Jung Gi benar-benar kaget mengetahui Da Jung itu tetangga
barunya, Da Jung langsung mengejek Jung Gi adan pria yang
tidak memiliki mora, bukan hanya membuat bahaya
tapi juga melakukan pelecehan seksual. Yoon Ho berteriak dari dalam karena Da Jung mengatakan Pelecehan
seksual. Jung Gi langsung menutup telinga anaknya.
“Apa maksudmu pelecehan seksual?
Jaga ucapanmu! Ada anak kecil di sini!” jerit Jung
Gi
“Kau telanjang di hadapanku” kata Da Jung
Jung Gi pun sadar dengan sikapnya kemarin lalu akhirnya
membawa anaknya masuk ke dalam rumah. Yoon Ho langsung bertanya apa maksud
ucapanya Da Jung dan siapa yang melakukanya. Da Jung menyuruh Yoon Ho tak perlu
khawatir dan lebih baik menyelesaikan perkerjaanya saja.
Didalam rumah
Jung Gi mengeluh karena Da Jung harus pindah
ke depan rumahnya, sambil mengumpat sial. Woo Joo lalu
bertanya pada ayahnya, apa yang dimaksud
"pelecehan seksual”. Jung Gi berjongkok didepan anaknya menjelaskan kalau
Ahjumma itu salah paham karena tak mungkin melakukanya dan menganggap kalau Da
Jung adalah Ahjumma yang aneh.
“Kalau begitu bagaimana dengan
sepedaku?” tanya Woo Joo
“Oh benar..... Sepedamu” ucap Jung Gi teringat kembali dengan tujuan ke kamar
902 untuk mengambil sepeda anaknya. Terdengar bunyi suara bel rumahnya.
Jung Gi membuka sedikit pintu rumah dan melihat Da Jung
didepan pintu rumahnya, berpura-pura lupa menanyakan ada apa Da Jung ke
rumahnya. Da Jung langsung membuka lebar
pintu rumah Jung Gi, dengan wajah sinisnya menegaskan Jung Gi harus
menyelesaikan pembicaraan sebelum
pergi
“Tidak perlu berdiskusi panjang! Kembalikan saja sepedanya!” kata Jung Gi
“Kau harus bayar 650,000 won, Denda karena kau
membuat bahaya dan menghalangi jalan untuk pindah. Itu adalah jumlah yang diminta
perusahaan jasa pindahan sebagai ganti rugi, Kalau
kau mau sepedanya kembali, bayar dulu” ucap Da
Jung sambil menadahkan tangan meminta uang.
“Apa salahnya menaruh sepeda di
dekat tangga? Seberapa
banyak sepeda kecil itu menghalangi jalan? Apa? 650,000 won?” teriak Jung Gi mengomel. Da Jung yang akan masuk ke
dalam rumah kembali membalikan badannya.
“Oh ya, kalau kau berpikir begitu,
beli saja yang baru, pikirkanlah lagi. Aku
akan melaporkanmu karena menimbulkan bahaya Dan juga akan melaporkanmu atas
apa yang terjadi di hotel” kata Da Jung mengancam,
Jung Gi berteriak memanggil Da Jung yang sudah masuk kedalam rumah, lalu
mengumpat karena harus membayar denda 650ribu won.
Tuan Nam masuk kerumah membawa surat tagihan mengatakan
kalau itu dari Bank dan bertanya pada Jung Gi apakah ia punya uang untuk
membayarnya. Jung Gi sedang duduk diruang tengah meminta ayahnya tak perlu
mengkhawatirkan hal itu karena akan mengurus semuanya.
“Ini semua karena bajingan itu,
Bong Gi.” Keluh Tuan Nam, Bong Gi keluar kamar tanpa rasa
bersalah mengapa namanya disebut.
“Apa maksudmu, "kenapa"? Ini semua karena kita harus
membayar kecelakaan yang terjadi padamu sebulan yang lalu! Kau seharusnya menghasilkan uang
pada usiamu, tapi kau selalu saja mendapatkan masalah!” teriak Tuan Nam memukul Bong Gi
“Yah.. Ampun, ayah! Sesuatu seperti ini
selalu terjadi saat seorang pria bekerja! Jangan seperti itu Lebih baik berikan saja aku 50,000 won.” Kata Bong Gi menadahkan tanganya, Tuan Nam memukul
tangan ananknya.
“50,000 won, apanya! Ayah tidak
punya uang sepeserpun untuk orang seperti dirimu!
Aishh.... Benar-benar! Darimana aku mendapatkan anak seperti
itu?” jerit Tuan Nam kesal masuk ke dalam kamar.
Bong Gi merengek pada ayahnya agar bisa mendapatkan uang
menurunkan dengan meminta uang 30ribu Won.
Tuan Nam menyuruh Bong Gi minggir
supaya bisa menutup pintunya. Jung Gi mengeluarkan dompet mengeluarkan
beberapa lembar uang lalu memanggil adiknya. Bong Gi langsung berjongkok seperti anak anjing yang
meminta belas kasihan didepan kakaknya. Jung Gi berpesan agar Bong Gi pulang
cepat, Bong Gi pun mengucapakan terimakasih dan berjanji akan mengantinya 10
kali lipat nanti.
Woo Joo keluar kamar memanggil ayahnya, untuk menanyakan
nasib sepedanya. Jung Gi dengan senyuman meminta anaknya tak perlu
mengkhawatirkanya karena mengurusnya nanti lalu memeluk anaknya dengan erat.
Jung
Gi masuk ke kamarnya, membuka laci dan melihat beberapa buku tabungan yang
sudah disimpanya. Sepertinya beberapa buku tabungan sudah kosong, lalu dibuku
tabungan yang ketika masih ada sisa uangnya 19 juta won dengan helaan nafas
memikirkan tentang semuanya karena ia sudah berhenti kerja dan bertahan dengan
uang itu.
Jung Gi berbicara pada Direktur Jo agar meminta diberikan
kesempatan terakhir dan ditanganya sudah ada sekotak Jeli kacang
merah manis, lalu membungkuk. Tapi ternyata ia hanya
berdiri disebuah rumah yang cukup besar, beberapa orang tertawa melihat Jung Gi
yang berbicara sendiri.
Direktur Jo keluar dari rumahnya, Jung Gi panik dan
langsung berlari untuk bersembunyi dibalik mobil yang terparkir didepan rumah
lain. Seorang pria keluar dari rumah ingin naik ke mobilnya, bertanya apa yang
sedang dilakukan Jung Gi. Jung Gi memohon agar meminta waktu sebentar saja.
Pria itu memberitahu kalau harus segera pergi, Jung Gi
tetap memohon agar bisa bersembunyi, tapi si pria langsung mendorong Jung Gi
agar minggir dari depan mobilnya. Direktur Jo melihat sosok pria yang
bersembunyi dibalik mobil, ketika mobil itu pergi melihat Jung Gi yang
bersembunyi dan langsung memanggilnya, menanyakan apa yang sedang dilakukanya.
Jung Gi dengan senyuman berlari menghampiri Direktur Jo,
seperti ingin menutupi tujuan datang. Direktur Jo berpikir Jung Gi itu datang
bukan untuk
menemuinya. Jung Gi mengaku ada yang ingin dibicarakanya tapi
mulutnya seperti kebinggungan untuk berbicara.
“Kalau tidak ada yang ingin kau
katakan, pergilah” ucap Direktur Jo.
“Tidak! Um, terima kasih atas
semuanya sampai sekarang. Aku ingin
memberikan sesuatu padamu sebagai hadiah perpisahan terakhir. Ini tidak banyak, tapi tolong
terimalah” kata Jung Gi mengulurkan hadiahnya,
Direktur Jo melirik hadiah Jung Gi “Jeli kacang merah manis
terbuat dari Ginseng”
“Nam Jung Gi, inilah masalahmu! Kau selalu melarikan diri, aku
tidak pernah melihatmu dengan penuh semangat mengejar sesuatu Itu jelas sekali bukan seperti ini yang ingin kau katakan
sekarang! Bagaimana
aku bisa mempercayakan jabatan kepala bagian pemasaran pada orang yang
pengecut? Huh?” ucap Direktur Jo
“Apa Kau pergi karena perjanjian ini
gagal? Aku tidak
punya alasan untuk menahan satu orang Yang
tidak bisa bertanggung jawab atas tindakan mereka, Benarkan? Karena ini adalah terakhir
kalinya aku bertemu denganmu, aku akan menerima ini” kata Direktur Jo mengambil hadiah dari tangan Jung Gi
“Kalau kau tidak bisa memperbaiki
ketakutanmu, maka Kau akan
mengalami kesulitan dimanapun kau berada” pesan
Direktur Jo yang membuat Jung Gi hanya bisa terdiam. Direktur Jo pun
meninggalkan rumahnya, Jung Gi melihat mobil atasannya tanpa mengejarnya.
Woo Joo menatap sepedanya yang ada di balkon rumah
sebelah. Da Jung dengan nada ketus karena Woo Joo sudah memastikan itu sepeda
miliknya jadi sekarang lebih baik segera pergi. Woo Joo meminta agar diberi
waktu 10 menit lagi hanya untuk menatapnya, tapi merubahnya jadi 5 menit saja.
“Apakah terlihat aku menahan
sepedamu, karena aku punya banyak waktu
luang? Kalau kau
mau mengendarainya, katakan pada ayahmu untuk cepat membawa uangnya” ucap Da Jung ketus
“Kau tidak boleh melepas pitanya
apapun yang terjadi!” pinta Woo Joo
“Kalau kau terus mengangguku, maka aku tidak akan mengijinkan kau
melihatnya lagi” tegas Da Jung lalu
memasukan sepeda lagi ke dalam rumahnya. Woo Joo pun dengan wajah sedih masuk
ke dalam rumah
Jung Gi berdiri dipinggir pelabuhan, jarinya terlihat
ragu untuk menekan mengirimkan resumenya kembali. Teringat kembali ucapan
Direktur Jo saat datang kerumahnya “Kalau kau tidak bisa memperbaiki ketakutanmu maka Kau akan mengalami
kesulitan dimanapun kau berada!”
“Jadi Kau menyebutku penakut? Setelah
semua yang aku usahakan untuk menyelamatkan kontraknya? Aku membuka celanaku dan diseret
hanya dengan memakai baju dalam...” jerit Jung
Gi kesal
Lalu ia mengingat kembali ucapan Direktur Jo “Aku tidak punya
alasan untuk menahan satu orang Yang tidak bertanggung jawab atas tindakannya”
“Jadi maksudmu, segitu saja harga dari diriku? Ada apa
denganku?” jerit Jung Gi benar-benar meluapkan
rasa marahnya.
Beberapa orang tuna wisma sedang menyantap mie instant,
melihat Jung Gi dengan tatapan aneh karena berteriak sendirian. Bunyi perut
Jung Gi terdengar melihat mie instant yang sedang dimakan tuna wisma lalu
melihat dompetnya hanya ada dua lembar saja 1000 won.
Ponselnya berdering, Woo Joo menelp sambil menangis
karena sepedanya. Didepan ATM, Jung Gi dengan rasa berat hati mengambil
tabungan sebesar 650ribu won untuk membayar denda.
Didepan rumah
Jung Gi menyerahkan amplop berisi 650ribu won pada Da
Jung, Da Jung yang mengeluarkan 150ribu won sebagai ganti rugi lampunya yang
pecah. Jung Gi pun meminta agar Da Jung segera mengembalikan sepeda milik
anaknya. Da Jung mengirimkan pesan pada Jung Gi
untuk menghubungi orang itu dan urus mengurus
sisanya.
“Aku akan memberikannya padamu
setelah semuanya diselesaikan. Tapi Aku
tidak yakin kalau itu bisa diselesaikan hanya dengan 500,000 won saja” ucap Da Jung ketus mengembalikan amplop dan masuk ke
dalam rumah.
“Hei, Manajer Ok! Yang
dilakukannya hanyalah mengangguku sebelum dia pergi lagi! Dia bilang "Menyelesaikannya?"
Apalagi yang harus diselesaikan?” jerit Jung
Gi kesal
Woo Joo sudah berdiri didepan pintu dan siap memakai
helmnya, Jung Gi yang melihatnya merasa kasihan lalu meminta anaknya agar masuk
kedalam rumah.
Jung Gi menemui si kakek tua yang mengunakan penyanggah
tangan, merasa tak menyangka kalau ternyata lukanya sangat parah. Kakek itu
memberitahu kalau tulangnya patah jadi harus mengunakan penyanggah tangan
selama 1 bulan. Jung Gi mengeluarkan amplop uangnya.
“ini tidak banyak, tapi tolong
gunakan ini untuk biaya rumah sakitmu” kata Jung
Gi menyerahkan sisa uang di amplopnya.
“Well, aku sudah membayar biaya
rumah sakit Tapi aku
hidup dari gaji harian, jadi ini benar-benar berat bagiku sekarang.” Keluh Si kakek
“Apa Perusahaanmu tidak memiliki
asuransi untuk karyawan?” tanya Jong Gi
“Aisshh.... Benar-benar!! Kenapa mereka harus melakukannya? Aku tidak bisa bekerja sampai ini
dilepas!” jerit si kakek marah
Jung Gi pun bertanya berpa banyak upah yang diterima
setiap hari, Si kakek itu melihat amplop yang diberikan Jung Gi dan kembali
mengomel karena uang itu hanya bayaranya selama 1 minggu saja. Jung Gi hanya
bisa menghela nafas karena harus kembali mengeluarkan uangnya.
Jung Gi berjalan di pinggir jalan, menerima telp dari
pegawai wanita yang memastikan kalau Jung Gi mengambil uang sebanyak 650ribu
won. Jung Gi membenarkanya. Wanita itu mengatakan kalau Jung Gi tidak
menyebutkan kalau sudah dipecat, Jung Gi binggung.
“Persentase dari dendamu akan
berubah mulai hari ini Itu
akan dinaikkan 3, 2% dari sekarang” kata Si
wanita
“Bagaimana kau bisa tiba-tiba menaikkannya
sebanyak itu?” jerit Jung Gi tak terima.
“Tidak ada yang bisa aku lakukan
karena situasi pekerjaanmu berubah pak Kalau
kau tidak membayarnya selama dalam waktu 6 bulan, kau harus membayar biaya
penarikannya juga. Jadi
tolong ingat itu!” tegas si wanita
Ia lalu berdiri dan seperti tanganya berubah jadi tangan
robot, Jung Gi menatap ponselnya dengan binggung. Tiba-tiba sebuah pesawat
bentuk tangan terbang menuju ke arah Jung Gi dan mendorongnya. Jung Gi
berteriak ketakutan dan langsung terjatuh.
Jung Gi memegang dadanya merasakan sangat kesakitan,
beberapa orang sedang berjalan heran melihat Jung Gi tanpa ada alasan apapun
terjatuh sendirian. Jung Gi melihat sebuah truk yang menawakan pekerjaan dengan
bayaran 100rb won.
Woo Joo mengendarai sepedanya, terlihat belum begitu
lancar. Da Jung melihat jam tanganya mengatakan sudah 10 menit. Woo Joo
menghentikan sepedanya memberitahu kalau ia belum mengendarainya dengan benar.
Da Jung mendekatinya, kalau itu adalah masalah yang harus ditanggungnya
sendiri.
“Sekarang sudah 10 menit sesuai
janji kita, jadi aku akan membawanya, turunlah dari
sepedamu sekarang” ucap Da Jung.
Woo Joo pun mau tak mau turun dari sepedanya, dua orang
temanya mendekati Woo Joo berpikir kalau itu ibu Woo Joo karena mengambil
sepedanya. Woo Joo berteriak kalau Da Jung itu bukan ibunya. Da Jung
mendengarnya dan terus menuntun sepeda masuk ke dalam rumah.
Bong Gi memasak cemilan membahas tentang wanita tetangga
barunya,menurutnya Da Jung itu memiliki masalah
kejiwaan, atau mungkinkah anti social, merasa tak
percaya dengan yang dilakukan pada anak-anak padahal seharusnya lebih bersikap
seperti orang dewasa.
“Dia memang sesuatu, selain gangguan sejak dia
mulai pindah kesini Tapi
memang benar-benar, dia berada di level
keanehan yang berbeda” keluh Tuan Nam
“Bagaimana dengan Hyung? Aku pikir
dia selalu pulang terlambat sekarang ini.” kata Bong
Gi
“Dia bekerja lembur seminggu penuh dan selalu pulang dalam keadaan lelah
belakangan ini!” jelas Tuan Nam, Jung Gi
pulang ke rumah mengambil air minum diatas meja.
“Hyung! Kau selalu bekerja lembur
setiap saat, tapi kau tidak punya uang? Lupakan tentang hal lain dan
selesaikan masalah dengan sepedanya dulu Lakukan apapun yang perlu
dilakukan!” ucap Bong Gi, Tuan Nam setuju karena sangat
tidak enak dilihat.
Dikamar, Woo Joo menatap langit-langit sambil mengingau
memanggil sepedanya. Jung Gi dengan wajah lemas mengatakan akan mengurus
masalah itu segala dan pamit pergi masuk kedalam kamar.
Bong Gi kembali mengeluh tak percaya wanita itu meminta
bayaran sebanyak itu dan kakaknya itu tidak dibayar atas
pekerjaannya atau bonus yang lainnya. Tuan Nam
pikir lebih baik Bong Gi yang mencari pekerjaan dan menghasilkan uang sendiri.
“Apa kau tidak merasa menyesal
pada kakakmu” tegur Tuan Nam pada anak bungsunya.
“Lagi-lagi begitu, ayah. Aku sudah
bilang, akan melakukan sesuatu yang besar! Kalau ayah terus menasehati aku
seperti ini, tapi saat aku melakukan hal besar nantinya Apa yang akan ayah lakukan sekarang? Ayah akan merasa sangat menyesal nantinya.” Kata Bong Gi yakin
“Seperti itu akan terjadi saja!” ucap Tuan Nam mengejek, Keduanya tertawa lalua kembali
minum makkeoli.
Tiba-tiba terdengar suara desahan dari kamar Jung Gi,
keduanya langsung melotot kaget. Bong Gi langsung menguping dari pintu kamar
kakaknya, Tuan Nam memukul pantat anaknya agar tak menguping. Bong Gi mengeluh
seharusnya kakaknya membaginya apabila memiliki film porno yang bagus. Tuan Nam
menyuruh Bong Gi diam dan harus membiarkanya, karena kakaknya itu harus menurunkan
stress dengan cara seperti itu.
Jung Gi duduk sambil berteriak-teriak dan akhirnya
membaringkan tubuhnya dengan deretan plester pereda pegal-pegal dibagian
punggungnya. Ketika ia bangun beberapa plester peredanya tidak menempel dengan
sempurna.
Jung Gi keluar rumah melihat Da Jung berdiri didepan
lift, akhirnya mau tak mau Jung Gi harus masuk bersama Da Jung didalam lift. Da
Jung melirik sinis memberitahu kalau ia itu bukan tempat penyewaan sepeda.
“Dia benar-benar
memiliki masalah kejiwaan” jerit Jung
Gi dalam hati.
“Anakmu sepertinya benar-benar
dalam kesulitan. Kenapa
tidak menyelesaikannya secepat mungkin?” kata Da
Jung
“Tidak apa-apa, ini kesempatan
yang bagus untuknya belajar kesabaran” ucap Jung
Gi dengan senyuman
Da Jung merasakan ada bau yang menyengat, Jung Gi mengaku
kalau itu bau buku baru yang sangat menyegarkan dan mengaku Bau mintnya lumayan kuat lalu buru-buru keluar dari lift setelah pintu terbuka.
Direktur Jo turun ke lantai bawah sambil berteriak membawa berkas kalau itu tak akan berhasil
dan berkasnya itu benar-benar sampah dan menyuruh timnya melakukanya lagi. Mi Ri harus
buru-buru menelan makanannya.
Young Mi memberitahu kalau semua itu tugas yang biasa
dilakukan Jung Gi, Direktur Jo pun bertanya pada Hyun Woo, apakah sudah
menyelesaikan tugas yang diperintahkan. Hyun Woo mengatakan berusaha untuk
menyelesaikanya. Direktur Jo menendang kursi dengan kesal. Hyun Woo memberitahu
kalau tugas itu biasanya dikerjakan oleh Jung Gi.
“Apa kau tidak bisa bekerja
tanpa adanya Manager Nam? Huh? Itu Program yang melakukan
semua perhitungannya Jadi apakah ada masalah dia berada di sini atau tidak? Aku tidak mau mendengar
apapun lagi, bawa kepadaku 30 menit lagi ” jerit Direktur Jo kesal lalu kembali keruanganya
Young Mi merasa sikap Direktur Jo hari ini sangat
berlebihan, merasa dengan Manager Nam
dan penganganti Manager Kim tak ada jadi banyak
sekali pekerjaan yang harus dikerjakan dan
bertanya-tanya dan mengeluh apa yang harus mereka kerjakan sekarang.
“Mereka akan segera memilih yang
baru! Kenapa
banyak sekali yang harus dikerjakan?” keluh Hyun
Woo melihat berkas yang harus dikerjakanya.
“Jadi kita juga harus lembur lagi
hari ini pastinya” kata Mi Ri duduk dengan
lemas
Direktur Jo masuk ke dalam ruangan, tak percaya si
bajingan Jung Gi ternyata
melakukan banyak sekali pekerjaan. Dilantai
bawah, Hyun Woo menerima telp yang berdering disampingnya, Pria yang mengaku
sebagi manajer Choi dari Best Kosmetik, meminta telp dari Jung Gi.
Hyun Woo menemui Direktur Jo diruanganya, Direktur Jo
memarahi Hyun Woo yang berani memberikan telp Jung Gi pada Best kosmetik. Hyun
Woo tahu Jung Gi itu pengangguran sekarang ini jadi ia pikir itu bagus
sekali kalau dipekerjakan atau semacamnya
“Apa yang akan kau lakukan kalau
best kosmetik berencana mencuri sesuatu dari kita? Apa kau akan bertanggung jawab? Sekarang Cari tahu apa yang mereka
inginkan!” perintah Direktur Jo.
Jung Gi menerima kartu nama Manager Choi dari Best
Kosmetirk. Manager Choi mengatakan mereka akan segera
merilisna. Jung Gi bertanya apa yang dimaksud itu Serum herbal. Manager Choi tahu bahwa Jung Gi yang
mengembangkannya dan sudah menyelesaikannya jadi mereka
memerlukan orang dengan bakat seperti Jung Gi.
“Kami ingin kau menandatangani
kontrak dengan kami secepatnya” kata Manager Choi
“Tapi kau bahkan belum melihat
produknya.” Ucap Jung Gi binggung
“Itu tidak masalah! Aku percaya
pada Lovely, karena Konsep
perusahaan kami adalah natural Jadi
aku tidak perlu melihat produknya.” Jelas
Manager Choi, Jung Gi pun meminta waktu agar berbicara pada Direktur dulu dan
akan mengubunginya nanti.
Manager Choi berdiri akan menunggu kabar darinya, Jung Gi
ikut berdiri tapi kepalanya terbentur dengan lampu yang tergantung. Manager
Choi berjabat tangan dengan mengoyangkan tanganya, Jung Gi berteriak kesakitan
karena semua badannya terasa sakit. Manager Choi pikir Jung Gi sedang sakit.
Jung Gi berbohong mengaku kemarin terlalu keras berolahraga.
Jung Gi menelp si kakek petugas pindah rumah mengatakan
akan segera mentransfer uangnya dan mengucap syukur karena penyanggah tanganya
akan segera dilepas. Lalu ia berhenti berjalan melihat Direktur Jo sudah
berdiri didepan rumahnya.
“Kau kesini bukan untuk mencariku
kan?” ucap Jung Gi mengikuti kalimat yang dikatakan Direktur
Jo.
Direktur Jo menuangkan bir digelas Jung Gi, sementara
Jung Gi seperti jual mahal sambil membersihkan kukunya. Direktur Jo dengan
ramah menanyakan kabarnya. Jung Gi mengaku ingin
istirahat, tapi banyak sekali orang yang mencarinya
dan merasa tambah sibuk setelah berhenti berkerja.
“Oh, benarkah... Manager Nam, kita sudah lama
menjadi teman Setelah
aku membuatmu pergi seperti itu, Aku
tidak bisa tidur nyenyak dimalam hari!” kata
Direktur Jo
“Aku yakin bukan itu yang
benar-benar ingin kau katakan sekarang” ucap Jung
Gi mengulang kalimat Direktur Jo
“Ya, baiklah, aku akan langsung
saja ke intinya. Apa yang
dikatakan orang-orang di Best kosmetik? Apa yang mereka inginkan?” tanya Direktur Jo
Jung Gi melihat restoran itu terkena dengan
daging lehernya. Direktur Jo langsung meminta
pelayan memesan dua porsi daging leher. Jung Gi bergumam tak percaya dengan
sikap Direktur Jo seperti melayaninya.
“Perasaan aneh apa ini? Aku merasa
seperti aku memakai celana sekarang.” Kata Jung
Gi dalam hati binggung
“Tuan Nam, kau harus menyerah sekarang” kata Direktur Jo sambil memegang tangan Jung Gi memohon
“Yah, kau datang tiba-tiba, jadi
aku tidak tahu harus berkata apa-apa, Lagipula
aku sudah meninggalkan Lovely Kosmetik.” Tegas
Jung Gi memperlihatkan amarahnya.
“Aku hanya ingin kau istirahat, Karena kau sudah bekerja keras
mengembangkan produknya, itu saja! Apa
kau salah paham padaku?” ucap Direktur Jo
“Bukankah kau bilang bahwa aku
tidak berada di posisi untuk bertanggung jawab Dan aku hanya berharga sekecil
ini saja?” kata Jung Gi memperlihatkan mangkuk
kecil dianggap dirinya seperti itu sebelumnya.
Direktur Jo mengeluarkan amplopnya surat pengunduran diri
Jung Gi dan langsung merobeknya, sambil mengakui sangat menyesal
tentang semuanya sampai sekarang jadi
meminta agar Jung Gi kembali dan mereka bisa berbicara dengan nyaman. Jung Gi
melihat daging pesananya belum datang, Direktur Jo langsung berteriak memanggil
pelayan agar segera membawa daging pesanan Jung Gi.
“Apakah ada sesuatu yang lain yang
ingin kau makan? Empela ayam
mungkin? Katakan saja” ucap Direktur Jo
“Seharusnya aku
meminta daging Hanwoo padanya. Aishh....Benar-benar, aku terlalu baik demi kebaikan
sendiri.” Gumam Jung
Gi seperti menyadari diri yang terlalu baik dengan pundak yang terasa lebar
sekarang.
“Kalau kau ingin pindah ke Paris,
kau harus menunjukkan bahwa kau memiliki bakat selevel dengan Paris Jangan hanya merengek bahwa ada
diskriminasi lagi. Karena
kau seorang wanita, benarkan?” ucap Direktur Kim
ingin memberikan tanda tangan pada berkas yang dibawa oleh Da Jung
“Aku rasa itu bukan sesuatu yang
harus dikatakan oleh seseorang yang mendapatkan Posisi direktur dengan mengambil keuntungan dari produk
yang aku keluarkan” kata Da Jung
Direktur Kim tak mengakuinya sambil bertanya mereka yang
belum memiliki produk yang hit sekarang, menurutnya Mungkin
ini adalah akhir dari kejayaan dari Da Jung karena Masalah
dengan wanita adalah mereka kekurangan ketekunan. Da
Jung dengan wajah sinis mengakui sudah merengek
tentang diskriminasi gender
“Tapi apa yang harus kita
lakukan dengan seseorang yang Merengek tentang dipukuli oleh seorang wanita?” ucap Da Jung menyindir
atasnya, Direktur Jo langsung menutup hidungnya dengan wajah ketakutan
Da Jung duduk di meja kerjanya, melihat dengan wajah
serius lembaran presentasi yang dibuat oleh Jung Gi tentang Serum Tap Tap dan
dibagian belakangnya ada tulisan “Terima kasih, ditulis oleh Nam Jung Gi” Teringat
kembali ucapan Jung Gi di dalam hotel.
“Tolong lupakan tentang kehilangan
kesempatan pergi ke Paris karena Manajer Lee Dan nilailah produk kami dengan
adil. Aku akan menunggu kabar darimu.” Kata Jung Gi
Da Jung kembali melihat proposal dari Lovely Cosmetic dan
melipat tanganya didada dengan wajah serius memikirkanya.
Jung Gi pergi ke parkir berbicara dengan manager Pabrik
kalau produk itu lebih baik dari yang sebelumnya. Manager Pabrik menyakinkan tidak
akan pecah apapun yang terjadi. Jung Gi pun meminta
agar membawa produk itu lebih dulu.
Manager Pabrik berharap agar Jung Gi itu benar-benar
akan sukses kali ini. Jung Gi pikir Manager
Pabrik bisa percaya padanya karena Pihakn penjual akan segera
menaruh di rak penjualan segera dan juga
akan mendengarkan semua permintaan mereka.
Manager Pabrik pun memberikan selamat merasa tak percaya jung Gi lebih
berbakat dari yang dikira
“Produk ini sangat bagus
sampai-sampai vendor datang mencari kita” jerit Jung
Gi tertawa bahagia.
Jung Gi menyetir mobil dengan wajah bahagia sambil
menyanyi, ponselnya berdering. Da Jung menelpnya, Jung Gi kaget karena Da Jung
menelp tiba-tiba menelpnya. Da Jung meminta Jung Gi agar datang ke kantornya.
Jung Gi mendengar Da Jung yang menyuruhya datang bertanya-tanya alasannya. Da
Jung bertanya apa yang dikatakan Jung Gi sebelumnya. Jung Gi hanya tertawa
“Aku ada pertemuan bisnis, jadi mari kita bertemu disuatu tempat. Aku pikir mungkin punya sedikit
waktu.” Kata Jung Gi dengan tawa bahagia, Da Jung heran dengan
sikap Jung Gi terlihat sangat bahagia.
Jung Gi meminum kopinya disuatu ruangan, Da Jung masuk ke
dalam ruangan memberitahu kalau tujuan menelpnya itu untuk membawakan contoh
produknya lagi dan melihat Jung Gi itu datang dengan
tangan kosong. Jung Gi dengan sikap jual mahal merasa produk itu bukan
sesuatu yang bisa ditunjukkan
pada Da Jung begitu saja karena ada masalah dengan kerahasiaan.
“Kalau kau tidak bisa
menunjukkannya padaku, lalu kontrak kita akan berdasarkan apa?” ucap Da Jung, Jung Gi membalas apa sebenarnya yang
diucapan Da Jung.
“Aku berpikir untuk menandatangani
kontrak dengan kau untuk Serum Tap-Tap” kata Da
Jung
“Oh, benarkah? Tapi
bagaimana ya? Kau sedikit terlambat” jerit Jung
Gi mengejek didalam hati.
“Kami baru-baru ini berbicara
dengan perusahaan lain dan telah
menandatangani perjanijan dengan mereka Tapi kalau perusahaan Gold bisa
menawari kami ketentuan yang lebih baik. Ini
semua bisa berubah, Sayangnya mereka
luar biasa, jadi aku tidak yakin kau bisa menjadi lawannya” kata Jung Gi meremehkan sambil melipat tanganya didada.
Da Jung menembak tawaran itu datang dari Best Kosmetik,
Jung Gi memuji Pikiran Da Jung sangat
tajam menurutnya Bakat bukan segalanya saat
berhubungan dengan kesuksesan dengan mata sangat
meremehkan.
“Aku seharusnya tidak
berbuat sejauh itu.” Gumam Jung
Gi merasa sudah kelewatan
“Kalian bajingan benar-benar bermain
kotor” umpat Da Jung, Jung Gi tak percaya Da Jung bisa
berbicara sangat kasar padanya,menurutnya orang yang salah itu yang harus
meminta maaf. Da Jung sedikit menyingkir
menelp seseorang,
“Manajer Choi, ini Ok Da Jung dari
perusahaan Gold Kosmetik. Apa
kau benar-benar akan menandatangani kontrak dengan Lovely Kosmetik untuk Serum
Herbal mereka? Kalau kau
memang berencana begitu, maka aku akan membiarkannya” kata Da Jung berbicara pada Manager Choi di telp, dan
sengaja memasang speaker.
“Oh, kami hanya melihatnya karena mendengar kau sedang
mempertimbangkannya. Kami
tidak terlalu tertarik dengan serum itu.”kata
Manager Choi
“Apakah tim penyambutan menyuruhmu
untuk mengacau dengan perusahaan. Yang
membuat produk yang membuat aku tertarik? Apa kau mempermainkan bawahan yang tidak tahu apa-apa untuk berusaha menurukan gaji tahunanku?”jerit Da Jung marah, Jung Gi panik mendengarnya langsung
menuangkan air putih.
“Kalau kau datang kepada kami
lebih cepat, kami tidak harus melakukan ini!” jelas
Manager Choi
“Apakah itu sesuatu yang harus
dilakukan pada orang-orang yang hidupnya tergantung dari kontrak? Beginikan perlakuan best kosmetik pada
orang-orang?” jerit Da Jung
“Kau membuat kami berada dalam
kesulitan dengan menempatkannya seperti itu. Bisakah kau merahasiakannya...” kata Manager Choi ketakutan, Da Jung meminta agar
mereka bermain secara adil.
Jung Gi langsung berlari kearah Da Jung memberikan sampel
produk dalam bentuk botol memberitahu
mereka sudah meningkatkannya dengan ekstrak herbal organic jadi meminta agar mencobanya. Da Jung melirik sinis,
Jung Gi menyakinkan bahwa itu produk yang bagus dengan mengoleskan ditangan Da
Jung karena akan merasakan sangat lembab. Da Jun menarik tanganya dengan
lirikan sinis.
“Kau bertingkah seolah-olah yang
terjadi dengan Best Kosmetik tidak pernah
terjadi? Apa
maksudmu?” jerit Direktur Jo ditelp. Jung Gi
membenarkan dan mencoba menjelaskanya yang terjadi sebenarnya.
“Dasar Best Kosmetik bajingan!
Jadi apa kau meminta maaf pada Gold kosmetik?” tanya Direktur Jo
“Ya, tentu saja! Aku langsung
keluar setelah meminta maaf dengan berlutut” kata Jung
Gi, Direktur Jo memuji dan Jung Gi harus segera pergi setelah itu dan bertanya
hasil dengan kontraknya.
Da Jung menemui Direktur Kim mengatakan akan menandatangani
kontrak. Direktur Kim melihat nama mereknya Serum Tap-Tap Lovely Kosmetik dan bertanya apakah produk itu memiliki potensi dan apa yang ada dibenaknya sekarang. Da Jung melipat
tanganya didada merasa Serum itu akan
menjadi produk yang hit seperti produk tahun lalu Dan ada kemungkinan bahwa
produknya juga akan populer
“Kalau begitu mari kita lakukan” kata Direktur Kim, Da Jung setuju mereka akan
melakukanya.
“Tidak, maksudku mari kita proses penjualan tanpa melibatkan Lovely Mari kita lakukan dengan Lovely
secara OEM, dan merilisnya sendiri” kata
Direktu Kim
“Jadi kau ingin seolah-olah kita
yang mengembangkannya?” ucap Da Jung tak percaya
“Kita tidak punya produk hit. Aku pikir ini akan terjual dengan
baik, dan Presdir tidak akan senang dengan ODM”
jelas Direktur Kim
“Apa kau pikir Lovely akan duduk
diam dan tidak melakukan apapun?” balas Da
Jung tak habis pikir dengan sikap Direktur Kim yang sangat licik
“Kita bisa membayar mereka, kia bisa buat mereka senag walaupun hanya sedikit,
mengerti?” ucap Direktur Kim berjalan ke arah
sofa.
Da Jung tak bisa pikir menurutnya lebih baik Direktur Kim
tidak sekalian memintanya menjadi
penjahat yang kejam. Direktur Kim heran dengan
sikap Da Jung padahal berada
di kapal yang sama dan tanggung jawabnya itu atas
keburukan perusahaan sambil minum gingseng.
“Ada alasan kenapa aku tidak
menyerahkan pembeliannya kepadamu dari awal. Kau
bahkan tidak bisa menangani kontrak dengan perusahaan bawahan? Aku kecewa padamu” kata Direktur Jung sudah duduk disofa
“Berapa kali kau harus
menyelamatkan uang biaya pengembangan internal Dan melakukan taktik licik
seperti itu?” sindir Da Jung
“Itulah harga yang harus kau bayar
untuk berada di jalur yang cepat Nilailah
sendiri apakah ini bagus atau tidak untuk perusahaan Dan bawakan lagi kontrak itu
padaku... Oh yeah, dan kita akan
menandatanganinya di tempat yang suasananya bagus”
perintah Direktur Kim
Jung Gi kembali berkerja, Mi Ri memanggilnya meminta agar
Jung Gi memeriksa pekerjaanya. Jung Gi layaknya seorang manager memeriksa
perkerjaan anak buahnya. Young Mi menerima telp dan memanggil Jung Gi karena
ada telp. Jung Gi pun menerima telp dari mejanya.
Da Jung turun dari mobil menatap kantor Lovely kosmetik,
Jung Gi berbicara ditelp kalau mereka melakukan pemesanan sebanyak 1000 buah
dan meminta agar memastikan tepat waktu. Hyun Woo melapor pada Jung Gi kalau kiriman
herbal dari Mesir sekarang sedang menuju ke Korea.
Keduanya saling memberikan high five tanda bahagia.
“Apakah itu artinya serum kita
akhirnya secara resmi akan dijual?” jerit Mi
Ri bahagia. Jung Gi membenarkan
“Manager Nam kembali dan kita mendapatkan
tawaran dari best kosmetik dan sekarang.Kita
melakukan hal besar!” ucap Hyun Woo tak percaya,
Young Mi merasa mereka terlalu cepat mengatakan hal itu. Da Jung menaiki tangga
untuk masuk kedalam kantor.
“Kita sudah melalui jalan yang
panjang, dan sekarang yang tersisa hanyalah menandatangani kontrak! “jerit Hyun Woo. Mi Ri
memberikan selamat atas promosi Jung Gi.
“Aku rasa kau benar-benar akan
mendapatkan promosi kali ini” komentar Young Mi. Da Jung menekan bel kantor didepan pintu, Jung Gi dkk
sedang berbahagia sambil berputar-putar tanpa menyadari Da Jung sudah masuk
kedalam ruangan Direktur Jo. Telp di meja Jung Gi berdering, Direktur Jo memintanya
agar segera datang ke ruanganya.
Jung Gi kaget karena Da Jung ingin menyerahkan
hak paten formulanya. Da Jung mengatakan Sebagai gantinya, mereka akan memberikan keuntungan yang besar pada
penjualan dan Selama dua tahun Jung Gi akan menjadi OEM untuk perusahaan Gold lalu akan mempertimbangkan Jung GI sebagai OEM paling potensial
mulai sekarang
“Tunggu, Manajer Ok, biarkan aku
bicara dulu dengan Direktur Kim, ya?” kata
Direktur Jo tak habis pikir dengan semuanya.
“Ini adalah syarat yang diminta
oleh Direktur Kim sendiri. Semua
keputusan sepenuhnya berada di Lovely Kosmetik. Aku
meminta kau membuat penilaian hari ini” tegas Da
Jung lalu keluar ruangan.
Direktur Jo mengumpat kalau Direktur Kim memang sangat
brengsek, karena selalu mempermainkan sampai akhir. Jung Gi hanya bisa menghela
nafas panjang karena masalah kembali datang.
Da Jung memarkir mobilnya melihat Woo Joo yang melihat
anak-anak sedang bermain sepeda. Woo Joo hanya melihat teman-temanya terlihat
sangat senang mengayuh sepedanya. Da Jung pun mendekati Woo Joo menawarkan akan
member waktu 15
menit, jadi ikut kerumahnya.
“Tidak apa-apa, aku akan menunggu
sampai ayah mengambilkannya untukku. Ayah
sudah bekerja seminggu penuh untuk mendapatkan kembali sepedaku. Tolong jaga dengan baik sampai
saat itu” kata Woo Joo sangat yakin ayahnya itu pasti akan
menebus sepedanya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Mba part 2 doong plisss....
BalasHapus