Shin Jin bertanya apakah Mo Yun bisa
menyelamatkannya. Mo Yun nampak terkejut
mengatakan tak akan
bisa menjamin hal itu dan berusaha menjelaskan
keadaan pasien. Shin Jin menegaskan tak
peduli dengan diagnosisnya hanya ingin Mo Yun
menjawab pertanyaannya apakah ia bisa menyelamatkannya dan meminta menjawabnya
sebagai seorang dokter.
Mo Yun melirik pengawal Arab yang mengangkat pistolnya,
Byung Soo berteriak marah dengan yang dilakukan anak buahnya. Shi Jin
tetap meminta jawaban dari Mo Yun. Mo
Yun dengan wajah yakin mengatakan bisa menyelamatkanya.
Shi Jin mematikan radio walkie talkienya dan melepaskan
earphonenya, dan langsung mengeluarkan pistol untuk menyelamatkansi pasien.
Semua langsung mengangkat dengan pistolnya seperti sangat siap untuk saling menembak.
Sang Hyun memegang Jae Ae sangat ketakutan karena situasi yang menegangkan.
Mo Yun melihat pengawal Arab didepanya dan memberitahu
mereka akan segera masuk keruang operasi, Pengawal menyuruh mereka mundur,
untuk peringatan terakhirnya. Shi Jin menegaskan Mulai
sekarang, keselamatan
tim medis dan pasien akan
menjadi prioritas utama mereka
“Semua pasukan... arahkan senjata kalian ke depan. Mulai sekarang, kalian diperbolehkan untuk menembak
balik siapa
saja yang mengancam
keselamatan mereka.” Tegas Shi Jin dengan semua
tim sudah saling berhadapan denga pengawal Arab.
“Dengar, Kapten. Sebaiknya, kau mengerti situasimu
sekarang.” Balas Si pengawal dengan saling
menodongkan pistolnya.
“Tetap kerjakan tugasmu. Dokter akan tetap menyelamatkan
pasiennya Dan aku
akan melindungi... apa
yang harus kulindungi.” Tegas Shi Jin
Mo Yun memberitahu mereka akan
memindahkan pasien sekarang dan siap mendorong
tempat tidurnya. Saat itu juga, Pasukan Shi Jin berjalan sesuai dengan arah Mo
Yun masuk ke ruang operasi untuk melindunginya, Mo Yun sempat melirik Shi Jin
sebelum masuk seperti sudah siap mati dengan pistolnya. Shi Jin sempat melirik
saat Mo Yun masuk ruang operasi.
Letnan Yoon sudah ada didalam mobil, Presiden memberitahu
Pasien VIP telah memasuki ruang operasi dan Tim
mereka melawan tim
keamanan Presiden Mubarat. bahkan
saling menodongkan senjata.
Dokter Jang memberitahu secara medis bahwa dokter
membuat keputusan yang tepat.Suk Won dengan video
call berteriak marah kalau ini bukanlah persoalan medis, tapi Pasiennya adalah
Presiden Liga Arab, Mubarat dan berpikir apabila
terjadi sesuatu.
“Jika terjadi sesuatu pemerintah akan mendapat serangan dari Liga
Arab.” Tegas Presiden diruanganya.
Mo Yun sudah mengunakan baju operasi dan maskernya
memberitahu akan
mulai operasinya dan meminta Pisau
bedah. Suasana di ruang operasi tak kalah tegang, Jae Ae
memberikan pisau bedahnya. Sementara diluar dari radio terdengar teriakan Byung
Soo.
“Apa yang kau lakukan? Hentikan serangan sekarang.” Teriak Byung Soo, Shi Jin tak mendengarnya dan terus
menodongkan pistol didepan ruang operasi
“Yoo Shi Jin! Seo Dae Young! Kenapa kalian tak menjawabku?” teriak Byung Soo
Dimarkas terdengar suara sirine peringatan, salah satu
anak buah memberitahu Pasukan
Khusus sudah dalam
siaga baju anti-peluru dan Pasukan
Taebaek FP.. Byung Soo kesal karena dianggap tuli
dan menyuruh anak buahnya untuk menyiapkan mobil.
“Hei, pasukan bodoh. FPCON level 1 telah dikerahkan karena sikap bodoh kalian. Perang akan dimulai.” Tegas Byung Soo. Shi Jin dan pasukanya masih tetap
siaga didepan ruang operasi,
“Jika ada yang mendengarku
sekarang, kalian
harus memberitahu Yoo Shi Jin untuk segera menghentikan operasi dan menyerahkan pasien VIP ke dokternya. Jika tidak, aku akan menembak kalian semua karena telah
membangkang.” Teriak Byung Soo, Dae Young yang
mendengarnya tetap mengangkat senapanya.
Didalam ruang operasi
Mo Yun masih memegang pisau bedahnya, Sang Hyun
mengingatkan apabila Mo Yun sudah merobeknya maka mereka tak bisa berhenti lagi jadi menurutnya apabila
Mo Yun berubah pikiran masih bisa melakukanya. Mo
Yun meminta seniornya melihat tubuh pasien dengan menunjuk bekas luka sayatan.
“Bukannya ini subcostal incision yang besar? (Pengirisan kulit untuk
memfasilitasi operasi)” Kata Mo Yun
“ Hal ini tak diterangkan dalam catatan medisnya.” Ucap Chi Hoon
“Memang Benar... Jangan
percaya apapun sebelum kau melihatnya
dengan matamu sendiri.” Tegas Mo Yun
“Iya. Karena itulah operasi ini sangat berbahaya. Tak hanya kita tapi bagi pasien dan juga prajurit.” Ucap Sang Hyun sangat khawatir
“Dan juga pasien akan meninggal jika aku membiarkannya saja. Sebagai dokter, kita tak punya
pilihan.” Tegas Mo Yun, semua pun langsung terdiam dengan wajah
tegang. Mo Yun akan memulai membedah bagian perutnya, darah segar pun mulai
keluar.
Pengawal Mubarat melirik sambil mengacungkan pistolnya,
memberitahu 1,6 miliar dari Arab dan
mereka berani menempatkan pisau di jantung perdamaian. Shi Jin menegaskan
Dokter hanya mengoperasi pasien yang membutuhkan operasi.
Mo Yun mulai melakukan operasi, Sang Hyun melihat Pasien
VIP ini pernah menjalani operasi GB (Gallbladder: benjolan pada
kandung empedu). Mo Yun melihat Terjadi
adhesi antara organ jadi mereka harus menghilangkan lebih dulu dan mereka tak boleh
ceroboh lalu meminta Bovie.
Dilayar terdengar bunyi memberitahu Tingkat
saturasi oksigen rendah. Jae Ae memberitahu Tekanan
darah menurun drastic dan pasien mengalami
pendarahan yang parah. Mo Yun memerintahka untuk
menyiapkan kantung darah. Chi Hoon pun memberikan kantung transfusi darah. Jae
Ae mengatakan tekanan darah masih rendah. Chi Hoon panik takut kalau pasien meninggal maka mereka
semua akan mendapatkan masalah, padahal sebentar lagi dirinya akan menjadi
ayah.
Diluar ruang operasi
“Sebaiknya kalian bertanggung
jawab jika
nanti terjadi sesuatu.” Tegas Pegawal Mubarat
“InsyaAllah....Kita serahkan pada yang Maha
Kuasa saja” balas Shi Jin tetap bersiaga dengan
pistolnya lalu melihat dari bayangan Mo Yun dkk masih melakukan operasi.
Sang Hyun memberitahu kalau semuanya tidak
berhasil dan sudah tak punya waktu lagi, jadi mereka harus menghilangkan adhesinya dan hentikan pendarahannya. Mo Yun dengan tenang meminta agar mempercepat transfusi
darah. Sang Hyun melotot kaget dengan keputusan Mo Yun
“Kita memiliki persediaan darah yang cukup untuk dia. Sekarang kita akan menghilangkan adhesi dan menghentikan pendarahannya. Lau Kita akan melakukan operasi sesuai dengan perintahku.” Tegas Mo Yun terus sibuk dengan alat bedahnya. Chi Hoon
terlihat makin panik
“Berhenti merengek. Ambilkan 10 bung RBC. (RBC: Sel darah merah) Kita akan memulainya.” Ucap Mo Yun, Sang Hyun pasrah mereka akan
terus menghilangkan adhesinya. Chi Hoon keluar dengan
wajah ketakutan melewati pengawal dan tim Shi Jin masih beradu pistol.
Dae Young mendengar suara Byung Soo menanyakan kondisi
pasien. Dae Young memberitahu pasien masih sedang menjalani
operasi. Pengawal Mubarat mendengar sesuatu dari earphonenya dan
terdengar suara helikopter. Dae Young melaporkan sepertinya
dokter Arab telah tiba.
Di udara terlihat kedipan helikopter yang akan
mendarat dan dua orang yang ada didalamnya terlihat tegang.
Terdengar suara
dari dalam ruang operasi , Sang Hyun bisa menghela nafas lega karena bisa menyelesaikan
semuanya dan memberitahu Aneurisma-nya sudah hilang. (Aneurisma: kelainan pembuluh
darah otak)
Jae Ae juga memberitahu Tekanan
darahnya juga sudah stabil. Mo Yun sempat melihat
keluar dan Shi Jin juga melihat kearah ruang operasi. Mo Yun mengatakan semua
berjalan lancar jadi mereka akan
melakukan tahap akhir dan
menjahit pembuluh darahnya. Semua pun bernafas
lega.
Dokter Arab memeriksa Presiden Mubarat, melihat
kalau operasinya berjalan dengan lancar. Mo Yun memberitahu pasienya itu akan
memiliki bekas operasi Tapi,
hasilnya akan jauh lebih baik jika
melihat dari catatan medis aslinya.
“Walaupun begitu, pasien harus sadar agar
operasi ini bisa
disebut dengan operasi yang sukses.Tapi, jika Aku
jadi kau, aku pasti
sangat khawatir.” Tegas Dokter Arab dengan
nada tinggi
“Jika aku diam dan hanya terus khawatir dan tak melakukan
apa-apa, maka kau hanya akan melihat jasad saja sekarang.” Balas Mo Yun
“Tapi, kemungkinannya kecil.” kata Dokter Arab dengan mata melotot lalu keluar dari
ruangan.
Mo Yun kesal kalau ia pasti sudah tahu dengan hal itu,
lalu jatuh lemas dilantai. Sang Hyun menanyakan keadaan juniornya lalu ikut
duduk menyuruh Mo Yun istirahat saja karena ia akan menjaga pasienya sekarang.
Mo Yun mengaku baik-baik saja, hanya lapar saja lalu menyuruh Chi Joon makan
dengan Jae Ae dan Min Ji karena mereka akan bergantian menjaganya.
Chi Joon mengerti dengan wajah ketakutan memikirkan apa
yang akan terjadi apabila pasien itu meninggal. Sang Hyun pikir mereka akan mendapatkan laporan kasus aneurisma arteri hepatica llau sejarah dunia mungkin akan sedikit berubah.
Diruang presiden
Suk Woon bertanya Apa akan
ada masalah dalam
proses penyembuhannya. Dokter Jang memberitahu Operasi
hemoperitoneum memang
berjalan lancar Tapi, tetap ada kemungkinan terjadi pendarahan atau... Presiden tak ingin mendengar penjelasan seperti itu
karena mereka hanya
memerlukan hasilnya saja.
“Konflik bersenjata bisa kita
hindari, tapi kami
masih perlu memikikrkan
tanggapan diplomatik. Kita
tetap harus memberikan hukuman pada orang-orang yang bertanggung
jawab.” Tegas Presiden pada Letnan Yoon, akhirnya Letnan Yoon
menekan satu nomor di samping telpnya.
“Aku adalah Komandan Pasukan
Khusus. Sersan
Mayor Seo Dae Young. Kau
bisa mendengarku?” ucap Letnan Yoon, Dae Young
yang mendengarnya dengan suara tegas memberitahu kalau Sersan Mayor Seo Dae Young mendengarnya. Shi Jin melirik karena Dae Young berbicara
dengan earphonenya.
“Kapten Yoo Shi Jin... akan diberhentikan dari tugasnya karena telah melanggar perintah. Dia akan ditahan.” Kata Letnan Yoon, Semua yang mengunakan earphone
langsung terlihat lemas, Shi Jin tak tahu menahu hanya menatap Dae Young.
“Ya, kalian memang telah melaksanakan tugas sebagai
prajurit. Aku
menghargai itu. Tapi
perintah tetaplah sebuah perintah. Laksanakan
perintah.” Tegas Letnan Yoon
Semua tertunduk sedih, Shi Jin seperti sudah tahu dengan
konsekuensi yang didapatnya, lalu melepaskan pistol dengan pelurunya lalu
memberikan pada Dae Young. Setelah itu melepaskan jaket anti peluru, Sersan
Gong Chul Ho pun mengambilnya. Woo Geun tak bisa menahan sedih
memilih untuk memalingkan wajahnya.
“Kapten Yoo Shi Jin. Kau diberhentikan dari tugasmu
karena melanggar
perintah dan ditahan di dalam barak.” Kata Dae Young, Shi Jin mengangguk mengerti.
“Aku tak akan kabur. Aku telah... mendapat perintah.” Ucap Shi Jin pada pegawal Mubarat, pengawal mengangguk mengerti
“Tolong lanjutkan operasi dan gantikan tempatku.” Kata Shi Jin pada Dae Young dengan senyumanya. Dae
Young tak bisa menutupi rasa sedihkannya karena dengan semua ini membuatnya
harus ditahan.
Chi Joon dkk makan malam dengan ramen ditenda luar,
didekat mereka ada seorang pengawal berbadan tinggi besar dan berkulit hitam
seperti sangat menyeramkan. Chi Joon bertanya apakah orang orang itu mengawasi
mereka. Jae Ae pikir itu tentu saja
karena tak mungkin pengawal itu mau makan
ramen juga. Min Ji menghitung dengan jarinya. Chi
Joon memberitahu kalau mie yang mereka seduh belum matang.
“Bukan itu. Aku hanya ragu, apakah aku menghitung kain kasanya
dengan benar? Tak ada
kain kasa yang tertinggal
di dalam tubuhnya, 'kan?” kata Min Ji
“Ahh.. Kenapa kau bicara begitu? Perawat Jae
Ae pasti tak akan melakukan kesalahan
yang seperti itu.” Ucap Chi Joon ketakutan
tapi berusaha untuk yakin
“Apa kita harus menghitungnya lagi? Awalnya ada berapa?” ucap Jae Ae, Chi Joon panik ternyata ini serius. Jae Ae
terlihat ketakutan kalau mereka melakukan kesalahan.
Di dalam ruang yang sudah dijaga tentara lainya.
Dae Young mengatakan Menurut
perintah, Shi Jin akan
ditahan di ruangan ini. Shi Jin menghela nafas
sambil melihat sekeliling padahal ia berharap bisa ditahan di gudang penyimpanan makanan.Keduanya sempat tersenyum, tiba-tiba pintu dibuka dengan
keras. Shi Jin langsung memberikan hormat karena Byung Soo datang.
Byung Soo pun menyuruh Dae Young untuk keluar, setelah itu
langsung memberikan tendangan pada kaki dibagian tulang kering Shi Jin.
“Hei, bocah gila. Coba Lihatlah sekarang, kau ditahan dan pasukanmu menjadi kacau.” Kata Byung Soo, Shi Jin tertunduk sambil meminta maaf
“Kenapa kau harus melakukan tindakan yang melanggar perintah? Apa kau tahu berapa banyak orang yang hampir diberhentikan?” kata Byung Soo, Shi Jin mengatakan tak
akan melawan.
“Ya, kau memang tak harus melawan! Kau hampir saja mendapat promosi jika saja kau tidak ceroboh
begini. Kau
menghancurkan karirmu sendiri.” Tegas Byung Soo
“Aku tak menyesal. Akulah yang membuat perintah
dalam tim. Jadi Aku yang
akan bertanggung jawab penuh.” Balas Shi Jin dengan
menatap Byung Soo lalu kembali tertunduk
“Ya, kau memang harus bertanggung jawab atas kesalahanmu.” Ucap Byung Soo
Dae Young berjaga-jaga ditempat penyimpanan barang, Mo
Yun datang sambil berlari menanyakan keberadaan Shi Jin sekarang. Dae Young
memberitahu Shi Jin sedang ditahan jadi tak bisa ditemui. Mo Yun memohon untuk
memberikan lima menit saja untuk bertemu.
Byung Soo keluar ruangan, bertanya pada Dae Young dimana
Si Dokter Gila bernama Kang Mo Yun karena ingin menemuinya. Dae Young ingin
memberitahu tentang pasien VIP yang akan sadar, tapi Mo Yun yang ada dibelakang
Dae Young memberitahu kalau ia dokter yang dicarinya.
Didepan kontainer medis.
Byung Soo bertanya apakah pasien VIP belum juga sadar. Mo
Yun memberitahu mereka masih menunggu, Byung Soo menegaskan dirinya itu bisa
menjawab seperti itu tapi bagaimana jika pasien itu tak akan pernah sadar.
“Operasi dilakukan berdasarkan
diagnosis dan juga
atas dasar rasionalitas.” Tegas Mo Yun
“Kau percaya diri sekali. Bahkan jika kau dipecat, kau masih bisa membuka klinik,
'kan? Karena
kau dokter yang terkenal” ejek Byung Soo, Mo Yun melirik
kearah bawah
“Tapi, kau telah menghancurkan
karir Si Jin. Karir nilai 10-plus militernya hilang, dan tak akan pernah naik jabatan. Jika VIP tidak sadar, dia harus membusuk di penjara. Itu semua karena keputusan medis rasionalmu itu.” Tegas Byung Soo, Mo Yun terkejut dan terlihat sedih
Byung Soo mencoba untuk tenang menegaskan pasien itu harus sadar kembali supaya karir mereka bisa terus berlanjut dan memberikan supaya Mo Yun untuk memahaminya. Mo Yun
terdiam melihat Byung Soo yang meninggalkanya.
Dae Young mengantar Byung Soo sampai ke dalam mobil,
memberitahu akan membuat laporan. Byung Soo dengan ketus mengatakan tak perlu,
karena merasa sudah muak jadi menyuruhnya untuk segera ke bandara.
“Perintah transfer harus
dilaksanakan.” Ucap Byung Soo,
“Aku mengerti, Pak. Tapi, karena ketidak hadiran Kapten,
aku...” kata Dae Young
“Kau seharusnya menghentikan dia. Apa kau mau dihukum karena
membangkang?”ucap Byung Soo dengan nada tinggi, lalu
memerintahkan Sersan Choi Woo Geun, mengambil komandan di tempat itu lalu menyuruh Dae Young kembali ke Korea. Dae
Youg mengerti.
“Dengarkan aku baik-baik. Jika kau diselidiki di Korea
nanti, Maka Shi
Jin-lah yang bertanggung jawab penuh
dalam operasi ini. Ingat itu.” Perintah Byung Soo
lalu menyuruh anak buahnya untuk pergi sekarang.
Dae Young kembali menemui Shi Jin di ruang penyimpanan
barang, Shi Jin bertanya apakah Dae Young akan pergi sekarang. Dae Young
mengatakan akan berangkat jam 9 malam. Shi Jin bertanya apakah Dae Young tak
ingin tetap ditinggal saja dan kenapa tak melawan saja.
“Aku pergi bukan karena diriku yang menginginkanya tapi ini
adalah perintah. Maaf,
karena aku harus meninggalkanmu
begini. Aku akan
melakukan laporan transfer.” Kata Dae Young ingin
makai topinya.
“Ahh... Tidak perlu. Aku
dipecat, dan bukan
lagi atasanmu, jadi Tak usah
melapor.” Ucap Shi Jin tertunduk
“Hari ini... semua perintah dari atasanku adalah benar. Dan hari ini, semua perintah dari atasanku... adalah perintah yang terhormat. Sampai jumpa di Korea, Kapten.” Kata Dae Young
Shi Jin menatap Dae Young dengan tatapan sebagai Kapten
berjanji akan mentraktir minumnya sampai di Korea nanti selama 72 jam. Keduanya
sama-sama tersenyum walaupun hati mereka sedih karena harus berpisah. Dae Young
memakai topinya dan Shi Jin pun akhirnya berdiri tegak.
“Lapor... Pada 24 Mei 2015, Sersan Mayor Seo Dae Young... diperintahkan untuk kembali ke
Korea. Aku akan
mengikuti perintah.” Ucap Dae Young memberikan
hormat, Shi Jin pun membalas dengan hormat
Dae Young menemui Mo Yun sedang menunggu pasien yang
belum sadar, dengan nada tegas memberitahu waktu sekarang menunjukan pukul
20:50 dan ia memiliki waktu 10 menit saja.
Mo Yun berjalan didepan ruangan penyimpanan memberitahu
kedatanganya, Shi Jin sempat terkejut mendengarnya. Dae Young sudah ada di
dalam mobil dan meminta anak buahnya untuk segara berangkat sekarang.
Mo Yun masih berdiri didepan ruang penyimpanan, Shi Jin
bergerak dan duduk dibalik dinding dekat pintu, dengan senyuman mengungkapkan
sangat senang mendengar suara Mo Yun, lalu mengodanya apakah ini yang dinamakan
sebuah kunjungan. Mo Yun berjongkok dibalik dinding dengan wajah sedih meminta
maaf.
“Kau tak melakukan kesalahan
apapun.” Ucap Shi Jin, Mo Yun memberitahu kalau Pasien VIP masih
belum sadar dengan nada khawatir.
“Apa kau tak sadar jika kau ini selalu khawatir pada banyak
pria? Jangan
jadi wanita yang gampangan Mulai sekarang, kau hanya
boleh khawatir
pada satu pria, dan itu adalah aku. Aku akhirnya sadar... bahwa apa yang kau katakan dulu itu adalah benar.” Kata Shi Jin, Mo Yun dengan menahan tangisnya
menanyakan yang mana.
“Bahwa kau terlihat sexy
saat di ruang operasi.” Goda Shi Jin
“Kenapa kau melakukannya? Kau adalah Kaptennya dan tak harus melanggar perintah.” Kata Mo Yun
“Bukannya sudah kubilang? Aku akan melindungi wanita cantik, anak-anak dan orang tua. Itu adalah prinsipku. Wanita cantik dan juga orang tua. Ada dua poin yang harus kulindungi, jadi Aku tak mungkin diam saja.” Jelas Shi Jin
Air mata Mo Yun tergenang bibirnya bergetar, Shi Jin
memuji Mo Yun yang sangat berani sekali hari ini. Mo Yun akhirnya menangis dengan menundukan kepalanya.
Shi Jin mendengar dari dalam bertanya apakah Mo Yun sedang menangis sekarang.
Mo Yun menghentika tangisanya sebentar bertanya apakah Shi Jin akan baik-baik
saja disana dan membutuhkan sesuatu. Shi
Jin mengatakan butuh C4 atau RDX. Mo Yun bingung apa yang dikatakanya. Shi Jin mengatakan itu adalah Bahan
peledak
“Aku memang menikmatinya sebelumnya tapi, sekarang aku sangat ingin
keluar dan ini karena seseorang.” Goda Shi Jin
“Apa kau masih saja bias bercanda sekarang?” keluh Mo Yun kesal
Shi Jin tersenyum karena menurutnya boleh-boleh saja
melakukanya, lalu mengaku selalu saja membuat banyak masalah dan dengan bangga mengatakan kalau dirinya itu hebat. Mo Yun bisa tersenyum lalu mendengar suara
kalau waktunya sudah habis dan memberikan sebatang obat nyamuk bakar dari
sela-sela pintu karena mungkin Shi Jin membutuhkanya. Shi Jin menerimanya.
Mo Yun pun pamit pergi, Shi Jin menatap obat nyamuk
pemberian Mo Yun dan mengucapkan terimakasih karena memang sangat membutuhkan benda
itu. Dibagian rak didepan ada puluhan kotak obat nyamuk untuk persediaan.
Mo Yun dengan berat hati keluar dari tempat penyimpanan,
Shi Jin bisa merasakan Mo Yun yang pergi meninggalkanya. Mo Yun terus berjalan
ke tempat bagian medis. Shi Jin menatap ruangan tahanan dirinya sebagai
konsekuensi tak menuruti perintah atasan. Mo Yun menatap kearah tempat Shi Jin
lalu kembali berjalan. Shi Jin menatap kerah langit-langit seperti memikirkan
nasibnya setelah ini.
Si anak kecil, Pasien keracunan timah masuk kedalam ruang
rawat Presiden karena semua penjaga didepan pintu sedang tertidur. Penjaga didalam hanya melihat si anak yan
masuk ke dalam sambil memenggam permen.
Tangan si anak memegang kepala Presiden lalu
membandingkan dengan dirinya, dengan bahasa Urk memberitahu pasien itu sudah
tak sakit lagi. Pengawal didepan pintu masuk dan berteriak menyuruh si anak
pergi sambil mendorongnya. Mo Yun datang membela kalau itu hanya anak-anak.
Sang Hyun dan Dokter arab terbangun, karena gaduh. Si
pengawal mendekati Presiden bertanya apakah bisa melihatnya. Dokter meminta
untuk menyingkir dengan memakai jarinya meminta Presiden untuk mengikuti
gerakannya. Mata Presiden bergerak sesuatu dengan arah jari Dokter.
Sang Hyun langsung membaringkan kepalanya dengan mengucap
syukur karena pasien mereka sudah sadar, dalam pikiranya akan tinggal selamanya
37 tahun ditempat itu. Jae Ae mengejek si pasien itu bisa menyelamatkan
dokternya.
Chi Joon juga mengucap syukur, dan memberitahu walaupun keluargnya
yang kaya tapi tetap saja tak bisa menyelamatkannya dari tempat ini. Min Ji pun
mengejeknya kalau keluarga Chi Joon itu sangat tak berpengaruh.
Sang Hyun mengambil botol minum dari tangan Jae Ae
mengaku sudah dua kali merasakan seperti ingin mati saja diruang operasi. Chi
Joon bertanya kapan yang permata. Sang Hyun memberitahu saat mengoperasi Ibu
Jae Ae karena merasa takut kalau nanti
salah gunting.
Seseorang datang dengan nafas terengah-engah memberitahu
kalau pasien akan segera dipindahkan. Semua pun berkumpul ditengah, sudah ada
pasukan serta Mo Yun dan yang lainya. Para prajurit memberikan hormat ketika
helikopter mulai mengudara.
Pengawal melihat Prajurit dan tim dokter ada dibawah, Mo
Yun terus melihat ke arah helikopter. Pengawal memberikan angkukan seperti
tanda terimakasih. Mo Yun yang melihatnya pun membalas dengan anggukan.
Di bagian atas, Woo Geum berbicara di telp kalau pasien VIP berangkat ke kota bersama
dokternya dan Operasinya
sukses jadi semua pasti merasa senang dan berjalan
lancar. Ki Bum berusaha untuk menguping pembicaraan ditelp. Dae
Young sedang berjalan mengucapkan syukur.
“Kau tak perlu khawatir lagi Dan istirahatlah yang banyak. Seperti Si
bayi cengeng ini mau bicara denganmu.” Ejek Woo
Geum
“Aku, Kopral Kim Ki Bum. Kenapa kau kejam sekali? Kau pergi tanpa memberitahuku.” Kata Ki Bum menahan tangisnya.
“Lalu Aku harus bagaimana lagi? Aku sudah menaruh kamus di lokermu. Kau harus belajar untuk ujian GED-mu (Ujian susulan).” Kata Dae Young dan memerintahkan Woo Geum untuk terus
mengawasinya.
Woo Geum mengerti, Ki Bum pun memberikan hormat, Dae Young
pun menyuruh supaya lebih bersemangat kerjanya dan menutup telpnya.
Dae Young berjalan ke pesawat yang akan mengangkutnya,
langkahnya terhenti melihat Myung Joo turun dari pesawat dengan tas ranselnya.
Myung Joo tadinya tersenyum berubah jadi sedih melihat Dae Young akan pergi
meninggalkan Urk. Keduanya sama-sama diam dibawah sayap pesawat. Myung Joo berjalan
mendekati Dae Young.
“Kebetulan sekali, aku baru saja mau mencarimu. Tapi,
kau tak diijinkan ada di sini. Lalu Kau
mau ke mana? Apa kau
mau kabur lagi?” ucap Myung Joo, Dae Young hanya
diam menatap lurus Myung Joo
“Aku bertanya, apa kau mau kabur
lagi?” tanya Myung Joo, Dae Young menaruh tasnya dengan
berdiri tegang dan memandang keatas.
“Sersan Mayor Seo Dae Young. Aku diperintahkan...”kata Dae Young dan langsung mendapatkan tamparan keras
dipipinya, tapi ia kembali mengatakan “untuk
kembali ke Korea.” dengan gaya militer.
“Kau hanya pergi liburan, 'kan? Kau harus meminta ku untuk
menunggumu. Katakan,
bahwa kau akan kembali lagi.” Kata Myung Soo
merengek sambil memukul Dae Young dan menangis.
“Serangga disini sangat ganas. Tetap kenakan seragammu bahkan jika kau kepanasan.” Pesan Dae Young kembali membawa tasnya.
Myung Joo menarik tangan Dae Young agar tak pergi, Dae
Youn akhirnya menarik badan Myung Joo dengan tanganya dan langsung memeluknya.
Myung Joo menangis menanyakan apa yang sebenarnya yang diinginkan Dae Young. Dae
Young meminta agar Myung Joo menjaga dirinya baik-baik, lalu melepaskan pelukanya
dan memberikan hormat, berjalan ke dalam pesawat.
“Kenapa kau memelukku? Kenapa kau menyentuhku? Kau harus bertanggung jawab atas tindakanmu itu. Kau sendiri yang bilang, kau akan sedih jika melihatku
menderita. Kau
sangat baik pada wanita lain. Tapi,
kenapa tidak denganku?” teriak Myung Joo, Dae Young
tetap terus berjalan tanpa menoleh, Myung Joo kembali menangis.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
seruuuu ,baca sinop ini jadi inget drama DS....
BalasHapusGa sabar begadang ntn dvd nyA
BalasHapus