Hong Nan duduk di restoran, meminum soju dengan membuka
lebar kakinya karena dalam dirinya adalah jiwa dari Gi Tak. Beberapa pria
didekatnya merasa terhipnotis dengan kecantikan Hong Nan lalu berjalan
mendekatinya, menyapanya terlihat seperti kesepian karena duduk sendiran.
“Maukah kutraktir minum?” goda si pria, Hong Nan dengan
lambaian tanganya menyuruh Pria itu menyingkir.
Si pria tertawa mengejek lalu ingin duduk disamping Hong
Na, dengan cepat kaki Hong Nan menendang kursi dan membuat si pria jatuh
terjungkal. Hong Nan memberitahu Nona yang satu ini butuh
waktu sendiri memikirkannya, jadi akan
sangat marah kalau di ganggu, dan sudah memberitahunya sebanyak lima kali. Si pria ingin marah, Hong Nan membuka botol
bir dengan giginya dan membuangnya, setelah itu mencampur dalam gelas besar
yang sudah berisi soju.
Sebelum minum matanya melirik pada pria-pria yang
menganggunya, akhirnya pria-pria nakal pun menyingkir. Hong Nan meminum habis
soju yang dicampur dengan bir.
Flash Back
Yi Yeon menceritakan sesuatu yang dikhawatirkan yaitu mendapatkan
tawaran foto tanpa busana, lalu bertanya apakah ia harus menerima tawaran itu.
Hong Nan terdiam.
“Jujur saja, aku tak percaya diri. Bercerai karena aku selingkuh.Bahkan
ada rumor kalau aku mempermainkan seorang
anak muda, Apa yang
harus kulakukan untuk
bisa membesarkan anakku sendiri? Dalam
keadaan seperti ini, anakku
akan direbut dariku. Tidak
ada tempat lagi bagiku... Aku
tak punya siapapun yang
bisa kupercaya.” Ucap Yi Yeon dengan mata
berkaca-kaca, Hong Na menangisn mendengarnya.
“Sekarang, aku tak punya siapapun. Karena situasiku seperti ini, kalau kau bicara padaku mengenai
orang yang sudah mati dan
membodohiku, mungkin
aku akan membunuhmu.” Kata Yi Yeon menatap Hong
Nan
“Ancamanmu... cukup menakutkan.” Ejek Hong Nan
Yi Yeon memperingatkan Hong Nan untuk jangan membicarkan
hal ini pada orang luar, lalu memperlihatkan fotonya saat berpelukan dengan Gi
Tak. Hong Nan kaget melihatnya, Yi Yeon bertanya apa yang akan dilakukan Hong
Nan untuk menolongnya.
Hong Nan menopang kepalanya dengan wajah sedih, di
sebelahnya terdengar orang menangis sambil menjerit “Kenapa dia harus kencing duduk? Sudah sering kali
kularang dia, tapi dia tetap begitu.” Topangan tangan Hong Nan pun jatuh dari atas meja,
beberapa orang pun menengok kearah sumberk suara.
Beberapa saat kemudian, soju di botol Hae Joon habis dan
meminta membawakannya lagi. Hong Nan akhirnya duduk didepan Hae Joon membahas
kalau ayahnya itu buang air kecil sambil duduk. Hae Joon binggung, wanita
didepanya bisa tahu. Hong Nan memberitahu sudah satu jam Hae Joon mengatakan
itu berulang-ulang. Hae Joon merasa bersalah meminta maaf pada semua pengunjung
sambil menangis.
“Di dunia ini ada 3 pria yang tak enak dipandang,yaitu pria yang menangis selagi mabuk, membuat keributan dan melakukan keduanya di saat
bersamaan.” Kata Hong Nan menunjuk Hae Joon sudah
melakukan yang ketiga.
“Nona... aku bukan orang seperti itu.Tapi!!!.... Hari
ini sangat berat bagiku.” Jerit Hae Joon kembali
menangis, Si bibi restoran pun membawakan kembali soju keatas meja.
Hong Nan membuka soju dengan mulutnya, menyuruh Hae Joon
minum dan diam saja, atau lterima kenyaatan mengenai ayahnya.
Menurutnya Ayah Hae Joon itu adalah pria hebat untuk sekarang termasuk makhluk langka, meskipun buang air kecil sambil duduk tapi tetap saja
harus disayangi. Hae Joon tetap saja menangis sambil menjerit memanggil
ayahnya.
Hong Nan memakan ikan dengan mencolek gohujang
memberitahu Hidup
hanya sesaat jadi menurutnya hal seperti ini tak
berarti baginya. Hae Joon sudah tak menangis dengan bibir atas yang dimasukan
kedalam. Hae Joon tiba-tiba mendekati Hong Nan, dan memperhatikanya kalau
dibibirnya itu. Hong Nan menyuruh Hae Joon tak perlu mengodanya.
Akhirnya Hae Joon mengambil ikan asin dengan mencolek
gohujang dan memberitahu wajahnya seperti nogari lalu bergaya seperti Wonder Girl dengan menganti lirik “Nogari,
nogari but you.” Lalu kembali menangis
karena nama ikanya sama dengan nama ayahnya. Hong Ah kesal mengajak Hae Joo
pulang saja karena sudah terlalu mabuk.
Hong Nan berdiri meminta bill pada Ahjumma, Hae Joon
menolaknya karena ingin membayarnya karena sudah mendengarkan ceritanya.
Ahjumma datang membawa bill. Hae Joon membuka dompet tapi tak ada uang sama
sekali. Hong Nan pun bertanya berapa totalnya sambil mengeluarkan dompet, Ahjumma
memberitahu semuanya $48ribu. Hong Nan kaget melihat didompetnya hanya 10ribu
won sambil menatap langit-langit memberitahu kalau itu tak cukup.
Hae Joon mencari dompet lainya karena sudah berjanji akan
membayarnya, keduanya terus mencari diselipan dompet tapi ada ada selembar uang
didalamnya. Hong Nan seperti orang gila berbicara ke langit-langit agar Ma Ya
mendengarnya kalau mereka kekurangan uang. Hae Joon binggung karena sebelumnya
ada banyak uang didalam dompetnya.
Hong Nan terus berteriak kalau Ma Ya itu sedang tidur
jadi tak mendengarnya, Ahjumma dengan nada menyindir bertanya apakah mereka mau
bayar atau tidak. Hong Nan bertanya
apakah Hae Joon tak punya uang, Hae Joon mengangguk. Hong Nan mengumpat Hae
Joon itu hanya tampang saja kaya tapi dompetnya kosong.
Akhirnya Hong Nan memanggil pria yang tadi menawarkan
diri untuk mentraktirnya, jadi meminta untuk membayar semua tagihanya. Si pria
merasa kesal dengan sikap Hong Nan yang berani mempermainkanya, Hong Nan mulai
melemaskan tanganya dan siap berkelahi. Lalu bertanya kenapa Hae Joon hanya diam
saja, Hae Joon binggung. Hong Nan berteriak menyuruh Hae Joon lari sekarang
juga.
Ahjumma mengejarnya dan mengambil uang yang dilempar Hong
Nan, tapi dibawah bil ada uang cash membayar semuanya. Ahjumma heran dengan dua
orang itu yang kabur padahal sudah membayar semuanya.
Keduanya berlari bersama, Hae Joon berhenti sejenak dengan
nafas terengah-engah bertanya kenapa mereka harus lari. Hong Nan pikir nanti
saja mengucapkan terimakasih padanya dan melambaikan tangan sebagai tanda
perpisahannya. Hae Joon masih terengah-engah merasa tak asing dengan cara salam
wanita itu dan melihat cara berjalannya dengan kaki terbuka lebar.
Hae Joon memberhentikan pintu lift sebelum tertutup, Hong
Nan sudah ada didalam memandang sinis. Hae Joon mencoba menjelaskan kalau bukan
mengikutinya tapi ia juga menginap di hotel itu. Hong Nan pun bisa menurunkan
matanya, keduanya sama-sama menekan lantai 15.
Hong Nan merasa tak asing dengan orang itu, Hae Joon pun
bisa mengingat kejadian tadi pagi saat di lobby mereka bertabrakan dan tak
sengaja tanganya memegang bokong si wanita. Hong Nan terlihat kesal, Hae Joon
hanya bisa membungkuk meminta maaf.
Keduanya ternyata tinggal di kamar berhadapan, sebelum
masuk Hae Joon bertanya apakah mereka pernah bertemu sebelumnya. Hong Nan
merasa dengan cara seperti itu membuat reputasi pria menjadi buruk, karena
sebelumnya sudah membicarakan tentang istrinya. Hae Joon menjelaskan bukan itu,
lalu berjalan mendekat kalau Hong Nan itu pasti seorang artis.
Hong Nan kesal hanya karena dirinya memakai baju itu
membuat orang mengira artis, lalu menyuruh Hae Joon pergi saja. Hae Joon
langsung menarik tanganya, dengan mata dibuka lebar-lebar mencoba menatapnya
dengan jeli. Hong Nan seperti tak bisa menolaknya saat Hae Joon mendorongnya ke
dinding.
“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Hong Nan, Hae Joon
meminta untuk menatapnya sebentar. Hong Nan mengumpat memberikan kepalan
tanganya.
Hae Joon terus mendekat, membuat kepalan tangan Hong Nan
terbuka. Hae Joon semakin dekat dan melihat bayangan dirinya sebagai Young Soo,
Hong Nan terkesima melihat mata, bibir dan jakun Hae Joon.
“Karena terperangkap
di tubuh wanita, apakah perasaanku juga jadi wanita? Kenapa jantungku berdegup kencang? Ahh... Tidak, tidak. Aku
cuma banyak minum saja.” Gumam Gi
Tak panik
“Dari awal aku tahu kau
tak asing.” Bisik Hae
Joon dan tanganya mulai memegang kepala Hong Nan.
“Dia lebih nekat dari tampangnya dan Baunya khas pria
liar.” Gumam Gi Tak mulai terpengaruh dengan
tatapan Hae Joon tapi mencoba menyadarkan dirinya untuk siap berkelahi.
Wajah Gi Tak yang asli
seperti mulai merem melek hanya di pegang wajahnya, Hae Joon mulai
mendekat, Gi Tak kembali bergumam kalau tak boleh melakukan hal itu dan
meyakinkan dirinya adalah pria sejati. Hae Joon sangat dekat, Gi Tak menjerit
kalau pria didepanya sangat keren dan akhirnya mencium Hae Joon lebih dulu.
Jam ditangan mereka pun menyala, seperti terlihat Gi Tak
dan Young Soo berciuman, lalu keduanya sama-sama menjerit, Hong Nan ingin
menendangnya. Tapi Hae Joon menjeri memanggil “Hyung” pada Hong Nan, Hong Nan
pun memanggilnya “sayang” keduanya saling berpelukan terlihat Gi Tak dan Young
Soo yang berpelukan.
Hong Nan senang sekali bisa bertemu lagi, Hae Joon juga
senang karena cepat atau lambat bertemu kembali. Keduanya kembal berpelukan
sesama pria. Gi Tak terlihat sangat bahagia sampai melompat di pelukan Young
Soo.
Didalam kamar, Hae Joon berdiri dengan sangat bangga.
Hong Nan merasa Hae Joon itu pernah menyelamatkan negara di
kehidupan sebelumnya atau menyuapnya. Hae Joon langsung membuka jaketnya
dengan bangga mempelihatkan tubuhnya dan tertawa bahagia kalau dirinya itu hebat.
Hong Nan merasa bagian tubuh Hae Joon dengan otot yang
sangat keras, Hae Joon terlihat kesa karena tak bisa kepemandian umum lagi,
Hong Nan binggung menanyakan alasanya. Hae Joon mengangkat bajunya takut kalau
coklat kotak-kotak di tubuhnya akan meleleh lalu tertawa bahagia. Hong Nan
mengumpat kesal karena Hae Joon terus mengodanya, tapi setelah it menjerit
mereka bisa datang ke pemandian air dingin saja.
Mata Hae Joon terlihat kesal, lalu berbisik kalau mereka
bisa minum es coklat. Keduanya tertawa bahagia, Hong Joon mengodanya seperti mencolek
coklat ditubuh Hae Joon mengaku sangat enak. Hae Joon mengoyangkan tubuhnya
dengan sangat bahagia.
Hae Joon duduk dengan bangga mengaku sudah tak perlu parutan
karena bisa mengunakan otot di perutnya. Hong Nan tiba-tiba menarik celananya
bertanya apakah “adik kecilnya” itu
berubah juga. Hae Joon menarik celananya merasa keadaan itu aneh. Hong Nan
tetap saja memaksa ingin melihat dengan melepaskan celana Hae Joon.
Hae Joon mendorong Hong Nan agar menghentikanya, Hong Nan
merasa Hae Joon itu melihatnya seperti wanita sekarang. Hae Joon menganguk,
Hong Nan makin mendekat lalu mengoda kalau dirinya sangat cantik yang membuat
jantung berdebar-debar. Hae Joon kembali mendorong Hong Nan tak ingin
menanggapinya.
Hong Nan kembali meminta agar Hae Joon bisa mempelihatkan
miliknya, Hae Joon akhirnya menyerah karena mereka berasal dari dunia yang sama
jadi akan memberitahu lalu membisikan ditelinganya. Hong Nan tak terima kembali
berteriak ke langit-langit “Apa Aku banyak melakukan dosa?” Hae Joon menarik temanya untuk duduk kembali.
Menurutnya Hong Nan tak perlu marah, karena temanya itu
tak memiliki apa yang tak dimilikinya, yaitu dua benda yang ada didadanya. Hong
Nan melihat dadanya dan kembali bertanya apa kesalahanya selama ini, sambil
berteriak kelangit-langit merasa seharusnya mendapatkan bentuk yang lebih besar
lagi menurutnya ini tak adik. Hae Joon kembali menarik Hong Nan untuk tenang
dan melakukan nanti.
Keduanya minum bir bersama, Hong Nan bertanya berapa lama
akan merahasiakan tentang kematiannya pada sang anak. Menurut Hae Joon sangat
menyakit apabila ayahnya itu meninggal setelah menerima suap. Dengan penuh
keyakinan, Hae Joon ingin membersihkan namanya dulu. Hong Nan mengejek Hae Joon
yang ingin dianggap sebagai rentenier.
“Pokoknya, Han Hyung.... Apa Kau
tak punya gejala seperti ini? Seperti Mulut
terus berbicara dan tak sesuai dengan
keinginnanku.” Kata Hae Joon, Hong Nan terdiam
teringat saat keduanya berciuman lalu jam yang mereka pakain menyala,
menurutnya itu seperti efek samping.
Han Na sengaja menutup semua tubuhnya dengan selimut,
sambil menangis melihat ponsel ayahnya yang sudah pecah dan melihat telp
terakhir dari anaknya. Han Na mengingat pembicaraan terakhir kali dengan
ayahnya, meminta sang ayah tak banyak minum dan cepat pulang. Sang ayah mengatakan
sudah berjalan pulang. Han Na terus menangis karena sang ayah mengatakan agak
segera pulang, menurutnya itu hanya kebohongan.
Da Hye mencuci baju dikamar mandi teringat terakhir kali
marah pada suaminya “Kau kerap kali meninggalkan keluarga memberikan hidupmu pada
perusahaan. Harusnya gajimu lebih banyak...” untuk
menghilangkan rasa sedihnya, Da Hye mencuci seluruh kamar mandi, mulai dari
kaca toilet dan lantai. Tuan Kim menatap keluar jendela dengan tatapan sedih,
lalu melihat sepatu milik anaknya yang masih disimpannya.
Tuan Lee Hae Joon (asli) dengan kacamatanya berjalan
dibandara, memberitahu ada perubahan rencana, Karena
cuaca buruk, pesawatnya
mendarat di Jepang jadi harus terjebak
dibandara beberapa jam.
Sek Wang memberitahu ketua Cha kalau Hae Joon akan sampai
ke korea besok, lalu memberitahu kalau anaknya itu sudah diam-diam
sudah melakukan
inspeksi di Dept. Store menurutnya Ketua Cha lebih
baik pura-pura
saja tak mengetahuinya, karena anaknya itu mungkin
butuh waktu untuk
memeriksa segala sesuatunya sendiri. Ketua Cha
langsung menghentikan tanganya yang sedari tadi memutar kacang ditanganya. Sek
Wang langsung mengerti.
“Ketua bilang, jangan main-main dan cepat datang kemari” teriak Sek Wang
Dibandara, Hae Joon menatap keluar jendelas ambil
bergumam “Sejak awal dia ingin menguji kemampuanku,
baiklah... Aku akan segera datang ayah. Tidak... maksudku, Ketua... meskipun
kau tak pernah mengakui sebagai anakmu, akan kurebut tempatku dengan kemampuanku” wajah Hae Joon terlihat sangat serius dengan rencananya.
Han Na duduk didepan pintu restoran, seorang pria dengan
kesal mendorong pintu karena disadar Han Na, lalu mengomel melihat anak kecil
yang datang lagi. Han Na ingin masuk tapi si pria langsung mendorong kepala tak
boleh masuk.
“Hei.. anak kecil... kau belum menyerah juga?” ucap si
pria
“Kau kira semua orang akan
terpedaya hanya
karena ganti logo saja ? Kembalikan kalung Ayahku!”
jerit Han Na
“Tak ada kalung yang kau maksud
itu! Dasar Bocah ini keras kepala juga
rupanya.” Teriak si pria lalu mendorongnya untuk pergi.
Han Na berjalan dengan wajah sedih, tak sengaja melihat
Jegal Gil sedan membuang sampah di samping restoran. Akhirnya mendekati Jegal
Gil untuk menanyakan apakah ia tak tahu tentang kalung ayahnya. Jegal Gi
mengatakan tak tahu, lalu terdiam sejenak mengingat tentang Kalung.
“Maksudmu, milik Pasangan
si Cantik dan Buruk rupa?” tanya Jegal Gil
“Benar ternyata kau mengetahui.... di mana Kalung milik ayahku?” tanya Han Na dengan mata berbinar-binar.
“sepertinya aku tahu, tapi tidak tahu
juga.” Kata Jegal Gil sambil memegang lehernya.
“Tolong carikan... Itu barang peninggalan ayahku yang sudah meninggal” kata Han Na dengan menahan
air matanya.
Jegal Gil pun ikut sedih sambil berjongkok berjanji akan
menemukan kalung itu walaupun dihajar oleh Nona Lee dan langsung mengaitkan jarinya
dengan Han Na. Di sebuah salon, Han Na kaget melihat Jegal Gi meminta kalung
pada pacarnya dan menerima tamparan.
Hae Joon berdiri depan Mall Sunjin, berbicara sendiri
dengan penuh keyakinan ada seseorang yang
bisa membuktikan kalau
ia tidak bunuh diri dan pasti ada bukti yang bisa ditemukan setelah itu akan
memberitahu pada istrinya lalu berjalan masuk ke dalam mall.
Seluruh pegawai wanita langsung menyambutnya dengan
membungkukan badan bersamaan. Manager Ma juga menyapanya dengan memanggilnya “Kepala
Cabang”. Hae Joon binggung melihat ada orang dibelakangnya berpikir kalau orang
itu juga harus diberi hormat.
Manager Ma memuji Kepala Cabang baru memiliki sikap
rendah hatinya pada pelanggan, lalu memberikan tepuk
tangan memuji sesuai yang diharapkan. Hae Joon binggung dan ikut bertepuk
tangan. Manager Ma terus merasa bangga kalau Kepala Cabang baru memang sangat Luar biasa
Hae Joon memastikan tak ada orang yang didalam kamar
mandi, sambil berjongkok diatas toilet berbicara dengan Ma Ya.
“Kenapa mereka memanggilku “Kepala Cabang”? bisik Hae
Joon binggung, mata Ma Ya terlihat menghitam karena terlalu banyak begadang.
“Apa Kau tidak tahu? Kepala Cabang yang baru adalah Lee Hae Joon.” Jelas Ma Ya sambil menguap lebar
“Kenapa kau tak bilang padaku dan baru
mengatakannya sekarang?” jerit Hae Joon
“Masa aku baru mengatakannya
sekarang? Aku juga
sudah berupaya keras. Bahkan Aku
sampai bergadang semalaman mengatasi
si Lee Hae Joon.” Jelas Ma Ya sedih, Hae Joon
pun bertanya dimana kembarannya itu sekarang
Hae Joon sedang ada dilandasan udara, dengan bahasa
jepang bertanya apakah tak ada masalah. Pria itu meminta Hae Joon tak perlu
khawatir, dengan banga melihat mungkin pesawatnya terlihat tua tapi selalu
dirawat jadi bisa diandalkan. Hae
Joon bukan itu maksudnya tapi menunjuk pria yang ada dibawah pesawat.
Pria itu memberitahu pilotnya sudah sering terbang antara
Jepang dan Korea, Si pilot terlihat meminum arak dulu sebelum terbang.
Pesawat berawak dua orang pun lepas landas, diatas
ketinggian si pilot menyanyi berteriak seriosa, Hae Joon duduk disampingnya
hanya bisa menutup kupingnya, lalu dengan suara keras bertany jam berapa mereka
akan sampai dengan bahasa jepang.
Si pria terlihat tak medengarnya, Hae Joon semakin
mengeraskan suaranya agar bisa terdengar. Si Pria menjawabnya dengan bahasa
korea kalau dalam sejekap mereka akan sampai. Hae Joon kaget membuka
kacamatanya.
“Kita akan sampai dalam sekedipan
mata, ini perjalan gratis, penumpang gelap! Tidak ada yang
lebih sibuk daripada aku” teriak si pilot
“Jadi Kau orang Korea? Lalu kenapa kau menganggapku sebagai penumpang gelap., Aku
bayar 250 ribu won.” Kata Hae Joon tak terima
“Kau juga pasti kena tipu. Tapi pesawat ini memang ingin pergi ke Seoul, jadi tidur
saja” teriak Si pilot, Hae Joon pun mengumpat kesal.
Si pilot pun menyapa bagian bandara, terlihat wanita
dengan name tag Ma Ya memberitahu VFR akan memandu navigasinya. Si pria pun terlihat sangat bahagia, Ma Ya tersenyum
bahagia melihat pesawat dengan teropongnya sambil mengucapkan selamat tinggal,
dari mulutnya seperti menghembuskan angin dan membuat berbelok lalu hilang
kontak. Beberapa saat kemudian tiga orang yang ada didalam ruangan binggung
melihat kursi didepan mereka berputar sendiri.
Hae Joon melonggok dari depan toilet, ketika keadaan sudah
aman keluar dari persembunyianya. Tapi tiba-tiba Manager Ma datang, langsung
membungkuk pada Kepala Cabang baru. Hae Joon langsung membungkuk juga dengan
memanggil nama Manager Ma.
Manager Ma binggung karena Hae Joon bisa mengenalinya
lalu berpikir bisa melihatnya di profile pegawai dan kembali memujinya. Hae
Joon masih tak percaya dirinya sebagai Kepala Cabang. Manager Ma pikir Hae Joon
masih kurang nyaman dengan sambutan berlebihan, jadi sengaja untuk datang sendirian. Hae Joon mengerti
Manager Ma ingin menemaninya berkeliling, jadi mempersilahkanya.
Hae Joon berjalan dengan tegap mengelilingi bagian Mall,
semua pegawai wanitanya membungkuk dalam hatinya berguma “Tidak
ada yang berani menatap mataku langsung, ini tak
seperti aku dulu.” Teringat kembali saat ia
harus membungkuk pada Presdir Cha bahkan sampai mengelap sepatu dicelananya.
Manager Ma meminta maaf karena Kemarin
tak mengenalinya, Hae Joon bertanya apakah Manager Ma
sekarang mengenalinya. Manager Ma membenarkan, Hae Joon pikir esok pasti
Manager Ma akan melupakannya dan mengejek ingatannya seburuk itu. Manager Ma
hanya bisa meminta maaf.
Hae Joon melihat karena sudah tua jadi otaknya tak
berfungsi, lalu menyuruhnya untuk berolahraga daripada
duduk di kantornya seharian bermain Go-Stop. Manager
Ma membungkuk akan melakukan yang disarankanya. Hae Joon tersenyum memanggil
nama Manager Ma. Wajah Manager Ma tak percaya memanggilnya dan kembali
menunduk.
Hae Joon menjahilnya dengan memanggil nama Manager Ma, Manager
Ma makin menunduk lebih rendah lagi karena Hae Joon semakin membungkuk
mendekatinya. Hae Joon tersenyum lalu melihat Da Hye yang baru melayani
pelanggan. Da Hye melihat Hae Joon menyuruh cepat pergi. Hae Joon bertanya pada
Manager Ma siapa dirinya.
Manager Ma menyebut Kepala Cabang Lee Hae Joon, Da Hye
terlihat kesal karena Hae Joon tak pergi juga. Hae Joon berbisik tak bisa
mendengarnya. Manager Ma akhirnya berteriak “Kepala Cabang Lee Hae Joon” Da Hye
kaget, Hae Joon pun tersenyum karena bisa memberitahu jabatanya.
Han Na datang ke Mall, Ji Hoon datang menanyakan kenapa
Han Na datang. Pegawai itu menanyakan apakah Kim Young Soo membelikan kalung
yang ada didalam kotak. Han Na yakin ayahnya membeli kalung itu dengan harga
diskon sebagai karyawan. Ji Hoon menatap Han Na yang datang sendirian.
Disisi Mall lainya, Beberapa orang sedang meminta tanda
tangan pada artis muda dan foto bersama. Tiba-tiba terdiam karena melihat yang
datang, semua berbisik dan memberikan jalan karena artis Song Yi Yeon yang
datang. Si artis terlihat ketakutan memilih untuk bersembunyi dibalik patung
sambil mengeluh Yi Yeon datang ke mall.
Yi Yeon berpura-pura baru melihat si pria dan menyapa
sudah lama tak bertemu. Si artis muda berpura-pura tersenyum memuji Yi Yeon
yang makin cantik saja. Yi Yeon mengaku nafsu makanya kembali setelah tak pernah
melihatnya. Si artis merasa Yi Yeon sedang bercanda denganya, Yi Yeon melirik
ada beberapa orang yang terlihat tergopoh-gopoh berlari kearahnya.
“Oh ya. Aku lupa menanyakan satu hal, kenapa kau lakukan itu? Kenapa kau lakukan hal itu
padaku? Aku
sangat penasaran, Sebenarnya kenapa kau
lakukan itu padaku?”sindir Yi Yeon sinis
Tangan Yi Yeon bergetar ketika melihat pria-pria makin
mendekat, dengan senyuman menyapa pria-pria yang sudah lama tak bertemu. Pria
itu bertanya kenapa Yi Yeon itu datang ke Mall. Yi Yeon pikir sudah pasti semua
orang datang ke Mall pasti belanja. Pria itu memohon agar Yi Yeon bisa belanja
di Mall lain saja.
Yi Yeon menatap si pria lalu melihat semua pengunjung
yang menatapnya, Si pria merasa kalau para pengunjung tidak nyaman, dari arah
berlawanan Hong Nan berjalan melirik Yi Yeon tanganya sengaja memeggang tangan
Yi Yeon tapi Hong Nan langsung melepaskanya. Yi Yeon hanya bisa meremas
tanganya sendiri dengan senyuman memberitahu si pria kalau ia juga adalah
pelanggan di Mall itu juga.
Hae Joon sedang berjalan, Da Hye memanggilnya. Manager Ma
menyuruh Da Hye pergi. Hae Joon melambaikan tanganya meminta Manager Ma untuk
pergi. Manager Ma binggung akhirnya berjalan mundur beberapa langkah. Hae Joon
mengeretakan giginya menyuruh lebih jauh, Manager Ma pun lebih jauh lagi.
Da Hye ingin berbicara, tapi Hae Joon dengan senyumanya
membenarkan kalau ia adalah Kepala Cabang yang baru dan pasti membuatnya
terkejut. Dengan bangga mengatakan kalau ia memang tampan sambil menyengirkan
giginya. Da Hye ingin tau bagaimana Hae Joon bisa mengenali suaminya.
Hae Joon mengaku memang sangat dekat jadi Young Soo
meminjam uang padanya, Da Hye merasa tak pernah mendengar nama Hae Joon
sebelumnya. Hae Joon yakin Young Soo itu memang orang yang bisa menjaga rahasia,
jadi sangat menyukainya, kembali membanggkan dirinya kalau ia adalah orang
penting.
Da Hye meminta buktinya, karena suaminya itu bukan orang
yang seperti itu. Hae Joon mengomel kalau dirinya itu tak mungkin membawanya
kemana-mana sambil mengeluarkan semua diseluruh kantongnya dan dengan senyuman
berjanji akan memberikanya, jadi sekarang meminta berhenti mencurigainya dan
kembali berkerja, karena ada wanita yang terus melotot yang akan membuat Da Hye
dipecat. Da Hye pun hanya bisa menghela nafas dan kembali berkerja.
Si artis muda berteriak kesal di telp, kalau Yi Yeon yang
menanyakan alasan melakukan bahkan tak tahu kalau wanita itu tiba-tiba datang
dan bertanya apa yang harus dilakukan. Tiba-tiba seorang wanita menabraknya, si
artis ingin marah tapi melihat kecantikan Hong Nan urungkan niatnya.
Hong Nan meminta maaf sambil mengodanya dengan kibasan
rambutnya, lalu berjalan melihat ponselnya. Si artis langsung terkesima melihat
badan Hong Nan dari belakang, lalu menyadari ponselnya tertukar dan mengejar Hong
Nan. Dengan senyuman manisnya, Hong Nan kembali meminta maaf sambil
mengembalikan ponselnya.
Disisi counter lainya, Hong Nan mengingat angka dengan
mengulanginya beberapa kali 374-75187,
Flash Back
Hong Nan sengaja menukar ponselnya dan melihat bagian Log
Telp milik si artis muda dan melihat list paling atas. Saat itu juga, Si artis
sadar ponselnya tertukar.
Akhirnya Hong Nan menyimpan nomor didalam ponselnya,
dengan senyuman bahagia kalau sudah mendapatkanya. Ketika membalikan badanya,
Seung Jae dengan wajah dingin bertanya apa sebenarnya rencana Hong Nan dengan
wajah dingin.
Presdir Cha masuk kedalam mall, beberapa petugas pria
membungkukan badanya, Tapi Presdir Cha melirik sinis mengeluh karena digaji
bukan memberikan sambutan yang menyedihkan, lalu menyuruh untuk memecat
semuanya.
“Coba Lihat. Semua orang menunggu
dengan harap-harap cemas, jadi Cepat
usir wanita itu.” Perintah Presdir Cha dengan
ketus, Sekertarisnya mengerti.
Ketika berjalan dilorong, Han Na menghadang Presdir Cha sambil menanyakan apakah paman itu Presdir di Mall itu. Presdir Cha menyangkal dan salah orang.
“Anda Presdir Cha Jae Gook ‘kan?” kata Han Na, Presdir Cha melotot mellihat Han Nan
Sekertaris mendatangi Yi Yeon memberitahu kalau Presdir meminta untuk meninggalkan
Mall segera dan juga Nona Oh yang sudah dipecat. Yi Yeon mengejek hanya ingin
belanja saja lalu menantang apakah ia ingin menyeretnya, Sekertaris memberitahu
kalau itu tak akan terjadi kalau Yi Yeon
segera meninggalkan maal dalam waktu 5 menit.
Yi Yeon melirik dingin memberitahu selama 24 tahun
menjadi bagian keluarganya, mengeluh Seketarisnya itu berani melakukan hal itu
padanya. Si sekertaris itu hanya menatapnya, Yi Yeon pun akhirnya setuju akan
segera pergi jadi meminta apabila pakaianya sudah selesai bisa dikirim kerumah.
Sekertaris memberitahu 1 menit sudah berlalu.
“Jadi begitu cara kalian memperlakukan pelanggan? Kau tak bisa mengenali
orang dan memperlakukan
pembeli seperti ini, tanpa membedakan urusan
bisnis dan pribadi” teriak Hae Joon, Sekertaris pun hanya bisa diam.
Hae Joon dan semua karyawan langsung membungkuk meminta
maaf karena merasa tak nyaman, dan akan memastikan situasi
seperti itu tak terjadi. Semua kembali membungkuk meminta maaf kembali. Yi Yeon
hanya terdiam.
Dilantai dua, Hae Joon melirik melihat Hong Nan ada
disana memberikan tembakan sebagai pujian. Hae Joon pun memberikan kedipan mata
dengan senyuman.
Hong Nan memberitahu Seung Jae kalau Yi Yeon ingin pergi,
apakah tak mengawalnya. Seung Jae melirik ke lantai bawah, kembali bertanya apa
sebenarnya yang direncanakanya. Hong Nan memberitahu hanya ingin tahu siapa
dalang dibalik semua ini. Seung Jae mengertikan Hong Nan itu sengaja datang ke
Mall hari ini. Hong Nan memberitahu kalau ia sudah mengetahui siapa pelakunya.
“Yang pertama.... Si kunyuk itu ketakuan melihat Lee Yi
Yeon dan ternyata benar, lalu seorang yang bertemu Na Suk Chul itu menyuruh untuk mengalahkan
Yoo Hyuk. Lalu yang Tiga, orang di belakang Na Suk Chul adalah otak di balik kejadian
yang menimpa Yi Yeon.” Kata Hong Nan yakin
Han Na dengan mata berkaca-kaca memohon pada Presdir Cha
kalau ayahnya itu tak bunuh diri, dan merasa yakin kalau ada yang salah dengan
kejadian ini semua karena ayahnya tak mungkin berpikir pendek. Presdir Cha
terlihat panik karena beberapa pengunjung berkumpul menyuruh Han Na melepaskan
tanganya.
Ji Hoon datang memberitahu Han Na tak boleh bersikap
seperti itu lalu meminta maaf. Presdir Cha bertanya siapa anak itu sambil
membersihkan jaketnya. Ji Hoon memberitahu Han Na adalah anak dari Mendingan
Young Soo. Han Na memberikan bukti kalau ayahnya yang membeli hadiah itu untuk
ibunya jadi tak mungkin bunuh diri.
Presdir Cha melihat semakin banyak orang berkerumun, Han
Na kembali memegang jaket Presdir Cha memohon agar menolongnya. Presdir Cha
langsung melepaskan tangan Han Na dan lmendorong tanpa belas kasihan. Han Na
merangkak sambil menangis mengambil kalung yang dibelikan ayahnya, tepat
dibawah sepatu.
Tangan Hae Joon mengepal dengan keras, matanya
berkaca-kaca melihat anaknya yang merangkak mengambil kalung. Han Na menangis
menatap pria yang disangka penguntit. Mata Hae Joon menatap penuh dendam pada
Presdir Cha, sementara Presdir Cha tersenyum licik melihat sainganya.
Epilog
Pesawat Hae Joon mendarat di pantai, Hae Joon pun memapah
si pilot di pinggir pantai. Ketika sampai membaringkan dipasir, si pilot
terlihat sudah tak bernyawa lagi. Hae Joon membuka kacamatanya, melihat
sekeliling hanya ada karang dan tebing. Terdengar teriakan “tidakkkkkkk” dari
sebuah pulau kecil dikelilingi oleh lautan.
bersambung ke episode 4
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar