kita harus pulang
bersama-sama?” ucap Hae Joon sambil merangkulnya., Da
Hye langsung menolaknya karena bisa pulang naik bus.
“Apakah kau tidak takut untuk
pulang sendiri? Apa
kau tidak akan kesepian?” kata Hae Joon tetap
merangkulnya, Da Hye berusaha untuk melepaskanya.
“Ini adalah pelecehan seksual.” Kata Ji Hoon sambil menarik tangan Hae Joon dari pundak
Da Hye. Akhirnya Da Hye mengajak Hae Joon untuk bicara bersama, Hae Joon pun
tersenyum bahagia mengikutinya.
Tangan Da Hye langsung mengebrak pintu yang membuat Hae
Joon sedikit ketakutan dan bertanya selama ini menganggap dirinya itu seperti
apa dan selalu saja menganggunya. Hae Joon gugup mengetahui kalau Da Hye itu
merasa terganggu.
“Ya, kau sudah menggangguku. Aku mencoba bersikap baik karena
aku harus bertahan hidup, Apakah
semua orang kaya adalah orang yang kurang ajar?”
keluh Da Hye
“Suamiku yang berhutang padamu. Tapi Aku tidak!!! Aku tidak berhutang apapun kepadamu. Apakah kau punya masalah? Jika kau punya masalah, pecat aku
atau keluar dari rumahku!” jerit Da Hye menantang. Hae
Joon dengan wajah ketakutan mengatakan tak ada masalah
“Dan Juga, berapa usiamu?” kata Da Hye dengan menunjuk kearah pundak Hae Joon.
Hae Joon mengaku sedikit
lebih tua dari Da Hye, tapi Da Hye merasa Hae Joon itu
terlihat muda tapi Beraninya
bicara kasar kepadanya. Hae Joon langsung
mengangguk akan bicara lebih baik lagi lalu mencoba berdiri dengan memandang Da
Hye, untuk membalasnya. Da Hye sempat berjalan mundur tapi setelah itu
berkembali berteriak menyuruh Hae Joon untuk minggir.
Hae Joon langsung membungkukan badanya ketika Da Hye
pergi meninggalkanya, lalu menghela nafas panjang dengan wajah bahagia malah merasa
Da Hye itu sangat keren dengan tersipu malu.
Da Hye berjalan buru-buru memuji dirinya wanita yang keren
karena berani melawan Hae Joon dan tak bisa bermain-main denganya. Tapi setelah
itu berpikir apakah nanti Hae Joon akan benar-benar memecatnya. Salah satu
haknya terlepas dan Ji Hoon langsung menangkapnya sebelum jatuh.
Ji Hoon menanyakan keadaan Da Hye, Da Hye dengan wajah
tertunduk mengatakan baik-baik saja dan melihat hak sepatunya yang patah.
Ketika akan mengambilnya Hae Joon berjalan kearahnya, Da Hye pun buru-buru
pergi dan pamit pada Ji Hoon. Sementara Ji Hoon melihat Da Hye yang berusaha
menyimbangkan kakinya yang berjalan dengan satu hak saja.
Hae Joon melihat Da Hye dengan senyuman bahagia, tapi
saat saling menatap dengan Ji Hoon keduanya saling menatap sinis. Da Hye terus
berjalan dengan tegap meninggalkan hak sepatunya dilantai.
Suk Chul langsung membungkukan badan ketika melihat
Predir Cha datang, merasa Suatu
kehormatan karena Presdir Cha meneleponnya untuk datang ke
department store. Presdir Cha bertanya siapa
wanita yang bernama Hong
Nan dan Kenapa
selalu bersama Lee Hae Joon dan Song Yi Yeon.
“Ada seseorang di bawah Han Gi
Tak, dan...” kata Suk Chul, Presdir Cha kaget
mengetahui nama Gi Tak
“Dia mengatakan kalau mereka dibesarkan di panti asuhan yang
sama, tapi aku
akan memencari tahu lebih jauh lagi. Lalu Tuan, bagaimana
dengan penjualan department store?” tanya Suk
Chul terlihat sumringah
“Itu bukan sesuatu yang harus kau
tanyakan kepadaku.” Ucap Presdir Cha ketus
“Tapi kau harus berhasil agar aku
juga bisa berhasil. Ada
masalah bisnis yang kau janjikan juga. Kami
memulai sebagai perusahaan konstruksi dan memiliki posisi yang kuat” jelas Suk Chul dengan senyuman
“Yang mungkin bisa berhasil di
antara teman-temanmu yang kasar Dan
jika kau punya waktu untuk menggangguku dengan hal-hal bodoh seperti itu,jadi gunakan untuk mengendalikan anak
buahmu.” Ucap Presdir Cha sambil menoyor kepala Suk Chul lalu
menyuruh untuk minggir.
Suk Chul pun berjanji akan menemuinya lagi, Presdir Cha
memperingatkaan Suk Chul untuk tidak muncul tiba-tiba dimanapun, dengan
menganggapnya itu sampah bahkan sampai hampir menginjaknya. Suk Chul terdiam
melihat kaki Presdir Cha yang ingin menginjaknya.
“Astaga, orang ini selalu berhasil
membuatku marah. Bagian
mana dariku yang terlihat seperti sampah? Aku lebih seperti sebuah kotak
besar. Si
brengsek itu, dia memang
pria yang menawan.” Ucap Suk Chul dengan tawa
mengejek.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar