Presdir Cha tepuk tangan tanda mengejek, menurutnya Itu
sangat menyentuh, mendengar Hae Joon yang mengatakan
perusahaan bertanggung jawab atas kematian tuan Kim.
“Lalu... apakah wanita itu, Shin Da Hye,
bekerja di
perusahaan yang membunuh suaminya? Jika
dia memiliki kecurigaan tentang kematian suaminya, bagaimana dia bisa bekerja di
perusahaan ini? Bukankah
kau setuju, Nona Shin?” ucap Presdir Cha, Da Hye menahan tangisnya, matanya
memerah.
Hae Joon menatap istrinya yang menahan sedih didepan para
petinggi Mall, Da Hye melotot menatap Presdir Cha dan juga Hae Joon yang
membahas masalah suaminya didalam rapat. Petinggi lainnya membahas tentang
Young Soo yang menerima suap sebelum meninggal. Hae Joon berteriak apakah
mereka menemukan buktinya.
Si Petinggi itu pun hanya bisa diam dan kembali duduk,
Manager Cha menceritakan Young Soo membeli kalung mahal untuk
istrinya dengan Harga lebih dari 1.000 dolar, menurutnya tidak mungkin terbeli
dengan gajinya jadi bisa dipastikan Young Soo membelinya dengan uang
suap yang diterima.
“Dia membelinya dengan diskon
karyawan... dan
dibayar dalam 10 bulan angsuran.” Tegas Ji
Hoon membela Young Soo
Flash Back
Didepan counter perhiasan, Young Soo mengeluh tidak pandai dalam memilih
kosmetik dan perhiasan jadi meminta agar Ji Hoon
melihatnya dan memilihkan salah satu untuknya. Ji Hoon pikir tak mungkin memilih
hadiah untuk ulang tahun pernikahan temanya. Young Soo menunjuk salah satu perhiasan emas
kuning.
Ji Hoon merasa terlalu berlebihan dan Ini terlihat kecil, Young Soo menunjuk ke bagian bawah, Ji Hoo tahu istri
Young Soo memiliki leher yang panjang dan wajahnya pucat dan mencari-cari perhiasan yang lain. Salah satu kalung
dipakain oleh pegawai, Young Soo melihat kalung itu sempurna.
“Jika aku memiliki seorang adik perempuan, maka aku akan memilihmu sebagai
saudara istriku.” Kata Young Soo, Pegawai
membenarka kalau yang dikatakan harusnya saudara ipar.
Manager Cha memberitahu Young Soo yang sangat teliti, bahkan menipu rekan kerjanya dan sengaja membelinya secara
angsuran, menurutnya semua hanya trik untuk
menutupi apa yang dilakukannya. Hae Joon menatap
sinis mendengar omongan Manager Cha.
“Bagaimana bisa kau begitu yakin? Jika terungkap bahwa tuan Kim
Young Soo tidak bersalah, bagaimana
rasanya kalian ada di tempat yang buruk?” kata Hae Joon mengebu-gebu. Semuanya langsung
mengatakan tidak menginginkan hal itu
“Aku hanya mengatakannya. Jika itu bukan masalahnya, kenapa dia naik ke atap dan bunuh
diri? Itulah
yang aku tanyakan.” Ucap Manager Cha
“Tolong berhenti sampai disini saja, Kau sangat tidak menghormati... keluarga Mendiang Young Soo” tegus Ji Hoon
Hae Joon pun menatap istrinya yang menahan tangis lalu
keluar dari ruangan, Ji Hoon pun ikut berlari mengejar Dae Hye. Presdir Cha
dengan senyuman liciknya pun mengatakan akan membiarkan masalah ini dan semua
orang keluar dari ruangan.
Di depan ruangan, Ji Hoon memberikan sapu tangan pada Da
Hye yang menangis. Hae Joon melihat Da Hye dengan tatapan sedih karena membuat
istrinya mengungkit masalah didepan semua petinggi mall. Presdir Cha tiba-tiba
berdiri disamping Hae Joon dengan tatapan mengejek.
“Para pekerja di gedung ini... mencari mata pencaharian dari apa
yang mereka peroleh di
perusahaan ini. Tidak
ada yang tertarik dengan cerita karyawan miskin... tentang bagaimana dia bunuh diri.” Sindir Presdir Cha
“Coba lihat.... Meskipun suaminya sudah
mati, dia
berjuang untuk terus mencari nafkah. Kupikir
kau pintar, aku kira penilaian salah.” Ejek Presdir Cha lalu berjalan meninggalkan Hae Joon.
Di lokasi syuting
Yi Yeon berbicara dengan sutradara yang berbicara dalam
paragraf yang sangat panjang untuk
waktu yang lama, jadi meminta Seung Jae meringkas apa yang dikatakan
sutradara.
“Karaktermu hanya memainkan dua
adegan tetapi membutuhkan akting
yang bagus. Dia
memohon padamu untuk menggantikan... seorang
aktris yang tidak bisa datang hari ini.” kata Seung
Jae
“Sudah kukatakan diringkas!” teriak Yi Yeon sampai membuat sutradara kaget.
“Kau bukan pemeran utama wanita.” Ucap Seung Jae
“Aku tidak masalah jika kau menolak untuk mengambil
peran ini.” kata Sutradara
Yi Yeon dengan senyuman palsunya mengatakan kalau ia
baik-baik saja dan tak ada masalah, karena tidak
bermain film selama 10 tahun menurutnya Peran
utama wanita terlalu
berlebihan dan menganggap bisa jadi pemanasan
bagianya atau menyebutnya penampilan khusus. Sutradara pun merasa cukup baik kalau Yi Yeon bisa
seperti itu. Yi Yeon lalu menanyakan tempat ruang
gantinya, Sutradara melihat sekeliling lokasi dan menunjuk ada
toilet untuk Yi Yeon berganti baju.
Di tempat pakaian Lucia
Beberapa pegawai saling bisik tentang Da Hye yang
dibicarkan pada rapat. Da Hye hanya bisa diam saja dengan wajah sedih. Semua
pegawai langsung berdiri tegak melihat Hae Joon yang datang. Hae Joon mengajak
Da Hye untuk bicara. Da Hye menyuruh Hae Joon bicara saja sekarang.
“Terlalu banyak orang yang
menonton.” Bisik Hae Joon
“Lalu kenapa? Kau berbicara dengan baik
selama pertemuan tadi Apakah kau... pernah kehilangan seseorang dalam
keluargamu? Apa kau
orang berpikir bahwa uang lebih penting daripada kehidupan seseorang?” ucap Da Hye yang membuat Hae Joon terdiam.
“Baikkah...Jika kau adalah orang yang
baik, maka kau tidak akan langsung
menemuiku.” Ucap Da Hye lalu pergi meninggalkan Hae
Joon.
Yi Yeon bertemu dengan juniornya yang menjadi peran
utama, membahas kalau dirinya yang mencarikan peran ini tap wajah Yi Yeon
seperti sinis menatapnya dan mengejek Yi
Yeon yang tak memiliki sedikitpun rasa kebanggaan, Yi Yeon ingin menamparnya tapi si wanita langsung
menahanya.
“Kau hanya memainkan peran yang
polos dan lugu dan tidak tahu bagaimana caranya menampar
seseorang. Ini
adalah wilayahku. Aku
menampar dan memukul dan juga harus melepas pakaianku.” Kata Junior menampar dan menyiram kepala Yi Yeon dengan
air.
“Sekarang giliranmu. Aku hanya akan terus naik dari
sini.” Tegas Si Junior lalu dengan gaya bos meminta dibawakan
air lagi oleh Yi Yeon.
“Sutradara, bukankah aku
membutuhkan lebih banyak air? Itu
hanya menetes di wajahnya dan Tidak
cukup realistis.” Kata si junior dengan nad
manja. Sutradara langsung berteriak “cut” dan memutuskan beristirahat selama 5
menit.
Beberapa orang langsung membawakan tempat duduk untuk si
Junior dan membawakan selimut agar tak dingin. Sementara Yi Yeon hanya berdiri
sambil melihat rambutnya yang basah dikaca, dengan sinis bertanya apakah
juniornya itu bersenang-senang dengan Cha Jae Gook. Si Junior tak mengerti.
“Jika kau bermimpi menjadi... bagian dari Sunjin Group,
hentikan saja. Ada
puluhan gadis sepertimu dan yang Paling
bagus, kau akan menjadi seperti aku.” Ejek Yi
Yeon meninggalkan lokasi
“Apa kau tidak waras?” teriak si junior, Yi Yeon berjalan dengan tangan
bergetar dan mengepal menahan rasa amarahnya. Seung Jae sedari tadi hanya bisa
menatap sedih Yi Yeon dipelakukan seperti itu.
Yi Yeon berjalan ke toilet dan mendengar para kru sedang
membisikan tentang dirinya, dengan menahan semua kekuatannya, Yi Yeon masuk ke
sebuah bilik tempatnya berganti baju dan langsung meminum wine dan menangis.
Langkah seorang wanita dengan memakai sepatu high heels
masuk, Yi Yeon menutup mulutnya agar tak mendengar kalau sedang menangis. Si
wanita membuka pintu kamar mandi, Hong Nan melihat Yi Yeon sedang berjongkok
dengan menutup hidung agar tak terdengar tangisanya.
Yi Yeon yang melihat Hong Nan datang membiarkan tangisnya
terdengar, Hong Nan tak tega melihatnya memberikan tissue toilet agar Yi Yeon
bisa menghapus air matanya, setelah itu berdeham membasahi tenggorakannya.
Dengan suara lantang menyanyikan lagu agar tak terdengar suara tangisan Yi Yeon
dari dalam toilet.
Di depan toilet, Seung Jae dengan sengaja menghalangi
orang-orang yang ingin masuk. Terdengar suara nyanyian Hong Nan yang bisa
menutupi suara tangisan Yi Yeon.
Hong Nan mengelap wajah Yi Yeon dengan tissue, sehabis
menangis, Yi Yeon mengeluh karena Hong Nan itu terlalu kasar lalu mengomel
sebelumnya meminta agar Hong Nan tak lagi datang.
“Kau mengomel... saat aku tidak dating dan Kau masih
mengomel... saat aku datang.” Keluh Hong Nan sambil
menepuk spons bedak sembarangan ke wajah Yi Yeon. Akhirnya Yi Yeon menyuruh
Hong Nan berhenti memakaikan bedak untuknya.
“Apa kau melakukan ini kepada Gi
Tak?” sindir Hong Na, Yi Yeon tak mengaku bertanya apa yang
sudah dilakukanya.
“Apa yang bisa disukai dari
dirimu? Aku tidak
percaya dia merekam semua iklan dan...film yang ada dirimu di dalamnya.” Jerit Hong Nan lalu menutup mulutnya karena keceplosan
Yi Yeon tersenyum mendengarnya karena selama ini berpikir
Gi Tak hanya tergila-gila dengan tinju. Hong Nan dengan bangga mengatakan Gi
Tak punya gerakan yang sangat baik di ring tinju,
lalu dengan wajah sedih bertanya apakah Yi Yeon tak akan malu,
“Kau tidak mungkin ketakutan
setelah mendapatkan pukulan ringan... dari
gadis kecil seperti itu. Kau
harus melakukannya seolah-olah menggambar
setiap helainya. Dan juga kau harus memberikan gradasi yang
halus.” Kata Hong Nan sambil memberikan make up pada wajah Yi
Yeon.
Beberapa saat kemudian, Yi Yeon menjerit melihat hasil
make up Hong Nan yang membuat dirinya seperti badut dengan lipstik melewati
bibirnya. Hong Nan pun pasrah menerima lemparan tissue dari Yi Yeon.
Saat syuting
Si junior mulai melakukan acting menampar Yi Yeon dan
menyiramnya dengan air, sutradara berteriak “cut” karena pemeran utama lupa
dialog. Beberapa kali Yi Yeon menerima tamparan karena juniornya seperti
sengaja lupa dialog.
Hong Nan dibelakang sutradara, mulai kesal karena melihat
perlakukan si wanita yang sengaja mengulang adegan agar bisa terus menampar Yi
Yeon. Tapi Yi Yeon tetap bertahan sampai sesekali tamparan si junior mengenai
kepala. Sutradara dan kru terkejut dan Yi Yeon menerima kembali siraman air
dikepalanya tapi si junior merasa lidahhnya kaku jadi tak bisa bicara. Hong Nan
gemas melihat tingkah si wanita yang semena-mena pada Yi Yeon.
Ia meminta Seung Jae melakukan sesuatu sebagai seorang
manager, Kesekian kalinya si wanita mengaku tanganya tergelincir dan meminta maaf. Yi Yeon hanya diam dan tetap melakukan
syuting. Hong Nan memberikan semangat agar Yi Yeon bisa bertahan, tangan Yi
Yeon mulai meremas roknya seperti menahan amarahnya selama take. Sutradara pun
berteriak “cut” dan bertepuk tangan karena adeganya sudah bagus.
Beberapa orang memberikan tempat duduk untuk si junior,
Hong Nan langsung mengambilnya dan memberikan pada Yi Yeon. Si Junior pun
terjungkal karena tak melihat kursinya sudah diambil. Hong Nan dengan sengaja
mengibas-ngibaskan handuk basah agar si Junior bisa merasakan cipratan air.
Setelah itu Hong Nan menepuk punggung Yi Yeon dengan gaya
machonya semua itu sangat bagus. Yi Yeon berteriak kesal karena Hong Nan
berlebihan, lalu mengeluh sangat lapar. Hong Nan berteriak mengajaknya untuk
makan. Si junior dan assiten lainnya hanya bisa menatap binggung melihat wanita
yang tiba-tiba mengambil kursinya.
Da Hye duduk bersandar di tangga darurat sendirian,
kepalanya terlihat sangat pening, Hae Joon melihat Da Hye duduk sendirian dari
tangga lantai bawah. Da Hye ingin pergi dan tak sengaja melihat Hae Joon ada
dilantai bawah.
Hae Joon memohon agar Da Hye untuk berbicara sebentar,
tapi Da Hye memilih untuk pergi ke lantai atas berteriak tak ingin mendengarkanya
jadi memohon untuk meninggalkan sendirian. Da Hye sampai ke atap melihat ada
garis polisi dibagian depan sebagai TKP tempat suaminya bunuh diri dan salah
satu meja terakhir kali mereka bertengkar dan esoknya suaminya dikabarkan bunuh
diri.
Dengan memejamkan matanya Da Hye membalikan badan dan
ingin pergi, Hae Joon datang dan langsung menarik tangan Da Hye dan menerobos
garis polisi yang masih terpasang, Da Hye berteriak meminta dilepaskan, tapi
tarikan tangan Da Hye sangat keras.
“Cepat Kemari dan Lihat itu. Jika kau tidak melakukannya, maka kau tidak dapat melakukan apapun.” Teriak Hae Joon sengaja menarik ke bagian pinggir
gedung, Da Hye menutup mata tak ingin melihat kebawah.
“Apa yang kau takutkan? Kim Young Soo sudah mati dan Dia tidak di sini lagi. Sekarang Kau perlu untuk melawan
orang-orang itu. Berapa lama kau
akan terus melarikan diri?” teriak Hae Joon, Da
Hye melepaskan pegangan tangan Hae Joon dan menatapnya dengan mata yang basah.
“Kenapa... Kenapa dia harus mati? Bukankah kau yang seharusnya
mengatakan kepadaku? Kenapa
dia harus mati seperti itu?” jerit Da Hye sambil menangis
“Maafkan aku.... Akan
kupastikan... Aku
menjawab pertanyaan itu, jadi Beri
aku waktu.” Ucap Hae Joon memberikan sebuah kotak
pada Da Hye.
Jegal Gil makan dari pengorengan didepan tempat sampah
dan mengeluh rasanya itu tak enak. Seseorang datang memanggil namanya, Jegal
Gil mengangkat wajahnya dan melihat Seung Jae si pengkhianat datang ke
restoran.
“Beraninya kau muncul di sini?
Pergi!” jerit Jegal Gil sambil mendorongnya, tapia Seung Jae
tetap diam.
Jegal Gil pun memintingnya agar Seung Jae pergi, Seung
Jae tak melawan dan bertanya Apa ada sesuatu yang bisa dimakan. Jegal Gil mengumpat dan mengomel karena Seung Jae pergi
dengan perut kosong lalu memeluknya dengan wajah
sedih, matanya melihat dibelakang ada dua wanita cantik.
Hong Nan melambaikan tanganya tapi Yi Yeon memalingkan
wajahnya, Jegal Gil langsung mendorong Seung Jae agar menjauh dan menyapa dua
wanita cantik yang ada didepanya.
Sepiring pasta dengan kuah seafood merah ada diatas meja,
Jegal Gil pun mempersilahkan ketiganya makan hasil masakan buatanya. Hong Nan
melotot merasakan makanan yang tak enak dan melempar sendoknya. Seung Jae hanya
bisa diam, seperti tak bisa mengunyah makanan dengan benar.
Yi Yeon tetap memakanya dengan suapan yang besar, Jegal
Gil yakin karena Yi Yeon menyukai hidangan buatanya. Yi Yeon mengaku semua karena
sangat lapar dan hanya itu yang bisa dimakan. Hong Nan menahan tangan Yi Yeon
yang ingin makan kembali dan membawa masakan kembali ke dapur. Jegal Gil
berteriak Hong Nan yang tak boleh masuk dapur restoran, Yi Yeon hanya bisa
mengemut sendoknya karena sangat lapar tapi makanannya diambil.
Hong Nan dengan lihai memotong tomat dan paprika, Jegal
Gil melihat sepertinya Hong Nan pernah pernah
bekerja di sebuah restoran. Keahlian Gi Tak
mengolah makanan dikeluarkan dengan meramu pasta buatanya. Seung Jae dan Jegal
Gi melonggo melihatnya. Hong Nan selesai masak dan meminta dibawakan piring.
Jegal Gi membawakan piring saji, Hong Nan memberikan
sentuhan terakhir dengan menarukan peterseli. Jegal Gi dan Seung Chan masih
melonggo melihat keahilan masakan Hong Nan diatas rata-rata. Hong Nan menyuruh
Seung Chan memberikan pasta buatanya pada Yi Yeon sementara Jegal Gil mencoba
masakan Hong Nan dari pengorengan.
Wajahnya tak percaya karena merasakan makanan yang selama
ini dinginkannya, Hong Nan tersenyum bangga karena keahlihan memasakannya tak
hilang. Jegal Gi tak percaya rasa masakanya sama yang dibuat oleh Gi Tak. Hong
Nan memberitahu tipsnya kalau ia harus merebusnya
dengan api kecil. Mata Hong Nan tiba-tiba melotot teringat sesuatu.
Flash Back
Jegal Gi membawa sebuah kalung dan bertanya apakah ia
harus menggoreng
atau merebusnya. Gi Tak dengan bercana
mengatakan harus merebusnya dengan api kecil karena terlalu sulit. Setelah itu melihat sepasang pria dan wanita duduk tak
jauh dari dapur, dan melihat Young Soo melambaikan tangan meminta buku menu.
“Ahhh.... Aku merinding...ini Takdir yang aneh.” Ucap Hong Nan mengingat dirinya sebelum meninggal
melihat Young Soo.
Da Hye duduk didepan meja riasnya, kalung pemberian dari
Young Soo sudah dipakai dilehernya. Ketika ingin memasukan kembali ke dalam
kotak tak sengaja kotaknya jatuh dari meja rias, terlihat ada kartu yang
terselip didalam kotak.
“Untuk cintaku, Da Hye-ku.... Kau selalu menderita karena suamimu yang
pecundang. Aku berjanji untuk membuatmu bahagia, tapi aku
membuatmu menderita. Aku sangat menyesal.” Da Hye membaca
tulisan suaminya sambil menangis
Hae Joon menuliskan surat untuk sang istri di ruangan
kerjanya.
“Aku bekerja keras
untuk keluarga kita, tapi terkadang aku juga goyah. Kadang-kadang aku berpikir kalau lebih baik untuk berkompromi seperti orang lain. Tapi aku akan
selalu menjadi... seorang pria yang kau dan Han Na banggakan. Aku tahu kau akan percaya kepadaku dan mengerti aku. Aku selalu sangat bersyukur... dan aku
mencintaimu.”
Air mata Hae Joon tak bisa ditahan menuliskan surat untuk
Da Hye dan menyelipkan dibelakang kotak kalung yang seharusnya dibelikan saat
perayaan ulang tahun pernikahan.
“Sebagai simbol
cinta yang tak pernah berubah, Aku memberikan kalung ini.”
Pipi Da Hye sudah basah dengan air mata sambil memeluk
kartu yang dituliskan suaminya, didepanya masih ada foto keluarganya yang
terlihat sangat bahagia.
Hae Joon terlihat gelisah berdiri depan rumah, Da Hye
keluar dari rumah. Hae Joon mengaku membeli semua barang
ditanganya, tapi temannya tidak
menyukainya karena memiliki
selera yang buruk. Da Hye meminta maaf dan akan
memberikan pengembalian dana besok.
“Bagaimana kelihatannya kalau aku
yang memakainya? Aku
tidak bisa membuang pakaian baru. Jadi lebih
baik kau memakainy karena Ukurannya
sempurna.” Ucap Hae Joon memberikan semua tas
belanjaan. Da Hye menolaknya.
“Aku tidak meminta uang, jadi Pakai saja.” Kata Hae Joon memaksa memberikan semua barang, Da Hye
menarik tanganya dengan kesal karena Hae Joon memberikan semuanya.
“Jika kau tidak ingin memakainya,
kau bisa menjualnya. Jangan
terlalu picik dan pakai saja! Kapan
lagi kau akan memakai pakaian dari seorang desainer? Sepertinya kau... akan terlihat sangat bagus memakainya.” Kata Hae Joon langsung menaruh ditangan Da Hye dan
pergi.
“ Tunggu!!! Ada surat... bersama kalung itu. Aku yakin dia menulisnya.” Ucap Da Hye dengan air mata tergenang. Tangan Hae Joon ingin meraih wajah Da Hye dan menghapus
air mata yang tumpah. Lalu memeluknya dengan erat dan menangis bersama-sama
didepan rumah.
Hae Joon tiba-tiba tersadar dari khayalanya karena suara
Da Hye yang menegurnya. Da Hye pikir apabila semua barang itu akan
menambah hutang, lebih baik ambil
saja kembali. Hae Joon tersadar kalau ia hanya memeluk
barang bawaanya bukan memeluk Da Hye seperti yang dikhayalkanya.
Di restoran, Yi Yeon sedang mencoba makanan buatan Hong
Nan dengan wajah bahagia. Sementara didapur, Jegal Gil merasa sangat merinding
karena pemilik Pemilik kalung yang diminta Gi Tak untuk memasak dengan api kecil juga meninggal. Hong Nan kaget karena Jegal Gil itu bisa mengetahuinya.
“Anaknya datang untuk mencari Dan ibunya adalah... Ahh... dia Benar-benar penyihir..... Dia seorang femme fatale.” Cerita Jegal Gil
Flash Back
Di Hari saat kematian
Jegal Gil sengaja mengambil gambar dengan kamera saat Da
Hye duduk sendirian menunggu Young Soo. Ia sangat ingat karena hari itu Gi Tak
meninggal.
“Kemarin, dia datang dengan suaminya
untuk ulang tahun mereka. Pasti ada
sesuatu yang mencurigakan.” Ucap Jegal Gil setelah
mengambil gambar Da Hye diam-diam, Tiba-tiba Seung Jae datang bertanya apa yang
dilakukanya.
“Ini bisa menghasilkan uang
untukku.” Ucap Jegal Gil, Seung Jae menyuruh Jegal Gil kembali
berkerja saja.
Jegal Gil malah menarik Seung Jae untuk ikut bersembunyi
dan tiba-tiba seorang pria datang menemui Da Hye. Jegal Gil makin bersemangat
mengambil foto pria yang datang menemui Da Hye yang duduk sendirian.
Hong Nan melotot kaget mengetahui tentang cerita saat
dirinya meninggal dan istri Young Soo didatangi seorang pria. Hae Joon berjalan
pulang dari rumah Da Hye, ponselnya berdering. Hong Nan pun bertanya untuk
menyakinkan apakah Young Soo itu ingin merayakan ulang tahun
pernikahan dengan kalung. Hae Joon membenarkan dan
menyadari kalau itu restoran milik Gi Tak.
“Ah.. ini Tidak mengherankan, karena aku merasa istrimu tidak asing.dan ini semua Kebetulan sekali.” Kata Hong Nan, Hae Joon merasa seperti itu lalu
membalikan badanya melihat sebuah mobil datang ke rumah Da Hye.
“Aku tidak tahu apakah ini benar atau tidak. Tentang istrimu...” ucap Hong Nan, Hae Joon melihat Ji Hoon turun dari
mobil menemui istrinya dan bertanya ada apa dengan istrinya.
“Dia datang pada hari itu, Di hari saat kita mati, Dengan seorang pria. Orang itu pasti bukan kau, karena Dia seratus kali lebih tampan.” Ucap Hong Nan melihat foto Ji Hoon di layar ponselnya
dengan sangat jelas.
Tangan Hae Joon tiba-tiba lemas melihat Da Hye yang
menangis dipelukan Ji Hoon, terdengar suara jeritan Hong Na yang memanggilnya
dari telp. Ia langsung menarik Ji Hoon yang memeluk Da Hye, Ji Hoon kaget
melihat atasanya datang kerumah Da Hye. Hae Joon langsung memuluknya sambil
bertanya sudah berapa lama.
Da Hye mencoba mendorong Hae Joon dan menarik Ji Hoon menanyakan
keadaanya. Hae Joon berteriak kesal karena Ji Hoon yang berani mengkhianatinya,
dan membanting tubuhnya diatas cap mobil. Ji Hoon dan Da Hye binggung melihat
atasan mereka yang merengek diatas cap mobil seperti anak kecil.
“Semua orang, dengarkan aku! Orang-orang brengsek ini
mengkhianatiku. Mereka
bersama-sama. Orang-orang brengsek ini.” rengek Hae
Joon, Ji Hoon memegang hidung dan menjerit panik karena baru sadar ada darah
yang mengalir.
Hae Joon menarik nafas panjang karena baru saja kembali
mengkhayal, dan melihat Da Hye tetap menangis dipelukan Ji Hoon. Akhirnya
tubuhnya lemas dan bersandar didinding karena ternyata selama ini Ji Hoon dan
istrinya itu sudah mengkhianatinya.
Yi Yeon baru keluar dari restoran menerima telp dari Sutradara
Bong. Beberapa saat kemudian, ia sudah sampai disebuah
restoran dengan Hong Nan yang mengikutinya. Ternyata sutradara Bong sudah
bersama Sutradara Goo. Yi Yeon
terlihat senang melihat sutradara Goo ada disana.
Sutradara Goo memuji artis Yi Yeon itu tidak termakan
usai kecantikanya, Keduanya pun saling berpelukan karena sudah lama tak
bertemu. Yi Yeon mengumpat karena Sutradara Goo berani memeluk istrinya Yi
Yeon. Hong Nan duduk dibelakang Yi Yeon
dan Sutradara Goo. Yi Yeon selesai membaca naskah yang ada diberikanya memuji
kalau ceritanya sangat bagus.
“Tapi kau tahu, ini adalah debut kembaliku
setelah 10 tahun. Untuk
melakukan peran kecil, dan bukan peran utama... Maaf, tapi aku tidak bisa
melakukannya.” Kata Yi Yeon menolak
“Apa yang kau baca tadi?? Tentu
saja, kau peran utamanya. Aku
sangat senang mendengar bahwa kau bercerai dan membuat debut kembali. Peran ini... harus dimainkan olehmu dan Bukan orang lain.” Kata Sutradara Goo
Hong Nan melirik sinis dan langsung mengajak Yi Yeon
pergi dengan wajah marah, lalu mengumpat dengan menuduh sutradara itu hanya
seorang seniman penipu, menurunya semua omong
kosong karena mana ada orang gila yang memberikan Yi Yeon pekerjaan sebagai
pemeran utama.
Flash Back
Sutradara Go melihat saat syuting, Yi Yeon berkali-kali
kena tamparan dan menjelaskan sudah pasti akan ada
banyak masalah jika Yi Yeon
menjadi peran utama.
“Tapi... setelah aku melihatmu berakting
tadi, aku
menjadi yakin dengan keputusanku.” Jelas Sutradara
Goo, Yi Yeon merasi merasa tak yakin karena semua ini adalah
hal besar.
“Apa kau tidak mengenalku? Jika aku sudah terpaku pada
sesuatu, aku harus menyelesaikannya. Kau ingat 13
tahun yang lalu, ketika orang lain menentang si pemula Song Yi Yeon, Aku mendorongmu sebagai peran
utama... dan
membuatmu menjadi ratu Asia. Jadi Percayalah
kepadaku. Mari kita
buat ulang energi yang dulu pernah ada!” kata Sutadara
Goo mengebu-gebu. Hong Nan langsung berlutut didepan sutradara Goo.
“Aku minta maaf karena tidak
mengenalimu. Tolong... jaga dia.” Kata Hong Nan memegang tangan Sutradara Goo dan
memberikan sesuatu ditanganya.
Sutradara Goo merasa tak perlu memberikan apapun, tapi
saat membuka tanganya ternyata kosong. Hong Nan mengatakan itu adalah Penghapus
di kepala jadi memohon agar melupakan yang
dikatakan sebelumnya sambil menepuk punggungnya dan mengedipkan mata pada Yi
Yeon.
Didepan restoran
Yi Yeon dan Hong Nan berjalan bersama ada raut wajah
bahagia. Sutradara Goo berjanji akan merahasiakannya Sampai semuanya lebih pasti dan pasti akan menakjubkan, karena mereka akan mengejutkan semua
orang di konferensi pers seminggu lagi jadi Yi
Yeon hanya perlu mempersiapkan diri untuk syuting.
Seung Jae pun membuka pintu mobil ketika Yi Yeon datang,
didalam mobil Yi Yeon menjerit bahagia sambil mengoyangkan tubuhnya kesana
kemari tak mau lagi menyembunyikan imagenya yang terlihat anggun. Yi Yeon
tiba-tiba membuka pintu mobil menyuruh mereka berdua pergi dulu karena ia harus
menemui seorang teman. Yi Yeon merapihkan rambutnya
dan bersikap anggun kembali.
Didepan jembatan sungai Han, Hae Joon menatap jauh
kedepan dengan pipi basah habis menangis. Lalu ia mulai memanjat jembatan, Hong
Nan datang berteriak sambil menariknya. Hae Joon berteriak ingin mati saja,
Hong Nan bertanya kenapa Hae Joon bersikap terburu-buru.
Hae Joon memberitahu keduanya itu sudah berkencan, Hong
Nan binggung. Hae Joon berteriak Ji Hoon berkencan
dengan istrinya sebelum mereka menikah dan sangat yakin keduanya itu sudan menipunya. Hong Nan
berusaha menenangkan kalau tadi salah lihat. Hae Joon menangis kalau
dirinya kembali ke dunia itu bukan untuk seperti ini menurutanya dirinya itu
sudah tak beguna untuk hidup dan kembali menaiki jembatan.
Hong Nan menarik kakinya agar Hae Joon tak melakukan
bunuh diri, keduanya akhirnya jatuh bersamaan di pinggir jembatan. Hong Nan
kaget melihat Ma Ya tiba-tiba sudah ada didepan wajahnya, lalu membantu Hae
Joon untuk duduk walaupun masih menangis.
“Sudah kukatakan. Biasanya untuk kembali setelah melihat
sesuatu yang tidak
seharusnya. Apa yang
harus kita lakukan? Apa kau ingin kembali? Kami akan membawamu sampai di
sana dengan rute ekspres.” Kata Ma Ya
“Berhenti menambahkan bensin ke
dalam api. Pergilah!! Pergi,
pergi!!!” kata Hong Nan
“Biar kuberi peringatan lain....Kau tidak boleh mengungkapkan
identitasmu. Balas
dendam dilarang!!!! Tolong
patuhi dua aturan tersebut.” Tegas Ma Ya berjongkok
didepan Hae Joon
“Aku akan balas dendam!” teriak Hae Joon kesal
Hong Nan akhirnya ikut marah ingin memberiakn peringatan
darinya, Ma Ya pikir Hong Nan itu tidak tahu hukuman mengerikan
yang menanti Setelah melanggar
salah satu dari dua peraturan itu, menurunta jika
mereka kembali sekarang bersamanya maka akan
menguntungkan untuk semua orang. Hae Joon
yang kesal seperti anak bayi merengek di trotoar. Hong Nan berteriak kalau ia
paham dan mengancam Ma Ya itu ingin mati di tangannya, ketika ingin mencekik Ma Ya pun hilang. Seperti
sebelumnya, Hong Nan berteriak ke langit berteriak agar Ma Ya itu datang
kembali.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Mba aku nyari sinop si sayang gx ada, ehh dsni udh ada,,,, jgn s sisihkn ya sayang ku,,, biarn joon ki mh bnyak ynk nulis,
BalasHapuslucu abis, bisa ya ajhussi kece gokil������ d tunggu lanjut'a gumawo n fighting mba������ keren
Lanjutt mba... aku baru nonton sampe epi 2, baca sinop nya dulu aja ah 😊
BalasHapus