Yoo Rim mengunakan pakaian dalamnya sambil menatap Ji Ho
bertanya bagaimana suhu tubuhnya apakah masih merasa kedinginan. Ji Ho
mengatakan sudah tidak lagi dan mengucapkan terimakasih. Yoo Rim tersenyum
sambil memegang pipi Ji Ho.
Terdengar bunyi pintu terbuka dan orang masuk ke dalam
rumah. Keduanya langsung panik, Yoo Rim bertanya suara apa tadi. Ji Ho
memberitahu Soo Hyun datang dan kebinggungan yang harus mereka lakukan
sekarang. Yoo Rim pikir sudah pasti mereka harus keluar dari kamar ini dan
memakai pakaianya.
Soo Hyun datang dengan wajah dingin, Ji Ho keluar dari
kamar menyapa Soo Hyun yang baru kembali dengan tersenyum menutupi rasa
gugupnya. Soo Hyun dengan wajah tanpa gairah mengatakan baru pulang lalu masuk
ke dalam kamarnya.
Ji Ho berlari masuk ke kamar memberitahu Yoo Rim agar
keluar kamar, dengan mengendap-ngendap mereka berjalan tapi Soo Hyun kembali keluar kamar dan berpapasan
dengan keduanya.
“Kau ada di sini, Yoo Rim?” ucap Soo Hyun, Yoo Rim mengangguk dengan wajah malu.
Soo Hyun seperti tak peduli dan langsung pergi ke dapur.
“Apa dengan dia? Dia tidak berpikir ini aneh bahwa aku masih dirumahnya tengah malam?” kata Yoo Rim binggung
“Hal pertama yang harus dilakukan, meninggalkan rumah segera” ucap Ji Ho mengajak Yoo Rim cepat pergi.
Soo Hyun menuangkan air dingin dari botol ke dalam gelas
untuk menghilangkan rasa hausnya, ketika akan mengembalikan ke dalam kulkas
melihat ada botol soju. Ia menuangkan sedikit ke dalam gelas bekas minum airnya
lalu meminumnya sekali teguk.
Ji Ho pulang setelah mengantar Yoo Rim dan mencari Soo
Hyun dalam kamarnya tapi tak ada. Ketika berjalan di dapur, Soo Hyun sudah
tergeletak di lantai tak sadarkan diri. Akhirnya ia mengendong Soo Hyun
membawanya ke dalam kamar.
Soo Hyun benar-benar tak sadarkan diri walaupun hanya
menegus satu gelas soju, Ji Ho heran dengan Soo Hyun yang minum alkohol, padahal sudah tahu kalau kekuatan minumnya itu sangat
rendah.
Hye Rim menerima telp dari Ketua Kim dengan wajah
bahagia, setelah itu ia berjalan ke sebuah restoran diantar oleh pelayan. Soo
Hyun dan Hye Rim kaget melihat keduanya kembali bertemu setelah putus, Ketua
Kim merasa
harus membayar
utang kepada Dr. Choi juga dan bertanya apakah tak masalah jika Soo Hyun bergabung
dengan mereka. Hye Rim dengan senyuman menutupi kalau tak masalah lalu duduk
disamping Soo Hyun.
“Nona Go... Bisakah
kau membantuku? Ini adalah orang yang ingin menikahi putriku. Apa kau bisa
melihat kepribadian orang itu?” ucap Ketua Kim memperlihatkan foto dan juga
biodatanya pada Hye Rim.
“Aku yakin bahwa kau akan tahu juga, karena kau psikolog, kan? Mengapa kalian
berdua tidak menceritakan saja pendapat
tentang dia?” ucap Ketua Kim pada Soo Hyun
“Aku pikir itu jauh dari jangkauan untuk meminta psikolog dengan membedakan karakter seseorang dari foto.” Ucap Soo Hyun dingin
“Dia tampak seperti orang yang manis, melihat bahwa ia memiliki mata teduh dan kenyataan dia telihat kaku saat berpose untuk ID foto, itu sebagai bukti bahwa dia bukan orang licik. Ada yang sedikit
mengganggu bahwa dia dibesarkan
oleh seorang ibu tunggal, tapi ... surat yang
pernyataan yang dibuatnya sangat menakjubkan juga!” komentar Hye Rim terpesona.
“Dia tampaknya seperti orang perhatian, melihat dari
banyaknya menjadi relawan dan juga seperti pria yang layak
dimataku. Tapi dibandingkan itu semua yang paling penting adalah orang itu yang
disukai oleh Yun Woo.” Kata Hye Rim dengan senyuman, Soo Hyun langsung
mengambil biodata dari tangan Hye Rim.
“Tidak semua orang dengan mata teduh adalah orang
baik, ada banyak penjahat dengan bentuk mata seperti itu. Dan juga,
karena telah dibesarkan oleh
seorang ibu tunggal ... Ini menjadi fakta yang membuktikan
bahwa hubungan
dari satu orang saja, tidak
berhubungan dengan suatu keberhasilan
individu itu sendiri.” Jelas
Soo Hyun memberikan biodata pada Tuan Kim
“Selain itu, meminta seorang peramal
untuk menilai
dia adalah kesalahan dalam dirinya sendiri. Peramal
melihat rincian dan
membuat tebakan informasi, dan itu menurutnya yang terbaik. Tidak ada cara dari mereka yang benar-benar
mengetahui orang itu sebenarnya.” Jelas Soo Hyun menyindir Hye Rim
Tuan Kim tertawa mendengarnya melihat kepribadian Soo
Hyun sama
seperti sebelumnya, dan mengatakan sangat menghormati
pendapat keduanya dan akan bertemu dengan calon menantunya itu, lalu menawarkan
Hye Rim untuk ikut bersamanya juga.
Hye Rim pikir tak akan punya waktu karena akan
meninggalkan kafe. Tuan Kim heran menanyakan alasan dan
berpikir terjadi sesuatu. Hye Rim
mengaku memang terjadi sesuatu dan
menceritakan ada
seorang senior di Daejeon yang
melatihnya meramal jadi
meminta bantuanya karena awal tahun ajaran baru sebagai puncak musim nya dan mungkin tidak akan datang kembali.
Tuan Kim makin heran Hye Rim yang tak akan kembali lagi,
Hye Rim menjelaskan seniornya itu akan berimigrasi ke Australia segera, dan memintanya untuk mengambil alih cafe, ditambah akan
lebih banyak mendapatkan uang ditempat itu daripad di cafenya sekarang jadi berpikir
akan pindah
ke sana secara permanen. Tuan Kim tak percaya dan mengaku
merasa kecewa. Soo Hyun terdiam mendengarnya keputusan Hye Rim yang benar-benar
akan meninggalkanya. Tuan Kim pikir Hye Rim akan tetap datang menemuinya jika
diminta untuk datang.
Soo Hyun menyalakan musik didalam kamarnya sambil
menuangkan secangkir teh dari teko menikmati nyanyian musik klasik, menutup
matanya agar bisa tenang.
Ponselnya tiba-tiba berdering, Ji Ho menelp dengan wajah
panik memberitahu Hye Rim sudah berkemas
dan pergi sekarang. Soo Hyun kaget karena Hye Rim
benar-benar pergi secepat itu.
Ji Ho membantu membawakan koper ke depan cafe, Hye Rim meneleh ke arah belakang, Yoo Rim
dengan nada tinggi memberitahu So Hyun itu tak datang berkerja jadi kakaknya
tak perlu berlama-lama lagi dan menoleh kebelakang terus. Ji Ho memberitahu
kalau Soo Hyun akan segera datang.
“Apa yang akan dia lakukan ketika tiba di sini? Apakah dia akan memegang dan memohon untuk tidak meninggalkan atau dia akan
berlutut? Soo Hyun akan pernah melakukan hal-hal seperti itu! Tapi walaupun jika dia melakukannya, Kakakku itu tetap
meninggalkan.” Ucap Yoo Rim dan menanyakan pada
kakaknya kalau Hye Rim tak akan pernah menoleh ke belakang.
“Tentu saja!” kata Hye Rim yakin walaupun hatinya terlihat tak begitu
yakin lalu pamit pada Ji Ho dan berjanji akan menelp adiknya kalau sudah sampai
lalu membawa kopernya untuk pergi meninggalkan cafe.
Soo Hyun mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan
menelp adiknya menanyakan kemana perginya Hye Rim. Adiknya nampak binggung, Soo
Hyun menanyakan nama tempat perginya Hye Rim.
Hye Rim sudah sampai diterminal bus membeli tiket ke
Daejeon. Soo Hyun sampai diparkiran dan meninggalkan mobilnya begitu saja dan
langsung berlari. Hye Rim berjalan menuju bus dan sempat melihat kebelakang
seperti berharap Soo Hyun datang.
Soo Hyun tiba di terminal bus dan menanyakan bus yang
berangkat ke Daejeon. Petugas yang
memeriksa tiket memberitahu sudah berangkat beberapa menit sebelumnya. Soo Hyun
hanya bisa diam dengan nafas terengah-engah.
Prof Bae berjalan dilorong sekolah, menceritakan kalau
itu sekolah dasarnya dulu dan hanya bersekola sampai kelas lima lalu pindah ke
Seoul. Seung Chan mengerti karena itu Prof Bae seperti punya kenangan di pulau
Jeju. Keduanya masuk keruang musik, Prof Bae melihat piano yang ada didepanya.
“Itu membuat aku merasa
bernostalgia dan juga bisa berlatih, Kau ingin
mendengarkan aku bermain piano?” ucap Prof Bae.
“Apa Kau bisa bermain piano juga Prof?”
kata Seung Chan tak percaya
“Aku belajar sebentar, jadi bukan seorang profesional, Tapi aku berlatih keras!” cerita Prof Bae dan mulai memainkan pianonya.
Seung Chan terdiam mendengar permainan yang dimainkan
Prof Bae.
Flash Back
Prof Bae mendengarnya musik
klasik dari earphone lalu memberitahu Seung Chan judulnya "Well-Tempered
Clavier" oleh Bach
dengan melodinya
memainkan Ave Maria. Seung
Chan pun terlihat senang karena kedengarannya sangat bagus menurutnya akan terdengar indah sekali
kalau wanita yang memainkannya.
Seung Chan terdiam karena Prof Bae belajar bermain piano
dengan mainkan musik yang disukainya. Di tengah-tengah, Prof Bae tersenyum
karena lupa dengan nada yang dimainkanya. Seung Chan tersenyum bertanya apakah
lagu itu yang disukainya dulu. Prof Bae membenarkan kalau itu musik yang
disukai Seung Chan. Seung Chan merasa terharu dengan senyuman bahagia.
“Maafkan
aku karena menyukaimu” ucap Prof
Bae dengan wajah tertunduk
“Ahh....Tidak... tidak apa-apa! kenapa kau bilang
begitu?” kata Seung Chan yang tak ingin membuat Prof Bae sedih
“Aku bermaksud merahasiakannya,
menguburnya di dalam diriku seperti sebuah
harta karun” cerita Prof Bae, Seung Chan terdiam
mendengarnya.
Seung Chan seperti tak ingin membahasnya dan mengajak
Prof Bae untuk memainkan lagu berjudul "sumpit?" Prof Bae mengaku hanya bisa bermain sedikit. Seung Chan
duduk disamping Prof Bae memberitahu hanya bisa memainkan dengan
dua jari jadi meminta Prof Bae untuk memainkan yang lainya. Prof
Bae menganguk mengerti, keduanya bermain piano bersama dengan wajah bahagia.
Hye Rim kembali mengunakan bahasa prancisnya untuk
meramal dan kipasnya, Pelanggannya bertanya bisakah
puterinya masuk ke universitas di Seoul
tahun depan. Hye Rim mengatakan menurut Marie
Antoinette pelanggannya itu terlalu
menekan anaknya jadi harus lebih sedikit membebaskan anaknya.
“Apa? meski begitu, aku ini ibunya!” kata pelangganya
menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
“Dia bilang untuk tidak mengatakan
hal seperti "aku
percaya padamu," "berusahalah dengan keras," atau "semuanya akan
baik-baik saja.". Anakmu
mungkin sudah merasakan banyak tekanan kalau
kau terlalu mengendalikannya sebagai ibunya, itu akan terasa lebih berat
baginya jadi buat
dia merasakan cintamu, tapi tutup mulutmu, mengerti?” saran Hye Rim, pelangganya pun bisa mengerti.
Hye Rim mengeluh kelelahan di meja kasir bertanya pada
temanya berapa lagi yang harus diramal. Temanya memberitahu masih ada tiga
orang lagi tapi ada lima orang lagi yang akan datang dua jam
setelah itu. Hye Rim tak percaya banyak pelanggan sampai tidak
punya waktu untuk makan.
“Tapi,... apa kau tertarik dengan
kencan buta? Ini adalah adik temanku, Dia seorang yang tampan dan
memiliki restoran yang besar Dan
dia punya dua mobil dan anak!” ucap temanya, Hye Rim
menjerit karena di kenalkan pria yang memiliki anak dan juga duda.
“Tentu saja! Apa kau berusaha
berkencan dengan pria normal padahal kau juga janda? kau akan dihukum kalau kau
serakah!!! Kau harus punya standar, tapi kau
juga harus tahu batasmu” tegas temanya lalu kembali
melayani pelanggan.
Hye Rim terdiam karena selama ini berhubungan dengan Soo
Hyun yang belum menikah dan memiliki anak sekarang ditawari kencan buta dengan
pria beranak dan seorang duda.
Hye Rim minum bir sendirian dalam kamarnya, lalu melihat
foto bersama Soo Hyun saat di restoran Prancis, senyuman keduanya tampak sangat
bahagia tapi ternyata itu semua palsu.
Soo Hyun diatas tempat tidurnya menaruh ponsel, ketika
akan mematikan lampu pesan masuk kedalam ponselnya. Ibunya mengirimkan pesan “Soo
Hyun, maafkan aku, ini semua salahku. Aku tidak akan
memintamu untuk memaafkan aku, jadi bisakah kau menemuiku sekali lagi?” Soo
Hyun hanya membaca lalu menghapusnya.
Setelah itu mematikan lampu dan berusaha untuk tidur,
tapi akhirnya ia tak bisa tidur dan memilih untuk menyalakan kembali lampunya
dan menelungkupkan badanya dan membaca buku.
Ji Ho sedang membuat salad dan bertanya apakah Soo Hyun
tak makan. Soo Hyun mengatakan tak ingin makan sambil mengambil air putih
didapur. Ji Ho khawatir karena Soo Hyun belum makan apapun dari kemarin. Soo
Hyun melirik sinis merasa baik-baik saja dan menyuruh Ji Ho agar pasienya
segera disuruh masuk apabila sudah datang. Dengan wajah khawatir, akhirnya Ji Ho menelp Seung Chan
menceritakan keadaan Soo Hyun sekarang.
Prof Bae berdiri di pinggir pantai, Seung Chan datang
membawakan payung karena turun hujan rintik-rintik. Prof Bae bertanya kenapa
Seung Chan tiba-tiba ingin pergi ke pantai. Seung Chan terdiam mengingat ucapan
Soo Hyun saat di mobil.
“Dengan memikirkannya, aku
rasa kau juga disebut dalam daftar keingiannya. Dia ingin berjalan di sepanjang pantai di Pulau jeju dan
mengumpulkan kerang Sambil bergandengan tangan dengan pria tampan”
Tapi Seung Chan tak membahasnya dengan trik sulap
seolah-olah mendapatkan sesuatu dari belakang kepala Prof Bae, menemukan sebuah
kerang yang bentuknya sangat cantik. Prof Bae melihat bentuk kerang yang sangat
cantik ditanganya.
Seung Chan pun meminta agar Prof Bae memengan lenganya,
Prof Bae menolak karena tak enak hati. Seung Chan menariknya karena menurutnya
itu yang seharusnya dilakukan orang-orang ketika berada di pantai.
Dengan malu-malu Prof Bae merangkul lengan Seung Chan dan berjalan bersama.
“Apa saja yang ada di dalam daftarmu, Prof Bae?”
tanya Seung Chan
“Aku rasa Hal yang pertama sudah
terpenuhi, lalu aku ingin pergi ke
Machu Picchu di Peru, Las Vegas dengan memasang
taruhan 10 juta won, setelah itu Pergi
ke klub dan menari semalaman! Dan berbaring
di dalam igloo di Alaska dan melihat fajar” ungkap
Prof Bae
“Semua keinginan mu, kebanyakan
berada di luar negeri! kalau begitu, pertama-tama dan
terpenting, kau harus menuju ke bandara
Incheon Dan juga,
kau harus pergi ke Seoul kalau kau bermaksud mengepak barang-barangmu” ucap Seung Chan, Prof Bae diam dan melepaskan pegangan
tanganya.
“Jadi sepertinya kau tidak punya
pilihan selain kembali ke Seoul bersamaku!”kata Seung
Chan merayu, Prof Bae menolak karena akan tetap tinggal di Jeju.
Seung Chan pikir tak ada yang bisa dilakukan Prof Bae di
Jeju jadi lebih baik kembali Ke Seoul bersama dan lagi mereka itu harus
membantu kakaknya, Prof Bae dengan wajah khawatir menanyakan apa yang terjadi
dengan Soo Hyun.
Yoo Rim berjalan masuk kedalam sebuah cafe, Hye Rim kaget
melihat adiknya yang datang dan langsung berpelukan. Yoo Rim menceritakan datang
ke Daejeon untuk melakuan shooting,
jadi sengaja mampir menemui kakaknya dan memperlihatkan bir
yang ada ditanganya.
Keduanya bersulang dikamar hotel, Hye Rim bertanya apakah
terjadi sesuatu di Seoul. Yoo Rim pikir tak ada yang terjadi dan memberitahu
Soo Hyun yang terlihat sangat terpukul dengan kepergian kakaknya, menurutnya
itu sangat hebat. Hye Rim merasa kalau Soo Hyun tak seperti itu maka bukan
seorang manusia namanya.
Soo Hyun menyetir mobilnya dengan wajah dingin dalam
hatinya bergumam
“Choi Soo Hyun,
jalan pikiranmu sedang tidak benar. Kau perlu sesuatu
sekarang. Sesuatu yang tidak akan mengkhianatimu atau
meninggalkanmu apapun yang terjadi Dan akan mengikutimu kemanapun kau pergi.”
Mobilnya berhenti tepat disamping pet shop, beberapa saat
kemudian seekor anak anjing sudah ada dirumah Soo Hyun dengan rumah dan pagar
agar tak bisa berlari jauh. Soo Hyun berpikir nama yang akan diberikan untuk
anak anjingnya. Nama yang terlintas adalah Go Hye Rim, tanpa sungkan ia pun pun
memanggil nama anjingnya Hye Rim.
Hye Rim mulai mabuk meminta adiknya memberikan ponselnya
agar bisa mengirimkan pesan pada Soo Hyun. Yoo Rim mengomel pada kakaknya yang ingin
menghubunginya lagi saat sedang mabuk dan
menegaskan kakakknya tak boleh mengirimkan pesan pada Soo Hyun.
“Yah....kau benar, kenapa aku harus
menghubungi bajingan itu? Katakan
padanya semoga hidupnya juga baik” ucap Hye
Rim lalu kembali minum bir.
Tapi beberapa menit kemudian, Hye Rim semakin mabuk dan
merengek meminta adiknya memberikan telpnya agar bisa menelp Soo Hyun karena
sangat merindukan suaranya. Yoo Rim memukul kakaknya kalau tak boleh
melakukanya.
Soo Hyun kembali berkerja dengan wajah lesu, pintu ruanganya
diketuk Seung Chan melonggokan kepalanya meminta kakaknya menebak siapa yang
datang kembali. Soo Hyun yang sedang tak enak hati enggan menanggapinya.
Prof Bae keluar dari belakang Seung Chan dengan senyuman
bahagia menyapa Soo Hyun dari depan pintu. Soo Hyun yang terlihat lesu langsung
sumringah melihat Prof Bae datang kembali ke Seoul.
Prof Bae kembali keruangan melihat barang-barangnya belum
dibereskan, dalam pikirannya Soo Hyun mungkin
saja memasukan ke dalam lemari penyimpanan semua
barang-barangnya. Soo Hyun tersenyum karena merasa yakin Prof Bae akan kembali.
Prof Bae langsung membahas Soo Hyun yang putus
dengan Hye Rim. Soo Hyun membenarkan karena
Hye Rim mengetahui tentang eksperimentnya.
“Aku dengar dia pindah ke Daejeon. Bukahkah seharusnya kau
menemuinya?” kata Prof Bae duduk kembali di meja
kerjanya.
“Dia hanyalah subyek percobaan,
jadi terserah sajalah” kata Soo Hyun tak peduli
“Apa kau makan dan tidur dengan
baik?” tanya Prof Bae, Soo Hyun mengaku baik-baik saja dengan
senyuman dipaksakan.
“Apa kau berbohong padaku, ataukah
itu adalah kejujuran? Aku
rasa setidaknya menangis pada situasimu sekarang ini, adalah
respon yang normal” komentar Prof Bae
“Aku benar-benar bukan tipe orang
yang suka menangis” jelas Soo Hyun
“Apakah pertemuanmu dengan ibumu
berjalan dengan baik? Kau
harus mengerti dia, dia juga...” kata Prof Bae yang
langsung disela oleh Soo Hyun yang terlihat gugup dengan mengusap bibir dengan
tanganya.
“Aku tahu, bahwa dia hanyalah
manusia biasa Aku tidak
pernah mengharapkan semua ibu sempurna, karena mereka hanyalah manusia biasa Dan dia mungkin memarahiku karena
kesalahanku saat dia meninggalkan aku” cerita Soo
Hyun
“Kau mengatakan semua yang ingin
aku katakan,Tapi
bagaimana perasaanmu sekarang? Kau
mungkin berpikir begitu, tapi perasaanmu adalah masalah lain.”kata Prof Bae, Soo Hyun menatap kearah lain seperti tak
ingin terbaca tentang perasaanya oleh Prof Bae
“Perasaan adalah hal yang paling berpengaruh
lebih daripada yang kau pikirkan Kau
tidak bisa menyelesaikannya hanya dengan mengerti secara logika kalau kau terus menahan
perasaanmu seperti ini, kau mungkin saja akan meledak. Hal yang sama juga berlaku untuk
situasi dengan Hye Rim dan ibumu” jelas Prof
Bae, Soo Hyun merasa bisa mengatasi dan mampu
menahannya
Soo Hyun memberikan anjingnya makan, lalu mengelus
badanya karena makan sangat lahap. Tiba-tiba ia berbicara dengan anjing yang
ingin jalan-jalan. Lalu bertanya kemana mereka akan pergi, seperti anjingnya
sedang membisikan tujuanya, Soo Hyun berkata kalau itu terlalu jauh.
“Tapi kau masih mau tetap pergi
apapun yang terjadi?” ucap Soo Hyun seolah-olah
anjingnya itu memaksa untuk pergi.
“Aku tidak bisa berbuat apa-apa
kalau begitu, kalau kau benar-benar ingin pergi, ayo kita pergi” kata Soo Hyun
Ia membungkus anjingnya dengan syal dan menyalakan
mobilnya lalu mengajak anjingnya itu pergi ke tempat yang dinginkan.
Hye Rim melirik sinis melihat Soo Hyun datang ke cafenya,
lalu bertanya bagaimana ia bisa datang ke tempat kerja barunya. Soo Hyun
mengatakan mendapatkan alamat dari adiknya dan datang
kesini membawa anjingnya berjalan-jalan. Hye Rim mengejek alasan Soo Hyun yang
jauh-jauh datang ke Daejeon hanya untuk mengajak anjingnya jalan-jalan.
Soo Hyun pikir itu tak aneh, Hye Rim heran kalau Soo Hyun
mengangap itu sesuatu yang normal. Soo
Hyun tetap mengatakan kalau anjingnya itu yang ingin jalan-jalan. Hye Rim
bertanya kenapa membawa anjing dipelukanya. Soo Hyun menceritakan baru saja mengadopsinya, namanya
Go Hye Rim. Hye Rim menghela nafas kesal karena Soo
Hyun memberi nama sama dengan namanya.
“Apa kau menyukai tempat kerja
barumu? Yahh.... Suasananya bagus Ah....foto burung camar, itu bagus karena benar-benar memberikan perasaan
bebas saat melihatnya jadi
itu pasti berhasil dengan baik dalam menyelesaikan semua masalah pelanggan di
sini.” Ucap Soo Hyun melihat gambar di dekat piano
“Kenapa tiba-tiba kau kaku sekali? Apa kau gugup atau semacamnya?” tanya Hye Rim melihat Soo Hyun tak seperti biasanya.
“Tidak, memangnya kenapa dengan sikapku?” kata Soo Hyun dan langsung meminta secangkir kopi untuk
menutupi rasa gugupnya. Hye Rim terus menatap Soo Hyun yang sibuk memeluk
anjingnya.
Hye Rim membawakan secangkir kopi, Soo Hyun tiba-tiba
langsung menarik tanganya, meminta untuk diramal. Hye Rim terlihat binggung
karena Soo Hyun selama ini tahu segalanya. Soo Hyun tahu kalau semua yang
dilakukan Hye Rim itu bohong tapi menurutnya Hye Rim itu punya
insting yang bagus
“Kau pikir apa yang akan terjadi
padaku mulai dari sekarang? apakah
semuanya akan berjalan dengan baik bagiku? ” tanya Soo Hyun, Hye Rim
duduk didepan Soo Hyun.
“Aku tidak tahu masa depanmu, tapi
aku rasa bisa tahu
bagaimana perasaanmu sekarang. Kau
datang kesini bukan untuk jalan-jalan, kau datang kesini untuk menemui aku, harga dirimu tidak membiarkanmu
mengunjungiku secara terus terang jadi
kau membuat alasan yang tidak masuk akal tentang anak anjing ini.” ucap Hye Rim blak-blakan.
“Sikapmu sama saja seperti
sebelumnya, kau
merasa akan kehilangan kendali kalau kau menunjukkan perasaanmu yang sebenarnya Dan kau takut kau akan hancur,
maka kau membuat pertahanan, benarkan?” kata Hye Rim
“Itu benar... Kalau begitu, apa yang harus
kulakukan?” tanya Soo Hyun
“Aku akan mengatur kencan buta dan akan mencari pria yang benar-benar
berbeda darimu lalu memulai
kehidupan yang baru jadi
tidak ada yang bisa kau lakukan padaku” tegas Hye
Rim lalu memilih pergi meninggalkan Soo Hyun
Hye Rim baru selesai dari dapur dan melihat Soo Hyun
sudah tak ada dimejanya, wajahnya sedih karena Soo Hyun pergi begitu saja. Soo Hyun
sudah mengendarai mobilnya, anjingnya di biarkan duduk dengan mengunakan sabuk
pengaman.
Didalam kamar hotelnya, Hye Rim meminum bir menatap
ponselnya melihat nama Soo Hyun yang masih tersimpan, seperti ingin menelpnya
tapi menyadarkan dirinya kalau semua yang dilakukan oleh Soo Hyun padanya. Sementara
Soo Hyun kembali menuliskan jurnal eksperimentnya.
“Aku melakukan
sesuatu yang tidak seperti diriku. Aku memastikan
bahwa mencari tahu subyek percobaan sudah berakhir, Itu membuang-buang
uang dan juga waktu, hanya ada satu cara untuk menghalangi dopamine
merajalela di tubuhku yaitu dengan terus bekerja, mari kita mulai yang
baru.”
Dibagian bawah tertulis [Rencana baru untuk fase kedua dari
percobaan utama]
Seung Chan, Ji Ho dan Yoo Rim makan malam bersama
direstoran. Seung Chan membahas tentang kakaknya sedang dalam suasana buruk
sekarang bahkan jarang tidur belakangan ini. Ji Ho membenarkan menurutnya Soo Hyun setidaknya bisa mematikan lampu lalu
tertidur tapi sekarang hanya akan membaca semalaman
“Apa gunanya mengkhawatirkan pria
seperti dia? Dia
melakukan percobaan pada kakakku!” kata Yoo
Rim kesal lalu tersadar Seung Chan itu adik dari Soo Hyun.
Ponsel Yoo Rim berbunyi, lalu menjerit memberitahu ada
pengumuman. Seung Chan bertanya pengumuman apa, Yoo Rim memberitahu tentang hasil
dari festival film documenter dan ia sudah memfilmkan Ji Ho dan mengirimkanya.
Ia langsung menjerit setelah membaca [Penghargaan tertinggi : "Antara kecerdasan dan kebodohan"
oleh Go Yoo Rim] Seung Chan dan Ji Ho ikut
senang karena Yoo Rim bisa menang, lalu Seung Chan pikir mereka harus membeli
kue untuk merayakannya. Yoo Rim pikir tak perlu karena tak percaya dengan hal
seperti itu, menurutnya menang saja sudah luar biasa baginya.
Yoo Rim memeluk Ji Ho karena sangat bahagia dan akan
mentraktir semua makanan kali ini. Seung Chan pikir lebih baik membelikan kue
untuk merayakan dan keluar dari restoran. Yoo Rim dan Ji Ho
berjingkrak-jingkrak gembira, tiba-tiba keduanya saling menatap dan langsung
berciuman. Beberapa orang dicafe terlihat kaget karena ada pasangan yang
berciuman didepan umum.
Seung Chan datang membawaka kue, bibi penjaga meminta
tolong pada Seung Chan agar melakukan sesuatu pada mereka
berdua. Seung Chan nampak binggung, Bibi penjaga memberitahu
keudanya sudah cukup lama dan terlalu memalukan untuk dilihat. Seung Chan meminta maaf dan berjalan ke mejanya.
Yoo Rim dan Ji Ho masih saja berciuman tanpa peduli
dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Seung Chan mengetuk meja untuk
menyadarkan keduanya kalau ia sudah datang, tapi keduanya tetap saja berciuman.
Akhirnya Seung Chan memilih untuk meninggalkan keduanya saja.
Soo Hyun dengan kepala tertunduk seperti sedang berpikir
menyuruh Ji Ho untuk mencari subyek yang tidak mengenal mereka untuk fase kedua dengan alasan eksperimentnya gagal lalu mengubah kalimatnya
kalau dibatalkan tentang eksperiment sebelumnya dikarena Go
Hye Rim terlalu dekat dengan meeka
“jadi kau harus menemukan
seseorang yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan kita” tegas Soo Hyun mengingatkanya.
“Baiklah, tapi.... dokter, hipotesa bahwa semua
wanita tidak pernah jatuh cinta, aku
merasa wanita bisa melakukannya,
bahkan jatuh cinta”kata Ji Ho, So Hyun
menanyakan alasannya
“Aku berkencan dengan Yoo Rim
Noona. Tapi saat
aku melihatnya, sepertinya perasaannya tulus padaku.” Kata Ji Ho yakin
“Itu hanya akan bertahan selama
tiga tahun dan itu semua Cinta
palsu, hanya karena hormon dan masalah sebenarnya akan datang
setelahnya. Apa kau
percaya diri dia akan terus mencintaimu setelah tiga tahun? kalau memang iya, buktikan” ucap Soo Hyun, Ji Ho pun hanya bisa tertunduk diam.
“Semua wanita membuang pria dalam
kehidupan mereka jadi
pasti kau juga....” kata Soo Hyun terhenti karena mendengar ada pesan
masuk kedalam ponsenya.
“ Soo
Hyun, ini ibumu. Mari kita bertemu sekali saja, ya? Aku di
restoran pasta tempat kita makan dulu, aku akan menunggumu di sini.”
Soo Hyun duduk dengan wajah tegang melihat ke arah jam
sudah pukul 5, diponselnya masih terlihat pesan dari ibunya dan balasanya
adalah “Datanglah ke kantorku jam 5 sore.” Tapi sang ibu belum juga datang.
Ji Ho mengetuk pintu memberitahu ibunya dan mengubah
panggilan kalau Nyonya Seo sudah datang. Soo Hyun dengan tatapan dingin
mengangguk seperti mempersilahkan masuk kedalam ruanganya.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar