Hong Sul mengaku tak menyukai Sang Chul jadi berpura-pura tidak tahu meskipun sebenarnya sudah tahu. Dengan begitu tak mungkin bisa marah padanya karena Yoo
Jung itu melakukan semuanya demi dirinya. Yoo Jung memegang dua tangan Hong Sul
perlahan.
“Dulu... Aku berpikir, selama kau tak bersikap seperti itu padaku, aku akan baik-baik saja. Jika kau melukai orang lain... luka itu akan kembali kepadamu
juga. Aku harap
kau tak akan
melakukan itu lagi. Bagiku, kau adalah pria yang
baik. Aku
yakin, kau tak akan melakukannya
pada orang lain, 'kan?” ucap Hong Sul dengan
menatap pacarnya. Keduanya saling menatap, Yoo Jung terlihat masih canggung
dengan sikap Hong Sul.
Yoo Jung sedang membaca buku dirumahnya, pesan masuk ke
dalam ponselnya “Sepertinya, pacarmu sangat
shock kemarin. Sekarang kau mengerti,
'kan? Betapa bahayanya mulutku ini.” tulis In Ha
sengaja menghasut Yoo Jung.
Mata Yoo Jung langsung berubah jadi dingin, lalu berjalan
ke sisi rumah lain melihat list dan juga undangan Beauty Brand Hanyu Grup Launching
Party, seperti memikirkan sebuah rencana.
In Ha menatap ponselnya dengan wajah heran karena Yoo
Jung terlihat sangat tenang sekali, menurutnya
Keadaan kantornya pasti sedang heboh sekarang ini dan keduanya bertengkar.
“Hong Sul ternyata lebih kuat dari yang kelihatannya. Jadi, kau masih tak mau menyerah,
yah? Aku harus menyusun rencana lain.” Ucap In Ha penuh dendam
Ia menghubungi Sek Choi, dengan berbasa-basi menanyakan
kabarnya. Lalu mengutarkan keinginan menemui Ketua Yoo karena ada yang ingin dikatakan. Sek Choi
memberitahu Ketua Yoo sedang ada Perjalanan bisnis, In Ha bertanya kapan Ketua Yoo akan pulang.
Sang Chul sedang tertidur lelap di kamarnya yang kecil,
ponselnya berdering, sambil mengelap ilernya bertanya-tanya Siapa
yang menelepon pagi-pagi. Ketika mengangkatnya,
matanya langsung terbuka lebar dan duduk dengan tegap menanyakan kenapa temanya
itu menelp pagi-pagi sekali.
Sang Chul sudah mengunakan setelan jas dan mondar-mandir
disebuah lorong, seniornya datang menghampirinya. Sang Chul meminta maaf pada
seniornya dengan kejadian kemarin. Jung Woo pikir lebih baik melupakan karena
tak masalah untuknya.
“Aku telah menjelaskannya pada
atasanku, dan Aku
bilang, kau harus mengurus
urusan genting. Jadi Masuklah,
dan jelaskan padanya.” Kata Jung Woo, Sang Chul
terlihat binggung.
“Ah yah,
kudengar kau punya koneksi
di Taerang. Kenapa
kau tak pernah bilang Aku
sungguh tak menyangka. Jika
kau diterima di sini, kau
juga harus membantuku, mengerti?” kata Jung Woo menepuk lengannya dan berkata pergi.
Sang Chul bertanya kemana mereka akan pergi, Jung Woo
memberitahu mereka akan Menemui Presdir lalu bertanya apakah Sang Chul tak ingin berkerja. Sang
Chul kaget karena langsung bertemu dengan Presdir.
Hong Sul ingin masuk kelas dengan wajah gelisah, tapi
akhirnya memantapkan diri masuk ke dalam kelas. Do Hyun langsung menyindir Hong
Sul orangnya beruntung sekali karena tak lagi harus khawatir tentang uang atau pekerjaannya sambil bertepuk tangan. Hong Sul memilih untuk duduk disamping
Bo Ra tak menghiraukanya.
Da Young yang duduk dibelakang langsung menanyakan rumor
yang beredar kalau Yoo Jung adalah anak tunggal dari Taerang Grup, Hong Sul
hanya dia mengeluarkan buku dan pulpenya. Da Young pikir itu memang benar dan
Hong Sul telah menipu mereka semuanya, lalu bertanya pada Jae Woo apakah ia sudah
mengetahuinya.
Jae Woo mengelengkan kepalanya, Da Young menyindir Hong
Sul itu sudah tahu sebelum berpacaran dengan Yoo Jung, Bo Ra menyuruh Da Young
diam saja karena sebentar lagi akan ujian. Da Young merasa keadaan seperti ini
lebih penting dibanding ujian dan berusaha untuk menyuruh Hong Sul menceritakan
pada mereka semuanya.
Yong Seob masuk untuk memulai ujian, Bo Ra langsung
buru-buru bertanya tentang rumor yang beredar. Hong Sul mengangguk, Bo Ra
merasa terkhianati sekarang
karena Hong Sul tak memberitahunya. Hong Sul meminta maaf. Bo Ra pikir Melihat
reaksi yang lainya sepertinya Hong Sul akan menderita dan bertanya apa rencanya sekarang, Eun Taek mengejek lebih
khawatir pada hasil
ujian pacaranya. Bo Ra kesal karena Eun Tae itu semakin
kurang ajar setelah mereka berkencan.
Hong Sul keluar dari ruang ujian, Da Young dkk sedang
berkumpul sambil meminum kopi, Da Young melihat Hong Sul seperti Cinderella sekarang dan mereka ternyata satu
kampus dengan Chaebol
menurutnya sejak awal Hong Sul
itu pasti sudah tahu.
“Dia tak pernah pacaran dulu. Lalu, kenapa dia tiba-tiba
pacaran sekarang? Jika
aku tahu ini, aku mau
jadi pacar Yoo Jung. ” ucap Da Young dengan nada iri, semua wanita yan ada
disekelilin Da Young setuju. Hong Sul mendengarnya dan hanya bisa diam.
“Dasar wanita... Sepertinya, Sang Chul ditolak di Taerang karena ulah Yoo Jung.” Cerita Do Hyun, Da Young bertanya alasanya.
“Apa Kau belum dengar? Sang Chul pergi mengamuk di
Taerang. Dia
berteriak mencari Yoo Jung dan
mengatakan itu semua salahnya.” Cerita Do Hyun
mengebu-gebu.
“Jadi, maksudmu Yoo Jung sengaja memanggilnya dan dia sendiri juga yang menolaknya?” kata Da Young
Do Hyun membenarkan, beberapa mahasiswa lainya datang. Da
Hyun makin gencar menceritakanSang Chul selalu mengganggu Hong
Sul jadi tak mungkin Yoo Jung membantu
pengganggu pacarnya. Hong Sul memilih untuk
keluar dari gedung.
Bo Ra berjalan bergandengan dengan Eun Taek mengaku masih
shock sekarang Bahkan orang yang tak pernah dilihat bertanya tentang masalah
ini, menurutnya untuk apa mereka itu terlalu ingin tahu
segala urusan orang. Eun Taek rasa itu karena Yoo Jung tak pernah memberitahu orang
lain.
“Bahkan kutu buku kampus penasaran dengan "Siapa Yoo
Jung?" Kampus
akan jadi heboh.” Cerita Eun Taek
“Benar sekali, untung saja dia tak ke kampus hari ini. Dan Kau Hong, jangan khawatir. Kami akan bertindak seolah-olah tak tahu kebenaran ini.” ucap Bo Ra menenangkan temanya, Hong Sul pun
mengucapkan terimakasih.
Hong Sul tiba-tiba berhenti dan melihat di jari tangan
Eun Taek dan Bo Ra memakai “Couple Ring” Bo Ra sudah bisa menduga kalau Hong Sul pasti kaget
kalau mereka mengunakan cincin couple. Eun Taek menjelaskan ingin menunjukkan ke semua bahwa Bo Ra adalah pacarnya.
“Ingat, kau ini sudah
"Taken" (Punya pacar).” Kata Eun
Taek memperingatkan pacarnya. Bo Ra cemberut karena dirinya itu bukan play girl
“Kalian romantis sekali. Kenapa tak dari dulu saja berkencan?”
keluh Hong Sul iri dan berjalan lebih dulu. Eun Taek dengan bangga mengatakan
Bo Ra itu memang wanita sempurna yang menjadi pacarnya.
Dikantor
Yoo Jung baru saja kembali ke meja kerjanya, salah
seorang pegawai wanita mendekatinya memberikan minuman kaleng untuknya. Yoo
Jung pun menerimanya dengan mengucapkan terimakasih, Si pegawai wanita duduk
disamping Yoo Jung membahas tentang proposal
untuk rapat nanti, dan menawarka bantuan. Yoo Jung menolak karena
pekerjaan itu adalah tugasnya.
“Oh... kau mau makan siang denganku nanti? Kuperhatikan, kau hanya makan siang di kantin kantor saja. Ada resto Italia yang enak dekat
sini.”ajak si pegawai, pegawai yang lainnya pun ikut
menyakinkan Yoo Jung kalau makanan direstoran itu sangat enak.
Yoo Jung tetap menolak, wajahnya langsung dingin karena
tahu semua pegawai bersikap baik padanya setelah tahu kalau ia adalah pewaris
dari taerang Grup.
Yoo Jung pergi ke pantry untuk membuat kopi, salah satu
seniornya menyapanya bertanya apakah ia ingin minum kopi. Yoo Jung mengangguk.
Seniornya langsung memberikan kopi yang baru dibuatnya. Yoo Jung menolak,
karena Senior sudah membuatnya. Sang senior tetap ingin memberikan dan akan
membuatnya lagi, Yoo Jung pun menerimanya.
“Oh ya, besok adalah tahap ke tiga interview, 'kan? Sepupuku juga melamar, dia itu
orangnya baik dan juga
sangat pintar. Yoo Jung, apa
kau tak bias memasukkan
dia ke sini?” ucap Si senior, wajah Yoo Jung kembali
dingin
“Terima kasih untuk kopinya.” Ucap Yoo Jung menaruh kembali kopi diatas meja dan
memilih pergi dengan wajah dingin.
Hong Sul akan pergi ke kampus, tiba-tiba ia langsung
bersembunyi melihat In Ho yang berjalan didepanya, sambil mengintip dari
belakang tiang listik, bergumam dalam hati ”Dia pasti merasa lebih tidak nyaman dibandingkan
aku sekarang.”
Akhirnya Hong Sul memilih untuk menepuk punggung In Ho
bertanya apakah ia akan pergi sekarang. In Ho terlihat kaget dan binggung
karena Hong Sul sudah mau menyapanya bukan menghindarinya, lalu menganggukan
kepalanya. Hong Sul bertanya kenapa wajah In Ho seperti itu. In Ho beralasan
kalau pukulan Hong Sul itu sangat kuat sampai membuatnya sakit.
“Mungkin badanmu saja yang kurus, tapi kekuatanmu ini yang besar” ejek In Ho
“Kau saja yang terlalu lemah.” Balas Hong Sul sudah bisa bersikap seperti awal
berteman dengan In Ho tanpa ada rasa canggung.
“Terima kasih... karena sudah memukulku.” Kata In Ho tersenyum bahagia,
Hong Sul melihat jamnya kalau mereka sudah terlambat
kalau mereka ketinggalan keretanya, maka harus menunggu 20 menit lagi lalu berlari lebih dulu. In Ho mengejarnya sambil
menarik tas Hong Sul agar bisa dibawa olehnya.
Hong Sul baru sampai kampus, didepan pintu banyak orang
yang mengerubungi Yoo Jung menyapa karena sudah lama tak bertemu. Da Young
memuji Yoo Jung yang terlihat makin ganteng saja dan mengajaknya untuk minum
bir bersama. Do Hyun mengejek semua wanita itu merayu
Jung.
“Sunbae, ada urusan apa kau ke
sini?” tanya Hong Sul akhirnya masuk ke dalam kerubungan
memegang lengan Yoo Jung
“Aku mau mengumpul laporan
akhirku.” Kata Yoo Jung
Hong Sul pun pamit pergi lebih dulu sambil menarik Yoo
Jung dari kerumunan, sambil memegang lenganya berbisik dirinya itu hebat ‘kan
karena tahu pacarnya itu sebenarnya sudah pusing harus berkumpul dengan
orang-orang itu. Yoo Jung tersenyum sambil memuji pacarnya yang hebat.
Sang Chul tiba-tiba datang mengajak Yoo Jung untuk
bicara, Yoo Jung pin ingin melepaskan tangan Hong Sul untuk menemui Sang Chu,
Hong Sul terlihat khawatir. Yoo Jung menyakinkan kalau mereka itu hanya bicara
jadi Hong Sul tak perlu khawatir.
Di luar kampus
Sang Chul menceritakan Jung Woo sangat
senang mendapat
subkontrak dari Taerang dan bertanya apakah ia
diterima perusahan itu sebagai
balasan dari subkontrak itu. Yoo Jung hanya diam
sambil menatapnya Sang Chul dengan mata dinginya.
“Apa kau akan terus memperlakukanku seperti orang
bodoh? Aku
memang anak yang tak berguna. Tapi
sekarang... aku tak
bisa mengatakan, "terima
kasih" padamu.” Tegas Sang Chul
“Apa Kau sudah selesai bicara?” tanya Yoo Jung ingin pergi
“Kau memang orang yang egois. Kau pikir, orang lain tak tahu,
'kan Kau
pikir, kau bias menyembunyikannya
dengan sempurna. Menyembunyikan
semua wajahmu yang
sebenarnya itu, pandanganmu
yang sebenarnya... semua
orang akan tahu itu. Semua
sifatmu yang sebenarnya... Dan
sikap sok kalemmu ini... semua
orang sudah tahu. Bukan
hanya kau yang punya mata. Kami
juga punya.” Tegas Sang Chul, Yoo Jung menatap
seniornya.
“Jadi, jangan merendahkan orang
lain. Kau perlu
tahu, diantara mereka... ada
yang sungguh ingin menjadi
teman sejatimu. Baiklah.... Kita tak punya urusan lain lagi Aku hanya bisa bilang... Maafkan aku...” kata Sang Chul lalu meninggalkanya. Yoo Jung
tetap terdiam seperti ada rasa penyesalan.
Didalam mobil
Terasa suasana tegang, Hong Sul akhirnya bertanya apa
yang mereka berdua bicarakan. Yoo Jung mengaku tak ada
yang serius. Hong Sul bisa mengerti dengan tak
membahasnya lalu menceritakan Sang Chul yang sudah
diterima di
Perusahaan Sunju.
“Aku sempat khawatir padanya, tapi sekarang sudah baik-baik
saja, 'kan?” kata Hong Sul, Yoo Jung membenarkan
dengan tatapan lurus kedepan.
“Hong Sul,
kita akan libur setelah ujian. Apa
kau tak mau pergi liburan? Setelah
libur nanti, kau pasti
akan sangat sibuk Begitupun
aku.” Ucap Yoo Jung
“Kedengarannya menyenangkan. Kita bisa pergi ke gunung atau
pantai, makan
makanan enak dengan pemandangan indah.” Ucap Hong
Sul bersemangat.
“Tapi, apa kau boleh menginap?” tanya Yoo Jung, Hong Sul terdiam. Yoo Jung berpikir
Hong Sul itu tak bisa menginap semalam.
“Bukannya biasanya orang lain juga hanya tidur-tiduran saja? Sunbae, pikir memang begitu, 'kan? Orang tua siapa yang akan
menginjinkan putrinya
menginap dengan pacarnya?” kata Hong Sul
Yoo Jung terlihat gugup denga menaruh tanganya diatas
bibirnya, Hong Sul mengejek Yoo Jung pasti sudah tahu sebelumnya, Yoo Jung
tersenyum mengaku membahas hal itu bukan karena ia tak tahu. Hong Sul bertanya
lalu untuk apa Yoo Jung bertanya. Yoo Jung hanya mengeleng dengan senyuman.
Sesampai didepan rumah, Hong Sul melepaskan sabuk
pengaman sambil mengucapkan terimakasih, Yoo Jung pun membalasnya dengan
membukungkan badanya. Hong Sul tiba-tiba meminta Yoo Jung untuk mengulurkan
tanganya dengan wajah gugup. Yoo Jung pun mengulurkan tangan kirinya.
Hong Sul membalikan tanganya lalu memasang sebuah cincin
di jari manis, sambil bertanya-tanya apakah kekecilan dan cocok dengan jari
pacarnya itu. Senyumannya langsung terlihat ketika melihat cincinnya itu muat
di jari Yoo Jung. Yoo Jung tersenyum melihat cincin yang ada ditanganya.
“Kau ini pria macam apa !! Kita
sudah pacaran setengah tahun, tapi
kau tak pernah membelikanku cincin. Karena
aku sudah tak bisa menunggu, jadi
aku yang membelikanya” kata Hong Sul sambil
memperlihatkan cincin dijarinya sebagai cincin pasangan. Yoo Jung terdiam
melihat cincin dijarinya.
“Katakan sesuatu.... Apa kau tak menyukainya?” ucap Hong Sul binggung melihat Yoo Jung hanya diam
saja.
“Tidak… aku sangat berterima kasih. Lalu, apa yang harus aku lakukan?” tanya Yoo Jung terus menatap cincin dijarinya.
“Jangan melepas cincin itu kapanpun dan dimanapun, Jangan
sampai hilang.” Pesan Hong Sul
Yoo Jung mengangguk mengerti, Hong Sul pun tersenyum lalu
melihat sekeliling dan dengan cepat memberikan kecupan dibibir Yoo Jung, lalu
buru-buru turun dari mobil untuk masuk rumah. Yoo Jung sempat kaget melihat
Hong Sul berlari masuk rumah, wajahnya
sangat bahagia melihat cincin yang ada dijari manisnya.
In Ho memakai jaketnya, lalu bertanya apa yang sedang
dilakukan kakaknya pagi-pagi sudah berpakaian rapi dan berdiri didepan cermin,
berpikir In Ha dipanggil untuk interview kerja. In Ho rasa adiknya bisa menganggap seperti itu karena pakaian yang diguanakan untuk berburu pekerjaan.
“Wow, sepertinya aku masih bisa hidup sekarang. Aku jadi tak perlu khawatir lagi.” Komentar In Ho sambil mengupas pisangnya.
“Kau harus latihan dengan giat, In
Ho.” Kata In Ha dengan senyuman manisnya.
“Jangan bersikap baik begitu. Aku bisa membunuhmu nanti.” Ungkap In Ho yang sudah tahu tabiat kakaknya lalu pamit
untuk berangkat.
Setelah adiknya pergi, In Ha pun menelp Sek Choi bertanya
sudah bisa ke kantor sekarang.
In Ho masuk kesebuah ruangan dengan mengingat pesan dari
Prof Shin “Aku sudah menyewanya selama satu jam, jadi
gunakanlah. Mengerti?” pelahan ia
masuk ke dalam ruang auditorium dan berjalan keatas panggung, ada sebuah piano
disana. Jari-jarinya mulai lihai memainkan piano tapi beberapa saat kemudian
tangan kirinya kembali terasa kaku.
Seseorang datang bertepuk tangan dan memuji permainan In
Ho yang bagus. In Ho dengan sinis bertanya siapa orang itu dan memberitahu kalau
ia sudah menyewa tempat itu. Pria itu
memberitahu bukan untuk mengangggu tapi merasa senang
bertemu dengan In Ho
“Aku pernah melihatmu di kantor Prof. Noh Dan juga di kantor Prof. Shin. Sayangnya, aku tak bisa menyapamu. Sejak waktu kecil , aku sangat kagum padamu.” Cerita si pria, In Ho mengatakan masih
harus berlatih.
“Ah, kau akan ikut kontes itu, Aku yang akan menjadi jurinya, karena Prof. Noh yang memintaku” kata si pria
In Ho tak percaya mendengarnya karena orang yang dulu
menyukai permaianya malah jadi juri sekarang. Pria itu mengaku sungguh
tak sabar menantinya lalu tiba-tiba khawatir
melihat tangan In Ho yang terus bergetar.
In Ho bertemu dokter dengan meminta maaf lebih dulu
karena sudah menganggunya. Dokter mengingkan tentang “Pin”yang
ditanamkan pada
tangannya 5 tahun yang lalu, In Ho mengaku masih mengingatnya lalu bertanya apa
masalahnya sekarang karena bulan lalu dokter mengatakan semuanya baik-baik saja.
“Ya, itu bulan lalu. Tapi, setelah kuperika, Pin yang dimasukan itu menyebabkan infeksi dan Terjadi peradangan. Apa tanganmu pernah terluka? Seperti luka goresan atau
semacamnya?” tanya dokter, In Ho teringat terakhir
kali harus berkelahi dengan Yoo Jung mengunakan tanganya. In Ho pun membenarkan
kalau pernah terluka
“Jangan khawatir, semuanya akan kembali normal setelah operasi.” Kata Dokter
In Ho sempat kaget harus kembali operasi, Dokter
memberitahu Akan membutukan waktu sekitar 2 bulan untuk penyembuhan dan menyarankan melakukan
operasi sebelum
peradangannya memburuk serta menghindari
pekerjaan berat
yang melibatkan tangannya. In Ho mengerti dan
memohon tidak memberitahu Prof. Shin karena tak ingin membuatnya khawatir. Dokter pun
mengerti.
In Ho masuk ke dalam ruang latihan biasanya, duduk
didepan piano sambil melihat jari kirinya yang mengalami peradangan, lalu
mengumpat pada dirinya sendiri yang bodoh. Setelah itu menundukan kepala
seperti merasa menyesal mengajak Yoo Jung berkelahi. Akhirnya ia keluar kampus
sambil mengumpat dan melihat gedung yang ada didepanya.
Hong Sul duduk sendirian diperpustakaan, In Ho melihat
Hong Sul seperti sudah kelelahan sambil menutup wajahnya dengan sweaternya
untuk tidur. Wajahnya tersenyum karena Hong Sul yang tak bisa tidur. Akhirnya
Hong Sul membereskan semua bukunya lalu melepakan jaketnya dan menutupi semua
kepalanya agar bisa tertidur diatas meja.
Senyuman In Ho makin lebar melihat tingkah Hong Sul,
beberapa saat kemudian, Hong Sul membuka jaketnya dan memilih untuk membeli
kopi saja karena sangat mengantuk tapi tak bisa tertidur.
Ketika kembali ke mejanya Hong Sul melihat ada segelas
kopi dan pensil yang ditaruh diatasnya, ia melihat itu pensil miliknya yang ada
dikotak pensil, lalu memegang gelas kopinya itu masih hangat dan mencari-cari siapa
yang memberikan kopi itu padanya.
In Ha terlihat sedih gugup berbicara didepan seseorang,
lalu menceritakan Yoo Jung sangat aneh belakangan ini, menurutnya Yoo Jung sangat
sensitif dan mudah tersinggung dan itu perubahan
sikapnya itu karena seorang wanita.
“Aku memang tak begitu
mengenalnya. Tapi, dia
mungkin tahu Yoo Jung
adalah pewaris Taerang. Aku
memang tak mau ikut campur
dengan urusan pribadinya. Tapi,
sikapnya makin aneh saja.” Cerita In Ha dengan membuat
mimiknya jadi sedih, didepannya sudah ada Tuan Yoo yang mendengarkanya dengan
wajah serius.
“Kau pasti tahu tentang insiden yang kemarin, 'kan? Insiden itu terjadi karena dia harus membantu wanita itu. Kau harus tahu ini.” kata In Ha, Tuan Yoo seperti percaya dengan ucapan In
Ha.
In Ha keluar dari lift dan dengan gaya sombongnya
berjalan ke lobby, Yoo Jung baru saja masuk lift melihat In Ha yang aka keluar
gedung, ketika akan keluar pintu lift sudah lebih dulu tertutup.
Ketika masuk kedalam ruangan, ketua Timnya memanggil Yoo
Jung sambil berbisik kalau Presdir mencarinya. Yoo Jung kaget karena ayahnya itu sudah kembali ke Korea. Ketua Tim memberitahu Presdir ingin
kembali lebih cepat dan menyuruh Yoo Jung segera
menemuinya.
Sesampai didepan pintu ruangan ayahnya, Yoo Jung melihat
bagian HRD yang mewawancari Sang Chul baru keluar ruangan, wajahnya terlihat
muram, Yoo Jung pun memberikan hormat tapi pria itu seperti marah dan
meninggalkan Yoo Jung. Yoo Jung binggung karena sebelumnya pria itu ramah
ketika mendatanginya diruanganya.
Yoo Jung masuk menemui ayahnya yang memanggilnya, Tuan
Yoo berdiri dari tempat duduknya mengaku sudah
mendengar tentang insiden
yang terjadi kemarin. Yoo Jung meminta maaf, Tuan
Yoo lalu menyuruh anaknya untuk duduk.
“Aku juga sudah menemui Direktur Moon. Dia bilang Kim Sang Chul diterima ditahap pertama atas permintaanmu dan diawal Kau tak ingin ketahuan. Tapi, sekarang kau malah memberitahu dunia siapa kau ini sebenarnya. Lalu
kau malah menjatuhkan orang lain? Hanya demi seorang wanita?” ucap Tuan Yoo, Yoo Jung melotot ayahnya bisa berbicara
seperti itu.
“Aku sudah menyangka, kau pasti sudah punya pacar. Tapi, aku tak menyangka bahwa wanita itu adalah pengaruh buruk
untukmu.” Sindir Tuan Yoo. Yoo Jung langsung bertanya apa yang
dimaksud ayahnya itu.
“Lihatlah dirimu yang sekarang! Aku mulai curiga, kau mau magang di perusahaan ini Dan sekarang kau malah berulah di
sini. Semuanya
jadi kacau.” Ucap Tuan Yoo dengan nada tinggi
“Bahkan kau menjatuhkan In Ho dan In Ha demi wanita itu? Dan selama ini aku pikir itu salah mereka, lalu kau
akan sadar kau ini siapa. Tapi,
apa? Kenapa
kau malah seperti anak kecil? Dia
hanya mendekatimu untuk
mengambil hartamu.” Kata Tuan Yoo, Yoo Jung
sempat menghela nafas mendengarnya.
“Tolong jangan bicara sembarangan. Baek In Ha yang memberitahu ayah,
'kan? Siapa
yang berbohong demi
semua uang ayah di sini? Ayah
harus sadar itu.” Ucap Yoo Jung dengan nada
ketus berdiri dari tempat duduknya.
Tuan Yoo ikut berdiri melihat sikap Yoo Jung yang mulai
berani melawannya, menurutnya Melihat sikap anaknya sekarang jadi bisa tahu siapa yang harus dipercaya.
“Jangan melawan lagi!! Putuskan wanita itu sekarang, Setelah
kau menjadi karyawan tetap
bulan depan maka kau akan
ditempatkan di cabang
Eropa.” Tegas Tuan Yoo, Yoo Jung kaget tak percaya ayahnya
langsung memutuskan sepihak.
“Semua orang kantor sudah tahu. Tentang permintaanmu masalah magang dan juga yang lainnya. Ini adalah jalan terbaik, pergilah sampai keadaan membaik. Satu lagi, Event Hanryu akan menjadi
pertemuan pertama
dan terakhirmu di Korea. Ini
adalah event resmi perusahaan. Jadi Aku
mengundang In Ha juga, jagalah
sikapmu. Jangan
mengecewakanku lagi.” Tegas Tuan Yoo lalu
menyuruh anaknya kembali berkerja. Yoo Jung keluar dengan wajah menahan
amarahnya.
Tuan Yoo terdiam menatap salah satu foto yang ada
diruanganyanya.
Flash Back
Yoo Jung kecil foto bersama ayah dan ibunya, terdengar
suara anak kecil yang menangis. Tuan Yoo bertanya kenapa Yoo Jung melakukan
itu. Yoo Jung mengaku sudah baik padanya, tapi temanya itu terus
mengganggudan merusak mainannya. Tuan Yoo mengerti
karena itu Yoo Jung mendorongnya. Yoo
Jung pun hanya tertunduk diam.
“Tak baik jika kau pendendam
begitu.” Kata Tuan Yoo menasehati anaknya, Istrinya meminta
suaminya tak perlu membahasnya lagi. Tuan Yoo menyuruh istrinya diam saja.
“Yoo Jung, banyak yang mengawasimu, jadi Kau harus bagaimana?” kata Tuan Yoo, Yoo Jung melihat salah satu teman
sebayanya menuangkan wine di dalam gelas, lalu tersenyum menatap ayahnya.
Tuan Yoo membenarkan kalau Yoo Jung itu harus tersenyum
seperti itu lalu bertanya apakah anaknya ingin main dengan temanya. Yoo Jung
mengangguk, Tuan Yoo pun menyuruh Yoo Jung untuk mendekat.
Yoo Jung pun berjalan mendekati teman wanitanya yang
sedang menangis sambil memeluk boneka, sambil membungkuk meminta maaf karena
mendorongnya. Teman wanitanya akan memaafkan apabila Yoo Jung mau bermain
denganya dan juga meminta Yoo Jung memegang tanganya, dengan mengulurkan tangannya. Yoo Jung dengan senyuman berjanji akan terus memegang tanganya,
keduanya pun keluar bersama-sama.
Di depan gedung
Keduanya duduk bersama diatas rumput, Yoo Jung dengan
ramah bertanya siapa nama bonekanya. Si wanita mengatakan namanya "Togom."
Dan itu adalah boneka favoritnya. Teman yang lainya datang bertanya apakah Yoo Jung
sedang bermain dengan anak wanita itu.
Yoo Jung langsung mengambil gelas dari temannya, Si teman
ingin menolak tapi pasrah akan mengambilnya lagi. Yoo Jung berkata itu adalah
jus dan memberikan pada wanita itu. Si teman wanita mencoba merasakan rasanya
aneh. Yoo Jung menyakinkan kalau rasa jus memang seperti itu.
Beberapa saat kemudian si wanita yang meminum wine
tersenyum sendiri, karena Yoo Jung menginginkan dari bonekanya maka akan
memberikan satu lenganya boneknya. Yoo Jung menatap lengan boneka itu
menurutnya kalau dipikir-pikir sekarang sudah tak butuh lagi lalu membuangnya
begitu saja dan membiarkan wanita itu tidur setelah meminum wine.
Seorang dokter melihat sikap Yoo Jung berkomentar itu
mirip dengan Tuan Yoo saat masih kecil. Tuan Yoo pikir memang seperti itu cara
bermain anak-anak, mengaku sebelum bertemu dengan dokter ia tak
bisa mengendalikan amarahnya dan melihat Yoo Jung bahkan tidak marah.
“Itu adalah hal yag lebih menakutkan.” Kata dokter, Tuan Yoo kaget mendengarnya.
“Walaupun dia tak meluapkan kemarahannya tapi aku tahu dia
dendam. Jika
begitu terus maka dia akan
kesulitan punya teman
dan akan merasa kesepian.” Jelas dokter
“Lalu, apa yang harus aku lakukan?” tanya Tuan Yoo mulai panik
“Mungkin,dengan memiliki saudara dekat akan membantunya membuka hatinya.” Saran dokter
Tuan Yoo terdiam mengingat saran dokter agar Yoo Jung
memiliki teman supaya bisa membuka diri.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar