Maya memberitahu ada
beberapa masalah, Hae Joon bertanya apa
masalahnya. Ma Ya memainkan layar komputer besar yang ada didepanya
“Penampilan fisikmu kembali ke
dunia didesain
oleh superkomputer kami. Untuk
mencegah masalah yang tak diinginkan, Melalui
tahapan panjang, memastikan
tubuh tersebut ada atau
tidak di dunia ini atau
memang karena sudah mati.” Jelas Ma Ya mencoba-coba
mencocokan dengan tubuh Young Soo sebelumnya. Wajahnya tersenyum melihat foto
pria yang tampan untuk digantikan pada Young Soo.
“Kemungkinan bertemu orang yang mirip denganmu 0.001%. dan Karena itu, ada 0.001%
kemungkinan hal
tersebut terjadi, maka Sesuatu
yang tak seharusnya terjadi, malah
terjadi.” Jelas Ma Ya saat itu mencari-cari wajah yang cocok dan
itu tertuju pada Lee Hae Joon.
Hae Joon keluar dari lift tak percaya kalau itu bisa
terjadi padanya. Ma Ya menjelaskan Superkomputer
tidak pernah salah tapi ada masalah. Hae Joon
terlihat tertidur dengan mengunakan penutup matanya. Ma Ya terlihat bahagia
karena sudah membuat Perombakan tubuh Berhasil.
“Superkomputer kami tak bisa
melakukan apa-apa kalau
Tuhan sudah berkehendak.” Jelas Ma Ya
“Kalau aku sampai di sana, aku akan mengajukan keluhan.” Teriak Hae Joon kesal
“Ini Tidak adil, Gogaeg-nim. Bukan aku
masalahnya tapi Komputernya.... Komputernya.” Kata Ma Ya merasa menyesal
Hae Joon lalu bertanya apa yang harus dilakukan sekarang,
Ma Ya menyarankan Hae Joon kembali. Hae Joon kesal mengingat yang sudah
dilakukanya untuk kembali ke dunia. Ma Ya tertunduk sedih karena sudah tahu pasti
Hae Joon tak mau kembali. Hae Joon mengangguk-angguk mengerti menurutnya tak
ada yang bisa dibantu jadi menurutnya
tak masalah selama tak ada orang yang mengetahuinya.
Di balik lift, Manager Ma menelp mengatakan sangat yakin
bahwa Kenyataannya Hae Joon
menyembunyikan identitasnya dan
bertindak kesana-kemari dan juga sangat berhati-hati. Presdir Cha yang mendapatkan berita itu mengingat ucapan
Sek Wang kalau “Anjing yang
menanglah... yang akan dipeluk oleh Ketua Cha”
“Ah, anak anjing ini.,, Beraninya dia menghadapiku?” ucap Presdir Cha marah
“Kenapa? Kau bertemu anjing kampung yang tak mau menurut?” kata Suk Chul sambil menuangkan wine digelas, Presdir
Cha mengaku semua ini membuatnya kesal
“Kenapa kau memikirkannya seperti
ini? Kirim dia
jauh dariku. Bukankah
kau berpengalaman melatih anjing?” kata Suk
Chul
“Tidak.... Kali ini, aku sendiri yang akan
melatihnya. Aku
sendiri yang akan melakukanya” ucap Presdir Cha licik
Young Soo yang masuk kedalam tubuh Hae Joon, menatap
dirinya sendiri diponsel dan sangat mirip hanya pria itu mengunakan kacamata
dan terlihat sangat pintar, artikel bertuliskan judul [Putra rahasia Ketua Seon Jin Group, Lee Hae Joon Konsultan Manajer]
Ia langsung kaget mengetahui Hae Joon adalah putra dari
Ketua Cha, tanganya pun langsung lemas.
Yi Yeon ingin mendengar apa saja yang di ketahuinya mengenai foto yang dibicarakan sebelumnya. Gi Tak yang berada ditubuh Hong Nam menceritakan kalau
ia bicara
dengan Han Gi Tak sebelum
meninggal dan sang kakak yang menyuruh menemuinya jika
terjadi sesuatu padanya.
“Han Gi Tak... apa yang terjadi padanya aku sungguh menyesalkannya. Ini perasaanku yang sebenarnya.” Kata Yi Yeon dingin lalu berjalan ke meja Wine
“Kau datang ke tempat yang salah kalau kau mencari tahu tentang kejadian
itu. Karena
dia, situasiku jadi makin sulit.” Ucap Yi
Yeon sambil menuangkan wine ke dalam gelas.
“Jadi kau sungguh mengira Han Gi Tak
yang melakukannya? Orang
yang kerjanya menggebuki orang lain.” Kata Hong
Na, Yi Yeon tak peduli dengan hal itu.
“Apa Kau pernah mengira kalau itu
jebakan? Ini semua untuk menjebakmu. Kau tertangkap basah dan umpannya langsung mati.” Kata Hong Na, Yi Yeon kaget sampai gelas diwinenya
luber.
Hong Na mengucapkan kalimat yang sama dikatakan Gi Tak
dipingir sungai Han, "Aku tak membencimu Sekalipun tidak
pernah berpikir untuk membencimu” Yi Yeon
menangis mendengarnya menatap Hong Na.
“Itu yang dikatakannya, karena tak mengira kalau akhirnya
dia mati.” Kata Hong Na, tanga Yi Yeon bergetar
memegang gelas wine dan masih saja terus menangis, lalu meminum sedikit
winenya.
“Oke, baiklah. Kau adiknya Han Gi
Tak dan semua
yang kau katakan benar Tapi Bukankah
wajar membenci orang sepertiku? Lal Kenapa?
Kau mau minta uang ganti rugi atas
Oppamu?” ucap Yi Yeon berusaha tak menangis lagi dengan nada
menyindir.
“Alasan kenapa aku kemari... Kau masuk perangkap, dan Han Gi
Tak mati. Kau butuh
seseorang tapi
tidak ada yang mempercayaimu. Itulah sebabnya aku kemari dan Itulah permintaan terakhir si Bodoh itu.” Tegas Hong Na yang menganggap dirinya (Gi Tak) bodoh
dengan mata berkaca-kaca. Yi Yeon sempat
terdiam lalu melihat kaki Hong Na yang berdarah, tanpa alas kaki datang
kerumahnya.
Hong Na akhirnya keluar dari kamar, Yi Yeon memberitahu
Seung Jae tamunya mau pulang karena ia hanya mau mengantar sampai depan pintu
kemarnya saja. Hong Na melirik Seung Jae yang sekarang berkerja untuk Suk Chul
menjaga Yi Yeon lalu memberikan senyuman.
Didepan rumah
Hong Na berusaha menjelaskan kalau keduanya itu salah
paham klau Han Gi Tak bukan orang seperti
itu, karean kakaknya itu tak
pernah menyentuh model keparat itu. Seung Jae
dengan nada kecewa menjelaskan karena kejadian itu semua pegawai dibawa ke
kantor polisi dan mereka akhirnya berpisah, menurutnya itu bukan salah paham.
“Ini salah paham.... Dia tak pernah lupa janji yang
dikatakan pada kalian.” Kata Hong Na menyakinkan Gi
Tak tak seperti itu
“Janji terkadang tak ditepati. Khususnya karena wanita.” Balas Seung Jae, Hong Na berteriak kalau bukan seperti
itu.
“Mulai sekarang, jangan pedulikan
aku. Sebaiknya kau Pergilah dan Jangan berkeliaran di sini lagi.” Perintah Seung Jae
“Hei... dasar Kunyuk. Restoran direbut
orang tapi kau malah diam saja?dan Hyungnim hanya berdiri saja ketika Na Seuk Chul merebut
restorannya?” kata Hong Na tak percaya
“Hyungnim
tak bisa ikut campur.” Ucap Seung Chan, Hong Na
tak mengerti.
Seung Chan menceritakan Hyungnim memiliki penyakit
jantung dan artinya masanya Na Suk Chul telah datang. Hong Na terdiam mendengarnya.
Han Na berjalan setelah pulang sekolah, lalu terdiam
melihat sesuatu yang aneh didepanya. Hae Joon terus mengikuti Da Hye dari
belakang, ketika Da Hye berhenti ia berpura-pura sibuk menelp. Han Na akhirnya
memanggil sang ibunya, Da Hye pun memanggil adiknya sambil melambaikan tanganya.
Hae Joon menengok melihat anaknya yang semakin besar,
dengan mata berkaca-kaca ia membentangkan tanganya sambil berjongkok dan
tersenyum bahagia melihat Han Na berlari kearahnya. Tapi Han Na tak mengenali
jiwa ayah yang ada pada tubuh Hae Joon, berlari menghampiri ibunya dan berjalan
pulang bersama. Hae Joon sedih melihat istri dan anaknya.
Hae Joon berdiri didepan rumah dan mengamatinya, Han Na
dan ibunya melihat dari depan jendela. Han Na merasa orang cabul itu memang
sengaja datang ke rumah mereka. Da Hye tak percaya orang itu bisa mengikutinya
sampai kerumah.
Han Na pergi mengambil pot didalam rumahnya, meminta
ibunya tak perlu mengkhawatirkan hal itu. Da Hye panik bertanya apa yang akan
dilakukan anaknya. Han Na menegaskan ingin membuat Pria itu tak lagi datang
kerumah mereka. Da Hye terlihat khawatir tapi akhirnya ia mengambi pohon yang
lebih besar untuk melawan si pria penguntit. Ketika akan keluar Tuan Kim
bertanya pada cucu dan menantunya, apa yang dilakukan malam-malam dengan
membawa pot.
Hae Joon berjongkok mengoyangkan pager, terdengar
gonggongan anjing. Hae Joon masih mengingat nama anjingnya Kang Jae, sambil
melambaikan tanganya dan meminta untuk diam, tapi Kang Jae terus saja
mengonggong melihat orang yang tak dikenalnya.
Tuan Kim keluar dari rumah, Hae Joon bergumam melihat
ayahnya yang datang. Tuan Kim bertanya kenapa Hae Joon ada didepan rumah lain.
Hae Joon binggung karena dianggap sebagai rumah orang lain, padahal itu adalah
rumahnya, dalam hatinya kembali bergumam “Ayah, aku anakmu.”
Han Na keluar rumah memberitahu kalau Hae Joon itu pria
cabul, Hae Joon panik berusaha menyangkalnya. Tuan Kim memarahi Kang Jae yang
menyalak padahal ada tamu yang datang, lalu melepaskan ikatan lehernya dan
menyuruh Kang Jae untuk mengigit Hae Joon. Kang Jae melompati pagar dan
langsung menerkam Hae Joon.
Tuan Kim mengajak keluarnya mendekat dengan membawa sekop
besar sebagai senjatanya. Ketika mendekat ternyata Kang Jae malah menjilati
wajah Hae Joon, dengan senyuman Hae Joon senang anjingnya itu bisa mengenalinya
sebagai Young Soo walaupun ada ditubuh orang lain. Keluarga Kim mendekat
binggung karena Kang Jae tak mengigitnya, Hae Joon pun berdiri sambil
membersihkan badanya.
“Maaf malam-malam begini sudah menganggu kalian. Apa Kau tak tahu siapa aku?” ucap Hae Joon, Da Hye mengingat saat Hae Joon
membantunya mengambil baju yang jatuh dan menyelamatkan di gudang
“Ahh... kau pria yang tadi ‘kan?” kata Da Hye, Tuan Kim
bertanya apakah sang menantu mengenalnya.
“Tidak, hanya tadi di dept. store” ucap Da Hye, Han Na dengan ketus menyimpulkan dari Mall
sampai kerumah Hae Joon mengikuti ibunya, Hae Joon kembali menyangkal.
“Aku jalan di belakangnya, bukan mengikutinya.” Kata Hae Joon membela diri. Han Na tak percaya kalau
pria itu adalah penguntit
“Bagus kau waspada pada orang
asing. Bagus,
Han Na.” Ucap Hae Joon memuji anaknya. Han Na malah ketakutan
karena Hae Joon bisa tahu namanya.
Da Hye juga melonggo, Hae Joon ingin berbicara tapi
keceplosan ingin mengatakan “ayahmu ini...” buru-buru diubah jadi “Ahjussi...” lalu berbicara sendiri karena harus memiliki alasan
untuk datang kerumahnya sendiri. Han Na marah karena Hae Joon menganggap ini
rumahnya, karena ayahnya berkerja keras untuk membelikan rumah.
“Haruskah kukatakan saat dia kerja
keras banting tulang uangnya
adalah uangku?” kata Hae Joon lalu menyuruh Kang Jae
diam karena mengelus kakinya, seperti ingin diajak main.
“Ini Bukan pertama kalinya kau ke sini
‘kan? Coba
Lihat Kang Ja mana pernah begitu sama orang lain?” kata Han Na ketus
Da Hye langsung menelp polisi memberitahu Ada
orang mencurigakan, yaitu seorang penguntit. Hae Joon berteriak kesal memberitahu kalau ia adalah....
lalu kembali menyuruh Kang Ja duduk daripada menganggunya. Keluarga Kim
binggung melihat anjing mereka yang menurut perintah Hae Joon. Han Na tak
percaya Hae Joon bisa merayu Kang Ja. Hae Joon kembali berteriak sempat
kecepolosan dengan memanggil dirinya “ayah”
“maksudku Ahjussi bukan orang seperti itu.” Kata Hae Joon, lalu mengomel sendiri kalau keadaan ini
membuatnya gila, Tuan Kim akhirnya membuka pintu dan menancapkan sekopnya ke
tanah.
“Anda orang bank ‘kan?”
kata Tuan Kim, Hae Joon sempat tertunduk binggung
“Ayah mertua, kenapa kau berpikir ini dari bank? Satu
kalipun kita belum pernah menunggak.” Kata Da
Hye
“Pria ini bilang, ini rumahnya, mungkin ada yang tidak kita
ketahui.” Kata Tuan Kim
“Ayah, aku bukan orang bank. Aku dari tempat.... Huff... aku tak mengira akan seperti ini dan Aku tak ingin mengatakan ini tapi Kim Young Soo punya hutang
padaku.” Kata Hae Joon, Da Hye melotot kaget mengetahui suaminya
memiliki hutang.
“Ahjussi
ini pasti rentenir. Lihat saja pakaiannya, dia pakai hitam-hitam.” Kata Han Na curiga
“Kalau kau fokus belajar maka ketua kelas Byung Suk mungkin suka padamu.” Balas Hae Joon yang membuat Han Na terdiam
“Nah! Saat membeli rumah ini, kau
dapat pinjaman
100 juta dan bayar 200 juta won dengan semua asetmu, kan? Dari mana uang 200 juta? Uang
pensiun Ayah 80 juta,
dan tabunganmu 20 juta. Lalu?” ucap Hae Joon dengan
penuh keyakinan.
Da Hye menjawab mendapatkan uang dari Rumah sebelumnya. Hae Joon membenarkan sebuah rumah pengantin baru yang dibeli Kim Young Soo 10 tahun lalu, dalam hatinya kembali bergumam “Benar, aku mati-matian menabung dan hutang.” Da Hye
menayakan apa yang salah dengan hal itu. Hae Joon memberitahus duah memberikan
pada Young Soo 100 juta won, sambil bergumam untuk menjaga ucapanya. Da Hye pikir Tidak
masuk akal.
Hae Joon menegaskan bahwa yang diberikan itu dalam bentuk
tunai, sambil menjerit dalam hati”Hentikan, kau bilang apa?”
Tapi ia langsung meminta Da Hye untuk memberinya 100 juta itu sekarang. Da Hye menjerit kaget, Hae Joon menyimpulkan kalau Dae
Hye tak bisa bayar dari rumah itu miliknya dan langsung menyelonong masuk
kedalam rumah
Hae Joon masuk kedalam rumah, teringat kembali kenangan
saat tinggal dirumah itu, ketika mendengar bunyi pintu Han Na berlari memeluk
ayahnya baru pulang kerja. Young Soo dengan bahagia mengendong anaknya walaupun
sudah cukup berat, Da Hye pun menyambut suaminya yang baru pulang dengan wajah
bahagia. Ketiga terlihat sangat bahagia.
Di bagian ruang TV, Hae Joon mengingat saat bercanda
dengan istrinya dengan memegang kakinya. Da Hye meminta suaminya menghentikanya
karena geli, Young Soo akhirnya merayap ditubuh istirnya dan mereka saling
bertatapan dan ingin berciuman. Terdengar teriakan ayah mertua yang memanggil
menantunya. Da Hye langsung mendorong suaminya, Young Soo pun berpura-pura
sedang melakukan pusp up.
Hae Joon menahan tangisnya melihat semua kenangan didalam
rumahnya.
Flash Back
Terdengar jeritan Han Na dari kamar mandi, Da Hye dan
yang lainnya langsung berlari kedalam kamar mandi. Han Na menangis diatas toilet menanyalahkan
ayahnya, Young Soo mengaku kalau itu salahnya. Da Hye mencoba menarik anaknya.
Da Hye menangis karena harus menyangkut didalam toilet
karena ayahnya lupa menaruh dudukan toilet. Young Soo tertawa melihat anaknya
yang tersangkut lalu menyuruh untuk memanggil tukang ledeng saja. Da Hye dan
Han Na geram mendengarnya.
Hae Joon merasa sedih mengingatnya dan melihat tanaman
didalam pot layu karena tak ada yang mengurusnya. Ketika membalikan badan
dikejutkan dengan keluarga Kim dengan melipat tanganya dada terlihat sinis. Da
Hye merasa Hae Joon itu bisa menganggap mereka itu bodoh, menegaskan bahwa
rumahnya itu dengan uang tabungannya, Hae Joon langsung menyela, kalau Young
Soo berbohong pada Da Hye.
“Tiap bulan dia membayar
hutangnya, autodebet
dari rekeningnya untuk 7 tahun.” Kata Da Hye
“Iya, aku tahu , kau mungkin ingin percaya tapi aku tak pernah dapat sesen
pun.” Ucap Hae Joon, Tuan Kim akhirnya meminta maaf pada
menantunya karena salah mendidik anaknya.
“Anda mungkin juga tidak tahu, Ayah mertua. Karena
sampai sekarang dia membohongi semuanya.” Ucap Hae
Joon sambil bergumam meminta maaf pada ayahnya dan istrinya karena semua ini
adalah hal yang terbaik untuk dilakukannya.
Da Hye langsung lemas, anak dan ayah mertuanya menahanya,
Da Hye mengatakan baik-baik saja. Hae Joon ingin membantu tapi Da Hye sudah
berteriak kalau dirinya baik-baik saja, sampai Hae Joon terlonjak kaget
memegang rak. Akhirnya Hae Joon memohon agar bisa memberikan perhormatan pada
Young Soo. Da Hye melirik sinis.
Foto Young Soo dipajang diatas meja dengan semangkuk nasi
dan sumpit didepanya, dalam hati Hae Joon sebagai Young Soo bergumam “Aku benar-benar
mati” Lalu ia pun bersujud untuk memberikan
penghormatan, matanya melihat sekeliling ruangan masih ada foto pernikahan, Han Na saat masih
kecil dan bukunya dan kembali bergumam kalau semua itu masih sama. “Tapi Hanya aku... yang
tak ada.”
Air mata Hae Joon pun mengalir dan kembali bersujud,
dengan berlutut memegang foto Young Soo sambil menangis karena tubuhnya sudah
tak ada tapi jiwanya ada ditubuh orang lain. Da Hye ikut sedih melihatnya, Han
Na dengan ketus merasa Hae Joon itu menangis karena tak bisa mendapatkan
uangnya dan menyuruh mati saja kalau mau mendapatkanya. Da Hye menutup mulut
anaknya agar tak asal bicara.
Hae Joon terus menangis memegang foto Young Soo, diruang
tenah Tuan Kim sedang menonton TV sengaja membesarkan volume agar tak mendengar
tangisan, seperti masih belum rela anaknya meninggal.
Seorang wanita berjalan anggun di lorong, tapi beberapa
langkah berikutnya kakinya terjatuh karena high heelnya. Hong Na sudah mengubah
gayanya mengunakan kacamata dan rambutnya dikuncir kuda. Beberapa pengawal
langsung menghadangnya, Hong Na memberitahu kalau Nyonya yang meminta untuk
datang.
Si pengawal tak percaya karena tak diberitahu sebelumnya,
Hong Na pikir tak ada yang bisa dilakukan sambil mengeluarkan listnya untuk
menganti bunga krisan yang
disukainya setiap hari, dengan
memberikan bunga pada pengawal. Lalu Selama 1 jam membawany keluar jalan-jalan supaya dapat vitamin D dari sinar matahari.
“Pertahankan kelembapan 45% dan tempertur ruangan sekitar 23-25 derajat.” Kata Hong Na sambil memberikan termometer ruangan
“Mainkan lagu opera Cavalleria
Rusticana, Mascagni
di pagi dan sore hari. Dan juga Pastikan
beri makan Geum Soon dan Geum Dol, ikan
mas yang beliau sayangi” kata Hong Na memberikan CD
dan juga plastik berisi ikan. Akhirnya pengawal mempersilahkan Hong Na masuk
ruangan.
Hong Na sengaja membuka tirai dan terlihat Tuan Jang Jin
Goo yang terbaring dengan masker oksigen, pertama-tama Hong Na menyalakan lampu
dan pemlembab ruangan, lalu menaruh bunga dan vas dan memasukan ikan dalam
akuarium, setelah itu menyalakan CD yang dibawanya. Ia duduk didepan Tuan Jang
dengan memanggilnya “Hyungnim”
Flash Back
Tuan Jang baru saja selesai berenang, Gi Tak menemuinya
bertanya keadaan istri Tuan Jang sekarang. Tuan Jang menceritakan istrinya
sehat tapi sering kontrol ke rumah sakit, lalu mengaku ingin pensiun setelah
itu hidup dengan istrinya didesa. Gi Tak melihat Tuan Jang terlihat lelah
akhir-akhir ini
“Aku lelah. Jadi cepat ambil alih
semuanya.” Kata Tuan Jang
“Aku masih ingin mengandalkan diriku sendiri” ucap Gi Tak menolak
“Di dibidang ini, aku tak punya
keluarga yang bisa
kupercaya.” Kata Tuan Jang, Seseorang datang
membungkukan badanya. Gi Tak melihat Suk Chul datang dengan pakaian rapih.
Keduanya saling berhadapan, Suk Chul melihat Gi Tak
menanyakan apakah urusannya lancar dengan wajah sinis. Gi Tak menyapa Suk Chul
sudah lama tak bertemu. Suk Chul mengulurkan tanganya, Gi Tak pun menjabat
tanganya terlihat sangat dingin antara keduanya.
Tuan Jang berdiri ditengah-tengah mereka, karena past
berkelahi lagi lalu mengajak untuk makan bersama.
Hong Na menyuruh Tuan Jang bangun setelah beristirahat
dan melepaskan semua selang infusnya. Tuan Jang masih diam saja, Hong Na
mengingatakan kalau kakaknya itu harus menanam kentang dengan istrinya didesa,
lalu ia menarik selimutnya sampai leher dan terlihat kaki Tuan Jang bergerak
sedikit.
Hae Joon ingin masuk kamar mandi, wajahnya langsung
terkejut melihat ayahnya sedang duduk ditoilet. Buru-buru ia menutup pintu dan
meminta maaf. Tuan Kim pun akhirnya keluar dari ruangan, lalu berbisik pada Hae
Joon.
“Setelah buang air kecil, pastikan untuk menyiramnya dan jangan lupa turunkan dudukan
toilenya” pesan Tuan Kim, Hae Joon binggung.
“Kau harus mempertimbangkan wanita
dirumah ini, Setelah aku mencoba
kencing duduk, ternyata tak
buruk” kata Tuan Kim, Hae Joon melihat ayahnya dengan wajah
sedih.
Hae Joon makan dengan sangat lahap, lalu tersadar
semuanya menatap diam karena makan dengan lahap. Han Na menyindir Hae Jon yang
menganggap ini rumahnya bahkan makan seperti direstoran. Tuan Kim menasehati
cucunya walaupun tamunya
gelandangan tak boleh berkata seperti itu lalu
meminta nasi lagi pada Da Hye.
Da Hye memberitahu kalau nasi mereka sudah habis. Tuan
Kim merasa kasihan melihat Hae Joon terlihat sangat kelaparan. Hae Joon terus
mengunyah makanan yang ada dimulutnya, Tuan Kim teringat sesuatu lalu pergi ke
kamar anaknya dan mengambil nasi untuk persembahan. Da Hye melotot kaget ayah
mertuanya memberikan itu.
Tuan Kim yakin Orang bilang, kalau makan
nasi yang dihidangkan untuk
orang mati, maka kesialannya akan hilang. Hae Joon langsung melahap nasinya, Tuan Kim melihat Hae
Joon yang makan sangat lahap mirip dengan anaknya. Hae Joon langsung
terbatuk-batuk mendengarnya, dan mengaku Sudah
lama sekali tak makan masakan
rumahan. Tuan Kim bertanya apakah rasa makanan sesuai dengan
seleranya.
Hae Joon mengaku kalau kemampuan masaknya dan kecantikan
diwajahnya mirip dengan mendiang ibunya, dan itu yang dikatakan Young Soo dan
membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Tuan Kim merasa Hae Joo itu sangat dekat dengan anaknya.
Hae Joon dengan mulut penuh makanan mengaku bukan seperti itu tapi hanya Young
Soo kebetulan mendengarnya.
Flash Back
Foto Da Hye yang terlihat sangat cantik diposter ditempel
dinding, sebagai model dari Sunjin Mall. Young Soo dengan senyuman sumringah
melihatnya, memberitahu ayahnya kalau Da Hye itu sangat cantik dan sangat mirip
dengan mendiang ibunya. Dibagian atas terlihat foto ibunya yang sangat berbeda
jauh dengan Da Hye. Tuan Kim melihat anaknya yang sangat sumringah sampai tak
bisa membedakan kecantikan ibunya dengan Da Hye.
Tuan Kim berkaca-kaca mengingatnya, Hae Joon tiba-tiba bertanya
apakah mereka sudah menerima uang asuransi. Semua langsung menatap Hae Joon, Da Hye pun meminta
anaknya masuk kamar apabila sudah selesai makan. Han Na pun masuk ke dalam
kamarnya. Tuan Kim pikir lebih baik mereka bicara berdua saja, dan menyuruh
menantunya untuk istirahatlah
karena pasti capek kerja seharian.
Da Hye menolak karena akan membicarakan masalah ini, Tuan
Kim meminta maaf. Da Hye tak perlu sambil memegang tangan ayah mertuanya dengan
penuh kasih sayang. Hae Joon tertunduk sedih tak bisa melihatnya. Tuan Kim pun
masuk kedalam kamarnya. Da Hye langsung bertanya apa yang ditanyakan tadi, Hae
Joon memberitahu mengenai uang asuransi dari perusahaan.
“Sepertinya Anda tahu banyak soal
keluargaku, sampai
menyelidiki sampai asuransi, tapi kami belum
mendapatkanya.” Ucap Da Hye sedih, Hae Joon pikir itu karena meninggalknya itu
bunuh diri
“Maaf, tolong jaga ucapan Anda. Putriku tidak tahu masalah itu.” Bisik Da Hye, Hae Joon sangat kaget.
“Dia mengira ayahnya meninggal karena serangan jantung, terserah orang mau membicarakan apapun tapi menurutnya
suamiku adalah satu-satunya ayah baginya, jadi mana bisa aku menceritakanya”
jelas Da Hye. Hae Joon terdiam.
“Kami juga melakukan upacara kematian secara tertutup
hanya anggota keluarga saja, Supaya dia
mengucapkan selamat
tinggal pada ayahnya.” Cerita Da Hye menahan rasa sedihnya. Hae Joon
benar-benar shock mendengarnya.
Han Na membuka buku diatas meja belajarnya, sebuah gambar
terlihat gedung dan pria seperti sedang melayang diudara.
Flash Back
Dikelas, teman Han Na membahas tentang orang Orang
yang bunuh diri di
Dept. Store Sunjin adalah ayah dari Han Na, teman
yang lainnya tahu kalau Han Na mengatakan kalau ayahnya meninggal karena
serangan jantung lalu merasa Han Na itu sudah berbohong. Han Na hanya bisa
mengigit bibirnya mendengar obrolan temannya.
Han Na menatap gambarnya dan langsung merobeknya sambil
menangis dan meremasnya penuh amarah.
Tuan Kim mengelap alat sit up dihalaman, Da Hye
menghampiri ayah mertuanya bertanya apa yang sedang dilakukanya. Tuan Kim
terlihat kejut, Da Hye melihat barang-barang itu akan dibuang, tapi dibawa
masuk lagi oleh ayah mertuanya. Tuan Kim melihat semua barang masih bagus jadi
tak perlu dibuang.
Da Hye memberitahu tak ada yang memakai selain Young Soo,
jadi lebih baik diberikan pada orang lain saja yang lebih membutuhkan. Tuan Kim
menolak karena ingin memakainya, sambil duduk dan berusaha melakukan sit up
walaupun badannya sudah sangat lemah. Da Hye khawatir melihatnya tapi Tuan Kim
merasa otot-otot ditubuhnya sudah kendur jadi harus banyak olahraga.
Akhirnya Da Hye hanya bisa menghela nafas dan melihat ada
sepatu kerja yang tak dibuang. Tuan Kim langsung mengambilnya kalau akan
memakainya sambil membersihkanya. Da Hye juga melihat tumpukan buku yang belum
juga dibuang. Han Na keluar dari rumah mengatakan akan membacanya, Da Hye heran
untuk apa anaknya membaca buku-buku itu.
Han Na berdalih kalau ibunya yang selalu menyuruhnya
untuk membaca banyak buku, dan mengambil buku-buku milih ayahnya dipelukanya.
Da Hye mengambil plastik besar dan langsung mengambil buku dari tangan anaknya
dan sepatu dari ayah mertuanya sambil mengatakan kalau kakinya akan lecet kalau
memakai sepati kekecilan dan berjanji akan membelikan yang baru nanti dan juga
ada anaknya akan membelikan buku yang baru. Han Na merengek sambil menangis tak
ingin karena semua itu buku milik ayahnya.
Tuan Kim terdiam seperti menahan rasa sedihnya, Kang Jae
pun ikut sedih karena mengetahui jasad tuanya sudah tak ada. Han Na terus
menghalangi ibunya yang ingin membereskan semua buku-buku milih ayahnya. Diluar
pagar, Hae Joon menangis melihat keadaan keluarganya sekarang.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar