Nyonya Seo tertunduk mengakui kalau Soo Hyun pasti
membencinya dan berusaha menjelaskan tapi Soo Hyun lebih dulu bertanya Kenapa
ibu dan ayah bercerai, Nyonya Seo merasa mereka tidak
cocok sejak dari awal
“Itu hubungan yang beracun dan dia
selalu berusaha untuk membuat aku terjebak lalu aku bertemu dengan pria lain”cerita Nyonya Seo
“aku tahu itu, kau
tidak bisa percaya pada kemampuan seorang wanita untuk mencintai.” Gumam Soo Hyun yang tak percaya dengan yang namanya
cinta.
“Tapi, aku benar-benar
menyayangimu, itu sebabnya...” kata Nyonya Seo
kembali disela oleh Soo Hyun
“Kau bilang punya keluarga di
Amerika ‘kan? lalu kenapa kau datang kemari?” tanya Soo Hyun
“Aku melihat artikel tentang
dirimu, dan ingin melihat wajahmu” cerita
Nyonya Seo
“Jadi itu artinya kau akan segera
kembali ke Amerika” ucap Soo Hyun dengan
menyandarkan tubuhnya dikursi, Nyonya Seo mengangguk.
“Dan kau benar-benar melakukan sesuatu
sesukamu, benarkan? Kau
pergi sesukamu dan kau datang sesukamu lalu kau
pergi lagi sesukamu Kau
tidak pernah memikirkan aku, meski kau meninggalkan aku?” kata Soo Hyun dengan tatapan dingin,
“aku mengkhawatirkanmu, tapi... meski begitu, kau seorang
psikolog jadi aku
rasa kau mungkin mengerti bagaimana sedikit perasaanku.” Ucap Nyonya Seo dengan wajah tertunduk menahan
tangisnya, Soo Hyun tertawa mendengarnya.
“kau pikir hatiku terbuat dari
besi karena aku seorang psikolog? Kami
hanya pandai menganalisa, tapi kami sama saja dengan orang lain Seseorang tidak akan selamat dari
terluka secara emosional hanya karena dia seorang psikolog” tegas Soo Hyun dengan nada tinggi, Nyonya Seo menatap
anaknya yang terlihat mulai marah.
“Aku bahkan tidak ingat masa
kecilku, Kenyataan bahwa kau meninggalkan
aku sangat membuatku trauma, Sampai-sampai
semua ingatanku terkunci Dan
juga, sekarang sudah 30 tahun berlalu! Kau
punya keluarga, tapi aku tidak punya
siapapun. Aku
tumbuh menjadi anak yang kesepian dengan ayah yang membenciku seperti dia
membencimu Dan ibu
yang hanya perduli pada adikku saja, tapi....”ucap
Soo Hyun terdiam sejenak menahan emosinya sambil bergumam
“Tenanglah, Soo
Hyun, orang ini hanya tidak dewasa, Mari kita coba memahami semuanya satu demi satu dan itulah jawabannya.” Gumam Soo Hyun
“Apa rencana yang akan kau lakukan
dengan menemuiku?” tanya Soo Hyun berusaha
untuk tetap tenang.
“Aku rasa sangat baik sekali kalau kita bisa tetap
berhubungan atau semacam itu. Meski
kita tidak bisa sedekat dulu lagi Aku
ingin kita saling menelpon, dan makan bersama-sama kapanpun.” Ucap Nyonya So mengutarakan tujuanya.
"Apa
kau ingat saat kau meninggalkanku, waktu aku masih anak-anak? kau tidak ingat apa yang kau
katakan padaku sebelum kau pergi?” tanya Soo
Hyun, Nyonya Seo terlihat binggung seperti tak mengingat apapun. Soo Hyun
tertawa mengejek melihat sikap ibunya.
“Kau memarahiku supaya es krim yang aku makan, jangan
sampai menetes di baju karena
kalau aku melakukannya, kau tidak akan pernah menemuiku lagi jadi aku memegang es krim itu
dengan sangat kuat. Aku terus
menghapusnya tetesan selama
aku menunggumu di udara panas itu !!!!” jerit Soo Hyun membuat Nyonya Seo terkejut.
“Tapi kau tidak pernah datang, dan
kenangan itu menjadi pemicu bagiku Aku
berpikir pasti aku melakukan kesalahan Dan
kau tidak pernah datang karena aku terus menumpahkan es krimnya! jadi rasanya sangat menyakitkan
tiap kali ada air menetes padaku” kata Soo
Hyun dengan nada tinggi sambil memercikan air ketangannya. Nyonya Seo mulai
menangis.
“Itu sangat menyakitkan, rasanya
seperti aku menerima hukuman karena melakukan kesalahan! Tapi kau tidak ingat itu?!!! Aku hidup dalam penderitaan
seperti ini selama 30 tahun!!! Aku
bahkan tidak bisa keluar saat hujan dan gemetar karena ketakutan Tapi kau tidak ingat apa yang kau
katakan?!!!!! Apakah itu masuk akal?” jerit Soo Hyun mengeluarkan semua amarahnya.
Seung Chan dan Ji Ho mendengar dari ruang receptionits
jeritan Soo Hyun berusaha mendekati ke pintu lalu Prof Bae juga keluar ruangan
karena mendengar jeritan Soo Hyun tak seperti biasanya.
Nyonya Seo menangis meminta maaf pada anaknya, mengaku
kalau semua ini adalah kesalahanya. Soo Hyun bertanya apa kesalahan yang diakui
ibunya, dengan membuang dan meninggalkannya, atau bercerai
dari ayah? Atau berbohong
akan kembali.
“Apa yang membuatmu meminta maaf?” jerit Soo Hyun sangat sangat marah.
“Aku hanya ingin melihat wajahmu,
itu saja! Aku ingin
melihat kau tumbuh dengan baik, walaupun
hanya sekali saja.” Ucap
Nyonya Seo sambil menangis. Soo Hyun langsung menjatuhkan semua barang yang ada
diatas meja.
“Itu benar, aku tumbuh dengan
baik, jadi jangan pernah kembali kesini lagi” tegas Soo
Hyun lalu keluar ruangan.
Seung Chan dan Ji Ho masih ada didepan pintu melihat Soo
Hyun benar-benar marah. Prof Bae terdiam melihat anak muridnya mengeluarkan
semua amarahnya yang selama ini ditahanya. Didalam ruangan, Nyonya Seo menangis
karena menyesali keputusan meninggalkan anaknya.
Hye Rim baru saja melayani pelangganya, dikagetkan dengan
Prof Bae datang ke tempat cafe yang baru dan jauh dari Seoul. Prof Bae menyapa
Hye Rim yang sudah lama tak bertemu lalu mengajaknya untuk bicara sebentar.
“Aku mendengar dari Soo Hyun kalau ibunya datang menemuinya. Tapi..” kata Hye Rim tak bisa melanjutkannya.
“Aku rasa dia benar-benar terkejut. Ini pertama kalinya aku melihat
dia marah seperti itu dan Kau
sangat marah pada percobaannya ‘kan?” kata Prof Bae, Hye Rim tak percaya Prof Bae juga tahu
tentang eksperiment itu.
“Ya, maaf aku tidak bisa
mengatakan apapun padamu. Tapi apa
kau tahu apa arti percobaan itu baginya?”tanya Prof
Bae pada Hye Rim
“Aku yakin dia membuat laporan,
mendapatkan penghargaan, dan menjadi terkenal”
pikir Hye Rim
“Itu juga benar, tapi percobaan itu
adalah mekanisme pertahanan dirinya” kata Prof
Bae, Hye Rim kaget mendengarnya.
“Kalau dia bisa membuktikan bahwa
wanita tidak bisa mencintai dengan tulus, jadi Dia
akan membuktikan bahwa ibunya tidak pernah memiliki kemampuan untuk mencintai Maka rasa sakit akibat
ditelantarkan akan menurun” cerita Prof Bae
“Kalau begitu, setiap kali Soo
Hyun ditelantarkan oleh seseorang.....” kata
Hye Rim benar-benar Shock, Prof Bae menganggukan kepalanya.
“Dia menyalahkan dirinya sendiri. Dia mengatakan bahwa itu adalah
kesalahan wanita, tapi pada kenyataannya, itulah yang dirasakannya Dan di antara mereka yang
menyakitinya sekarang bukan hanya ibunya, tapi kau juga” ucap Prof Bae, Hye Rim binggung kenapa ia juga
termasuk.
“Karena kau juga menelantarkan dan
meninggalkannya. Melihat Soo Hyun dalam kondisinya sekarang,
sepertinya dia tidak hanya sekali saja terluka. Apakah terjadi sesuatu lagi?” tanya Prof Bae
“Aku memang pernah putus dengannya
sekali Tapi Soo
Hyun yang meminta berbaikan dan memberikanku bunga tulip
berwarna ungu” cerita Hye Rim yang terlihat masih shock, Prof Bae
menyakinkan apakah itu warna ungu yang diberikan Soo Hyun.
Flash Back
Soo Hyun memberikan setangkai bunga tulip lalu bertanya
apa warna tulip ini baginya.
Hye Rim menyebut Warna Plum lalu
mengubahnya jadi warna ungu, dengan wajah yakin dan melihat wajah Soo Hyun
terlihat sedikit berubah.
“Profesor Choi pernah
memberitahuku sesuatu tentang tulip. Tulip
berwarna Plum dan ungu terlihat mirip, Tapi
arti dibaliknya benar-benar berbeda, Arti
dari tulip ungu yang
kau pilih adalah
cinta itu tidak abadi dan
hasil dari itu, dia mungkin secara otomatis mengartikan bahwa cinta diantara kalian tidak
akan abadi.” Jelas Prof Seo lalu bertanya Apa
ada lagi yang terjadi di antara mereka berdua.
Flash Back
Hye Rim melihat jamnya sudah pukul 12 malam, mengatakan Mantera
sihir Cinderella sudah habis. Soo Hyun terlihat
binggung memegang buku cinderlla yang dilempar padanya. Hye Rim dengan penuh
dendam mengatakan semua yang dikatakan itu hanya kebohongan belaka.
“Aku tadi mengatakn "Aku
mencintaimu, Soo Hyun"? sungguh sebuah lelucon, kenapa aku harus mengatakan itu?” ucap Hye Rim sengaja mempermaikan hati Soo Hyun.
“Tapi Prof Bae, aku juga sangat terluka karena
Soo Hyun. Kau tahu benar kalau dia
mengadakan percobaan padaku selama 4 bulan” ucap Hye
Rim membela diri atas segala yang dilakukanya.
“Tapi kau tahu bahwa Profesor Choi
memiliki perasaan yang tulus padamu. Percobaannya
lebih penting bagi Profesor Choi, Dia
seharusnya memasukkan laporan yang bekenaan dengan JPSP Yaitu yang berhubungan dengan publikasi di dalam
psikologi Dan kalau
dia tidak memasukkan laporannya maka Dia
akan kehilangan kredibilitasnya dan akan kesulitan untuk mencari dana lagi” cerita Prof Bae, Hye Rim melotot kaget medengarnya.
“Meski begitu Profesor Choi
benar-benar berusaha keras untuk menghentikannya dan
itu Karena dirimu. Masalahnya
mengelilinginya sekarang, dia akan melakukan hal yang mengerikan. Itu karena ibunya yang telah
menelantarkannya Dan
juga karena dirimu. Aku yakin
dia merasa seperti ditelantarkan dua kali, Sangat berbahaya
meninggalkannya sendiri pada saat seperti ini, kau harus membantunya” kata Prof Bae
Soo Hyun mengajak ngobrol anjingnya yang bernama Hye Rim,
kalau dirinya itu merasa buruk sambil bercerita sudah minum obat tidur sebanyak
tiga kali tapi sama sekali tidak bisa tidur.
“Aku juga tidak makan banyak, tapi aku tidak merasa lapar” cerita Soo Hyun
Seung Chan akan masuk rumah melihat kakaknya yang keluar
dan bertanya mau kemana. Soo Hyun mengatakan akan jalan-jalan dengan membawa
anak anjing dipelukanya. Seung Chan heran ditengah malam kakaknya ingin
jalan-jalan. Soo Hyun merasa Waktu tidak masalah, karena menurutnya tubuh
yang sehat membuat pikiran sehat dan dengan
sangat yakin ia akan menjadi sehat. Seung Chan menatap kakaknya yang pergi malam-malam
membawa anjingnya.
Soo Hyun berjalan sampai pagi tiba, sambil bergumam
memegang anjingnya erat-erat “Yang terpenting adalah aku menyadari bahwa aku menjadi aneh Itu adalah permulaan dari segalanya.Jadi aku masih belum memiliki
masalah yang serius. Kalau aku bisa mengetahui masalahku dengan sikap
yang objektif...”
Lalu ia melihat pesawat kertas yang jatuh didepanya dan
melihat ke bagian atas gedung asal dari pesawat itu jatuh. Akhirnya ia masuk
kedalam gedung dan menaiki tangga, beberapa anak yang akan sekolah melihat Soo
Hyun karena pagi-pagi membawa anjing dan menaiki tangga.
Soo Hyun sampai diatap gedung melihat bekas pesawat
kertas dan mencoba menerbangkanya, ia mengambil pesawat lainnya sambil bergumam
“Haruskah aku
menjadi pesawat kertas juga? Dan menjadi bebas.” Lalu menaiki kursi dan menerbangkan pesawat dari atap
gedung kebawah.
Seung Chan berlari mencari kakaknya yang belum pulang,
lalu melihat pesawat yang jatuh dan terlihat Soo Hyun ada diatap gedung. Dengan
wajah panik berlari masuk ke dalam gedung. Soo Hyun menaiki dinding pembatas
gedung, Seung Chan sampai diatap dan langsung menarik kakaknya. Keduanya jatuh bersamaan.
“Ada apa denganmu Hyung? Apa kau sudah gila?” jerit Seung Chan, Soo Hyun terlihat binggung menanyakan
apa yang sudah dilakukanya.
“Apa yang akan kau lakukan di
pinggir atap itu? Apa
kau punya keinginan kematian?” jerit Seung Chan
marah, Soo Hyun akhirnya berusaha untuk berdiri
“Aku hanya....terganggu sebentar” ucap Soo Hyun seperti baru kehilangan kesadaranya dan
hampir jatuh.
Seung Chan menahan kakaknya dan menanyakan keadaanya lalu
menawarkan bantuan. Soo Hyun meminta adiknya meninggalkanya saja karena ia bisa
berjalan sendiri. Seung Chan tak bisa berbuat banyak dengan kakaknya yang keras
kepala.
Hye Rim kaget mengetahui Soo Hyun yang naik
keatas atap dan berusaha bunuh diri. Seung Chan
menelp Hye Rim memberitahu kakaknya berusaha
untuk bunuh diri.
“Ada apa dengannya? Kenapa dia
bertambah buruk seperti ini?” kata Hye Rim tak
percaya
“Kembalilah ke sini, ibunya
tiba-tiba saja datang menemuinya Dan
selain itu, kau juga pergi meninggalkannya Aku rasa, aku juga pasti gila kalau berada
dalam situasi seperti itu Dan
juga aku dengar dari Ji Ho, bahwa dia mulai melakukan percobaan baru” cerita Seung Chan. Hye Rim benar-benar kaget
mendengarnya
“Dia menganggap percobaan denganmu
gagal Dan dia
benar-benar seratus persen mempersiapkannya kali ini. Aku rasa dia juga sudah menemukan
subyeknya” cerita Seung Chan
Hye Rim duduk di atas tempat tidurnya mengingat cerita
Prof Bae tentang Soo Hyun.
“Profesor Choi
adalah orang yang tumbuh tanpa pernah merasakan cinta, bahkan saat dia
jatuh cinta, dia tidak menyadarinya. Jadi dia ingin membuktikan
keberadaan cinta, dengan menggunakan percobaan sebagai alasan. Dia berpikir bahwa semua wanita akan mencampakkannya. Dengan mempertimbangkan
apa yang terjadi pada Hye Rim dan ibunya, Dia benar-benar telah ditelantarkan oleh wanita Jadi sekarang, dia benar-benar hancur.”
Hye Rim akhirnya berdiri dari tempat tidur lalu
membereskan semua barang ke dalam koper, setelah itu berdiri didepan cermin
seperti ingin memantapkan diri untuk kembali sambil mengingat cerita Prof Bae
“Aku yakin Profesor
Choi merasa bahwa dia berdiri di ujung jurang sekarang. Satu-satunya yang
bisa menyelamatkannya dari keadaan itu adalah kau, Nona Hye Rim.”
Akhirnya Hye Rim memutuskan untuk pergi walaupun akan
menghancurkan harga dirinya dengan membawa keluar kopernya.
Disebuah lobby hotel
Hye Rim melihat seorang wanita yang sedang menunggu
seseorang sambil melihat jam tanganya. Ia pun mendekatinya menanyakan apakah
wanita itu datang untuk mendapatkan
penjelasan tentang percobaan psikologis. Wanita itu
membenarkan tapi menurutnya kalau Choi Soo Hyun itu seorang pria.
“Ahh..Aku bukan Choi Soo Hyun, aku adalah orang yang
pernah menjadi bagian dari percobaanya. Mereka
akan memberitahumu bahwa itu adalah percobaan yang berhubungan Antara tipe ideal dan sistem
kekebalan, benarkan?” cerita Hye Rim, wanita itu
menganggu membenarkan.
“Itu semuanya bohong, yang
sebenarnya adalah berhubungan dengan cinta Akan Ada
tiga pria yang akan menghampirimu dan melihat yang mana yang akan kau sukai, Itu benar-benar percobaan yang
mengerikan Apa kau
masih mau mengambil bagian dalam percobaan itu?”
cerita Hye Rim yang membuat si wanita terlihat ragu.
Soo Hyun yang baru datang kaget melihat Hye Rim sudah
menunggunya dan bertanya kenapa bisa ada ditempat itu. Hye rim tahu Soo Hyun datang untuk menemui subyek baru
untuk eksperimentnya, lalu meminta maaf karena wanita itu sudah
pergi karena ia memberitahu yang sebenarnya. Soo Hyun duduk
dan terus menatap Hye Rim seperti masih tak percaya, Hye Rim mengodanya kalau
Soo Hyun itu pasti senang karena kembali ke Seoul.
“Kenapa kau kembali?” tanya Soo Hyun dengan wajah dingin
“karena aku ingin bertemu
denganmu.” Kata Hye Rim mengakuinya.
“Aku minta maaf, tapi aku tidak
akan tertipu dengan kisah cinderela dua kali Jadi kalau kau kesini untuk
berakting lagi....” ucp Soo Hyun tak percaya
“Aku tidak melakukan hal seperti
itu lagi....Aku
benar-benar datang untuk menemuimu. Dan juga
ada alasan lain aku datang yaitu untuk
mengerjakan sebuah proyek, Aku
menyebutnya "Proyek penyembuhan Choi
Soo Hyun." Kau
akan membantuku kan?” kata Hye Rim dengan wajah
sumringah.
Keduanya masuk ke klinik, Hye Rim memanggil Ji Ho dan
Seung Chan karena kembali. Dua pria muda itu langsung bahagia melihat Hye Rim
kembali. Ji Ho tak percaya Hye Rim bisa kembali lagi. Hye Rim pikir memang dari
dulu tempat tinggalnya di cafe itu, jadi tak aneh kalau ia kembali lagi.
Soo Hyun memilih masuk ke dalam ruanganya, Hye Rim
menahanya mengajak untuk pergi ke ruang tengah karena ada yang ingin
dibicarakan. Seung Chan dan Ji Ho tersenyum bahagia melihat keduanya kembali
akur, Prof Bae yang mendengar keributan dari ruangan bertanya apa yang terjadi.
Seung Chan memberitahu Hye Rim sudah kembali dan sedang bersama kakaknya. Prof
Bae pun ikut senang mendengarnya, karena usaha menemui Hye Rim tak sia-sia.
Hye Rim membuatkan cream sup dalam piring cekung dan
mengatakan kalau itu adlah Fase pertama dari proyek penyembuhan Choi Soo Hyun. Jadi meminta Soo Hyun untuk memakanya. Soo Hyun tak tahu
apa yang didengar Hye Rim sampai akhirnya memilih untuk kembali, tapi
menurutnya.... Hye Rim menyela kalau Soo Hyun itu tak senang melihatnya
kembali.
“Kau bahkan tidak merasa senang
sedikitpun? Kau tidak
suka kenyataan aku kembali? Haruskan aku kembali ke
Daejeon?” ucap Hye Rim, Soo Hyun
mengatakan tidak
“Kalau begitu, setidaknya makanlah
ini! Aku
datang jauh-jauh dari Daejeon untuk memberimu makan ini! Lakukan untuku, sedikit saja” rayu Hye Rim
Soo Hyun akhirnya mengambil seujung sendok, Hye Rim
memberikan tepuk tangan memuji Soo Hyun lalu menyuruhnya untuk menyendok dengan
yang lebih banyak dengan menyuapinya. Soo Hyun pun tak bisa menolaknya dengan
memakain cream sup buatan Hye Rim.
Didepan layar komputer
Layar account instragram, Hye Rim menjelaskan untuk menaruh
foto tentang kehidupan sehari-harinya ditempat
itu secara alami, sambil
mengulang perkataan Soo Hyun kalau orang-orang yang terbaik
adalah yang melakukan semuanya secara alami. Soo Hyun
menolak karena tidak menyukai media social.
Hye Rim seperti tak peduli dengan melanjutkan untuk meregister
dengan memikirkan username dalam pikiranya "Aku mencintai Go Hye
Rim" lalu ia membuat Nama pemilik Choi Soo
Hyun dengan ID [Akucintagohyerim] dan passwordnya adalah hari ulang tahunya.
Akhirnya account baru pun selesai dibuat, Hye Rim memilih
foto yang ingin diuploudnya dan mencari file dalam komputer Soo Hyun. Ia
menemukan foto dengan Soo Hyun di restoran Prancis. Soo Hyun bertanya apakah
Hye Rim tak ingin membereskan semua barang-barangnya.
Hye Rim mengerti dengan memberitahu
menjadi tugas terakhir hari ini dan besok mereka akan
memulai fase kedua dari proyek penyembuhan Choi Soo Hyun setelah itu memberikan kiss bye lalu keluar dari
ruangan.
Soo Hyun masih binggung dengan Hye Rim yang tiba-tiba
datang dan bersikap baik, lalu melihat fotonya dilayar komputer dan menuliskan
captionnya “Go Hye Rim kembali, Go Hye Rim
kembali! Go
Hye Rim...kembali.” wajahnya tersenyum
bahagia.
Seung Chan sudah memakai jaket kulitnya, Prof Bae
berjalan disampingnya terlihat gugup kalau nanti penjaga melarangnya untuk
masuk. Seung Chan pikir tak mungkin karena Prof Bae itu masih terlihat umur 20
tahun dan meminta agar menutupinya dengan kaca mata hitam. Prof Bae pun
memakain kacamata hitamnya.
Didepan sebuah club, penjaga menahan Prof Bae yang akan
masuk lalu menanyakan umurnya. Seung Chan tersenyum mendengarnya, Prof Bae
mengaku baru berumur 20 tahun. Penjaga tak percaya, Prof Bae akhirnya berbohong
kalau umurnya 30 tahun. Penjaga akhirnya meminta Prof Bae mengeluarkan ID
Cardnya.
Seung Chan pun akhirnya memeluk Prof Bae membela karena
perlakukan penjaga terhadap pacarnya. Penjaga itu kaget kalau wanita tua itu
adalah pacar Seung Chan yang sangat muda. Seung Chan dengan senyuman bahagia
mengajak Prof Bae masuk dengan memanggil namanya, agar bisa dipercaya. Ketiga
penjaga didepan pintu tak percaya karena terlihat wanita itu seperti ibunya.
Prof Bae duduk dengan mengunakan kacamatanya, beberapa
wanita sudah mulai mabuk di bopong oleh pria. Seung Chan membawakan dua botol
minuman, Prof Bae menanyakan gelasnya, Seung Chan memberitahu mereka harus
minum langsung dari botol.
Keduanya bersamaan minum dari botol, Prof Bae mencoba dan
merasakan lehernya terasa sakit. Seung Chan terlihat khawatir. Prof Bae mencoba
berdeham lalu mengatakan tenggorokannya agak sakit karena karbonasi dan mengingat kalau Seung Chan seharusnya
menari di dalam club dan meminta untuk
mengajarinya.
Seung Chan setuju karena Prof Bae ingin menari semalaman
jadi harus bertahan sampai akhir lalu mengajak ke lantai dansa. Prof Bae
terlihat malu membuka jaket dan mengikuti Seung Chan. Dengan gaya anak muda
Seung Chan mengangkat tanganya menari-nari mengikuti lagu yan dibawakan DJ,
Prof Bae tertawa karena bisa pergi ke Club dengan orang yang disukainya.
Hye Rim dan Yoo Rim foto selfie bersama dengan membawa
sebuket bunga dan juga kotak piala penghargaan. Hye Rim masih tak percaya
adiknya itu bisa memenangkan penghargaan dan merasa sangat bangga bahkan sampai ingin menangis
ketika adiknya naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan.
Yoo Rim melihat sekeliling depan gedung bertanya apakah
Ji Ho benar-benar tak datang. Hye Rim juga tak tahu lalu melihat sebuah Drone
yang mendekati mereka. Yoo Rim yakin itu perbuatan Ji Ho dan mengikuti tulisan
di Drone.
Keduanya mengikuti sampai di tempat yang cukup sepi, Ji
Ho memakai jaketnya memainkan dronenya. Yoo Rim bertanya untuk apa Ji Ho
membawa Drone ke dalam gedung. Ji Ho terus memainkan Dronenya lalu memutarnya,
terlihat tulisan “Will U Marry Me” sebagai tanda melamar. Yoo Rim melonggo
begitu juga kakaknya, Ji Ho menurunkan dronenya lalu berlutut dengan satu kaki
memberikan sebuah kotak cincin
“Aku tidak perlu banyak bicara
soal jagat raya ataupun rumus matematika Aku hanya menyukaimu, Yoo Rim Nunna. Maukah kau menikah denganku?” ucap Ji Ho sangat berani, Yoo Rim langsung mengulurkan
tangan kirinya dan Ji Ho memasangkan cincinya.
“Hei, apa yang kau lakukan? kau masih
sangat muda dan kau sudah....”jerit Hye Rim tak
percaya berdiri ditengah keduanya.
Yoo Rim mendorong kakaknya dan langsung memeluk Ji Ho
dengan wajah bahagia, Hye Rim menghela nafas berkali-kali melihat anak yang
lebih muda darinya sudah memutuskan untuk menikah.
Keduanya duduk diruang TV seperti sedang disidang, Hye
Rim tahu keduanya itu baru berkencan selama satu minggu dan sekarang ingin
menikah, menurutnya itu tak masuk akal. Yoo Rim membela diri kalau sebelumnya
sudah menyukai Ji Ho. Hye Rim melotot kalau bukan dengan Ji Ho adiknya harus
menikah.
“Apa pentingnya soal waktu? Cinta mengalahkan semuanya. Perasaanku benar-benar berbeda
saat aku menyukaimu. Kalau kau
adalah batu kerikil di pantai, dia adalah seluruh lautan Dan kalau kau adalah bintang
jatuh, dia adalah ruang angkasa” ucap Ji Ho sekalian
merayu Yoo Rim
“Lihatkan? Jelas sekali dia tidak normal dari caranya berbicara! Bagaimana kau bisa menikah dengan
pria yang seperti...” kata Hye Rim tak setuju,
“Kami bilang saling menyukai, lalu
kenapa membuat kau keributan? Apa kau takut kami akan berakhir
seperti dirimu?” keluh Yoo Rim kesal dengan
kakaknya.
“Ya, baguslah kau menyebutkannya, Apa kau masih mau melakukannya Setelah melihat bagaimana aku
menghancurkan hidupku dengan menikah saat aku berumur 21 tahun? Seperti siswa yang masuk ke SMP
dan SMA sesuai dengan umurnya Maka
ada waktu yang tepat untuk menikah!” tegas Hye
Rim
“Jangan khawatir! Kami tidak akan
berakhir sepertimu. Benarkah
Ji Ho? Kau tidak akan mengkhianatiku ‘kan?” ucap Yoo Rim
Ji Ho menegaskan tak akan mengkhianati Yoo Rim dengan
senyuman bahagia, Hye Rim pun mengancam apabila mereka tetap melakukanya maka
adiknya harus segera keluar dari rumah. Yoo Rim kaget mendengar kakaknya itu
mengusirnya. Hye Rim mengatakan tidak memerlukan adik pembangkang
sepertinya jadi kemasi barang dan pergi.
Ji Ho dan Yoo Rim keluar dari cafe dengan wajah sedih,
Yoo Rim bertanya berapa banyak uang yang dimilikinya, Ji Ho heran kenapa Yoo
Rim menanyakan hal itu. Yoo Rim mengatakan memiliki uang
tunai sebanyak 60,000 won dan
sekitar 2,000,000 won di
tabungan dan bertanya balik berapa uang yang dimiliki Ji Ho, Ji
Ho dengan raut wajah sedih mengatakn uangnya sekitar segitu juga. Yoo Rim pikir itu sudah bagus karena mreka setidaknya
bisa bertahan selama 6 bulan.
Hye
Rim keluar dari rumah dan melihat ada note yang tertempel didepan pintu “Unni, aku memutuskan untuk
tinggal bersama Ji Ho.Saat kau menyetujui pernikahan kami, temuilah aku.” Hye
Rim mengumpat kesal karena adiknya tetap saja melakukan pernikahan tanpa
persetujuanya
Hye Rim keluar ruangan sambil menelp adiknya tapi
ponselnya tak aktif, lalu mengomel kalau mereka itu akan bertahan berapa lama
diluar sana menurutnya keduanya akan merangkak seminggu lagi karena
bangkrut. Langkahnya terhenti
ketika melihat sosok Clare sedang
membaca buku di cafenya.
Dengan senyuman Hye Rim pun menyapa Clare, Clare
mengangkat wajahnya dan membalas dengan senyuman pula. Keduanya kembali duduk
diruang ramal, Clare menceritakan datang untuk bertemu
dengan Soo Hyun, tapi melihat sesi
konsultasinya berjalan lambat jadi menunggunya.
“Aku tidak yakin kau tahu, tapi
kami berdua berkencan” ucap Hye Rim ingin
mempertegas hubunganya. Clare berkomentar sudah bisa menduganya.
“Apa-apaan ini? Kenapa dia tenang
sekali setelah mendengar itu?” gumam Hye
Rim menjerit dalam hati.
“Kenapa kau datang menemuinya? Aku yakin ada banyak psikolog berkualitas
di Amerika untuk membantumu. Jadi
kenapa kau memilih Soo Hyun?” tanya Hye Rim mencari
tahu
“Aku lebih memilih orang yang aku
kenal Dan juga,
aku ingin bertemu dengannya lagi” akui Clare
“Bukankah kau yang mencampakkan dia waktu
kalian berkencan?” ucap Hye Rim yang sudah
mengetahui cerita sebelumnya.
“Hati manusia tidak pernah berubah, Aku tidak punya tujuan untuk
masuk diantara kalian berdua. Dan
juga tidak akan berusaha memaksa diriku diantara kalian berdua” kata Clare, Hye Rim ingin berbicara tapi Clare
menyelanya.
“Akan tetapi.... Aku juga tidak akan menyerah” tegas Clare, Hye Rim mengulangi kalau dengan hubungand
dengan Soo Hyun itu sudah berkencan.
“Kau tahu betapa besarnya sebuah
kenangan ‘kan? Ada banyak kenangan di antara
kami yang tidak kau ketahui Aku
datang karena merindukannya dan
aku yakin Soo Hyun juga begitu” ucap Clare penuh
percaya diri, Hye Rim pun hanya bisa diam.
Hye Rim masuk ke dalam ruangan Soo Hyun menanyakan apakah
Clare sudah pergi, Soo Hyun mengatakan sudah pergi dari tadi dan menanyakan
kenapa Hye Rim bertanya. Hye Rim membahas tentang Soo Hyun yang dulu pernah
berkencan dengan Clare. Soo Hyun sedikit kaget Hye Rim bisa mengetahuinya dan
bertanya bagaimana Hye Rim bisa mengetahuinya. Hye Rim mengatakan itu yang Marie
Antoinette katakan padanya.
“Apa kau... sangat menyukainya?” tanya Hye Rim dengan nada cemburu, Soo Hyun mengaku
tidak terlalu
“Aku rasa kau benar-benar
menyukainya. Apa kau
lebih menyukainya daripada kau menyukai aku?” ucap Hye
Rim
“Kenapa? Apa kau cemburu?” kata Soo Hyun dengan mata melirik kesana kemari
“Kau tahu kenapa aku kembali ‘kan? Aku menderita karena kebohonganmu Tapi aku kembali karena aku
mengkhawatirkanmu. Kau
mempunyai kewajiban untuk membalas kebaikanku”
jelas Hye Rim
Soo Hyun bertanya apa yang harus dilakukanya, Hye Rim
memberikan selembar foto meminta agar dilihat selama 1 jam, Soo Hyun melihat
foto keluarganya dan bertanya kenapa Hye Rim memberikan itu.
“Pada buku yang ditulis oleh John Brad yang berjudul "Seorang ibu yang telah terluka" Dikatakan bahwa penting bagi
seseorang yang terluka Untuk
merasakan kembali apa yang mereka rasakan saat mereka masih anak-anak” jelas Hye Rim
“Namanya itu Itu bukan "John
Brad." Tapi Itu
adalah John Bradshaw. Dan
juga, judulnya "Reclaiming and
Championing Your Inner Child.", bisa disebut
sebagai "Inner Child."” Kata Soo Hyun memperbaiki ucapan Hye Rim
“Lihatlah foto dari masa kecilmu
ini Dan
cobalah merasakan emosi yang kau rasakan dulu. Kau
bisa menulis surat sebagai dirimu saat anak-anak kepada dirimu yang sudah
dewasa sekarang” perintah Hye Rim
“Aku ini seorang psikolog, kau
tahu, aku sudah tahu cara seperti ini. Jadi
itu tidak akan banyak membantuku...” kata
Soo Hyun
“Kau hanya mengetahuinya, tapi kau
belum mencobanya Aku
akan kembali satu jam lagi, jadi selesaikan ini sampai waktunya” tegas Hye Rim lalu keluar dari ruangan
Soo Hyun terus melihat foto bersama ayah, ibu tiri dan
juga Seung Chan yang masih dalam gendongan. Dalam pikiran masih teringat ucapan
ibu kandungnya “Kalau kau terus
meneteskan es krimmu, ibu tidak akan datang saat ulang tahunmu!” lalu jeritan tangisan saat memanggil ibunya ditaman
hiburan karena meninggalkanya.
Lalu ucapan Seung Chan masih kecil “Soo Hyun, aku berharap kau bisa datang dan
membawaku pergi. Aku benar-benar tidak ingin berada di sini
sendirian.” Akhirnya Soo
Hyun menutup foto diatas bukunya
Seung Chan duduk didepan cafe merasa tidak
bisa melihat bintang jatuh padahal yang ia dengar
akan ada hujan meteor juga malam ini. Prof Bae
pikir karena sedikit
berawan. Seung Chan pun mengusulkan mereka berdua pergi ke Alaska untuk melihat matahari
terbit.
Prof Bae ingin membahasnya lalu tersadar Seung Chan
menyebut dengan kata “kita” merasa tak percaya mereka akan pergi berdua untuk
melihatnya. Seung Chan tertawa menurutnya sudah
pasti dan berpikir Prof Bae itu berencana pergi ke tempat sebagus
itu sendirian. Prof Bae tersenyum dan mengucapkan
terimakasih.
Seung Chan pikir tak perlu mengatakan itu, Prof Bae pun
mengusulkan untuk pergi ditanggal... tapi tiba-tiba tenggorokanya kembali sakit
dan tak bisa berbicara dengan jelas. Seung Chan langsung setuju saja lalu
dengan wajah serius meminta agar Prof Bae melakukan operasi. Prof Bae kaget
karena Seung Chan bisa mengetahui penyakitnya.
“Kau tidak akan bisa pergi dengan
keadaanmu yang sekarang. Sesuatu
yang mengerikan bisa saja terjadi sebelum kau bisa melihat matahari terbit. Jadi
dokter, tolong lakukan operasi dan biarkan tubuhmu pulih dulu sebelum kita
pergi” kata Seung Chan mencoba merayu Prof Bae
“Aku akan mengurusnya” ucap Prof Bae buru-buru berjalan pergi. Seung Chan
mengejarnya untuk memberikan tumpangan, tapi Prof Bae memilih untuk berjalan
sampai ke halte bus.
Soo Hyun merenung sambil menatap ke arah jendela, Hye rim
masuk dengan membawa sesuatu ditanganya dan menaruhnya dibangku, lalu bertanya
apakah Soo Hyun sudah melihat fotonya saat masih anak-anak. Soo Hyun seperti baru sadar kalau Hye Rim sudah masuk
ke dalam ruanganya.
“Apa kau menulis surat? Pasti tidak ‘kan?” ucap Hye Rim seperti sudah tahu jawabanya. Soo Hyun
meminta Hye Rim menghentikan semuanya dengan menegaskan dirinya itu seorang psikolog jadi bisa mendiagnosa dirinya sendiri.
“Aku dengar kau bertemu dengan
ibumu, bagaimana perasaanmu?” tanya Hye Rim.
Soo Hyun dengan ketus tak ada untungnya apabila Hye Rim mengetahuinya.
“Aku pernah meninggalkan rumah
waktu Do Kyung masih kecil. Ketika itu Aku
sangat marah setelah bertengkar dengan suamiku, bahkan
aku lupa kalau aku sudah punya anak, dan apergi begitu
saja Dan saat
aku pulang ke rumah, dia menangis di depan kulkas. Disebelahnya aku melihat ada roti
yang sudah termakan separuh. “Setelah
aku berpikir, aku sadar ternyata aku belum memberinya makan seharian. Aku ini ibu yang sangat mengerikan ” Cerita Hye Rim yang pernah melakukan kesalahan juga.
“Jadi, sebenarnya apa yang ingin
kau katakan?” tanya Soo Hyun sempat melonggo
mendengar ceritanya.
“Itu terjadi bukan karena aku
tidak menyayangi anakku. Bahkan
saat kau mencintai seseorang, terkadang kau membuat kesalahan. Saat ibumu menelantarkanmu....” ucap Hye Rim dan membuat Soo Hyun marah
“Apa kau sedang mengajariku
sekarang? Apa yang
kau katakan adalah ucapan yang akan muncul pada saat konsultasi, Kalau kau memang seorang peramal,
bersikaplah seperti seorang peramal Daripada
berusaha bersikap seperti seorang psikolog” ucap Soo
Hyun ketuas
“Tapi, kau sudah tahu tentang itu. Sekarang ini, kau memerlukan
keberanian. Itu bukan
sesuatu yang bisa kau selesaikan hanya dengan mengetahuinya saja Kau harus menghadapi masalahmu
langsung dan mengakuinya, kau perlu
keberanian untuk melakukan sesuatu yang berkenaan dengan itu...Tapi....” jelas Hye Rim disela oleh Soo Hyun
“Kau benar.... Aku kekurangan kasih sayang
sebagai anak-anak saat aku tumbuh dan berkembang, Aku
menjadi trauma karena ibuku menelantarkanku waktu masih kecil Dan aku memutuskan tidak ada yang
namanya cinta sejati untuk pertahanan diriku sendiri, untuk membuktikan itu, aku bahkan
melakukan percobaan sialan ini!!! Kau
senang sekarang?” jerit Soo Hyun benar-benar
marah
Hye Rim memuji Soo Hyun yang sudah mengerti semuianya
tapi menurutnya apabila eksperiment itu sukses apakah Soo Hyu akan bahagia.
Menurutany Soo Hyun akan bahagia sementara saja Karena telah membuktikan bahwa
cinta sejati itu memang tidak ada dan juga membenarkan
kepergian ibunya.
“Tapi itu hanya mekanisme
pertahanan saja, Itu hanya
halangan yang kau buat supaya kau tidak merasakan sakit Jadi, pada akhirnya kau akan
bertambah patah hati. Kenapa?
karena sebenarnya bukan itu yang kau inginkan. Jauh
di dalam hatimu, kau menginginkan seseorang mencintaimu” ucap Hye Rim
“Dengarkan, apa yang diketahui peramal
palsu sepertimu?” kata Soo Hyun meremehkan
“Itu sebabnya aku akan
menghancurkan penghalangmu. Aku
akan menghancurkan percobaanmu, Supaya
kau benar-benar mengakui rasa sakitmu dan bener-benar disembuhkan. Aku akan membuktikan bahwa cinta
sejati itu tidak ada” tegas Hye Rim
Soo Hyun menatapnya, Hye Rim mengambil bunga tulip di
kursi lalau bertanya apa warna yang dilihatnya, Soo Hyun hanya melihatnya. Hye
Rim mengaku sebelumnya itu ungu tapi dimatanya itu warna Plum dan itu
menandakan cinta abadi lalu
mengatakan perasaannya untuk kesekian kali “Aku
mencintaimu, Soo Hyun.” Dan mengatakan dirinya itu
berbeda dengan ibunya karena tidak akan pernah meninggalkannya. Soo Hyun terdiam dengan mata berkaca-kaca.
bersambung ke episode 16
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar