Ji Hoon menelp seseorang untuk memastikan Apakah
Han Gi Tak benar-benar memiliki seorang adik lalu
menanyakan kapan mereka bertemu dan membuka buku agendanya, terdapat selembar
foto adik Gi Tak saat masih kecil.
Hae Joon dan Hong Nan tiba-tiba sudah ada didepan Ji Hoon
dengan tatapan sinis, setelah itu keduanya sama-sama menyenggol pundak Ji Hoon
dengan pundak mereka secara sengaja. Keduanya langsung tersenyum bahagia bisa
membalas dendam.
Seung Jae datang melihat ketiganya, Ji Hoon menatap hera
pada Hong Nan dan Hae Joo seperti memusuhi dirinya, lalu mengarahkan tatapannya
pada Seung Jae yang berdiri didepannya. Keduanya sama-sama menatap curiga, Ji
Hoon akhirnya memilih untuk pergi lebih dulu.
Da Hye melamun saat berkerja, teringat saat Hae Joon yang
berusaha menciumnya, matanya terpejam dan kepalanya digeleng-gelengkan berusaha
untuk melupakanya. Tiba-tiba Hae Joon sudah ada didepan, berpikir kedatanganya
itu mengejutkan. Da Hye menyangkalnya karena tak ada alasan untuk terkejut.
“Temanmu sedang menunggumu.” Ucap Da Hye melihat Hong Nan berdiri tak jauh dari
mereka. Hong Nan dengan senyumanya melambaikan tangan.
“Aku akan meneleponmu nanti, Ayo kita pulang bersama.” Bisik Hae Joon lalu meninggalkan Da Hye dengan
senyuman.
Da Hye mencoba menarik nafas untuk menenangkan diri, Ji
Hoon melihat Hae Joon yang semakin dekat dengan Da Hye dengan tatapan sedih.
Hong Nan berjalan bersama dengan Hae Joon, mengulangi
kata-kata Ketua Cha "Jadikan Song Yi Yeon
sebagai modelnya." Menurutnya merasakan
hal yang sama tentang Ketua sejak
acara peragaan busana dan memuji memang Ketua
Cha mengagumkan sambil mengangkat dua jempolnya.
“Bukankah itu terlalu berlebihan
untukmu?” kata Hong Nan khawatir
“Apa yang kau katakan?!! Aku harus melakukan sesuatu untuk
menyelamatkan toko ini. Apa
yang lebih luar biasa daripada ini?” kata Hae
Joon yakin
“Bagaimanapun, aku punya teman
baik di posisi atas. Lakukanlah
pekerjaan ini dengan baik, Young Soo.” Ucap Hong
Nan dengan gaya imutnya, Hae Joon melotot karena Hong Nan tidak
perlu memintanya dan mereka sudah lebih dekat sekarang
“Ayo kita dapatkan tandatangan Yi
Yeon di atas kertas dan
pergi untuk minum malam ini. Bagaimana menurutmu?”
ucap Hong Nan, Hae Joon langsung tersenyum setuju.
Selembar surat bertuliskan (KONTRAK
MODEL UNTUK SUNJIN DEPARTMENT STORE) Yi Yeon
sedang membentuk kukunya menanyakan alasan ia harus melakukanya, karena tahu Posisinya terus meningkat tetapi Mall itu semakin menurun, jadi untuk apa lagi terlibat dengan keluarga Cha.
“Tidak, kau tidak akan terlibat
dengan mereka. Ini lebih
seperti berhadapan dengan Cha Jae Gook.” Jelas Hong
Nan
“Nah... Dari sudut pandang mereka, citra toko akan meningkat jika
menggunakanku sebagai model. Namun, jika sesuatu yang buruk terjadi
lagi... dan
reputasiku hancur, siapa yang akan bertanggung jawab untuk itu?” ucap Yi Yeon
“Reputasimu tidak akan pernah
hancur. Aku tidak
seperti Cha Jae Gook yang hanya peduli dengan eksterior dan akan merenovasi
toko dari dalam-luar.” Jelas Hae Joon menyakinkan.
“Hei, Yi Yeon! Apakah kau tahu apa
yang diperlukan untuk membuat ini terjadi?” jerit Hong
Nan kesal melihat sikap Yi Yeon
“Jangan melibatkan perasaan
pribadi yang dalam bisnis. Pergi saja kau! Aku pernah menjadi bintang papan
atas Korea. Jadi aku
hanya bekerja dengan para ahli di bidangnya.” Ucap Yi
Yeon
Hong Nan menghela nafas, Hae Joon meminta Hong Nan
menahan amarahnya, lalu menyetujui ucapan Yi Yeon kalau ia harus
membuat pilihan dengan hati-hati. Yi Yeon pun
membahas kalau ia juga tak pernah meminta Hong Nan untuk membantunya. Hong Nan
akhirnya berdiri dengan suara tinggi melihat sikap Yi Yeon yang jual mahal.
“Apa kau akan seperti ini? Kau
hanya perlu mengikuti saja.” Teriak Hong Nan
“Berhenti menganggap dirimu
berjasa! Aku tidak
pernah memintamu melakukan ini. Kau tidak perlu memamerkannya!” teriak Yi Yeon akhirnya ikut berdiri, Hae Joon meminta
keduanya untuk tidak emosi dan bisa membicarakanya, tapi Hong Nan langsung
mendorongnya sampai jatuh ke kursi.
“Lalu bagaimana? Apa aku terlihat
seperti melakukan ini untuk
diriku sendiri?” teriak Hong Nan, Yi Yeon
mengumpat semuanya itu payah. Hae Joon dan Hong Nan langsung marah mendengar
ejekanya “payah”
“Aku tidak payah.... Aku Lee Hae Joon!” teriak Hae Joon lalu meninggalkan rumah. Hong Nan dan
Yi Yeon saling melirik sinis.
Hae Joon gelisah menunggu seseorang, ketika melihat Da
Hye yang baru pulang kerja langsung mengomel karena Da Hye tidak
mengangkat teleponnya padahal mereka bisa pulang bersama-sama.
“Aku sudah memikirkannya... tapi kupikir akan lebih baik
bagimu untuk pergi setelah dua bulan.” Ucap Da
Hye, Hae Joon malah tersenyum mendengarnya.
“Kau bahkan tidak bisa menatap
mataku secara langsung. Kurasa
aku ada dalam pikiranmu.” Goda Hae Joon,
“Ya, kau menghalangiku.” Tegas Da Hye dengan mata melotot lalu berjalan lebih
dulu
“Aku akan pergi satu bulan lagi
dan tidak akan kembali. Kita
hanya tidak sengaja bertemu. Kau
boleh memberitahuku tentang semuanya dan tidak boleh mengatakan kepada orang lain
seolah-olah aku hanya angin
yang berhembus. Jika kau lelah, kau boleh bersandar kepadaku. Aku juga tidak akan marah jika
kau berteriak atau mengeluh kepadaku.” Ucap Hae
Joon, Da Hye langsung membalikan badannya.
“Aku akan membiarkanmu. Kau tidak akan pernah mendapat
tawaran yang lebih baik daripada ini.” ucap Hae
Joon, Da Hye menanyakan alasan Hae Joon melakukan ini padanya.
“Aku akan melakukan semua yang
tidak bisa dilakukan Young Soo sebelum
dia pergi. Kau bisa
menganggapnya seperti itu. Aku
hanya ingin... melindungi
keluargamu.” Tegas Hae Joon dengan mata
berkaca-kaca, keduanya saling menatap di jalan menuju rumah.
Da Hye membuat sup untuk makan malam, ketika akan
mengambil sesuatu Hae Joon masuk ke dapur keduanya saling berpapasan, akhirnya
Hae Joon mengalah menyuruh Da Hye jalan lebih dulu. Da Hye buru-buru keluar
dari dapur, Hae Joon tersenyum bisa mengoda Da Hye.
Sementara Da Hye keluar rumah sambil membawa sendok
sayur, Hong Nan membawa tas besar berdiri didepan pintu ketika ingin
melambaikan tanganya, Da Hye terlihat meluapkan amarahnya sendirian.
“Memangnya kenapa kalau dia tinggi
dan memiliki suara yang manis? Dia
tidak bisa terus bermain-main denganku. Menyebalkan sekali..... Jangan dipikirkan... Aku tidak akan membiarkan dia
memilikiku.” Jerit Da Hye menguatkan hati lalu
tersadar sedari tadi Hong Nan sudah ada didepan pitu
“Da Hye, aku belum mendengar
apapun.... Tidak ada sama sekali.” Ucap Hong Nan tersenyum.
Hae Joon mengajak Hong Nan ke kamarnya, lalu sengaja
melonggo dari dapur meminta agar Da Hye membuatkan sesuatu untuk mereka. Da Hye
melotot mengatakan kalau rumahnya itu bukan bar. Hae Joon memberikan sebuah
stiker smile sebagai tanda puas, akhirnya Da Hye dengan senyuman menerimanya.
Tujuh buah stiker ditempel di kulkas, dengan penuh dendam Da Hye akan melakukan
sesuatu setelah menyelesaikan semua
ini.
Dilantai atas
Hae Joon dan Hong Nan minum bir bersama, lalu Hae Joon
membahask Hong Nan memutuskan
untuk lari dari rumah. Hong Nan yakin Yi Yeon akan merindukannya setelah ia tidak ada di sana, karena bukan orang suci dan sudah tidak tahan lagi.
Da Hye membawakan beberapa makanan ke lantai atas, Hong
Nan mengucapkan terimakasih dan langsung mengajak Da Hye untuk gabung minum
bersama. Da Hye menolak karena tak bisa minum, Hong Nan tetap memaksa agar Da
Hye ikut minum bersama, Hae Joon pun menarik tangan Da Hye untuk duduk.
Hong Nan sengaja mencampur bir dan soju, lalu menaruh
tissue diatas gelas dan mengocoknya sampai membuat seperti tornado dan melempar
bekas tissue ke langit-langit. Da Hye memberikan tepuk tangan, Hae Joon menegur
Hong Nan yang mengajarkan seperti itu pada sang istri. Hong Nan beralasan Da
Hye harus tahu bagaimana rasanya ketika dunia menjadi
satu.
“Pikiranmu menjadi jelas... dan kau bisa jujur tentang apa pun. Kau bisa jujur tentang dirimu
sendiri. Begitulah rasanya!” jelas Hong Nan
mengebu-gebu. Da Hye sudah meminum habis satu gelas tanpa sisa dan memuji sangat
lezat. Hae Joon meminta agar Hong Nan membuatkan lagi, tapi Da
Hye memilih untuk membuatnya sendiri.
“Aku bertanya-tanya... kenapa
seorang wanita sepertimu memilih... Maksudku
kenapa kau menikahi Young Soo?” tanya Hong Nan sempat
kecepolsan ingin membuka identitas Hae Joon.
“Pada awalnya, aku tidak ingin menikah dengan
Young Soo.” Akui Da Hye, Keduanya langsung kaget
mendengarnya.
“Dia terlalu baik. Aku tumbuh dewasa dengan merasa
kesepian jadi aku
ingin menikah dan memiliki
banyak bayi. Itu
sebabnya kami membeli sebuah rumah dengan halaman depan yang besar. Sangat sulit untuk memotong
rumputnya.” Cerita Da Hye yang membuat Hae Joon
terdiam
“Lalu, bagaimana dengan seorang
pria seperti dia?” tanya Hong Nan menunjuk
kearah Hae Joon.
“Tuan Lee sangat tampan. Tapi... pria ini... Dia sangat aneh. Terkadang, dia sangat mirip dengan Young Soo dan terus membuatku bingung.” Cerita Da Hye sudah mulai mabuk. Hong Nan melihat Hae
Joon sudah sedikit tertidur karena mabuk. Da Hye merasa sudah terlalu banyak
bicara
“Dia bisa melakukannya dengan
lebih baik dan bisa
melakukannya lebih baik daripada suamimu”
kata Hong Nan menyakinkan.
Da Hye sudah mulai mabuk dan ingin menjatuhkan kepalanya
dimeja, tangan Hong Nan langsung menahanya. Hae Joon tersadar dan memarahi Hong
Nan yang memegang kepala istrinya, lalu menyuruh Da Hye untuk menyandarikan
pada pundaknya. Keduanya sama-sama tertidur setelah mabuk, Hong Nan
berkaca-kaca melihat keduanya.
Hae Joon keluar dari kamar mandi dan melihat jepitan
rambut yang ada disaku celananya lalu memakai dirambutnya. Setelah itu ia masuk
ruang kerja lalu ke kamar Da Hye seperti merasakan jiwanya seperti suaminya Da
Hye dan merasa tempat tidurnya itu sangat enak dan hangat.
Da Hye sedang tertidur merasakan tepukan di punggunya
membuatnya lebih mendekat pada Hae Joon dan tertidur sangat nyenyak. Keduanya
tertidur saling berhadapan seperti suami istri. Hae Joon tidur dengan
melepaskan tanganya di punggung Da Hye.
Tangan Da Hye menyentuh dada Hae Joon, akhirnya Hae Joon
dengan seyuman bahagia, memiringkan badanya agar bisa memeluknya. Tapi ia
tersadar kalau ia sudah memegang tangan Da Hye yang seharusnya tak boleh
dilakukanya, dengan tubuh orang lain. Hae Joon memilih untuk mengelus rambutnya. Da Hye, dengan
lembut lalu wajah. Terdengar suara Han Nan yang memanggil ibunya, Hae Joon
panik karena bisa ketahuan tidur disamping Da Hye karena bisa mendapatkan
masalah. Suara Han Na semakin mendekat.
Da Hye mulai tersadar dari tidurnya, Hae Joon sengaja
menutup dengan selimut sampai istrinya berpikir itu anaknya yang melakuannya,
sampai tak bisa bernafas. Han Na akhirnya masuk ke dalam kamar ibunya melihat
Hae Joon sudah ada diatas tempat tidur ibunya.
Hae Joon langsung meminta Han Nan tak mengeluarkan suara,
Han Na ingin memanggil ibunya, Hae Joon langsung menodongnya dengan bayaran
stiker smile satu buah, dua buah tapi Han Na mengelengkan kepalanya. Akhirnya
Hae Joon membayarnya sebanyak 6 buah sekaligus, Han Na langsung memeluk ibunya
dan Hae Joon buru-buru keluar dari kamar, Ha Na meminta agar dipeluk ibunya
sambil tertidur. Da Hye pun menganggap anaknya seperti bayi monyet yang minta
peluk dengan ibunya.
Han Na melirik sinis pada Hae Joon dikamarnya, Hae Joon
berusaha menjelaskan kalau semua itu salah paham dengan yang dilihatnya, sambil
menjelaskan berbelit-belit bisa masuk kamar ibu Han Na dan sempat memanggil
dirinya “ayah” dan memanggilnya Ahjussi.
“Itu adalah naluri untuk pulang.
Yang seperti... naluri
binatang untuk kembali ke tempat asalnya. Aku dulu tinggal di lantai satu. Aku mabuk Dan tidur sambil berjalan.” Jelas Hae Joon terbata-bata dan akhirnya frustasi
sendiri.
“Ohh... Aku ingin memiliki penjepit
rambut ibumu. Yang
seperti ini yang aku suka.” Kata Hae Joon menunjuk
penjepit yang masih menempel dirambutnya.
“Jika ibu sampai tahu, kau akan langsung diusir.” Ucap Han Na
Hae Joon memohon agar Han Nan tak mengadu dan bertanya
apa yang harus dilakukanya. Han Nan meminta Hae Joon untuk memberikan nomor
ponselnya. Hae Joon binggung karena Han Nan meminta nomor telpnya.
Yi Yeon menatap ke arah jendela sambil mengeluh Hong Nan
itu wanita yang pikirannya
sangat sempit lalu bertanya pada Seung Jae apakah ia tidak
tahu kemana Hong Nan pergi. Seung Jae hanya
meliirik, Yi Yeon sudah tahu pasti Seung Jae tidak tahu, jadi ia sudah memiliki
cara lain.
Hong Nan terbangun dari tidurnya dan tersadar bukan
dirumahnya, lalu dengan nada marah agar memberitahu Yi Yeon untuk hidup bahagia tanpa dirinya. Hae Joon masuk ke lantai atas sambil mengatakan
kalau kejadian tadi nyaris saja membuatnya bahaya
“Bagaimana caranya dia bisa sangat
pintar bernegosiasi? Aku
tidak percaya dia meminta nomorku.” Ucap Hae
Joon dengan senyuman bahagia, ponsel Hong Nan berbunyi dan berteriak
memberitahu Hae Joon kalau itu pesan dari Yi Yeon. Hae Joon mendekat matanya
melotot melihat pesan yang dikirimkan Yi Yeon.
Presdir Cha masuk ke dalam mall bertanya apakah memang
benar Yi Yeon akan datang ke Mallnya, Sek Ko memberitahu Yi Yeon akan
menandatangani kontrak sebagai model dengan Lee Hae
Joon. Presdir Cha pikir harus mengirim salam jadi meminta agar pengacaranya itu mendatangi Yi Yeon.
“Dia tidak bisa hidup tanpa
anaknya dan akan tahu bagaimana seharusnya dia bersikap.” Perintah Presdir Cha lalu Sek Ko pun mengerti.
Hae Joon tiba-tiba datang menyuruh Presdir Cha minggir
sampai membuat kakak tirinya itu terjatuh, Sek Ko dan Ji Hoon sempat menahan
Presdir Cha agar tak terjatuh. Lembaran karpet merah mulai digelar di pintu
masuk Mall.
Yi Yeon, Hong Nan, Seung Jae dan beberapa petinggi lain
ikut berjalan dibelakangnya. Hae Joon ikut bergabung berjalan dengan gagah dan
merasa sangat dihargai oleh semua orang dan tak ada yang memandang remeh dirinya.
Presdir Cha dkk binggung melihat Yi Yeon berjalan masuk dengan karpet merah
lalu mengumpat semuanya orang bodoh.
Beberapa pengunjung langsung menatap Yi Yeon yang
berjalan di karpet merah, Yi Yeon merasa udara diruangan Mall sangat kering.
Hae Joon langsung menyemprotkan penyegar wajah. Semua pengunjung langsung
mengerubungi Yi Yeon untuk meminta tanda tangan dan memujinya masih tetap
cantik.
Hong Nan berbisik caranya Menghilangnya
membua rencana sangat berhasil. Hae Joon setuju dengan hal itu. Presdir Cha melihat
mantan istrinya yang masih dikerubungi fans merasa tidak
masuk akal lalu berusaha masuk kerumunan, tapi
salah seorang wanita meminta agar tak mendorongnya. Akhirnya dengan berjinjit,
Presdir Cha memanggil Yi Yeon, untuk mengajak mereka bicara. Yi Yeo sengaja
hanya menurunkan sedikit kacamatanya dengan memandang remeh.
Semua masuk ke dalam ruangan, Seung Jae sengaja menaruh
kain diatas sofa dibagian tengah. Presdir Cha ingin duduk tapi Yi Yeon lebih
dulu duduk disofa dan disampingnya kanan dan Kirinya Hae Joon serta manta
suaminya. Presdir Cha langsung meminta Yi Yeon mengatakan persyaratannya.
“Pertama, Perlakukan aku seperti ketika aku
masih seorang bintang papan atas. Seperti
selebriti papan atas.” Ucap Yi Yeon
“Kurasa kau sudah tidak waras
karena kau sudah... cukup
lama tidak bekerja.” Ejek Presdir Cha
“Baiklah,
kita sepakat. Kami akan memperlakukanmu seperti
seorang selebriti papan atas.” Kata Hae Joon setuju.
“Kau terlalu banyak menggertak,
tuan Lee. Apakah
kau sedang sadar?” sindir Presdir Cha. Hae
Joon menegaskan dirinya masih sadar dan Yi Yeon memang
layak dipelakukan seperti itu.
“Kedua, Aku hanya akan berurusan dengan
yang terbaik. Naikkan
nilai department store agar
layak aku menjadi modelnya. Aku
akan memutuskan setelah melihat siapa
dari kalian yang membuat itu terjadi.”kata Yi
Yeon,
Hae Joon mencoba mengartikan Meningkatkan
nilainya, sementara Hong Nan mengeluh dengan yang diucapakan Yi
Yeon meminta agar diberikan petunjuk. Yi Yeon menolak, karena ia hanya
akan memberikan pertanyaan dan mereka yang
harus menemukan jawabannya. Presdir Cha pikir
pembicaraan mereka sudah selesai jadi menyuruh Yi Yeon Pulang
dan urus anaknya. Hae Joon menegaskan kalau ia akan mengambil tantangan untuk menaikkan nilai department store.
“Ngomong-ngomong, Aku menanyakan ini karena aku
benar-benar tidak tahu. Mereka
mengatakan kontrak ini akan menjadi faktor penentu. dalam memilih penerus Grup
Sunjin. Benarkah?” tanya Yi Yeon, Hae Joon membenarkan sambil menatap
lurus pada Presdir Cha yang menatap sinis.
“Kau mengirim... petisi hak asuh. Jadi Kau harus berusaha lebih keras. Aku akan menunggu dan melihatnya” tegas Yi Yeon, semua saling menatap dingin termasuk
Hong Nan dengan Ji Hoon yang duduk berhadapan.
Sesampai dirumah, Hong Nan tahu Yi Yeon pasti
baru saja menandatangani kontrak dengan Lee Hae Joon tapi kenapa tadi
malah memprovokasi Cha Jae Gook. Yi Yeon kesal karena Hong Nan itu merusak
suasananya.
“Kenapa kau memberinya kesempatan? Apakah kau melakukan itu karena
kau masih memiliki perasaan kepadanya?” ucap Hong
Nan kesal
“Dia adalah ayah dari anakku. Setidaknya dia harus menunjukkan
kepada anakku bahwa dia sudah mencobanya” jelas Yi Yeon
“Jadi itu sebabnya kau menggunakan
kesempatan ini seperti itu? Apakah
kau tidak tahu seperti apa dia?” jerit Hong Nan, Yi
Yeon berbisik pada Seung Jae merasa Hong Nan itu seperti sedang cemburu
padanya.
“Kau bilang Cemburu!!! Aku hanya perlu tetap tenang. Kau belum sepanas itu. Jangan
terlalu berlebihan.” Teriak Hong Nan lalu
memilih untuk pergi. Yi Yeon bertanya kemana Hong Nan akan pergi, Hong Nan
berteriak kalau itu bukan urusannya. Yi Yeon pikir Hong Nan ingin tidur diluar
lagi, Hong Nan membenarkan dengan teriakan marah, Seung Jae akhirnya
mengikutinya,Yi Yeon binggung apa yang sedang dirasuki oleh Hong Nan.
Hong Nan berjalan pergi dan mengomel karena Seung Jae
terus mengikutinya, Seung jae memperingati agar Hong Nan tidak
boleh diluar sepanjang malam.
“Aku biasa di luar sepanjang malam
sepanjang waktu... Apakah
kau khawatir?” ucap Hong Nan marah
“Aku yakin Na Suk Chul memintamu
mengawasi. Jangan
pergi sendirian.”kata Seung Jae, Hong Nan
terdiam sambil menatap anak buahnya.
Sebuah foto Hong Nan ditempel di papan bening, Ji Hoon
seperti membuat bagan dari Han Gi Tak dengan berita “Han Gi
Tak, meninggal dalam kecelakaan mobil”yang saling
berhubungan satu sama lain. Yang semuanya diawali dari Yi Yeon, lalu model Yoo
Hyuk, Predir Cha dan juga Hong Nan ada dibagian bawah,
“Dia bernama Hong Nan. Dia mengatakan kalau dia adik dari Han Gi Tak dan muncul sebulan
setelah Han Gi Tak meninggal. Nekerja sebagai manajer Song Yi Yeon dan menang dari semua orang yang bekerja untuknya.”
“Apa Kau adik dari Han Gi Tak?” tanya Ji Hoon dengan tatapan licik melihat menatap foto
Hong Nan.
Presdir Cha marah karena sengaja menempatkan Suk Chul agar
bisa melihat wajah arogan Yi Yeon, sambil
menarik dasi anak buahnya agar bisa memihak dengan benar. Suk Chul meminta Presdir Cha tak perlu khawatir, karena Hari-hari
kejayaan Yi Yeon sudah selesai dan juga sudah mengenal industri ini
dengan baik.
Ji Hoon datang meminta maaf karena datang terlambat. Suk
Chul menatap Ji Hoon yang baru datang, Ji Hoon melihat wajah Suk Chul teringat
dengan papannya dan wajah Suk Chul tertempel disana karena berhubungan dengan
Gi Tak.
“Apa yang kau tahu tentang gadis
manajer itu?” tanya Presdir Cha.
“Ya, dia terobsesi untuk menjadi
terkenal. Kau tidak
perlu khawatir sama sekali.” Kata Suk Chul
“Ahh.. Jadi begitu. Kau memintaku untuk tidak
khawatir tentang apa pun. Bagaimana
aku bisa mempercayaimu?”sindir Presdir Cha, Suk Chul
heran mendengar Presdir Cha berbicara seperti itu padanya.
“Aku ragu Song Yi Yeon datang ke
department store untuk berbelanja. Kurasa
dia akan dengan mudah menyerahkan kemenangan kepada sisi lain, tapi dia memberimu kesempatan,
yang berarti kita mungkin menang.” Kata Ji
Hoon
“Apakah kau memintaku untuk
menaruh wajahnya di department store-ku?”ucap
Presdir Cha dingin
“Itu lebih baik daripada Lee Hae Joon
yang memenangkan kontrak, kan? Bagaimana
jika kita mendekati manajernya?” saran Ji Hoon, Suk
Chul langsung setuju
“Aku ingin... Tuan Jung untuk menangani yang
satu ini.” kata Presdir Cha, Suk Chul kaget karena
dirinya tak ditunjuk. Ji Hoon menerima minuman wine ke dalam gelasnya, Suk Chul
menatap sinis Ji Hoon yang berani mengambil tugasnya.
Disisi lain bar, seseorang melaporkan pada Suk Chul kalau
pihak Sunjin mencari tahu tentang kecelakaan Han Gi Tak. Suk Chul kaget mendengar informasinya, informanya
memberitahu namanya Jung Ji Hoon yaitu salah satu anak buah dari
Cha Jae Gook. Suk Chul mengumpat kesal melihat Ji Hoon
yang sedang minum bersama dengan Presdir Cha.
Beberapa mangkuk diatas meja sudah diisi bahan untuk
memasak, Jegal Gil mengeluh pada Hong Nan yang akan
mengajarikan metode
rahasia Gi Tak tapi malah memberikan mangkuk-mangkuk
yang terlihat isinya hampir sama karena berwarna putih.,
“Hei.... Aku hampir meninggal setelah
memakan pasta buatanmu. Kau
tidak akan bisa merasakannya kecuali jika kau memang tidak memiliki indera perasa. Garam,
gula, MSG.... Cepat Pilih.” Perintah Hong Nan, Jegal Gil ingin menolak tapi
akhirnya setuju akan mencobanya.
“Gula..... Garam.... MSG.... Garam.... Gula.” Ucap Jegal Gil mencoba semua bumbu di atas meja secara
bergantian.
“Suk Chul, si brengsek itu. Makanan apa yang dia berikan
padamu? Kau sudah
kehilangan indera perasamu.” Jerit Hong Nan marah
lalu memberitahu Jegal Gil kalau semua yang ada didepanya itu garam.
Ponsel Hong Nan berdering, lalu menerimanya dengan
sengaja menjauh dari Seung Jae dan Jegal Gil. Suk Chul memberitahu Beberapa
pria brengsek berusaha menggali masa lalu saudaranya
dan dengan nada mengejek menanyakan pendapatnya. Hong Nan binggung apa maksud
ucapan Suk Chul.
“Jung Ji Hoon dari Sunjin
Department Store. Aku
punya firasat kalau dia akan menangkapmu... sebelum aku mendapat keuntungan. Aku bekerja keras untuk sampai
pada posisiku, tapi aku
akan kehilangannya karena
aku terlalu baik untuk Yi Yeon. Jadi
kau juga harus meningkatkan posisimu, bukan begitu?” kata Suk Chul. Seung Jae sengaja mendengar ketika Hong
Nan menyebut nama Jung Ji Hoon.
Seseorang masuk ke dalam restoran, Jegal Gil memberitahu
restoran mereka sudah tutup. Ji Hoon memanggil Hong Nan dan Hong Nan terlihat
kaget melihat Ji Hoon sudah datang ke restoranya.
“Apa yang membawamu kemari?” tanya Hong Nan sambil bergumam dalam hati “Apakah Cha Jae Gook
menyuruhmu kesini?” Keduanya saling
menatap, Hong Nan berusaha tersenyum mengajak Ji Hoon untuk dudk bersama.
Jegal Gil bertanya siapa pria yang datang menemui Hong
Nan, menurutnya dari pakaianya terlalu rapi tapi pernah melihat dia sebelumnya.
“Kau tidak 100 persen memihak
kepada Lee Hae Joon, kan? Bantu kami juga. Misi Song Yi Yeon terlalu sulit.” Kata Ji Hoon, Hong Nan pikir bisa seperti itu. Sementara
Jegal Gil berusaha mengingat Ji Hoon.
“Aku mungkin telah kehilangan
Indera perasaku, tapi
penglihatanku adalah yang terbaik.” Kata Ji
Hoon lalu mengeluarkan ponselnya, masih tersimpan foto Ji Hoon yang bertemu
dengan Da Hye direstoran saat Gi Tak meninggal.
Seung Jae memastikan orang yang sama dengan yang ada di
foto, pesan dari Suk Chul masuk “ Jika gadis cantik itu bertemu Jung Ji Hoon, katakan kepadaku apa yang mereka bicarakan.”
Flash Back
Ketika Seung Jae masih berkerja di restoran, Ji Hoon
datang bertanya apakah pemilik restoran itu bernama Han Gi Tak. Seung Jae
membenarkan, lalu Ji Hoon tersenyum bahagia dan seperti bernafas lega lalu
dengan senyuman mengucapkan terimakasih.
Seung Jae terus menatap kearah Ji Hoon yang memiliki
kecurigaan karena sebelumnya pernah menanyakan tentang restoran.
Dilantai atas
Hae Joon kaget mengetahui Ji Hoon
menggali masa lalu Gi Tak dan bertanya-tanya
tujuanya. Hong Nan rasa Sudah jelas kalau Jae Gook mungkin mencari sesuatu
untuk melawan Yi Yeon.
“Apakah dia akan melakukan tugas
pribadi untuknya di
atas pekerjaan utamanya? Apa
yang dikejar si kurang ajar itu?” tanya Hae
Joon
“Dia meminta petunjuk untuk
mendapatkan kontrak Yi Yeon.” Ucap Hong Na, Hae Joon
kaget menurutnya itu tak mungkin
“Saat aku menemuinya besok, Aku akan menyiksanya.” Tegas Hong Nan penuh dendam mengepalkan kepalanya.
Da Hye membawakan baju yang sudah disetrika dan beberapa
handuk dengan menaruh diatas tempat tidur. Hae Joon tiba-tiba sudah berdiri
dibelakanganya bertanya tentang keadaan punggungnya. Da Hye mengatakan sudah
baik-baik saja.
“Bagaimana lehermu? Apakah kau
tidur dengan nyenyak?” tanya Hae Joon, Da Hye mengatakan
sudah baik-baik saja dan akan pergi.
Hae Joon menahanya dan langsung mendorong Da Hye sampai
berbaring diatas tempat tidurnya. Da Hye panik mencoba melepaskan tangan Hae
Joon yang menahananya agar tetap berbaring. Hae Joon meminta Da Hye untuk diam
saja karena sekarang ia sangat membutuhnya, lalu memutar bantal yang ditiduri
oleh Da Hye.
Da Hye merasakan bantal yang berbeda dikepalanya, Hae
Joon bertanya bagaimana rasanya apakah terasa nyaman dan menjelaskan kalau itu
bantal keluaran baru karena bisa membuat tertidur dengan nyaman. Da Hye ingin
bangun tapi Hae Joon tetap menahanya dengan senyuman.
Hong Nan terbangun dari tidurnya dan melambaikan tangan
pada Da Hye untuk menyapa dipagi hari. Da Hye yang melihat posisinya dengan Hae
Joon memilih untuk berlari keluar kamar dengan wajah malu. Hae Joon dengan
senyuman bahagia merasa Da Hye itu sangat menyukai bantal yang dimiliikinya.
Hong Nan langsung melempar bantal sambil mengumpat Hae Joon itu seorang
pecundang. Hae Joon tetap yakin Da Hye itu sangat menyukainya.
Da Hye menuruni tangga sambil memarahi dirinya dan
meminta agar tetap tenang karena dirinya itu adalah wanita yang sudah menikah.
Han Na baru keluar dari kamar mandi, Da Hye langsung meminta anaknya aga
memberika kekuatan dengan memeluknya erat-erat. Han Nan menjerit karena ia tak
bisa bernafas dipeluk erat-erat oleh ibunya dan berusaha melepaskanya.
Tuan Kim baru masuk rumah, Da Hye langsung memanggilnya
dan memeluknya, Tuan Kim binggung melihat tingkah menantunya. Da Hye memeluk
erat Tuan Kim karena membutuhkan kekuatan. Han Nan benar-benar heran melihat
sikap ibunya.
Presdir Cha dan Yi Yeon bertemu disebuah restoran, setelah
menuangkan wine melihat botol anggur kesukaan mantan istrinya. Yi Yeon meminumnya tidak
akan mantan suaminya mengingat hal-hal seperti ini. Presdir Cha pikir Yi Yeon pasti
tidak mengetahuinya, tapi ia mengaku sangat
tertarik kepada mantan istrinya.
“Kedengarannya menakutkan.” Komentar Yi Yeon, Presdir Cha pun meminum air putih
untuk menetralkan mulutnya, Yi Yeon meminta mantan suaminya agar langsung
mengatakan saja
“Jika kau akan bekerja dengan
Sunjin, buat kontrak itu bersamaku. Sepertinya
itu lebih baik...” kata Presdir Cha merayu
“Bekerja bersamamu sepertinya
pilihan terburuk.” Balas Yi Yeon sudah tahu
kelicikan Presdir Cha
“Aku akan memperlakukanmu seperti
seorang bintang papan atas seperti
yang kau inginkan.” Kata Presdir Cha
menyakinkan.
“Ah... Benarkah? Bagaimana dengan nilai toko? Bagaimana kau akan membuatnya
layak dengan citraku? Kau
presiden perusahaan jadi pasti
memiliki suatu gagasan.” Ucap Yi Yeon
“Apa,
Haruskah aku menempatkan serpihan emas dan pita di etalase?” teriak Presdir Cha marah
Yi Yeon berdiri dari tempat duduknya, menegaskan Presdir
Cha itu harus berusaha lebih keras lalu meninggalkan restoran. Presdir Cha menatap sinis
dan mengumpat kesal sambil melempar semua isi diatas meja.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Lho kok jd please comeback mister bknnya descendants of the sun???
BalasHapusUdah girang2 ,,pas dibaca koq nmanya sama pemeranya beda,,ehh baca judulnya juga beda ,, mbaaa koq bukan dots malah come back,apa akibat ngantuk yaa jadi salah ayodong dots ...
BalasHapusKok gini sih .... Salah ngepost ya... Tolong dong sinopsis dots bukan come back mister....
BalasHapusKoq part 1 nya bukan "dots" malah "cbm" ??? 😑😑😯😯
BalasHapusKoq part 1 nya bukan "dots" malah "cbm" ??? 😑😑😯😯
BalasHapussampe 3x gue refresh kirain hp gue yg eror , DOTS 11 part 1 nya dong unni ..
BalasHapusAku kaget bacanya un xD
BalasHapusHehe.. kita ketipu.. udah bolak balik kaya setrikaan bukannya ketemu jongki malah ktemu rain.. itu rainkan, jadi ga pd saking mata udah burem2 ngantuk. Faighting ditunggu dots nya yaa...
BalasHapusHehe.. kita ketipu.. udah bolak balik kaya setrikaan bukannya ketemu jongki malah ktemu rain.. itu rainkan, jadi ga pd saking mata udah burem2 ngantuk. Faighting ditunggu dots nya yaa...
BalasHapusGue pikir cuma gue yg salah...ternyata emang salah ngepost kayaknya...
BalasHapusPlease sinop dots nya di next dong...
April mop kecepetan nih 😢
BalasHapusApril mop kecepetan nih 😢
BalasHapusini aku gk salah kan ya,, udah berkali2 buka mlah ini lgi ini lagi hdeeh ,,😥😅
BalasHapuslaah ko ini yaaak ? kan mau liat joongki .. hadehhh malah liat mantannya mo yeon .. hahahahaha
BalasHapus